SEMADI 2 | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 29 MEI 2017
143
PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI
Oleh:
Ni Wayan Sariani Binawati Fakultas Dharma Acarya
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar E-mail: wsbinawati@yahoo.com
Abstrak
Penulisan artikel ini bertujuan untuk menguraikan proses belajar mengajar yang efektif, inovatif, progresif dan kontekstual khususnya pada anak usia dini agar para guru menyadari bahwa menjadi pendidik yang profesional itu memerlukan persiapan. Melalui artikel ini diharapkan para calon-calon guru menjadi pendidik yang profesional mampu menerapkan proses belajar mengajar yang efektif , dinamis, humanis tanpa tekanan dan menyenangkan dengan mengikuti langkah-langkah proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak sehingga siswa tumbuh menjadi anak yang cerdas, keatif dan termotivasi untuk belajar mengenal lingkungannya.
Kata Kunci : Pembelajaran, Inovatif, Progresif, Kontekstual I. Pendahuluan
Berhasil mendidik siswa untuk meraih prestasi adalah harapan semua guru. Menjadi guru teladan, idola para siswa merupakan salah satu impian dari para guru. Untuk mewujudkan semua impian tersebut memerlukan proses, waktu, dan kesabaran. Sebagai seorang guru harus memiliki kecerdasan, kemampuan untuk menerapkan berbagai strategi dalam proses belajar mengajar, melakukan pendekatan dan menerapkan metode-metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi serta perkembangan teknologi budaya saat ini.
Menurut Idi dan Safarina (2015 : 64) salah satu faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian guru akan menentukan seorang guru sebagai pendidik dan Pembina bagi anak didiknya atau sebagai penghancur bagi masa depan anak didik. Kepribadian sesungguhnya adalah abstrak, sulit dilihat secara nyata, yang dapat dilihat adalah penampilan atau bekasnya dalam berbagai aspek kehidupan seperti : perilaku, ucapan, cara bergaul, berpakaian atau ketika menghadapi masalah yang berat maupun masalah yang ringan.
SEMADI 2 | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 29 MEI 2017 144
II. Pembahasan
Kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila proses belajar-mengajar berlangsung tanpa tekanan, tidak ada hambatan, guru sebagai sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dapat merasakan kenyamanan pada saat berada di kelas maupun masyarakat di luar kelas. Untuk menjadi seorang pendidik yang profesional, disegani oleh siswa maupun masyarakat memerlukan proses. Agar pelaksanaan proses belajar-mengajar berlangsung efektif diperlukan beberapa persiapan, diantaranya : sebagai seorang pendidik harus memiliki wawasan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan faktor-faktor pendukungnya.
Kualitas proses pendidikan juga dapat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Dari beberapa jenis pendekatan yang ada salah satunya yang cocok dipakai adalah pendekatan sistem. Sebab sistem adalah komponen-komponen yang saling mempengaruhi dan berkaitan antara unsure yang satu dengan unsure-unsur yang lainnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Wina (2013:51) mengapa pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem? Karena pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran melibatkan beragam komponen. Semua guru wajib memahami sistem maka guru juga mengetahui dan memahami mengenai tujuan dari pembelajaran dan hasil yang akan diinginkan. Karena itu rancangan dan rencana suatu proses pembelajaran dilakukan melalui sistem.
Wina (2013) juga mengatakan bahwa proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan,karena pendekatan sistem memiliki daya ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran. Sebab perencanaan disusun untuk memperoleh hasil yang optimal melalui sistem perencanaan yang matang.
2. Setiap guru akan dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan melalui sistem perencanaan yang sistematis.
3. Guru jugua dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan melalui sistem perencanaan ini
Langkah selanjutnya, apa yang harus dilakukan agar proses pembelajaran dengan pendekatan sistem ini dapat berhasil dengan baik? Agar proses pembelajaran berlangsung dinamis, efektif dan menyenangkan, guru harus mampu menyusun langkah-langkah
SEMADI 2 | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 29 MEI 2017
145 proses pembelajaran mulai dari perencanaan, mencari
sumber-sumber informasi mengenai materi yang akan dibahas, menyiapakan sarana prasarana, mencari metode yang tepat agar tujuan yang diharapkan dapat terlaksana.
Selain itu motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru, karena pemahaman dan pengetahuan motivasi belajar siswa bermanfaat bagi guru untuk : (1) membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat belajar siswa untuk belajar sampai berhasil, membangkitkan jika belajar siswa tidak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajar siswa timbul tenggelam. Memelihara bila semangat belajar siswa telah kuat untuk mencapai tujuan belajar (2) mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas yang bermacam-macam seperti ada siswa yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatiannya pada pelajaran, ada yang hanya ingin bermain, ada yang memang bersemangat untuk belajar, dan beragam perilaku lainnya; (3) satu diantara bermacam-macam peran dan pendekatan belajar yang sesuai dengan mata ajar yang menjadi tanggung jawabnya; dan (4) memberi peluang bagi guru untuk memantapkan unjuk kerja dalam konteks rekayasa pedagogis sehingga guru membuat siswa berhasil dalam belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 86) dalam Sagala (2005 ; 112).
