18 A. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu “evaluation” yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000:220). Sedangkan menurut Yunanda (2009) pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.
Untuk memastikan bahwa pelaksanaan suatu program atau proyek mencapai sasaran dan tujuan yang direncanakan, maka perlu diadakan evaluasi dalam rangka peningkatan kinerja program atau proyek tersebut seperti yang diungkapkan oleh Hikmat (2004:3) bahwa evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja proyek untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja suatu proyek.
B. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR
Prosedur adalah suatu urutan klerikal, yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam atas transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang (Mulyadi, 2008:5). Adapun pendapat Cole dalam Baridwan (2002:3) menyatakan bahwa prosedur merupakan urutan-urutan pekerjaan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan secara berurutan dengan melibatkan beberapa orang yang dibentuk untuk kelancaran segiatan operasi perusahaan. Berikut merupakan beberapa penjelasan tentang karakteristik dan manfaat prosedur dalam suatu sistem operasional sebuah perusahaan :
a. Karakteristik dan Kriteria Prosedur
Menurut Mulyadi (2008:6) ada beberapa karakteristik yang berkaitan dengan prosedur, yaitu :
1) Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan sehingga memungkinkan penekanan-penekanan dalam penggunaan biaya.
3) Prosedur selalu menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4) Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab yang jelas.
5) Prosedur tidak memperlihatkan adanya hambatan dan keterlambatan. b. Manfaat prosedur
1) Memudahkan perusahaan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang.
2) Prosedur dapat mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas.
3) Prosedur menciptakan adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksananya.
4) Prosedur bermanfaat untuk mendukung kenaikan produktifitas kerja yang efektif dan efisien.
5) Prosedur dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam proses pengawasan.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis meyimpulkan bahwa sistem dan prosedur merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam mendukung kinerja dan produktifitas perusahaan, utamanya dalam hal proses penghapusan piutang ragu-ragu di perusahaan.
Mulyadi (2008: 5) menjelaskan bahwa sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan Romney dan Steinbert, pada tahun 2004 memaparkan bahwa sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, dimana masing-masing dari mereka melakukan fungsi khusus yang mendukung sistem-sistem lain yang lebih besar.
Dalam buku Sistem Informasi Akuntansi, secara sederhana Hall dan James menjelaskan pengertian sistem sebagai kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dengan fungsi dan tujuan yang sama (Hall,2006 :6).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu susunan dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan yang dikelola oleh sekelompok komponen-komponen atau bagian-bagian yang berhubungan dan mempunyai satu tujuan yang sama.
C. PENGERTIAN PIUTANG DAN PENGHAPUSAN PIUTANG
Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Senada dengan hal tersebut Bambang Subroto (1991:63) berpendapat bahwa “Piutang adalah tagihan (klaim) kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang untuk kepentingan Akuntansi”. Sedangkan Harngren dan Harison (1997:42) mengemukakan bahwa “Piutang adalah Suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang”.
Dari pengertian tersebut, piutang mengandung makna, tagihan yang akan timbul atas penyerahan barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan yang akan dilunasi dengan uang dimasa yang datang. Menurut Kieso,dkk (2007 : 346) Piutang merupakan klaim uang, barang ataupun jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Dalam buku yang sama, Kieso juga mengklasifikasikan beberapa jenis piutang dalam laporan keuangan, diantaranya adalah :
1. Jenis piutang berdasarkan tujuan pelaporan keuangan, yaitu : a. Piutang Lancar
Adalah piutang yang diharapkan mampu tertagih dalam kurun waktu yang pendek, yaitu dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan.
b. Piutang Tidak Lancar
Merupakan jenis piutang dengan jangka waktu penagihannya lebih lama, atau lebih dari satu siklus operasi berjalan. Piutang ini juga sering disebut sebagai piutang jangka panjang.
2. Jenis piutang berdasarkan pada penyajiannya dalam neraca : a. Piutang dagang
Merupakan jenis piutang yang berasal dari jumlah yang terutang oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah diberikan terlebih dahulu sebagai bagian dari operasi bisnis. Dalam prakteknya, piutang dagang yang paling sering ditemui dalam operasional perusahaan adalah piutang usaha dan wesel tagih.
b. Piutang Nondagang
Adalah piutang yang timbul dari berbagai jenis transakssi, misalnya :
a) Uang muka kepada karyawan dan staff b) Uang muka kepada anak perusahaan
c) Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian atau kerusakan
d) Klaim
e) Piutang deviden ataupun piutang bunga lainnya f) Dan lain-lain
Piutang bukan dagang umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan secara tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan.
Pada praktiknya piutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua metode dalam akuntansi untuk menangani kerugian piutang tak tertagih, yaitu:
1. Metode Langsung
Ciri khas dari metode ini perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika ada piutang yang dihapus, maka :
Kerugian Piutang xxx
Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam Laporan Laba Rugi.
2. Metode Cadangan/Penyisihan
Jika perusahaan menggunakan metode ini, maka perusahaan akan membentuk cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian Piutang dan mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai pengurang Piutang.
Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening Cadangan dan mengkredit rekening Piutang. Jika banyak penghapusan piutang, saldo cadangan dapat habis, oleh karena itu setiap akhir tahun cadangan disesuaikan sehingga pencatatan kerugian piutang dilakukan pada saat pembentukan cadangan dan saldo cadangan piutang
Berdasarkan sumbernya Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta memiliki dua jenis piutang, yaitu piutang usaha dan piutang non usaha. Piutang usaha sendiri merupakan piutang yang timbul dari transaksi penjualan Air dan Non Air, sedangkan piutang non usaha merupakan piutang yang timbul dari transaksi lainnya. Sedangkan berdasarkan umur piutang, pencatatan piutang PDAM kota Surakarta di kelompokkan menjadi dua, yaitu piutang dan piutang ragu-ragu.
Tunggakan pelanggan dengan usia kurang dari tiga tahun digolongkan dalam akun piutang, sedangkan tunggakan pelanggan dengan usia lebih dari tiga tahun digolongkan dalam piutang ragu-ragu.
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta menggunakan metode penyisihan dalam penghapusan piutang, sehingga piutang-piutang yang kemungkinan tak tertagih disisihkan setiap tahunnya dengan jumlah yang layak untuk dicatat sebagai piutang ragu-ragu. Piutang ragu-ragu yang dihapus oleh perusahaan tidak semuanya akan dihapus dalam sekali waktu, piutang ragu-ragu yang dihapus adalah piutang dengan kasus-kasus tertentu yang menyebapkan angka kemungkinannya untuk ditagih sangat kecil, selain itu dalam menghapus piutang ragu-ragu perusahaan akan menghapus piutang dengan umur yang paling lama terlebih dahulu. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara pengajuan Usul, Penelitian, dan Penetapan Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah dan Piutang Negara/Daerah, piutang perusahaan yang telah dihapus secara bersyarat (Hapus buku tidak hapus tagih) akan tetap diusahakan penagihannya dan jika tertagih maka akan dicatat sebagai pendapatan lain-lain perusahaan.