• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa pendidikan agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa pendidikan agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Oleh: Gregorio Firman Dariyanto Siagian NIM: 151124033. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS. Oleh. Gregorio Firman Dariyanto Siagian NIM: 151124033. Telah disetujui oleh:. Pembimbing. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ. tanggal 11 September 2019 ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS Dipersiapkan dan ditulis oleh Gregorio Firman Dariyanto Siagian NIM: 151124033. Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 17 Oktober 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat. SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Ketua Sekertaris Anggota. Tanda Tangan. : Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ. : F.X. Dapiyanta, SFK., M. Pd. : 1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ. 2. Martinus Ariya Seta, S.Pd., M.Theo. 3. Drs. Yoseph Ispuroyanto, SJ., M.A.. …………………… …………………… …………………… …………………… ……………………. Yogyakarta, 17 Oktober 2019 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini penulis persembahkan kepada Bapak Bernandus Manaik Siagian dan Ibu Fianty Ramschie yang selalu mendoakan penulis dan memberikan penulis semangat. Kepada saudari penulis Santi Ria Griffthy Siagian yang sudah senantiasa memberikan penulis semangat untuk tidak pantang mundur dalam menyelesaikan kuliah di Yogyakarta.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Kor 5: 7). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 17 Oktober 2019 Penulis,. Gregorio Firman D. Siagian. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama : Gregorio Firman Dariyanto Siagian NIM. : 151124033. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis berjudul: PERANAN. TEATER. KEMAMPUAN. RAKYAT. BERKOMUNIKASI. DALAM. MENGEMBANGKAN. MAHASISWA. PENDIDIKAN. AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian, penulis memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikianlah pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 17 Oktober 2019 Yang menyatakan,. Gregorio Firman Dariyanto Siagian. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Skripsi ini berjudul “PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS”. Judul ini dipilih atas dasar keingin tahuan penulis akan peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa sebagai calon katekis. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dengan metode deskripsi analisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian expost facto. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi PAK-USD. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan sampel jenuh sehingga mendapatkan responden 62 orang dan 3 narasumber. Hasil uji validitas instrumen pada tingkat signifikansi 0,05 terdapat 17 instrumen yang valid. Hasil uji reliabilitas instrumen didapatkan Cronbach's Alpha sebesar 0,761 yang masuk dalam kriteria reliabilitas tinggi. Hasil penelitian secara keseluruhan dengan rentang skor 55,26-68 memperoleh nilai mean 55,34 yang masuk dalam kualifikasi sangat baik. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa-mahasiswi sebagai calon katekis sudah baik. Kata kunci: teater rakyat, kemampuan berkomunikasi, katekis.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. This undergraduate thesis entitled “THE ROLE OF THE FOLK THEATER IN DEVELOPING THE COMMUNICATION SKILLS OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA AS A CATECHIST CANDIDATES”. This title was chosen based on the writer’s curiosity on the role of folk theater in developing the communication skills of students as catechist candidates. This undergraduate thesis aims to find out how the role of folk theater in developing communication skills of students of the Catholic Religious Education of Sanata Dharma University Yogyakarta. The method of research was a qualitative research with a descriptive analysis method. This research used ex post-facto research design. The population of this research were students, of the Catholic Religious Education of Sanata Dharma University Yogyakarta . The sampling technique used was simple random sampling and the sample was saturated so as to get 62 respondents and 3 interviewers. The instrument reliability test result were obtained Cronbach's Alpha 0,761 was included in the high reliability criteria. The overall results of the study with a range of scores of 55,26-68 obtained a mean value of 55,34 which was included in a very good qualification. The result concluded that the role of folk theater in developing the communication skills of collage students as catechist candidates was good. Keywords: folk theater, communication skills, catechist.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan cinta yang Ia berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik adanya. Meski dalam proses penulisan penulis banyak mengalami tantangan dan hambatan, namun semua itu penulis lalui dengan sikap sabar dan pantang menyerah serta berusaha terus-menerus. Skripsi yang penulis tulis ini berjudul “PERANAN TEATER RAKYAT DALAM. PENGEMBANGAN. MAHASISWA. PENDIDIKAN. KEMAMPUAN AGAMA. BERKOMUNIKASI. KATOLIK. UNVERSITAS. SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS” Dalam skripsi ini penulis mencoba mengangkat permasalahan. yang. berkaitan dengan kemampuan mahasiswa-mahasiswi terhadap kemampuan berkomunikasi setelah mendapatkan mata kuliah teater rakyat di PAK. Sehingga mahasiswa-mahasiswi lebih memperdulikan lagi pentingnya peranan Teater Rakyat dalam perkuliahan, sehingga saat mahasiswa-mahasiswi terjun langsung kedalam lapangan mereka sudah mempunyai bekal terlebih dahulu. Dengan skripsi ini pula penulis bermaksud memberi sumbangan pemikiran bagi prodi PAK-USD dalam memperkembangkan kesadaran para mahasiswamahasiswi terhadap peranan Teater Rakyat dalam mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi melalui mata kuliah Teater Rakyat. Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungandukungan dan perhatian-perhatian serta doa-doa dari banyak pihak baik secara. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dari hati yang tulus dan ikhas penulis menghaturkan berlimpah terima kasih kepada: 1.. Dr. B.A. Rukiyanto, SJ selaku dosen pembimbing yang sudah sabar membimbing penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.. 2.. Martinus Ariya Seta, S.Pd., M.Theo. selaku DPA sekaligus penguji skripsi ke dua yang selalu sabar dalam membimbing penulis dalam perkuliahan di prodi PAK.. 3.. Drs. Y.I. Iswarahadi, SJ., M.A. selaku penguji skripsi ke tiga.. 4.. P. Mutiara Andalas, SJ S.S., S.T.D. selaku dosen yang sudah membimbing penulis sehingga penulis bisa menemukan judul skripsi ini.. 5.. Bernandus Manaik Siagian selaku Ayah dan Fianty Ramschie selaku Ibu yang selalu mendukung dan berdoa untuk penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. 6.. Saudari Santi Ria Griffthy Siagian yang telah mendukung, mensuport dan menjadi tempat penyampaian masalah sehingga masa-masa perkuliahan dan skripsi dari penulis bisa selesai.. 7.. Keluarga besar (Siagian, Ramschie/Matulessy) yang selalu mendukung dan mendoakan penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik.. 8.. Sesilia Adhi Wahyu Utami dan Stephani Pemberialitoti selaku teman yang setia membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini tanpa mengenal lelah, walaupun penulis sedikit susah di bilang namun mereka tetap sabar dalam menemani.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9.. Masyarakat Balong Kabupaten Kulon Progo yang selalu mendoakan dan memberikan saya semangat dalam menyelesaikan skripsi.. 10. Teman-teman angkatan 2015 secara khusus kepada Marcel, Adit, Aryo, Andri, Dwi yang selalu memberi semangat antara satu dengan yang lain. 11. Seluruh mahasiswa-mahasiswi PAK yang sudah mau membantu saya dalam pengisian kuesioner. 12. Segenap staff dan karyawan Sanata Dharma yang sudah membantu dalam pelancaran penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 13. Grup Mobile Lagend (INCESTUM) Deka, Maxi, Andri, Aryo, Adit, Marcel, Dwi, yang sudah menemani penulis di hari-hari pembuatan skripsi ini. 14. Florentie Ana Efi yang selalu memberikan penulis semangat dan doa untuk selalu semangat dalam pembuatan skripsi ini. 15. Driver ojol dan segenap “aa” Burjo yang selalu memberikan saya suplemen penyemangat di malam hari. 16. Ibu kos yang selalu membangunkan penulis di pagi hari. 17. Kuntjara, HY., dr., Sp.B selaku dokter yang membantu penulis, sehingga penulis bisa pulih dari sakit yang menimpa penulis. 18. Paulina Titis Rahawati yang sudah mau meluangkan waktunya untuk menganar penulis berobat ke rumah sakit selama berhari-hari demi kesehatan penulis. 19. Seluruh panitia Insipro 2019 yang sudah memberikan penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. Semua pihak yang tidak bisa penulis tuliskan satu per satu dalam partisipasinya membantu penulis menyelesaikan proses studi terlebih dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang tidak disengaja. Oleh sebab itu dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pembaca. Yogyakarta, 17 Oktober 2019 Penulis. Gregorio Firman Dariyanto Siagian. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv MOTTO ..................................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .............................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix DAFTAR DIAGRAM ...........................................................................................xx DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xxi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1 B. Identitas Masalah ...........................................................................................4 C. Batasan Masalah ............................................................................................5 D. Rumusan Masalah .........................................................................................5 E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................5 F. Manfaat Penelitian .........................................................................................6 G. Metode Penulisan ..........................................................................................6 H. Sistematika Penulisan ....................................................................................7 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................9 A. Kajian Pustaka ...............................................................................................9 1. Peranan dan Perkemangan ........................................................................9 xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Peranan ...............................................................................................9 b. Perkembangan ...................................................................................9 2. Teater ......................................................................................................10 a. Pengertian Teater ..............................................................................10 b. Hakikat, Fungsi dan Sifat Seni Drama dan Teater............................12 c. Hubungan Seni Drama dan Teater Dengan Cabang-Cabang Seni Lainnya .............................................................................................13 d. Batasan Teater...................................................................................14 e. Unsur-Unsur Teater ..........................................................................14 f. Jenis-Jenis Teater ..............................................................................18 g. Kerabat Kerja Teater .........................................................................20 h. Teater dan Penonton .........................................................................21 3. Teater Rakyat ..........................................................................................22 a. Pengertian Teater Rakyat .................................................................22 b. Public Speaking sebagai Pengantar Teater Rakyat ...........................23 c. Tujuan Teater Rakyat .......................................................................25 d. Metodologi Penyampaian Materi......................................................26 e. Metodologi dan Penyampaian Tahap Materi ....................................27 f. Makna Teater ...................................................................................29 g. Makna Rakyat ...................................................................................31 4. Kemampuan Berkomunikasi ...................................................................31 a. Kemampuan .....................................................................................31 b. Berkomunikasi ..................................................................................32 5. Katekis ....................................................................................................35 B. Penelitian yang Relevan ..............................................................................37 C. Kerangka Berpikir ........................................................................................38 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 40 A. Jenis Penelitian ............................................................................................40 B. Desain Penelitian .........................................................................................41 C. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................41 xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. D. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................41 1. Populasi ....................................................................................................41 2. Sampel......................................................................................................42 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................42 1. Identifikasi Variabel ................................................................................42 2. Definisi Konseptual .................................................................................43 3. Definisi Operasional ...............................................................................44 4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................44 a. Kuesioner .........................................................................................44 b. Wawancara .......................................................................................45 5. Instrumen Penelitian ...............................................................................45 6. Pengembangan Instrumen .......................................................................46 a. Kisi-Kisi ...........................................................................................46 b. Uji Coba Terpakai ............................................................................47 F. Teknik Analisi Data: Analisis Deskriptif .....................................................51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................52 A. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................................52 1. Hasil Keseluruhan .................................................................................52 2. Hasil Setiap Aspek ................................................................................54 3. Rangkuman Hasil Setiap Aspek dan Keseluruhan .................................60 B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................61 1. Hasil Keseluruhan .................................................................................62 2. Aspek Teater Rakyat .............................................................................62 3. Aspek Kemampuan Berkomunikasi ......................................................62 4. Aspek Katekis ........................................................................................63 C. Hasil Wawancara .......................................................................................63 1. Identitas Responden ...............................................................................63 2. Deskripsi Wawancara ............................................................................64 D. Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................................67 E. Refleksi Kateketis .........................................................................................69 xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Keterbatasan Penelitian ...............................................................................70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................72 A. Kesimpulan ...................................................................................................72 B. Saran ............................................................................................................74 1. Untuk Prodi PAK ........................................................................................ 74 2. Untuk Mahasiswa Prodi PAK .................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................76. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Kuesioner ........................................................................ (1) Lampiran 2. Instrumen Wawancara ..................................................................... (3) Lampiran 3. Hasil Instrumen Kuesioner (1) ......................................................... (4) Lampiran 4. Hasil Instrumen Kuesioner (2) ......................................................... (6) Lampiran 5. Hasil Instrumen Wawancara ............................................................ (8) Lampiran 6. Hasil Data Penelitian .....................................................................(10) Lampiran 7. Data Uji Reliabilitas ......................................................................(12). xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1. Rangkuman Perbedaan Drama dan Teater ............................................. 11 Tabel 2. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang Diambil untuk Sampel ............... 42 Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen untuk Dosen Pengampu dan Pendamping ............. 46 Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen untuk Mahasiswa ................................................... 47 Tabel 5. Penentuan rtabel ........................................................................................ 48 Tabel 6. Validitas Kuesioner Penelitian terhadap Mahasiswa PAK .................... 49 Tabel 7. Ketentuan Penilaian Cronbach’s Alpha ................................................. 50 Tabel 8. Reliabilitas pada Mahasiswa PAK ......................................................... 50 Tabel 9. Rangkuman Hasil Deskrisi Frekuentif secara Keseluruhan ................... 52 Tabel 10. Rangkuman Deskripsi Statistik secara Keseluruhan ............................ 53 Tabel 11. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Asek Teater Rakyat ........................ 54 Tabel 12. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Teater Rakyat ......................... 56 Tabel 13. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Kemampuan Berkomunikasi ......... 56 Tabel 14. Rangkuman Deskripsi Stasistik Aspek Kemampuan Berkomunikasi . 58 Tabel 15. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Aspek Katekis ................................ 58 Tabel 16. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Katekis ................................... 60 Tabel 17. Rangkuman Hasil Setiap Aspek ........................................................... 60 Tabel 18. Rangkuman Hasil Keseluruhan ............................................................ 61 Tabel 19. Identitas Responden ............................................................................. 63. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR DIAGRAM. Diagram 1. Deskripsi Frekuentif secara Keseluruhan .......................................... 53 Diagram 2. Deskripsi Frekuentif Aspek Teater Rakyat ....................................... 55 Diagram 3. Deskripsi Frekuentif Aspek Kemampuan Berkomunikasi ................ 57 Diagram 4. Deskripsi Frekuentif Aspek Katekis ................................................. 59. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan dalam Kitab Suci Kor. : Korintus. Yes. : Yesaya. B. Singkatan dalam Penelitian Std.. : Standard. df. : Degree of Freedom. N. : Populasi. SPSS. : Statistical Product and Service Solutions. C. Singkatan Lain PAK. : Pendidikan Agama Katolik. USD. : Universitas Sanata Dharma. SM. : Sebelum Masehi. KBBI. : Kamus Besar Bahasa Indonesia. IPPAK. : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. AKKI. : Akademi Kateketik Katolik Indonesia. FKIP. : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. FIPA. : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama. Prodi. : Program Studi. DPA. : Dosen Pembimbing Akademik xxi.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidilkan Agama Katolik (PAK) adalah program studi yang menyiapkan mahasiswa-mahasiswi untuk menjadi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Pada tanggal 1 Agustus 1962 kampus ini didirikan YAYASAN. AKADEMIK. KATOLIK. INDONESIA. (AKKI). yang. menyelenggarakan pendidikan tinggi kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Kampus ini beberapa kali mengganti nama sesuai dengan perkembangan kampus, seperti SEKOLAH TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA yang dirubah pada tanggal 31 Maret 1971, (FIPA) Fakultas Ilmu Pendidikan Agama yang dirubah pada tanggal 14 Februari 1995, lalu pada tanggal 22 Desember 1998 FIPA USD diganti menjadi (IPPAK) Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik dan menjadi bagian dari FKIP USD, kemudian pada tahun 2017 mengganti nama menjadi PAK, prodi PAK ini berakreditasi A dan berlaku hingga tahun 2021. Banyu Dewa (2012: 318) Kampus IPPAK merupakan program studi yang memiliki beragam budaya, dari latar belakang suku, maupun budaya yang berbeda-beda datang untuk belajar dan menanggapi panggilannya sebagai calon guru agama prodi PAK memiliki visi dan juga misi, tujuan serta motto..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. 1. Visi Prodi PAK sebagai lembaga pendidikan mendidik calon sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan professional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat. 2. Misi a. Mendidik kaum muda menjadi Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang dapat berprofesi sebagai Guru Agama Katolik, Katekis, dan Pengembangan Karya katekese dalam konteks Gereja Indonesia. b. Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat. 3. Tujuan Prodi a. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman mendalam, berkompeten, berkepribadian, dan berintegritas dengan sikap yang unggul dan dapat membantu sesama umat beriman mengembangkan iman, yang dapat berprofesi menjadi Guru Agama Katolik, Katekis, dan Pengembang karya katekese melalui kerja sama dengan tokoh-tokoh mat dan pemimpin gerejawi lainnya. b. Menghasilkan karya-karya pengembangan katekese. 4. Motto Prodi Mewujudkan katekis yang Pradnya Widya (bijaksana dan berilmu). Mahasiswa-mahasiswi di prodi PAK ini juga disiapkan menjadi katekis. Katekis adalah orang yang dipanggil atau terpanggil untuk mewartakan ajaran.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Yesus. Kata katekis berasal kata dasar katechein yang mempunyai beberapa arti: membagikan informasi, mengkomunikasikan, mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan iman (Indra Sanjaya, 2011: 16). Katekis memainkan peranan penting sekali dalam misi pewartaan Injil, upaya yang utama untuk mengajarkan dan mengembangkan iman. Peran penting ini sekaligus menjadi tantangan bagi para katekis untuk mengembangkan keterampilan dalam berkatekese. Singkatnya katekis adalah guru agama atau orang yang memberikan pengajaran agama di sekolah dan paroki dengan memiliki pendidikan khusus sebagai seorang katekis. Mahasiswa PAK-USD adalah kaum muda yang dipanggil sebagai calon katekis. Sebagai calon katekis, pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan pengembangan dan pendalaman iman penting dipelajari dengan sunguh-sungguh (Anastasia, 2019: 14). Keterampilan dalam katekese meliputi keterampilan dalam hidup rohani, (keterampilan dalam menyusun, melaksanakan, mengevaluasi kegiatan katekese, dan keterampilan dalam berkomunikasi). Dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi, program studi PAK mempunyai mata kuliah wajib teater rakyat. Menurut Tri Mulyono (2019: 5) teater rakyat adalah sebuah “pesta” di mana dalam pesta tidak ada yang dinamakan batasan antara pemain dengan penonton, artinya suatu peristiwa atau kesempatan bagi rakyat untuk mengungkapkan diri melewati cerita. Mata kuliah ini mendidik mahasiswa-mahasiswi untuk dapat berkomunikasi, bermain peran, dan melatih kepercayaan diri. Mata kuliah teater rakyat diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi sehingga mampu menjadi katekis yang berani tampil di depan.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. umat. Namun, setelah menjalani kuliah dan pentas teater rakyat, mahasiswamahasiswi belum cukup mampu dalam berkomunikasi. Mahasiswa-mahasiswi belum cukup mampu untuk berkomunikasi di depan umum atau didepan umat. Penulis merasakan pengalaman dalam mengambil mata kuliah teater rakyat. Pendampingan mata kuliah teater rakyat ini banyak membuat perubahan untuk mahasiswa-mahasiswi. Perkembangan Public Speaking yang melatih mahasiswa untuk dapat berbicara di depan umat atau orang banyak. Meskipun demikian masih ada beberapa mahasiswa yang belum berani bertutur kata di depan banyak orang. Hal ini disebabkan oleh diri sendiri (mahasiswa) yang belum mau terbuka dan bersedia untuk berkembang. Bagi pengembangan diri secara umum, mata kuliah teater rakyat telah berperan cukup baik. Dalam hal pengembangan diri sebagai calon katekis, teater rakyat belum secara langsung memberikan peran bagi mahasiswa. Oleh karena itu, judul skripsi yang akan ditulis adalah “PERANAN TEATER RAKYAT DALAM. MENGEMBANGKAN. MAHASISWA. PENDIDIKAN. KEMAMPUAN AGAMA. BERKOMUNIKASI. KATOLIK. UNIVERSITAS. SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS”.. B. Identifikasi Masalah Berdasaran uraian tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa belum cukup memahami makna dari mata kuliah Teater Rakyat..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. 2. Masih banyak mahasiswa yang belum bisa mengaplikasikan Public Speaking dalam kehidupannya melalui teater rakyat.. C. Batasan Masalah Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, penulis membuat pembatasan penelitian pada peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis.. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah yaitu: 1. Apa yang di maksud dengan teater rakyat dan kemampuan berkomunikasi? 2. Bagaimana peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?. E. Tujuan Penelitian 1. Mahasiswa memahami maksud teater rakyat dan kemampuan berkomunikasi. 2. Mengetahui peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan informasi tentang teater rakyat dan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi program studi Pendidikan Agama Katolik Program. studi. dapat. mengetahui. peranan. teater. rakyat. dalam. mengembangkan kemampuan berkomunikasi serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan mata kuliah teater rakyat sekaligus mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa. b. Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat menyadari peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi sehingga dapat menjadi bahan refleksi dalam upaya mengembangkan kemampuan berkomunikasi sebagai seorang katekis.. G. Metode Penulisan Penulisan ini menggunakan metode penulisan deskriptif analisis dengan sumber-sumber bahan yang relevan dan mendukung. Penulisan ini didukung dengan data penelitian kuantitatif yang utama dan dibantu penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada beberapa mahasiswa Program studi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kemudian penulis.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. melakukan pengecekan melalui wawancara kepada dosen pengampu mata kuliah serta beberapa mahasiswa yang penulis pilih dari keseluruhan yang mengisi kuesioner. Maka, penelitian ini juga merupakan triangulasi.. H. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:. BAB I: PENDAHULUAN Pendahuluan, membahas tentang pendahuluan dan latar belakang masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai landasan teori yang mendasari pembahasanpembahasan selanjutnya. Pertama membahas mengenai pengertian teater, rakyat dan teater rakyat, Public Speaking, metode-metode penyampaian materi. Kedua membahas mengenai kemampuan berkomunikasi dan yang ketiga membahas tentang katekis.. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan tentang metode penelitian antara lain: jenis penelitian, desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.. BAB V: PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang sekaligus menjawab permasalahan dan diakhiri dengan saran..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Pustaka 1. Peranan dan Perkembangan a. Peranan Peranan menunjukkan cakupan peran sebagai konsep perihal yang dilakukan dalam perusahaan. Peranan berasal dari kata dasar peran yaitu peran yang mewakili aspek kedudukan atau status yang dinamis, biasanya mendukung seseorang untuk melaksanakan haknya yang sesuai dengan kedudukannya. Maka dari itu orang tersebut menjalankan peranannya. Bahwa peranan merupakan peran seseorang sebagai konsep yang dilakukan dalam suatu acara, ada pula peranan yang mengartikan bahwa statusnya di dalam suatu perusahaan.. b. Perkembangan Perkembangan diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahanperubahan di dalam diri seseorang yang membawa penyempurnaan dalam kepribadiannya. Proses itu memuncak apabila seseorang telah mencapai kedewasaan. Perkembangan masih berlanjut sampai seseorang menginjak masa tuanya. Perkembangan meliputi aspek kognitif, konatif, afektif, sosial, dan motorik (Winkle, 1991: 14)..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan hati individu sejak lahir sampai akhir hayatnya atau sebagai perubahan-perubahan. yang. dialami. individu. menuju. kedewasaan. atau. kematangannya (Akhmad Sudrajat, 2008). Dari pernyataan ahli di atas dapat dikatakan bahwa perkembangan adalah proses berlangsungnya perubahan seseorang dari yang belum sempurna hingga menjadi sempurna, perkembangan yang berlanjut hingga masa tuanya.. 2. Teater a. Pengertian Teater Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 1988: 909), teater merupakan seni pertunjukan, pementasan drama sebagai seni atau profesi. Kata “teater” berasal dari bahasa Latin thearum. Thearum berasal dari bahasa Yunani Kuno thearum atau theanomi dan berarti “pertunjukan, mempertunjukkan”. Dalam arti modern teater adalah gedung atau sarana untuk mementaskan drama atau untuk tontonan dramatis. Teater adalah juga kesusastraan atau kesenian dramatis penulis dan pelakonan dari drama, terutama kalau berhubungan dengan pengarang, negara, masa dan lain-lain (Akwan, 84: 32). Satoto (2012: 4) kata ‘teater’ berasal dari bahasa Yunani, ‘Theatron’ yang diturunkan dari kata “Theaomai” yang artinya takjub melihat, memandang. Kata ‘teater’ mewakili 3 pengertian:.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. 1) Gedung pertunjukan, panggung, yang telah digunakan sejak zaman Thueydides (471-395SM) dan Plato (426-348SM). Jelasnya ‘teater’ berarti gedung tempat sandiwara diadakan. Sedangkan panggung adalah tempat pertunjukan tersebut disajikan. 2) Publik (audience), auditorium, dalam zaman Herodotus (490/480-424). 3) ‘Karangan Tonil’ (toneel) seperti disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama I. Dengan kata lain, teater memiliki arti yang lebih luas, sekaligus menyangkut seluruh kegiatan dan proses penjadian dari proses penciptaan, penggarapan, penyajian atau pementasan, dan penikmatan (Satoto, 2012: 5). Menurut Satoto (2012: 6) teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam arti yang lebih luas; yakni meliputi: proses pemilihan naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian/pementasan, dan proses pemahaman atau penikmatan dari publik. Perbedaan seni drama dan seni teater dapat dilihat melalui ciri-ciri sebagai berikut: Tabel 1. Rangkuman Perbedaan Drama dan Teater Drama Teater Lakon (play) Pertunjukan (performance) Naskah (script) Produksi (production) Teks (text) Pemanggungan (staging) Pengarang Pemain, pelaku, pemeran (aktor/aktris) Kreasi (creation) Penafsiran (interpretation) Teori (theory) Praktik (practice) Teater memiliki arti sangat beragam, baik itu secara etimologis arti luas dan secara sempit. Secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan banyak orang. Sedangkan, dalam arti sempit, teater merupakan drama,.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak dengan media: percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah yang tertulis, dengan atau tanpa musik, nyanyian, dan tarian (Tri Mulyono, 2019).. b. Hakikat, Fungsi, dan Sifat Seni Drama dan Teater 1) Hakikat Seni Drama dan Teater Hakikat yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang ‘esensial’ (yang hakiki, yang selalu ada). Hakikat drama adalah ‘tikaian’ atau ‘konflik’ (conflict). Perwujudannya dalam teater berupa gerak, ucapan, dan penokohan. (Satoto. 2012: 8-9) 2) Fungsi Seni Drama dan Teater Fungsi. drama. dan. teater. yakni. berguna. atau. bermanfaat. dan. menyenangkan. Jadi selain berfungsi untuk hiburan seni juga harus berguna. Artinya dapat memberikan sesuatu kepada penikmatnya. Sesuatu itu dapat berupa pengetahuan, pendidikan, pengajaran, penerangan dan dapat apa saja. Seni drama dan teater juga berfungsi sebagai media komunikasi, penerangan dan informasi, sejak pemerintahan RI pada tahun 1980/1981 ‘Sosio Drama’ drama dan teater juga sudah digunakan menjadi salah satu mode terapi sosial dan sebagai media penyampaian pesan. Dalam dunia pengajaran, teater dapat digunakan sebagai metode interaksi edukatif secara kelompok. Metode tersebut disebut sebagai psikodrama atau bermain peran. (Satoto. 2012: 10-11).

