• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIDATO KELEMBAGAAN DIREKTUR UTAMA BPJS KESEHATAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT BPJS KESEHATAN KE-49 Jakarta, 15 Juli 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PIDATO KELEMBAGAAN DIREKTUR UTAMA BPJS KESEHATAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT BPJS KESEHATAN KE-49 Jakarta, 15 Juli 2017"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PIDATO KELEMBAGAAN DIREKTUR UTAMA BPJS KESEHATAN PADA UPACARA PERINGATAN HUT BPJS KESEHATAN KE-49

Jakarta, 15 Juli 2017 Bismillahirrahmanirrahim

SALAM REVOLUSI MENTAL! Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Selamat Pagi dan Salam sejahtera untuk kita semua Aum Swasti-astu

Yang saya hormati:

- Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Dewan Pengawas,

- Bapak/Ibu Direksi

- Ibu Ketua dan Segenap Pengurus Ikatan Istri dan Keluarga BPJS Kesehatan

- Bapak/Ibu Pengurus Ikatan Purna Bakti - Bapak/Ibu Senior Leaders dan Jajaran - Bapak/Ibu Kepala Cabang

- Seluruh Duta BPJS Kesehatan yang saya cintai dan banggakan.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Alhamdulillah, atas segala Kasih dan Sayang-Nya, kita semua, seluruh jajaran BPJS Kesehatan dapat menempuh tiga setengah tahun atau tepatnya 1.293 hari penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Tepat pada hari ini, 49 tahun yang lalu, Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) didirikan oleh pemerintah untuk memberikan pemeliharaan

kesehatan bagi pegawai negeri dan penerima pensiun beserta keluarganya. Tentu tidak pernah terbayangkan pada saat itu, jika kemudian dalam kurun waktu 49 tahun, BPDPK kemudian berevolusi menjadi Perum Husada Bhakti di tahun 1984, menjadi PT. ASKES (Persero) di tahun 1992, dan menjadi BPJS Kesehatan di tahun 2014 sebagaimana perintah UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Institusi kita yang pada awalnya, hanya mengelola program jaminan sosial bidang kesehatan dengan cakupan kepesertaan yang terbatas, kemudian setelah

bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan mendapatkan tugas mulia untuk mewujudkan jaminan sosial bidang kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia atau Jaminan

Kesehatan Semesta melalui program JKN-KIS. Tanggal 1 Januari 2014 menjadi hari bersejarah yang menandai beroperasinya BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Program JKN-KIS bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bapak/Ibu Dewan Pengawas, Direksi dan Duta BPJS Kesehatan yang saya muliakan. Saat ini, program JKN-KIS telah menjadi program terbesar di dunia, dalam arti: jumlah peserta yang mencapai lebih dari 178 juta dan dilaksanakan melalui pendekatan single payer institution. Jumlah peserta ini akan terus bertambah seiring

(2)

waktu hingga tercapainya cakupan semesta, yang diharapkan dapat diwujudkan paling lambat pada 1 Januari tahun 2019.

Kita patut bersyukur, dan berbangga, karena hampir dari semua jajaran yang hadir dalam upacara hari ini adalah insan-insan terpilih yang telah diberi kesempatan oleh Tuhan YME, Allah SWT, untuk berperan dalam meletakkan fondasi dan membangun tahun-tahun pertama lembaga ini, dimulai dari proses transformasi PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan, hingga berhasil membawa BPJS Kesehatan menyelesaikan tahun-tahun awal pengabdian dengan pencapaian yang sangat positif.

Pada tahun 2017 ini, tepatnya pada tahun ke empat impelementasi BPJS Kesehatan dalam mengelola Program JKN-KIS, kita berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian“ (WTP) atau Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) di tahun 2016. Ini

merupakan peraihan predikat WTP secara 3 tahun berturut-turut selama organisasi ini mengemban amanah mulia untuk memberikan jaminan pembiayaan kesehatan bagi peserta program JKN-KIS. WTP adalah gambaran nyata dari komitmen BPJS

Kesehatan dalam mengimplementasikan prinsip keterbukaan, kehati-hatian, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan SJSN di bidang kesehatan.

Pada tahun yang sama, dari hasil external review oleh BPKP, institusi kita dinilai Sangat Baik dalam hal Good Governance berdasarkan standar yang ditetapkan, baik yang dilakukan Dewas maupun oleh Direksi beserta seluruh jajaran manajemen yang terlibat di dalamnya. BPJS Kesehatan juga memperoleh penilaian yang baik (Rapor Hijau) dari Kantor Staf Kepresidenan atas dua indikator, yaitu: pertama, tercetak dan

terdistribusinya KIS dengan capaian 100%; kedua, jumlah faskes bekerja sama yang mencapai 109.41% dari target. Selain itu, kita juga telah berhasil memenuhi target-target Annual Management Contract (AMC) Tahun 2016 dengan total capaian 106% dari target capaian 100% yang harus diraih.

Beberapa penghargaan juga telah diberikan oleh berbagai pihak independen kepada BPJS Kesehatan selama tahun 2016, baik di lingkup nasional maupun internasional. Capaian ini mengiringi hal-hal lain yang sudah dicapai, baik dari sisi aspek

kelembagaan, aspek pengelolaan program, maupun dari sisi aspek keuangan sebagaimana yang sudah manajemen pertanggung jawabkan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2016. Secara keseluruhan, pencapaian dan prestasi yang diraih oleh BPJS Kesehatan selama tiga setengah tahun terakhir ini, tentunya tidak terlepas dari kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas yang luar biasa dari seluruh Duta BPJS Kesehatan se-Indonesia.

Untuk itu, dalam momentum ulang tahun yang ke-49 ini, saya atas nama seluruh Jajaran Direksi menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Duta BPJS Kesehatan. Kami sangat bangga kepada saudara-saudara. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga Duta BPJS Kesehatan, khususnya kepada para suami/istri/orang tua/putra dan putri, yang telah secara tulus, ikhlas dan sabar dalam memberikan ruang kepada para Duta BPJS Kesehatan untuk

(3)

menyukseskan program yang mulia ini. Tolong sampaikan salam hormat kami untuk beliau-beliau.

Bapak/Ibu Dewan Pengawas, Direksi, serta Duta BPJS Kesehatan yang berbahagia.

Selama tiga setengah tahun penyelenggaraan Program JKN-KIS, banyak

masyarakat yang telah tertolong karena mendapatkan kemudahan akses secara

finansial (pembiayaan) ketika membutuhkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga dapat memulihkan kondisi kesehatan mereka serta mencegah kecacatan atau mencegah semakin memburuknya gangguan kesehatan yang dideritanya.

Dari data selama tahun 2016, tergambar angka pemanfaatan di fasilitas kesehatan, sebesar 134,9 juta kunjungan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan, dan Klinik Pratama/Swasta); 51,58 juta kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (Poliklinik RS); dan 8,1 juta kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan di Rumah Sakit. Dengan kata lain, secara total jumlah pemanfaatan layanan kesehatan oleh Peserta JKN-KIS selama tahun 2016 telah mencapai 194,5 juta kunjungan.

Artinya, rata-rata setiap hari sebanyak 531 ribu kemanfaatan dari program ini yang dirasakan oleh masyarakat. Angka ini kian meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini adalah bukti nyata bahwa program ini dari sisi finansial telah membantu terciptanya akses pelayanan kesehatan sebagai salah satu kebutuhan dasar

masyarakat, yang tentunya akan berbuah manis secara sosial dan ekonomis untuk menjadikan masyarakat agar tetap dan atau menjadi lebih produktif dalam

kehidupannya.

Proses pemulihan kesehatan, pencegahan kecacatan atas gangguan kesehatan yang dialami peserta JKN tentu sangat penting . Namun dalam jangka panjang, tentu kita “tidak gembira” atas situasi tingginya kunjungan ke rumah-rumah sakit. Upaya promotif dan upaya preventif, baik dalam skala individu yang dapat dilakukan langsung oleh provider BPJS Kesehatan, maupun dalam skala publik yang menjadi kewajiban utama sektor lainnya, menjadi sangat penting agar kualitas kesehatan masyarakat kita

semakin meningkat.

Bapak/Ibu Dewan Pengawas, Direksi, serta Duta BPJS Kesehatan yang saya cintai,

Strategisnya program JKN-KIS menuntut kita sebagai penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan program secara berkelanjutan. Kualitas layanan tidak boleh mengalami stagnansi karena ekspektasi peserta dan target kualitas layanan setiap tahunnya akan terus meningkat. Jangan pernah merasa puas. Keluhan peserta masih banyak kita dengar, yang ada di antara keluhan tersebut justru 100%

penyelesaiannya sesungguhnya ada di bawah kendali kita.

Di tahun 2017 ini, kita harus berupaya lebih keras dari biasanya, dan bekerja dengan cara-cara baru. Kita harus melakukan berbagai terobosan dan inovasi untuk terus memenuhi harapan stakeholders, karena upaya kita pada tahun ini akan sangat

(4)

menentukan kesinambungan program besar ini dalam jangka panjang. Untuk itu, perlu disimak terhadap apa yang pernah disampaikan Albert Einstein (1879-1955), yang mengatakan: “… Jangan pernah bermimpi untuk mengharapkan hasil kerja yang lebih baik, apabila kita melakukannya tetap dengan cara-cara yang sama atau cara itu-itu saja …”. Hanya mereka yang “sakit jiwa” memimpikan hal tersebut. “… It is an insanity! doing the same thing over and over and expecting different results…” Bapak/Ibu Dewan Pengawas, Direksi, dan Duta BPJS Kesehatan yang saya banggakan,

Untuk memastikan optimalnya penyelenggaraan program JKN-KIS, sejak awal tahun 2017, manajemen telah menetapkan 3 Wildly Important Goals (WIGs) atau 3 goal sebagai fokus utama BPJS Kesehatan Tahun 2017, yaitu:

1. Keberlangsungan finansial; 2. Kepuasan Peserta; dan 3. Menuju Cakupan Semesta.

Goal pertama, yaitu keberlangsungan finansial. Goal ini tidak terlepas dari fungsi utama BPJS Kesehatan sebagai lembaga keuangan non bank dalam memastikan keberlangsungan Program JKN-KIS dari sisi finansial. Untuk memastikan

keberlangsungan dari sisi finansial dapat terwujudkan, pastikan kembali untuk

memprioritaskan pekerjaan kepada 5 Sub-Wildly Important Goals (WIGs) yang sudah ditetapkan, yaitu:

1. Memastikan Optimalisasi Risk Pooling

2. Meningkatkan kolektibilitas iuran peserta dari seluruh segmen 3. Meningkatkan kepastian dan kemudahan pembayaran iuran

4. Menerapkan law enforcement bagi faskes, peserta atau Badan Usaha yang melanggar

5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan Dana Operasional, serta mengoptimalkan kendali mutu dan kendali biaya Dana Jaminan Sosial Kesehatan

Goal Kedua, yaitu Kepuasan Peserta. Goal ini sangat penting untuk dicapai, mengingat kepuasan peserta merupakan simbol keberhasilan dalam penyelenggaraan Program JKN-KIS. Untuk memastikan kepuasan peserta dapat terwujudkan, pastikan kembali untuk memprioritaskan pekerjaan kepada 5 Sub- Wildly Important Goals (WIGs) yang sudah ditetapkan, yaitu:

1. Mengoptimalkan kemudahan penanganan keluhan pelanggan dan akses informasi peserta

2. Meningkatkan perbaikan sistem pelayanan online untuk seluruh peserta

3. Mengoptimalkan Implementasi nyata Coordination of Benefit (COB) untuk peserta PPU

4. Meningkatkan Perluasan dan kualitas fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan

5. Mengoptimalkan peran FKTP sebagai lini pelayanan tingkat pertama

Goal Ketiga, yaitu menuju cakupan semesta. Goal ini, bukan hanya pertaruhan kita para duta untuk mewujudkannya namun juga pertaruhan bangsa ini, yang mau tidak

(5)

mau harus kita capai. Bila kita lihat bersama, pencapaian rekrutmen peserta secara total sampai dengan Semester I Tahun 2017 baru mencapai 70% dari seluruh penduduk Indonesia. Artinya, masih ada 30% atau sekitar 78 juta jiwa yang harus dikejar hingga akhir Desember 2018.

Untuk memastikan kita benar-benar sedang menuju cakupan semesta, pastikan

kembali untuk memprioritaskan pekerjaan kepada 3 Sub-Wildly Important Goals (WIGs) yang sudah ditetapkan, yaitu:

1. Memastikan percepatan rekrutmen peserta potensial

2. Mengoptimalkan mobilisasi peran strategis kelembagaan baik pemerintah maupun non pemerintah untuk menggerakkan partisipasi dan peran serta masyarakat agar sadar memiliki jaminan kesehatan

3. Mengoptimalkan peran aktif kader JKN-KIS melalui organisasi kemasyarakatan/ keagamaan yang memiliki struktur nasional daerah berbasis massa akar rumput dengan pola kerja sama dan pertanggungjawaban yang jelas.

Untuk itu, arahan saya: apa yang menjadi pilihan atas Sub WIGs sebagai acuan dalam menetapkan lag measure dan lead measure di unit kerja masing-masing, agar dapat dijalankan oleh seluruh duta BPJS Kesehatan dengan sungguh-sungguh dan dengan disiplin tinggi. Prinsip do the things right harus menjadi pegangan utama. Seluruh duta sudah sangat paham bahwa lag dan lead measure dimonitor melalui scoreboard.

Untuk itu, dalam kesempatan ini perlu saya tekankan kembali bahwa scoreboard jangan hanya berfungsi sebagai pajangan, tetapi harus menjadi alat evaluasi efektif atas

lag dan lead measure dalam rangka mengidentifikasi adanya permasalahan dan melakukan intervensi secepatnya ketika dalam melakukan WIG’s session mingguan atau bulanan terlihat target tidak tercapai. Saudara harus mampu mencari akar permasalahan untuk melakukan intervensi perbaikan yang tepat. Oleh karena itu pemilihan indikator yang relevan dan pembuatan scoreboard yang dapat

menggambarkan secara obyektif ‘kekalahan’ atau ‘kemenangan’ tim saudara dalam setiap WIG’s Session menjadi sangat penting.

Secara kritis kita harus berani mengevaluasi apakah selama 6 bulan ini, kerja keras para duta yang berbasis to do the things right dengan mengacu pada lead measure yang ada sudah atau akan berdampak signifikan terhadap lag measure yang

ditetapkan? Apabila belum dan tidak mungkin akan tercapai, saya instruksikan segera perbaiki. Segera review, segera evaluasi, segera cari cara-cara baru, tinggalkan to do the things right, dan segera lakukan do the right things.

Bapak/Ibu Dewan Pengawas, Direksi dan Duta BPJS Kesehatan yang saya muliakan,

Sebagaimana yang kita ketahui, struktur organisasi yang baru telah diimplementasikan. Kebutuhan struktur baru ini merupakan konsekuensi dari strategi baru yang sudah ditetapkan, yaitu strategi yang sudah dituangkan dalam Renstra BPJS Kesehatan 2016-2021. Konsekuensi yang mewajibkan kita untuk terus berbenah mengikuti perubahan lingkungan strategis yang ada. Saya paham, setiap pembenahan atau

(6)

perubahan pasti akan mengundang banyak reaksi. Terkadang perubahan itu, untuk sementara waktu terasa painful atau “menyiksa”. Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh Duta BPJS Kesehatan agar menjalankan apa yang telah menjadi keputusan Manajemen dengan sebaik-baiknya.

Perubahan struktur organisasi bertujuan untuk semakin memudahkan kita dalam mencapai target-target organisasi. Harapan saya, dengan struktur organisasi yang baru, seluruh Duta BPJS Kesehatan kian dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawabnya

Duta BPJS Kesehatan yang saya banggakan dan cintai,

Kita telah bersama-sama melewati masa transformasi yang sangat menantang dan dinamis serta “dipenuhi rasa ketidakpastian” di Tahun 2013. Kita sudah bersama-sama melewati masa transisi yang diwarnai suasana krisis finansial selama perjalanan BPJS Kesehatan di tahun 2014-2015. Alhamdulillah, semuanya bisa kita lalui. Saat ini, kita juga masih bersama-sama menjalani masa-masa sulit, situasi yang tidak mudah, dalam rangka mewujudkan Visi BPJS Kesehatan 2016-2021. Kita juga sudah melakukan berbagai ikhtiar. Ikhtiar akademik sudah kita lakukan, ikhtiar kelembagaan dan managing stakeholders terus kita jalani, ikhtiar doa kepada Tuhan YME, Allah SWT, selalu kita munajatkan.

Pesan saya melalui pidato kelembagaan HUT BPJS Kesehatan ke 49 ini kepada para duta yang selama ini sudah teruji militansinya, teruji dedikasinya dan teruji loyalitasnya, agar:

1) Tetap terus untuk tulus ikhlas dalam bekerja, 2) Pantang menyerah pada kondisi apapun,dan 3) Tidak mudah putus asa,

Yakinlah pada akhirnya, Tuhan YME, Allah SWT, akan membukakan pintu-pintu kemudahan untuk kita semua dalam memberikan yang terbaik untuk negeri yang kita cintai ini. Peringatan ulang tahun hari ini, hendaknya kita jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan integritas dan etos kerja kita, dan semakin memperkuat soliditas seluruh Duta BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Program JKN-KIS yang berkualitas dan berkesinambungan.

Selanjutnya dalam kesempatan ini, sebelum saya mengakhiri pidato kelembagaan HUT BPJS Kesehatan, ijinkan saya, sekali lagi menyampaikan apresiasi kepada seluruh Duta BPJS Kesehatan yang telah menjalankan tugas dan peran pentingnya selama ini. Apa yang telah kita capai sekarang adalah buah kerja keras dan kerja ikhlas seluruh elemen BPJS Kesehatan, yang mampu mengantarkan organisasi ini menjadi lebih handal, lebih unggul, dan lebih terpercaya.

Di samping itu, prestasi BPJS Kesehatan mendapatkan WTP dan prestasi-prestasi lainnya juga adalah jasa yang tiada ternilai dari fungsi Pengawasan dan fungsi

(7)

penyelenggaraan kegiatan operasional dari Ibu/Bapak Dewas-Direksi dan seluruh Senior Leaders dan jajaran. Oleh karena itu, saya sampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya atas semua kerja sama yang kita jalin.

Selamat Ulang Tahun ke-49 untuk kita semua, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, dan ridho-Nya kepada kita semua, untuk Mewujudkan Program Jaminan Kesehatan (JKN-KIS) yang Berkualitas dan Berkesinambungan bagi Seluruh Penduduk Indonesia pada Tahun 2019 dengan Berlandaskan Gotong-Royong yang Berkeadilan melalui BPJS Kesehatan yang Handal, Unggul, dan Terpercaya.

Dirgahayu BPJS Kesehatan! Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua Aum santi santi santi Aum

Jakarta, 15 Juli 2017 Direktur Utama

Referensi

Dokumen terkait

Strategi ini untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki Pikatan Water Park yaitu keterbatasan dana opersional pembangunan, pengembangan dan pengelolaan di Pikatan Water

Jadi dapat disimpulkan etika lingkungan adalah sebuah disiplin filsafat yang berbicara mengenai hubungan moral antara manusia dengan lingkungan atau alam semesta, dan

ketangkasan atau keteram-pilan dalam sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang atau berkebun ter- masuk bidang seni budaya. Sebab itu di dalam proses

Untuk memperoleh data yang lebih mendalam dilakukan wawancara (In-depht interview) dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonmi di

siswa Agar Terlibat Pada Aktivitas Pemecahan Masalah dari video yang diputar. • Guru Membimbing siswa Untuk Membentuk Kelompok Dan Berkumpul Dengan Kelompoknya dengan

Izin Perluasan Usaha yang selanjutnya disingkat IPU adalah izin yang diberikan oleh Kepala Badan untuk memberikan hak melakukan penambahan jenis dan atau jumlah

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak

Pasal 27 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 menyatakan bahwa Rancangan Renja PD disusun dengan mengacu rancangan awal RKPD. Oleh sebab itu sebelum