• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Peneliatan Umum Sejarah Singkat Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Peneliatan Umum Sejarah Singkat Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Objek Peneliatan Umum

1.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Telekomunikasi Seluler (KISEL)

Koperasi Telekomunikasi Seluler (kisel) adalah lembaga penyedia jasa Distribution Channel (Penjualan dan Distribusi), General Service (Layanan Umum) dan Telco Infrastructure (Layanan Infrastruktur Telekomunikasi) dengan jaringan kantor operasional sebanyak 58 buah kantor wilayah/cabang yang tersebar di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga Provinsi Papua dan didukung oleh 3.778 orang anggota dengan mayoritas anggota adalah karyawan PT. Telkomsel.

Perjalanan bisnis Kisel dimulai dengan mengembangkan usaha yang relatif modern, diluar kebiasaan lembaga yang bernama koperasi, dimana saat itu Kisel terlibat banyak dalam bisnis yang mendukung kegiatan Telkomsel. Sejak pendiriannya tahun 1996 hingga tahun 2000 bidang yang saat itu dibutuhkan antara lain pemenuhan kebutuhan SDM penunjang, pekerjaan yang terkait dengan invoice, dan beberapa dukungan kebutuhan yang sifatnya lokal. Mulai saat itu terbangunlah embrio di semua wilayah operasi Telkomsel.

Pada periode tahun 2000 – 2010 perkembangan dan kecepatan pertumbuhan customer/Telkomsel telah mengkondisikan Kisel untuk melakukan penambahan lingkup usaha. Antara tahun 2010 – 2012 dilakukan transformasi untuk mengembangkan Kisel sebagai lembaga bisnis yang modern, melalui berbagai inisiatif. Semangat yang diluncurkan adalah memperkokoh pondasi dan percepatan pengembangan bisnis, peningkatan profesionalisme, pengintegrasian dan pengontrolan proses bisnis.

Pondasi ini memudahkan kisel sebagai lembaga koperasi untuk lebih lincah dalam melayani anggotanya (meningkatkan kesejahteraan) dan bergerak melayani pasar (ekspansi pasar). Sejalan dengan perkembangan industri telekomunikasi dan lingkungan industri ini, Kisel terus dikembangkan untuk menjadi pendukung yang handal bagi tumbuh dan berkembangnya industri telekomunikasi di Indonesia.

(2)

2

Dalam perjalanannya ada beberapa hal yang signifikan yang telah dicapai Kisel antara lain sebagai salah satu Authorized Distributor tingkat nasional, berperan dalam ikut menggelar program besar di Indonesia seperti USO, menjadi Official Partner untuk beberapa perusahaan Telkom Group secara Nasional. (http://www.kiselindonesia.com, diakses pada 8 November 2016)

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi :

Menjadi koperasi terbaik di Indonesia. Nilai Inti:

a. Integritas – amanah, transparan, bertanggung jawab b. Sinergi – komunikasi, teamwork, adil, sukses bersama c. Kompetensi – berorientasi nilai tambah untuk Pelanggan d. Berpikir Terbuka – demi kemajuan yang berkesinambungan Misi:

a. Menciptakan kesejahteraan bagi para anggota yang berkesinambungan. b. Berdaya guna sebagai mitra strategis dan terpercaya bagi industri

telekomunikasi dan industri lainnya di Indonesia.

c. Berkontribusi dalam perkembangan perkoperasian di Indonesia.

d. Mengelola Kisel dan unit usaha secara profesional dengan menerapkan prinsip "Good Corporate Governance".

(http://www.kiselindonesia.com, diakses pada 8 November 2016) 1.1.3 Unit Bisnis Perusahaan

1. General Service

Telah lebih dari belasan tahun General Service kisel berpengalaman dalam penyediaan produk dan jasa penunjang operasional bisnis dan perkantoran, baik pada Industri Telekomunikasi maupun Non-Telekomunikasi di Indonesia. Dengan didukung oleh 54 Kantor Wilayah dan Cabang di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa kisel sangat mampu untuk berkompetensi serta konsisten dalam menunjang bisnis, antara lain bentuk konsisten kisel adalah menjadi supporting di beberapa value chain

(3)

3

pada dunia Industri Telkomunikasi dan telah menjalin dengan beberapa perusahaan ternama di Indonesia

2. Telco Infrastucture Service

Industri Telekomunikasi telah digeluti kisel selama belasan tahun, khususnya dalam melakukan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur telekomunikasi, yang dalam pelaksanaannya kisel telah didukung penuh oleh 54 kantor Wilayah dan Cabang yang tersebar luas di seluruh Indonesia.

Sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri telekomunikasi Indonesia dalam hal kehandalan jaringan kisel menyediakan :

1. Jasa Site Management 2. Jasa Power Management 3. Network Monitoring Centre

4. Instalasi Perangkat (BTS, Transmisi, Power System) 5. Drivetest dan Optimalisasi Jaringan

6. Pengelolaan Combat 3. Sales and Channel

Berinovasi dan sejalan dengan perkembangan dunia industri telekomunikasi saat ini dalam menyalurkan berbagai produk Telkomsel sampai ke seluruh pelosok tanah air di Indonesia. Sampai dengan bulan Maret 2016 Dealer Operational Account (DOA) Kisel sudah mencapai sekitar Rp. 84 Milyar/minggu, dan akan terus bertambah mengingat tingkat permintaan pasar akan produk Telkomsel yang cukup besar dan terus tumbuh. Dengan kemampuan penjualan dan pendistribusian yang dimiliki Kisel, saat ini telah mampu mengoptimalkan potensi sales produk Telkomsel dengan jaringan yang dimiliki saat ini. Secara bisnis Sales and Channel terdiri dari :

1. Tradisional Channel, dengan jaringan distribusi melalui Cluster yang terdiri dari TDC (Telkomsel Distribution Channel) seluruh Indonesia, dengan channel distribusi melalui SD, RS, User, dan top up reload

(4)

4

2. Modern Channel dengan bisnis meliputi : modern channel sebagai agregator URP, Sales Device dengan menggunakan channel distribusi graPARI dan Cluster, serta bisnis pengelolaan GraPARIMitra.

(http://www.kiselindonesia.com, diakses pada 8 November 2016)

1.2 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi yang dimiliki Indonesia mulai diperhatikan oleh dunia internasional. Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir ada dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk mengekang ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas (mentah), sekaligus meningkatkan peran industri lainnya dalam perekonomian (www.indonesia-investments.com, diakses pada 7 November 2016).

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari hadirnya koperasi di Indonesia. Menurut Partomo (2009:13) koperasi merupakan suatu alat beperan dalam pembangunan dikarenakan koperasi adalah suatu wadah yang mana tergabungnya kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok. Selain itu tujuan dari didirikannya koperasi seperti terdapat pada pasal 4 Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dalam Subandi (2010:174) antara lain adalah membangun dan mengembangkan potensi atau kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia pada tahun 2015 terdapat 212.135 koperasi seluruh indonesia seperti tertera pada gambar 1.1.

(5)

5

Gambar 1.1 Jumlah Koperasi di Seluruh Indonesia Tahun 2015 Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia (Data yang telah diolah)

Koperasi di Indonesia berjumlah cukup banyak dan memiliki 37.831.159 anggota seperti pada Gambar 1.1. Namun, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan program reformasi total koperasi dikarenakan banyaknya Koperasi yang tidak aktif. Kementrian Koperasi dan UKM berencana akan membubarkan tak kurang dari 32.427 koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia, sampai saat ini yang sudah resmi dibubarkan sebanyak 6.213 koperasi karena sama sekali sudah tidak melakukan aktivitas sebagai sebuah koperasi. Adapun tujuan dari reformasi koperasi menurut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram adalah mengubah paradigma dari kuantitas menjadi kualitas. (nasional.kontan.co.id, , diakses pada 18 November 2016).