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. 3) Sifat Seni Drama dan Teater Sampai sekarang, masih ada perbedaan pendapat tentang drama dan teater itu termasuk disiplin ilmu pengetahuan, baik sebagai ilmu pengetahuan ataupun sebagai hasil karya seni. Adapula yang memasukkan drama dan teater ke dalam seni sastra, seni gerak, seni panggung, seni rupa, seni tari, seni bertutur, seni dialog, seni pentas, seni pertunjukan, seni bermain peran dan lain-lainnya. (Satoto. 2012: 11). c. Hubungan Seni Drama dan Teater dengan Cabang-Cabang Seni Lainnya Satoto. (2012: 13-15), seni drama dan teater adalaah seni yang cakupannya sangat luas, lebih luas daripada cabang seni yang lainnya yang kita kenal. Dalam seni drama dan teater kita jumpai hampir semua cabang seni. Itulah sebabnya seni drama dan teater disebut seni kolektif dan kompleks. Cabangcabang seni yang berfungsi sebagai pendukung dan penunjang berhasil tidaknya sebuah pementasan drama antara lain: 1) Seni Bahasa dan Sastra. 2) Seni Gerak (acting). 3) Seni Rias (make-up). 4) Seni Busana (costum). 5) Seni Dekorasi (scenery). 6) Seni Suara dan Musik. 7) Seni Tata Lampu (lighting). 8) Seni Tari dan Koreografi (choreographer)..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. 9) Seni Rupa. 10) Seni Pentas dan masih banyak lagi.. d. Batasan Teater A. Kasim Ahmad dalam Arifin (1980: 11-12), teater secara umum adalah hasil karya ciptaan seni medianya berbentuk cerita yang diperagakan dengan gerak dan suara dengan aksentuasi dialog yang disampaikan kepada penonton. Jadi, teater adalah proses kegiatan dari lahirnya, pengolahannya sampai ke pementasannya. Seni teater adalah suatu bentuk pengucapan seni yang penyampaiannya dipertunjukkan lewat gerak dan suara di depan banyak orang.. e. Unsur-Unsur Teater Satoto (2012: 62-84), unsur-unsur yang membangun kesatuan dan keutuhan teater ialah: 1) Naskah Lakon Naskah merupakan hasil proses penurunan dari teks aslinya. Tradisi penurunan teks akan menimbulkan banyak versi naskah baru. Penghargaan yang sepantasnya diberikan atas sebuah naskah yang mengandung teks yang hendak dikaji bergantung pada tradisi yang mewujudkannya. Oleh karena itu, perlu sekali meninjau naskah yang hendak dikaji dalam teksnya, termasuk tradisi penurunan teks. Untuk keperluan pengkajian teks, supaya mendekati teks aslinya perlu membedakan 3 aspek sebagai berikut: a) Asal atau terjadinya teks.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. b) Keturunannya sejak terjadi sampai sekarang c) Penerapan atau penggunaannya sekarang. 2) Produser Produser bukanlah unsur murni dalam teater tetapi sekedar faktor penting. Tugas produser ialah mengurus agar teater dapat dipergelarkan di muka publik. Untuk keperluan administrasi, produser dibantu oleh seorang pimpinan eksekutif atau penanggungjawab tata laksana tokoh eksekutif ini biasa disebut menejer. 3) Sutradara Sutradara sering dipandang sebagai unsur sentral dalam teater. banyak sebutan lain yang bisa digunakan untuk sutradara, yaitu: metteur en scene, “pengolah jiwa”, “tabib rasa”, “bidan kata-kata”, “penata suasana”, “pemasak percakapan”, “penata jiwa”, “raja teater dan pelayan pentas”, “tukang sulap dan sihir”, “penganalisa dan batu-asah masyarakat”, “diplomat”, “ekonom”, “perawat”, “pemimpin orkes”, “penterjemah”, “pelukis dan ahli mode”, dan masih banyak julukan lain, akan tetapi semuanya tidak berarti karena sutradara memiliki fungsi yang terlalu kompleks (Jouvet, 1980: 175). Seorang sutradara adalah laksana seorang pecinta bertumbuh dari dalam bakat. Penemuan dan kesenangan dalam pekerjaannya juga bertumbuh dari bakat. Sutradara juga mengelola sebuah produksi, artinya bahwa sutradara juga menghimpun atau menyatukan semua orang, benda-benda, untuk bersama-sama membentuk suatu pementasan,. melewati. mereka. menciptakan. suatu. suasana. tertentu,. membangkitkan daya tertentu (Jouvet, 1980: 176-177). Sutradara adalah orang.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. yang pertama dan terakhir yang bertanggung jawab terhadap masalah pementasan (Arifin, 1980: 42). Sutradara berfungsi sebagai penemu dan penafsir utama yang kreatif terhadap naskah lakon. Sutradara berfungsi sebagai koordinator seluruh unsur teater, jadi sutradara harus pandai memimpin, menafsir, membuat rencana, berpikir, seniman kreatif, aktor, dan ahli strategi. Tidak hanya itu sutradara juga berfungsi sebagai pemilih pemeran untuk bermain peranan. Fungsi sutradara: a) Melakukan penafsiran terhadap naskah. b) Memilih para pemain. c) Mengerjakan kerjasama dengan penulis naskah, penata pentas, dan kerabat kerja teater lainnya dalam merencanakan pementasan. d) Melatih para pemeran. e) Menjadi koordinator dalam proses penggarapan sampai dengan pementasan. Menurut Arifin, (1980: 31-32) dalam pertemuan Bandungan, Ambarawa, memberikan batasan seorang sutradara sebagai “seorang seniman teater yang mewujudkan naskah secara menyeluruh ke dalam kenyataan teater”. Sebagai seorang seniman teater ia dituntut kadar pengetahuannya tentang: a) Aspek kulturil: masalah-masalah kebudayaan umumnya yang harus dimiliki; b) Aspek artistik: menguasai masalah kesenian pada umumnya. Mempunyai cita rasa, kepekaan, keterbukaan. Ia harus bisa mengembangkan kreativitas dan orisinalitasnya dengan menggunakan tiga penggerak kreativitas: kemauan, imajinasi dan perasaan..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. c) Aspek teatral: pengetahuan tentang pentas. Pentas sebagai wadah bagi berbagai peristiwa kehidupan manusia yang diwujudkan dalam naskah drama. d) Aspek literer: menguasai masalah kesusasteraan. Pengetahuan yang luas tentang sastra pada umumnya dan drama pada khususnya. 4) Pemain Pemain dalam teater biasa disebut aktor, jika laki-laki dan aktris jika perempuan aktor atau aktris tidak sekedar gagah atau cantik, melainkan mereka harus mampu membawakan atau melakukan peran watak tokoh yang sedang diperankan. Fungsi pemain dalam drama ataupun teater adalah sebagai penemu dan penafsir utama peran, pemain juga sebagai pewujud tafsir peran, secara sadar ia harus mampu melibatkan diri dalam keutuhan kerja kolektif dan kebersamaan dalam kegiatan berteater dengan seluruh kerabat teater. Pemain. dituntut. untuk. menilai. dirinya. sendiri.. Ia. harus. bisa. mengembangkan daya lihat yang ganda terhadap dirinya (double vision of himself) (Satoto, 2012: 77).. 5) Para pekerja/kerabat panggung Yang dimaksud pekerja atau kerabat panggung ialah: a) Penata panggung b) Penata sinar/cahaya/lampu c) Penata dekor d) Penata properti.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. e) Penata musik atau suara f) Penata busana g) Penata rias h) Penata artistik 6) Penonton Penonton sering disebut sebagai peminat. Baik peminat puisi, prosa, kritik dan esai, dan seni drama atau teater. Para penonton adalah partisipan kreativitas tertentu. Jika teater merupakan seni pertunjukan, penonton memilliki peran penting, karena jika tidak ada penonton, teater tidak akan berjalan sesuai dengan harapan.. f. Jenis-Jenis Teater Menurut Satoto (2012: 109) teater dibedakan menjadi tujuh jenis, antara lain: 1) Segi bentuk penggarapan, penyajian, dan pementasan: a) Teater Tradisional b) Teater Modern. 2) Segi kurun waktu keberadanya: a) Teater Klasik b) Teater Tradisional c) Teater Modern, dan d) Teater Konteporal..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. 3) Segi daerah asalnya: a) Teater Daerah (regional, etnis), b) Teater Indonesia (nasional) dan c) Teater Asing. 4) Segi bahasa yang digunakan sebagai medianya: a) Tetaer Daerah b) Teater Indonesia c) Teater Asing dan d) Teater Campuran. 5) Segi media pementaannya: a) Teater (Drama) Panggung, b) Teater (Drama) Radio, c) Teater (Drama) Teve, (termasuk teater/drama video), dan d) Teater (Drama) Film.. 6) Segi garapannya, atau gayanya: a) Teater (Drama) Prosais, b) Teater (Drama) Liris, c) Teater (Drama) Simbolis, d) Teater (Drama) Realis, e) Teater (Drama) Naturalis,.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. f) Teater (Drama) Surealis, g) Teater (Drama) Romantis, dan h) Teater (Drama) Liturgis (bersifat keagamaan). 7) Segi penyutradaraanya: a) Teater Mini Kata, atau Teater Primitif dan Bengkel Teater (WS.Rendra), b) Teater Tanpa Selesai, atau Teater Koma (N. Riantiarno). c) Teater Tanpa Penonton (Danarto), d) Teater Saja (Ikranegara), e) Teater Populer (Teguh Karya), f) Teater Kecil (Arifin C.Noer), g) Teater Mandiri (Putu Wijaya), h) Teater Srimulat (Teguh), dan i) Masih banyak lagi, baik yang terdapat di Jakarta maupun di daerah-daerah.. g. Kerabat Kerja Teater Satoto (2012: 82), kerabat kerja teater ini adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas dampak yang terjadi akibat pementasan drama tidak boleh merusak penonton. Selain itu pementasan ini tidak boleh merusak citra seni teater secara khususnya; dan seni serta kebudayaan pada umumnya bahkan bangsa yang berbudaya. Kerabat kerja teater antara lain: 1) Produser 2) Sutradara.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. h. Teater dan Penonton Menurut Satoto (2012: 81) penonton merupakan unsur teater yang sering diabaikan oleh para pemain teater, bahkan penonton sering dianggap sepele oleh para pemain teater. Putu Wijaya, teaterawan kenamaan di Indonesia pernah berkata, “Aku berteater untuk ditonton, kalau perlu dicaci maki oleh penonton. Tanpa penonton teater tidak berarti apa-apa”. Teater mutakhir harus akrab dan intim dengan publiknya, tanpa itu semua ia hanya segumpal iktihad atau ide. Panggung pertunjukan bukan hanya menarik perhatian dari pemain dan sutradara saja, tetapi juga menarik bagi penonton sendiri. Penonton yang datang tidak hanya sekedar ingin melihat pertunjukan, tetapi mereka juga ingin mengambil bagian dalam pertunjukan itu. Teriakan-teriakan dari penonton untuk para pemain teater di atas panggung ada yang disukai dan ada pula yang tidak disukai.. Teater. membutuhkan. penonton,. tidak. hanya. pemain. yang. memperhitungkan itu tetapi sutradara juga berperan dalam memperhitungkan penonton (Danarto, 1980: 102). Penonton sebenarnya adalah sasaran utama pengarang, sutradara maupun pemain. Para penonton mempunyai peran-peran yang tak pernah diperhitungkan apalagi diberikan honor. Tetapi para penonton harus membayar sendiri untuk menonton pertunjukan (Danarto, 1980: 103)..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. 3. Teater Rakyat a. Pengertian Teater Rakyat Teater rakyat berarti teater itu lebih merakyat, artinya telah bertahun-tahun bahkan berabad-abad akrab dengan rakyat penonton (Satoto, 2012: 81). Hal ini berarti bahwa teater rakyat sangat menekankan pertunjukan di hadapan orang banyak. Maka kepercayaan diri dan keberanian untuk tampil di depan public sangat dibutuhkan karena sebagus apa pun cerita atau kisahnya semua tergantung kepada kemampuan peserta untuk menunjukannya di hadapan public. Mata kuliah teater rakyat di prodi PAK membutuhkan kuliah pengantar yaitu mata kuliah public speaking yang diampu oleh Rm. Iswarahadi. Menurut Bertolt Brech dalam Tri Mulyono (2019: 6) teater rakyat adalah suatu aktivitas rakyat kecil atau kaum tertindas untuk menganalisis struktur masyarakat,. supaya. kontradiksi-kontradiksi. atau. kepincangan-kepincangan. semakin jelas. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teater rakyat adalah suatu seni atau kisah hidup manusia yang diceritakan ulang menjadi drama yang disertai dengan nyanyian, gerak tubuh, dan musik di atas pentas, untuk membuat teater ini menjadi lebih menarik dibutuhkan pemain yang sudah mempunyai peran masingmasing dan dibekali naskah tertulis, lalu dipertontonkan kepada orang banyak di dalam gedung ataupun auditorium. Hofmann (1988: 226), teater rakyat adalah suatu aktivitas rakyat kecil atau kaum yang tertindas untuk menganalisis struktur masyarakat, supaya kontradiksikontradiksi atau kepincangan-kepincangannya semakin jelas. Kalau masalah yang.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. sedang dihadapi adalah masalah kaum muda yang pengangguran, teater rakyat itu tidak puas jikalau hanya dengan menceritakan pengalaman ataupun memberikan nasehat murah yang tidaklah berguna. Sebaliknya para penonton diajak bersamasama dengan pemain untuk meneliti sebab musabab dan asal-usul pengangguran itu berasal dari mana, bukan dengan maksud asal tau saja, melainkan supaya struktur yang menyebabkan pengangguran itu dapat diubah.. b. Public Speaking sebagai Pengantar Teater Rakyat Public speaking merupakan salah satu dari sarana berkomunikasi. Dasar penting dari public speaking adalah kemampuan seseorang untuk berbicara dengan menggunakan public yang baik dan sesuai baik itu public verbal maupun public tubuh serta memiliki mental untuk dapat melakukan kegiatan tersebut di depan banyak orang. Dasar public speaking tersebut ternyata ada dalam pelatihan teater rakyat yang diikuti oleh para mahasiswa Program studi PAK USD di semester II. Tri Mulyono, 2019:1 proses pembekalan kemampuan berkomunikasi secara khusus dibina melalui mata kuliah pembinaan ekspresi, yaitu: 1) Pembinaan Ekspresi I Tekanan materi pada kemampuan individual melalui materi Public Speaking. Dalam public speaking mahasiswa mendapatkan kemampuan mengekspresikan diri secara verbal individual di hadapan public. Penyampaian ide, gagasan, sebagai pesannya dituturkan. Karena itu memerlukan kemampuan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. berbicara. di. depan. umum,. tetapi. juga. didasari. keberanian. untuk. mengungkapkannya.. 2) Pembinaan Ekspresi II Tekanannya pada aspek pembinaan kemampuan berekspresi secara individual, kelompok dan sosial dengan muatan visi yang mengarah pada keberpihakan terhadap kaum lemah dalam masyarakat kebanyakan. Kemampuan tersebut dijalani dalam materi teater rakyat. Melalui teater rakyat dikembangkan keberanian untuk menampilkan diri secara individual dalm kelompok, menampilkan konsep hasil kunjungannya dalam masyarakat kecil dan ditampilkan dalam bentuk seni peran teater. Meski melalui teater rakyat, bukan berarti mahasiswa dipersiapkan sebagai artis atau seniman teater, teater rakyat merupakan. metode,. pendekatan. untuk. mencapai. tingkat. kemampuan. mengekspresikan kondisi sosial dalam mengolah rasa dengan kemampuan seni. Sekaligus memiliki visi berani berpihak pada orang-orang yang miskin dan lemah. Sebagai pewarta sabda, pembekalan seperti yang telah dipaparkan di atas (mutlak) diperlukan untuk para calon katekis: kemampuan berkomunikasi, kemampuan public speaking, memiliki visi, berempati kepada rakyat yang miskin dan lemah. Teater rakyat adalah (untuk sementara ini) jawaban atas pertanyaan: dengan pendekatan macam apa para calon katekis dipersiapkan? Apakah cukup dengan cara seperti yang sudah dipaparkan ataukah masih ada beberapa cara lain lagi yang bisa disatukan dengan cara-cara yang telah dipaparkan agar menjadi.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. matang dan siap nantinya para calon katekis ini saat sudah bisa diterjukan dalam masyarakat sekitar, maupun tingkat besar.. c. Tujuan Teater Rakyat Mulyono (2019: 2) teater rakyat memiliki tujuan: 1) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan diri mahasiswa tentang realitas sosialnya melalui pendekatan seni teater agar aspek mengasah kepekaan rasa keindahan menjadi model hidupnya. Para mahasiswamahasiswi PAK dituntut untuk bisa lebih peka terhadap permasalahan dalam masyarakat. Teater rakyat juga membantu mengungkapkan perasaan diri terhadap kehidupan sosialnya dengan masyarakat sekitarnya. 2) Menumbuhkan sikap kritis dan kreatif dalam menanggapi persoalan sosial dan mengolahnya dalam bentuk teater. Para mahasiswa-mahasiswi diinginkan untuk bersiap kritis terhadap permasalahan sosial di kehidupan masyarakat, bukan hanya itu para mahasiswa juga diminta untuk tidak selalu menelan berita yang baru saja diterima, tetapi harus menganalisanya dengan sangat kritis. 3) Mengembangkan kesadaran sosial agar mahasiswa memiliki sikap peduli terhadap masyarakat (umat) nya. Para mahasiswa-mahasiswi dituntut untuk mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar, orangorang yang dimaksud ini adalah orang yang sudah dikenal maupun tidak dikenal. Mahasiswa-mahasiswi harus bisa memberikan perhatian pula kepada orang-orang di sekitar bukan hanya terhadap lingkungannya sendiri..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Hofmann, (1988: 228) tujuan teater rakyat adalah untuk mengungkapkan iman kepercayaan akan kebenaran yang berada di pihak rakyat kecil dan untuk melontar-lontarkan kritik tajam terhadap situasi yang menghalangi kebenaran, guna menegakan keadilan. Namun semua ini tidak akan menimbulkan fanatisme, karena seluruhnya terjadi dalam suasana seni.. d. Metodologi Penyampaian Materi Tri Mulyono (2019: 3) mengatakan bahwa teater rakyat juga memberikan orientasi kepada mahasiswa-mahasiswinya, hal ini untuk memperkenalkan pada kenyataan sosialnya sebagai sumber daya kreativitasnya yang merefleksikan kebutuhan masyarakat tersebut. Melalui pengamatan secara langsung (terjun langsung ke lapangan untuk melakukan kunjungan), penilaian yang kritis dan berintegrasi dengan masyarakat saat mempertanyakan masalah-masalah yang selalu ada di putaran masyarakat ini. Proses teater ini bertujuan untuk mengembangkan suatu kesadaran sosial dan membangun identitas budaya di lingkungan masyarakat. Selain orientasi, teater rakyat juga memberikan setuhan artistic yang bertujuan. memperkenalkan. kemampuan. dinamis. tentang. seni. dengan. menggunakan seni terpadu. Pendekatan ini terdiri atas sejumlah pendorong kreatif yang dilakukan melalui beberapa bidang subjek kesenian yang berbeda disusun untuk memberi kebebasan mengembangkan potensi kreatif pada mahasiswa. Selain itu upaya pendorong kreatif ini membantu mereka untuk mengekspresikan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. ide dengan imajinasi, keaslian, kepercayaan pada diri sendiri dalam rangka menumbuhkan disiplin seni dan organisasi. Di dalam teater rakyat, mahasiswa-mahasiswi PAK juga diberikan kemampuan organisasi yang mendorong kemajuan pribadi dengan membentuk sikap keterbukaan, kepercayaan dan kepekaan terhadap proses kelompok. Memelihara kemajuan kelompok melalui kerja kolektif, berinteraksi, saling memberi dan menerima kritik. Membentuk sikap kerja sama dan kesetiakawanan dengan melibatkan mahasiswa dalam seluruh proses dan memberi kesempatan untuk menunjukkan potensi mereka di lungkungan masyarakat.. e. Metodologi dan Penyampaian Tahap Materi Tahap I: Pendekatan dengan seni terpadu (Tri Mulyono, 2019: 2) Dari tujuan teater rakyat di atas, ada pula beberapa metode penyampaian materi untuk para mahasiswa-mahasiswi semester II. Tahap ini memberi kebebasan para peserta dalam pengembangan potensi mereka dalam bidang teater rakyat, khususnya dari segi-segi orientasi, artistic, dan organisasi. Dalam program ini dengan pendekatan interdisipliner yang memperkenalkan beberapa unsur antara lain: 1) Unsur-unsur kesenian 2) Unsur-unsur artistik 3) Unsur-unsur ekspresi drama (kualitas penampilan) 4) Sumber-sumber improvisasi 5) Perbedaan dengan seni teater rakyat tradisional.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. 6) Teknik-teknik pemeranan dan penyutradaraan 7) Dinamika kelompok Melalui beberapa bidang subjek kesenian yang berbeda: 1) Dinamika kelompok, suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. 2) Ekspresi gerak, ataupun ekspresi mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot wajah. 3) Ekspresi vokal dan musik, kata vokal dalam bahasa latin adalah vocalis yang berarti berbicara atau bersuara. Vokal dalam seni musik adalah alunan nadanada yang keluar dari suara manusia. 4) Ekspresi visual, penggambaran berupa bentuk foto, grafik, gambar, objek dan sebagainya, yang mudah ditangkap tanpa ada penjelasan lagi. 5) Penulisan naskah improvisasi teater. Tahap. II:. Pengamatan. dan. penilaian. terhadap. suatu. situasi. di. lingkunganmasyarakat. Dalam tahap ini seluruh mahasiswa dilibatkan dengan bermacam-macam corak tata kehidupan masyarakat. Dengan mengadakan pengamatan, penelitian, integrasi dan analisa secara langsung terhadap kenyataan sosial diharapkan mereka mampu mengidentifikasikan masalah (Tri Mulyono, 2019: 3)..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. Tahap III: Produksi pementasan teater rakyat Pementasan kreasi mahasiswa ini dilakukan secara kelompok. Sumber cerita adalah kejadian nyata situasi masyarakat (hasil kunjungan lapangan) yang disajikan dalam bermacam-macam corak penampilan teater rakyat. a. Sandiwara komedi b. Drama Puisi c. Teater Fabel d. Drama Eksperimental e. Pelaksanaan Model penyampaian teater rakyat dalam bentuk pelatihan selama kurang lebih satu pekan penuh, dari pukul 05.00-22.00 WIB. Model ini memungkinkan pendalaman materi secara efektif dan intensif. Materi yang berproses ini saling memberikan syarat dan bertahap sehingga akan lebih memungkinkan apabila pelaksanaan penyampaian materi dalam satu kurun waktu (Tri Mulyono, 2019:3).. f. Makna Teater Menurut Tri Mulyono (2019: 9-10) makna teater ada lima, yaitu: 1) Menyadari diri akan potensi rasa keindahan Setiap pribadi manusia mempunyai rasa keindahan. Teater yang mengarahkan diri pada seni pertunjukan sangat memperhatikan bagaimana agar pertunjukan itu memiliki penonton. Kuncinya adalah “menarik” elemen-elemen menarik berarti kita harus memperhatikan tutur kata, gerak-gerik tubuh, penampilan keseluruhan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. untuk mengungkapkan cerita (kehidupan) agar dapat berkomunikasi dengan orang lain. 2) Teater itu berkomunikasi Esensi dari sebuah komunikasi adalah adanya kesamaan makna antara komunikator dan komunikasi. Untuk menemukan makna itu diperlukan kemampuan diri untuk mengkomunikasikan. 3) Belajar dan bermain teater berarti bergumul bersama orang lain Mengasah kemampuan bersosial sekaligus berinteraksi secara interpersonal. Dalam pergumulan bersama itu setiap pribadi dihadapan pada pengalaman pemaknaan: Siapa diriku bagi orang lain, pentingnya kehadiran orang lain bagi diriku, bagaimana sebaiknya hidup bersama orang lain, untuk apa manusia berinteraksi. 4) Berteater, memberi ruang berinteraksi, berimajinasi dan berekspresi Kuncinya adalah kebebasan, ketika orang tidak terikat oleh keinginan diri yang membelenggunya bahkan kepentingan dari orang lain berarti orang ini bebas. 5) Berteater, mengajak pelakunya untuk merenung tentang kehidupan Sumber atau materi yang disajikan dalam berteater selalu tentang kehidupan. Benar, bahwa teater ini (teater rakyat) bicara tentang kehidupan manusia yang senang dengan dirinya, di tengah sesamanya, di alam semesta bahkan dengan Sang Penciptanya..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. g. Makna Rakyat Teater rakyat mengarahkan diri pada sebuah visi hidup yang berpihak kepada rakyat kecil (miskin, tersingkir). Sikap seperti ini lambat laun meluntur bagi kebanyakan orang, apalagi situasi zaman yang serba susah, membawa sebuah sikap yang terus-menerus menggeruk untuk tidak peduli terhadap orang kecil (Tri Mulyono, 2019: 10).. 4. Kemamuan Berkomunikasi a. Kemampuan Menurut KBBI kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan merupakan hal yang sudah ada dalam diri kita manusia dari sejak lahir. Kemampuan yang ada dalam diri manusia bisa disebut dengan potensi. Potensi yang ada dalam manusia pada dasarnya bisa diasah. Kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Kemampuan terbagi menjadi beberapa kelompok antara lain: 1) Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan berfikir. 2) Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut tenaga atau stamia berupa keterampilan, kekuatan, atau karakteristik serupa. Dari pengertian di atas maka, kemampuan merupakan kecakapan setiap individu untuk menyelesaikan pekerjaannya atau menguasa hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. b. Berkomunikasi Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau, communicare, yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip (Deddy Mulyana, 2001: 41). Menurut Deddy Mulyana (2001: 41), komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan, bukan hanya di kalangan para ilmuwan komunikasi, melainkan di kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri mempunyai arti yang berlainan. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka akan berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi maka komunitas tidak akan terbentuk, komunitas bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, sedangkan komunikasi akan berperan untuk menjelaskan kebersamaan itu. Oleh karena itu komunikasi juga berkaitan dengan seni, agama dan bahasa, dan masing-masing bentuk tersebut mengandung dan menyampaikan gagasan, sikap perspektif, pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunitas..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. Komunikasi mempunyai dua definisi yakni, komunikasi yang sempit dan komunikasi yang luas. Komunikasi sempit ini komunikasi yang menyampaikan pesan melalui media elektronik, sedangkan komunikasi yang luas adalah komunikasi yang berinteraksi antara dua makhluk hidup atau lebih (Deddy Mulyana, 2001: 42). 1) Jenis-jenis Komunikasi ] a) Komunikasi lisan dan tertulis Jenis ini adalah jenis pesan yang disampaikan, bentuk ini banyak dilakukan karena dapat menimbulkan keakraban di atara keduanya. Dalam menentukan bentuk komunikasi apakah lisan atau tertulis kiranya perlu memperhatikan waktu, biaya, keterampilan berkomunikasi dan sebagainya. Penggunaan komunikasi ini sangat penting dan luas, terbukti karena banyaknya diselenggarakan pelatihan keterampilan berbicara, komunikasi antar pribadi dan sebagainya. b) Komunikasi verbal dan non verbal Komunikasi tentang perasaan seseorang dapat dikemukakan secara lisan melalui apa yang diucapkan dan bagaimana cara atau sikap mengatakannya. Artinya dari suatu kata dapat diperjelas melalui nada suaranya, keras atau tidaknya suara yang diucapkannya. Perasaan seseorang dapat dinyatakan melalui syarat non verbal misalnya dengan wajah, posisi duduk, gerakan badan dan sebagainya..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. c) Komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping Komunikasi ini digolongkan pada akiran atau jalan informasi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi atau suatu kantor. Komunikasi kebawah yaitu komunikasi yang dilaksanakan oleh para atasan kepada bawahannya dalam suatu kantor, komunikasi ini biasanya sebagai penggerak, mengarahkan, ataupun memerintah dan umumnya menggunakan sarana memo atau telpon. Komunikasi ke atas biasanya digunakan dengan metode bertemu, tatap muka ataupun bercakap informal. Sedangkan komunikasi ke samping akan terjadi dengan sendirinya bagi anggota yang sedang berkerja sama sebagai suatu tim atau pada orang-orang yang mempunyai kedudukan yang sama, komunikasi ini dapat dilakukan dengan tatap muka, memo dan telpon. d) Komunikasi formal dan informal Komunikasi ini adalah komunikasi yang berjalan sesuai dengan hierarki kewenangan organisasi, sehingga saluran komunikasi itu telah ditetapkan oleh organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang berjalan secara bebas antar pegawai tanpa memandang jabatan atau pangkat. e) Komunikasi satu arah dan dua arah Komunikasi ini adalah komunikasi yang menitik beratkan pada penyampaian pesan, tanpa mengharapkan umpan balik dan hal ini biasa dilakukan di kantor-kantor dalam bentuk intruksi dan perintah. Komunikasi ini dapat berlangsung dengan cepat dan murah akan tetapi tidak memuaskan karena.