• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI BUDAYA JAWA DALAM GURITAN MEDHITASI ALANG-ALANG KARYA WIDODO BASUKI (Suatu Tinjauan Semiotika)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI BUDAYA JAWA DALAM GURITAN MEDHITASI ALANG-ALANG KARYA WIDODO BASUKI (Suatu Tinjauan Semiotika)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI BUDAYA JAWA DALAM GURITAN

MEDHITASI ALANG-ALANG KARYA

WIDODO BASUKI

(Suatu Tinjauan Semiotika)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

ANA TRI STETIYAWATI C0112004

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016

(2)
(3)
(4)
(5)

iv MOTTO

“Jangan pernah menyerah dalam melakukan usaha lakukan apa yang harus dilakukan dengan ikhlas,

jujur, kerja keras dan yakin bahwa Tuhan akan memberi jalan kepada kita”

(Penulis)

“Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali

apa yang belum kita capai.” (Schopenhauer)

(6)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibu tercinta yang telah ikhlas membimbing dan membiayai hingga penulis mampu menyelesaikan kuliah hingga akhir. 2. Almamaterku

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan lancar.

Skripsi yang berjudul Nilai Budaya Jawa dalam Guritan Medhitasi Alang-Alang Karya Widodo Basuki (Suatu Tinjauan Semiotika), merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra di Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Proses penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan jika tidak ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1.

Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi.

2. Dr. Supana, M.Hum., selaku Kepala Program Studi Sastra Daerah yang telah membimbing penulis selama menuntut ilmu di Program Studi Sastra Daerah dengan penuh perhatian dan kebijaksanaan.

3. Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum., selaku pembimbing akademik yang telah banyak membantu penulis dalam bidang akademik dan selalu memberikan wejangan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Dra. Sundari, M.Hum., selaku pembimbing satu yang berkenan meluangkan waktu untuk diskusi dan koreksi dengan penuh perhatian dan kesabaran hingga penulisan skripsi ini terselesaikan.

(8)

vii

5. Prof. Sahid Teguh Widodo, S.S., M.Hum., Ph.D.,selaku pembimbing dua yang berkenan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan penuh perhatian dan semangat.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sastra Daerah yang telah berkenan memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Kepala dan Staff Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik dalam penyusunan skripsi.

8. Bapak Widodo Basuki, selaku pengarang yang memberikan ijin penulis untuk meneliti karyanya yang berupa antologi guritan yang berjudul

Medhitasi Alang-Alang dan tidak henti-hentinya membantu penulis dalam memberikan informasi yang penulis butuhkan.

9. Ayahku Suwandi dan Ibuku Rubinem serta kakakku Umi Yati dan Agung Setiawan beserta saudara-saudara tersayang yang telah memberikan dukungan, doa, pengorbanan, semangat, kasih sayang, perhatian, ketulusan, dan kepercayaan sehingga penulis dapat menempuh kuliah sampai akhir.

10. Fhajar Adi Saputro, yang sabar dan telaten memberikan dukungan, doa, perhatian, ketulusan, serta kasih sayang sehingga penulis selalu semangat dalam kuliah dan mengerjakan skripsi.

11. Sahabat-sahabat terbaikku Letrin, Inka, Ester, Safaah, dan Rini yang selalu ada dalam suka, duka, dan lara, serta senantiasa memberikan keceriaan, kebahagiaan, dukungan, dan semangat. Terima kasih atas kebersamaan, kebahagiaan dan kasih sayang yang terjalin. Semoga kita semua berhasil,

(9)

viii

sukses dan tercapai segala apa yang dicita-citakan dan diimpikan selama ini. Penulis akan sangat merindukan kalian. Best friends forever.

12. Teman-teman Sastra Daerah angkatan 2012, teman Magang di Balai Bahasa Jawa Timur, dan teman KKN Desa Gelung, Paron, Ngawi yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.

13. Kakak tingkat Sastra Daerah angkatan 2011 yang membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skrispsi.

14. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena kurang pengetahuan dan pengalaman, maka dengan segala kerendahan hati diharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan. Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Oktober 2016

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR IS ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

SARI PATHI ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 8 D. Pembatasan Masalah ... 8 E. Manfaat Penelitian ... 9 1. Manfaat Teoritis ... 9 2. Manfaat Praktis ... 9 F. LandasanTeori ... 9

(11)

x

1. Puisi dan Guritan Pengertian ... 9

2. Struktur Puisi ... 12

3. Teori Semiotika ... 17

4. Semiotika Riffaterre ... 19

5. Nilai Budaya Lokal Jawa ... 31

G. Sumber Data dan Data… ... 37

1. Sumber Data ... 37

2. Data... 37

H. Metode danTeknik ... 38

1. Metode Penelitian ... 38

2. Teknik Analisisi Data ... 39

3. Teknik Pengumpulanan Data ... 41

4. Validitas Data ... . 43

I. Sistematika Penulisan ... 43

BAB II PEMBAHASAN ... 47

A. Struktur yang Membangun sepuluh guritan dalam Antologi Guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki ... 45

1. Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ... 46

a. Metafora ... 46

b. Metonimi ... 50

2. Penyimpangan Arti (Displacing of Meaning) ... 54

a. Ambiguitas ... 54

b. Kontradiksi ... 58

(12)

xi

3. Penciptaan Arti (Creating of Meaning) ... 65

a. Rima ... 65 a) Rima Bait ... 65 b) Rima Antarbait ... 74 b. Homolog ... 85 c. Enjambemen ... 94 d. Tipografi ... 97 a) Judul ... 97 b) Pembaitan ... 98 c) Jumlah Baris ... 98 d) Pemakaian Huruf ... 99

e) Pemakaian Tanda Baca ... 99

4. Matriks, Model dan Varian ... 105

5. Keterkaitan Unsur ... 115

a) Tema ... 115

b) Bunyi ... 115

c) Kata... 116

B. Makna Kesepuluh Guritan dalam Antologi Guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki ... 116

a. Pembacaan Heuristik ... 116

b. Pembacaan Hermeneutik ... 124

C. Nilai Budaya Jawa beserta Relevansinya dalam Guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki ... 130

(13)

xii

BAB III PENUTUP ... 144

A. Kesimpulan ... 144

B. Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 148

(14)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

CG : Cengkir Gadhing DM : Dongeng Mistis GPS : Guritan Pari Sawuli

MAA :Medhitasai Alang-Alang

MGS : Medhitasi Godhong Suruh

Pn : Panen

Ry : Riyayan

SMP : Sekolah Menengah Pertama TLN : Tembang Lemah Ngare

TP :Tancepna Maneh

Zr : Ziarah

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Riwayat Hidup Pengarang ... 151

Lampiran 2: Bukti Wawancara Pengarang (Daftar Pertanyaan dan Jawaban) ... 153

Lampiran 3: Surat Pernyataan Wawancara ... 156

Lampiran 4: Foto Wawancara dengan Pengarang Widodo Basuki ... 157

(16)

xv ABSTRAK

Ana Tri Stetiyawati. C0112004. 2016. Nilai Budaya Jawa dalam Guritan Medhitasi Alang-Alang Karya Widodo Basuki (Suatu Tinjauan Semiotika). Skripsi: Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar belakang penelitian ini adalah guritan merupakan media ekspresi jiwa ekspresi penyair. Guritan karya Widodo Basuki mengungkap nilai budaya lokal yang sejatinya menarik dikaji. Penelitian terhadap sepuluh guritan karya Widodo Basuki ini didasari oleh pertimbangan bahwa Widodo Basuki merupakan pengarang yang produktif menghasilkan karya, ini terbukti diterbitkanya antologi

guritan Medhitasi Alang-Alang.

Masalah yang dibahas dalam penelitianini, yaitu (1) Bagaimanakah struktur yang membangun sepuluh guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki berdasarkan teori semiotika Michael Riffaterre? (2) Bagaimanakah makna sepuluh guritan dalam guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki sesuai teori semiotika Michael Riffaterre? (3) Bagaimanakah bentuk nilai budaya Jawa beserta relevansinya dalam guritanMedhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki?