Tantangan lain sebuah koperasi adalah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang merupakan ajang bagi tiap negara di Asia Tenggara untuk bersaing dalam pasar bebas. MEA yang akan diikuti oleh negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Pasar bebas ini akan terjadi integrasi berupa area perdagangan yang bebas, peniadaan tarif perdagangan antarnegara ASEAN serta pasar tenaga kerja dan pasar modal yang bebas yang akan berpengaruh bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi tiap negara (aceh.tribunnews.com, diakses pada 8 November 2016). Dengan demikian, Koperasi perlu meningkatkan sumber daya manusia dan standar yang bisa memenuhi pasar ASEAN.

(6)

6

Selain itu, menurut Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo menjelaskan jika koperasi tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi maka akan mempersempit ruang gerak koperasi yang selama ini belum memiliki jaringan konektivitas seluas perbankan. Sehingga diperlukan teknologi finansial untuk mengatasi kendala untuk menghadapi persaingan dan tantangan global (www.pikiran-rakyat.com, diakses pada 15 Mei 2017). Maka dari itu, Koperasi diharapkan memanfaatkan teknologi informasi sehingga mencapai efesiensi dan efektifitas yang mampu memperkuat posisi koperasi pada pasar persaingan global.

Sebuah perusahaan memiliki puluhan, ratusan, atau ribuan karyawan adalah aset manusia dan modal yang luar biasa jika dimanfaatkan dan dikelola dengan benar. Menurut Partomo (2009:47) koperasi memiliki prinsip member based oriented activity sehingga pembentukan modal sendiri simpanan-simpanan para anggotannya dan jumlah anggota koperasi tersebut. Dengan demikian, Apabila terdapat karyawan yang banyak kemudian berkumpul dalam wadah koperasi dapat dibayangkan modal yang akan didapatkan. Koperasi perusahaan merupakan bentuk koperasi paling stabil karena keanggotaanya yang tetap. Metode penarikan simpanan mudah karena bisa melalui sistem potong gaji. Hal tersebut berbeda dengan bentuk koperasi pasar yang sulit dalam penarikan dana karena tidak adanya penghasilan tetap dari anggota. Oleh karena itu, dengan hadirnya koperasi perusahaan diharapkan dapat lebih mensejahterakan karyawan.

Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel) adalah lembaga penyedia jasa Sales and Channel (Penjualan dan Distribusi), General Service (Layanan Umum) dan Telco Infrastructure (Layanan Infrastuktur Telekomunikasi). Jaringan kantor operasional meliputi 54 buah kantor wilayah/cabang yang tersebar dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga Provinsi Papua dan didukung oleh 4.039 orang anggota dengan mayoritas anggota adalah karyawan PT.Telkomsel. Menurut ketua pengurus Kisel Tubagus Daniel Azhari menjelaskan dalam mewujudkan targetnya ditetapkan tiga program utama yaitu strengthening three pillar of main business, extensivve expansion, dan membangun bisnis digital (http://www.mykisel.com, diakses pada 15 Mei 2017).

(7)

7

Gambar 1.2 Peningkatan pendapatan Kisel 2014-2016 Sumber: RKAP 2016-2017 (Data yang telah diolah)

Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Program (RKAP) tahunan dapat diketahui bahwa Kisel mengalami peningkatan pendapapatan diatas 10% dalam rentang tahun 2014-2016. Seperti terlihat pada Gambar 1.2 yang menggambarkan bahwa pendapatan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 24 % dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 12%. Pendapatan yang didapat oleh Kisel cenderung stabil meskipun terdapat penurunan presentase pendapatan. Namun, berdasarkan Gambar 1.3 Nett profit yang didapatkan Kisel mengalami ketidakstabilan dalam rentang tahun 2014-2016. Hal tersebut dapat dilihat dari penurunan nett profit yang cukup tinggi pada tahun 2015 jika dibandingkan tahun 2014. Selain itu, Nett Profit pada tahun 2015 dan 2016 tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh RKAP tahunan.

