• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGREGAT RINGAN BATU CETAK BETON PASANGAN DINDING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGREGAT RINGAN BATU CETAK BETON PASANGAN DINDING"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SNI

SNI 03-6821-2002

Standar Nasional Indonesia

SPESIFIKASI

AGREGAT RINGAN BATU CETAK

BETON PASANGAN DINDING

(2)

P A D A N A N

American Society for Testing and Materials Standards

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Daftar Isi …... i BAB I DESKRIPSI ………. 1 1. 1 Ruang Lingkup ………... 1 1. 2 Pengertian ……….... 1

BAB II PERSYARATAN BAHAN ……….. 2

2. 1 Klasifikasi ………... 2 2. 2 Pengambilan Contoh ………... 2 2. 3 Jumlah Pengujian ………. 2 2. 4 Komposisi Kimia ………. 2 2. 5 Sifat-sifat Fisis ………. 3 2. 5. 1 Gumpalan Lempung ………. 3 2. 5. 2 Gradasi ………. 3 2. 5. 3 Berat Isi ………. 5

2. 6 Benda Uji Beton ……… 5

2. 7 Penolakan ………... 6

2. 8 Sertifikasi ………... 6

LAMPIRAN A : DAFTAR ISTILAH ………... 7

(4)

BAB I DESKRIPSI

1. 1 Ruang Lingkup

Spesifikasi ini mencakup :

1) ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan batu cetak beton ringan untuk pasangan dinding dengan pertimbangan utamanya adalah ringan;

2) persyaratan yang meliputi komposisi kimia dan sifat-sifat fisis agregat ringan.

1. 2 Pengertian

Yang dimaksud dengan :

1) agregat ringan buatan adalah agregat yang yang dibuat dengan membekahkan dengan cara memanaskan bahan-bahan, seperti terak dari peleburan besi, tanah liat diatome, abu terbang, batu serpih, batu tulis dan lempung;

2) agregat ringan alami adalah agregat yang diperoleh dari bahan-bahan alami seperti batu apung, batu letusan gunung atau bekuan lahar;

3) scoria adalah batu vulkanik yang berwarna gelap berukuran butir antara ( 4-32 ) mm yang mempunyai pori-pori berbentuk memanjang;

4) lempung bekah adalah hasil pembekahan melalui proses pemanasan dengan temperatur tinggi dari batuan lempung atau batu serpih;

5) batu serpih adalah batu malihan alami dari lempung berbutir halus, yang terbentuk karena tekanan pada temperatur sedang;

6) abu terbang adalah butiran halus limbah hasil pembakaran batu bara;

7) tanah diatome adalah bahan yang menyerupai tanah dan berasal dari plankton;

8) batu sabak adalah batu malihan alami dari lempung berbutir halus yang terbentuk karena tekanan dan temperatur tinggi;

9) warna standar adalah warna pembanding yang dibuat dari larutan tertentu yang dapat menghasilkan warna untuk memandingkan warna yang dihasilkan dari air rendaman agregat yang mengandung kotoran organik.

(5)

BAB II

PERSYARATAN BAHAN

2. 1 Klasifikasi

Bahan agregat ringan dalam spesifikasi ini diklasifikasikan sebagai berikut : 1) agregat yang dihasilkan melalui proses pembuatan plat, pembekahan atau

sintering bahan terak peleburan besi, lempung, batu serpih, batu sabak, abu terbang, diatome;

2) agregat yang dihasilkan dengan memproses bahan alami seperti batu apung, skoria, atau tufa dan batuan ringan lainnya;

3) agregat harus tersusun dari bahan seluler ringan dan bahan anorganik granuler.

2. 2 Pengambilan Contoh

Contoh agregat ringan diambil sesuai denagn SNI 03-1750-1950 (tentang Mutu dan Cara Uji Agregat Beton)

2. 3 Jumlah Pengujian

1) Pengujian Agregat : Contoh yang mewakili disyaratkan untuk setiap uji kotoran organik, noda karat, gumpalan lempung, hilang pijar, dan berat isi; 2) Pengujian : Tiga buah contoh uji disyaratkan untuk pengujian bahan terhadap

adanya letupan.

