BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Sak
Sakit it punpungguggung ng mermerupaupakan kan salsalah ah satsatu u alaalasan san palpaling ing umuumum m oraorangng mengunjungi dokter mereka . Nyeri pungung bawah merupakan suatu keluhan mengunjungi dokter mereka . Nyeri pungung bawah merupakan suatu keluhan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi penderitanya. Salah satunya yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi penderitanya. Salah satunya adalah terjadinya nyeri pinggang bagian bawah adalah hernia
adalah terjadinya nyeri pinggang bagian bawah adalah hernia nucleus pulsosusnucleus pulsosus (HN
(HNP) P) yayang ng sebasebagiagian n besbesar ar kaskasusnusnya ya terterjadjadi i padpada a segmsegmen en lumlumbalbal. . NyNyerieri punggung
punggung bawah bawah merupakan merupakan salah salah satu satu penyakit penyakit yang yang sering sering di di jumpaijumpai masyarakat.
masyarakat. Nyeri
Nyeri penggung penggung bawah bawah dapat dapat mengenai mengenai siapa siapa saja saja tanpa tanpa mengenalmengenal jenis
jenis umur umur dan dan jenis jenis kelamin. kelamin. Sekitar Sekitar !"-#" !"-#" $ $ dari dari seluruh seluruh penduduk penduduk duniadunia pernah
pernah mengalami mengalami paling paling tidak tidak satu satu episode episode nyeri nyeri punggung punggung bawah bawah selamaselama hidupnya. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab hidupnya. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung (NP%) yang penting. Prevalensinya berkisar antara &-'$ dari nyeri punggung (NP%) yang penting. Prevalensinya berkisar antara &-'$ da
dari ri popopupulalasisi. . HNHNP P lulumbmbalalis is papaliling ng seseriring ng (("$"$) ) memengngenenai ai didiskskusus intervertebralis *-S& dan +-*. %iasanya N%P oleh karena HNP lumbalis intervertebralis *-S& dan +-*. %iasanya N%P oleh karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira ! minggu. ,indakan pembedahan jarang akan membaik dalam waktu kira-kira ! minggu. ,indakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu. elompok studi nyeri (pokdi nyeri) diperlukan kecuali pada keadaan tertentu. elompok studi nyeri (pokdi nyeri) P/0SS1 (Persatuan dokter spesialis sara2 1ndonesia) melakukan penelitian P/0SS1 (Persatuan dokter spesialis sara2 1ndonesia) melakukan penelitian pada
pada bulan mei bulan mei '""' di '""' di &+ &+ rumah rumah sakit sakit pendidikan dengan pendidikan dengan hasilmenunjukanhasilmenunjukan bahwa
bahwa kejadian kejadian nyeri nyeri punggung punggung bawah bawah meliputi meliputi " " $ $ di di seluruh seluruh kasuskasus nyeri ditangani.
nyeri ditangani.
5enjebolnya (hernia)nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas 5enjebolnya (hernia)nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas at
atau au di di babawawahnhnyaya. . %i%isa sa jujuga ga memenjnjebebol ol lanlangsgsunung g ke ke kakananalilis s vevertrtbrbralalis.is. 5enjeb
5enjebolnyolnya a sebagisebagian an dari nucleus pulposus ke dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapatdalam korpus vertebra dapat dilihat dari 2oto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. /obekan dilihat dari 2oto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. /obekan sirk
sirkumum2ere2erensinsial al dan dan radradikaikal l padpada a nucnucleuleus s 2ib2ibrosurosus s disdiskukus s intinterververtertebrebralisalis berikut
berikut dengan dengan terbentuknya terbentuknya nodus nodus schomorl schomorl merupakan merupakan kelainan kelainan mendasarimendasari 6low back pain7 sub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri 6low back pain7 sub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri sep
sepanjaanjang ng tuntungkagkai i yayang ng dikdikenaenal l sebsebagaagai i khokhokalkalgia gia atau atau siatsiatikaika. . NukNukleuleuss pulposus
pulposus tidak tidak mempunyai mempunyai persara2an persara2an sehingga sehingga tidak tidak menimbulkan menimbulkan rasarasa nyeri
dan menimbulkan rasa nyeri. arena ikat-ikat posterior longitudinal menutupi dan menimbulkan rasa nyeri. arena ikat-ikat posterior longitudinal menutupi anulus 2ibrosus di bagian tengah herniasi lebih sering mendorong ke arah anulus 2ibrosus di bagian tengah herniasi lebih sering mendorong ke arah posterolateral.
posterolateral. Nyeri
Nyeri pinggang pinggang bawah bawah hanyalah hanyalah merupakan merupakan suatu suatu symptom symptom gejalagejala mak
maka a yayang ng terterpenpentinting g adaadalah lah menmengetgetahuahui i 2act2actor or penpenyeyebabbabnynya a agaagar r dapdapatat diberikan pengobatan yang tepat. Pada dasarnya timbulnya rasa sakit tersebut diberikan pengobatan yang tepat. Pada dasarnya timbulnya rasa sakit tersebut karena tekanan susunan sara2 tepi daerah pinggang. 8epitan pada sara2 ini karena tekanan susunan sara2 tepi daerah pinggang. 8epitan pada sara2 ini dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya. 5aka dari dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya. 5aka dari it
itu u didibubututuhkhkan an asasuhuhan an kekepeperawrawatatan an HNHNP P yyang ang sesesusuai ai sesehihingngga ga prprososeses penyembuhan klien dengan H
penyembuhan klien dengan HNP dapat mNP dapat maksimal.aksimal. 1.2 Rumusan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
&. %agaimana konsep HNP9 &. %agaimana konsep HNP9
'. %agaimana asuhan keperawatan HNP9 '. %agaimana asuhan keperawatan HNP9 3. %agaimana hasil riset terkait HNP9 3. %agaimana hasil riset terkait HNP9 1.3 Metode Penulisan
1.3 Metode Penulisan
,im penulis mempergunak
,im penulis mempergunakan metode observasi an metode observasi dan kepustakaan. :ara-dan kepustakaan. :ara-cara yang digunakan pada penulisan ini adalah tim penulis membaca cara yang digunakan pada penulisan ini adalah tim penulis membaca buku- buku yang berkaitan dengan p
buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini yaitu HNPenulisan makalah ini yaitu HNP.. 1. !u"uan Penulisan
1. !u"uan Penulisan 1..1 !u"uan Umum 1..1 !u"uan Umum
5e
5enjnjelelaskaskan an tetentntanang g kokonsnsep ep asuasuhahan n kekepeperawrawatatan an HeHernrnia ia NuNuklkleueuss Pulposus (HNP).
Pulposus (HNP). 1..2 !u"uan #husus 1..2 !u"uan #husus
&. 5enjelaskan konsep
&. 5enjelaskan konsep HNPHNP..
'. 5enjelaskan asuhan keperawatan '. 5enjelaskan asuhan keperawatan HNPHNP..
3. 5enjelaskan hasil riset atau penelitian terkait HNP. 3. 5enjelaskan hasil riset atau penelitian terkait HNP.