2014 2015 2016 Revenue 4.000.008 4.940.162 5.520.450 Growth 24% 12% 4.000.008 4.940.162 5.520.450 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 2014 2015 2016

(8)

8

Gambar 1.3 Perkembangan Nett Profit Kisel 2014-2016 Sumber: RKAP 2016-2017 (Data yang telah diolah)

Sejalan dengan perkembangan dunia industri telekomunikasi saat ini, kebutuhan akan jasa layanan telekomunikasi berupa ketersediaan produk postpaid dan prepaid menunjukkan peningkatan. Unit bisnis Sales and Channel hadir untuk mengoptimalkan potensi sebagai Autorized Dealer (Traditional Channel) dan Mitra Aggregator (Modern Channel) produk Telkomsel sampai ke seluruh pelosok tanah air (www.mykisel.com, diakses pada 1 Januari 2017). Berdasarkaan RKAP tahun 2017 seperti pada gambar 1.4 menjelaskan proporsi pendapatan pada tahun 2016 yang dimiliki Sales and Channel merupakan yang terbesar yaitu 75 % dari total pendapatan tahunan. Dengan demikian, unit bisnis Sales and Channel memiliki kontribusi yang penting bagi perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.

Gambar 1.4 Proporsi Pendapatan Kisel Tahun 2016 Sumber: RKAP 2017 (Data yang telah diolah)

64.180 45.162 63.531 64.104 75.141 75.829 20.000 40.000 60.000 80.000 2014 2015 2016

Nett Profit (Dalam Jutaan Rupiah)

Realisasi RKAP

Sales & Channel 75% Service Participants 1% General Service 15% Telcco Infrastructure 8% Packaging 1%

Revenue Kisel tahun 2016

Sales & Channel Service Participants General Service Telcco Infrastructure Packaging

(9)

9

Namun, Kisel melalui Unit bisnis Sales and Channel sebagai Authorize Dealer Telkomsel memiliki beberapa kompetitor yang terbagi dalam cluster-cluster dalam mendistribusikan produk Telkomsel. Berdasarkan wawancara dengan GM Corporate Planning Kisel, bapak Wahyudi, didapat keterangan bahwa Telesindo merupakan distributor resmi terbesar Telkomsel. Sedangkan, Kisel berada pada urutan ke-empat di bawah Akardaya dan Simpatindo. Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa pada tahun 2016, sebesar 97.6% atau 130 juta pengguna internet di Indonesia menggunakan perangkat mobile dan diproyeksikan peningkatan akan terjadi pada tahun-tahun yang akan datang. Tentu hal ini menjadi potensi bagi unit bisnis Sales and Channel Kisel sebagai Autorized Dealer Telkomsel karena permintaan terhadap produk dan layanan yang mungkin meningkat.

Oleh karena itu, diperlukan strategi yang baik untuk meningkatkan bisnis dan daya saing bagi unit bisnis Sales and Channel . Salah satu strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi kendala – kendala tersebut yaitu melakukan penguatan model bisnis. Model bisnis yang tepat dapat digunakan oleh Unit bisnis Sales and Channel, diharapkan mampu membantu penyebaran produk dan layanan lebih merata ke seluruh pelosok Indonesia dan mampu meningkatkan penjualan sehingga mampu mencapai misi Kisel yaitu mensejahterakan anggota. Penguatan model bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas.

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010:14) menjelaskan Business Model Canvas (BMC) merupakan sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Elemen dalam Business Model Canvas mencakup sembilan 9 elemen yaitu Costumer Segment, Value Proposition, Channel, Costumer Relationship, Revenue Stream, Key Resources, Key Activities, Key Parthnership, dan Cost Structure. Business Model Canvas dapat memberikan alternatif rancangan model bisnis yang baru untuk menghadapi para pesaing dan memaksimalkan pendapatan. Kemudian untuk tindak lanjut atas pemetaan bisnis yang dilakukan, dilanjutkan dengan analisis SWOT untuk mengevaluasi lingkungan eksternal dan internal perusahaan dan memaksimalkan kekuatan serta peluang untuk dapat

(10)

10

meminimalisir kelemahan serta ancaman. Analisis SWOT merupakan penunjang Business Model Canvas dalam melakukan evaluasi terhadap model bisnis yang kini dimiliki oleh suatu perusahaan. Pendekatan Business Model Canvas dipilih karena konsep ini telah teruji dan banyak diterapkan di perusahaan luar maupun di Indonesia dalam membuat perencanaan strategi menggunakan model bisnis Business Model Canvas.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian yang akan dilakukan ini berjudul “Analisis Penguatan Model Bisnis dengan Pedekatan

Business Model Canvas pada Unit Bisnis Sales and Channel Koperasi

Telekomunikasi Selular”.

