Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif
ABSTRAK... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN... 1
B.IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN... 7
C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN... 8
D.TUJUAN PENELITIAN... 8
E. MANFAAT PENELITIAN... 8
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A.KAJIAN PUSTAKA 1. Pola Asuh a. Pengertian Pola Asuh... 11
b. Jenis-Jenis Pola Asuh... 13
2. Keluarga a. Pengertian Keluarga... 16
b. Jenis-Jenis Keluarga... 19
c. Bentuk-Bentuk Keluarga... 20
d. Fungsi Keluarga... 20
3. Militer... 22
4. Kedisiplinan a. Pengertian Kedisiplinan... 23
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Unsur-Unsur Disiplin... 26
d. Penanaman Disiplin... 26
5. Remaja a. Pengertian Remaja... 28
b. Batas Usia Remaja... 29
c. Ciri-Ciri Masa Remaja... 31
6. Penelitian Terdahulu... 32
B.KERANGKA PEMIKIRAN... 34
C.HIPOTESIS... 36
BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI DAN SUBJEK POPULASI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian... 37
2. Populasi Penelitian... 37
B. METODE PENELITIAN... 39
C. DESAIN PENELITIAN... 39
D. DEFINISI OPERASIONAL... 40
E. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian... 42
2. Teknik Pengukuran Instrumen... 43
3. Kisi-Kisi Instrumen... 43
F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN 1. Uji Validitas... 46
2. Uji Reliabilitas... 47
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Angket... 49
2. Observasi... 49
3. Dokumentasi... 50
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif
2. Karakteristik Responden... 58
B.GAMBARAN DATA HASIL PENELITIAN 1. Hasil Uji Coba Angket a. Hasil Validitas Variabel (X) Pola Asuh... 58
b. Hasil Reliabilitas Variabel (X) Pola Asuh...60
c. Hasil Validitas Variabel (Y) Kedisiplinan... 61
d. Hasil Reliabilitas Variabel (Y) Kedisiplinan... 62
2. Deskripsi Variabel Pola Asuh (X)... 63
3. Deskripsi Variabel Kedisiplinan (Y)... 87
4. Pengujian Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas... 88
b. Uji Linieritas... 89
5. Pengujian Hipotesis... 90
C.PEMBAHASAN UMUM 1. Gambaran Mengenai Pola Asuh Keluarga Militer... 92
2. Gambaran Mengenai Kedisiplinan Remaja... 95
3. Pengaruh Pola Asuh Keluarga Militer Terhadap Kedisiplinan Remaja... 97
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 99
B. Saran... 100
DAFTAR PUSTAKA... 102
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Keluarga adalah tempat pertama bagi anak belajar mengenai segala hal yang
ada dalam kehidupan. Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak dan
memiliki pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian anak. Pembelajaran
ilmu agama, nilai-nilai budi pekerti luhur serta norma-norma dalam kehidupan
masyarakat diberikan kepada anak agar mereka menjadi seseorang yang baik di
masa yang akan datang. Maka dari itu betapa pentingnya orang tua dalam
menerapkan pola asuh yang akan digunakan dalam mendidik anak-anaknya.
Keluarga tidak hanya sekedar tempat untuk bernaung, tempat kita
mendapatkan perhatian dan kasih sayang, tetapi juga awal dari kita mempelajari
semua hal. Dari keluarga kita mengenal hal-hal yang kita tidak mengetahui
sebelumnya, kita diberi tahu mengenai mana hal yang baik dan buruk. Keluarga
pun tidak terbatas hanya orang tua dan anak dalam suatu rumah, tetapi juga ada
anggota lain dalam keluarga yang kadang tidak bisa kita kesampingkan begitu
saja.
Definisi keluarga menurut Wahyu (1986, hlm. 57) adalah sebagai berikut :
Sebuah keluarga adalah suatu satuan kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat tinggal yang dilandasi oleh adanya kerjasama ekonomi, dan mempunyai fungsi untuk berkembang biak, mensosialisasikan atau mendidik anak dan menolong serta melindungi yang lemah khususnya merawat orang-orang tua mereka yang telah jompo.
Keluarga juga memberikan pengenalan nilai kepada anak-anak mereka.