Menjadi seorang pendidik yang profesional harus bisa memahami kondisi siswa tersebut di atas. Menurut Lieberman (1956) dalam Mudlofir (2013 : 257) disebutkan bahwa salah satu esensi dari suatu profesi itu adalah pengabdian (the service to the rendered) kepada umat manusia sesuai dengan keahliannya. Karena itu betapa pentingnya upaya pembinaan aspek kepribadian (inklusif pembinaan sikap dan mental) sebagai sumber dan landasan tumbuh-kembangnya jiwa dan semangat pengabdian termaksud. Dengan demikian, maka identitas dan jati diri seorang tenaga pendidik yang profesional pada dasarnya akan ditandai oleh tercapainya tingkat kematangan kepribadian yang mantap dalam menampilkan kinerja profesinya yang prima dengan penuh semangat pengabdian bagi kemaslahatan umat manusia sesuai dengan bidang keahliannya.
Berdasarkan uraian di atas, seorang guru sekaliigus sebagai pendidik harus kreatif dan mengikuti perkembangan dunia peserta didik derta memahami kurikulum. Perkembangan selanjutnya adalah kurikulum 2013 sebagai hasil pembaruan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasrnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2015:11). Menurut Trianto (2015:13) satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan paradigm tersebut adalah ditemukan dan diterapkannnya model pembelajaran inovatif, progresif dan kontekstual atau lebih tepatnya disebut praktik belajar.
SEMADI 2 | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 29 MEI 2017 146
Bagaimana mendesain bahan ajar inovatif agar peserta didik dapat memahami suatu konsep atau teori dalam pembelajaran, khususnya anak usia dini? Trianto (2015:15) mengatakan bahwa model-model pembelajaran inovatif, progersif dan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam pembelajaran inovatif, progresif, kontekstual, aspek kognitif, afektif maupun aspek psikomotor semuanya dinilai. Pada anak usia dini penerapan pembelajaran inovatif, progresif, kontekstuall dapat dilakukan pada saat mengenalkan konsep tat twamasi dalam kehidupan bermasyarakat. Anak-anak diajak menonton rekaman aktifitas kegiatan sosial di masyarakat seperti pawai ogoh-ogoh, persiapan upacara piodalan, upacara tiga bulanan yang melibatkan anak-anak berupa tari-tarian (Dewa yadnya, manusa yadnya, pitra yadnya) dan lain-lain yang sudah disiapkan oleh guru. Atau rekaman-rekaman lain yang bernuansa kepedulian sosial, kebersihan lingkungan. Sikap tat twam as, toleransi, saling menghargai, saling menghormati, tolong menolong perlu ditanamkan sejak usia dini. Seteleh pemutaran film, anak-anak diajak berdiskusi (siswa diberikan kesempatan untuk memberikan komentar mengenai film yang diputar). Hal iini bertujuan untuk melatih siswa agar terampil berbicara, mampu berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik dan benar serta melatih keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapatnya sebagai pendidik, guru wajib merespon dengan memberikan motivasi berupa pujian atau penghargaan sehingga anak-anak terpacu untuk aktif mengikuti semua aktifitas di kelas.
Model lain yang dapat diterapkan dalam pembelajaran inovatif, progresif, konstekstuak ini adalah bermain peran. Anak-anak dilatih untuk mengenal lingkungan sekitarnya, misalnya tugas dan kewajiban dokter, polisi, pedagang, petani, guru dan pekerjaan yang lainnya. Semuanya memiliki tugas dan kewajiban yang saling berkaitan. Anak-anak dilatih untuk mengenal dan menghargai semua tokoh-tokoh tersebut tanpa mereka kehidupan ini tidak dapat berlangsung dan masih banyak lagi model-model pembelajaran inovatif, progresif, kontekstual yang dapat diterapkan pada anak usia dini untuk memotivasi anak agar menjadi kreatif, terampil belajar mengenal llingkungan sosial budaya, ekonomi dan mampu berprestasi.
III. Penutup
Kegiatan proses belajar mengajar inovatif, progresif, kontekstual dapat membantu siswa atau peserta didik memahami konsep karena proses pembelajrannya berlangsung kontekstual,
SEMADI 2 | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 29 MEI 2017
147 alamiah berkaitan langsung dengan kehidupannya sehari-hari
sehingga siswa mampu beroikir kritis dan termotivasi untuk lebih mengenal lingkungannya.
Daftar Pustaka
Ardy Wiyani Novan, 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Gara Media
Idi Abdullah H dan Safarina, 2015. Etika Pendidikan. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada
Mudlofir Ali. H dan Fatimatur Rusdiyah Evi Hj, 2016. Desain Pembelajaran Inovatif, Jakarta : PT Radja Grafindo Persada Sagala Syaiful H. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung : Alfabeta
Ibnu Badar Al-Tabany Trianto, 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta : Prenada Media Group
Sudarsana, I. K. (2015, June). Pentingnya Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter bagi Remaja Putus Sekolah. In Seminar
Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-1-5, pp. 343-349).
Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar.
Sanjaya Wina H, 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group