2. 4 Komposisi kimia

Agregat ringan yang digunakan tidak mengandung bahan kimia yang merusak, dalam jumlah seperti yang ditentukan oleh batasan-batasan berikut :

1) hasil pengujian kotoran organik pada agrerat ringan tidak boleh memperlihatkan warna yang lebih gelap dari pada warna standar, kecuali kalau dapat dibuktikan bahwa perubahan warna itu disebabkan oleh sejumlah kecil bahan yang tidak merugikan terhadap beton. Metode uji sesuai dengan SNI 01-1775-1990; tentang Cara Penentuan Kadar zat Organik Di dalam Agregat Halus Aduk Beton;

(6)

2) hasil penguian bahan noda karat tidak boleh memperlihatkan warna leih gelap jika duji secara visual menurut ATSM C 641 tentang Test Method for Staining Materials in Conrete Aggragete harus diuji denagn prosedur kimia dan agregat yang mengandung oksida besi (Fe2O3) 1,5 mg ataulebih tidak boleh digunakan untuk pekerjaan pasangan batu;

3) hilang pijar agregat yang dibuat dari agregat yang terbuat dari produk akhir pembakaran batubara atau kokas tidak boleh lebih dari 12 %. Hilang pijar agregat lain tidak boleh lebih dari 5 %. Metode uji sesuai dengan SNI 15-2049-1994 tentang Semen Portland. Agregat yang dibuat dari proses tertentu mungkin bersifat hidrolis dan untuk sebagian mengalami proses hidrasi selam pembuatannya; jika demikian, mutu produk itu tidak menurun. Agregat-agregat lain dalam kondisi alamiahnya, mungkin mengandung karbonat atau air kristalisasi yang tidak berbahaya, yang akan menambah besarnya hilang pijar. Karenanya pertimbangan, harus ditentukan terhadap jenis bahan bila menilai produk yang berkaitan dengan hilang pijar.

2. 5 Sifat-sifat Fisis

Agregat ringan yang diuji harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut :

2. 5. 1 Gumpalan Lempung

Gumpalan lempung dalam agregat jumlahnya tidak boleh lebih dari 2 % dari berat kering agregat, yang diuji sesuai ketentuan SNI 03-4141-1996 tentang Gumpalan Lempung dan Butir-butir yang Mudah Pecah Dalam Agregat.

2. 5. 2 Gradasi

1) gradasi agregat harus sesuai denagn persyaratan yang tercantum dalam Tabel 1, kecuali bila sifat istimewa abut cetak beton dipersyaratkan, misalnya tekstur kekuatan, berat, daya redam suara atau daya sekat terhadap panas, persyaratan gradasi dapat diabaikan berdasar kesepakatan antara pihak yang berkepentingan, asal gradasi alternatif itu akan menghasilkan beton yang mempunyai sifat yang dipersyaratkan. Uji gradasi menurut SNI 03-968-1990. tentang Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar. Kecuali untuk berat agregat halus harus sesuai dengan Tabel 2. contoh uji untuk agregat kasar harus bervolume 2830 cm3 atau lebih banyak dari bahan yang digunakan untuk menetapkan berat isi. Agregat bila diayak secara mekanis harus diayak selama 5 menit.

(7)

Tabel 1

Persyaratan Gradasi Agregat Ringan untuk Batu Cetak Beton untuk Pasangan Dinding

Persen (satuan Berat) Lolos Ayakan Bermata Ayak Pesegi

Ukuran 19,0 (mm) 12,5 (mm) 9,5 (mm) No. 4 (4,75- mm) No. 8 (2,36-mm) No. 16 (1,18-mm) No. 50 (300-µm) No. 100 (100-µm) Agregat Halus: No.4 (4,75 mm) sampai 0 Agregat Kasar: (12,5 - 4,75 mm) (9,5 – 2,36 mm) Gabungat Agregat halus dan kasar: 12,5 mm – 0 9,5 mm – 0 … 100 … 100 … … 90 - 100 100 95–100 100 100 40-80 80-100 … 90-100 85- 100 0-20 5-40 50-80 65-90 … 0-10 0-20 … 35-65 40-80 … 0-10 … 10-35 … … 50-20 10-25 5-25 … … 2-15 5-15 Tabel 2