Orang tua merupakan individu pertama di dunia yang dikenal anak. Anak akan
melihat bagaimana cara orang tuanya memperlakukan mereka, tingkah laku orang
tua akan membekas dalam diri anak sehingga akan mempengaruhi kepribadian
anak itu sendiri. Tentunya tidak terlepas dari baik ataupun buruknya tingkah laku
Anak perlu mendapat pembelajaran mengenai nilai-nilai yang baik dalam
kehidupan sedini mungkin. Hal ini dimaksudkan agar karakter anak dapat
terbentuk dengan baik. Keluarga pun perlu memperhatikan lingkungan yang baik
untuk anak-anaknya agar mendapatkan lingkungan pertemanan yang baik.
Meskipun tidak selamanya lingkungan pertemanan anak akan memberi dampak
yang positif, jika anak sudah memiliki pegangan yang kuat dalam kehidupan tentu
tidak akan mudah tergoyahkan. Perlu juga pengawasan orang tua terhadap
penyerapan informasi yang didapat anak baik itu dari televisi maupun dari
internet.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Shorter (dalam Sanderson, 2010, hlm.
478) bahwa :
Anak-anak sekarang ini terperangkap di dalam suatu subkultur remaja yang selanjutnya, paling tidak, akan berperan dalam membentuk nilai-nilai dasar yang sama bobotnya dengan ajaran orang tua mereka. Para orang tua agaknya semakin tidak relevan sebagai pendidik dan guru anak remaja, dan banyak anak remaja memandang para orang tua mereka (dan anggota-anggota generasi yang lebih tua pada umumnya) sedikit saja mewariskan nilai kepada mereka.
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya sangat
menentukan dalam pembentukan kepribadian anak. Pola asuh dapat diartikan
sebagai suatu cara orang tua dalam membimbing dan memperlakukan anak baik
yang tampak melalui kata-kata dan gerakan maupun dari karakteristik orang tua
itu sendiri yang merupakan perwujudan cinta kasih kepada anaknya. Orang tua
tidak hanya menjadi seorang ayah dan ibu saja melainkan juga sebagai seorang
pendidik yang bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan pendidikan
anaknya. Karena keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama bagi
seorang anak.
Pendampingan orang tua diwujudkan melalui cara-cara mereka dalam
mendidik anak-anaknya. Dalam interaksi dengan anak, orang tua cenderung
menggunakan cara-cara tertentu yang dianggap terbaik bagi anak itu sendiri. Di
sinilah letak kesulitan dalam penerapan suatu pola asuh. Di satu sisi orang tua
harus bisa menentukan pola asuh yang tepat dalam mempertimbangkan kebutuhan
3
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harapan untuk membentuk anak menjadi pribadi yang baik. Perlunya penyelarasan
pula antara keinginan orang tua dan keinginan anak agar terjalin komunikasi yang
baik.
Jika anak tidak mendapatkan bimbingan yang baik dalam keluarga maka
akan berdampak buruk terhadap perilakunya di kemudian hari. Sosialisasi yang
tidak sempurna akan membuat anak menjadi salah dalam memahami nilai yang
ada dalam masyarakatnya. Anak-anak akan berperilaku menyimpang jika tidak
mendapat pendidikan nilai serta pengawasan yang baik dalam keluarga. Anak
mungkin tidak mengetahui bahwa tindakan yang ia lakukan merupakan perilaku
yang tidak baik, dikarenakan kurangnya pemahaman dan penanaman nilai-nilai
dalam diri anak.
Semua keluarga pun mengharapkan anak-anaknya mengalami
perkembangan diri yang positif baik secara sosial maupun emosional. Tapi itu
kembali lagi bagaimana orang tua mendidik anak-anak mereka semenjak dini.
Cara orang tua memperlakukan anak serta menanamkan nilai-nilai budi pekerti
yang baik akan berpengaruh terhadap kepribadian anak itu sendiri. Pekerjaan
orang tua pun memiliki dampak tersendiri dalam mempengaruhi bagaimana cara
mendidik anak. Hal tersebut mempengaruhi pola pikir orang tua serta cara
pandang tentang bagaimana sebaiknya merawat serta menjaga anak-anak mereka
agar dapat menjadi pribadi yang baik.
