• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah ATK PSAK 30 & 73 Aufa Murtafi Rifqi 120110160023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah ATK PSAK 30 & 73 Aufa Murtafi Rifqi 120110160023"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAKALAH

PSAK 30 DAN DRAFT EXPOSURE PSAK 73 PSAK 30 DAN DRAFT EXPOSURE PSAK 73

TENTANG SEWA & STUDI KASUS PT PLN PERSERO TENTANG SEWA & STUDI KASUS PT PLN PERSERO

Disusun oleh : Disusun oleh : Fakhri

Fakhri Imam Imam 120110160020120110160020 Aufa

Aufa Murtafi Murtafi Rafqi Rafqi 120110160023120110160023 Anisa

Anisa Aprianti Aprianti 120110160048120110160048 Baharudin

Baharudin Erwin Erwin 120110160099120110160099

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018 2018

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI  ... 2  ... 2 PSAK 30 PSAK 30  ... 3  ... 3 A. A. DefinisiDefinisi  ... 3  ... 3 B.

B. Ruang LingkupRuang Lingkup  ... 3  ... 3

C.

C. IstilahIstilah... 3... 3

D.

D. Klasifikasi SewaKlasifikasi Sewa  ... 5  ... 5

E.

E. Laporan Keuangan LesseeLaporan Keuangan Lessee  ... 5  ... 5

1.

1. Sewa PembiayaanSewa Pembiayaan  ... 5  ... 5

a.

a. Pengakuan AwalPengakuan Awal  ... 5  ... 5

 b.

 b. Pengukuran SelanjutnyaPengukuran Selanjutnya  ... 6  ... 6

c.

c. Pengungkapan AwalPengungkapan Awal  ... 6  ... 6

2.

2. Sewa OperasiSewa Operasi  ... 7  ... 7

Pengungkapan

Pengungkapan  ... 7  ... 7

F.

F. Laporan Keuangan Lessor Laporan Keuangan Lessor   ... 7  ... 7

1.

1. Sewa PembiayaanSewa Pembiayaan  ... 7  ... 7

2.

2. Sewa OperasiSewa Operasi  ... 9  ... 9

G.

G. Transaksi Jual dan Sewa Transaksi Jual dan Sewa Balik Balik   ... 10  ... 10

PSAK 73

PSAK 73  ... 12  ... 12

A.

A. Alasan Penerbitan Draft Exposure PSAK 73Alasan Penerbitan Draft Exposure PSAK 73 ... 12 ... 12

B.

B. Perbedaan dengan PSAK 30Perbedaan dengan PSAK 30  ... 12  ... 12

1.

1. Pengecualian PengakuanPengecualian Pengakuan  ... 12  ... 12

2.

2. Identifikasi SewaIdentifikasi Sewa  ... 12  ... 12

3.

3. Laporan Keuangan LesseeLaporan Keuangan Lessee  ... 13  ... 13

4.

4. Pengaruh Penerapan DE PSAK 73Pengaruh Penerapan DE PSAK 73  ... 18  ... 18

DAFTAR PUSTAKA

(3)

PSAK 30 A. Definisi

Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. .

Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait

dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan.

Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan:

(a) dengan terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinan terjadinya sangat kecil; (b) dengan persetujuan lessor;

(c) jika lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas aset yang sama atau aset yang setara dengan lessor yang sama; atau

(d) bila ada pembayaran tambahan yang signifikan pada awal sewa oleh lessee sehingga secara ekonomis dapat dipastikan tidak akan ada pembatalan.

B. Ruang Lingkup

a. Sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui; dan

 b. Perjanjian lisensi untuk hal-hal seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten dan hak cipta

Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran:

c. Properti investasi yang diserahkan oleh lessor yang dicatat sebagai sewa operasi (PSAK 13: Properti Investasi)

d. Properti investasi yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai sewa operasi (PSAK 13: Properti Investasi)

e. Aset biologis yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai sewa pembiayaan C. Istilah

a. Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk mwnggunakan asset sewaan,Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali pengakuan sewa. ( yaitu

 pengakuan asset,leabilitas,pendapatan atau beban sewa )

 b. Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal  pihak berkomitmen terhadap persyaratan pokok sewa. Pada tanggal ini :

- Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembia yaan; dan

- Sewa untuk pembiayaan , di tentukan jumlah yang di akui pada awal masa sewa. c. Biaya langsung awal adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung pada negoisasi dan pengaturan sewa, kecuali biaya yang di keluarkan oleh leasor pabrikan atau dealer

(4)