Berat Contoh Uji Ayak untuk Agregat Ringan Halus

Berat Nominal Agregat kg/m3 Berat Contoh Uji (g)

80 – 240 240 – 400 400 – 560 560 – 720 720 – 880 880 – 1040 1040 – 1120 50 100 150 200 250 300 350

2) keseragaman gradasi butiran ditentukan berdasarkan besarnya modulus kehalusan yang harus diuji secara periodik dan setiap nilai modulus kehalusan tidak boleh berbeda lebih dari 7 % terhadap nilai modulus kehalusan yang ditentukan. Kecuali kalau dapat dibuktikan bahwa agregat tersebut dapat menghasilkan beton denagn sifat-sifat yang dipersyaratkan.

(8)

2. 5. 3 Berat Isi

Berat isi agregat ringan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) berat isi harus memenuhi Tabel 3;

2) berat isi harus seragam, tidak boleh berbeda lebih dari 10 %, terhadap berat isi yang diterima sebagai syarat disetujui, dan diuji sesuai dengan Pd M-10-1996-03 tentang Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga dalam Agregat.

Tabel 3

Persyaratan Berta Isi Agregat Ringan untuk Batu Cetak beton pasangan dinding

Ukuran ----

Berat Isi Gembur, Maksimum (kg/m3)

Agregat halus No. 4 (4,75 mm) Agregat kasar (4,75 – 12,5 mm) Gabungan agregat halus dan kasar

1120 880 1040

2. 6 Benda Uji Beton

Benda Uji Beton yag menggunakan agregat ringan harus memenuhi persyaratan berikut : 1) tidak menunjukkan adanya lubang letupan di permuakaan, dan diuji dengan

cara sebagai berikut :

(1) batu cetak beton bebas dari retakan atau cacat struktural lainnya; (2) batu cetak dari betonyang dipotong mempunayi luas permukaan

sekurang-kurangnya 228,6 cm2 ;

(3) benda uji disiapkan seperti pada butir 2 berikut dan disimpan dala otoklaf sesuai dengan metode uji ATSM C 151 : Test Metodh for Autoclave Expansion of Portland Cement atau SNI 15-20-2094-1994; tentang Semen Portland. Pemeriksaan secara visual harus dilakukan terhadap beda uji tersebut dan jumlah letupan yang terdapat di permukaan dihitung dan dilaporkan jumlah rata-ratanya per benda uji.

(9)

2) susut kering benda uji beton tidak boleh melebihi 0,10 %, dan harus disiapkan dan diuji sesuai dengan Metode ASTM C 157, Test Method Length Chage of Hardened Hydraulic – Cement Mortar and Concrete, dengan kekecualian sebagi berikut :

(1) siapkan campuran beton dalam proposi satu bagian semen Portland dan enam bagian agregat gabunagn, yang diukur dalam volume kering gembur. Sesuaikan banyaknya air yang digunakan sehingga dihasilkan slump 51 sampai 76 mm dan masukkan beton secara cermat dalam cetakan baja yang berukuran 50 X 50 X 286 mm. permukaan beton harus diratakan dengan sendok semen datar yang terbuat dari abaj.

(2) Pelihara benda uji dalam kondisi lembab selama 7 hari pada suhu (23 ± 1)o C dan kelembaban nisbi tidak kurang dari 95%. Ukur panjang awal segera setelah benda uji diambil dari ruang lembab tersebut.

Simpan benda uji dalam ruangan bersuhu (23 ± 1,1)o C dari

kelembaban nisbi 50 ± 5 % selama dilakukan pengujian;

(3) Hitung perbedaan panjang benda uji ketiak dipindah dari ruang lembab pada umur 7 hari dan pada pengukuran akhir pada umur 100 hari, denagn ketelitian 0,01% dari panjang efektif alat ukur, dan laporkan sebagai nilai susut kering benda uji. Laporka sebagai susut kering rata-rata benda uji sebagai susut kering beton.

2. 7 Penolakan

Bahan yang tidak sesuai denagn persyaratan spesifikasi ini dapat ditolak. Penolakan harus dilaporkan kepada produsen atau pemasok secara tertulis.

2. 8 Sertifikasi

Jika ditentukan secara khusus dalam pemesanan atau kontarak sertifikasi produsen atau pemasok harus disertakan bagi pembeli denagn isi yang menyatakan bahwa bahan termasuk dibuat, diambil contohnya, dan diuji sesuai denagn Spesifikasi dan telah memenuhi persyaratan, demikian juga denagn laporan hasil.

(10)

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH

batu cetak pasangan dinding : concrete mansory units

batu serpih : shale

batu apung : pumice

abu terbang : fly ash

penggradasian : grading

berat isi : unit weight

modulus kehalusan : fineness modulus

diatome : diatomite

skoria : scoria

tufa : tuff

batu sabak : slate

lempung bekah : bloated clay

lubang letupan : popout

kekekalan bentuk : soundness

otoklaf : autoclave

(11)

LAMPIRAN B NAMA DAN LEMBAGA

1. Pemrakarsa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Balitbang PU

2. Penyusun

No. NAMA LEMBAGA

1. 2. 3.

Ir. Nadhiroh Mansuri Ir. Nasroen Rivai

Andriati A.H. Dipl.Chem

Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman

3. Susunan Panitia Tetap Standarisasi

JABATAN EX-OFFICIO NAMA

Ketua Sekertaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

Kepala Badan Litbang PU Sekertaris Badan Litbang PU Dit. Bina Teknik Ditjen Pengairan Dit. Bina Teknik Ditjen Bina Marga Dit. Bina Teknik Ditjen Cipta Karya Kepala Pusat Litbang Pengairan Kepala Pusat Litbang Jalan Kepala Pusat Litbang Pemukiman Kepala Biro Hukum Dep. PU Kepala Biro Bina Sarana Perusahaan

Ir. Joelianto Hendro Moelyono Drs. Zulkarnaen Aksa, MM Ir. Napitupulu, Dipl. HE Ir. Mochamad Anas Ali Ir. Hari Sidharta, Dipl. HE Dr. Ir. Badruddin Machbub Dr. Ir. Patina Rantetoding, MSc Ir. Sutikni Utoro

Wibisono Setiowibowo, MSc Drs. Mochamad Charis

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum kesimpulan penelitian adalah penggunaan metode demonstrasi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi struktur batang dan

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN SISWA DI TSANAWIYAH PIRAYA NAWIN KLONGHIN WITTAYA.. PATANI

M Terdapat dokumen angkutan hasil hutan yang sah berupa SKSHHK – KO dan Nota Angkutan serta stock bahan baku yang ada telah sesuai dengan dokumen angkutan hasil hutan yang

Berikut ini saran yang peneliti paparkan yaitu (1) Penggunaan model active learning dengan metode ccrossword puzzle mampu menarik perhatian serta semangat siswa

Dalam rangka meningkatkan kinerja guru pada SMP Negeri 1 Sembawa Banyuasin, diperlukan pengarahan kepada guru bahwa guru tidak hanya datang kesekolah untuk mengajar saja, tetapi

Merupakan jenis piutang yang berasal dari jumlah yang terutang oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah diberikan terlebih dahulu sebagai bagian dari

ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut asam, tahap ekstraksi dengan air ini tidak perlu dilakukan karena pelarut asam dapat sekaligus mengubah senyawa pektin yang tidak

Antara idea strategik China adalah merealisasikan impian China; mementingkan faktor keamanan melalui misi diplomatik; memperluaskan kerjasama persahabatan dengan