1.3 Rumusan Masalah

Ekonomi Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari hadirnya koperasi di indonesia. Melalui reformasi yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM mengindikasikan banyak koperasi yang tidak aktif. MEA bisa menjadi tantangan bagi koperasi dimana pasar bebas dalam lingkup ASEAN. Kisel sebagai koperasi karyawan juga menghadapi tantangan yang sama. Kisel mengalami peningkatan pendapatan pada periode tahun 2014-2016. Namun, pada periode tersebut juga terdapat ketidakstabilan dalam mendapatkan Nett Profit. Pada laporan keuangan dalam RKAP 2017, unit bisnis Sales and Channel memiliki kontribusi terbesar pendapatan bagi Kisel. Sebagai Autorized dealer, Sales and Channel Kisel memiliki daya saing yang cukup tinggi dalam mendistribusikan produk. Hal itu tentu menjadi tantangan unit bisnis Sales and Channel Kisel. Oleh karena itu, model bisnis melalui pendekatan Business Model Canvas diperlukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(11)

11

1. Bagaimana model bisnis yang diterapkan Sales and Channel menggunakan Business Model Canvas?

2. Bagaimana evaluasi model bisnis Sales and Channel menggunakan analisis SWOT?

3. Bagaimana rancangan bisnis model yang baru sebagai bahan rekomendasi untuk pengembangan bisnis bagi Sales and Channel?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui model bisnis yang terapkan oleh unit bisnis Sales and Channel dengan pendekatan Business Model Canvas.

2. Mengevaluasi model bisnis yang digunakan Sales and Channel dengan analisis SWOT.

3. Merekomendasikan model bisnis berupa Business Model Canvas terbaru untuk mengembangkan bisnis Sales and Channel.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian di bidang strategi bisnis Koperasi dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas sebagai tools untuk melakukan analisis dan pemetaan strategi.

1.6.2 Manfaat Praktis

Kegunaan Praktis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi Kisel dalam mengambil keputusan atau mengatasi sebuah masalah terkait dengan pengembangan Bisnis. Dengan analisis Business Model Canvas, Kisel dapat lebih memahami permasalahan yang terjadi sehingga tidak ada kendala dalam membuat startegi.

(12)

12 1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap unit bisnis Sales and Channel Koperasi Telekomunikasi Selular (KISEL). Ruang lingkup peneliatan ini berfokus pada model bisnis yang diterapkan oleh Sales and Channel dengan pendekatan Business Model canvas. Business Model Canvas terdari 9 element yang terdiri atas Costumer Segment, Value Proposition, Channel, Costumer Relationship, Revenue Stream, Key Resources, Key Activities, Key Parthnership, dan Cost Structure. Melalui analisis model bisnis tersebut dapat dilakukan penilaian peluang, ancaman, kelebihan, dan kekurangan.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi dari penulisan ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-masing bab, sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan kerangka pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Bab ini mendiskripsikan obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan dari analisis data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan oleh perusahaan atau kemajuan lebih lanjut.

Gambar

Gambar 1.1 Jumlah Koperasi di Seluruh Indonesia Tahun 2015  Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Gambar 1.2 Peningkatan pendapatan Kisel 2014-2016  Sumber: RKAP 2016-2017 (Data yang telah diolah)
Gambar 1.3 Perkembangan Nett Profit Kisel 2014-2016  Sumber: RKAP 2016-2017 (Data yang telah diolah)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

Kepuasan perkawinan tidak lepas dari adanya kesepakatan dan komitmen kedua belah pihak yakni suami istri dalam hal mengatur peran, tugas dan kewajiban masing-masing,

Penelitian ini merupakan extended replication dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyastuti, dkk (2004) di enam Perguruan Tinggi yaitu UPN, STIE YKPN,

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar