• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODELOGI PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

52

METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Berikut Tebel 3.1 menjelaskan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian Pengembangan Model Latihan Memukul Forehand dan Backhand Tenis Meja Berbasis Permainan untuk Anak Usia 9-11 Tahun di Kota Surakarta.

Tabel 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

No Kegiatan Penelitian Tempat Waktu

1. Wawancara dengan pelatih Pelatihan Tenis Meja di Kota Surakarta.

Surakarta Mei 2014

2. Pembuatan produk awal pengembangan model latihan memukul forehand dan backhand tenis meja berbasis permainan untuk anak usia 9-11 tahun.

Surakarta Agustus – November 2014

3. Evaluasi ahli tenis meja : 1. Hanik Liskustyowati. 2. Isnaeni.

3. Agus Ciptanto.

Surakarta Januari 2014

4. Uji kelompok kecil. PTM Mitra

Medika

Februari 2015

5. Uji Kelompok Besar. GOR PTM Dwi

Bengawan

Februari 2015 6. Uji Efektifitas Produk. Pelatihan Tenis

Meja Dwi Bengawan dan Pelatihan Tenis Meja Mitra Medika Maret-Mei 2015

7. Analisis Dokumen Penelitian. Surakarta Mei 2015 Sumber : (Data Primer, 2015).

(2)

1. Tempat Penelitian

Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian akan dipertimbangkan dengan beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi yang mendukung terlaksananya penelitan yang baik. Tempat yang menjadi pengambilan data yaitu : 1 ) Uji ahli akan dilaksanakan di Kota Surakarta. 2 ) Uji coba produk dan eksperimen produk akan dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo dan Stadion Manahan di Kota Surakarta. 2. Waktu Penelitian

Penelitian akan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah analisis kebutuhan berupa observasi dan wawancara untuk mengetahui permasalahan yang terkait dengan olahraga tenis meja khususnya di Pelatihan atau Klub tenis meja pada umumnya. Kota Surakarta dipilih berdasarkan efisiensi tempat dan waktu pelaksanaan produk. Selanjutnya tahap kedua adalah pembuatan produk, evaluasi ahli serta pelaksanaan uji coba produk. Pelaksanaan uji coba berlangsung selama 2 bulan dikarenakan untuk penyediaan waktu uji coba dan revisi dari produk yang setelah di uji coba. Setelah pelaksanaan uji coba dan revisi produk selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu eksperimen dari hasil produk yang telah dibuat.

Pelaksanaan perlakukan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Hal ini didasari pada prinsip pemberian waktu latihan yang baik sehingga akan mencapai tujuan yang baik. Penentuan waktu latihan berdasarkan pendapat oleh Fox, Bower & Foss (1993:45) “latihan interval anaerob durasi latihan 8-10 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu”. Ada pendapat dari Brooks & Fahey (1984:56) “latihan dengan frekuensi 3 kali seminggu akan terjadi peningkatan kualitas latihan karena dengan latihan 3 kali dalam satu minggu akan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap latihan”. Secara keseluruhan latihan akan dilaksanakan selama 8 minggu dengan 24 kali pertemuan ditambah tes awal dan tes akhir sebanyak 2 pertemuan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental karena sesuai dengan masalah yang ditemukan dari hasil studi pendahulan sehingga untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan latihan memukul forehand dan backhand tenis meja berbasis permainan untuk anak usia 9-11 tahun. Peneliti mengumpulkan data dan

(3)

merancang program untuk mengatasi masalah yang terjadi tersebut. Hasil dari produk tersebut diharapkan mampu untuk menjawab permasalahan yang ada di klub tenis meja pada umunya khususnya yang terdapat di Kota Surakarta.

a. Model Pengembangan

Pengembangan atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara penelitan dan praktek pelatihan. Menurut Degeng (2002: 1) “ Penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep atau prinsip dan menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu produk ”. Dalam penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan produk baru, namun dapat pula dengan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitan dan pengembangan selalu diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu.

Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti adalah model pengembangan (research and development) menurut Borg and Gall (1983: 75). Adapun langkah-langkah model research and development yaitu :

a. Research and information collecting. b. Planning.

c. Develop preliminary from of product. d. Preliminary field testing.

e. Main product revision. f. Main field testing.

g. Operational product revision. h. Operational field testing.

i. Dissemination and implementation.

Tersusunnya langkah-langkah tersebut sangat membantu peneliti dalam memperjelas pengembangan model latihan memukul forehand dan backhand tenis meja berbasis permainan untuk anak usia 9-11 tahun. Kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan implementasi dari langkah-langkah yang sudah dijelaskan Borg and Gall (1983).

1. Prosedur Penelitian Pengembangan

Prosedur dalam penelitian pengembangan memukul forehand dan backhand tenis meja. Untuk mengetahui peningkatan dari hasil penerapan pengembangan produk, maka peneliti melakukan eksperimen terhadap produk model latihan untuk meningkatkan teknik memukul forehand dan backhand tenis meja berbasis permainan untuk anak usia 9-11 tahun.

(4)

a) Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan bagian dari langkah-langkah yang digunakan untuk mengetahui produk yang dikembangkan dalam memperoleh data awal, analisis kebutuhan dilakukan dengan cara interview bebas terpimpin dengan pelatih tenis meja di Kota Surakarta.

b) Kajian Teori

Kajian ilmiah yang akan diterapkan dalam penelitian serta menggunakan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya sebagai landasan pemikiran.

c) Pembuatan Produk Awal

Berdasarkan analisis kebutuhan sampai pada kajian teoritik yang dipaparkan pada bab dua, maka langkah selanjutnya pembuatan produk awal pengembangan model latihan memukul forehand dan backhand dalam tenis meja. Untuk meningkatkan teknik memukul forehand dan backhand tenis meja produk pengembangan ini dimulai dari membuat ruang lingkup. Adapun isi dalam pengembangan produk terdiri dari :

1. Kajian teoritis sebagai landasan dalam pembuatan model latihan memukul forehand dan backhand tenis meja berbasis permainan.

2. Bentuk-bentuk latihan memukul forehand dan backhand tenis meja. 3. Program latihan bulanan teknik memukul forehand dan backhand. 4. Program latihan mingguan teknik memukul forehand dan backhand. 5. Program latihan harian teknik memukul forehand dan backhand. d) Evaluasi Ahli

Rancangan produk awal kemudian dievaluasi oleh satu ahli tenis meja dan dua praktisi tenis meja. Kriteria ahli yang digunakan adalah dari tataran akademisi dan praktisi tenis meja yang sudah mendapatkan pengakuan dari lembaga yang menaungi bidang tenis meja tersebut. Dari proses tinjauan para ahli tersebut diharapkan akan memberikan tanggapan yang menjadikan produk semakin tepat. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang diharapkan menjadi jawaban dari persoalan yang ada di klub tenis meja di Kota Surakarta.

(5)

e) Uji Coba Tahap I (Kelompok Kecil)

Uji coba tahap I (kelompok kecil) dimaksudkan untuk mencari penilaian dari atlet tenis meja usia 9-11 tahun di Kota Surakarta berkaitan dengan isi model latihan. Jumlah subyek yang akan digunakan dalam tahap ini berjumlah 4 atlet PTM Mitra Medika. Uji coba terbatas merupakan tahapan yang dimaksudkan untuk mencari saran dan tanggapan dari isi model latihan yang dikembangkan yang selanjutnya akan dilakukan perbaikan berdasarkan data yang telah diperoleh dari tahap ini.

f) Revisi Produk I

Setelah uji coba kelompok kecil selanjutnya dilakukan revisi dari akhir uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan.

g) Uji Coba Tahap II (Kelompok Besar)

Uji coba tahap II (kelompok besar) dimaksudkan untuk mencari sasaran dan penilaian dari anak usia 9-11 tahun di Kota Surakarta berkaitan dengan isi model latihan. Sample yang digunakan dalam tahap ini adalah atlet PTM Dwi Bengawan yang berjumlah 8 atlet.

h) Revisi Produk II

Setelah uji coba kelompok besar maka dilakukan revisi dari akhir uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan. Hal ini dilakukan sebagai data untuk tahap efektifitas produk.