Orang tua diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan yang baik,
memberikan perhatian serta kasih sayang, dan menanamkan kedisiplinan.
Kedisiplinan sangatlah penting dalam kehidupan anak karena akan membentuk
karakter anak untuk kehidupannya kelak. Menurut Prijodarminto (1992, hlm. 23),
“disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan, dan atau ketertiban”.
Keluarga manapun ingin anaknya menjadi pribadi yang disiplin. Begitu pula
dengan keluarga militer dan semua keluarga-keluarga yang lainnya,
masing-masing memiliki caranya tersendiri dalam mendidik anak-anaknya. Dengan
peraturan akan membentuk kedisiplinan dalam dirinya. Hal itu dapat diterapkan
dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi seseorang yang disiplin. Karena jika
hal tersebut dapat diterapkan dengan baik maka akan menjadi hal yang sangatlah
bermanfaat.
Dengan disiplin, keluarga dapat mengajarkan kepada anak-anaknya tentang
perilaku baik dan mana perilaku yang buruk, sehingga mereka tidak terjerumus
untuk melakukan hal-hal yang salah yang bertentangan dengan nilai-nilai yang
ada di masyarakat. Namun saat ini tidak sedikit ditemukan anak-anak yang
memiliki perilaku buruk akibat dari kurang sempurnanya sosialisasi dalam
keluarga. Perilaku yang kurang disiplin seperti sering membangkang terhadap
perkataan orang tua, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, sering bolos sekolah
dan bermain di luar tanpa mengenal batas waktu. Itu merupakan akibat dari
kurang tegasnya orang tua dalam mendisiplinkan anak sehingga anak merasa
bebas dalam melakukan segala hal. Padahal orang tua seharusnya mendisiplinkan
anaknya agar anaknya menjadi seseorang yang memahami akan batasan nilai dan
waktu.
Peneliti pun sering menemukan kasus bahwa tidak sedikit anak-anak yang
kurang disiplin tidak hanya berasal dari keluarga sipil saja tetapi juga dari
keluarga militer. Peneliti dapat berasumsi demikian dikarenakan saat peneliti
melakukan praktik mengajar, peneliti melihat siswa yang kurang disiplin dalam
proses pembelajaran dan mengetahui bahwa latar belakang siswa tersebut berasal
dari keluarga militer. Peneliti juga memiliki rekan-rekan yang memiliki latar
belakang keluarga militer hanya saja terlihat bahwa sikap mereka cenderung tidak
mencerminkan sebagaimana disiplinnya dalam kemiliteran.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mulai menemukan satu titik masalah
mengenai bagaimanana hasil pola asuh yang diterapkan di keluarga
berlatarbelakang militer. Apakah ada pengaruh terhadap kedisiplinan anaknya
atau ternyata kurang, ataupun bahkan tidak berdampak sama sekali. Apa pola asuh
yang diterapkan dalam keluarga militer memiliki efek terhadap anaknya bila di
lihat dari segi kedisiplinan, terutama saat mereka memasuki usia remaja. Masa
5
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mereka akan kehilangan arah jika tidak mendapatkan bimbingan dan tuntunan dari
kedua orang tua mereka.
Orang tua haruslah memberi perhatian lebih kepada anak-anaknya agar
mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang menyimpang. Remaja adalah masa
dimana seseorang mulai timbul rasa percaya diri serta keberanian untuk
melakukan sesuatu hal yang baru. Jika hal tersebut tidak diantisipasi dengan baik,
maka remaja bisa terjebak ke dalam hal-hal yang menyimpang. Remaja pun mulai
berani untuk melanggar apa-apa yang dulunya dipatuhinya karena mereka merasa
mulai memiliki cara pandangnya tersendiri. Disinilah diperlukannya penanaman
nilai-nilai yang baik dari dalam keluarga terhadap anak yang salah satunya adalah
nilai kedisiplinan.
Kedisiplinan merupakan suatu nilai yang baik dalam membentuk karakter
seseorang agar dapat mengatur minimal dirinya sendiri terlebih dahulu untuk
menjadi pribadi yang baik. Dengan menerapkan kedisiplinan dimulai dari
lingkungan keluarga maka akan membuat keluarga tersebut menjadi keluarga
yang lebih teratur. Hal ini perlu diterapkan dalam diri anak, karena nilai
kedisiplinan akan membuat anak dapat mengetahui batasan-batasan waktu dan
mengenal nilai-nilai yang baik. Dengan kedisiplinan anak akan mengetahui kapan
waktu belajar, waktu bermain dan mampu menaati peraturan-peraturan yang ada
di lingkungannya.
Menurut hasil penelitian Yanik Imtiyas (2010, hlm.87) menunjukkan,
“... bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh authoritative dengan kemandirian remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung tahun
ajaran 2009/2010”. Sedangkan dalam penelitian Damayanti (2010, hlm. 75) menyatakan, “... bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang
tua dengan kontrol diri remaja di sekolah pada siswa SMP Laboratorium UPI...”. Di sini dapat terlihat bagaimana pengaruh ataupun hubungan antara pola asuh
yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak terutama ketika memasuki usia
remaja. Ada yang berdampak signifikan tetapi ada pula yang tidak berdampak
apapun. Tentu kepribadian serta perilaku remaja terbentuk tidak hanya karena
Pengaruh buruk dari lingkungan pertemanan baik di lingkungan rumah
maupun di lingkungan sekolah pun menjadi faktor yang berpengaruh dalam
kedisiplinan anak. Pergaulan anak memang memiliki dampak terhadap
kepribadian anak, akan tetapi jika anak sudah memiliki pondasi yang didapatkan
dari keluarganya tentunya bukan suatu masalah. Hanya saja arus modernisasi serta
globalisasi komunikasi pun turut andil dalam mempengaruhi karakter anak.
Komunikasi anak dengan teman-temannya menjadi faktor yang berperan dalam
pembentukan kepribadian anak. Cukup lamanya anak bermain dengan teman
dapat memberikan berbagai macam informasi yang diserap oleh anak. Waktu
bermain pun haruslah dapat diatur agar anak tidak terus menerus bermain karena
masih banyak hal baik lain yang mestinya dilakukan.
Berkembangnya teknologi pun membuat anak menjadi kurang disiplin
dalam kehidupannya. Anak jadi lebih sering menghabiskan waktunya bersama
dengan teknologi dibandingkan dengan belajar ataupun untuk sekedar berbincang
bersama orang tuanya. Seringnya anak bermain baik di komputer, handphone,
maupun pergi ke warung internet bersama teman-temannya membuat anak jadi
tidak bisa mengontrol dan membagi waktu dalam kehidupannya. Jika anak lebih
sering menghabiskan waktu di luar untuk bermain, maka anak akan menjadi sulit
untuk dikontrol. Hal ini bisa diperparah apabila tidak adanya perhatian yang
khusus dari orang tuanya. Tentu saja hal tersebut dapat berdampak buruk bagi
kepribadian sang anak kelak. Menurut Shorter (dalam Sanderson, 2010, hlm.
478-479) berpendapat bahwa :
Kita sedang menyaksikan suatu pergeseran yang mendasar dalam kesediaan para remaja untuk belajar dari para orang tua mereka. Dalam tahun 1960-an, hubungan-hubungan diantara generasi-generasi mulai mengalami evolusi yang sama yang dialami oleh kekerabatan pada masa lalu. Pada puncak perkembangan keluarga batih modern, beban pengalihan nilai dan sikap yang utama kepada anak-anak muda terletak pada para orang tua, dan aturan-aturan permainan dipelajari dalam ruang serambi yang akrab pada malam hari yang tak terhitung sekitar tempat kediaman. Tapi ketika keluarga pasca-modern menyibukkan kita, para orang tua mulai kehilangan peranan mereka sebagai pendidik.