- Pembayaran sewa minimum yang akan di terima lessor dalam sewa pembayaran -  Nilai residu yang tidak dijamin yang memiliki hak lessor

e. Investasi sewa neto adalah investasi secara bruto yang didiskontokan dengan suka  bunga implisit dalam sewa

f. Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan yang mana lessee telah

menyepakati perjanjian untuk menyewa asset di tambah dengan persyaratan lain yang mana lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut , den gan atau tanpa

 pembayaran lebih lanjut , jika pada awal sewa hampir pasti lessee akan melaksanakan opsi tersebut.

g.  Nilai residu yang dijamin adalah :

- Bagi lessee, bagian dari nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak yang  berelasi dengan lessee ( jumlah jaminan adalah jumlah maksimum yang dapat

menjadi terutang dalam kondisi apa pun ); dan

- Bagi lessor,bagian nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak ketifa yang tidak berelasi dengan lessor yang secara finansial memiliki k emampuan untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut

h.  Nilai residu yang tidak di jamin adalah bagian dari nilai residu asset sewaan yang nilai realisasi nya tidak dapat di pastikan oleh lessor atau di jamin semata –  mata oleh satu pihak yang berelasi dengan lessor.

i.  Nilai wajar adalah jumlah suatu asset di pertukarkan, atau liabilitas di selesaikan, antara pihak- pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar

 j. Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat dari:

-  pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor berdasarkan sewa  pembiayaan

- nilai residu tidak dijamin yang menjadi hak lessor.

k. Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan dengan tingkat  bunga implisit dalam sewa.

l. Penghasilan pembiayaan tangguhan adalah selisih antara: - investasi sewa bruto sewa

- investasi sewa neto sewa.

m. Tingkat bunga implisit sewa adalah tingkat diskonto yang pada awal sewa, menghasilkan penjumlahan agregat nilai kini dari:

-  pembayaran sewa minimum

- nilai residu tidak dijamin sama dengan penjumlahan dari

n. Tingkat bunga pinjaman inkremental lessee adalah tingkat bunga yang harus dibayar lessee dalam sewa yang serupa atau, jika tingkat bunga tersebut tidak dapat

ditentukan, tingkat bunga yang pada awal sewa yang harus ditanggung oleh lessee ketika meminjam dana yang diperlukan untuk membeli aset tersebut yang mana  pinjaman ini mencakup periode dan jaminan yang serupa.

(5)

o. Rental kontinjen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu di masa depan, selain faktor  perjalanan waktu (misalnya, persentase dari penjualan masa depan, jumlah

 penggunaan masa depan, indeks harga masa depan, tingkat bunga pasar ma sa depan). D. Klasifikasi Sewa

Kriteria suatu aset dikaui sebagi sewa pembiayaan, ketika :

1. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa 2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup

rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dilaksanakan 3. Masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomik aset

4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum mendekati nilai wajar aset

5. Aset sewaan bersifat khusus

Jika suatu aset mengandung elemen tanah dan bangunan, maka klasifikasi

dilakukan berdasarkan ISAK 25. Seluruh pembayran sewa minimum dialoksikan antara elemen tanah dan bangunan pada awal sewa. Pengukuran secara terpisah tidak diperlukan  jika lessee atas tanah dan bangunan diklasifikasikan sebagai properti investasi. Ketika  jumlah yang diakui tidak dianggap material, maka tanah dan bangunan dap at diakui

sebagai unit tunggal.

E. Laporan Keuangan Lessee 1. Sewa Pembiayaan

a. Pengakuan Awal

Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau

sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari  pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika

dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga  pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee

ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset.

Meskipun bentuk legal perjanjian sewa menyatakan bahwa lessee tidak memperoleh hak legal atas aset sewaan, dalam hal sewa pembiayaan, secara substansi dan realitas keuangan pihak lessee memperoleh manfaat ekonomik dari  pemakaian aset sewaan tersebut selama sebagian besar umur ekonomiknya.

Sebagai konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak tersebut sebesar suatu jumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari aset dan beban keuangan terkait.

(6)

Sewa pembiayaan diakui dalam laporan posisi keuangan lessee sebagai aset dan kewajiban untuk pembayaran sewa di masa depan. Pada awal masa sewa, aset dan liabilitas untuk pembayaran sewa di masa depan diakui di laporan posisi keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya langsung awal dari lessee yang ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset

Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung kepada aktivitas lessee untuk suatu sewa pembiayaan ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset. Contohnya biaya negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa.

b. Pengukuran Selanjutnya

Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan  beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban

keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa

sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan  penyusutan untuk aset sewaan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, dan  penghitungan penyusutan yang diakui berdasarkan PSAK 16 dan PSAK 19

Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap  periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang

sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak

kepemilikan pada akhir masa sewa, perkiraan masa penggunaan aset adalah umur manfaat aset tersebut. Jika tidak, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.

c. Pengungkapan Awal

(a) jumlah neto jumlah tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal  pelaporan;

(b) rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dan nilai kininya, untuk setiap periode berikut:

(i) sampai dengan satu tahun;

(ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; (iii) lebih dari lima tahun.

(c) rental kontinjen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut;

(d) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan (non-cancellable

(7)

(e) penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut:

(i) dasar penentuan utang rental kontinjen;

(ii) ada tidaknya klausul-klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau  pembelian dan eskalasi beserta syarat-syaratnya; dan

(iii) pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa-lanjut.

2. Sewa Operasi

Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih

mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna Pengungkapan

(a) total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut:

(i) sampai dengan satu tahun;

(ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; (iii) lebih dari lima tahun.

(b) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan (non-cancellable subleases) pada tanggal pelaporan.

(c) pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah pembayaran minimum sewa, rental kontinjen, dan pembayaran sewa-lanjut;

(d) penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi, namun tidak terbatas pada:

(i) dasar penentuan utang rental kontinjen;

(ii) eksistensi dan persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya opsi pembelian dan klausul eskalasi; dan

(iii) pembatasan yang ada dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan dividen, utang tambahan, dan sewa lanjutan.

F. Laporan Keuangan Lessor 1. Sewa Pembiayaan

a. Pengakuan A wal

Lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto tersebut.

 penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan yang diterima lessor sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya.

(8)

Lessor sering kali mengeluarkan biaya langsung awal yang meliputi antara lain komisi, biaya legal, dan biaya internal yang inkremental dan dapat

diatribusikan langsung dengan proses negosiasi dan pengaturan suatu sewa. Biaya langsung awal tidak termasuk biaya umum seperti yang lazimnya dikeluarkan oleh tim penjualan dan pemasaran. Untuk sewa pembiayaan, selain yang melibatkan lessor pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi  penghasilan yang diakui selama masa sewa. Tingkat bunga implisit dalam sewa

ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah termasuk di dalam piutang sewa pembiayaan; sehingga tidak diperlukan

 penjumlahan yang terpisah. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer yang terkait dengan negosiasi dan pengaturan suatu sewa tidak termasuk  biaya langsung awal. Dengan demikian, biaya tersebut tidak termasuk dalam

investasi sewa neto dan diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui, dimana untuk sewa pembiayaan umumnya diakui pada masa awal sewa.

b. Pengukur an Selanjutnya

Lessor mengalokasikan penghasilan pembiayaan selama masa sewa dengan dasar yang sistematis dan rasional. Alokasi penghasilan ini didasarkan  pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang

konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dalam suatu periode, di luar biaya jasa, diterapkan atas investasi sewa bruto untuk mengurangi pokok dan penghasilan pembiayaan tangguhan

Estimasi nilai residu tidak dijamin yang digunakan dalam perhitungan investasi kotor lessor dikaji ulang secara reguler. Jika telah terjadi penurunan dalam estimasi nilai residu tidak dijamin, alokasi penghasilan selama masa sewa direvisi dan penurunan yang terkait dengan jumlah yang telah diakru diakui segera.

Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada suatu periode sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor  pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui

sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

Pabrikan atau dealer sering kali menawarkan pilihan untuk membeli atau menyewa suatu aset kepada pelanggan. Sewa pembiayaan atas aset oleh lessor  pabrikan atau dealer memberikan dua jenis penghasilan:

(a) laba atau rugi yang ekuivalen dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atas aset yang disewakan, pada harga jual normal setelah dikurangi potongan  penjualan, jika ada; dan

(9)

(b) penghasilan pembiayaan selama masa sewa.

Pendapatan penjualan diakui di awal masa sewa oleh lessor pabrikan atau dealer sebesar nilai wajar aset, atau jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari

 pembayaran sewa minimum yang dihitung pada tingkat bunga pasar.

Lessor pabrikan atau dealer terkadang menggunakan suku bunga artifisial yang terlalu rendah untuk menarik pelanggan. Penggunaan tingkat suku bunga tersebut akan mengakibatkan pengakuan penghasilan yang terlalu tinggi dari transaksi pada waktu penjualan. Jika tingkat suku bunga artifisial yang terlalu rendah digunakan, maka laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila

menggunakan tingkat bunga pasar.

Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan suatu sewa pembiayaan diakui sebagai beban di awal masa sewa karena terutama terkait dengan pendapatan pabrikan atau laba  penjualan dealer.

c. Pengungkapan

(a) rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pemba yaran sewa minimum pada tanggal pelaporan. Di samping itu, lessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap periode berikut:

(i) kurang dari satu tahun;

(ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; (iii) lebih dari lima tahun.

(b) penghasilan pembiayaan tangguhan;

(c) nilai residu tidak dijamin yang diakru sebagai manfaat lessor;

(d) akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pemba yaran sewa minimum; (e) rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan; dan (f) penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.

2. Sewa Operasi

Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan aset sewaan menurun*.

Biaya termasuk biaya penyusutan, yang terjadi untuk memperoleh pendapatan sewa diakui sebagai beban. Pendapatan sewa (tidak termasuk penerimaan dari jasa seperti asuransi dan pemeliharaan) diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa

(10)

dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat  penggunaan dari aset sewaan menurun.

Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan  pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui

sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kebijakan

 penyusutan normal untuk aset sejenis, dan penyusutan tersebut dihitung sesuai PSAK 16 dan PSAK 19.

Lessor pabrikan atau dealer tidak mengakui laba penjualan atas suatu sewa operasi karena transaksi tersebut tidak ekuivalen dengan penjualan.

G. Transaksi Jual dan Sewa Balik

Transaksi jual dan sewa-balik meliputi penjualan suatu aset dan penyewaan

kembali aset yang sama. Pembayaran sewa dan harga jual biasanya saling terkait karena keduanya dinegosiasikan sebagai suatu paket. Perlakuan akuntansi untuk transaksi jual dan sewa-balik bergantung pada jenis sewanya. Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh penjual-lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

Jika sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, transaksi tersebut merupakan suatu cara dimana lessor memberikan pembiayaan bagi lessee dengan aset sebagai jaminan. Karenanya, tidak tepat jika selisih lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat diakui sebagai penghasilan. Selisih lebih tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa o perasi dan jelas bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba atau rugi d iakui segera. Jika harga  jual di bawah nilai wajar, maka laba atau rugi diakui segera, kecuali rugi tersebut

dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga  pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional

dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama

 periode penggunaan aset. Jika sewa-balik merupakan sewa operasi, dan pembayaran sewa serta harga jual dinilai pada nilai wajar, maka transaksi penjualan secara normal telah terjadi dan laba atau ruginya diakui segera.

Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada sa at transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada jumlah tercatatnya, rugi se besar selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera. Untuk sewa pembiayaan , penyesuaian seperti di atas tidak diperlukan kecuali jika telah terjadi penurunan nilai. Dalam hal tersebut, jumlah tercatat  berkurang menjadi jumlah terpulihkan sesuai dengan PSAK 48.

Pengungkapan yang dipersyaratkan untuk lessee dan lessor berlaku sama untuk transaksi jual dan sewa-balik. Penjelasan yang dipersyaratkan atas p engaturan sewa yang

(11)

material mengarah ke pengungkapan persyaratan khusus atau tidak biasa dari perjanjian atau persyaratan transaksi jual dan sewa-balik.

(12)

PSAK 73 A. Alasan Penerbitan Draft Exposure PSAK 73

Penyewaan merupakan aktivitas penting untuk banyak entitas. Penyewaan merupakan cara untuk mendapatkan akses atas aset, memperoleh pembiayaan, dan mengurangi eksposur entitas terhadap risiko kepemilikan aset. Prevalensi penyewaan ini  berarti bahwa penting bagi pengguna laporan keuangan untuk memperoleh gambaran

yang lengkap dan terpahami mengenai aktivitas penyewaan yang dilakukan entitas.

Model akuntansi sewa sebelumnya mensyaratkan penyewa dan pesewa untuk mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. Model tersebut dikritisi tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan karena tidak selalu memberikan representasi yang tepat atas transaksi penyewaan. Khususnya, model tersebut tidak mensyaratkan penyewa untuk mengakui aset dan liabilitas yang timbul dari sewa operasi.

B. Perbedaan dengan PSAK 30 1. Pengecualian Pengakuan

Penyewa dapat memilih untuk tidak menerapkan persyaratan untuk sewa  jangka-pendek; sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah. Jika penyewa memilih

untuk tidak menerapkan persyaratan tersebut, baik untuk sewa jangka-pendek

maupun untuk sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah, maka penyewa mengakui  pembayaran sewa yang terkait dengan sewa tersebut sebagai beban baik dengan dasar garis lurus selama masa sewa maupun dasar sistematik lainnya. Pen yewa menerapkan dasar sistematik lain jika dasar tersebut lebih merepresentasikan pola manfaat

 penyewa.

Jika penyewa mencatat sewa jangka-pendek dengan menerapkan paragraf maka penyewa mempertimbangkan sewa tersebut sebagai sewa baru untuk tujuan Pernyataan ini, jika: (a) terdapat modifikasi sewa; atau (b) terdapat p erubahan masa sewa (sebagai contoh, penyewa mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewanya).