(6)

Gambar 3.1 Kerangka Tindakan Penelitian (Widoyoko, 2009: 68)

i. Tahap Ketiga (Uji Efektifitas Produk)

1) Eksperimen Produk (Efektifitas Produk)

Eksperimen dilakukan pada atlet PTM Dwi Bengawan kelompok kontrol dan PTM Mitra Medika kelompok eksperimen dengan tujuan mengetahui tingkat efektifitas produk pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Rancangan eksperimenya menggunakan rancangan pretest dan postest Kondisi awal Pelatih/peneliti : Belum memanfaatkan pengembangan latihan berbasis permainan

sebagai peningkatan teknik memukul forehand dan backhand tenis meja.

Atlet/yang diteliti : Keterampilan memukul forehand dan backhand tenis meja berbasis permainan untuk usia 9-11 tahun.

Tindakan

Memanfaatkan model latihan berbasis permainan sebagai peningkatan keterampilan memukul forehand dan backhand tenis meja.

Tahap uji kelompok kecil : Mempraktikan model pengembangan berbasis permainan pada 4 atlet PTM Mitra Medika.

Tahap uji kelompok besar : Memanfaatkan model pengembangan latihan berbasis permainan di PTM Dwi Bengawan berjumlah 8 atlet. Kondisi akhir Diduga melalui pemanfaatan pengembangan model latihan berbasis permainan dapat meningkatkan keterampilan memukul forehand dan backhand tenis meja pada anak usia 9-11 tahun di Kota Surakarta.

(7)

dengan pemilihan kelompok yang diacak (two group randomize pre test and post test).

Tabel 3.2 Desain Uji Efektifitas Produk

Subjek Pre test Perlakuan Post tes

R X1 (Contoh) Latihan modern X2 R X1 (Kontrol) Latihan konvensional X2 (Suryabrata, 2005: 45)

Mekanisme pelaksanaan uji efektifitas hasil produk pengembangan dilakukan dengan membandingkan dua kelompok untuk kemudian dilihat dari hasil pre test dan post tes.

2) Laporan Hasil Produk Pengembangan

Hasil akhir berupa produk yang telah diuji coba pada kelompok kecil, uji kelompok besar, expert judgement dan hasil eksperimen produk berupa model latihan keterampilan memukul forehand dan backhand tenis meja. 2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

a. Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Rinciannya sebagai berikut :

1) Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah model latihan memukul berbasis permainan.

2) Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keterampilan memukul. b. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang didasari dari hasil analisis kebutuhan dengan mengembangkan produk tertentu.

1) Model latihan adalah suatu bentuk perencanaan yang mengacu kepada prosedur yang terorganisir dengan baik (well organized) yang metodis dan

(8)

ilmiah untuk meningkatkan keterampilan memukul forehand dan backhand tenis meja.

2) Forehand dan backhand merupakan teknik yang terdapat dalam tenis meja yang wajib dilatih dan dikembangkan untuk memaksimalkan keterampilan memukul.

3) Model latihan berbasis permainan merupakan suatu tindakan yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan yang terjadi di klub tenis meja di Kota Surakarta khususnya untuk anak usia 9-11 tahun. Unsur-unsur yang terkandung didalam permainan dirasakan tepat untuk diterapkan pada atlet tenis meja tersebut, hal ini dikarenakan permainan terdapat unsur pendidikan, kesenangan dan kompetisi.

4) Anak usia 9-11 tahun merupakan subjek yang dijadikan penelitian. Anak tersebut adalah atlet yang tergabung dalam pelatihan tenis meja sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian pengembangan model latihan memukul forehand dan backhand tenis meja dikelompokan menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji kelayakan produk program latihan memukul forehand dan backhand untuk tenis meja yang dikembangkan. Sumber data tersebut meliputi : 1. Peneliti

Penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat untuk mengetahui kebutuhan penelitian, dalam hal ini masalah yang menjadi latar belakang penelitian serta sebagai observer atau pencatat lapangan saat melakukan uji efektifitas produk. “Kedudukan penelit merupakan sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil peneliti” (Moleong, 2005: 68).

2. Pelatih Tenis Meja

Sumber data pelatih tenis meja dalam penelitian ini dilakukan pada saat analisis kebutuhan, data diambil dengan menggunkan teknik wawancara, instrument pengumpulan data dan menggunakan interview guide.

(9)

3. Ahli Akademisi Tenis Meja

Sumber data ahli akademisi tenis meja diambil dari unsur universitas adalah Hanik Likustyowati (Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UNS).

4. Ahli Praktisi Tenis Meja

Sumber data ahli praktisi tenis meja diambil dari unsur pelatih dengan kualifikasi melatih dalam sebuah tim. Sember data ahli praktisi tenis meja adalah Isnaeni (Pelatih PTM Mitra Medika) dan Agus Ciptanto (Pelatih PTM Dwi Bengawan).

5. Atlet Tenis Meja a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet PTM usia 9-11 tahun di Kota Surakarta. Terdiri dari 2 klub, PTM Dwi Bengawan sebanyak 10 atlet dan PTM Mitra Medika sebanyak 10 atlet. Pemilihan populasi tersebut berdasarkan usia.

b. Sampel

Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive karena sudah diketahui ciri-ciriya. Menurut Maksum (2009: 44) “ purposive sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau karakteristiknya sudah diketahui lebih dahulu berdasarkan ciri atau sifat populasi”. Selanjutnya dengan cara random karena pengambilan dilakukan secara acak. Maksum (2009:41) “random sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Penelitian ini pengambilan sampelnya adalah atlet PTM usia 9-11 tahun. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini diambil 20 atlet yang masuk pada kategori usia 9-11 tahun dari jumlah keseluruhan atlet PTM. Pelaksanaan penelitiannya mengambil dua kelompok sebagai sampel dan kontrol secara acak.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kondisi awal, data penilaian ahli tenis meja, data uji coba kelompok dan data hasil uji efektifitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

(10)

1. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data kondisi tentang proses latihan memukul forehand dan backhand tenis meja berbasis permainan untuk usia 9-11 tahun.

2. Teknik quisioner digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan produk dari para ahli serta pendapat dari atlet (pengguna produk ).

3. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kamampuan teknik memukul forehand dan backhand tenis meja usia 9-11 tahun Kota Surakarta.

Suharsimi Arikunto (2009: 45) “prosedur penelitian suatu pendekatan praktek merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengelolaan data yang dipakai untuk suatu keperluan”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Dalam penelitian ini data kualitatif berasal dari : a. Hasil observasi dari peneliti.

b. Hasil wawancara dari pelatih tenis meja pada studi pendahuluan. c. Masukan dari ahli tenis meja.

d. Catatan lapangan pada eksperimen produk. 2. Data Kuantitatif

Data penelitian ini data kuantitatif yang diperoleh adalah :

a. Data dari questioner evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.

b. Data dari questioner atlit pada saat uji kelompok kecil dan uji kelompok besar termasuk data ordinal.

c. Data dari hasil rating scale pada pre test dan post test termsuk data ordinal. d. Data dari hasil pre test dan post test termasuk data ordinal.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2009:101) “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan supaya kegiatanya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen sebagai berikut :

(11)

1. Interview Guide

Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau interview. Menurut Winarno (2007: 64) menyatakan bahwa “ Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang lain yang diwawancarai (interviewer)”. Metode wawancara dengan menggunakan teknik interview bebas digunkan untuk memeperoleh informasi analisis kebutuhan pelatih tenis meja. Interview bebas adalah interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan menggunakan pedoman wawancara.

2. Quetioner Campuran

Instrumen selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner. Menurut Winarno (2007: 62) “kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memeperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti”. Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari anggota tim tenis meja, uji coba kelompok kecil dan besar serta untuk memperoleh informasi dari para ahli.

Berdasarkan cara menjawabnya kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup karena jawabanya dari pertanyaan yang sudah tersedia dan responden hanya tinggal memilih. Kemudian berdasarkan jawaban yang diberikan maka kuisioner yang digunakan adalah kuisioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya dan kuisioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang orang lain. Bentuk pertama yang digunakan dalam kuisioner tersebut adalah berbentuk pilihan ganda dengan disertai skala likert. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukan tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai tidak setuju atau sangat baik hingga kurang baik. Dalam penelitian ini ada dua jenis kuisioner yaitu :

a. Kuisioner untuk Ahli Tenis Meja

Aspek kelayakan produk pengembangan latihan memukul forehand dan backhand untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Aspek kesesuaian. 2) Aspek kemanfaatan. 3) Aspek keamanan. 4) Aspek keterlaksanaan.

(12)

b. Kuisoner untuk Atlet Pelatihan Tenis Meja.

Aspek kelayakan produk pengembangan latihan memukul forehand dan backhand tenis meja untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Aspek kemudahan untuk dipahami. 2) Aspek kemudahan untuk dilakukan. 3) Aspek kemenarikan.

4) Aspek kemanfaatan.

3. Tes Keterampilan Teknik Memukul Forehand dan Backhand Tenis Meja. Kirkendal (1999) dalam Winarno (2007: 61) “tes adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek”. Metode tes dengan instrument tes keterampilan olahraga dengan menggunakan pengembangan tes keterampilan olahraga. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui pencapaian dari eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Menurut Winarno (2007: 61) “tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk menggunakan pencapaian prestasi seseorang setelah memperlajari sesuatu”. Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksud adalah penguasaan teknik memukul forehand dan backhand tenis meja sehingga instrumen ini masuk kategori achievement test. Lebih jelas yang berkaitan dengan tes yang digunakan sebagai berikut :

Tes Back Board a. Prosedur Pelaksanaan :

1) Siswa berdiri dibelakang meja dengan sebuah bet dan bola di tangan, ketika ada aba-aba, siswa memukul bola kedinding meja sebanyak- banyaknya dalam waktu 30 detik. Jika bola keluar gunakan bola lainnya.

2) Hitung dan catat jumlah yang dapat dilakukan selama 30 detik. 3) Testi melakukan tes forehand terlebih dahulu.

4) Setelah tesi melakukan pukulan forehand selama waktu yang telah ditentukan selanjutnya testi melakukan tes memukul backhand dengan ketentuan yang sudah ditentukan.

(13)

b. Penilaian :

Skor dari setiap trial adalah jumlah pantulan yang sah selama 30 detik. (Irwansyah, 2006 : 35).

Catatan :

Pada waktu aba-aba “stop” diberikan tetapi bola sudah dipukul dan pantulannya adalah sah, maka ikut dihitung.

Tabel 3.3 Klasifikasi Kecakapan Teknik Dasar Tenis Meja

No Klasifikasi Skor 1. Baik Sekali >53 2. Baik 44-52 3. Sedang 26-43 4. Kurang 17-25 5. Kurang Sekali < 16 (Irwansyah, 2006 : 37) 4. Skala Penilaian

Skala penilaian yang disusun peneliti disesuaikan dengan teknik pengumpulan data dan sumber data yang ingin dikumpulkan. Peneliti ini menggunakan absolute raiting scales (skala penilaian absolut). Pemilihan bentuk ini didasarkan pada kriteria jenis skala penilaian yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan penelitian serta subyek yang akan diperbandingkan.

Verduci (1980: 188) “skala penilaian absolut memiliki keuntungan dimana satu group dari atlet atau subyek dapat diperbandingkan dengan group subyek yang lain karena subyek tersebut sudah memiliki kemampuan dengan antisipasi standar yang sama”. Jadi untuk membandingkan dua kelompok dapat menggunakan bentuk skala penilaian absolut dengan antisipasi bahwa dua kelompok tersebut memiliki standar awal yang sama. Tipe skala penilaian absolut sendiri terdiri dari 4 macam tipe skala penilaian, tipe skala penilaian yang paling cocok untuk mengukur proses gerak atau proses melakukan teknik memukul forehand dan backhand dalam tenis meja adalah skala penilaian tipe numberic scale.

(14)

Skala penilaian tipe numberic scale didasarkan pada indikator proses gerakan yang menjadi pengamatan untuk proses gerakan. Setiap indikator dibagi menjadi sub indikator, masing-masing sub indikator diberi rentang penilaian 1 – 5, artinya semakin tinggi rentang penilaianya semakin baik proses gerakan yang dilakukan, hasil pengskoran dijadikan penilaian proses melakukan teknik memukul forehand dan backhand dalam tenis meja. Pengamatan dilakukan pengamat yang ahli dibidang tenis meja.

5. Catatan Lapangan

Moleong (2007: 209) “catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian”. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan pada saat uji eksperimen produk, berisi tentang gambaran pelaksanaan program memukul forehand dan backhand sehingga seluruh kegiatan dalam pelaksanaan program tersebut bisa terekam dengan baik.

E. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dari jenis data yang dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data dalam penelitian ini :

1. Pendekatan Kualitatif a. Analisis Data

Moleong (2005: 48) “merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Data yang dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, vidio dan foto.

Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya

(15)

direduksi sistematis berdasarkan kelompok data, data tereduksi ini akan disajkan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.

1) Tahap Reduksi Data

Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar penilaian dan catatan lapangan dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan, pemutusan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar yang diperoleh dari wawancara, observasi, lembar penilaian dan catatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2) Tahap Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan peneliti yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang berkaitan dengan apa yang telah diberikan.

3) Tahap Penarikan Kesimpulan

Adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah teroganisir dari hasil paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Temuan penelitian dilakukan pengecekan keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil penelitian. Selanjutnya hasil penelitian direfleksikan atau diberi makna untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyususn rencana tindakan selanjutnya.

b. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan dari data yang telah diambil di lapangan maka dilakukan pemeriksaan keabsahan dari data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode :

1) Pengecekan Sejawat.

Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil akhir dengan rekan-rekan sejawat. Menurut Moleong (2007: 33), diskusi ini

(16)

sebaiknya dilakukan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang dipersoalkan terutama tentang isi dan metodologinya.

Teknik pemeriksaan teman sejawat ini menurut Moleong (2007: 33) mengandung beberapa maksud :

a) Membuat penelitian tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. b) Memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan

menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.

c) Teknik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya adalah :

1) Menyediakan pandangan kritis. 2) Mengetes temuan kerja.

3) Melayani sebagai pembanding. 2) Triangulasi

Bog & Taylor (1993) dalam Moleong (2007: 57) “menyimpulkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap data dari berbagai sumber akan lebih tepat dengan menggunakan metode triangulasi”. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk yang disusun oleh peneliti. Proses penyajian dalam bentuk angket-angket yang telah disusun oleh peneliti.

Pemeriksaan keabsahan melaui teknik triangulasi ini dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti, pelatih serta pemain. Hal ini diharapkan akan mendapatkan adanya keabsahan data dari sumber yang berbeda. Kebenaran dari data telah diuji dari berbagai sumber data yang berbeda. Mekanisme pemeriksaan ini merupakan triangulasi metode dan teori karena menggunakan lebih dari satu instrumen pengumpulan data.

Gambar 3.2 Pemeriksaan Keabsahan Data (Widoyoko, 2009: 26) Pemeriksaan Keabsahan data Triangalasi Metode Triangulasi Teori Uji Ahli

Teori latihan forehand dan backhand 1. Wawancara 2. Catatan lapangan 3. Kuisioner 1. Ahli Akademisi 2. Ahli Praktisi

(17)

Dalam penelitian ini pengambilan data tidak hanya menggunakan satu instrumen sebagai pengumpulan data tetapi menggunakan dua instrumen yaitu kuisioner dan wawancara tak terstruktur. Triangulasi dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan data dengan menggunakan kuisioner baik dari pemain maupun ahli dengan hasil wawancara (Widyoko, 2009: 172).

3) Perpanjangan Keikutsertaan

Penelitian ini peneliti sebagai instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan akan membatasi Gangguan dari dampak peneliti pada konteks, membatasi kekeliruan (biases) peneliti dan mengkompensasi pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesat (Moleong,2007: 59).

2. Pendekatan Kuantitatif

Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini melihat dari jenis data yang dikumpulkan pada saat penelitian, mulai dari kuisioner ahli tenis meja, kuisioner atlet dan data pre test – post test pada saat uji eksperimen produk. Dari beberapa tahap tersebut akan sangat memberikan pengaruh terhadap kejelasan tentang hasil yang dituju.

a. Pengujian data

1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

Uji normalitas distribusu frekuensi dalam penelitian ini menggunakan metode Lilifors (Sudjana, `2008 : 52). Dasar penggunaan metode Lilifors adalah jumlah sampelnya kurang dari 40 sampel. Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut :

a) Pengamatan ,

,

, ...,

dijadikan bilangan baku

,

,

....,

dengan menggunakan rumus ̅

Keterangan :

:

Nilai tiap kasus

:

Rata-rata

∶ Simpangan baku

b) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F ( ) = P ( ≤ ).

(18)

c) Selanjutnya dihitung proporsi , , ..., yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh :

S ( ) = , ,…….,

d) Hitung selisih F ( ) – S ( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya. e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut

sebagai .

2) Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji F. Penguji homogenitas lebih sesuai menggunakan uji F dikarenakan hanya ada dua kelompok sampel yang diuji homogenitasnya. Langkah-langkah pengujianya sebagai berikut :

a) Menghitung variansi gabungan dari tiap kelompok sampel

b) S = . ∑ ( ∑ )

. ( )

c) Variansi dari setiap kelompok sampel dengan dk = n – 1 d) Menghitung nilai F

e) F =

f) Membuat kesimpulan

Dari penghitungan diperoleh F hitung = .... , dengan derajat kebebasan (dk) pembilang n – 1 dan derajat kebebasan (dk) penyebut n – 1 dan pada taraf nyata α = 0,05. Apabila F hitung lebih kecil dari pada F tabel maka data pada kelompok X dan Y Homogen.

b. Analisis Data

1) Analisis Data Quistioner Ahli Tenis Meja dan Quistioner Atlet.

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model latihan teknik memukulforehand dan backhand adalah teknik analisis deskriptif presentase. Analisis data sesuai dengan pendekatan ini dimaksudkan bahwa setiap analisis disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan hanya sampai mengetahui presentase ( % ), ( Sudjana, 2008 : 60).

(19)

Rumus untuk mengetahui data kuantitatif subyek uji coba :

=

100 %

Keterangan :

P = Presentase hasil subyek uji coba

X = Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba

= Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba 100% = konstanta

Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria seperti berikut :

Tabel 3. 4 Presentase Hasil Evaluasi Subjek Uji Coba

Presentase Keterangan 80 % − 100 % Valid/digunakan 60 % − 79 % Cukup valid/digunakan 50 % − 59 % Kurang valid/diganti < 50 % Tidak valid/diganti (Sudjana, 2008; 55)

2) Analisis Data Uji Eksperimen Produk

Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikasi) dengan menggunakan rumus :

t =

∑ –(∑ )

( )

Hasil hitung uji t signifikansi derajat kebebasan menggunakan rumus ( n – 1 ) sehingga diperoleh db = n (n-1) = 5. Hasil perbandingan t hitung lebih kecil dari t tabel maka dapat disimpulkan data signifikansi untuk taraf signifikansi terdekat dengan t hitung.

Gambar

Tabel 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Tindakan Penelitian (Widoyoko, 2009: 68)
Tabel 3.2 Desain Uji Efektifitas Produk
Tabel 3.3 Klasifikasi Kecakapan Teknik Dasar Tenis Meja
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan terbentuknya Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Lampung berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan

Bank telah membuat kebijakan dan prosedur kepatuhan, yang berisi antara lain adanya proses untuk selalu menyesuaikan ketentuan dan sistem internal dengan peraturan

Penertiban Ternak adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menertibkan dan mengawasi ternak-ternak yang berkeliaran dalam kota, jalan umum, lingkungan gedung

2) Secara Parsial variabel pendapatan, jumlah anggota keluarga yang ditanggung di daerah asal , dan frekuensi pengiriman remitan , berpengaruh positif dan signifikan terhadap

– penjamin emisi menyerahkan kpd pemodal melalui agen penjual, – maksimum waktu 12 hari kerja terhitung tanggal berakhirnya

• Sistem penggajian karyawan juga terotomatisasi tidak perlu melihat secara manual data absensi karyawan pada kartu absensi seperti cara manual tapi cukup melihat data absensi

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran biologi berbasis Hands On Activity dalam meningkatkan keterampilan generik sains siswa;