http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 411
PEMBANGUNAN KARAKAKTER KEBANGSAAN
PADA MASYARAKAT MULTIKULTUR
T.M. Jamil1
Maimun2
1&2Dosen FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Corresponding author: [email protected]
Abstrak
Penghargaan terhadap kebinnekaan semakin hilang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Munculnya berbagai sikap intoleransi terhadap perbedaan dan keberagamana menimbulkan disintegrasi dalam masyarakat yang membahayakan keutuhan bangsa. Pembentukan semangat kebangsaan dalam dalam masyarakat multikultural sebagai jawaban atas berbagai persoalan yang sedang menyelimuti bangsa saat ini. Tulisan ini bertujuan mengungkapkan pentingnya membangun karakter kebangsaan dalam masyarakat multikultural, penghargaan atas perbedaan dan keberagaman wujud integritas bangsa. Selain itu, tulisan ini mengadopsi teori dan konsep yang terkait dengan multikulturalisme. Atas dasar nalisis yang diuat, dapat diketahui bahwa multikultural yang terdapat dalam kehidupan bangsa Indonesia harus dijadikan sebagai modal dan kekuatan dalam pembangunan bangsa ke depan. Kesadaran tersebut harus dibentuk sebagai karakter kebangsaan manusia Indonesia.
Kata kunci: Karakter Bangsa, Multikultur, Kesadaran, Pembangunan
PENDAHULUAN
Sejarah membuktikan lahirnya bangsa Indonesia berawal dari semangat kebangsaan yang tumbuh dalam diri masyarakat Indonesia. Semangat kebangsaan menggelorah mengalir dalam darah membakar semangat perjuangan sampai pada tegaknya NKRI. Seiring berjalan waktu dan berubanhya dinamika bernegara, semangat kebangsaan yang menjadi karakter masyarakat Indonesia semakin melemah bahkan sampai pada diagnosa krisis karakter semangat kebangsaan. Gambaran tersebut bukan hanya pernyataan tanpa alasan, sebab realita yang terjadi ditengah-tengah masyarakat menunjukan indikasi terjadi pergeseran nilai-nilai semangat kebangsaan pada pola hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai semangat kebangsaan telah dikebiri oleh tindakan diskriminatif berbagai kepentingan politik oleh segelintir orang demi keuntungan pribadi dan kelompok. Situasi ini telah menimbulkan berbagai gejolak sosial dalam kehidupan bernegara mengancam keutuhan bangsa dan merusak semangat Pancasila.
Seiring perjalanan waktu nilai moralitas bangsa sebagai karakter kebangsaan yang mencirikan kepribadian bangsa terasa semakin tidak terkendali, huru-hara dan kesewenangan terjadi dimanan-mana, tata krama pun hilang, nyawa seperti tak ada harga, korupsi semakin merajalelah bahkan telah dilakukan terang-terangan dan berjamaah, Berbagai bentuk kerusuhan yang diikuti penjarahan, pembunuhan dan pemerkosaan terjadi di berbagai daerah. Selain dari itu keutuhan dan ketahanan bangsa terancam disintegrasi dengan terjadinya beberapa konflik di berbagai daerah. Masyarakat Indonesia seperti kehilangan prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, lunturnya semangat kebangsaan dan rusaknya nilai bermasyarakat. Masyarakat Indonesia ditengah multikultural yang dimiliki tentunya memiliki dinamika terndiri yang dapat menimbulkan berbagai gejolak diakibatkan latar belakang sosial budaya yang berbeda antar suku bangsa yang masing-masing menganggap lebih baik dari suku bangsa yang lainnya.
Krisis karakter yang dialami bangsa saat ini disebabkan kerusakan individu-individu masyarakat yang terjadi secara kolektif sehingga terbentuk budaya atau kebiasaan. Budaya inilah yang telah menginternal dalam sanubari masyarakat Indonesia dan menjadi karakter bangsa. Karakter bangsa Indonesia ditentukan oleh ciri manusia Indonesia itu sendiri. Sejarah telah mencatat Indonesia berada dalam belenggu penjajahan lebih dari tiga abad. Dampak dari penjajahan tersebut boleh jadi telah membentuk karakter tersendiri bagi masyarakat Indonesia yang sulit dihilangkan dari masyarakat Indonesaia.
Multikultural dekade belakangan ini menjadi topik yang banyak diperbincangkan berbagai kalangan baik akademisi, LSM, maupun pemangku kebijakan. Menariknya persoalan multikultural untuk dikaji tidak terlepas dari berbagai masalah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Berbagai tindakan yang berbau kekerasan, konfik yang mengarah pada perpecahan disintegrasi masyarakat. Dalam menumbuhkan pemahaman akan kesadaran terhadap nilai-nilai multikultural dalam masyarakat terdapat tantangan baik dari luar seperti kuatnya arus globalisasi budaya yang masuk tanpa seleksi sehingga terjadi perbenturan budaya antara lokal dengan budaya luar. Hal ini mengakibatkan semangat kebangsaan dalam masyarakat majemuk mengalami pergeseran makna yang mengakibatkan hilangnya nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat sehingga mengakibatkan hilangnya toleransi, empati dan saling menerima saling menghargai dan dalam masayarakat.
http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 412
Menyikapi berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh berbagai pertentangan serta kemajuan tersebut agar tidak merusak dan menghilangkan tatanan hidup masyarakat maka pemahaman multikultural menjadi sebuah tawan solusi dalam bingkai masyarakat yang memiliki keragaman etnitas, sehingga terwujudnya suatu keharmonisan, saling menghargai, dan bertoleransi dalam kehidupan masyarakat. Pemebentukan karakter kebangsaan pada generasi muda sekarang ini sangat penting mengingat tantangan yang dihadapi semakin kompleks dan masif.
Konsep multikulturalisme yang dikmbangkan mencakup tiga hal penting Pertama, menegaskan identitas kultural
seseorang, mempelajari dan menilai warisan budaya seseorang, Kedua, menghormati dan berkeinginan untuk
memahami dan belajar tentang kebudayaan-kebudayaan selain kebudayaannya, Ketiga, menilai dan merasa senang
dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan itu sendiri, yaitu memandang keberadaan dari kelompok-kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat seseorang sebagai kebaikan yang positif untuk dihargai dan dipelihara
Motode Penulisan
Tulisan ini bertujuan mengungkapkan pentingnya membangun karakter kebangsaan dalam masyarakat multikultural, penghargaan atas perbedaan dan keberagaman wujud integritas bangsa. Dengan kata lain, tulisan ini berupaya mendeskripsikan pentingnya karakter kebangsaan untuk dikembangkan dalam kehidupan masyarakat. Penulisan
ini dilakukan dengan telaah kepustakaan (Liberary) melalui adopsi terhadap teori dan konsep yang relevan dengan variabel
yang terdapat dalam tulisan ini, sehingga analisis yang dibuat juga berdasarkan fakta, fenomena yang didasarkan pada konsep dan teori yang diangkat dalam tulisan ini.
PEMBAHASAN
Membentuk Karakter Kebangsaan Melalui Wawasan Multikultural
Karakter kebangsaan adalah ciri khas dan sikap yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa yang tercemin dalam tingkah laku individu sebagai warga negara. Hal ini bermakna bahwa maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki warga negaranya. Pembentukan karakter kebangsaan ini tentunya melalui transformasi pendidikan. Oleh karena itu, urgensi pendidikan sangat penting untuk mendewasa warga negara dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa baik yang bersifa dari luar maupun dari dalam bangsa sendiri yang berupa persoalan perbedaan yang dimiliki masyarakat multikulturan.
Rahmawaty Rahim (2012) menjelaskan bahwa “multikultural meliputi sebuah pemahaman, pengharagaan dan penilaian atas budaya seseorang serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya orang lain”. Selanjutnya munurut Rahim multikultural adalah konsep yang mampu menjawab tantangan zaman dan merupakan sebuah ideologi yang mengagungkan perbedaan budaya mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak kehidupan masyarakat. Penekanan makna pemahaman multikultural disini ialah internalisasi sikap simpati, respek, apresiasi dan empati pada budaya dan agama orang lain. Multikultural tidak hanya dipahami hanya pada perbedaan. Namun keragaman tersebut diberi kebebasan untuk mengembangkan diri antar keragaman yang ada dengan tatap saling menghargai. Keragaman budaya dijadikan tempat pembelajaran dari setiap individu yang berbeda sehingga membentuk prilaku sosial berdasarkan norma sosial.
Sedangkan menurut Blum (2001) multikulturalisme meliputi sebuah pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta sebuah penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Ia meliputi sebuah penilaian terhadap budaya-budaya orang lain, bukan dalam arti menyetujui seluruh aspek dari budaya-budaya tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana sebuah budaya yang asli dapat mengekspresikan nilai bagi anggota-anggotanya sendiri. Harapan dari pemahaman multikultural pada setiap warga masyarakat ialah adanya suatu kesadaran jiwa terhadap penghargaan serta penghormatan terhadap nilai-nilai budaya sendiri dan budaya orang lain. Sehingga keragaman tidak menimbulkan suatu pertentangan dan merusak keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegar pada masyarakat yang multikultiral. Sebaliknya akan menjadi modal pembangunan bidang sosial, politik. Dalam menunju pembanguan bangsa
Dirasakan selama ini pendidikan sebagai alat tranformasi masih belum mampu menyikapi berbagai kesenjangan dan perbedaan yang terdapat dalam masyarakat. Terkait hal demikian karena pendidikan hanya diarahkan pada transformasi pengetahuan tanpa melihat latar belakang sosialkultural warga sekolah sehingga yang terjadi adalah penyeragaman atas suatu persepsi atau pandangan terhadap nilai sosial budaya yang sama mengakibtkan terjadinya berbagai benturan nilai-nilai sosial budaya masyarakat yang akhirnya sampai pada suatu disintegrasi nasional. Konsep multikulturalisme memberikan pengakuan dan penegasan bahwa perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang harus diterima dengan nilai yang sama sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, multikulturalisme merupakan sebuah respons yang sama terhadap semua golongan, dan semua budaya yang ada.
Sudarminta (2011) menyatakan bahwa pendidikan multikultural adalah a) upaya untuk menanggapi semakin banyaknya sekolah diberbagai belahan dunia yang dihadiri oleh peserta didik dari berbagai latar belakangbudaya, etnis, ras, warna kulit, dan kelas sosial, b) tanggapan praktis terhadap ketidakmemadaian beberapa pendekatan
sebelumnya menghadapi keanekaragaman budaya seperti assimilasi budaya minorotas kedalam budaya mayoritas “salad
bowl”, “melting pot” serta rasisme dan diskrimansi terhadap minoritas, c) upaya mereformasi sekolah dalam upaya
http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 413
yang kurang beruntung karena latar belakang budaya, suku, agama, ras, jensi kelamin, kelas sosial, sehingga mereka nantinya juga dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam memasuki pasar erja dan membangun masyarakat yang adil, deokrasi dan sejahtera.
Konsep multikulturalisme menekankan pentingnya memandang kehidupan bernegara dari bingkai referensi budaya yang berbeda, dan mengenali serta manghargai kekayaan ragam budaya di dalam bangsa di dalam komunitas global. Untuk memperkuat karakter kebangsaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Melihat kondisi Indonesia yang memiliki keanekaragaman sosial kultural yang begitu besar dari sabang sampai meuruke maka Indonesia termasuk salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Oleh karena itu kajian terhadap multikultural dalam mengatasi berbagai gejolak dalam masyarakat menjadi suatu hal yang sangat penting. Untuk membumikan pendidikan multikultural dalam kehidupan bersama harus dengan pendidikan. Pendidikan multikultural merupakan akses terhadap penanaman cara hidup menghormati dan toleran terhadap keragaman budaya di tengah-tengah masyarakat. Apabila nilai-nilai multikultural telah dimiliki sejak dini pada peserta didik maka akan tercermin dalam tingkah lakunya sehari-hari. Diharapkan pendidikan multikulural menjadi solusi terbaik dalam menyikapi keragaman etnis, agaman dan budaya.
Seringkali perbedaan identitas dalam masyarakat menjadi pemicu terjadinya konflik. Dan persoalan ini yang dirasakan sangat sulit untuk dihilangan dalam masyarakat dikarenakan adanya sentiment terhadap perbedaan identitas ras, suku, dan agama. Hal ini yang disampaikan Arifin (Arifin, 2012) bahawa terdapat beberapa sudut pandang yang berkembang dalam menykapi perbedaan identitas yang berhubungan dengan konflik dalam masyarakat. Pertama, pandangan primordialis. Pandangan ini melihat bahwa perbedaan-perbedaan yang bersifat ras, suku, agama merupakan sumber utama timbulnya benturan kepentingan etnis dan agama. Kedua, pandangan instrumentalis. Menurut pandangan ini ras suku dan agama dianggap sebagai alat individu dan kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar baik dal bentuk amateril maupun non-materil. Konsep ini banyak digunakan oleh politisi mencari dukungan dari kelompok identitas. Ketiga, pandangan konstruktivis. Pandangan ini beranggapan bahwa kelompok tidak bersifat kaku seperti pandangan primordial. Etnisitas dalam pandangan tersebut bisa dikelolah dan membentuk pergaulan social. Karenanya etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yangdimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya.
Dalam pendidikan multikultural sikap pengharagaan atas keragaman dan perbedaan sangat ditekankan. Keragaman dan perbedaan dipandang sebagai sunatullah. Perbedaan adalah rahmat, bukan suatu yang tercela atau suatu dosa sebab Allah SWT menciptakan manusia dan alam penuh dengan keragaman. Dengan demikian, perlu memandang pendidikan multikultural sebagai sebuah dimensi praktis multikulturalisme, di mana tidak hanya memahami konsep, tetapi harus mengimplementasikannya melalui tindakan-tindakan di masyarakat. Nilai-nilai yang tercakup dalam pendidikan multikultural dapat mengantarkan individu bersikap toleran, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, dan suka pada perdamaian. Disinilah letak pentingngnya pendidikan karena dengan pendidikan kesadaran akan nilai-nilai multikutural dapat dikembangkan. Pendidikan dengan basis kultur sangat membantu seseorang memahami dan mengerti serta menerima perbedaan sebagai keniscayaan yang harus dihormati dan dihargai sehingga cita-cita keberagaman dapat terwujud.
Sebagaimana disebutkan Arif Saefulloh (2009) pendidikan sebagai proses transformasi pengetahuan take and give, yang
berarti pendidikan dipandang sebagai transaksi memberi dan menerima antara manusia dengan lingkungan. Dalam kontek pembangunan masyarakat multikultural selain meningkatkan mutu bangsa agar sejajar dengan bangsa lain pendidikan juga berperan sebagai perekat diantar perbedaan komunitas kultural yang dimikili masyarakat yang berbeda latar belakang budaya lahirnya sebuah komitmen dalam membangun bangsa dan negara.
Dalam menumbuhkan pemahaman akan kesadaran terhadap nilai-nilai multikultural dalam masyarakat terdapat tantangan baik dari luar seperti kuatnya arus globalisasi budaya yang masuk tanpa seleksi sehingga terjadi perbenturan budaya antara lokal dengan budaya luar. Hal ini mengakibatkan budaya lokal yang ada dalam masyarakat multikultural mengalami pergeseran makna yang mengakibatkan hilangnya nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat sehingga mengakibatkan hilangnya toleransi, empati dan saling menerima saling menghargai dan dalam masayarakat.
Melihat kondisi Indonesia yang memiliki keanekaragaman sosial kultural yang begitu besar dari sabang sampai meuruke maka Indonesia termasuk salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Oleh karena itu kajian terhadap multikultural dalam mengatasi berbagai gejolak dalam masyarakat menjadi suatu hal yang sangat penting. Untuk membumikan pendidikan multikultural dalam kehidupan bersama harus dengan pendidikan. Pendidikan multikultural merupakan akses terhadap penanaman cara hidup menghormati dan toleran terhadap keragaman budaya di tengah-tengah masyarakat. Apabila nilai-nilai multikultural telah dimiliki sejak dini pada peserta didik maka akan tercermin dalam tingkah lakunya sehari-hari. Diharapkan pendidikan multikulural menjadi solusi terbaik dalam menyikapi keragaman etnis, agaman dan budaya serta sebagai pintu masuk menyelesaikan persoalan bangsa.
Dalam kontek pembangunan masyarakat multikultural selain meningkatkan mutu bangsa agar sejajar dengan bangsa lain pendidikan juga berperan sebagai perekat diantar perbedaan komunitas kultural yang dimikili masyarakat yang berbeda latar belakang budaya lahirnya sebuah komitmen dalam membangun bangsa dan negara.
Hal terpenting dari itu adalah bagaimana dengan segala kesadaran yang dimiliki setiap individu akan kesadaran atas perbedaan dan keragaman sebagai sebuah kekayaan dalam membangun diri, masyarakat bangsa dan Negara. Kesadaran akan keunikan ini harus terus dipupuk dan dikembangkan dalam masayarakat agar wacana multikultural menjadi sebuah solusi dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat kita baik bersifat global maupun lokal.
http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 414
Tidak bisa dipungkiri bahwa seiring berjalan waktu maka kehidupan manusia akan semakin sensitif terhadap hal-hal baru. Apalagi tantangan global yang semakin tidak terbendung menyentuh khasana budaya masyarakat yang mengakibatkan terjadi benturan terhadap nilai-nilai lokal masyarakat sehingga merusak nilai-nilai keberagaman yang hidup dalam masyarakat.
Dengan kesadaran multukiltural diharapkan mampu mengurangi konflik-konflik dan perpecahan bangsa. Akan tetapi Membangun kesadaran tentang multikultural bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kerja keras dan tekad yang kuat untuk mampu mewujudkannya. Salah satu solusinya adalah dengan menghadirkan multikulturalisme disekolah melalui pendidikan multikultural. Dengan pendiidkan multikultural disekolah diharapkan kakakter kebangsaan siswa bisa terbangun sejak dini. Minimal mampu membangun kesadaran akan pentingya sikap saling toleran, menghormati perbedaan suku, agama, ras etnis dan budaya masyarakat Indonesia yang multikultural
Karakter Kebangsaan Akar Keutuhan Bangsa
Wawasan kebangsaan mengandung tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan karakter dan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya. Bangsa Indonesia terbentuk melalui perjalanan sejarah yang sangat panjang. Penderitaan bersama selama penjajahan oleh bangsa lain, mendorong masyarakat bersatu, bangkit memperjuangkan kemerdekaannya. Karakter suatu bangsa merupakan ciri khas dan sikap suatu bangsa yang trcermin dari tingkah laku dan pribadi suatu negara. Kualitas karakter yang tinggi dari masyarakatnya akan menumbuhkan kualitas bangsa tersebut.
Menurut Kartadinata (Kartadinata, 2013), “karakter bangsa bukan agregasi karakter perorangan, karena karakter bangsa harus terwujud dalam rasa kebangsaan yang kuat dalam konteks kultur yang beragam”. Karakter bangsa mengandung perekat kultural, yang harus terwujud dalam kesadaran kultural, dan kecerdasan kultural setiap warga negara. Untuk membangun karakter bangsa yang baik bukanlah sebuah hal yang mudah dan salah satu solusi yang ditawarkan dan diharapkan mampu membangun karakter bangsa sejak dini adalah melaui pendidikan multikultural.
Hal ini sebagaimana diungkakan Smith (dalam Zamroni, 2011) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara holistik memberikan kritik dan menunjukkan kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskriminasi yang terjadi di dunia pendidikan. Sedangakan Cusher (Mahmud, 2009), mengatakan bahwa “pendidikan multikultural diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan”. Karakter bangsa yang berbasis pada multikultural harus menjadi pondasi dalam pembangunan masa depan bangsa dan negara Indonesia. Apabila diperhatikan dari negara- negara yang sudah maju, maka yang menonjol adalah kuatnya karakter yang mereka miliki. Indikator keberhasilan membangun karakter bangsa harus dapat terlihat nyata dan dimulai dari generasi muda. Pendidikan multikultural, apabila mengalami kegagalan dalam mengedepankan pengembangan karakter bangsa, maka kita jangan berharap banyak akan mencapai keberhasilan masa depan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur.
Secara historis, kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang kuat tidaklah lahir semata-mata dari semangat ketunggalan, melainkan pengakuan adanya pluralitas keanekaragaman sekaligus kesediaan untuk menghormati pluralitas dan heterogenitas. Selain dihadapkan pada berbagai konflik, dalam konteks kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, dewasa ini kita juga dihadapkan pada berbagai krisis seperti krisis kepercayaan, krisis kepemimpinan, krisis kebudayaan, krisis keteladanan.
Kenyataan di atas disinyalir sebagai akibat dari lemahnya karakter bangsa. Karena itu, menjadi sangat penting untuk mengembangkan kembali karakter bangsa yang unggul. Karena itu, dalam pemaknaan warga negara yang
berkarakter kuat adalah manusia yang memiliki sifat-sifat religiuscerdas, dan mandiri. Sifat religius dicirikan oleh sikap hidup
dan kepribadian taat beribadah, jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, dan toleran. Sifat cerdas dicirikan oleh
sikap hidup dan kepribadian yang rasional, cinta ilmu, terbuka, dan berpikiran maju. Dan sikap mandiri dicirikan oleh sikap
hidup dan kepribadian merdeka, disiplin tinggi, hemat, menghargai waktu, ulet dan kerja keras, dan memiliki cinta kebangsaan yang tinggi tanpa kehilangan orientasi nilai-nilai kemanusiaan.
Kaelan berpendapat bahwa untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang kuat, didasarkan pada dasar filosofis bangsa. Sebab bangsa Indonesia telah menentukan jalan kehidupan berbangsa dan bernegara pada suatu dasar kenegaraan Pancasila bukan merupakan suatu preferensi, melainkan sudah merupakan suatu realitas objektif bangsa dan negara Indonesia, yang memiliki dasar legitimasi yuridis, filosofis, historis. (Kaelan, 2011)
SIMPULAN
Konflik akibat kebhinekaan menjadi isu yang sangat sensitif dan sangat rentan dapat membahayakan keuntuhan NKRI. Keberagaman budaya sebagai identitas kebangsaan harus dipupuk dalam bingkai kebinnekaaan. Perbedaan Suku, Agama, dan budaya harus menjadi semangat sekaligus kekuatan dalam menjaga keutuhan bangsa. Membangun karakter kebangsaan harus dimulai dari kesadaran menghargai perbedaan serta keragaman. Wawasan multikulturan harus menjadi sprit terbentukanya karakter kebangsaan sabagai aktulisasi sosial kultur bangsa Indonesia dalam sebagai jati diri bangsa.
http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 415
REFERENSI
Arifin, Zainal. 2012. Pendidikan Multikultural-Religius untuk Mewujudkan Karakter Peserta Didik yang Humanis-Religius.
Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).
Blum, L.A . 2001. "Antirasisme, Multikulturalisme dan Komunitas Antar-Ras. Tiga Nilai yang Bersifat Mendidik bagi Sebuah
Masyarakat Multikultural". In M. May, L. Larry, S. Collins-Chonabian, & K. Wong, Etika Terapan I: Sebuah Pendekatan
Multikultural (S. Carolina, & D. Rusbiantoro, Trans.). Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Kaelan. 2011. “Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Indonesia”. Pentaloka Doswar se-Jawa Tengah
dan DIY di Dodik Bela Negara Resimen Kodam IV/Diponegoro Magelang.
Kartadinata, S. 2013. Mencari Bentuk Pendidikan Karakter Bangsa. Makalah.Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Mahmud, Choirul. 2009. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahim, Rahmawaty. 2012. Signifikansi Pendidikan Multikultur Terhadap Kelompok Minoritas. Jurnal Analisis, XII(1).
Saefulloh, Arif. 2009. Membaca "Paradigma" Pendidikan dalam bingkai Multikulturalisme. Jurnal Pemikiran Alternatif
Kependidikan, 14(3).