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. penerima pesan tidak mempunyai kesempatan untuk mempertanyakan informasi yang diterima sehingga kurang memuaskan.. 5. Katekis Menurut Huber (1977: 10) dalam Uropmabin, katekis adalah orang yang mengajarkan tentang pendidikan iman dan pelayanan dalam karya pastoral katekese. Kata katekese berasal dari bahasa Yunani katekeo yang berarti membuat bergema. Kemudian istilah ini digunakan oleh umat Kristiani menjadi istilah khusus dalam bidang pewartaan. Dalam kitab suci katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman orang semakin dewasa dalam iman (Rukiyanto, 2012: 59). Kata katekis berasal dari kata Yunani dengan dasar katechein yang memiliki arti: mengkomunikasikan, mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan iman. Katekis adalah orang yang bertugas menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan iman. Huber menyampaikan bahwa katekis ialah “Imam, biarawan-biarawati, guru kelas, guru agama khusus, atau sukarelawan. Di luar sekolah oleh katekis, katekis militer, pemimpin umat, aktivis paroki” (Huber, 1977: 10). Prasetya (2007: 43) dalam Uropmabin mengungkapkan bahwa katekis adalah: Orang beriman. Katekis hendaknya terbuka terhadap kehadiran dan sapaan Allah serta mau menanggapi atau mengamini tawaran keselamatan Allah itu, baik bagi dirinya sendiri maupun umat beriman katolik lainnya. Meski kehadiran, sapaan dan tawaran keselamatan Allah itu tidak jelas, Ia berani berkata seperti Maria (Luk 1:38) “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu”..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. Para katekis memiliki peran dan tanggungjawab yang besar dalam kehidupan Gereja. Gereja tidak mungkin hidup dan berkembang tanpa peran dan kehadiran katekis. Katekis memperkenalkan iman akan Allah dalam diri Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya. Sedangkan orang-orang yang sudah beriman dibantu oleh katekis untuk memperdalam pemahaman tentang iman mereka dan katekis mendampingi agar mereka dapat menghayati iman secara cerdas, tangguh, mendalam, dan misioner. Titik balik seorang katekis merupakan suatu proses hidup seseorang di mana orang itu mengoreksi dirinya sendiri dan berubah sampai akhirnya berhasil dalam hidupnya. Titik balik ini dapat dimulai dengan menyadari dengan menyadari keadaan diri sendiri. Seorang katekis yang sudah sampai pada titik balik dalam hidupnya, akan mempunyai dorongan dalam dirinya untuk selalu menggemakan seruan syukurnya kepada Allah (Simare, 2019: 8). Menurut Simare (2019: 6) panggilan menjadi katekis terjadi sejak Roh Kudus dicurahkan melalui pembaptisan. Setiap umat beriman yang dibaptis, dikuatkan oleh Sakramen Krisma dan siap diutus menjadi saksi Kristus. Setiap pribadi menerima Roh Allah dalam hidupnya. Dalam Kitabnya, Nabi Yesaya menuliskan: “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi saya” (Yes 61: 1). Menurut Madya Utama (2018: xii) konteks tempat para katekis berkarya menyangkut Situasi Indonesia, Areopagus Baru, dan Gereja. Dalam artikel yang berjudul “Situasi Indonesia sebagai Tantangan Katekese” Martinus Ariya Seta memaparkan adanya 17 persoalan di Indonesia yang perlu disikapi, antara lain:.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. a. Keretakan Hidup Berbangsa dan Formalisme Agama b. Otonomi Daerah dan Masyarakat Adat c. Korupsi: Masalah Budaya d. Korupsi: Masalah Lemahnya Mekanisme Kontrol e. Kemiskinan f. Pengangguran g. Kriminalitas dan Premanisme h. Perburuhan i. Pertanian j. Lingkungan Hidup: Berkaitan dengan Hutan k. Lingkungan Hidup: Berkaitan dengan Non-Hutan l. Pendidikan Formal: Pendidikan Dasar-Menengah m. Pendidikan Formal: Pendidikan Tinggi n. Pendidikan Non-Formal: Pendidikan (dalam) Keluarga o. Pendidikan Non-Formal: Kaum Muda p. Kesehatan q. Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Ketidaksetaraan Gender. B. Penelitian yang Relevan Ada hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan. Hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk pengembangan terhadap penelitian yang dilaksanakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari Lapin (2011) dengan judul PERANAN TEATER.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. RAKYAT DALAM MEMPERKEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang menyimpulkan teater rakyat telah mengembangkan kesadaran sosial mahasiswa IPPAK USD. Teater rakyat berupaya meningkatkan kesadaran sosial terhadap realita yang terjadi dalam masyarakat melalui pelatihan teater, refleksi tindakan. nyata. dalam. hidup. sehari-hari.. Bahkan. kesadaran. sosial. diwujudnyatakan dalam tindakan untuk mencari jalan keluar dan memberikan solusi pada permasalahan sosial serta ikut ambil bagian di dalamnya.. C. Kerangka Berpikir Penelitian ini sangat berperan bagi pengembangan metode dan model pembelajaran yang dapat menyiapkan mahasiswa lebih memahami peran dari Teater Rakyat. Hal ini akan mendukung kegiatan perkuliahan yang nantinya akan dipakai dalam kehidupan sehari-hari.. 1. D. Hipotesis Pengumpulan informasi kegiatan. 2.. 3.. 4.. 5.. Penyebaran Kuesioner. Pembuktian melalui wawancara. Analisis dan olah data. Hasil kesimpulan dan usulan. Bertolak dari rumusan landasan teori, maka Peranan teater rakyat (x) dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi (y) Mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Sebagai Calon Katekis..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. Berdasarkan pengertian dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: H0. : ada peranan teater rakyat dalam mengembangan kemampuan. berkomunikasi H1. : tidak ada peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan. berkomunikasi.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini penulis menjelaskan metode penelitian yang dipakai dalam memperoleh data Peranan Teater Rakyat dalam Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi Mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Calon Katekis, meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dengan metode deskripsi analisis. Penulis akan menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data (Sugiono, 2014: 13-14). Penelitian kualitatif adalah suatu penelitan yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami. Kondisi objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika objek tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskripsi analitis dengan metode studi pustaka dan diperkuat dengan penelitian langsung. Penulis melakukan pengamatan dan wawancara kepada dosen pengampu dan mahasiswa pendamping teater rakyat di program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma..

Gambar

Tabel 1. Rangkuman Perbedaan Drama dan Teater
Tabel 2. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang Diambil untuk Sampel
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen untuk Dosen Pengampu
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen untuk Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sahabat MQ/ dalam refleksi peringatan Hari Guru kali ini/ Ketua Umum Klub Guru Indonesia-Satria Dharma berharap/ agar guru terus mampu memahami peran dan

Pada hari ke tujuh, 4 jam setelah pemberian EEBPJ diberikan natrium diklofenak dengan dosis yang telah dikonversikan terhadap dosis lazim 25 mg secara oral. Diambil urinnya

Sungguh kasus Bank Century/ kini semakin suram/ belum ada titik terang untuk menguak kasus tersebut// Kekuatan para penguasa/ telah berperan dalam kegelapan/

Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai penerapan Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Palu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi operasi bentuk aljabar pada siswa kelas VIII, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan

Dalam penelitian berikutnya dapat melengkapi penelitian ini dengan memperpanjang periode pengamatan sehingga diharapkan sampel penelitian juga akan lebih representatif

inklusi dan melaksanakan praktik inklusi ( Indek Inklusi yang dikeluarkan oleh CSIE : 2003).Sekolah reguler belum siap melaksanakan pendidikan inklusif, hal ini

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan