• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hadiah Lomba yang Diadakan PIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hadiah Lomba yang Diadakan PIH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Gathering dan Penyerahan

Hadiah Lomba yang Diadakan

PIH

UNAIR NEWS – Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas

Airlangga memberikan penghargaan kepada 18 peserta lomba penulisan opini, foto, dan video competition, Rabu (20/9). Selain seluruh pemenang, pemberian penghargaan tersebut juga dihadiri oleh awak media, maupun staf dan pimpinan PIH. Event itu juga merupakan gathering dan ajang diskusi bersama.

Berikut sekelumit dokumentasinya.

Kuliah Umum FKH dengan

(2)

Serikat

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) kedatangan tamu

spesial Selasa pagi (19/9). Mereka adalah Dr Jeffrey C. Mariner DVM, PhD. dan Prof. Dr. Jeffrey K. Griffiths, MD., MPH&TM dari Tuft University, Amerika Serikat.

(3)

FKH

Gelar

Kuliah

Umum

Internasional

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) kedatangan tamu

spesial Selasa pagi (19/9). Mereka adalah Dr Jeffrey C. Mariner DVM, PhD. dan Prof. Dr. Jeffrey K. Griffiths, MD., MPH&TM dari Tuft University, Amerika Serikat. Keduanya memberikan kuliah tamu di ruang Tandjung Adiwinata, lantai 2, gedung dekanat.

Dr. Mariner adalah seorang Veterinary Epidemiologist yang pernah melakukan penelitian di Indonesia. Khususnya, di pulau Jawa. Tak mengherankan, kuliahnya kali ini mengambil tema Mass Vaccination and the Incidence of Highly Pathogenic Avian

(4)

Influenza on Java Island: A One Health Perspective.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan banyak hal tentang flu burung. Salah satunya, soal tantangan yang mutlak dihadapi di Indonesia. Antara lain, soal kepadatan penduduk dan kecepatan regenerasi dari unggas yang hidup di lingkungan masyarakat. “Nah, tugas para peneliti adalah menghadapi tantangan dan memberikan solusi kongkret,” urai lelaki yang menamatkan program doktoral di University of Guelph tersebut.

Setelah presentasi dari Mariner, giliran Prof Griffith yang memberikan penjelasan pada para mahasiswa dan dosen. Guru Besar di bidang Public Health and Community Medicine ini b e r b i c a r a t e n t a n g W a t e r a n d E n v i r o n m e n t S p r e a d o f Antimicrobial Resistense.

P r o f . G r i f f i t h , D r . Mariner, dan Muchammad Yunus

Dia menggarisbawahi tentang pentingnya memahami perkembangan teknologi untuk menyelesaikan persoalan kesehatan yang berasal dari air dan lingkungan sekitar. Semakin hari, problem di sekitar makin kompleks. Sehingga, butuh pengetahuan dari beberapa aspek untuk menghadapinya.

Di tempat yang sama, Faculty Ambassador Muchammad Yunus PhD menuturkan, event ini sengaha digelar untuk memberikan wawasan global pada sivitas akademika. “Mari kita belajar dari berbagai sumber. Kuliah umum ini adalah kesempatan emas untuk mengisi pengetahuan kita tentang Veterinary Epidemiologi dan Enviromental Epidemiologi,” ungkapnya.

(5)

Kuliah umum ini diselenggarakan atas kerjasama antara UNAIR dan Indohun atau Indonesia One Health University Network. Saat ini, UNAIR memiliki One Health Collaboration Center (OHCC) yang diberi nama Airlangga Disease Prevention and Research Center (ADPRC). Selain UNAIR, kampus lain yang memiliki OHCC adalah UGM dan Udayana.

ADPRC ini bakal fokus untuk membantu pemerintah untuk menangani persoalan penyakit infeksi, khususnya zoonosis. Berdirinya ADPRC, didukung penuh oleh Indohun. Tak heran, ke depan, akan banyak event atau kegiatan ADPRC yang terkoneksi dengan Indohun. ADPRC akan fokus pada kajian bidang kesehatan manusia, kedokteran hewan, kesehatan lingkungan, dan menciptakan produk tepat guna. (*)

Dosen UNAIR Raih PhD dengan

“Outstanding Contribution

Award” dari NCTU Taiwan

UNAIR NEWS – Kabar gembira datang dari Ksatria Airlangga di

Negeri Taiwan. Ialah Imam Yuadi, dosen dari Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) FISIP UNAIR yang meraih penghargaan bergengsi dari National Chiao Tung University (NCTU). Pada lulusan tahun 2017, penghargaan ini diberikan oleh presiden NCTU kepada lima lulusan doktor dari lima departemen yang berbeda.

Meski Imam berlatar belakang dari ilmu sosial, tidak mematahkan semangatnya untuk menekuni bidang sains “Digital Forensics” yang merupakan rumpun ilmu komputer.

(6)

Printed Sources Identification” yaitu investigasi terhadap dokumen tercetak untuk menentukan jenis printer aslidengan menggunakan metode “machine learning”,” jelasnya.

Selama studi, Imam telah menghasilkan 8 karya yang terpublikasi internasional yaitu 4 jurnal internasional yang terindeks di Science Citation Index (SCI) maupun Scopus dan 4 publikasi internasional pada Institute of Electrical and

Electronics Engineers (IEEE) conference yang dipresentasikan

di Seattle dan Arizona (USA), Lisbon (Portugal) dan Moscow (Rusia). Demikian pula, tidak jarang ia memberikan presentasi tentang NCTU ke beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan kegiatan ini juga memberikan nilai tambah tersendiri dalam mendapatkan penghargaan tersebut.

Salah satu pengalaman menarik adalah saat Imam merasa salah dan menyesal dalam memilih professor yang berlatar belakang teknik elektro, akan tetapi dengan semangat, kesabaran, dan ketekunan serta dukungan dari istri, keluarga dan teman-temannya, sehingga Imam dapat mengatasi kesulitan yang ada. “Selama penelitiannya, sering menghabiskan waktu di laboratorium untuk melakukan eksperimen. Bahkan hampir tiap hari selalu tidur di laboratorium dan jarang pulang ke asrama kampus,” terangnya.

Walaupun sudah dinyatakan lulus, oleh advisor-nya Imam diharapkan selalu melakukan penelitian untuk menghasilkan karya tulis ilmiah. Penelitian terbaru yang dilakukan sekarang adalah identifikasi citra kanker dengan menggunakan “Machine Learning” dan “Deep Learning” yang sudah ter-submit di IEEE conference. Bahkan, sekarang Imam sedang menyusun paper untuk penulisan jurnal international tentang klasifikasi “multi-colorectal cancer“.

“Setelah kembali ke UNAIR saya akan menekuni “digital forensics” untuk dokumentasi, arsip, dan perpustakaan. Demikian pula, tidak menutup kemungkinan melakukan penelitian

(7)

tentang forensik digital di bidang arkeologi, linguistik, maupun kedokteran dan bidang sains lainnya,” tegasnya.

Penulis: Muhammad Zamakhsary Adnan (Ketua PPI Hinchu-Taiwan) Editor : Nuri Hermawan

FST Gelar Event Internasional

ISSIMM 2017

UNAIR NEWS – Fakultas Sains dan Teknologi (FST) mengadakan

event semunar dan konferensi internasional pada 25 sampai 26 Agustus 2017. Gelaran bertajuk The 2017 International Seminar on Sensors, Instrumentation, Measurement and Metrology itu bertema “Innovation for the Advancement and Competitiviness of the Nation”. Kegiatan itu didukung oleh sejumlah kampus

seperti UI, ITB, ITS, UB, UGM, dan Himpunan Fisika Indonesia (HFI).

Para peneliti, ilmuwan, dosen, dan mahasiswa, yang berjumlah 115 orang dengan 76 makalah, dari dalam dan luar negeri menghadiri acara yang diadakan di dua tempat tersebut. Yakni, di aula Wyndham Hotel Surabaya, dan di kampus Universitas Airlangga. Sejumlah peserta asing berasal dari China, Thailand, Brazil, dan Jepang. Sedangkan mereka yang dari dalam negeri berasal dari kampus negeri dan swasta kenamaan tanah air.

Hadir sebagai Keynote Speaker Prof. Dr. Seiichu Ozawa (Kobe University, Jepang). Selain dia, ada pula sejumlah Invited

(8)

Prof. Dr.Eng. Khairurrijal (ITB, Indonesia), Prof. Dr. Jakrapong Kaewkhao (NPRU, Thailand), Prof. Dr. Tosawat Seetawan (SNRU, Thailand), Dr. Setyawan P. Sakti (UB, Indonesia), Dr Kuwat Triyana (UGM, Indonesia), Dr. Jong H. Chow (ANU, Australia). Hadir pula sebagai pembicara Prof. Dr. Moh. Yasin, Prof. Dr. Suhariningsih, dan Dr. Riries Rulaningtyas, yang ketiganya berasal dari UNAIR.

Dosen FST Andi Hamim Zaidan (paling kiri) menjadi moderator para Invited Speakers.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si menyatakan, kegiatan ini adalah ajang untuk berbagi wawasan antar para ilmuwan atau peneliti di bidang fisika. Juga, sebagai media komunikasi dan diskusi antar peserta seminar dan konferensi. “Sebagaimana kita ketahui bersama, ilmu fisika ini bisa diaplikasikan di setiap lini kehidupan. Ilmu fisika dan instrumentasi tidak bersifat eksklusif bagi komunitasnya saja,” ungkap dia.

(9)

Alamsjah yang memberi sambutan setelahnya menyampaikan poin serupa. Dia mengatakan, event ini dapat menjadi jembatan antara peneliti, masyarakat, dan industri. Maksudnya, antar tiga elemen tadi, memiliki kaitan erat. Ilmu pengetahuan, imbuh Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan ini, harus bisa berkontribusi pada kemajuan suatu bangsa.

“Di era globalisasi, sebuah negara yang dalam masa transisi dari negara berkembang menuju negara maju, harus memiliki potensi IPTEK yang mumpuni,” ungkap dia.

Seminar dan konferensi internasional seperti ini, bakal membuka ruang diskusi dan kerjasama antar kampus atau institusi. Ada upaya saling menguatkan dan bertukar pikiran yang konstruktif. Sehingga, bisa turut andil dalam mencari solusi global.

Dalam kesempatan itu, Prof. Dr. Seiichu Ozawa menyampaikan presentasi tentang pemanfaatan teknologi sensor untuk optimalisasi bidang agrikultur. Dia memberi contoh penelitiannya di lahan kacang kedelai.

Dijelaskan lelaki yang memiliki lebih dari seratus lima puluh publikasi ilmiah ini, pemanfaatan sensor dan kamera bisa membuat kontrol terhadap pertumbuhan tanaman perkebunan atau persawahan lebih maksimal. Muaranya, strategi untuk percepatan dan pengembangan hasil dapat dilaksanakan secara simultan.

“Metode ini bisa dikembangkan sehingga pada suatu titik akan mampu merumuskan strategi penanaman, pembiakan, penyiraman, pemupukan, dan panen yang efektif dan efisien,” urai dia. Dikatakan Seiichu Ozawa, aplikasi teknologi dalam pertanian tidak bisa dielakkan. Sebab, semakin hari, kebutuhan manusia akan hasil bumi dari sektor agrikultur makin banyak. Maka itu, teknologi harus jadi penopang utama semua metode agrikultur. (*)

(10)

UNAIR Lanjutkan Kerjasama

Internasional dengan Monash

University

UNAIR NEWS – Monash University kembali bertandang ke Universitas Airlangga. Selain membahas hubungan kerja sama antara keduanya, kedua kampus ini terus meningkatkan tiga bidang potensi yang selalu dilakukan dalam kerjasama internasional. Ketiga bidang tersebut adalah publikasi jurnal internasional, pertukaran mahasiswa dan staf, serta international mobility, terutama untuk visiting professor.

Pada kesempatan yang dilakukan di Ruang Sidang Pleno Gedung Rektorat UNAIR, Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM., memaparkan, saat ini UNAIR terus menjalani kerja sama dengan berbagai universitas di luar negeri.

”Kerja sama dengan Monash University telah terjalin sejak beberapa tahun lalu dan telah habis masa berlakunya pada tahun 2017. Kunjungan kali ini dapat menjadi kesempatan untuk mempertimbangkan perpanjangan perjanjian kerjasama yang pernah dibuat,” terang Djoko.

Menambahkan pernyataan Djoko, sekretaris Airlangga Global Engagement UNAIR Dian Ekowati SE., M.Si., M.AppCom(OrgCh)., Ph.D., mengatakan, kerjasama yang terjalin dengan Monash University sudah cukup banyak. Mulai dari level individu maupun untuk level kelompok.

Pada tahun 2005 silam, Dian menjelaskan bahwa UNAIR dan Monash University telah menjalin kerjasama dalam hal pengembangan universitas. Hal itu diwujudkan melalui Technological and Profesional Skill Development Projek (TPSDP).

(11)

Monash University untuk mendapatkan pelatihan di bidang research management university leadership, quality insurance, curiculum development,” terangnya.

Secara aktual, menurut Dian, pihak rektorat mendorong semua bagian di lingkungan UNAIR baik di level departemen, prodi, maupun fakultas untuk menjajaki kerjasama dengan Monash University. Selanjutnya, untuk mengejar internasionalisasi universitas, dibutuhkan langkah-langkah yang dinyatakan dengan kerja bersama-sama.

“Misalnya faculty exchange, bisa visiting profesor, exchange staff baik itu akademik maupun staf pendidikan maupun juga mahasiswa. Itu langkah yang harus dilakukan,” pungkasnya.

Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Nuri Hermawan

Suranaree

University

of

Technology Gandeng UNAIR

untuk

Produktifitas

Perpustakaan

UNAIR NEWS – Suranaree University of Technology (SUT)

berencana membangun kerjasama dengan UNAIR dalam peningkatan kualitas layanan perpustakaan. Pertemuan yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 2 Perpustakaan UNAIR Kampus B, membahas kerjasama lebih lanjut mengenai berbagai bidang yang bisa dikerjasamakan.

“Bidang yang paling menarik adalah staff mobility, yang sebelumnya pernah dilakukan dengan universitas-universitas di Malaysia,” ucap I Made Narsa, Dr., SE., M.Si., Ak. Selaku

(12)

kepala perpustakaan UNAIR, Rabu (5/7).

Menurutnya, Staff mobility ini akan membantu staf dalam peningkatan kemampuan untuk terus memperbaiki kualitas layanan. Selama ini, serupa juga telah dilakukan dengan beberapa universitas luar negeri dan akan terus memperluas jaringan dengan berbagai universitas di Asia.

“UNAIR yang termasuk dalam anggota ASEAN University Network

Library Organization sangat memungkinkan untuk bisa menjalin

kerjasama dengan universitas yang bukan anggota. SUT misalnya, kampus yang bukan termasuk anggota pun bisa menjalin kerjasama,” imbuhnya.

Narsa juga menambahkan, Bulan Agustus mendatang, pihak UNAIR akan melakukan kunjungan balik ke Thailand untuk membahas hal serupa lebih lanjut lagi. Selanjutnya, staf akan dikirim selama dua minggu begitu juga sebaliknya.

“Memiliki resource yang banyak dengan dukungan media sosial, menjadi point penting untuk lebih unggul. Hal ini yang membuat SUT tertarik bekerjasama dengan kami,” papar Narsa.

Di akhir wawancara, Narsa bertutur bahwa UNAIR terus gencar memperbanyak kerjasama dengan berbagai elemen.

“Kerjasama sejenis akan terus dilakukan seperti dengan berbagai universitas agar dapat menunjang peningkatan produktiftas kerja,” pungkasnya.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Nuri Hermawan

(13)

Lima Prodi Bersiap Menuju

Akreditasi

Internasional

ASIIN

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga sedang menyiapkan lima

prodi jenjang S-1 menuju akreditasi internasional ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics). Lima prodi itu adalah S-1 Kimia, S-1 Biologi, S-1 Fisika, S-1 Matematika, dan S-1 Pendidikan Apoteker.

Untuk mempersiapkan visitasi yang rencananya akan dilakukan pada November 2017 nanti, Badan Penjaminan Mutu (BPM) UNAIR mendatangkan narasumber Dr. Iring Wasser, Managing Director of ASIIN.

“Sebetulnya sesuai kontrak rencana, visitasi dilakukan Maret 2018. Tapi mereka menawarkan untuk dimajukan. Karena berdasarkan penilaian mereka, UNAIR sudah siap untuk divisitasi Nopember 2017. Tapi bergantung kesiapan prodi,” ujar Helmy Yusuf, S.Si., M.Sc., Ph.D., Ketua Panitia Akreditasi ASIIN UNAIR.

Persiapan dalam rangka akreditasi itu diikuti oleh pimpinan maupun staf dari masing-masing prodi yang akan dilakukan akreditasi. Helmy mengatakan, pada April lalu masing-masing prodi telah mengirim dokumen kurikulum yang digunakan sebagai penilaian awal akreditasi.

Urgensi Akreditasi ASIIN

Akreditasi ASIIN diperlukan untuk memastikan bawa lulusan yang dihasilkan UNAIR diakui dunia. Sebab saat ini tren yang muncul adalah dengan memiliki akreditasi ASIIN, lulusan bisa diterima tanpa diragukan, baik yang akan melanjutkan studi maupun yang akan berkarir di level internasional. Visitasi pada Nopember

(14)

nanti akan dilakukan oleh 12 orang asesor dari Jerman.

Sementara itu, selain persiapan akreditasi ASIIN, akreditasi lain di UNAIR juga sedang berjalan. Seperti persiapan akreditasi The Alliance on Business Education and Scholarship

for Tomorrow, a 21st century organization (ABEST21) dan ASEAN

University Networking-Quality Assessment (AUN-QA).

“Bidang sains ada akreditasi ASIIN dari Jerman, bidang sosial ekonomi ada akreditasi ABEST21 dari Jepang. Yang sudah teraktreditasi A kita proyeksikan untuk tersertifikasi AUN. Kalau sudah AUN, kita coba untuk akreditasi internasional,” tambah Helmy.

Sementara itu Dr., Riesta Primaharinastiti, S.Si, MSi., Apt. Wakil Dekan I Fakultas Farmasi mengatakan, saat ini ia dan tim sedang menyiapkan beberapa hal menuju akreditasi ASIIN. Seperti Self Assessment Report (SAR), modul handbook, staf handbook, maupun konten dan tampilan website.

“Harapan kami ada support dari universitas terutama terkait dengan sistem monitoring matakuliah, sehingga mengurangi hal-hal yang harus dikerjakan sendiri-sendiri oleh prodi. Support dalam hal fasilitas maupun kecanggihan atau kebaruan website. Agar nantinya kalau sudah terakreditasi ASIIN, sangat mendukung program internasionalisasi sekaligus mendukung UNAIR menuju 500 dunia,” ujar Riesta. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan

(15)

Gandeng Pelajar SMA, Erasmus

University dan FK UNAIR

Kenalkan Bahaya Virus

UNAIR NEWS – Sebuah ungkapan mengatakan, lebih baik mencegah

dari pada mengobati. Selama ini, upaya preventif dinilai lebih efektif dalam menekan laju berkembangnya sebuah wabah penyakit. Tidak sampai menunggu status Kejadian Luar Biasa (KLB), baru bertindak. Upaya preventif ini justru bergerak mengedukasi melalui kegiatan yang sederhana namun terprogram dan berkelanjutan.

Upaya tersebut seperti yang sudah konsisten dilakukan oleh Erasmus Medical Center, Totterdam University, Belanda, bersama Divisi Ilmu Penyakit Tropik dan Infeksi RSUD Dr. Soetomo – Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, keduanya konsisten mengedukasi puluhan pelajar SMAN 16 Surabaya melalui program bernama Virus Kenner. Tahun ini, tim Virus Kenner dari Erasmus Medical Center bersama koordinator Virus Kenner FK UNAIR kembali bertandang ke SMAN 16 Surabaya, Rabu (8/2).

Koordinator proyek Virus Kenner Wesley de Jong, dr mengungkapkan, Virus Kenner merupakan program penyuluhan yang diinisiasi oleh kelompok Viroscience Laboratory, Erasmus MC, Rotterdam, Belanda. Tujuannya, untuk menguatkan esensi pentingnya gerakan prevensi dalam melawan berbagai jenis penyakit akibat virus. Program penyuluhan ini melibatkan peran para pelajar SMA. Dengan harapan, semakin dini mereka mengenal pengetahuan seputar penyakit virus, semakin cepat mereka waspada.

Di Belanda, program Virus Kenner sudah berjalan selama lima tahun. Program Virus Kenner di sebarkan di tiga negara, yaitu Suriname, Indonesia, dan Somalia. Di Indonesia, program itu

(16)

sudah berlangsung selama tiga tahun.

Tim Virus Kenner berkolaborasi dengan sejumlah pakar Divisi Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR. Dalam agenda rutin tahunan itu, mereka secara kontinyu menggelar kegiatan penyuluhan ke SMAN 16 Surabaya. Puluhan pelajar kelas X ini diperkenalkan dengan ilmu dasar virologi.

Acara penyuluhan dikemas secara sederhana. Para pelajar SMA diperkenalkan tentang jenis dan dampak penyakit akibat virus. Dalam sesi acara lainnya, tim Virus Kenner membagikan kuesioner berisi pertanyaan umum untuk mengasah ulang seberapa dalam pemahaman dan pengetahun peserta.

Selanjutnya, para siswa dikelompokkan menjadi beberapa tim kecil. Setiap tim akan ditugaskan untuk mempelajari satu jenis virus, bisa itu Influenza, Hanta virus, Leptosirosis, HIV Aids, Hepatitis, dsb.

Masing-masing tim kemudian ditugaskan untuk mengaplikasikan pemahaman mereka ke dalam bentuk video maupun poster. Dalam waktu tiga bulan ke depan, siswa diminta mempresentasikan pengetahuanya tentang satu jenis virus secara mendalam. Diharapkan, ke depan mereka akan menjadi agen informasi bagi masyarakat di sekitarnya.

Karya para pelajar SMA ini nantinya akan dikompetisikan dan dipresentasikan ketika kunjungan kedua Tim Viruskenner pada bulan Juni 2017 mendatang.

Selama ini SMAN 16 menjadi pilot project untuk kegiatan pengenalan virus oleh Erasmus Medical Center dan FK UNAIR. Tak heran jika kemudian sekolah ini menjadi satu-satunya tempat berlangsungnya proyek tersebut. Wesley berharap, SMAN 16 dapat menjadi sekolah yang menginspirasi program ini.

“Sementara ini kami belum menargetkan apa-apa. Kami ingin memperkuat sistem Virus Kenner di sekolah ini terlebih dulu.

(17)

Ketika sudah dievaluasi dan hasilnya bagus, barulah kami berencana akan menyosialisasikan Virus Kenner ke sekolah lainnya,” jelasnya.

Investasi Masa Depan

P I C V i r u s k e n n e r I n d o n e s i a d r . M u s o f a R u s l i S p . P D mengungkapkan, sebenarnya konsep kegiatan penyuluhan itu dikemas cukup sederhana. Namun karena tim Erasmus begitu fokus dan serius menjalankan program tersebut, maka perlahan namun pasti program ini tetap berlanjut hingga saat ini.

Dengan memperkenalkan secara dini kepada remaja mengenai bahaya virus, maka langkah ini dinilai efekti dalam menumbuhkan kewaspadaan sejak dini.

“Dampaknya memang tidak bisa cepat. Kalau anak remaja kita paham, minimal paham bahaya penyakitnya, maka harapannya mereka akan menyebarkan pemahaman itu dilingkungan mereka. Karena bagi tim Viruskenner sendiri, program ini merupakan bentuk investasi jangka panjang,” jelasnya.

Kasus penyakit akibat virus sebenarnya masih banyak di temui di Indonesia. Salah satunya, kasus penyakit Leptospirosis yang pernah terjadi di Sampang, Madura dan menelan korban. Di Belanda, angka kejadian Leptospirosis sangat minim, dan jarang ditemui penderita yang sampai dilarikan kerumah sakit dan meninggal karena terlambat tertangani.

“Karena di sana (di Belanda, -red) sistemnya berjalan, dimana masyarakat lebih mementingkan upaya prevensi. Sayangnya di Indonesia, perhatian belum tertuju ke sana. Kita baru ribut menangani kalau sudah terjadi breakout dan menelan korban,” ungkapnya.

Musofa yang juga alumnus S-2 Erasmus University ini menjelaskan, di Belanda, sistem manajemennya berjalan dengan baik. Sehingga dalam aplikasi pembiayaan rumah sakit tidak sampai mengeluarkan biaya tinggi. Di negara kincir angin ini,

(18)

segala bentuk program yang bersifat awereness mendapat prioritas. Oleh sebab itu, bagi masyarakat di sana, menanamkan kewaspadaan kepada anak-anak sedini mungkin adalah upaya penting melakukan pencegahan. (*)

Penulis : Sefya Hayu

Editor : Binti Q. Masruroh

Selamat Datang, Peraih Nobel!

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan memberikan gelar

doktor kehormatan kepada penerima nobel ekonomi tahun 2003 Profesor Robert Fry Engle III. Calon doktor kehormatan UNAIR itu dijadwalkan akan memberikan kuliah tamu berjudul “The

Prospects for Global Financial Stability” di hadapan 2.000

peserta, Senin depan (20/2), di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR.

Siapakah Robert Engle? Selain menjadi sosok penerima nobel ekonomi pada tahun 2003, Engle merupakan pengajar dan peneliti di Stern School of Business, Universitas New York (NYU). Ia juga anggota National Academy of Science dan Dewan Penasihat International Peace Foundation. Saat ini, Robert Engle menjabat sebagai Direktur Institut Volatilitas Stern, NYU. Dia juga salah satu pendiri dan presiden dari The Society for Financial Econometrics (SoFiE), sebuah organisasi non-profit di NYU berskala global.

Namun, siapa sangka, penerima nobel ekonomi ini justru memiliki latar keilmuan sebagai sarjana Fisika. Robert Engle berhasil menamatkan pendidikan sarjana dari Williams College pada tahun 1964. Ia lantas melanjutkan pendidikan masternya di bidang Fisika di Universitas Cornell pada tahun 1966. Kiprah pendidikan formalnya di bidang Ilmu Ekonomi dimulai saat ia

(19)

lulus dari Cornell tiga tahun kemudian, yakni tahun 1969.

Setelah menamatkan pendidikan doktornya, Robert Engle dipromosikan sebagai profesor madya Ilmu Ekonomi di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Ia kemudian menjadi pengajar di Universitas California, San Diego (UCSD) pada tahun 1975. Dua tahun kemudian, ia didapuk menjadi profesor di UCSD pada tahun 1977. Sampai sekarang, selain ia menjadi pengajar di NYU, Robert Engle juga menjadi profesor emeritus dan masih aktif meneliti di UCSD.

Profesor berusia 75 tahun itu bahkan masih aktif melakukan

review terhadap jurnal-jurnal ilmiah di bidang ekonomi. Salah

satu jurnal tentang ekonomi yang ia gawangi saat ini sebagai asisten editor adalah “Journal of Applied Econometrics”.

Menerima nobel

Pertemuannya dengan Profesor Clive W.J. Granger dari UCSD mengawali karirnya sebagai pengajar ekonomi perkotaan di UCSD. Seperti dilansir dalam laman resmi Nobel Prize, Robert Engle bahkan menyebut permulaan karirnya sebagai pengajar di UCSD adalah masa keemasan untuk mengembangkan ekonometrika rangkaian waktu.

Tahun 2003, Robert Engle bersama dengan Profesor Clive W.J. Granger dari UCSD menerima nobel ekonomi. Keduanya mengembangkan metode analisis rangkaian waktu ekonomi dengan volatilitas yang bervariasi dengan waktu. Ia mengerjakan sebagian besar karya terbaiknya di era 70-an dan 80-an, ketika ia tengah mengembangkan teknik matematis yang lebih baik untuk mengevaluasi dan memprediksi risiko secara lebih akurat.

“Penghargaan Nobel Ekonomi adalah bentuk pengakuan yang luar biasa atas kinerja yang telah saya lakukan selama sekian tahun bersama mahasiswa dan kolega peneliti. Kami telah bekerja keras sekaligus merasa beruntung karena apa yang kami kembangkan begitu penting untuk diterapkan dalam bidang keuangan. Saya masih begitu heran bagaimana ide yang sederhana

(20)

bisa berkembang sedemikian rupa,” tutur Robert Engle.

“Menengok perjalanan karir saya sebelumnya, (menerima) penghargaan Nobel adalah titik puncak bagi karir saya. Saya merasakan adanya kasih sayang yang lebih, ya, walaupun kurang dramatis sih. Ini adalah masa-masa di mana saya menemukan wawasan. Masa-masa di mana saya menemukan topik penelitian baru, atau harus diakui bahwa ada masa-masa yang terlihat tidak berhubungan, tapi nyatanya ada hubungannya,” imbuh Robert Engle.

Teknik yang ia kembangkan dapat memudahkan para peneliti untuk menguji, apakah volatilitas sebuah masa berhubungan dengan volatilitas di masa yang lain. Penelitian ini relevan dengan analisis pasar uang, di mana nilai investasi pengembalian aset dianalisis berdasarkan risikonya dan menentukan harga saham yang akan menunjukkan volatilitas yang ekstrem.

Masa turbulensi ekonomi yang kuat dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang besar dalam pasar saham. Sering kali, hal ini diikuti dengan fluktuasi yang kecil dan relatif tenang. Sejalan dengan model pendekatan ARCH (Autoregressive

Conditional Heteroskedasticity) milik Robert Engle,

volatilitas yang banyak terjadi adalah kekeliruan acak, yang bergantung pada kekeliruan sebelumnya, sebab kekeliruan yang masif akan diikuti kekeliruan yang masif, dan kekeliruan kecil akan diikuti oleh kekeliruan kecil pula. Hal ini berlawanan dengan model sebelumnya di mana kesalahan acak diasumsikan konstan dari waktu ke waktu.

Metode dan model ARCH milik Robert Engle menyebabkan bertambah dan berkembangnya alat untuk menganalisis saham serta memudahkan para ekonom untuk membuat prediksi yang lebih akurat. Robert Engle mengembangkan model statistik volatilitas baru yang bisa menangkap kecenderungan harga saham dan variabel keuangan lainnya untuk bergerak di antara periode volatilitas yang tinggi dan volatilitas yang rendah.

(21)

Metode dan model ARCH telah menjadi alat yang sangat diperlukan, bukan hanya untuk peneliti, tetapi juga analis pasar keuangan yang menggunakannya untuk menentukan harga aset dan mengevaluasi risiko portofolio. Sebagian besar dari metode ini ditampilkan di laman inovasi publik V-LAB di mana perkiraan volatilitas harian dan korelasi dari lebih seribu aset dapat ditemukan.

Di tengah rutinitasnya dalam meneliti di bidang ekonometrika keuangan yang meliputi ekuitas, suku bunga, nilai tukar dan opsi harga, ia kini tengah mengembangkan metode untuk menganalisis sistem aset yang lebih besar, volatilitas waktu nyata, pasar mikro, dan pergerakan pasar yang ekstrem, dan keinginannya untuk melanjutkan analisis tentang pasar keuangan.

Profesor kelahiran Syracuse, New York, Amerika Serikat ini juga telah menerbitkan lebih dari seratus artikel ilmiah dan menulis empat buku. Penelitiannya juga telah menghasilkan model statistik yang inovatif seperti ko-integrasi, fitur umum, autoregressive conditional duration (ACD), model CAViaR dan korelasi prasyarat yang dinamis (DCC/dynamic conditional

correlation).

Dilansir dari laman International Peace Foundation dan Nobel Prize

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Pemohon memahami proses asesmen untuk skema Klaster Perawatan Pencegahan ( Preventive Maintenance ) Alat Berat Big Bulldozer yang mencakup persyaratan dan ruang

Penelitian skripsi pada tahun 2012 yang telah dilakukan oleh Swandy, Mario Adiputra, dan David dari Universitas Bina Nusantara mengenai perancangan sistem basis

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung

Serat Wedhatama, yang merupakan karya besar Sri Mangkunegara IV dapat dijadikan rujukan utama dalam pembelajaran muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa,

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Penilaian aspek psikomotor yang dilakukan oleh guru dan siswa didasarkan pada unjuk kerja/ gerak yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran.. Penilaian dilaksanakan

Tabel I.3 Data Hasil Survei Pendahuluan pada Pegawai Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pangkalpinang .... Tabel I.4 Data Spesifikasi Jabatan Pegawai Struktural di

Aturan-aturan telah menjadi landasan bagi KJRI Davao City dalam mengeluarkan kebijakan dan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat keturunan Indonesia di