• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SD DI WILAYAH GUGUS 4 KECAMATAN BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SD DI WILAYAH GUGUS 4 KECAMATAN BULELENG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI

GURU-GURU SD DI WILAYAH GUGUS 4 KECAMATAN BULELENG

Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana1, Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd.2, Luh Putu

Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S.3

1Jurusan IPPB Prodi TP FIP UNDIKSHA; 2 Jurusan IPPB Prodi TP FIP UNDIKSHA; 3 Jurusan IPPB Prodi TP FIP

UNDIKSHA

Email: aiwiy-sukmana@undiksha.ac.id

ABSTRACT

The limited knowledge and skills of teachers in developing IT-based media is a problem faced by elementary school teachers in the Cluster 4 area of Buleleng District in the middle of the Covid-19 pandemic. Therefore, this activity aims to increase the knowledge, understanding and skills of teachers in developing innovative learning media for an effective and interesting learning process. The number of participants who took part was 13 people. This activities are carried out in the form of training and assistance for the development of knowledge and skills on concepts and techniques for developing learning media for elementary school students. This activities are carried out using lecture, discussion and practice methods. The conclusion of this activity is that the participant has a positive perception of increasing knowledge and skills to development of ICT-based learning media and the products that have been developed by participants are in good qualifications.

Keywords: ICT-based Learning Media, Elementary School Teachers. ABSTRAK

Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan media berbasis IT adalah permasalahan yang dihadapi oleh para guru SD di wilayah Gugus 4 Kecamatan buleleng ditengah masa pandemi Covid-19. Oleh sebab itu kegiatan PkM ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru dalam mengembangkan media Pembelajaran inovatif untuk proses pembelajaran yang efektif dan menarik. Jumlah peserta yang mengkuti kegiatan PkM ini yaitu 13 orang. Kegiatan PkM dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan Pendampingan pengembangan pengetahuan dan keterampilan tentang konsep dan teknik pengembangan media pembelajaran untuk pembelajaran siswa SD. Kegiatan PkM dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan praktek. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah guru (peserta) memiliki persepsi positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang bertalian dengan pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Hal ini ditunjukkan dari jumlah peserta melebihi dari yang direncanakan. Disamping itu, produk yang telah dikembangkan peserta rata-rata berada pada kualifikasi baik.

Kata kunci: Media Pembelajaran berbasis TIK, Guru Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN

Guru adalah bagian penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Menjadi seorang guru yang baik dan mampu memfasilitasi proses pembelajaran siswa engan baik maka harus guru harus benar-benar menguasai empat kompetensi utama profesinya yang diantaranya yaitu: 1) kompetensi kepribadian, 2)

kompetensi sosial, 3) kompetensi pedagogi, dan 4) kompetensi profesional. Mulyasa (2011) menyatakan bahwa minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi lainnya yang dimiliki siswa tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mengidentifikasi perbedaan siswa baik itu aktivitas, kreatifitas, intelegensi, maupun kompetensi lainnya dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai pedoman

(2)

merancang pembelajaran sehingga dapat memfasilitasi siswa mengembangkan keunikan tersebut secara optimal.

Sebagai salah satu bentuk kompetensi guru, mengajar sudah seharusnya menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua guru. Berbagai konsep dikemukakan untuk mengungkap apa dan bagaimana kemampuan yang harus dikuasai oleh guru di berbagai tingkatan sekolah. Gagne (1974) mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni: kemampuan dalam merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar siswa. Dalam hal ini, yang perlu dijadikan fokus adalah kemampuan merencanakan materi dan kegiatan belajar mengejar atau yang saat ini lebih disebut dengan pembelajaran. Seorang guru dapat dikatakan “profesional” ketika mampu merencanakan, mengimplementasikan dan mngevaluasi materi dan proses pembelajarannya dnegan baik. Dalam hal ini guru dituntut mampu mengikuti perkembangan jaman sehingga materi dan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan tuntutan jaman.

Perkembangan TIK saat ini sangatlah pesat, hal ini tentunya mempengaruhi berbagai lini kehidupan masyarakat salah satunya adalah dalam pelaksanaan pendidikan dalam lingkup kecil (mikro) yakni proses pembelajaran. Perkembangan TIK dalam bidang pendidikan ditandai dengan pemanfaatan komputer untuk menciptakan pembelajaran yang praktis, menarik, dan interaktif (Wiyono, 2015). Keberadaan komputer dalam sistem pembelajaran saat ini menjadikan proses pembelajaran mulai dari perencanaan dalam bentuk pengembangan RPP, Media dan sumber pembelajaran hingga penerapannya ke dalam proses belajar mengajar saat ini jauh lebih cepat, mudah, menarik dan menyenangkan karena adanya begitu banyak fasilitas-fasilitas atau fitur canggih dari komputer itu sendiri.

Hal ini tentu berimplikasi terpenuhinya tuntutan dan kebutuhan akan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Berdasarkan apa yang dipaparkan diatas, tampaknya tidak semua yang diharapkan sesuai dengan realita yang ada dilapangan. Kenyataan menunjukkan bahwa siswa seringkali susah dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Saat di dalam kelas siswa lebih sering tidak memperhatikan guru, baik karena malas maupun karena memang kondisi kelas yang tidak mendukung. Selain itu juga kecenderungan penyampaian materi yang menarik menjadikan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Hal ini seringkali menyebabkan capaian pembelajaran tidak optimal. Temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mustaji, 2012) tentang penyebab pembelajaran yang belum optimal, yaitu 1) pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan perkembangan TIK masih kurang optimal, 2) pelaksanaan pembelajaran yang terjadi masih memandang keliru pemaknaan dari hakekat proses pembelajaran itu sendiri, dan 3) pembelajaran menggunakan konsep-konsep pembelajaran yang tidak relevan dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Oleh karena itu, inovasi dalam pembelajaran perlu dilakukan agar bisa mengoptimalkan proses dan hasil belajar. Dalam hal ini sebuah inovasi diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang efisien dan baik. Perangkat pembelajaran dengan perencanaan yang baik tentu akan sangat dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran yang baik pula.

Dari informasi yang diperoleh dilapangan berdasarkan wawancara terhadap salah satu guru SD yang ada di lingkungan Gugus 4 Kecamatan Buleleng terungkap bahwa: (1) Pada dasarnya sebagian besar siswa lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilengkapi dengan media pembelajaran. Hal ini dikarenakan media lebih mudah dipahami daripada hanya membaca buku, (2) meskipun siswa saat ini sudah dipersiapkan buku paket oleh sekolah maupun pihak orang tua, namun

(3)

ternyata minat baca sebagian siswa masih tergolong rendah, (3) Keberadaan perangkat pembelajaran seperti media pembelajaran, LCD Proyektor meskipun sudah ada namun saat ini jarang digunakan, (4) Pelaksanaan pembelajaran masih tergolong kurang direncanakan dengan matang, (5) kurangnya proses evaluasi terhadap sumber dan proses pembelajaran oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi di atas, tampaknya perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan para guru tingkat sekolah dasar di wilayah Gugus 4, Kecamatan Buleleng khususnya dalam mengembangkan media pembelajaran. Oleh sebab itu, upaya tersebut dapat direalisasikan dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) bagi untuk guru-guru ditingkat sekolah dasar yang ada di Wilayah Gugus 4 Kecamatan Buleleng. Bentuk kegiatan yang diberikan berupa pelatihan dan pendampingan dalam

memberdayakan pengetahuan dan

keterampilan guru Sekolah Dasar (SD) dalam mengembangkan media inovatif sesuai dengan kebutuhan pembelajaran mereka. Para guru akan diberikan pengetahuan berupa konsep dasar media dan bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran yang baik.

Melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan ini diharapkan para guru dapat mengembangkan media pembelajaran inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini juga sekaligus sebagai salah satu bentuk dukungan pengembangan profesionalisme guru dalam pembelajaran. Implikasi dari pelaksanaan pelatihan ini yaitu guru peserta diharapkan

mampu menularkan wawasan dan

keterampilan yang diperolehnya kepada guru-guru lain dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

METODE

PkM ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan yang terdiri dari dua tahap yaitu: Pelatihan

umum berupa pemaparan materi dari narasumber bagi 10 orang guru SD di Wilayah Gugus 4 Kecamatan Buleleng tentang konsep media inovatif, dilanjutkan dengan praktik pengembangan media pembelajaran untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang inovatif untuk mata pelajaran yang diampu oleh peserta. Pada tahap praktik peserta didampingi dan dituntun oleh tim PkM bersama mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan ini.

Secara rinci kegiatan PkM ini dilaksanakan dengan Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut.

a. Merencanakan waktu dan tempat pelatihan bekerja sama dengan Kepala Sekolah Dasar di Wilayah Gugus 4 Kecamatan Buleleng.

b. Pelatihan umum tentang konsep dasar media pembelajaran presentasi inovatif.

c. Diskusi dan tanya jawab antara narasumber dengan peserta tentang pengembangan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

d. Praktik mengembangkan

pengembangan media pembelajaran yang didampingi oleh mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan PkM ini. Untuk mengetahui keberhasilan pelatihan yang telah dilaksanakan, maka dilakukan serangkaian kegiatan evaluasi yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan pelatihan. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dapat dilihat dari kehadiran peserta yang mencapai > 90% dan partisipasi aktif selama berlangsungnya pelatihan. Evaluasi hasil bertujuan untuk mengetahui kemampuan para peserta pelatihan dalam mengembangkan media pembelajaran untuk mata pelajaran yang diampunya. Adapun standar penilaian yang digunakan dalam mengevaluasi produk yang dikembangkan oleh peserta disajikan pada tabel di bawah ini.

(4)

Tabel 1:Konversi Tingkat Pencapaian dalam Penilaian Produk Pengembangan dengan Skala 5

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat baik Tidak perlu direvisi

75% - 89% Baik Sedikit direvisi

65% - 74% Cukup Direvisi secukupnya

55% - 64% Kurang Banyak hal yang direvisi

0 - 54% Sangat Kurang Diulangi membuat produk (Sumber: Tegeh & Kirna, 2010) Secara ringkas, aspek, teknik, dan instrumen

evaluasi yang dipergunakan dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2: Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

No. Aspek Evaluasi Teknik Instrumen

1 Proses Pencatatan dokumen Daftar Hadir

2 Hasil Penugasan Rubrik Penilaian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PkM dengan topik “PkM media

pembelajaran bagi guru-guru SD di wilayah Gugus 4 Kecamatan Buleleng” ini dilaksanakan dalan dua tahap. Tahap pertama yaitu kegiatan pelatihan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 8 Agustus 2020 bertempat Gedung Serbaguna SDK Karya Singaraja. Perlengkapan yang digunakan ketika pelatihan berlangsung adalah Sound Sistem, LCD dan Kamera. Sebelum kegiatan terlaksana terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah mitra (SD) di wilayah Kecamatan Buleleng. Setelah berkoordinasi, ditindaklanjuti dengan mengundang para guru SD di wilayah Kecamatan Buleleng sebagai perserta pelatihan. Sekolah-sekolah yang diundang yakni SDK Karya Singaraja, SD Laboratorium Undiksha Singaraja, SD Muhamadyah, SDN 1 Banyuasri, SDN 2 Banyuasri, SDN 5 Banyuasri. Adapun guru yang diundang sebagai peserta pelatihan sebanyak 10 0rang. Jumlah ini disesuaikan dengan situasi di tengah

masa pandemi Covid-19 dan hasil koordinasi sebelumnya bersama pihak sekolah mitra. Kegiatan pelatihan dengan topik “PkM media pembelajaran bagi guru-guru SD di wilayah Gugus 4 Kecamatan Buleleng” dilakukan dalam dua sesi, yakni: sesi pertama digunakan oleh nara sumber untuk memaparkan materi berupa teori-teori, konsep-konsep tentang

Media pembelajaran berbasis IT. Sesi kedua digunakan untuk latihan bagi para peserta merancang media pembelajaran berbasis IT. Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah: metoda ceramah, Tanya jawab, simulasi dan kerja individu. Pada saat prktek berlangsung, narasumber lebih berperan mendampingi peserta dalam mengembangkan media presentasi sesuai materi yang disampaikan sebelumnya.

(5)

Gambar 1: Penyampaian Materi Oleh Narasumber

Gambar 2: Suasana Aktivitas Pelatihan

Gambar 3: Suasana Aktivitas Pelatihan Ketika kegiatan pelatihan, didalam proses penyampaian materi, narasumber selalu melakukan interaksi dengan peserta pelatihan guna memastikan bahwa peserta pelatihan memahami materi yang disampaikan serta mempertahankan konsentrasi peserta. Hal ini dilakukan oleh narasumber bertujuan agar materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh seluruh peserta pelatihan.

Target dari Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan topik “PkM media pembelajaran bagi guru-guru SD di wilayah Gugus 4 Kecamatan Buleleng” ini adalah para peserta pelatihan dan pendampingan menguasai keterampilan merancang dan mengembangkan media pembelajaran berbasis IT yang dikemas dalam bentuk Media Presentasi Pembelajaran. Dalam hal ini, setelah pelaksanaan pelatihan para peserta diberikan tugas secara individu untuk mengembangkan Media Presentasi Pembelajaran pada mata pelajaran yang diajarnya di sekolah masing-masing dengan menggunakan salah satu

software pengembang presentasi yang umum digunakan dalam dunia pendidikan. Berikut adalah contoh produk yang berhasil dikembangkan oleh peserta pelatihan.

Gambar 4: Produk Peserta pada Mata Pelajaran Bahasa Bali

Gambar 5: Produk Peserta pada Tema Pelajaran Hidup Rukun

(6)

Gambar 6: Produk Peserta pada Sub Tema 3 Mengenai Pertumbuhan Hewan

Setelah kegiatan pelatihan dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap produk yang berhasil dikembangkan oleh peserta dengan merujuk pada materi yang telah diberikan pada saat pelatihan. Adapun tabulasi data hasil penilaian produk peserta disajikan pada tabel 1 di bawah.

Tabel 3: Tabulasi Skor Penilaian Produk Peserta No. Kriteria Kode Peserta P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P1 0 P1 1 P1 2 1. Indikator 1 5 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 5 2. Indikator 2 4 5 4 5 3 4 4 3 4 5 4 5 3. Indikator 3 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4. Indikator 4 3 4 3 5 3 4 4 3 3 5 4 4 5. Indikator 5 4 5 3 5 3 4 4 3 3 5 5 5 6. Indikator 6 3 5 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 7. Indikator 7 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 8. Indikator 8 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 9. Indikator 9 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 10. Indikator 10 5 5 4 5 3 4 4 3 3 5 4 5 11. Indikator 11 4 3 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 12. Indikator 12 5 5 4 5 4 4 5 5 3 5 5 5 13. Indikator 13 5 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 Total (MSI = 65) 53 60 50 62 44 52 55 45 48 64 55 61 NILAI 81, 5 92, 3 76, 9 95, 4 67, 7 80, 0 84, 6 69, 2 73, 8 98, 5 84, 6 93, 8 RERATA 83,2

Dari tabulasi data diatas, diperoleh informasi mengenai kualifikasi tingkat pencapaian

produk media presentasi pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh peserta pelatihan seperti disajikan pada tabel 2 di bawah.

Tabel 2: Konversi Tingkat Pencapaian Produk Peserta dengan Skala 5

(7)

1. Peserta 1 (P1) 81,5 Baik

2. Peserta 2 (P2) 92,3 Sangat Baik

3. Peserta 3 (P3) 76,9 Baik

4. Peserta 4 (P4) 95,4 Sangat Baik

5. Peserta 5 (P5) 67,7 Cukup

6. Peserta 6 (P6) 80,0 Baik

7. Peserta 7 (P7) 84,6 Baik

8. Peserta 8 (P8) 69,2 Cukup

9. Peserta 9 (P9) 73,8 Cukup

10. Peserta 10 (P10) 98,5 Sangat Baik

11. Peserta 11 (P11) 84,6 Baik

12. Peserta 12 (P12) 93,8 Sangat Baik

Rerata 83,2 Baik

Dari data yang diperoleh diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 5 produk peserta (41,7%) berkualifikasi baik, 4 produk peserta (33,3 %) berkualifikasi sangat baik dan 3 peserta (25%) yang produknya berkualifikasi cukup baik. Adapun rata-rata kualifikasi produk peserta berada pada kategori baik.

Melihat dari capaian produk yang berhasil dikembangkan oleh peserta kegiatan serta didukung dengan antusiasme peserta yang terlihat dari animo peserta yang mengikuti kegiatan ini (yang ditunjukkan melalui presensi kegiatan) maka hal ini ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan tergolong sudah baik.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa guru-guru di wilayah kabupaten buleleng memiliki persepsi positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang bertalian dengan pengembangan media pembelajaran berbasis TIK berupa media presentasi pembelajaran terutama ditengah gencarnya tuntutan penggunaan IT dalam proses pembelajaran ditengah masa pandemi covid 19. Hal ini ditunjukkan dari jumlah peserta Pengabdian kepada Masyarakat yang mengikuti kegiatan

melebihi dari yang direncanakan sebelumnya yaitu 10 orang. Berdasarkan hasil analisis terhadap produk media presentasi pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peserta pelatihan menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis TIK dalam bentuk media presentasi pembelajaran yang dikembangkan oleh peserta rata-rata berada pada kualifikasi baik.

DAFTAR RUJUKAN

Asyhar, & Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.

Jakarta: Referensi Jakarta.

Mustaji. (2012). Desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi untuk meningkatkan kemampuan berkolaborasi. Retrieved

Februari 4, 2014, from

http://pasca.tp.ac.id/site/desain- pembelajaran-denganmenggunakan- model-pembelajaran-kolaborasi-untuk-meningkatkankemampuan-berkolaborasi Prasetya, P. (2015). Media Pembelajaran

Geografi. Yogyakarta: Ombak.

Prastya, A. (2016). Strategi Pemilihan Media Pembelajaran Bagi Seorang Guru.

Jurnal Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016, 294.

(8)

Sadiman, Arif, & dkk. (2005). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Setyosari, P. (2008, - -). Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran.

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, PSG Rayon 15, pp. 1-35.

Tegeh, I. M. (2009). Media Pembelajaran.

Singaraja: Undiksha.

Wiyono, K. (2015). Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis ICT pada Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, Vo. 2,

Gambar

Tabel  1:Konversi  Tingkat  Pencapaian  dalam  Penilaian  Produk  Pengembangan  dengan   Skala 5
Gambar 1: Penyampaian Materi Oleh  Narasumber
Gambar 6: Produk Peserta pada Sub Tema 3  Mengenai Pertumbuhan Hewan

Referensi

Dokumen terkait

Jika akan membuktikan aspek materil dari akta, maka yang bersangkutan harus dapat membuktikan, bahwa notaris tidak menerangkan atau menyatakan yang sebenarnya dalam akta (akta

Inti dari teknologi Virtual Private Network adalah tunneling dimana data atau paket dienkapsulasi untuk kemudian dikirim melalui media internet yang disebut tunnel.. Ketika paket

Pengukuran awal pada pekerja yang menjahit kain menunjukkan bahwa posisi tubuh pekerja yang menjahit sudah cukup tegak hanya saja kepalanya cukup menunduk yang

Berdasarkan nilai pKa suatu senyawa seorang pharmacist dapat mengatur pH larutan yang akan dibuatnya untuk menjamin kelarutan maksimum senyawa tersebut di dalam air.. (bentuk

Masalah yang akan timbul adalah pertama proses validasi memerlukan waktu yang relatif banyak karena melalui beberapa proses manual, sedangkan untuk menaikkan service level

KEPALA DINAS KESEHATAN SAMPANG, 27

Hal ini dipastikan selama audit percontohan dilakukan pada bulan oktober 2011 (COC dilokasi budidaya (ini merupakan ujian atas nama ASC / MSC) dan MSC audit COC penuh

Dilihat dari kategori tingkat konsumsi zat gizi, sebagian besar remaja vegetarian dan nonvegetarian berada pada kategori tingkat konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,