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan struktur yang membangun sepuluh guritan dalam guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki dengan menggunakan teori semiotika Michael Riffaterre; (2) Mendeskripsikan makna sepuluh guritan dalam guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki; (3) Mendeskripsikan bentuk nilai budaya Jawa beserta relevansinya dalam

guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki.

Bentuk penelitian ini merupakan penelitian sastra dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sepuluh guritan dalam antologi

guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki. Data dalam penelitian ini berupa teks sepuluh guritan dalam antologi guritan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis, wawancara, dan studi pustaka. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori semiotika Michael Riffaterre.

Hasil analisis dari penelitian ini yaitu : (1) secara keseluruhan sepuluh guritan dalam antologi gurtan Medhitasi Alang-Alang karya Widodo Basuki menunjukan adanya hubungan antarunsur yang saling berkaitan berdasarkan teori Michael Riffaterre; (2) makna yang ditemukan dalam guritan adalah macam budaya lokal yang memiliki unsur ekonomi, tradisi, religi, dan matapencaharian (3) bentuk nilai budaya Jawa meliputi tradisi, kebiasaan dan pola pikir beserta relevansinya.

(17)

xvi SARI PATHI

Ana Tri Stetiyawati. C0112004. 2016. Nilai Budaya Jawa dalam Guritan Medhitasi Alang-Alang Karya Widodo Basuki (Suatu Tinjauan Semiotika). Skripsi: Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Sebelas Maret Surakarta.

Panalitèn mênika adhêdhasar bilih guritan mênika minangka salah satunggaling wadhah kanggè mêdharakèn raos panganggitipun. Guritan ingkang dipunanggit déning Widodo Basuki ngandharakên nilai budaya jawi sêjatosipun saè dipuntêliti. Panalitèn tumrap sêdasa guritan ingkan dipunanggit déning Widodo Basuki adhêdasar bobot timbang bilih Widodo Basuki kalêbêt panganggit ingkang produktif ngasilakên guritan, bab mênika dipunbuktèkakên mawi

antologi guritan Mèdhitasi Alang-Alang ingkang sampun kawêdalakèn.

Prêkawis ingkang dipunrêmbag wontên ing panalitèn inggih mênika (1) Kados pundi struktur ingkang mbangun sêdasa guritan ing guritan Mèdhitasi Alang-Alang anggitanipun Widodo Basuki miturut teori semiotika Michael Riffaterre? (2) Kados pundi têgês sêdasa guritan ing guritan Mèdhitasi Alang-Alang anggitanipun Widodo Basuki miturut teori semiotika Michael Riffaterre? (3) Kados pundi nilai budaya Jawi ing guritan Mèdhitasi Alang-Alang anggitanipun Widodo Basuki?

Ancasipun panalitèn inggih mênika (1) ngandharakên struktur ingkang ambangun sêdasa guritan ing guritan Mèdhitasi Alang-Alang anggitanipun Widodo Basuki miturut teori semiotika Michael Riffaterre; (2) ngandharakên têgês sêdasa guritan ing guritan Mèdhitasi Alang-Alang anggitanipun Widodo Basuki miturut teori semiotika Michael Riffaterre; (3) ngandharakên nilai budaya

Jawi ing antologi guritan Mèdhitasi Alang-Alang anggitanipun Widodo Basuki. Wujud panalitèn inggih mênika panalitèn sastra ingkang metode deskriptif-

kualitatif. Sumbêring data kapundhut saking sêdasa guritan ing antologi guritan Mèdhitasi Alang-Alang anggitanipun dèning Widodo Basuki. Data wontên panalitèn punika awujud teks sêdasa guritan wontên ing antologi guritan Medhitasi Alang-AlangTeori ingkang dipungginakakên inggih mênika semiotika

Michael Riffaterre.

Dudutan saking panalitèn inggih mênika (1) sêdasa guritan wontên ing antologi guritan Medhitasi Alang-Alang anggitanipun Widodo Basuki karya sastra Jawa ingkang saèstu éndah lan migunani. Pratélan-pratélan wontên ing salêbêtipun guritan nêdahakên struktur ingkang pèni; (2) têgês ingkang sagêd kapanggih ing guritan inggih mênika taksih kathah prêkawis ing unsur budaya, ekonomi lan religi wontên ing masarakat; (3) wujud nilai budaya Jawi antawisipun tradisi, kebiasaan lan pola pikir sarta relevansinipun.

(18)

xvii

ABSTRACT

Ana Tri Stetiyawati. C0112004. 2016. Javanese Cultural Value in Guritan Medhitasi Alang-Alang by Widodo Basuki (A Semiotic Study). Thesis: Local Letters Study Program of Faculty of Cultural Science of Surakarta Sebelas Maret University.

The background of research was that guritan (Javanese poetry) is a medium of expressing the soul of poet’s expression. Guritan by Widodo Basuki revealed the local cultural value really interesting to study. This research on ten guritans by Widodo Masduki was conducted recalling that Widodo Basuki is the productive author creating work; it can be seen from the publication of guritan Medhitasi Alang-Alang anthology.

The problems discussed in this research were: (1) how is the structure constructing ten guritans Medhitasi Alang-Alang by Widodo Basuki based on Michael Riffaterre’s semiotics theory? (2) What is the meaning of ten guritans Medhitasi Alang-Alang by Widodo Basuki according to Michael Riffaterre’s semiotics theory? And (3) what is the form of Javanese Cultural value and its relevance in guritan Medhitasi Alang-Alang by Widodo Basuki?

The objectives of research were: (1) to describe the structure constructing ten guritans Medhitasi Alang-Alang by Widodo Basuki based on Michael Riffaterre’s semiotics theory, (2) to describe the meaning of ten guritans Medhitasi Alang-Alang by Widodo Basuki according to Michael Riffaterre’s semiotics theory, and (3) to describe the form of Javanese Cultural value and its relevance in guritan Medhitasi Alang-Alang by Widodo Basuki.

This study was a literary research with descriptive qualitative method. The data of research consisted of ten guritans in the guritan Medhitasi Alang-Alang

anthology by Widodo Basuki. The data of research were the text of ten guritans in

guritan Medhitasi Alang-Alang anthology by Widodo Basuki. Techniques of collecting data used in this research were analysis, interview and library study. The theory employed to analyze was Michael Riffaterre’s semiotics theory.

The result of research analysis showed that: (1) overall, the ten guritans in guritan Medhitasi Alang-Alang anthology by Widodo Basuki showed the element interrelationship based on Michael Riffaterre’s semiotics theory; (2) the meaning found in guritan was local cultural types having economic, traditional, religious, and livelihood elements, and (3) the form of Javanese cultural value included tradition, habit, and mindset, as well as its relevance.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Penerjemahan dalam Terjemahan Eufemisme Organ dan Aktifitas Seksual dalam novel Fifty Shades of Grey ... Kualitas Terjemahan Eufemisme Organ dan Aktifitas Seksual dalam

Salinitas optimum bagi kelulushidupan larva zoea kedua Scylla lokal pada penelitian ini masih berpeluang untuk diteliti pada salinitas yang kurang dari 31 ppt.. Ucapan

Penelitian ini membuktikan dengan diberlakukannya IFRS, terdapat perbedaan tingkat pengungkapan antara perusahaan asing dan domestik.Selain itu, penelitian ini juga membuktikan

Jika dilihat dari perbeda- an rata-rata nilai n-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dikatakan bahwa model problem solving efektif dalam meningkatkan kemampuan

Pada periode berikutnya, Desa Sala berganti nama menjadi Surakarta Hadiningrat, pada masa ini wilayah tersebut tidak lagi sebagai desa namun berubah menjadi Ibu

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang dideskripsi dalam data pra tindakan, hasil pelaksanaan tindakan, dan perbandingan hasil tindakan antar siklus, maka

DAD level 0 seperti yang ditampilkan pada gambar 2 merupakan pengembangan dari diagram konteks, dimana pada diagram ini menjelaskan bahwa pengguna dapat