BAB 2 BAB 2 !$N%AUAN PU&!A#A !$N%AUAN PU&!A#A 2.1 #onse' Pen(akit 2.1 #onse' Pen(akit 2.1.1 Pengertian 2.1.1 Pengertian Her
Hernia nia NukNukleuleus s PulPulposposus us (HN(HNP) P) adaadalah lah menmenjebjebolnolnya ya nucnucleuleuss pulposus
pulposus ke ke dalam dalam kanalis kanalis vertebralis vertebralis akibat akibat degenerasi degenerasi annulus annulus 2ibrosus2ibrosus korpus vertebralis. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi korpus vertebralis. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi
dan menimbulkan rasa nyeri. arena ikat-ikat posterior longitudinal menutupi dan menimbulkan rasa nyeri. arena ikat-ikat posterior longitudinal menutupi anulus 2ibrosus di bagian tengah herniasi lebih sering mendorong ke arah anulus 2ibrosus di bagian tengah herniasi lebih sering mendorong ke arah posterolateral.
posterolateral. Nyeri
Nyeri pinggang pinggang bawah bawah hanyalah hanyalah merupakan merupakan suatu suatu symptom symptom gejalagejala mak
maka a yayang ng terterpenpentinting g adaadalah lah menmengetgetahuahui i 2act2actor or penpenyeyebabbabnynya a agaagar r dapdapatat diberikan pengobatan yang tepat. Pada dasarnya timbulnya rasa sakit tersebut diberikan pengobatan yang tepat. Pada dasarnya timbulnya rasa sakit tersebut karena tekanan susunan sara2 tepi daerah pinggang. 8epitan pada sara2 ini karena tekanan susunan sara2 tepi daerah pinggang. 8epitan pada sara2 ini dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya. 5aka dari dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya. 5aka dari it
itu u didibubututuhkhkan an asasuhuhan an kekepeperawrawatatan an HNHNP P yyang ang sesesusuai ai sesehihingngga ga prprososeses penyembuhan klien dengan H
penyembuhan klien dengan HNP dapat mNP dapat maksimal.aksimal. 1.2 Rumusan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
&. %agaimana konsep HNP9 &. %agaimana konsep HNP9
'. %agaimana asuhan keperawatan HNP9 '. %agaimana asuhan keperawatan HNP9 3. %agaimana hasil riset terkait HNP9 3. %agaimana hasil riset terkait HNP9 1.3 Metode Penulisan
1.3 Metode Penulisan
,im penulis mempergunak
,im penulis mempergunakan metode observasi an metode observasi dan kepustakaan. :ara-dan kepustakaan. :ara-cara yang digunakan pada penulisan ini adalah tim penulis membaca cara yang digunakan pada penulisan ini adalah tim penulis membaca buku- buku yang berkaitan dengan p
buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini yaitu HNPenulisan makalah ini yaitu HNP.. 1. !u"uan Penulisan
1. !u"uan Penulisan 1..1 !u"uan Umum 1..1 !u"uan Umum
5e
5enjnjelelaskaskan an tetentntanang g kokonsnsep ep asuasuhahan n kekepeperawrawatatan an HeHernrnia ia NuNuklkleueuss Pulposus (HNP).
Pulposus (HNP). 1..2 !u"uan #husus 1..2 !u"uan #husus
&. 5enjelaskan konsep
&. 5enjelaskan konsep HNPHNP..
'. 5enjelaskan asuhan keperawatan '. 5enjelaskan asuhan keperawatan HNPHNP..
3. 5enjelaskan hasil riset atau penelitian terkait HNP. 3. 5enjelaskan hasil riset atau penelitian terkait HNP.
BAB 2 BAB 2 !$N%AUAN PU&!A#A !$N%AUAN PU&!A#A 2.1 #onse' Pen(akit 2.1 #onse' Pen(akit 2.1.1 Pengertian 2.1.1 Pengertian Her
Hernia nia NukNukleuleus s PulPulposposus us (HN(HNP) P) adaadalah lah menmenjebjebolnolnya ya nucnucleuleuss pulposus
pulposus ke ke dalam dalam kanalis kanalis vertebralis vertebralis akibat akibat degenerasi degenerasi annulus annulus 2ibrosus2ibrosus korpus vertebralis. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi korpus vertebralis. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi
0isk
0iskus us 1nt1nterververtertebrebralialis s ruprupturtured ed disdisc c slipslipped ped discdisc proprolaplapsus sus disdisc c dandan sebagainya.
sebagainya.
HNP serin
HNP sering g menmenyeyebabkbabkan an nynyeri eri punpungguggung ng bawbawah ah (o(ow w %ac%ack k Pain). 0iskus 1ntervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk Pain). 0iskus 1ntervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. 5aterial yang keras dan 2ibrosa ini sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. 5aterial yang keras dan 2ibrosa ini dig
digabuabungkngkan an daldalam am satu satu kapkapsulsul. . %an%antalatalan n sepseperti erti bolbola a dibdibagiagian an tentengahgah diskus disebut nukleus pulposus.
diskus disebut nukleus pulposus.
HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus (%runner ; Suddarth HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus (%runner ; Suddarth '"
'""'"'). ). HeHernrnia ia NuNuklkleueus s PuPulplpososus us bibisa sa ke ke kokorprpus us vevertrtebebra ra didiatatas as atatauau bawahnya
bawahnya bisa bisa juga juga langsung langsung ke ke kanalis kanalis vertebralis vertebralis (Priguna (Priguna SidhartaSidharta &").
&").
HNP adalah suatu keadaan di
HNP adalah suatu keadaan di mana sebagian atau mana sebagian atau seluruseluruh h nuklenukleusus pulposus
pulposus mengalami mengalami penonjolan penonjolan ke ke dalam dalam kanalis kanalis spinalis. spinalis. HNP HNP palingpaling sering terjadi di daerah +-* dan *-S& kemudian di leher pada :*-:!. sering terjadi di daerah +-* dan *-S& kemudian di leher pada :*-:!. Paling jarang terjadi di torakal.
Paling jarang terjadi di torakal.
<ambar & <ambar &
<ambar ' <ambar '
<ambar 3 <ambar 3
2.1.2 Etiologi 2.1.2 Etiologi
a. ,rauma hiper2leksia injuri pada vertebra. a. ,rauma hiper2leksia injuri pada vertebra. b. Spinal stenosis.
b. Spinal stenosis.
c. etidakstabilan vertebra karena salah posisi mengangkat dll. c. etidakstabilan vertebra karena salah posisi mengangkat dll. d. Pembentukan osteophyte.
d. Pembentukan osteophyte. e.
e. 0eg0egeneenerasi rasi dan dan degdegidridrasi asi dardari i kankandundungan gan tultulang ang rawrawan an annannuluulus s dandan nukleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan nukleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nukleus hingga annulus.
herniasi dari nukleus hingga annulus. 2.1.3 Mani)estasi #linis
2.1.3 Mani)estasi #linis Nyeri
Nyeri punggung punggung bawah bawah yang yang intermiten intermiten (dalam (dalam beberapa beberapa mingguminggu sam
sampai pai bebbeberaerapa pa tahtahun)un). . NyNyeri eri menmenjaljalar ar sessesuai uai dendengan gan disdistritribusbusi i sarasara2 2 skiatik.
skiatik.
Si2at nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk nyeri mulai dari Si2at nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk nyeri mulai dari pantat
pantat dan dan terus terus menjalar menjalar ke ke bagian bagian belakang belakang lutut lutut kemudian kemudian ke ke tungkaitungkai bawah.
bawah.
Nyeri
Nyeri bertambah bertambah hebat hebat karena karena pencetus pencetus seperti seperti gerakan-gerakangerakan-gerakan pinggang saat
pinggang saat batuk atau batuk atau mengejan berdiri mengejan berdiri atau atau duduk untuk jangka duduk untuk jangka waktuwaktu yang lama dan nyeri berkurang klien beristirahat atau berbaring.
yang lama dan nyeri berkurang klien beristirahat atau berbaring. Pe
Pendnderierita ta serserining g memengngelueluh h kekesemsemututan an (p(pararosostetesiasia) ) atatau au babaalal bahkan
bahkan kekuatan kekuatan otot otot menurun menurun sesuai sesuai dengan dengan distribusi distribusi persara2an persara2an yangyang terlibat. Nyeri bertmabah bila daerah *-S& (garis antara dua krista iliaka) terlibat. Nyeri bertmabah bila daerah *-S& (garis antara dua krista iliaka) ditekan.
2.1. *aktor Resiko
=akto resiko timbulnya HNP >
&) =aktor resiko yang tidak dapat diubah > a. ?mur
Nyeri punggung merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur. Secara teori nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja pada umur berapa saja. %iasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. %ahkan keluhan nyeri punggung ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar ** tahun.
b. 8enis kelamin
aki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri punggung sampai umur !" tahun namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga
memungkinkan terjadinya nyeri punggung.
c. /iwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya. ') =aktor resiko yang dapat diubah >
a. Pekerjaan dan aktivitas
Pekerjaan > eluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban berat sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari lebih dari '* kg
sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri punggung. @ktivitas > Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri punggung yang sering tidak disadari oleh penderitanya. ,erutama
sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. ebiasaan seseorang seperti duduk berdiri tidur mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri punggung misalnya pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. asur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu. Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari & jam dalam sehari melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari ' jam dalam sehari naik turun anak tangga lebih dari &" anak tangga dalam sehari berjalan lebih dari 3' km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri punggung.
b. %erat badan berlebihan
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri punggung lebih besar karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat sehingga dapat memungkinkan
terjadinya nyeri punggung. c. %atuk lama dan berulang 2.1.+ Posisi Untuk Pasien HNP
Posisi yang dianjurkan untuk pasien yang mengalami HNP adalah tirah baring. ,ujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal lama yang dianjurkan adalah '-+ hari. ,irah baring terlalu lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktivitas biasa.
Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit 2leksi. =leksi
ringan dari vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang.
2.1., Pato)isiologi
Pada tahap pertama sobeknya anulus 2ibrosus itu bersi2at sirkum2erensial. arena adanya gaya traumatik yang berulang sobekan itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. @pabila hal ini telah terjadi maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja. <aya presipitasi itu dapat diasumsiakan seperti gaya traumatik ketika hendak
menegakkan badan waktu terpeleset mengangkat benda berat dan sebagainya.
5enjebolnya (hernia) nukleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang di atas atau bawahnya. %isa juga menjebol langsung ke kanalis vertrebralis. 5enjebolnya sebagian nukleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada rontgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Sobekan sirkum2erensial dan radial pada anulus 2ibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus Schmorl merupakan kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau kronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iskhialga atau siatika. 5enjebolnya nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama dengan
arteria radikularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada di sisi lateral. ,idak akan ada radiks yang terkena jika tempat herniasinya berada di tengah. Pada tingkat ' dan terus ke bawah terdapat medulla spinalis lagi maka herniasi yang berada di tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. Setelah terjadi HNP sisa diskus intervertebralis mengalami lisis sehingga dua korputa vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
2.1.- /0
,rauma dan stres 2isik /u tur diskus
@liran darah ke diskus berkurang respon beban yang berat ligamentum longitudinalis menyempit
2.1. Penegahan
erusakan jalur simpatetik desending
8epitan sara2 spinal
Nukleus Pulposus keluar dari serabut-serabut anulus yang robek Pemisahan lemeng tulang rawan dari korpus vertebra yang berdekatan
ehilangan kontrol tonus vasomotor persara2an simpatis ke jantung /e2leks spinal 5engakti2kan sistem sara2 simpatis onstriksi pembuluh darah /isiko in2ark pada miokard ,erputus jaringan sara2 di medulla spinalis /eaksi peradangan Paralisis dan paralegia #erusakan moilitas )isik elemahan 2isik umum emampuan batuk menurun kurang mobilitas 2isik Risiko ketidakersihan "alan na'as Penekanan jaringan setempat Risiko kerusakan integritas kulit Syok spinal /espons nyeri hebat dan akut
N(eri 1ntake nutrisi tidak Peruahan Pemenuhan Adema Penekanan sara2 dan pembuluh darah di daerah punggung Penurunan 'er)usi "aringan /eaksi anestetik 1lleus paralitik gangguan 2ungsi rektum dan kandung kemih 4angguan eliminasi urine dan al5i Penurunan tingkat kesadaran Risiko trauma 0is2ungsi persepsi spasial dan kehilangan sensorik Peruahan Perse'si sensorik #etidake)ekti)an ko'ing indi5idu Peruahan 'roses 'eran keluarga #eemasan klien dan keluarga Risiko 'enurunan 'elaksanaan iadah s'irtual
,entunya menghindari gaya hidup dan 2aktor-2aktor penyebab HNP yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu kita pun harus mengontrol berat badan sehingga tekanan pada tulang belakang tidak berat dan sikap
tubuh yang benar. adang penggunaan korset untuk dapat menopang tulang belakang dan mencegah kerusakan sara2 pada orang yang sering mengangkat beban yang berat. %ekerja atau melakukan akti2itas dengan aman menggunakan teknik yang aman. 5encegah trauma punggung atau pinggang pada beberapa orang.
2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien dengan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah> &. Pemberian obat-obatan seperti analgetik sedati2 (untuk mengontrol kecemasan yang sering ditimbulkan oleh penyakit diskus vertebra servikal) relaksan otot anti inlamasi atau kortikosteroid untuk mengatasi proses in2lamasi yang biasanya terjadi pada jaringan penyokong dan radiks sara2 yang terkena antibiotik diberikan pasca operasi untuk mengurangi resiko in2eksi pada insisi pembedahan.
'. Prosedur pembedahan.
a. aminektomi adalah eksisi pembedahan untuk mengangkat lamina dan memungkinkan ahli bedah spinalis mengidenti2ikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medulla dan radiks laminektomi juga berarti eksisi vertebra posterior dan umumnya dilakukan untuk
menghilangkan tekanan atau nyeri akibat HNP.
b. 0isektomi adalah mengangkat 2ragmen herniasi atau keluar dari diskus intervertebral.
c. aminotomi adalah pembagian lamina vertebra.
d. 0isektomi dengan peleburan- gra2t tulang (dari krista iliaka atau bank tulang) yang digunakan untuk menyatukan dengan prosesus spinosus vertebra B tujuan peleburan spinal adalah untuk menjembatani diskus de2ekti2 untuk menstabilkan tulang belakang dan mengurangi angka kekambuhan.
2. 1nterbody =usion (1=) merupakan penanaman rangka ,itanium yang berguna untuk mempertahankan dan mengembalikan tulang ke posisi
semula. 3. =isioterapi
a. 1mmobilisasi > 1mmobilisasi dengan menggunakan traksi dan brace. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pergerakan vertebra yang akan memperparah HNP.
b. ,raksi > ,raksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan vertebra servikalis.
c. 5eredakan Nyeri > ompres hangat dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri. ompres hangat menimbulkan vasodilatasi sehingga tidak terjadi kekakuan pada daerah vertebra.
2.1.6 #om'likasi
&. elumpuhan pada ekstremitas bawah '. :edera medula spinalis
3. /adiklitis (iritasi akar sara2) +. Parestese
*. 0is2ungsi seksual
!. Hilangnya 2ungsi pengosongan C? dan sisa pencernaan. 2.2 #onse' Asuhan #e'era7atan
2.2.1 Pengka"ian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan in2ormasi atau data tentang klien agar dapat mengidenti2ikasi mengenali masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik 2isik mental sosial dan lingkungan.
Pengumpulan data subjeti2 dan objekti2 pada klien dengan gangguan sistem persara2an seubungan dengan HNP bergantung pada bentuk lokasi jeins injuri dan adanya komplikasi pada organ vital lainnya.
pengakjian keperawatan HNP meliputi anamnesis riwayat penyakit pemeriksaan 2isik dan pemeriksaan diagnostik.
1. Anamnesis
1dentitas klien meliputi nama umur jenis klemin pendidikan alamat pekerjaan agama suku bangsa tanggak dan jam masuk rumah sakit nomor register diagnosis medis. HNP terjadi pada umur pertengahan kebanyakan pada jenis kelamin pris dan pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat benda berat atau mendorong benda berat).
a. euluhan ?tama > eluhan utama yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri pada punggung bawah.
P > @danya riwayat trauma (mengangakat atau mendorong benda berat). D > Si2at nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat mendenyut seperti kena api nyeri tumpul yang terus-menerus. aji penyebaran nyeri apakah bersi2at nyeri radikular arau nyeri acuan (re2erred pain). Nyeri bersi2at
menetap atau hilang timbul semakin lama semakin nyeri. Nyeri bertambah hebat karena adanya 2aktor pencetus seperti gerakan-gerakan pinggang batuk atau mengedan berdiri atau duduk dalam waktu yang lama dan nyeri berkurang bila dibuat beristirahat atau berbaring.
/ > etak atau lokasi nyeri. 5inta klien menunjukkan nyeri dengan setepat-setepatnya sehingga letak nyeri dapat diketahui dengan cermat.
S > Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas tubuh posisi yang bagaiamana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memeperberat nyeri. @ktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti berjalan menuruni tangga menyapu dan gerakan yang mendesak. bat-obatan yang sedang diminum seperti analgesic berapa lama klien menggunakan obat tersebut.
, > Si2atnya akut sub-akut perlahan-lahan atau bertahap bersi2at tetap hilang timbul semakin lama semakin nyeri. Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu atau beberapa tahun).
b. /iwayat Penyakit Saat 1ni > aji adanya riwayat trauma akibat mengangkat atau mendorong benda yang berat. Pengkajian yang didapat
meliputi keluhan paraparesis 2lasid parastesia dan retendi urine. eluhan nyeri pada punggung bawah ditengah-tengah area pantat dan betis belakang tumit dan telapak kaki. lien sering mengeluh kesemutan (parastesia) atau baal bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persara2an yang terlibat. Pengkajian riwayat menstruasi adneksitis dupleks kronis yang bisa menimbulkan nyeri punggung bawah yang keluhannya hamper mirip dengan keluhan nyeri HNP sangat diperlukan untuk penegakan masalah klien lebih komprehensi2 dan memberikan dampak terhadap intervensi keperawatan selanjutnya.
c. /iwayat Penyakit 0ahulu > Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi apakah klien pernah menderita tuberculosis tulang osteomielitis keganasan (myeloma multipeks) dan metabolic (osteoporosis) yang semua penyakit ini sering berhubungan dengan kejadian dan meningkatkan risiko terjadinya herniasi nukleus pulposus (HNP). Pengkajian lainnya adalah menanyakan adanya riwayat hipertensi riwayat cedera tulang belakang diabetes mellitus dan penyakit jantung. Pengkajian ini berguna sebagai data untuk melakukan tindakan lainnya dan menghindari komplikasi.
d. /iwayat Penyakit eluarga > 5engakaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes mellitus.
2. Pemeriksaan *isik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien pemeriksaan 2isik sangat berguna untk mendukung data dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan 2isik sebaiknya dilakukan per sistem dan terarah (%& sampai %!) dengan 2okus pemeriksaan 2isik pada pemeriksaan %3 dan %! dan dihubungkan dengan keluhan klien.
a. eadaan ?mum > Pada HNP keadaan umum biasanya tidak mengalami penurunan kesadaran. @danya perubahan pada tanda vital meliputi bradiakrdi hipotensi yang berhubungan dengan penurunan aktivitas karena
%& (%reathing) >
8ika tidak mengganggu sistem pernapasan biasanya pada pemeriksaan>
1nspeksi ditemukan klien tidak mengalami batuk tidak sesak napas dan 2rekuensi pernapasan normalB
Palpasi ditemukan taktil 2remitus seimbang kanan dan kiriB
Perkusi ditemukan adanya suara resonsn pada seluruh lapangan paruB @uskultasi ditemukan tidak terdengar buni napas tambahan.
%' (%lood) >
%ila tidak ada gangguan pada pasien kardiovaskuler biasanya kualitas dan 2rekuensi nadi normal tekanan darah normal. Pada auskultasi tidak ditemukan bunyi jantung tambahan.
%3 (%rain) >
Pengkajian %3 merupakan pemriksaan 2okus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya.
1nspeksi umum urvatura yang berlebihan pendataran arkus lumbal. ,ingkat esadaran > ,ingkat kesadaran klien biasanya compos mentis.
Pemeriksaan =ungsi Serebri > Status mental mengobservasi penampilan klien dan tingkah lakunya nilai gaya bicara klien dan observasi ekspresi wajah dan aktivitas motorik. Status mental klien yang telah lama menderita HNP biasanya mengalami perubahan.
Pemeriksaan Sara2 ranial >
Sara2 1 > biasanya pada klien HNP tidak ada kelainan dan 2ungsi penciuman tidak ada kelainan.
Sara2 11 > hasil tes ketajaman penglihatan biasanya normal.
Sara2 111 1C dan C1 > klien biasanya tidak mengalami gangguan mengangakat kelopak mata pupil dan isokor.
Sara2 C > pada klien HNP umumnya tidak ditemukan paralisis pada otot wajah dan re2leks kornea biasanya tidak ada kelainan.
Sara2 C11 > persepsi pengecapan dalam batas normal wajah simetris. Sara2 C111 > tidak ditemukan adanya tuli kondukti2 dan tuli persepsi. Sara2 1E dan E > kemampuan menelan baik.
Sara2 E1 > tidak ada atro2i otot sternokleidomastoideus dan trapeFius.
Sara2 E11 > lidah simetris tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada 2asikulasi.
Pemeriksaan /e2leks > re2leks @chilles pada HNP +-* negati2 dan re2leks lutut atau patella pada HNP lateral +-* negati2.
Sistem Sensorik > akukan pemeriksaan rasa raba rasa sakit rasa sushu rasa dalam dan rasa getar (vibrasi) untuk menetukan dermatom yang terganggu sehingga dapat ditentuka pula radiks yang terganggu. Palpasi dan perkusi harus dikerjakan dengan hati-hati atau halus sehingga tidak
membingungkan klien. Palpasi dilakukan pada daerah yang ringan rasa nyerinya kea rah yang paling terasa nyeri.
%+ (%ledder) >
aji keadaan urine meliputi warna jumlah dan karakterisktik termasuk berat jenis urine. Penurunan jumlah urine dan peningkatan retensi cairan
dapat terjadi akibat menurunnya per2usi pada ginjal. %* (%owel) >
Pemenuhan nutrisi berkurang karena adanya mual dan asupan nutrisi yang kurang. akukan pemeriksaan rngga mulut dengan melakukan penilaian ada tidaknya lesi pada mulut atau perubahan pada lidah. Hal ini dapat menunjukkan adanya dehidrasi.
%! (%one) >
@danya kesulitan dalam beraktivitas dan menggerakkan bada karena adanya nyeri kelemahan kehilangan sensorik dan mudah leleah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istrahat.
1nspeksi urvatura yang berlebihan pendatran arkus lumbal adanya angulus pelvis yang miringGasimetris muskulatur paravertebral atau bokong yang asimetris postur tungkai yang abnormal. @danya kesulitan atau hambatan dalam melakukan pergerakan punggung pelvis dan tungkai selama bergerak.
Palpasi etika meraba kolumna vertebralis cari kemungkinan adanya deviasi ke lateral atau anteroposterior. Palpasi pada daerah yang rigan rasa nyerinya kea rah yang paling terasa nyeri.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. /ontgen =oto umbosakral > ,idak banyak ditemukan kelainanB kadang-kadang didapatkan artrosis menunjang tanda-tanda de2ormitas vertebraB penyempitan diskus intervertebralisB untuk menetukan kemungkinan nyeri
karena spondilitis norplasma atau in2eksi progen.
b. :airan Serebrospinal > %iasanya normal jika didapatkan blok akan terjadi prot indikasi operasi.
c. A5< > ,erlihat potensial kecil (2ibrolasi) di daerah radiks yang terganggu kecepatan konduksi menurun.
d. 1skogra2i > Pemeriksaan diskus dilakukan menggunakan kontras untuk melihat seberapa besar daerah diskus yang keluar dari kanalis vertebralis. e. Alektroneuromiogra2i (AN5<) > ?ntuk mengetahui radiks yang terkena atau melihat adanya polineuropati.
2. ,omogra2i Scan > 5elihat gamban vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk diskus intervetebralis.
g. 5/1 > Pemeriksaan 5/1 untuk melihat derajt gangguan pada diskus vertebralis.
h. 5ieloga2i > 5ielogra2i adalah pemeriksaan dengan bahan kontras melalui tindakan lumbal pungsi dan pemotretan dengan sinar tembus. 0ilakukan apabila diketahui adanya penyumbatan hambatan kanalis spinalis yang mungkin disebabkan HNP.
i. Pemeriksaan aboratorium > Pemeriksaan rutin dilakukan dengan laboratorium klinik untuk menilai komplikasi cedera tulang belakang terhadap organ lain.
2.2.2 Diagnosa #e'era7atan
Proses keperawatan adalah suatu metode yang tersusun sistematis dan terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan dengan 2okus pada reaksi dan respons unik individu pada suatu kelompok atau perorangan
terhadap gangguan kesehatan yang mereka alami baik aktual maupun potensial. 0iagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.
&. Nyeri b.d penjepitan sara2 pada diskus intervertrebalis tekanan di daerah distribusi ujung sara2.
'. /isiko tinggi trauma b.d hambatan mobilitas 2isik kesulitan atau hambatan dalam melakukan pergerakan punggung pelvis dan tungkai.
3. 0e2isit perawatan diri b.d kelainan neuromuscular menurunnya kekuatan dan kesadran kehilangan kontrol atau koordinasi otot.
+. /isiko tinggi integritas kulit b.d imobilisasi tidak adekuatnya sirkulasi peri2er tirah baring lama.
*. etidake2ekti2an koping individu b.d ketidakberdayaan dan merasa tidak ada harapan kehilangan atau perubahan dalam pekerjaan.
!. @nsietas b.d ancaman kondisi sakit dan perubahan kesehatan. 2.2.3 $nter5ensi #e'era7atan
1ntervensi merupakan salah satu tahap proses keperawatan yang meliputi penentuan prioritas dan metode yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah klien. ,ujuan perencanaanGintervensi adalah menyusun rencana askep berdasar respon klien terhadap masalah kesehatan baik aktualresiko atau potensial.
No. Diagnosa #e'era7atan !u"uan dan #riteria Hasil $nter5ensi Rasional &. Nyeri b.d penjepitan sara2 pada diskus intervertrebalis tekanan di daerah distribusi ujung sara2. !u"uan 8 0alam waktu 3'+ jam nyeri berkurang atau dapat diadaptasi oleh klien. #riteria Hasil 8 /ser5asi8
a. aji nyeri. a. Nyeri merupakan respons subjekti2 yang bisa dikaji dengan
menggunakan skala
nyeri. lien melaporkan skala nyeri biasanya diatas tingkat cedera.
&. Secara subjekti2 melaporkan nyeri berkurang atau dapat beradaptasi. '. 0apat mengidenti2ikas i aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri. 3. lien tidak gelisah. +. lien mengatakan nyeri berkurang. Mandiri8
a. %antu klien dalam identi2ikasi 2aktor pencetus.
b. %erikan
kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman misalnya saat klien
tidur sanggah
punggung klien
dengan bantal kecil.
c. ,ingkatkan
pengetahuan tentang penyebab nyeri dan
menghubungkan beberapa lama nyeri
akan berlangsung.
Edukasi 8
a. 8elaskan dan bantu
klien dengan tindakan pereda nyeri non2armakologi dan non-invasi2. a. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan ketegangan suhu
distensi kandung kemih dan barbaring lama. b. 1stirahat akan
merelaksasikan semua jaringan sehingga akan
meningkatkan kenyamanan.
c. Pengetahuan akan
dirasakan membantu
mengurangi nyerinya. 0an dapat membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik. a. Pendekatan dengan mengguankan relaksasi dan non2armakologi lainnya telah menunjukkan ke2ekti2an dalam mengurangi
b. @jarkan relaksasi> ,eknik-teknik untuk menurunakn
ketegangan otot
rangka yang dapat menurunkan
intensitas nyeri dan juga tingkatkan relaksasi masase. c. @jarkan metode distraksi selama nyeri akut. #olaorasi8 a. olaborasi dengan dokter pemberian analgesik. b. bservasi tingkat nyeri dan respons motorik klien 3" manit setelah pemberian obat analgesik untuk mengkaji e2ektivitasnya.
Setiap &-' jam setelah tindakan perawatan selama
&-' hari.
nyeri.
b. @kan melancarkan
peredaran darah
sehingga kebutuhan oksigen oleh jaringan
akan terpenuhi sehingga akan mengurangi nyerinya. c. 5engalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan. a. @nalgesik memblok lintasa nyeri akan berkurang.
b. Pengkajian yang
optimal akan
memberika perawat data yang objekti2 untuk mencegah kemungkinan
komplikasi dan
melakukan intervensi yang tepat.
'. /isiko tinggi trauma b.d hambatan mobilitas 2isik kesulitan atau hambatan dalam melakukan pergerakan punggung pelvis dan tungkai. !u"uan 8 0alam waktu 3'+ jam klien mampu melaksanakan aktivitas 2isik sesuai dengan kemampuannya. #riteria Hasil 8 &. lien dapat ikut serta dalam program latihan. '. ,idak terjadi kontraksi sendi. 3. %ertambah-nya kekuatan otot. +. lien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobolitas. /ser5asi8 a. aji mobilitas
yang ada dan
observasi peningkatan
kerusakan. aji
secara teratur 2ungsi motorik.
Mandiri8
a. ?bah posisi klien dengan tirah baring tiap ' jam. akukan gerakan pasi2 pada ekstremitas yang sakit. b. 1nspeksi kulit bagian distal setiap hari. Pantau adanya iritasi kemerahan atau luka dan membran mukosa. c. %antu klien melakukan latihan /5 perawatan diri sesuai toleransi. a. 5engetahui tingkat kemampuan klien dengan melakukan aktivitas. a. 5enurunkan risiko terjadinya iskemia
jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.
b. tot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak
dilatih untuk
digerakkan.
c. 0eteksi dini adanya gangguan sirkulasi dan hilangnya sensasi risiko
tinggi kerusakan
integritas kulit
kemungkinan
Edukasi 8
a. @jarkan klien
untuk melakukan
latihan gerak akti2 pada ekstremitas
yang tidak sakit.
#olaorasi8
a. olaborasi dengan ahli 2isioterapi untuk latihan 2isik klien.
a. ?ntuk memelihara 2leksibilitas sendi sesuai kemampuan.
<erakan akti2
memberikan masaa
tonus dan kekuatan otot
serta memperbaiki
2ungsi jantung dan pernapasan.
a. Peningkatan
kemampuan dalam
mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengam latha 2isik dan tim 2isioterapis.
3. 0e2isit perawatan diri b.d kelainan neuromuscular menurunnya kekuatan dan kesadran kehilangan kontrol atau koordinasi otot. !u"uan 8 0alam waktu ''+ jam terdapat perilaku peningkatan dalam perawaatn diri. #riteria Hasil 8 &. lien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri. '. lien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan. 3. 5engiden-ti2ikasi personalGmasyar akat yang dapat membantu.
/ser5asi8
a. aji kemampuan komunikasi untuk buang air kecil
kemampuan
menggunakn urinal pispot. @ntarkan klien ke kamar mandi bila kondisi memunginkan.
b. 1denti2ikasi kebiasaan buang air besar. @njurkan minum dan meningkatkan aktivitas. Mandiri8 a. aji kemampuan dan tingkat penurunan klien dalam melakukan @0.
b. Hindari hal yang
tidak dapat
dilakukan klien dan bantu bila perlu.
c. Sadarkan tingkah laku atau sugesti
a. etidakmampuan
berkomunikasi dengan
perawat dapat
menimbulkan masalah pengosongan kandug kemih oleh karena masalah neurogenik.
b. 5eningkatkan latihan dan meolong mencegah konstipasi.
a. 5embantu dalam
mengantisipasi dan
memenuhi kebutuhan individual.
b. lien dalam keadaan cemas dan bergantung. Hal ini dilakukan untuk mencegah 2rustasi dan harga diri klien.
c. lien memerlukan empati tetapi perlu
tindakan pada perlindungan
kelemahan. Pertahankan
dukungan pola pikir
iFinkan klien
melakukan tugas beri saran yang
posisti2 untuk tugasnya. d. /encanakan tindakan untuk mengatasi keterbatasan penglihatan seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam
suatu tempat
dekatkan tempat
tidur ke dinding.
e. ,empatkan
perabotan ke
dinding jauhkan dari jalan.
2. %eri kesempatan untuk menolong diri seperti menggunakan kombinasi pisau dan garpu sikat dengan
pegangan yang
mengetahui perawatan yang konsisten dalam
menangani pasien.
Sekaligus meningkatkan harga diri memandikan klien dan menganjurkan klien untuk terus mencoba.
d. lien akan mampu melihat dan memakan makanan akan mampu
meliaht keluar
masuknya orang ke ruangan.
e. 5enjaga keamanan klien bergerak di sekitar tempat ytidur dan
menurunkan risiko
tertimpa perabotan.
2. 5engurangi
panjang ekstensi untuk berpijak pada lantai atau ke toilet kursi untuk mandi. #olaorasi8 a. Pemberian suoositoria dan pelumas 2esesGpencahar. b. onsul ke dokter untuk terapi okupasi.
a. Pertolongan uatama terhadap 2ungsi bowel atau buang air besar.
b. ?ntuk mengembangkan terapi dan melengakapi kebutuhan khusus. +. /isiko tinggi integritas kulit b.d imobilisasi tidak adekuatnya sirkulasi peri2er tirah baring lama.
!u"uan 8 0alam waktu 3'+ jam klien mampu mempertahanka n keutuhan kulit. #riteria Hasil 8 &. lien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka. '. 5engetahui penyebab dan cara pencegahan luka. /ser5asi8 a. bservasi adanya eritema dan kepucatan dan palpasi adanya kehangatan dan pelunakan jaringan tiap mengubah posisi. Mandiri8
a. ?bah posisi klien dengan berbaring tiap ' jam.
b. <unakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang
a. Hangat dan
penulakan adalah tanda kerusakan jaringan.
a. 5enghindari tekanan
dan meningkatkan
aliran darah.
b. 5enghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol.
3. ,idak ada tanda-tanda kemerahan atau luka. menonjol. c. akukan masase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi.
d. %ersihkan dan keringkan kulit. 8agalah linen tetap kering.
e. 8aga kebersihan kulit dan hindari trauma dan panas terhadap kulit. Edukasi 8 a. @njurkan untuk melakukan latihan /5 dan mobilisasi jika mungkin. c. 5enghindari kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler. d. 5eningkatkan
integritas kulit dan
mengurangi risiko
kelembapan kulit.
e. 5empertahankan
keutuhan kulit.
a. 5eningkatkan aliran darah ke semua daerah.
*. etidake2ekti2an koping individu b.d
ketidakberdayaan dan merasa tidak
ada harapan kehilangan atau perubahan dalam pekerjaan. 0alam waktu ''+ jam koping individu menjadi e2ekti2. #riteria Hasil 8 &. 5ampu menyatakan atau mengomunikasi /ser5asi8 a. aji perubahan akibat ganggua persepsi dan hubungan dengan derajat keridakmampuan. Mandiri8 a. 5enentukan bantuan yang diperlukan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi.
kan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi. '. 5ampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negati2.
a. :atat ketika klien menyatakan terpengaruh seperti sekarat atau mengingkari dan menyatakan inilah kematian. b. Pernyataan pengakuan terhadap penolakan tubuh mengingatkan kembali 2akta kejadian tentang realitas bahwa masih dapat menggunakn sisi yang sakit dan belajar mengontrol
sisi yang sehat.
c. 5onitor gangguan tidur peningkatan kesulitan konsentrasi letargi dan penolakan. Edukasi 8 a. @njurkan klien untuk a. 5endukung penolakan terhadap bagian tubuh atau
perasaan negati2
terhadap gambaran
tubuh dan kemampuan yang menunjukkan dan
intervensi serta
dukungan emosional. b. 5embantu klien
untuk melihat bahwa
perawat menerima
kedua bagian sebagai bagian dariseluruh tubuh. 5engiFinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.
c. 0apat
mengindikasikan
terjadinya depresi
umumnya sebagai
pengaruh dari stroke
yang memerlukan
intervensi dan evaluasi yang lebih lanjut.
a. 5enunjukkan
penerimaan memebantu klien untuk mengenal
mengekspresikan perasaan termasuk perasaan bersalah pada diri sendiri dan
kemarahan.
b. %antu dan
anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki
kebiasaan.
c. @njurkan orang yang terdekat untuk mengiFinkan klien melakukan sebanyak-banyaknya hal-hal untuk dirinya. d. 0ukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehailitasi.
#olaorasi8
a. /ujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi. dan mulai menyesuaikan dengan perasaan tersebut. b. 5embantu meningkatkan perasaan
harga diri dan
mengontrol lebih dari satu area kehidupan.
c. 5enghidupkan
kembali perasaan
kemandirian dan
meningkatkan harga diri
serta mempengaruhi proses rehabilitasi. d. lien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa
mendatang.
a. 0apat mem2asilitasi perubahan peran yang
penting untuk
perkembangan perasaan.
!. @nsietas b.d ancaman kondisi sakit dan perubahan kesehatan. !u"uan 8 0alam waktu ''+ jam kecemasan klien hilnag atau berkurang. #riteria Hasil 8 &. 5engenal perasaan. '. 0apat mengindenti2i-kasi penyebab atau 2aktor yang memepengaruhi nya. 3. 5enyatakan ansietas berkurang atau hilang. /ser5asi8
a. aji adanya verbal verbal dan nonverbal kecemasan
dampingi klien dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak. Mandiri8 a. %antu klien mengekspresikan perasaan marah kehilangan dan takut. b. Hindari kon2rontasi. c. 5ulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. %eri lingkungan yang
tenag dan suasana penuh istirahat.
d. ,ingkatkan
kontrol sensasi klien.
a. /eaksi verbal atau
nonverbal dapat
menunjukkan rasa
agitasi marah dan gelisah. a. :emas yang berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya. b. on2rontasi dapat meningkatkan rasa marah menurunkan
kerja sama dan mungkin memperlambat
penyembuhan.
c. 5engurangi
rangsangan ekstermal yang tidak perlu.
e. %eri kesempatan klien untuk mengungkapkan ansietasnya. Edukasi 8 a. rientasikan klien teradap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan. #olaorasi8
a. %erikan anticemas sesuai indikasi.
(dan dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan in2ormasi tentang keadaan klien
menekankan pada
penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahankan diri) yang
positi2 membantu
latihan relaksasi dan teknik-teknik
pengalihan dan
memberikan respons baik yang positi2.
e. 0apat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan. a. rientasi dapat menurunkan kecemasan. a. 5eningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
2.2. $m'lementasi #e'era7atan
1mplementasi merupakan tindakan mandiri dasar berdasarkan ilmiah masuk akal dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang berman2at bagi klien berhubungan dengan dignosa keperawatan dan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. ,indakan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat berupa
tindakan mandiri maupun kolaborasi.
0alam pelaksanaan tindakan langkah-langkah yang dilakukan adalah mengkaji kembali keadaan klien validasi rencana keperawatan menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan serta menetapkan strategi tindakan yang akan dilakukan. Selain itu juga dalam pelaksanaan yang dilakukan pada pasien dan persepsi pasien harus didokumentasikan dalam catatan keperawatan. 0alam pendokumentasian catatan keperawatan hal yang perlu didokumentasikan adalah waktu tindakan dilakukan tindakan dan respon klien serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal dari dokumentasi yang dilakukan.
No. Diagnosa #e'era7atan %am !indakan
&. Nyeri b.d penjepitan sara2
pada diskus
intervertrebalis tekanan di daerah distribusi ujung sara2.
Selasa &* @pril '"&+ "4.""
a. 5engaji nyeri.
b. 5embantu klien dalam identi2ikasi 2aktor pencetus. c. 5emberikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman misalnya saat klien tidur sanggah punggung klien dengan bantal kecil.
d. 5eningkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan menghubungkan beberapa lama nyeri akan berlangsung.
e. 5enjelaskan dan membantu klien dengan tindakan pereda nyeri non2armakologi dan non-invasi2.
2. 5engajarkan relaksasi>
,eknik-teknik untuk
menurunkan ketegangan otot rangka yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga meningkatkan relaksasi masase. g. 5engajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
h. olaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.
i. 5engobservasi tingkat nyeri dan respons motorik klien 3" manit setelah pemberian obat analgesik untuk mengkaji e2ektivitasnya. Setiap &-' jam setelah tindakan perawatan selama &-' hari.
'. /isiko tinggi trauma b.d hambatan mobilitas 2isik kesulitan atau hambatan
dalam melakukan
pergerakan punggung pelvis dan tungkai.
Selasa &* @pril '"&+ "4.""
a. 5engaji mobilitas yang ada dan observasi peningkatan kerusakan.
b. 5engaji secara teratur 2ungsi motorik.
c. 5engubah posisi klien dengan berbaring tiap ' jam.
ekstremitas yang sakit.
e. 5enginspeksi kulit bagian distal setiap hari.
2. 5emantau adanya iritasi kemerahan atau luka dan membran mukosa.
g. 5embantu klien melakukan latihan /5 perawatan diri sesuai toleransi.
h. 5engajarkan klien untuk melakukan latihan gerak akti2 pada ekstremitas yang tidak
sakit.
i. olaborasi dengan ahli 2isioterapi untuk latihan 2isik klien.
3. 0e2isit perawatan diri b.d kelainan neuromuskular menurunnya kekuatan dan
kesadran kehilangan
kontrol atau koordinasi otot.
Selasa &* @pril '"&+ "4.""
a. 5engaji kemampuan
komunikasi untuk buang air kecil kemampuan menggunakn urinal pispot.
b. 5engantarkan klien ke kamar
mandi bila kondisi
memunginkan.
c. 5engidenti2ikasi kebiasaan buang air besar.
d. 5enganjurkan minum dan meningkatkan aktivitas.
tingkat penurunan klien dalam melakukan @0.
2. 5enghindari hal yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
g. 5enyadarkan tingkah laku atau sugesti tindakan pada perlindungan kelemahan.
h. 5emertahankan dukungan pola pikir iFinkan klien melakukan tugas beri saran yang posisti2 untuk tugasnya. i. 5erencanakan tindakan untuk
mengatasi keterbatasan
penglihatan seperti tempatkan makanan da peralatan dalam suatu tempat dekatkan tempat tidur ke dinding.
j. 5enempatkan perabotan ke dinding jauhkan dari jalan.
k. 5emberi kesempatan untuk
menolong diri seperti
menggunakan kombinasi pisau dan garpu sikat dengan pegangan yang panjang ekstensi untuk berpijak pada lantai atau ke toilet kursi untuk mandi. l. 5emberikan suoositoria dan
pelumas 2esesGpencahar.
m. onsul ke dokter untuk terapi okupasi.
+. /isiko tinggi integritas kulit b.d imobilisasi tidak adekuatnya sirkulasi peri2er tirah baring lama.
Selasa &* @pril '"&+ "4.""
a. 5engobservasi adanya
eritema dan kepucatan dan palpasi adanya kehangatan dan
pelunakan jaringan tiap
mengubah posisi.
b. 5engubah posisi klien dengan berbaring tiap ' jam.
c. 5enggunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah
daerah-daerah yang menonjol. d. 5elakukan masase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi.
e. 5embersihkan dan keringkan kulit. 8agalah linen tetap kering. 2. 5enjaga kebersihan kulit dan hindari trauma dan panas terhadap kulit.
g. 5enganjurkan untuk melakukan latihan /5 dan mobilisasi jika mungkin.
*. etidake2ekti2an koping
individu b.d
ketidakberdayaan dan merasa tidak ada harapan kehilangan atau perubahan dalam pekerjaan.
Selasa &* @pril '"&+ "4.""
a. 5engaji perubahan akibat ganggua persepsi dan hubungan dengan derajat keridakmampuan. b. 5encatat ketika klien menyatakan terpengaruh seperti sekarat atau mengingkari dan menyatakan inilah kematian.
c. Pernyataan pengakuan
terhadap penolakan tubuh mengingatkan kembali 2akta kejadian tentang realitas bahwa masih dapat menggunakn sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.
d. 5emonitor gangguan tidur
peningkatan kesulitan
konsentrasi letargi dan penolakan.
e. 5enganjurkan klien untuk
mengekspresikan perasaan
termasuk perasaan bersalah pada diri sendiri dan kemarahan.
g. 5embantu dan anjurkan perawatan yang baik dan
memperbaiki kebiasaan.
h. 5enganjurkan orang yang terdekat untuk mengiFinkan klien melakukan sebanyak- banyaknya hal-hal untuk
dirinya.
i. 5endukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehailitasi.
j. 5erujuk pada ahli
neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.
!. @nsietas b.d ancaman kondisi sakit dan perubahan kesehatan.
Selasa &* @pril '"&+ "4.""
a. 5engaji adanya verbal verbal dan nonverbal kecemasan dampingi klien dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.
b. 5embantu klien
mengekspresikan perasaan
marah kehilangan dan takut. c. 5enghindari kon2rontasi. d. 5emulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan dan memberi lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat.
e. 5eningkatkan kontrol sensasi klien.
2. 5emberikan kesempatan klien
untuk mengungkapkan
ansietasnya.
teradap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.
h. 5emerikan anticemas sesuai indikasi.
2.2.+ E5aluasi
Avaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai berdasarkan standarGkriteria yang telah ditetapkan. Avaluasi merupakan aspek penting dalam proses keperawatan karena menghasilkan kesimpulan apakah intervensi keperawatan diakhiri atau ditinjau kembali dan dimodi2ikasi. Avaluasi harus memahami objekti2itas reliabilitas dan validitas dapat dipertahankan agar keputusan yang diambil tepat.
Avaluasi keperawatan ada dua macam yaitu evaluasi 2ormati2 (proses) yaitu evaluasi yang dilakukan segera setelah tindakan dilakukan dan didokumentasikan pada catatan keperawatan. Sedangkan evaluasi sumati2 (hasil) adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengikur sejauh mana pencapaian tujuan yang ditetapkan dan dilakukan pada akhir pemberian
asuhan.
No. aktu Diagnosa #e'era7atan E5aluasi
&. amis &4 @pril '"&+ '&.""
Nyeri b.d penjepitan sara2 pada diskus intervertrebalis
tekanan di daerah distribusi ujung sara2.
a. lien menyatakan nyeri berkurang atau hilang.
b. lien dapat mengidenti2ikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
c. lien tidak tampak gelisah. '. amis &4 @pril '"&+
'&.""
/isiko tinggi trauma b.d hambatan mobilitas 2isik kesulitan atau hambatan
dalam melakukan
pergerakan punggung
pelvis dan tungkai.
a. lien dapat ikut serta dalam program latihan.
b. lien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
3. amis &4 @pril '"&+ '&.""
0e2isit perawatan diri b.d kelainan neuromuskular menurunnya kekuatan dan
kesadaran kehilangan
kontrol atau koordinasi otot.
a. lien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk
kebutuhan merawat diri.
b. lien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan.
+. amis &4 @pril '"&+ '&.""
/isiko tinggi integritas kulit b.d imobilisasi tidak
adekuatnya sirkulasi peri2er tirah baring lama.
a. lien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka. b. ,idak ada tanda-tanda
kemerahan atau luka. *. amis &4 @pril '"&+
'&.""
etidake2ekti2an koping
individu b.d
ketidakberdayaan dan
merasa tidak ada harapan kehilangan atau perubahan dalam pekerjaan.
a. lien mampu menyatakan
atau mengomunikasikan
dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi.
b. lien mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negati2.
!. amis &4 @pril '"&+ '&.""
@nsietas b.d ancaman kondisi sakit dan perubahan kesehatan.
a. lien dapat mengindenti2iksi penyebab atau 2aktor yang
memepengaruhinya.
b. 5enyatakan ansietas
berkurang atau hilang.
BAB 3
#R$!$#AL %URNAL
3.1 %urnal 1 Penatalaksanaan *isiotera'i Pada #asus Hn' Dengan Modalitas &hort7a5e Diaterm(9!raksi Lumal Dan M. #en:ie E;erise Di Rsud. Pro). Dr. Margono &oekar"o Pur7okerto
!u"uan 8 mengurangi nyeri otot kejang dan meningkatkan kekuatan otot meningkatkan jangkauan gerak dan meningkatkan aktivitas 2ungsional pasien untuk kehidupan sehari I hari.
Metode 8 Pendekatan /ancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan interview dan observasional pada seseorang pasien dengan kondisi kasus HNP.
&am'el > Pasien yang mengalami HNP.
Hasil > berdasarkan terapi yang telah di lakukan didapat hasil sebagai berikutB <1= @danya penurunan nyeri selama ! kali terapi Hasil pemeriksaan nyeri pada ,& nyeri diam ' nyeri tekan ! dan nyeri gerak !. Setelah dilakukan terapi selama ! kali didapatkan hasil untuk pemeriksaan nyeri ,! nyeri diam & nyeri tekan ' dan nyeri gerak 3 <2= @danya Penambahan ingkup <erak Sendi pada ,runk dengan menggunakan 5id ine dariterapi ,& sampaiterapi ,! dari hasil pemeriksaan keterbatasan lingkup gerak sendi pada terapi pertama (,&) Normal dari :4 I S' > 3 cm =lei + cm Akstensi 3! cm
Normal ,egak ?jung 8ari ** cm ateral =lei 0etra +3cm Normal ,egak ?jung 8ari *# cm ateral =lei Sinistra +3 cm. Setelah dilakukan terapi selama ! kali didapatkan hasil pemeriksaan (,!) Normal dari :4 I S' > 3 cm =lei *' cm Akstensi 34 cm Normal ,egak ?jung 8ari *4 cm ateral =lei 0etra +* cm Normal ,egak ?jung 8ari *4 cm ateral =lei Sinistra +" cm <3= @danya Peningkatan ekuatan tot dengan menggunakan pengukuran 55,dariterapi ,& sampaiterapi ,! 0ari hasil pemeriksaan kekuatan otot pada terapi pertama (,&).,runk 3 =lei 3 Akstensi + ateral =lei 0etra + ateral =lei sinistra +. Setelah dilakukan terapi selama ! kali maka didapatkan hasil dari pemeriksaan akhir (,!) ,runk + =lei + Akstensi + ateral =lei 0etra + ateral =lei sinistra + <= @danya peningkatan akti2itas 2ungsional dengan menggunakan Skala westry dari terapi pertama 0ari hasil pemeriksaan aktivitas 2ungsional pada hari terapi pertama (,&) didapatkan hasil sebagai berikut >1ntensitas Nyeri 3 Perawatan 0iri ' @ktivitas 5engangkat 3 %erjalan 3 0uduk ' %erdiri 3 ,idur & @ktivitas Seksual ' @ktivitas Sosial 3 /ekreasi * 8umlah '4. Setelah dilakukan terapi selama ! kali maka didapatkan hasil 1ntensitas Nyeri ' Perawatan 0iri " @ktivitas 5engangkat 3 %erjalan " 0uduk ' %erdiri & ,idur " @ktivitas Seksual ' @ktivitas Sosial & /ekreasi & 8umlah &'.
#esim'ulan > ebanyakan pasien akan meningkatkan HNP dalam ! minggu dengan terapi konservati2. Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun terapeutik pada pasien dalam operasi "$ akan ditingkatkan terutama nyeri kaki tetapi kemungkinan kekambuhan adalah *" $ dan dapat berada pada level yang sama atau cakram yang berbeda.
3.2 %urnal 2 $nter5ensi M #en:ie Dan 0ore &tailit( Leih Baik Dari Pada M #en:ie &a"a Dalam Mengurangi N(eri Punggung Ba7ah Pada HNP Lumalis
!u"uan 8 ?ntuk mengetahui perbedaan antara intervensi 5c enFie saja degan 5c enFie dan :ore Stability dalam mengurangi nyeri punggung bawah pada HNP.
Metode 8 Penelitian ini bersi2at Juasi eksperimental prepost test group design untuk mengetahui hasil intervensi yang dilakukkan terhadap obyek penelitian. Po'ulasi 8 Sampel terdiri dari '" orang usia antara 3"-!" tahun yang yang merupakan pasien-pasien rawat jalan pada 1nstalasi /ehabilitasi 5edik /S1 Siti /ahma Padang yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Sampel dibagi menjadi ' kelompok secara matching yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan . elompok kontrol diberi intervensi 5c enFie elompok Perlakuan diberi intervensi 5c enFie dan :ore Stability.
Hasil 8 Hasil ?ji Normalitas dengan Saphiro wilk test didapatkan data berdistribusi normal dan uji homogenitas dengan aveneKs ,est di dapatkan data memiliki varian yang homogen. Hasil uji hipotesis pada kelompok perlakuan 1 dengan Paired sample t-test didapatkan nilai p L """+ yang berarti intervensi 5c kenFie berpengaruh signi2ikan terhadap pengurangan nyeri punggnung bawah pada HNP. Pada kelompok perlakuan dengan Paired sample t-test nilai p L """' yang berarti intervensi 5c kenFie dan :ore Stability berpengaruh signi2ikan terhadap pengurangan nyeri punggung bawah pada HNP. Pada hasil ?ji 1ndependent t-test didapatkan nilai p L """" yang berarti ada perbedaan hasil yang signi2ikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
#esim'ulan 8 1ntervensi 5c kenFie dan :ore Stabilitylebih e2ekti2 dari pada 5c enFie saja dalam pengurangan nyeri punggung bawah pada HNP.
3.3 %urnal 3 Pengaruh Bak E;erise Pada N(eri Punggung Ba7ah <&tudi e;'erimen 'erandingan dua model latihan 'unggung a7ah di Rumah &akit dr. Moe7ardi &urakarta=
!u"uan 8 ?ntuk mengetahui pengaruh perbedaan latihan punggung model Millian dan model 5c enFie terhadap pengurangan nyeri dan peningkatan 2leksibilitas punggung bawah.
Po'ulasi 8 +" subyek penderita nyeri punggung bawah yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil 8 0ata statistik menunjukkan bahwa pengurangan keluhan nyeri (C@S) pada kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 11 setelah intervensi p L "& hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok terjadi penurunan nyeri yang secara statistik dikatakan tidak berbeda. 5eskipun jika dilihat 5ean pada kelompok perlakuan 1 L '*!* dan mean pada keompok perlakuan 11 L '!# diperoleh selisih mean &&* dapat dikatakan tingkat nyeri kelompok 11 masih lebih tinggi disbanding kelompok 1. Sedangkan untuk peningkatan ingkup <erak Sendi (<S) setelah intervensi diperoleh p L ""3 dengan demikian ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok. 8ika dilihat 5ean pada kelompok perlakuan 1 L &+* dan mean pada kelompok perlakuan 11 L '*&* diperoleh selisih mean "*4 dapat dikatakan peningkatan
lingkup gerak sendi kelompok perlakuan 11 lebih baik disbanding kelompok perlakuan 1.
#esim'ulan 8 ,erjadi pengurangan nyeri lebih baik pada model Milliam sedangkan pada model 5c enFie lebih baik dalam peningkatan 2leksibilitas.