Di sinilah diperlukannya peran penting keluarga dalam mendisiplinkan
7
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta membiasakan kedisiplinan dalam diri anak. Kedisiplinan tentunya tidak
dapat terbentuk dalam diri anak dalam jangka waktu yang pendek, melainkan
merupakan serangkaian proses yang panjang. Anak menjadi disiplin bila orang
tuanya mau melakukan pembiasaan serta penerapan aturan semenjak dini dimulai
dari disiplin di lingkungan rumah. Karena dengan kedisiplinan, anak dapat teratur
kehidupannya dan menjadi pribadi yang baik kelak di masyarakat. Anak pun bisa
membagi waktunya dengan baik dan menaati norma-norma yang ada.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai kedisiplinan remaja yang berasal dari keluarga
yang orang tuanya berlatar belakang militer. Oleh karena itu, peneliti memberi
judul penelitian ini : Pengaruh Pola Asuh Keluarga Militer Terhadap Kedisiplinan
Remaja (Studi Deskriptif terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi).
B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
Dalam setiap keluarga tentunya memiliki cara-caranya tersendiri dalam
mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Ditambah lagi faktor latar belakang
pekerjaan orang tua pun akan mempengaruhi pola pikir serta cara mereka dalam
membentuk kepribadian anak. Begitupun yang diyakini terjadi di keluarga yang
berlatarbelakang kemiliteran. Pola asuh yang digunakan dalam membentuk
kepribadian anak tentunya sedikit banyak akan dipengaruhi oleh latar belakang
kemiliteran yang dimiliki oleh orang tuanya. Sikap anak merupakan cerminan dari
pola asuh yang digunakan oleh orang tuanya. Dalam hal ini ketika anak yang
mulai memasuki fase remaja akan mengalami masa dimana mereka sedang
mencari-cari jati diri mereka sebenarnya. Hal ini membuat mereka mulai menjadi
anak yang kurang taat akan aturan-aturan dan menjadi anak yang kurang disiplin.
Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh
C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan
tersebut sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran mengenai pola asuh keluarga militer di KPAD
Sriwijaya Cimahi?
2. Bagaimana gambaran mengenai kedisiplinan remaja di KPAD Sriwijaya
Cimahi?
3. Bagaimana pengaruh pola asuh keluarga militer terhadap kedisiplinan
remaja di KPAD Sriwijaya Cimahi?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui gambaran mengenai pola asuh keluarga militer di KPAD
Sriwijaya Cimahi.
2. Mengetahui gambaran mengenai kedisiplinan remaja di KPAD Sriwijaya
Cimahi.
3. Mengetahui pengaruh pola asuh keluarga militer terhadap kedisiplinan
remaja di KPAD Sriwijaya Cimahi.
E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoretis
a. Memberikan sumbangan secara teoretis kepada disiplin ilmu sosiologi
mengenai pengaruh pola asuh keluarga militer terhadap kedisiplinan
remaja.
b. Menambah pengetahuan tentang adanya pengaruh pola asuh terhadap
kedisiplinan remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan kepada pendidikan dalam keluarga sehingga
orang tua dapat memberikan bimbingan dan penanaman kedisiplinan yang
baik terhadap anak-anaknya.
b. Memberikan kontribusi bagi para orang tua untuk dapat memahami dan
9
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian awal skripsi yang berisi :
a. Latar belakang penelitian, memaparkan tentang alasan peneliti tertarik
untuk meneliti masalah penelitian.
b. Identifikasi masalah penelitian, berisi pengenalan garis besarmasalah.
c. Rumusan masalah penelitian, dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya
tentang masalah yang akan diteliti.
d. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
tersebut selesai dilakukan.
e. Manfaat penelitian, berisi tentang manfaat yang diperoleh biasanya
dipandang dari salah satu atau beberapa aspek.
f. Struktur organisasi skripsi, berisi tentang urutan penelitian setiap bahasan
bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 sampai dengan bab terakhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS.
Tinjauan Pustaka dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam analisis
penelitian. Pada tinjauan pustaka peneliti mengaitkan teori dengan penelitian
yang akan diteliti. Tinjauan pustaka memuat berbagai teori mengenai
variabel-variabel yang ada di dalam penelitian, juga teori pendukung yang berasal dari
penelitian-penelitian terdahulu. Selain itu berisi kerangka pikir peneliti dalam
melakukan penelitian dan ditutup dengan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci tentang metodologi yang
ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti
lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan data dan analisis data
atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur
penelitian kuantitatif. Bagian pembahasan atau analisis temuan yaitu
membahas penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah
dibahas di bab II.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan-pembahasan serta hasil analisis pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran umum tentang pola asuh keluarga militer di KPAD Sriwijaya
Cimahi dapat dikatakan baik dan dikategorikan berada di jenis pola asuh
demokratis. Hal ini ditunjukkan dengan tinggi nya jawaban di jenis pola
asuh demokratis bila dibandingkan dengan jenis pola asuh lainnya.
Walaupun demikian, di beberapa aspek orang tua keluarga militer masih
menunjukkan sikap otoriter dan permisif.
2. Gambaran umum tentang kedisiplinan remaja dari keluarga militer di
KPAD Sriwijaya Cimahi termasuk dalam kategori tinggi. Di jenis
kedisiplinan di rumah, remaja dari keluarga militer 61% berada dalam
kategori disiplin tinggi dan 39% berada dalam kategori disiplin rendah.
Di jenis disiplin waktu, remaja dari keluarga militer 61% berada dalam
kategori disiplin tinggi dan 39% berada dalam kategori disiplin rendah.
Kemudian untuk disiplin di sekolah, remaja dari keluarga militer 54%
berada dalam kategori disiplin tinggi dan 46% berada dalam kategori
rendah.
3. Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat
disimpulkan bahwa pola asuh keluarga militer berpengaruh positif secara
signifikan terhadap kedisiplinan remaja di KPAD Sriwijaya Cimahi
dilihat dari nilai Fhitung (6,406) lebih besar dibandingkan dengan Ftabel
(4,06), berarti pengaruh pola asuh keluarga militer terhadap kedisiplinan
remaja di KPAD Sriwijaya Cimahi benar adanya. Besarnya determinasi
variabel pola asuh (X) terhadap kedisiplinan remaja (Y) adalah sebesar
pola asuh sebesar 13% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Kedisiplinan akan meningkat apabila kondusifitas pola asuh meningkat.
B.SARAN
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka pada bagian ini peneliti
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Dalam rangka meningkatkan pola asuh orang tua keluarga militer,
peneliti menyarankan agar orang tua lebih banyak meluangkan waktunya
bersama anak. Dengan memiliki banyak waktu bersama keluarga maka
akan memperkuat hubungan komunikasi serta keharmonisan dalam
keluarga. Orang tua sebaiknya selalu memerhatikan anak meskipun
sedang tidak bersamanya. Karena anak akan merasa lebih tenang dan
nyaman ketika orang tuanya peduli terhadap segala sesuatu yang mereka
butuhkan. Meskipun kesibukan sebagai seorang militer tidak dapat
dihindarkan, setidaknya luangkanlah waktu sejenak walaupun hanya
sekedar menanyakan bagaimana pelajaran di sekolah ataukah mereka ada
kesulitan yang mungkin bisa dibantu oleh orang tua.
2. Dalam rangka peningkatan kedisiplinan remaja dari keluarga militer
tidak hanya faktor orang tua yang berpengaruh, melainkan juga
lingkungan pertemanan dan sekolah, serta keinginan dalam diri pribadi
untuk menjadi disiplin. Orang tua sebaiknya mendisiplinkan anak sedini
mungkin dimulai dari hal-hal kecil seperti teratur makan, mandi, tidur
ataupun selalu memberi kabar terhadap orang tua. Karena dengan
pembiasaan maka saat anak beranjak dewasa hal-hal seperti itu sudah
menjadi kebiasaannya. Lingkungan sekolah yang baik dan taat aturan
pun akan membuat anak menjadi disiplin karena anak akan melihat
bagaimana bila ada yang melanggar aturan maka akan mendapat
hukuman. Serta yang terakhir adalah keinginan dari diri sendiri. Sekuat
apapun pengaruh dari luar bila dari dalam diri sendiri menolak maka
akan sulit untuk berubah. Haruslah muncul keinginan untuk disiplin
101
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pola asuh adalah salah satu faktor yang memengaruhi kedisiplinan anak, maka dari itu orang tua haruslah menerapkan pola asuh dengan baik agar
dapat terbentuk kedisiplinan yang baik dalam diri anak. Orang tua
haruslah peduli terhadap anak, tidak membebaskan anak begitu saja,
melainkan harus ada kontrol terhadap diri anak. Orang tua pun haruslah
melakukan komunikasi yang baik yaitu komunikasi dua arah agar anak
merasa bahwa mereka tidak hanya mendengarkan melainkan mereka pun
didengarkan oleh orang tuanya. Sosialisasi orang tua kepada anak
mengenai peraturan-peraturan dan nilai-nilai dalam kehidupan menjadi
amat penting agar anak mengetahuinya dan menjadi pribadi dengan sikap
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif
Daftar Pustaka
Ali, M. dan Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Akasara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta
Bungin, M. B. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Cohen, B. J. (1992). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2004). Pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gunarsa, S. D. (1991). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : BPK. Gunung Mulia
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga.
Indrakusumah, A. D. (1973). Pengantar Ilmu pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang.
Khairuddin. (2008). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Libery Yogyakarta.
Mahmud. dkk. (2013). Pendidikan agama islam dalam keluarga. Jakarta: Akademia Permata.
Margono, S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Munandar, M. (1986). Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT Uresco.
Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nurihsan, A. J. dan Agustin M. (2011). Dinamika perkembangan anak dan remaja. Bandung : Refika Aditama.
Parker, K. D. (2006). Menumbuhkan Kemandirian dan Harga Diri Anak. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.
Polak, J. B. O. F M. (1979). Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Ichtiar Baru.
Prijodarminto, S. (1992). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta : PT Abadi.
Purwanto. (2010). Metodologi penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. (2012). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung: Alfabeta
Rumini, S. Dan Sundari, S. (2004). Perkembangan anak & remaja. Jakarta : PT.
103
Aditya Dwi Lichjayadi, 2014
PENGARUH POLA ASUH KELUARGA MILITER TERHADAP KEDISIPLINAN REMAJA :Studi Deskriptif Analitis terhadap Keluarga Militer di KPAD Sriwijaya Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sanderson, S. K. (2010). Makro Sosiologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2007). Remaja jilid I. Jakarta: Erlangga.
Shochib, M. (2010). Pola asuh orang tua. Rineka. Jakarta: Rineka Cipta.
Simandjutak, B. (1984). Psikologi remaja. Bandung: Tarsito Bandung.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, S. (1982). Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta : CV Rajawali.
Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan dalam keluarga. Bandung : Alfabeta.
Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung : Tarsito Bandung.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian. Bandung : Refika Aditama.
Sunarti. (1989). Pola Pengasuhan Anak Secara Tradisional Di Kelurahan Kebagusan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta : DEPDIKBUD
Sunarto dan Hartono, A. (2002). Perkembangan peserta didik. Jakarta : Rineka Cipta
Supangat, A. (2010). Statistika. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Susetyo, B. (2012). Statistika untuk analisis dan penelitian. Bandung : Refika Aditama
Taniredja, T. dan Mustafidah, H. (2012). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo
Wahyu. (1986). Wawasan Ilmu Sosial Dasar. Surabaya : Usaha Nasional.
Willis, S. S. (2008). Remaja & Masalahnya. Bandung : Alfabeta.
Yusuf LN, S. (2011). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Skripsi
Damayanti. (2010). Hubungan antara pola asuh orang tua dengan kontrol diri remaja awal di sekolah. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia.
Imtiyas, Y. (2010). Hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian remaja. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
tua dengan kecerdasan emosional remaja. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Tarigan, M. I. (2008). Penerapan pola asuh orang tua dalam keluarga terhadap perilaku moral siswa di sekolah. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
Yudaprawira, D. H. (2008). Peranan pendidikan keluarga dalam pembentukan disiplin siswa di sekolah. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
Internet
Aflah, W. N. (2011).Militer dan hak asasi manusia. [Online]. Tersedia di http://hankam.kompasiana.com/2011/04/04/militer-dan-hak-asasi-manusia- 352847.html. Diakses 23 Agustus 2014.
Wikipedia. (2013). Militer. [Online]. Tersedia di