Pemilihan sewa jangka-pendek dibuat berdasarkan kelas aset pendasar yang terkait dengan hak guna tersebut. Kelas aset pendasar adalah pengelompokan aset pendasar dengan sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi entitas. Pemilihan untuk sewa yang aset pendasarnya bernilairendah dapat dilakukan atas dasar sewa-per-sewa. 2. Identifikasi Sewa

Pada tanggal insepsi kontrak, entitas menilai apakah kontrak mengandung sewa. Suatu kontrak mengandung sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan.

(13)

Untuk suatu kontrak yang mengandung sewa, entitas mencatat masing-masing komponen sewa dalam kontrak sebagai sewa secara terpisah dari komponen nonsewa dari kontrak, kecuali entitas menerapkan cara praktis. Untuk kontrak yang

mengandung komponen sewa dan tambahan satu atau lebih komponen sewa atau nonsewa, penyewa mengalokasi imbalan dalam kontrak ke masing-masing komponen sewa berdasarkan harga tersendiri relatif dari komponen sewa d an harga tersendiri agregat dari komponen nonsewa.

Harga tersendiri relatif dari komponen sewa dan nonsewa d itentukan

 berdasarkan harga yang akan dibebankan oleh pesewa, atau pemasok serupa, kepada entitas untuk komponen tersebut, atau komponen serupa, secara terpisah. Jika harga tersendiri yang dapat diobservasi tidak tersedia, maka pen yewa mengestimasi harga tersendiri tersebut dengan memaksimalkan penggunaan informasi yang dapat

diobservasi.

Sebagai cara praktis, penyewa dapat memilih, berdasarkan kelas aset pendasar, untuk tidak memisahkan komponen nonsewa dari komponen sewa, dan memilih mencatat masing-masing komponen sewa dan komponen nonsewa terkait sebagai komponen sewa tunggal.

3. Laporan Keuangan Lessee

a. Pengakuan

Pada tanggal permulaan, penyewa mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa.

b. Pengukuran Awal

1. Pengukuran Awal Aset Hak-Guna

Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak-guna pada biaya  perolehan. Biaya perolehan aset hak-guna meliputi:

 Jumlah pengukuran awal liabilitas sewa,

 Pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal permulaan,

dikurangi dengan insentif sewa yang diterima.

 Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa; dan

 Estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa dalam membongkar

dan memindahkan aset pendasar, merestorasi tempat di mana aset berada atau merestorasi aset pendasar ke kondisi yang disyaratkan oleh syarat dan ketentuan sewa, kecuali biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk menghasilkan persediaan. Penyewa dikenai kewajiban atas biayabiaya tersebut baik pada tanggal permulaan atau sebagai konsekuensi dari telah menggunakan aset pendasar selama periode tertentu.

Penyewa mengakui biaya-biaya sebagai bagian dari biaya perolehan aset hak guna ketika timbul kewajiban atas biaya-biaya tersebut.

(14)

2. Pengukuran Awal Liabilitas

Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum dibayar pada tanggal tersebut. Pembayaran sewa didiskontokan dengan menggunakan suku bunga implisit dalam sewa,  jika suku bunga tersebut dapat ditentukan. Jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, maka penyewa menggunakan suku bunga pinjaman inkremental penyewa.

Pada tanggal permulaan, pembayaran sewa yang termasuk dalam  pengukuran liabilitas sewa meliputi pembayaran berikut ini atas hak untuk menggunakan aset pendasar selama masa sewa yang belum dibayar pada tanggal permulaan:

(a) pembayaran tetap dikurangi dengan piutang insentif sewa

(b) pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga  pada tanggal permulaan

(c) jumlah yang diperkirakan akan dibayarkan oleh penyewa dalam jaminan nilai residual

(d) harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi tersebut

(e) pembayaran penalti karena penghentian sewa, jika masa sewa merefleksikan penyewa mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.

Pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku  bunga termasuk, sebagai contoh, pembayaran yang terkait dengan indeks harga konsumen, pembayaran yang terkait dengan suku bunga acuan (seperti LIBOR) atau pembayaran yang bervariasi untuk merefleksikan perubahan dalam harga sewa pasar.

c. Pengukur an Selanjutnya

Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa dengan: (a) meningkatkan jumlah tercatat untuk merefleksikan bunga atas liabilitas sewa (b) mengurangi jumlah tercatat untuk merefleksikan sewa yang telah dibayar (c) mengukur kembali jumlah tercatat untuk merefleksikan penilaian k embali atau modifikasi sewa

Bunga atas liabilitas sewa pada masing-masing periode selama masa sewa adalah jumlah yang menghasilkan suku bunga periodik yang konstan atas sisa saldo liabilitas sewa.

Setelah tanggal permulaan, penyewa mengakui dalam laba rugi, kecuali  biaya tersebut sudah termasuk dalam jumlah tercatat aset lain dengan menerapkan

Pernyataan lain yang relevan: (a) bunga atas liabilitas sewa

(15)

(b) pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa pada periode di mana kejadian atau kondisi yang memicu pembayaran tersebut terjadi.

d. Penilaian Kembali L iabilitas Sewa

Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur kembali liabilitas sewanya untuk merefleksikan perubahan pembayaran sewa. Penyewa mengakui jumlah  pengukuran kembali liabilitas sewa sebagai penyesuaian terhadap aset hak-guna.

Akan tetapi, jika jumlah tercatat aset hak-guna berkurang menjadi nol dan masih terdapat pengurangan dalam pengukuran liabilitas sewa, maka penyewa mengakui sisa jumlah pengukuran kembali dalam laba rugi.

Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian menggunakan tingkat diskonto revisian, jika:

(a) terdapat perubahan masa sewa, Penyewa menentukan pembayaran sewa revisian berdasarkan masa sewa revision

(b) terdapat perubahan pada penilaian atas opsi untuk membeli aset pendasar, dinilai dengan mempertimbangkan kejadian dan keadaan dalam konteks opsi  beli. Penyewa menentukan pembayaran sewa revisian untuk merefleksikan  perubahan dalam jumlah terutang dalam opsi beli.

Penyewa menentukan tingkat diskonto revisian sebagai suku bunga

implisit dalam sewa untuk sisa masa sewa, jika tingkat diskonto revisian tersebut dapat ditentukan; atau suku bunga pinjaman inkremental penyewa pada tanggal  penilaian kembali, jika suku bunga implisit dalam sewa. Penyewa mengukur

kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pemba yaran sewa revisian, jika: (a) terdapat perubahan dalam jumlah yang diperkirakan akan dibayar dalam

 jaminan nilai residual. Penyewa menentukan pembayaran sewa revisian untuk merefleksikan perubahan dalam jumlah yang diperkirakan akan dibayar dalam  jaminan nilai residual.

(b) terdapat perubahan pembayaran sewa masa depan sebagai akibat dari  perubahan indeks atau suku bunga yang digunakan un tuk menentukan  pembayaran tersebut, termasuk sebagai contoh perubahan untuk

merefleksikan perubahan dalam harga rental pasar setelah peninjauan ulang rental pasar. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa untuk merefleksikan  pembayaran sewa revisian tersebut hanya ketika terdapat perubahan dalam

arus kas (yaitu ketika terdapat penyesuaian pembayaran sewa). Penyewa menentukan pembayaran sewa revisian untuk sisa masa sewa berdasarkan  pembayaran kontraktual revisian.

Modifikasi Sewa

(16)

(a) modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak untuk menggunakan satu aset pendasar atau lebih

(b) imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu. Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, pada tanggal efektif modifikasi sewa, penyewa

(a) mengalokasikan imbalan kontrak modifikasian (b) menentukan masa sewa dari sewa modifikasian

(c) mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian menggunakan tingkat diskonto revisian. Tingkat diskonto revisian ditentukan sebagai suku bunga implisit dalam sewa untuk sisa masa sewa, jika dapat ditentukan; atau suku bunga pinjaman inkremental penyewa pada

tanggal efektif modifikasi, jika suku bunga implisit dalam sewa tidak dapat ditentukan.

Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, penyewa mencatat pengukuran kembali liabilitas sewa dengan:

(a) menurunkan jumlah tercatat aset hak-guna untuk merefleksikan penghentian  parsial atau penuh sewa untuk modifikasi sewa yang menurunkan ruang

lingkup sewa. Penyewa mengakui dalam laba rugi setiap laba rugi yang terkait dengan penghentian parsial atau penuh sewa tersebut.

(b) membuat penyesuaian terkait dengan aset hak-guna untuk seluruh modifikasi sewa lainnya.

e. Penyajian

Penyewa menyajikan dalam laporan posisi keuangannya, atau mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangannya:

(a) aset hak-guna secara terpisah dari aset lainnya. Jika penyewa tidak menyajikan aset hak-guna secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa: (i) menyajikan aset hak-guna dalam pos yang sama dengan pos yang

digunakan untuk menyajikan aset pendasar serupa jika aset tersebut dimiliki; dan

(ii) mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup aset hak-guna tersebut.

(b) liabilitas sewa secara terpisah dari liabilitas lain. Jika penyewa tidak

menyajikan liabilitas sewa secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup liabilitas tersebut.

Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, penyewa menyajikan beban bunga atas liabilitas sewa secara terpisah dari beban

(17)

komponen biaya keuangan, di mana PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan  paragraf 82(b) mensyaratkan untuk disajikan secara terpisah dalam laporan laba

rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Dalam laporan arus kas, penyewa mengklasifikasi:

(a) pembayaran kas untuk bagian pokok liabilitas sewa dalam aktivitas pendanaan (b) pembayaran kas untuk bagian bunga liabilitas sewa dengan menerapkan

 persyaratan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas untuk pembayaran bunga; dan (c) pembayaran sewa jangka-pendek, pembayaran sewa aset bernilai rendah, dan

 pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa dalam aktivitas operasi.

 f. Pengungkapan

Tujuan pengungkapan adalah agar penyewa dapat mengungkapkan informasi dalam catatan atas laporan keuangan, serta informasi yang diberikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas penyewa.

Penyewa mengungkapkan informasi tentang sewanya dalam catatan atas laporan keuangan atau bagian terpisah dalam laporan keuangannya. Akan tetapi,  penyewa tidak perlu menduplikasi informasi yang telah disajikan di bagian lain

dalam laporan keuangan, jika informasi tersebut telah tercakup m elalui referensi silang dalam catatan tunggal atau bagian terpisah tentang sewa.

Penyewa mengungkapkan jumlah berikut ini untuk periode pelaporan: (a) beban penyusutan untuk aset hak-guna berdasarkan kelas aset pendasar (b) beban bunga atas liabilitas sewa

(c) beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait dengan sewa dengan masa sewa 1 bulan atau kurang

(d) beban yang terkait dengan sewa aset bernilai-rendah. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek atas aset  bernilai-rendah (e) beban yang terkait dengan pembayaran sewa

variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa (f) pendapatan dari mensubsewakan aset hak-guna;

(g) total pengeluaran kas untuk sewa (h) penambahan aset hak-guna

(i) keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual dan

sewabalik; dan (j) jumlah tercatat aset hak-guna pa da akhir periode  pelaporan berdasarkan kelas aset pendasar.

Penyewa memberikan pengungkapan yang ditetapkan dalam paragraf 53 dalam format tabel, kecuali format lain lebih tepat. Jumlah yang diungkapkan

(18)

meliputi biaya yang telah penyewa masukkan dalam jumlah tercatat aset lain selama periode pelaporan.

Penyewa mengungkapkan jumlah komitmen sewa untuk sewa jangka- pendek jika portofolio sewa jangka-pendek di mana penyewa telah berkomitmen  pada akhir periode pelaporan tidak serupa dengan portofolio sewa jangka-pendek

Jika aset hak-guna memenuhi definisi properti investasi, maka pen yewa menerapkan persyaratan pengungkapan

Jika penyewa mengukur aset hak-guna pada jumlah revaluasian dengan menerapkan PSAK 16: Aset Tetap, maka penyewa mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh PSAK 16: Aset Tetap paragraf 77 untuk aset hak-guna tersebut.

Penyewa mengungkapkan analisis jatuh tempo atas liabilitas sewa dengan menerapkan PSAK 60: Instrumen Keuangan:.

Sebagai tambahan atas pengungkapan, penyewa mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tambahan tentang aktivitas sewanya untuk memenuhi tujuan pengungkapan. Informasi tambahan ini dapat meliputi, namun tidak

terbatas pada, informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai:

(a) sifat aktivitas sewa penyewa

(b) pengeluaran kas masa depan yang berpotensi memberikan dampak kepada  penyewa yang tidak terefleksikan dalam pengukuran liabilitas sewa. Ini

termasuk dampak yang timbul dari: (i) pembayaran sewa variabel

(ii) opsi perpanjangan dan opsi penghentian (iii) jaminan nilai residual

(iv) sewa yang belum dimulai oleh penyewa yang telah berkomitmen. (c) pembatasan atau perjanjian yang timbul dari sewa

(d) transaksi jual dan sewa-balik

Penyewa yang mencatat sewa jangka-pendek atau sewa aset bernilai-rendah mengungkapkan fakta tersebut.

4. Pengaruh Penerapan DE PSAK 73

Aktiva atau biasa disebut dengan aset merupakan harta yang menjadi sumber ekonomi perusahaan yang digunakan untuk kegiatan perusahaan. Aktiva bisa

 berwujud aktiva lancar seperti kas, piutang, atau surat berharga, dan aktiva tetap seperti mesin, mobil, atau properti. Aktiva tetap diperoleh perusahaan dengan cara membeli, kredit bank, sewa, atau sewa guna usaha (leasing) (Anwari, 1994).

Dalam kegiatan bisnis sehari-hari, istilah leasing boleh jadi lebih populer daripada sewa. Perusahaan yang memperoleh aktiva tetap dengan cara leasing bisa terkesan lebih bonafide ketimbang perusahaan yang memperolehnya dengan

(19)

menyewa. Sebaliknya, perusahaan yang memilih cara sewa untuk memperoleh aktiva tetap kesannya tengah mengalami limitasi finansial.

Kesan itu boleh jadi keliru. Namun faktanya, leasing memang berbeda dari sewa biasa. Dalam leasing dikenal skema sewa guna usaha dengan hak opsi atau sewa  pembiayaan (capital/ finance lease). Istilah ini mengandung makna bahwa aset yang diperoleh lesseeseolah sudah merupakan miliknya sendiri, bukan milik lessor. Karena itu, lessee mencatat aset tersebut pada neraca dengan menambah jumlah aktiva (IAS 17 dan PSAK 30).

Selain itu, ada pula sewa guna usaha tanpa hak opsi atau sewa operasi (operating lease). Dengan cara ini, perusahaan bisa mendapatkan aset dengan skala  besar tanpa memunculkan ekses utang pada neraca untuk tahun-tahun berikutnya

(Sumual dan Affandi, 2016). Karena fungsinya sebagai off balance sheet financing ini, tidak mengherankan jika operating lease menjadi pilihan favorit para manajer keuangan di seluruh dunia.

 Namun, mulai 1 Januari 2019, istilah off balance sheet financing tadi niscaya akan tinggal kenangan belaka, terutama di negara-negara yang menggunakan International Financial Reporting Standards (IFRS) 16 tentang Leasing, termasuk Indonesia. Hanya, pemberlakuannya di Indonesia lebih lama setahun, yakni mulai 1 Januari 2020 seiring penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 tentang Sewa.

Berakhirnya fungsi off balance sheet financing itu terjadi karena dengan ketentuan baru IFRS tersebut nilai operating lease yang dahulu tidak muncul pada neraca, kini harus dimunculkan dengan keterangan ‘hak untuk menggunakan aset lease’ (right on use of asset) yang sekaligus dicatat sebagai utang/ kewajiban lease (lease liability).

(20)

5. Pengaruh Penerapan PSAK 73 (Studi Kasus PT PLN Persero)

Pengaruh penggantian PSAK 30 menuju PSAK 73 tentunya akan sangat berpengengaruh secara signifikan pada rasio keuangan PT PLN mengingat masih cukup besar beban pembelian tenaga listrik PLN ke pihak ketiga. Perlakuan akuntansi pada pembelian tenaga listrik yang masih dicatat sebagai beban pembelian tentunya akan beralih menjadi asset dan liabilitas sewa yang harus diakui oleh PLN maka hal tersebut tentu akan berdampak besar terhadap rasio keuangan PT PLN, begitupula beban sewa yang ada, sebagian akan berpindah ke asset dan liabilitas sewa. Dampak rasio keuangan PT PLN digambarkan pada table berikut:

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017, Standar Akuntansi Keuangan,PSAK  No. 30 : Sewa. Jakarta : Salemba Empat.

Web

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2017/05/de_psak_73-sewa.pdf Diakses Pada Kamis, 6 September 2018, Pukul 16.17 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Bermain, berlari, dan melakukan aneka kegiatan fisik bukan hanya membuat anak sehat dan bahagia, tetapi juga menambahkan oksigen pada otak yang membuat otak

Tujuan dari penulisan ini adalah membantu guru sekolah dasar dalam membuat bahan ajar berbasis seni dan budaya dengan teknik montase, sehingga diperoleh suatu hasil

Hampir tidak ada lagi hambatan masuk pasar bagi negara-negara anggota WTO, penetapan tarif sebagai alat memproteksi produk asing untuk masuk ke pasar domestik

Penelitian ini diharapkan akan menarik minat para konsumen satelit navigasi terhadap sistem COMPASS, sebagai salah satu pilihan sistem navigasi satelit yang dapat mereka

Aplikasi Tata Arsip Pribadi Dosen menggunakan Manajemen Folder di Politeknik Negeri Bali ini dirancang dengan pengaturan penyimpanan file dengan format PDF dengan

Pelayanan publik sebagai salah satu fungsi utama pemerintah adalah upaya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pengadaan barang dan jasa yang diperlukan oleh

Hal ini sejalan dengan Chassin (2000) menerangkan hasil penelitiannya, bahwa perilaku merokok dimulai pada usia remaja dan dalam perkembangannya menunjukkan

Untuk dapat mewujudkan visi ini, BPS telah merumuskan 3 pernyataan misi, yakni: (1) menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik