• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI FASILITAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN STUDI KASUS DI KELURAHAN TELUK LERONG ULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI FASILITAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN STUDI KASUS DI KELURAHAN TELUK LERONG ULU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2088-589X

IDENTIFIKASI FASILITAS PENANGGULANGAN

KEBAKARAN STUDI KASUS DI KELURAHAN TELUK

LERONG ULU

Husmul Beze Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jl. Samratulangi Sei Keledang Samarinda

e-mail: husmul@gmail.com

Abstrak

Intensitas kebakaran di Kota Samarinda sangat tinggi. Dalam empat tahun terakhir yaitu 2010, 2011, 2012 dan 2013 terdapat 366 kejadian kebakaran di Samarinda. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan. Tingginya kejadian musibah kebakaran di Kota Samarinda memerlukan fasilitas penanggulangan musibah kebakaran di seluruh bagian kota. Untuk melihat posisi, lokasi dan keadaan fasilitas penanggulangan musibah kebakaran yang telah ada perlu dilakukan pemetaan fasilitas penanggulangan musibah kebakaran. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data survei lapangan, data peta administrasi Kelurahan Teluk Lerong Ulu dari Bapeda Kaltim dan data Citra Quickbird tahun 2006. Untuk menampilkan data secara visual digunakan perangkat lunak ArcGIS 10. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa fasilitas penanggulangan musibah kebakaran di Kelurahan Teluk Lerong Ulu tidak memadai.

Kata kunci: SIG, pemetaan fasilitas kebakaran, teluk lerong ulu

Abstract

The intensity of the fire in the city of Samarinda very high. In the past four years, namely 2010, 2011, 2012 and 2013 there were 366 fires in Samarinda. This is of course very worrying. The high incidence of fires in the city of Samarinda require fire accident prevention facilities in all parts of the city. To view the position, location and circumstances of the fire disaster prevention facilities that have no need to do mapping fire accident prevention facilities. The data used in this study is the field survey data, map data administration Teluk Lerong Ulu and Quickbird Imagery Data in 2006. To visually display data used ArcGIS 10 software. Results showed that the fire accident prevention facilities in Teluk Lerong Ulu inadequate.

Keywords: SIG, pemetaan fasilitas kebakaran, teluk lerong ulu

1. Pendahuluan

Intensitas kebakaran di Kota Samarinda termasuk dalam kategori mengkhawatirkan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Kota Samarinda terlihat adanya tren kenaikan kejadian kabakaran. Secara berurut jumlah kejadian kebakaran itu antara lain tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 adalah sebanyak 82, 67, 105 dan 112 kejadian. Tingginya kejadian musibah kebakaran di Kota Samarinda memerlukan solusi segera. Salah satunya adalah penyedian fasilitas penanggulangan musibah kebakaran di seluruh bagian kota.

Kelurahan Teluk Lerong Ulu adalah salah satu contoh kelurahan padat di Samarinda. Sebagian besar rumah di kelurahan ini terbuat dari bahan tidak permanen dan semi permanen. Yaitu rumah yang seluruhnya terbuat dari bahan kayu atau campuran dari kayu dan semen. Selain itu di beberapa kawasan di Kelurahan Teluk Lerong Ulu seperti di sekitar Pasar Ijabah, Jalan Cendana, dan Jalan Pangeran Antasari memiliki tingkat kerapatan yang sangat tinggi. Lebar gang yang tersebar di Kelurahan Teluk

(2)

tiga unsur segitiga api penyebab kebakaran yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen dan suhu yang tinggi. Sebagaimana diketahui bahwa Kelurahan Teluk Lerong Ulu memiliki jumlah rumah semi permanen dan tidak permanen yang cukup banyak. Perumahan ini merupakan bahan baku yang sangat disukai oleh api karena mudah terbakar. Ditambah dengan adanya musim panas yang meningkatkan tempratur udara, menjadikan kelurahan ini sangat rentan tertimpah musibah kebakaran. Berdasarkan data BMKG Kota Samarinda suhu udara saat musim kemarau rata-rata berada di angka 360. Apalagi jaringan listrik yang menjadi penyebab utama musibah kebakaran terlihat semraut di beberapa kawasan.

Menurut (Anonim 2012), musibah kebakaran di Kelurahan Teluk Lerong Ulu sering terjadi 5 tahun terakhir ini sudah terjadi musibah kebakaran sebanyak 5 kali. Hal ini disebabkan oleh kesalahan manusia seperti konsleting listrik, ledakan gas dan lain lain. Selain itu musibah kebakaran yang terjadi di Kelurahan Teluk Lerong Ulu disebabkan oleh buruknya tata bangunan seperti jarak rumah yang terlalu dekat dan sebagian besar material rumah terbuat dari kayu.

Jumlah rumah yang terbakar pada setiap musibah kebakaran di Kelurahan Teluk Lerong Ulu selalu lebih dari lima rumah. Hal ini disebabkan oleh lambannya upaya penanganan terhadap kebakaran. Lambatnya upaya penanganan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain sempitnya akses jalan, jumlah alat pemadam yang terbatas, rasio alat pemadam dengan jumlah rumah yang tidak seimbang, dan belum ada manjeman penanggulangan musibah kebakaran yang baik. Untuk melihat fasilitas penanggulangan bencana kebakaran tersebut maka perlu dibuat peta fasilitas pendukung penanggulangan kebakaran.

Diharapkan penelitian ini memberikan informasi bagi masyarakat tentang fasilitas pendukung penanggulangan kebakaran yang terdapat di Kelurahan Teluk Lerong Ulu beserta posisi dan lokasinya. Selain itu peta fasilitas pendukung penanggulangan kebakaran di Kelurahan Teluk Lerong Ulu ini menjadi bahan masukan awal bagi pemerintah dalam mengembangkan tata kota yang aman dari musibah kebakaran.

2. Metode Penelitian

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli - Desember 2013 meliputi penyusunan proposal, pengambilan data lapangan, pengolahan data di laboratorium dan penyusunan laporan. 2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Teluk Lerong Ulu sebagai obyek yang dikaji. Data lapangan diolah di laboratorium Geomatika, Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. GPS (Global Positioning System) Navigasi b. Roll Meter

c. Alat tulis d. Komputer e. Buku catatan

2. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Peta dasar Kelurahan Teluk Lerong Ulu

b. Quickbird 2006

(3)

C. Prosedur Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Penelitian 1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan studi literatur tentang pendukung penanggulangan kebakaran di perpustakaan dan artikel yang ada di internet.

2. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi terhadap penanggulangan kebakaran di Teluk Lerong Ulu yaitu identifikasi data-data yang diperlukan untuk penelitian, metode pemetaan yang akan digunakan dalam penelitian dan cara pengambilan data penelitian.

3. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan alat GPS garmin. Data yang diambil dilapangan dalam kegiatan penelitian ini adalah mengambil titik koordinat yang merupakan point-point dan data atributnya. Data-data yang diambil dalam penelitian ini adalah :

a. Data Posisi puskesmas/ Rumah sakit b. Data posisi pos polisi

c. Data posisi Balakar

d. Data kondisi dan lebar jalan dan gang.

• Data lebar jalan dan gang diambil menggunakan meteran pada salah satu bagian tengah jalan/gang.

• Data kondisi jalan/gang dalam penelitian ini diambil dengan cara melihat kondisi kerusakan jalan/gang. Bila jalan dan gang banyak memiliki lubang maka jalan/gang dianggap rusak. e. Data posisi hidran air

4. Pengolahan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Data primer : data koordinat fasilitas pendukung penanggulangan kebakaran seperti data koordinat pos polisi, puskesmas, balakar, dan hidran air serta data atribut nama jalan dan lebar

START PENGOLAHAN DATA PEMBUATAN PETA PENULISAN/ DOKUMENTASI KI END PENGAMBILAN DATA IDENTIFIKASI MASALAH STUDI LITERATUR

(4)

b. Data sekunder : data batas administrasi kelurahan Teluk Lerong Ulu dan data jalan.

Lebih jelas mengenai proses pengolahan data dalam penelitian ini bisa dilihat pada diagram alir di bawah ini :

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data a. Data Fasilitas

Data fasilitas yaitu pengambilan titik koordinat berupa posisi puskesmas/rumah sakit, balakar, hidran air, dan pos polisi.

b. Data Jalan

Data jalan yang digunakan adalah data jalan hasil digitasi dari citra quickbird tahun 2006. Data jalan ini dilengkapi dengan data atribut yang berupa nama jalan, lebar, dan panjang jalan. c. Data batas administras

Data batas administrasi dalam penelitian ini adalah data peta batas administrasi Kelurahan Teluk Lerong Ulu dari BPN kaltim tahun 2013.

d. Data Atribut

Data atribut berupa nama dan lebar jalan yang ada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu. e. Overlay

Overlay adalah proses menggabungkan data batas administrasi, data jalan, data fasilitas dan atribut.

f. Query

Pada tahap ini melakukan proses menampilkan atribut-atribut data yang diperlukan yaitu : 1. Menampilkan fasilitas penanggulangan kebakaran di Kelurahan Teluk Lerong Ulu 2. Menampilkan jalan dan gang

g. Peta Informasi Fasilitas Pendukung Penanggulangan kebakaran

END

PETA INFORMASI FASILITAS PENDUKUNG PENANGGULANGAN KEBAKARAN KELURAHAN TELUK LERONG ULU

START

QUERY OVERLAY

DATA ATRIBUT (NAMA JALAN & LEBAR) PENGAMBILAN DATA

KOORDINAT (POS POLISI, PUSKESMAS, HIDRAN AIR BALAKAR) DENGAN GPS NAVIGASI PENGAMBILAN DATA JALAN DENGAN PROSES DIGITASI QUICKBIRD 2006 DATA BATAS ADMINISTRASI KEL. TELUK LERONG ULU

PETA ADMINISTRASI KOTA SAMARINDA MILIK BPN KALTIM

DATA FASILITAS DATA JALAN DAN GANG KEL. TELUK LERONG ULU

DIOLAH DENGAN ARCGIS DIOLAH DENGAN ARCGIS

DIGITASI DENGAN ARCGIS

DATA BATAS ADMINISTRASI

KEL. TELUK LERONG ULU

(5)

Hasil dari proses pengolahan data ini adalah peta fasilitas penanggulangan kebakaran yang berisi informasi tentang data jalan, data balakar, data hidran air, data puskesmas/rumah sakit, dan data pos polisi.

5. Pembuatan Peta

Pada tahap ini dilakukan proses layout terhadap semua data yang telah diolah pada perangkat lunak ArcGis. Adapun data-data yang akan dilayout dan dijadikan peta adalah

- Layer poligon batas administrasi Kelurahan Teluk Lerong Ulu - Melengkapi data atribut dari masing-masing layer

Langkah berikutnya dari proses pembuatan peta ini adalah mencetak peta dalam ukuran A4 dimana peta sudah dilengkapi dengan kelengkapan peta seperti judul peta, legenda, arah angin, sumber peta, skala, insert dan grid peta.

6. Penulisan / Dokumentasi

Pada tahap ini proses penulisan karya ilmiah yang ditulis dan diterbitkan untuk memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan.

3. Hasil dan Pembahasan A. Hasil

Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, ada lima fasilitas penanggulangan kebakaran yang berhasil diidentifikasi. Fasilitas tersebut antara lain :

1. Fasilitas Jalan dan Gang

Fasilitas jalan dan gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu ini sebagian besar sudah diaspal dan disemen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Tabel Kondisi Jalan dan Gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu

Sebagian gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu memiliki lebar lebih dari 3 meter. Gang dengan lebar tersebut mampu dilewati fasilitas mobil pemadam kebakaran. Untuk lebih jelas mengenai jumlah gang yang mampu dilewati mobil pemadam kebakaran bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Tabel Gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu

No Jalan/Gang Jumlah Aspal/Semen /Tanah Kondisi

1 Jalan 6 Aspal Bagus 1 Semen Bagus 2 Gang 4 Aspal Bagus

1 Aspal Tidak Bagus

41 Semen Bagus

9 Semen Tidak bagus

No Gang Jumlah

1 Gang yang bisa dilewati mobil pemadam kebakaran 28

(6)

2. Fasilitas Sumber Air

Fasilitas sumber air yang ada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu ada dua yaitu hidran air dan sungai. Hidran air penunjang penanggulangan kebakaran di Kelurahan Teluk Lerong Ulu hanya terdapat di Jalan Slamet Riyadi. Berdasarkan hasil survei jumlah hidran air yang ada di kelurahan ini hanya ada 10. Di Teluk Lerong Ulu terdapat tiga sungai yang bisa digunakan sebagai sumber air yaitu Sungai Mahakam, Sungai Karang Asam Besar dan Sungai Karang Asam Kecil.

3. Fasilitas Balakar

Kelurahan Teluk Lerong Ulu memiliki satuan penanggulangan bahaya kebakaran (balakar) yaitu di jalan Nusa Indah Rt.01. balakarcana milik Kelurahan Teluk Lerong Ulu ini memiliki fasilitas satu mesin penyemprot dan tiga orang personil.

4. Fasilitas Keamanan

Kelurahan Teluk Lerong Ulu memiliki satu fasilitas keamanan yaitu pos polisi di Jalan Slamet Riyadi.

5. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu berjumlah satu buah yaitu puskesmas Wonorejo yang terletak di Jalan Cendana.

Mengenai fasilitas – fasilitas yang ada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, untuk melihat lebih jelas mengenai gambaran fasilitas penanggulangan kebakaran bisa dilihat pada peta fasilitas pendukung penanggulangan kebakaran di Kelurahan Teluk Lerong Ulu berikut ini :

Gambar 3. Peta Fasilitas Penanggulangan Kebakaran Teluk Lerong Ulu B. Pembahasan

1. Fasilitas Jalan dan Gang

Seluruh jalan yang berada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu sudah teraspal dan terawat dengan baik. Jalan-jalan tersebut cukup representatif digunakan sebagai jalur transportasi untuk lalu lintas mobil pemadam kebakaran dan evakuasi korban kebakaran. Sebab seluruh jalan yang ada di kelurahan ini memiliki lebar lebih dari lima meter. Sementara itu kondisi gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu sebagian besar sudah disemenisasi. Namun tidak semua gang tersebut bisa dilalui kendaraan roda empat. Berdasarkan

(7)

inventarisasi saat penelitian ada 27 gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu yang tidak bisa dilewati oleh mobil pemadam kebakaran. Sebagian besar ada di sekitar Jalan Banggris dan Jalan Pangeran Antasari seperti Gang 6 Slamet Riyadi, Gang 1 Slamet Riyadi, Gang 1 Antasari, Gang 4 Antasari, Gang 5 Antasari, Gang 2 Banggris, Gang 3 Banggris dan lai-lain. Gang yang memiliki lebar kurang dari tiga meter ini tidak bisa digunakan untuk sarana pendukung penanggulangan kebakaran saat musibah terjadi. Jumlah gang yang representatif dilewati mobil pemadam kebakaran berjumlah 28 gang diantaranya Gang 8 Slamet Riyadi, Gang 6 Manunggal Slamet Riyadi, Gang 15 Cendana, Gang 12 Cendana, Gang Pondok Wira I, Pondok Wira II, Gang Gudang Garam, Gang Swarga Indah dan lain-lain. Kondisi gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu hanya sebagian kecil yang rusak. Hanya 10 gang dari 55 gang yang ada di kelurahan ini kondisinya rusak yaitu Gang 12 Cendana, Gang 1 Slamet Riyadi, Gang 2 Slamet Riyadi, Gang 3 Slamet Riyadi, Gang 4 Slamet Riyadi, Gang 6 Slamet Riyad,Gang 6 Banggris, Gang Kencana, Gang 5A Cendana, dan Gang Antasari. Kerusakan yang terjadi berupa lubang yang tersebar di sebagian besar gang. Kerusakan ini akibat umur semen gang di atas 5 tahun. Namun kerusakan gang tersebut tidak mempengaruhi akses mobil kebakaran untuk masuk sebab kerusakannya tidak parah.

2. Fasilitas Sumber Air

Jumlah hidran air yang ada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu sangat sedikit yaitu hanya 10 buah. Sebaran hidran air ini hanya terkonsentrasi pada dua tempat yaitu di sekitar Mesjid Islamic Center dan depot pertamina Jalan Slamet Riyadi. Di perumahan warga sendiri hidran air ini tidak tersedia sehingga pada kasus-kasus kebakaran yang pernah terjadi di pemukiman masyarakat hanya mengandalkan air selokan dan air tangki yang dibawa oleh mobil pemadam kebakaran. Kondisi ini tentu saja jauh dari kata ideal sebab mestinya disetiap gang memiliki satu hidran air. Padahal menurut Nisfi dkk (2008) bahwa fasilitas air hidran adalah variable sarana dan prasarana penting dalam proses penanggulangan kebakaran. Kelurahan Teluk Lerong Ulu memiliki tiga sungai yang bisa dijadikan sumber air pada pemadaman api. Sungai tersebut adalah Sungai Mahakam, Sungai Karang Asam Besar dan Sungai Karang Asam Kecil. Hanya Sungai Mahakam yang memiliki persediaan air besar setiap saat. Sementara Sungai Karang Asam Besar dan Sungai Karang Asam Kecil tidak memiliki persediaan air setiap saat. Sebab kedua sungai ini mengalami proses pasang-surut. Bila pasang air melimpah. Sebaliknya bila surut maka air kering sehingga tidak bisa diandalkan sebagai sumber air pada proses penanggulangan kebakaran.

3. Fasilitas Balakar

Dalam musibah kebakaran Balakar sangatlah berperan penting dalam suatu kebakaran. Di Kelurahan Teluk Lerong Ulu sendiri hanya terdapat satu buah Balakar, yang terletak di jalan Nusa Indah Rt. 01. Balakarcana yang ada di Kelurahan ini tidak memiliki fasilitas mobil pemadam kebakaran yang bisa bergerak leluaa ketika musibah terjadi. Selama ini petugas hanya mengandalkan alat mesin penyemprot dan gerobak. Balakarcana Teluk Lerong Ulu sudah memiliki nomor kontak yang bisa dihubungi sewaktu-waktu ketika musibah kebakaran terjadi. nomor tersebut adalah 081346308762/081346551367.

4. Fasilitas Keamanan

Dalam musibah kebakaran pengaturan arus lalu lintas dan jaminan keamanan dari aparat kepolisian mutlak ada. Di kelurahan teluk lerong ulu terdapat satu pos polisi pengatur lalu lintas. Sejauh ini pos polisi tersebut hanya berfungsi untuk pendukung aparat kepolisian dalam melakukan pengaturan arus lalu lintas. Pos polisi belum memiliki nomor telpon penting yang bisa dihubungi setiap saat jika terjadi musibah kebakaran. Selain itu pos polisi ini belum beroperasi 24 jam sehingga bila terjadi musibah kebakaran sewaktu-waktu belum bisa membantu pengamanan arus lalu lintas dan keamanan warga. 5. Fasilitas Kesehatan

Dalam musibah kebakaran fasilitas kesehatan sangat penting, untuk mengevakuasi korban-korban bencana kebakaran. Kelurahan Teluk Lerong Ulu memiliki satu buah sarana kesehatan yaitu puskesmas Wonorejo yang terletak di Jalan Cendana. Puskesmas Wonorejo memiliki tujuh buah fasilitas ruangan yang terdiri dari Poli Umum, Poli gigi, Poli Akses, Poli KB, Laboratorium dan Apotek. Selain itu Puskesmas Wonorejo memiliki sarana transportasi berupa satu buah mobil ambulan. Namun sejauh ini belum memilki fasilitas instalasi gawat darurat untuk korban bencana kebakaran. Selain itu puskesmas ini juga belum melakukan pelayanan 24 jam.

(8)

4. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, dapat disimpulkan bahwa fasilitas penanggulangan musibah kebakaran yang tersedia tidak memenuhi syarat yaitu :

1. Setengah jumlah gang di kelurahan ini tidak bisa dilalui mobil pemadam kebakaran. 2. Unit Balakarcananya hanya dilengkapi 3 personil, dan 1 mesin penyemprot.

3. Fasilitas sumber air yaitu hanya 10 hidran air yang berada di Jalan Slamet Riyadi. 4. Sarana medis Puskesmas Wonorejo, namun belum memiliki ruang gawat darurat. 5. Kelurahan Sarana keamanan berupa Pos Polisi belum beroperasi 24 jam.

Daftar Pustaka

[1] Agah R Heddy. Kerusakan Jalan : Akibat, Kesengajaan atau Dampak. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.Jakarta. 2009

[2] Banchnas. Penyebab Kerusakan Jalan. Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 2009

[3] Nisfi, S. dkk. Identifikasi kawasan rawan kebakaran. Universitas Lambung Mangkurat. 2008 [4] Prahasta, Eddy. 2001. Konsep – konsep dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung.

Infomatika. 2001

[5] Prawira, Windi Noermala. Klasifikasi kebakaran. FKM UI. 2009

[6] Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis : ARCVIEW Lanjut, Pemograman Bahasa Script Avenue. (Edisi revisi). Bandung. Informatika. 2004

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Penelitian  1.  Studi Literatur
Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data  a.  Data Fasilitas
Tabel 1. Tabel Kondisi Jalan dan Gang di Kelurahan Teluk Lerong Ulu
Gambar 3. Peta Fasilitas Penanggulangan Kebakaran Teluk Lerong Ulu  B.  Pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diumumkan bahwa berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Pokja ULP KPU Kabupaten Pangandaran, Nomor 602.2/13/Jasa Lainya/POKJA - ULP/KPU.PND Tanggal 13 Agustus 2015

In this paper, we bring forward a compact and hybrid feature description method, in order to guarantees desirable classification accuracy of the corners on the building roof

total penjualan minimal sama sesuai dengan data.. penjualan yang ada dengan persentase

Seiring berjalannya waktu pasca pemilihan kepala desa serentak 2016 di Kabupaten Halmahera Selatan terlihat bahwa di antara beberapa calon atau kandidat yang

Proses komunikasi dilihat dari unsur-unsur komunikasi terdiri dari penyuluh dan ketua kelompok tani sebagai komunikator; pesan yang disampaikan yaitu program

Minyak canola dapat diformulasikan dalam sediaan krim dengan tipe emulsi. m/a

Kombinasi ekstrak kulit jeruk bali dan susu tinggi kalsium berpotensi meningkatkan densitas tulang tikus betina terovariektomi karena adanya fitoestrogen yang

Sehingga, dalam perancangan pabrik asam laktat dari tongkol jagung ini, kami memilih untuk mempergunakan proses fermentasi secara konvensional yang sudah lama diterapkan