• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah kontribusi sumber daya manusia d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah kontribusi sumber daya manusia d"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kontribusi Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia Dikaji Dari Geografi Ekonomi ini dengan baik tanpa hambatan.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Geografi Ekonomi ini.

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah yang telah kami buat ini senantiasa akan kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI... 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 3

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan... 4

1.4 Manfaat... 4

BAB II PEMBAHASAN A. Agihan Hewan Dan Tumbuhan Pada Masa Benua Laurasia Dan Gondwana... 5

1. Perkembangan makhluk hidup menurut perkembangan jaman... 6

2. Perkembangan makhluk hidup pada zaman glasial dan interglasial... 13

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora Dan Fauna... 14

1. Penyebab persebaran... 14

2. Sarana persebaran... 15

3. Hambatan (barier) persebaran... 17

C. Evolusi Hewan dan Tumbuhan... 18

1. Faktor inten... 19

2. Faktor ekstern... 20

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 24

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut dengan sumber daya (resources) baik sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya manusia (human resources). Kedua sumber daya ini sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Sejarah menunjukkan masyarakat bisa mencapai kemakmuran karena berhasil memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

Pada dasarnya sumber daya alam merupakan aset yang dimiliki suatu negara yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim atau cuaca, hasil hutan, tambang dan hasil laut yang sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah dan berpotensi tinggi sangat mendukung pembangunan ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riel perkapita.

Namun sumber daya alam yang ada tersebut tidak sendirinya diolah olah alam akan tetapi perlu adanya sumber daya manusia, guna mengolah sumber daya alam tersebut. Keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi atau disebut juga sebagai proses produksi.

Sumber daya manusia sangatlah penting, karena jika sebuah negara memiliki suatu SDM yang terampil dan berkualitas maka ia akan mampu mengolah SDA yang jumlahnya terbatas. Berdasarkan uraian diatas maka penulis cenderung untuk membahas masalah peranan sumber daya alam dan sumber daya manusia terhadap pembangunan ekonomi.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN, JENIS, DAN PERKEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

2.1.1 pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang akrab disingkat SDM merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan mampu melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan. Dalam sumber daya manusia, yang diliput bukanlah terbatas kepada tenaga ahli, tenaga berpendidikan ataupun tenaga yang berpengalaman saja, tetapi semua tenaga kerja, tetapi semua tenaga kerja yang digunakan suatu pihak untuk mencapai tujuan-tujuannya. Mendapatkan SDM yang berkualitas tentunya merupakan impian dari suatu negara, hal ini disebabkan karena SDM merupakan salah satu langkah awal yang sangat penting yang dapat digunakan untuk membangun dan memajukan suatu negara.

Dalam suatu negara, tentunya memiliki SDA yang siap untuk dimanfaatkan. Dengan adanya sumber daya manusia, maka SDA yang ada dalam negara tersebut pasti akan dapat dimanfaatkan sebijak mungkin guna menambah anggaran negara yang bersangkutan. Ditambah lagi apabila SDM yang dimiliki negara tersebut merupakan SDM yang berkualitas, dengan begitu pasti akan menambah nilai atau keuntungan tersendiri bagi perekonomian suatu negara.

Menurut Werther dan Davis yang dikutip oleh Edy Sutrisno menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu dan siaga dalam mencapi tujuan – tujuan organisasi (Werther dan Davis dalam Sutrisno, 2009:1).

Menurut Hadari Nawami yang dikutip oleh Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah yang dimaksudkan sebagai sumber daya manusia meliputi tiga pengertian yaitu:

1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan)

2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

(5)

potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensinya. (Nawami dalam Sulistiyani dan Rosidah, 2003:9)

Selain definisi Sumber daya manusia di atas Faustino Cardoso Gomes (2003:1) menyebutkan bahwa: Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas.

2.1.2 Jenis-Jenis Sumber Daya Manusia

Manusia memiliki akal, budi dan pikiran yang tidak dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan.

Sumber daya manusia dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Manusia sebagai sumber daya fisik

Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya, manusia dapat bekerja dalam berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian, transportasi, perkebunan, perikanan, perhutanan, dan peternakan.

2. Manusia sebagai sumber daya mental

Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam yang sangat penting, karena berfikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan. Manusia sebagai makhluk hidup berbudaya, mampu mengolah sumber daya alam untuk kepentingan hidupnya dan mampu mengubah keadaan sumber daya alam berkat kemajuan ilmu dan teknologinya. Dengan akal dan budinya, manusia menggunakan sumber daya alam dengan penuh kebijaksanaan. Oleh karena itu, manusia tidak dilihat hanya sebagai sumber energi, tapi yang terutama ialah sebagai sumber daya cipta (sumber daya mental) yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan manusia. (Rindi, 2012)

2.1.3 Perkembangan Sumber Daya Manusia

(6)

Suharyanto menyebutkan bahwa aktivitas MSDM berawal dari tahun 1915 ketika militer Amerika Serikat mengembangkan suatu korps pengujian psikologi, suatu tim penguji serikat buruh dan suatu tim semangat kerja (Suharyanto:2005). Beberapa orang yang terlatih dalam praktek-praktek di ketiga tim tersebut kemudian menjadi manajer-manajer personalia di bidang industri.

Manajemen kepegawaian di Inggris dan Amerika Serikat dikembangkan lebih dahulu daripada di Australia ketika negara-negara ini mengadopsi proses kerja produksi massa, mengikuti perkembangan revolusi industri. Salah satu tokoh besar dalam masa ini adalah FW Taylor dengan Gerakan Manajemen Ilmiah sebagai hasil Studi Gerak dan Waktu. Perangkat yang digerakkan oleh energi dan sistem produksi yang dikembangkan, memungkinkan produksi yang lebih murah. Oleh karenanya, hal ini menciptakan banyak tugas yang monoton, tidak sehat dan bahkan berbahaya. Dampaknya adalah terdistorsinya peran manusia dalam perusahaan.

Kesadaran akan pentingnya peran manusia dalam organisasi berkembang ketika produktivitas karyawan ternyata mempengaruhi daya saing perusahaan. Faktor manusia menjadi bagian penting dalam perusahaan karena pengelolaan karyawan yang baik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas di satu sisi dan daya saing perusahaan di sisi lain. Hal inilah yang kemudian mendorong manajemen personalia/kepegawaian berubah menjadi kajian Manajemen SDM.

Ruang lingkup pengembangan SDM yaitu:

1. Pengembangan kompetensi : Pelatihan kompetensi, project management, dsb

2. Pengembangan Jumlah SDM : Dilakukan apabila organisasi membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan peningkatan kinerja

3. Pengembangan organisasi : Dengan terciptanya unit usaha baru, maka secara

organisasi perlu dilakukan penyesuaian struktur organisasi. (Rindi, 2012)

2.2 SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA

(7)

(open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.

Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.

Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.

Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.

(8)

2.3 DAMPAK IPTEK TERHADAP SDM DI INDONESIA

Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global sekarang ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi salah satunya adalah pada Aspek-aspek ekonomi.

Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai. Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi. (Ratih, 2013)

2.4 DEFINISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI 2.4.1 Definisi Pembangunan Ekonomi

Menurut Lincolin Arsyad (1993:4), pembangunan ekonomi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan batasan tersebut, maka pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara meningkat dalam jangka panjang. Dari batasan dan defenisi tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa pembangunan ekonomi adalah:

1. Suatu proses, yang berarti perubahan secara terus menerus

2. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita.

3. Kenaikan pendapatan perkapita yang berlangsung dalam jangka panjang.

Definisi pembangunan ekonomi menurut Maier adalah suatu proses dimana pendapatan perkapita suatu negara meningkat selama kurun waktu yang panjang. Dengan catatan bahwa; jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan absolut tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semaking timpang (Maier dalam Mudrajad Kuncoro, 1997:17)

(9)

2.4.2 Tujuan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan didefinisikan sebagai upaya suatu bangsa untuk meningkatkan mutu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang berkelanjutan (Sudarja 2005 :1). Sedangkan menurut Soerjono Soekamto (1990:454) Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Pembangunan nasional Indonesia misalnya, merupkan suatu proses perubahan yang dilakukan berdasarkan rencana tertentu dengan sengaja dan memang dikaehendaki , baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan maupun masyarakat. Pembangunan menurut kacamata Sosiologis terbagi menjadi tiga dimana setiap bagian memiliki dimensi ukuran, yaitu :

1. Pertumbuhan (Growth) yang diukur melalui Perkapita, GNP, Fasilitas sosial

2. Perbaikan (Improvement) yang di fokuskan pada distribusi/pemerataan diukur melalui kurva lorenz dan koefisien gini.

3. Perubahan (Change) yang direncanakan dan diarahkan (Planned and Directed) yang diukur strata sosial dan indikator sosial

4. Ukuran yang lebih komprehensif di ukur melalui Indeks Mutu Hidup (IMH) atau Quality of Lives. IMH terdiri dari komponen angka harapan hidup (AHH), angka kematian Bayi (AKB) dan Angka Melek Huruf (AMH). Soekamto (1990:454)

Proses pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat , baik secara material maupun spiritual. Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup suatu perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Pembangunan harus bersifat rasionalistis, artinya haluan yang diambil harus berlandaskan pada pertimbangan rasional dalam suatu sistem.

b. Adanya rencana Pembangunan dan proses Pembangunan . Artinya adanya keinginan untuk selalu membangun pada ukuran dan haluan yang terkoordinasi secara rasional dalam suatu sistem.

c. Peningkatan Produktivitas d. Peningkatan standar kehidupan

(10)

f. Pengembangan lembaga-lembaga sosial dan sikap-sikap dalam masyarakat Konsolidasi nasional dan

g. Kemerdekaan nasional

Dari pemaparan diatas kita dapat merekonstruksi kembali tentang hakekat SDM yang berkualitas untuk membangun bangsa ini.

Pembangunan ekonomi menurut Maier bertujuan untuk membangun identitas nasional atau kepribadian bangsa. Adapun cara untuk mencapai tujuan ini sangat dipengaruhi pandagan hidup bangsa tersebut dalam upaya menaikkan output nasional dan pendapatan masyarakat. (Maier dalam Mudrajad Kuncoro, 1997:17)

Irawan dan Suparmoko mengartikan pembangunan ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang diukur melalui tinggi rendahya pendapatan perkapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping meningkatkan pendapatan nasional riil, juga meningkatkan produktivitas ( Irawan dan M. Suparmoko, 1987:7)

2.5 PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

Sumber daya manusia (SDM) merupakan seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas sumber daya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau kemampuannya yang terdiri atas aspek kualitas dan kuantitas.

Bicara tentang kuantitas (jumlah) berarti menunjukkan bagaimana karakteristik demografis tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk, penyebaran dan komposisi penduduk. Sedangkan untuk kualitas (mutu) menjelaskan bagaimana seorang manusia berhubungan dengan karakteristik sosial dan ekonomi agar terciptanya suatu keberhasilan dalam pembangunan suatu Negara. Tentunya sangat dibutuhkan sekali sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan baik secara fisik maupun mental.

(11)

Sumber daya manusia atau penduduk menjadi asset tenaga kerja yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan. Kekayaan alam yang melimpah tidak akan mampu memberikan manfaat yang besar bagi manusia apabila sumber daya manusia yang ada tidak mampu mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia.

2.5.1 Penduduk sebagai Produsen

Masyarakat sebagai produsen mencakup berbagai bentuk kegiatan masyarakat yang dapat menghasilkan pendapatan, misalnya dapat berupa kegiatan usaha, berdagang, bercocok tanam, beternak, dan sebagainya.

Sistem ekonomi Indonesia memiliki acuan yang jelas, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Maka dari itu sistem ekonomi bukanlah pasar bebas maupun perencanaan sentral, melainkan sistem ekonomi Indonesia mendasarkan pada ekonomi kerakyatan. Dalam sistem ekonomi kerakyatan masyarakat memegang peranan aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.

Sistem ekonomi kerakyatan dapat didefinisikan sebagai pengaturan kehidupan ekonomi yang memungkinkan seluruh potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi. Kesejahteraan rakyat yang meningkat, merata, dan berkeadilan merupakan tujuan utama demokrasi ekonomi kerakyatan.

Salah satu pilar penyangga ekonomi kerakyatan adalah usaha informal yang berkembang dalah kehidupan masyarakat. Ciri-ciri sektor usaha informal adalah sebagai berikut :

 Sektor usaha informal tidak memiliki alat-alat produksi yang canggih.

 Pelaku ekonomi sektor usaha informal tidak memiliki pendidikan / keahlian khusus.

 Sektor usaha informal dapat membuka lapangan kerja yang tidak sedikit jumlahnya.

 Sektor usaha informal hanya memiliki ruang lingkup usaha ekonomi yang sempit dan kecil.

(12)

2.5.2 Penduduk sebagai Konsumen

Masyarakat sebagai konsumen memerlukan barang dan jasa bagi kelangsungan hidup masyarakat. Masyarakat adalah pengguna (konsumen) "public goods" atau produk-produk umum, seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain. Penggunaan public goods yang pada umumnya disediakan oleh pemerintah pusat maupun daerah, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran merupakan bentuk kehidupan yang hanya melakukan kegiatan konsumsi saja, sehingga sering menimbulkan masalah di masyarakat. Berbagai tindak kejahatan dilakukan semata-mata karena untuk memenuhi kegiatan konsumsi. Di mana orang memiliki banyak kebutuhan, tetapi tidak memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan bagi pemenuhan kebutuhan tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang sejak dini tertanam sikap untuk mampu berproduksi dan bukan hanya melakukan konsumsi saja. Di samping itu berkaitan dengan kegiatan konsumsi, perlu dilandasi sikap mental untuk bisa mengukur kemampuan diri, sehingga tidak besar pasak daripada tiang.

2.5.3 Penduduk sebagai Distributor

Masyarakat sebagai distributor diwujudkan dalam bentuk terjadinya penyaluran proses penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Lalu lintas perdagangan dan transportasi yang membawa barang-barang pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan masyarakat merupakan bentuk kegiatan distribusi yang berlangsung di masyarakat.

Kelancaran arus distribusi yang berlangsung di masyarakat dapat kita amati dari lancar-tidaknya proses transportasi barang kebutuhan dari satu kota ke kota yang lain. Salah satu faktor yang memicu terjadinya kelangkaan barang antara lain disebabkan ketidaklancaran proses distribusi. Hal ini sering terjadi di daerah-daerah yang sulit transportasinya.

2.6 MASALAH DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

(13)

Akhir-akhir ini pembicaraan tentang sumber daya manusia semakin terdengar. Hal ini tidak lepas dari kesadaran bersama bahwa manusia tidak hanya sebagai penikmat pembangunan. Disamping itu muncul juga kesadaran bahwa pembangunan tidak hanya bisa tergantung pada sumber daya alam. Teknologi sebagai sumber daya pembangunan yang lain memang menjadi penting pula belakangan ini. Namun perkembangan dan pemanfaatan teknologi itu sendiri sangat tergantung pada manusia. Pengalaman-pengalaman negara maju seperti Jerman, Inggris, Perancis, Amerika Serikat, serta negara-negara industry baru, seperti Korea Selatan dan Taiwan, menunjukkan bahwa pertumbuhan mereka sebagian mereka besar didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Beberapa ahli sepakat bahwa pembangunan di Indonesia juga sudah semestinya mengandalkan sumber daya manusia. Dengan tersedianya sumber daya yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa mendatang akan bisa diatasi dengan baik. Para ahli juga sepakat bahwa kualitas sumber daya manusia yang sekarang kita miliki masih perlu ditingkatkan, agar tantangan tersebut bisa teratasi dengan baik.

2.6.1 Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Dimensi sumber daya manusia meliputi jumlah, komposisi, karakteristik (kualitas), dan persebaran penduduk (Effendi, 1991). Dimensi tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selain keterkaitan antara kuantitas dan kualitas yang telah disinggung sebelumnya, komposisi dan persebaran juga sangat penting.

Bila rasio ketergantungan tinggi, artinya banyak penduduk usia tidak produktif, pengembangan sumber daya manusia juga akan mengalami banyak kesulitan. Demikian pula bila sumber daya manusia yang berkualitas terkonsentrasi di wilayah tertentu.

(14)

pengaruhnya. Karena alasan ini pula, maka dalam pembicaraan selanjutnya juga akan banyak dibicarakan tentang kondisi kita sendiri.

Dua hal kiranya bisa menggambarkan keadaan sumber daya manusia Indonesia saat ini disamping hal-hal lain, yaitu pendidikan dan ketenagakerjaan. Pada tahun 1971 hingga 1990, kenaikan proporsi penduduk yang berpendidikan cukup baik. Namun kita sadar bahwa angka yang telah dicapai tersebut belum memuaskan. Disamping masih ada sebagian yang belum mengenyam pendidikan formal, kebanyakan usianya lanjut, proporsi yang pendidikannya rendah cukup besar (Sunarto, 1992). Oleh karena itu bisa dimengerti bila pemerintah dalam waktu dekat ini akan mengenakan wajib sekolah hingga 9 tahun masa belajar (setingkat SLTP).

Kenaikan jumlah yang berpendidikan formal ini disertai juga dengan kecenderungan naiknya tingkat pendidikan angkatan kerja. Sekali lagi, kita tidak boleh cepat puas dengan keadaan ini. Disamping perbedaan tempat (desa-kota) dan jenis kelamin yang masih menjadi masalah, angkatan kerja yang tingkat pendidikannya rendah masih menonjol. Kita barangkali sepakat, bahwa dimasa mendatang dibutuhkan lebih banyak lagi tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Belum lengkap rasanya hanya melihat data-data seperti yang telah disajikan diatas. Bagaimana pemanfaatan tenaga kerja kita? Dari tahun ke tahun, tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan angka resmi yang kecil. Hal ini dikarenakan oleh definisi pengangguran yang terlalu lunak.

(15)

Oleh karena itu tidak mengherankan bila kemudian muncul dan meningkat pengangguran terdidik. Keadaan semacam ini juga bisa mengakibatkan munculnya mismatch (ketidaksesuain antara keahlian dengan pekerjaan). Kendati data-data tentang mismatch ini masih sulit sekali diperoleh, namun, diperkirakan hal ini akan mempengaruhi pula produktivitas tenaga kerja, selain juga menyebabkan pemborosan biaya.

Disamping dua masalah yang dikemukakan tadi, tentunya masih ada beberap masalah lain yang terkait. Masalah-masalah ini banyak terkait dengan kualitas manusia yang antara lain meliputi etos kerja, disiplin, daya saing, dan sebagainya. Sebagai contoh, penelitian Ancok dan Faturochman (1989) menemukan bahwa kualitas kekaryaan merupakan pengembangan dari etos kerja pada sebagian masyarakat kita masih perlu ditingkatkan.

2.7 PENGARUH TINGKAT PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI

Penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan ekonomi; satu dari segi permintaan dan yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari segi penawaran bertindak sebagai produsen. Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidak selalu merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi jika penduduk ini mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menyerap hasil produksi yang dihasilkan. Ini berarti tingkat pertambahan penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula. Jadi pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang redah tidak ada gunanya bagi pembagunan ekonomi.

(16)

ini relatif lebih besar daripada bidang-bidang lain sehingga penurunan tingkat perkembangan penduduk akan mengakibatkan turunya akumulasi kapital.

Produktivitas penduduk dinegara-negara berkembang adalah rendah sehingga mengakibatkan rendahnya produksi pula. Karena sebagian besar penduduk tinggal di desa dan hidupnya sebagian berasal dari sector pertanian. Maka hampir semua hampir semua penghasilan yang didapatnya akan dikondumeir seluruhnya. Seandainya ada sisa, hanya relatif kecil jumlahnya. Akibatnya tingkat investasi juga akan rendah. Jadi, di negara-negara sedang berkembang, dimana sudah terdapat perbandingan yang tinggi antara jumlah manusia dan jumlah faktor-faktor produksi yang lain, perkembangan penduduk yang cepat akan menimbulkan diseconomies of scale. Di negara-negara yang sedang berkembang dimana kepadatan penduduk yang cepat akan dapat pula mendorong perkembangan ekonomi, apabila kapital dan kemampuan managerial termasuk organisasi dan administrasi dapat mengimbangi tantangan penduduk tersebut.

2.8 KENDALA YANG DIHADAPI SDM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

Dalam pencapaian pembangunan ekonomi nasional banyak kendala yang dihadapi. Termasuk juga SDM yang ada juga mengalami kendala-kendala dalam pengembangan pembangunan ekonomi nasional, diantaranya:

2.8.1 Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:

 Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.

 Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.

(17)

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:

a. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.

b. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakat. Usaha-usaha tersebut di antaranya:

 Pencanangan wajib belajar 9 tahun.

 Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.

 Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).

 Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.  Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.  Mencanangkan gerakan orang tua asuh.

 Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

(18)

terbiasa bergantung serta lebih senang mencari kerja dari pada menciptakan lapangan kerja padahal lapangan kerja semakin terbatas.

2.8.2 Tingkat Kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan dan kependudukan. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Meskipun angka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang sangat signifikan sebagai dampak pelaksanaan pembangunan di segala bidang, termasuk intervensi program kesehatan yang sangat intensif dilaksanakan di seluruh pelosok tanah air, namun dengan terjadinya krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dapat dipastikan bahwa angka kematian bayi dapat meningkat kembali sejalan dengan meningkatnya prevelensi balita kekurangan energi dan protein. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian dari investasi yang perlu diperhatikan dan keberhasilan di bidang tersebut akan memberikan andil dalam mempercepat pembangunan nasional.

Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:

a. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan. b. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. c. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan. d. Gizi yang rendah.

e. Penyakit menular.

f. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).

(19)

Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:

 Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.

 Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.  Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.

 Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.  Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.

 Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan. 2.8.3 Tingkat penghasilan/pendapatan

Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:

 Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.  Jumlah penduduk banyak.

 Besarnya angka ketergantungan.

Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:  Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.

 Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.

 Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.

Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:

 Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang baik.

 Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.

Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam bentuk:

(20)

 Merangsang kemauan berwiraswasta.

 Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.

 Memperluas kesempatan kerja.

 Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

2.8.4 Minimnya Lapangan Pekerjaan dan Pengangguran

Orang tidak bekerja alias pengangguran merupakan masalah bangsa yang tidak pernah selesai. Ada tiga hambatan yang menjadi alasan kenapa orang tidak bekerja, yaitu hambatan kultural, kurikulum sekolah, dan pasar kerja. Hambatan kultural yang dimaksud adalah menyangkut budaya dan etos kerja. Sementara yang menjadi masalah dari kurikulum sekolah adalah belum adanya standar baku kurikulum pengajaran di sekolah yang mampu menciptakan dan mengembangkan kemandirian SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sedangkan hambatan pasar kerja lebih disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM yang ada untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja.

Ekonomi abad ke-21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha.

(21)

sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai organisasi dan anggota masyarakat yang merupakan lingkungan kerja dari bisnis corporate (kerjasama).

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi tuntutan globalisasi seyogyanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sistem pendidikan perlu dirubah.Hubungan antara pendidikan dengan dunia kerja mutlak diperlukan.Siswa butuh praktek lapangan bukan hanya duduk diam dan mendengarkan serta diberi test tulis yang amat membosankan tapi berilah soal dunia nyata agar kreativitas dan pikiran bawah sadarnya dapat optimal serta terlatih. Namun sayang sistem pendidikan diIndonesia hanya menitik beratkan pada test tulis terbukti pada peningkatan standart kelulusan pada UAN atau UNAS tiap tahunnya. Padahal jika dilihat lebih lanjut kebijakan tersebut merupakan kebijakan terbodoh yang pernah ada. Karena hal tersebut hanya membuat siswa terpaksa belajar hanya untuk meraih nilai standar bukan untuk melatih skill yang dirinya butuhkan untuk menghadapi tantangan persaingan global padahal yang dibutuhkan sekarang bukan nilai akademik yang tertulis tapi skill yang benar-benar dikuasai dan dipraktekkan didunia nyata maka wajar saja jika Indonesia masih minim sumberdaya manusia yang benar-benar memiliki keahlian dibidangnya sebaliknya angka pengangguran terus meningkat.

Di Indonesia terjadi ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja dimana tentunya lapangan pekerjaan yang jauh lebih sedikit dibandingkan para pencari kerjanya. Selain itu kondisi ini juga diperparah dengan tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah dimana stuktur pendidikan angkatan kerja di Indonesia masih didominasi pendidikan dasar hampir lebih dari 50%. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi hal inilah yang membuat angka pengangguran sarjana makin tinggi. Karena begitu banyaknya lulusan perguruan tinggi tiap tahunnya tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang memadai.

Pengaturan Sumber Daya Manusia adalah sangat sulit dan kompleks. Manusia mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, latar belakang sosial budaya dan sebagainya yang bervariasi dan sering terbawa serta ke dalam unit kerja/ organiasi.

(22)

 Tidak dimilikinya pendidikan yang memadai

 Tidak dimiliki bekal keterampilan untuk dapat melakukan aktifitas pekerjaan

Berikut ini adalah masalah-masalah yang akan timbul dari pengangguran :  Adanya kesenjangan sosial

 Adanya kerawanan sosial

Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.

Pendidikan memang merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Dengan pendidikan dapat ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan produktivitas.

Pendidikan dapat pula dilihat sebagai investasi sumberdaya manusia dan hasilnya akan diperoleh beberapa tahun kemudian (Tjiptoherijanto P, 1996). Namun, peningkatan mutu pendidikan yang tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan akan menimbulkan permasalahan baru. Walaupun saat ini ada kecenderungan bahwa sarjana lulusan perguruan tinggi lebih banyak yang menganggur daripada bekerja. Hal, ini terutama disebabkan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, padahal penduduk yang lulus perguruan tinggi setiap tahunnya selalu bertambah. Sebagai akibatnya banyak diantara para sarjana yang bekerja pada bidang yang bukan keahliannya. Hal ini terpaksa dilakukannya dengan pertimbangan daripada menganggur.

(23)

Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi global.

(24)

DAFTAR RUJUKAN

Cahyani, Rindi Tri. 2012. Macam-Macam Sumber Daya Manusia. (Online), (http://rinditri cahyani.blogspot.com/2012/11/macam-macam-sumber-daya-manusia.html), diakses jam 18:55 tanggal 1 Oktober 2014.

Rois, Fatma. 2014. Makalah Kontribusi Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia Dikaji Dari Geografi Ekonomi, (Online), (http://aimowchan.blogspot.com /2014/04/makalah-kontribusi-sumber-daya-manusia.html), diakses jam18:47 tanggal 1 Oktober 2014.

Gusmao, Laurenco. 2011. Peranan SDA dan SDM terhadap Pembangunan Ekonomi, (Online), (http://dodogusmao.wordpress.com/2011/05/26/peranan-sda-dan-sdm-terhadap-pembangunan-ekonomi/), diakses jam 18:42 tanggal 1 Oktober 2014.

Ratih. 2013. Pengaruh Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Bidang Pendidikan Terhadap

Persaingan Globa., (Online),

(http://ratih102.wordpress.com/2013/05/02/pengaruh-sumber-daya-manusia-indonesia-dalam-bidang-pendidikan-terhadap-persaingan-global/), diakses jam 19:01 tanggal 1 Oktober 2014.

Irawan, M. Suparmoko. 1995. Ekonomi Pembangunan, Edisi Lima, Cetakan ke Empat. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Referensi

Dokumen terkait

• Pada usus yang normal, kebanyakan dari cairan mukus ini Pada usus yang normal, kebanyakan dari cairan mukus ini. mengandung sulfat, sehingga hal ini secara

KERANGKA ACUAN PROGRAM KUSTA KERANGKA ACUAN PROGRAM KUSTAI. TAHUN 2017

Ruang lingkup penelitian ini meliputi: (1) pembuatan kantong plastik komposit yang terbuat dari campuran tepung ubi kayu dan LLDPE, (2) karakterisasi tepung ubi kayu 100

Sejumlah upaya mencoba mensistematisasikan fungsi utama media (tujuan atau efek; dimaksudkan atau tidak dimaksudkan) yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948)

Pada Tabel 1 memberikan gambaran bahwa kompetensi guru dalam membuat RPP, pemberian tugas luring, keaktifan siswa masih jauh di bawah indikator

Sel eritosit berwarna merah muda, tidak adanya kelainan warna hipokrom atau polikrom lebih dari 10%, granula sel netrofil berwarna ungu, limfosit tanpa granul spesifik

(3) Penyusunan penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari anggota DPRD,

Pemberian diet dengan nutrisi enteral kepada pasien diberikan jika terjadi penurunan tingkat kesadaran, tidak mampu makan sendiri, atau risiko aspirasi akibat disfagia yang