• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Pelernakan dan Veteriner Puslitbang Teknologi lsotop dan Radiasi-BA TAN ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional Pelernakan dan Veteriner Puslitbang Teknologi lsotop dan Radiasi-BA TAN ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN DUA MACAM SUPLEMEN YANG BERBEDA

SUMBER NPN PADA PENGGEMUKAN SAPI PERANAKAN ONGGOLE

BrrrTARA HER SAsANGKA

Puslitbang Teknologi lsotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK

Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen yang berbeda sumber NPN pada penggemukan sapi peranakkan onggole. Pada penelitian ini digunakan sapi potong milik petani peterna yang berloasi di Kab. Magelang, Jawa Tengah, sebanyak 30 ekor. Sapi-sapi tersebut dibagi dalam tiga kelompok masing-masing 10 ekor, yaitu kontrol tanpa diberi suplemen; kelompok yang diberi suplemen mengandung urea; dan kelompok yang diberi suplemen mengandung ZA dsn urea. Suplemen diberikan masing-masing sebanyak 500 gram/ekor/hari, dengan pakan basal berupa rumput lapangan atau jerami padi yang diberikan secara ad-libitum . Penelitian ini dilakukan selama dua puluh empat minggu, dan parameter yang diamati meliputi daya cerna bahan kering pakan, dan bobot badan. Hasilnya menunjukkan bahwa daya cerna bahan kering pakan tertinggi diperoleh pada ternak yang memperoleh suplemeu mengandung urea yaitu sebesar 65,9%, kemudian 62,5% pada ternak yang memperoleh suplemen mengandung ZA+urea, dan yang paling rendah sebesar 57,4% pada ternak kontrol; begitu pula dengan kenaikkan bobot badannya masing-masing sebesar 0,70; 0,60; dan 0,45 kg/hari. Tekstur feces tidak berpengaruh akibat perlakuan tersebut.

Kata kunci: Suplemen urea, suplemen ZA+urea

Seminar Nasional Pelernakan dan Veteriner 2000

PENDAHULUAN

Ketersediaan bahan pakan ternak di satu daerah dengan daerah

lain saling berbeda, keadaan ini disebabkan oleh sistim agroklimat daerah tersebut yang berlainan. Keadaan ini mengakibatkan ketersediaan pakan temak di suatu daerah berlimpah, sedangkan di lain tempat kurang. Sebagai contoh di daerah penghasil beras akan lebih mudah untuk memperoleh dedak bila dibandingkan dengan daerah lain, begitu pula disekitar pabrik kecap akan mudah untuk memperoleh ampas kecap sebagai bahan baku penyusun pakan temak. Hasil penelitian yang telah didapat selama ini bahan penyusun pakan temak ruminansia sebagian besar bahannya berasal dari hasil samping pertanian/industri pertanian sedang sisanya dari hasil samping hewani, urea, kapur dan garam dalam jumlah sedikit.

Dalam pemberian pakan kepada ternak diusahakan bahan pakan tersebut murah dan tidak berkompetisi dengan manusia. Bahan-bahan pakan tersebut antara lain pollard, onggok, dedak, ampas kecap, tetes, dan lain-lain.

Hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu

(HENDRATNO

et

al., 1991) memberikan

informasi bahwa campuran dari beberapa bahan tersebut dapat dibuat pakan berupa suplemen yang

bermanfaat bagi induk semangnya. Keadaan ini dapat dilihat dari meningkatnya pembentukkan

mikroba rumen yang dapat diketahui dengan menggunakan NaH232P04 (HENDRATNO

et al.,

1989),

kenaikkan daya cerna pakan, dan kesemuanya itu akan memperbaiki tingkat produksi maupun

reproduksi ternak (TJIPTOSUIvuRAT, 1993).

Perkembangan dan pertumbuhan mikroba rumen yang sempurna membutuhkan berbagai unsur

mineral, antara lain S (belerang). Unsur S diperlukan oleh mikroba untuk pembentukan asam amino

cystein dan cystin. Apabila pakan hewan rurninansia kekurangan akan unsur S, akan menyebabkan

jumlah mikroba dalam cairan rumen berkurang. Selama ini suplemen yang diberikan pada temak

(2)

ruminansia, sebagai sumber

nonprotein nitrogen

(NPN) digunakan urea. Selain urea sebagai sumber NPN dapat pula digunakan pupuk amonium sulfat (ZA), pupuk ini selain mengandung N jugo

mengandung unsur S yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba secara sempuma.

Atas dasar tersebut diatas dalam penelitian ini telah dilakukan pengamatan mengenai pengaruh pemberian suplemen yang berbeda sumber NPN yaitu urea dan ZA pada sapi peranakan onggole (PO) di Kabupaten Magelang.

Dodak 22%

urea 6%

Seminar Nasional Peternakan dan Veleriner 2000

Totes 32%

MATERI DAN METODE

Dalam penelitian ini digunakan sapi PO berjenis kelamin jantan milik petani peternak di Kabupaten Magelang sebanyak 30 ekor dengan bobot badan antara 240-250 kg. Temak tersebut dibagi dalam tiga kelompok masing-masing 10 ekor yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan diberi pakan suplemen yang berbeda sumber NPN-nya. Pakan yang digunakan adalah suplemen yang berbeda dalam sumber NPN-nya yaitu yang berasal dari urea dan ZA seperti pada Gambar la don lb. Kelompok I diberi pakan basal berupa rumput/jerami saja sebagai kontrol; kelompok 11 diberi pakan basal dan 500 gram suplemen yang mengandung urea; dan kelompok III diberi pakan basal dan 500 gram suplemen yang mengandung ZA don urea. Sebelum dilakukan pengamatan dan pengumpulan data, semua ternak diberi pakan basal berupa rumput/jerami selama 15 hori berturut-turut, kemudian diukur lingkar dadanya untuk pertama kalinya. Semua kelompok diberi pakan basal secara ad-libitum yang diperoleh secara diarit, begitu pula dengan air minumnya. Pengamatan yang dilakukan meliputi: daya cema bahan kering pakan, pertambahan bobot badan, tekstur feces. Karena di lapangan tidak tersedia timbangan hewan, maka untuk mengetahui perubahan bobot selama pengamatan dilakukan dengan menggunakan pita lingkar dada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

M Tp. ~ ~sm

MpkeuP dwolc

1% 6%

Gambar la. Komposisi suplemen yang mengandung Gambar lb. Komposisi suplemen yang

urea mengandung ZA + urea

Seperti halnya dengan pengamatan sebelumnya (SASANGKA, 1998), pada minggu pertama perlakuan suplemen yang diberikan belum dapat dihabiskan keseluruhannya ini disebabkan ternak tsb. belum terbiasa dengan suplemen; suplemen baru dapat dihabiskan pada minggu ke-dua. Keadaan ini berakibat pula pada konsumsi pakan basalnya yang belum stabil, pengukuran daya cerna bahn kering pakan basal baru dapat dilakukan pada minggu ke-8, karena pada minggu tersebut konsumsinya sudah stabil.

(3)

Tabel l . Rata-rata kemampuan mencerna bahan kering pakan basal

Daya cerna bahan kering pakan (%) 57,4 65,9 62,5

Dari hasil pengamatan daya cerna bahan kering (Tabel 1) terlihat bahwa ternak kontrol yang tidak memperoleh suplemen kemampuan mencerna pakan yang paling rendah. Keadaan ini desebabkan karena pertumbuhan mikroba di dalam rumen lebih rendah dari pada ternak yang memperoleh suplemen. Hal ini telah dibuktikan pada penelitian dengan menggunakan pernut 12p

(HENDRATNO et al., 1989), bahwa ternak yang memperoleh suplemen kemampuan mikroba berkembang lebih baik dari pada ternak kontrol, akibatnya pada ternak kontrol kemampuan untuk mencerna bahan kering pakan juga renclah.

Pada ternak yang memperoleh suplemen urea kemampuan mencerna bahan kering pakan yang paling tinggi dari ternak lain. Urea adalah salah satu sumber NPN yang dapat digunakan sebagai sumber protein oleh ternak ruminansia (MAYNARDet al., 1979, clanLENDet al., 1995), selain itu urea bersama-sama dengan mineral lain clan tetes juga berfungsi untuk menjaga kondisi lingkungan rumen seclemikian rupa sehingga mikroba dapat berkembang lebih baik (PRESTON et al., 1982). Dengan berkembangnya mikroba rumen kemampuan untuk mencerna bahan pakanjuga lebih balk.

Meskipun pupuk ZA sebagai sumber NPN clan sumber mineral S, tetapi kemampuan ternak dalam mencernak bahan kering pakan lebih rendah bila dibanding ternak yang memperoleh suplemen urea. Keadaan ini kemungkinan besar disebabkan karena kandungan nitrogen didalam pupuk ZA lebih rendah dari pada yang terkandung dalam pupuk urea sendiri. Sehingga peranan pupuk ZA sebagai sumber NPNjuga berkurang, akibatnya mikroba yaang terbentuk juga berkurang, akibatnya kemampuan dalam mencerna bahan pakanjuga lebih rendah.

t c at Y Y

m

Y

0,8

0,7

O'

s

0,5

0,4

0,3

Seminar Nasionat Peternakan clan Veteriner 2000

Kontrol Suplemen urea Suplemen ZA

-O-

Sup.urea -9- Sup.ZA

-a

Kontrol '

0

2

4

6

8

10 12 14 18 18 20 22 24

Masa pellhara (minggu)

(4)

Kemampuan mencernak bahan pakan erat sekali hubungannya dengan kenaikkan bobot basan,

pada umumnya pada ternak yang kemampuan mencerna pakan tinggi akan menghasilkan bobot

badan yang tinggi pula keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Pada ternak yang tidak memperoleh suplemen sama sekali, kemampuan mencerna pakan rendah

(Tabel 1) dan diikuti dengan kenaikkan bobot badan yang rendah (Gambar 2). Sebaliknya pada

ternak yang memperoleh suplemen kemampuan mencerna pakan lebih tinggi dan diikuti dengan

kenaikkan bobot yang tinggi pula. Akan tetapi pemberian suplemen tersebut tidak memberikan

kenaikkan bobot badan yang sama, karena kandungan NPN dalam suplemen tersebut tersebut juga

berbeda. Dari ketiga perlakuan tersebut selama masa pengamatan berlangsung terlihat bobot

badannya cenderung naik; diakhir pengamatan kenaikkannya tidak sama yaitu sebesar 0,70 kg; 0,60

kg dan 0,45 kg/hari, masing-masing untuk ternak yang memperoleh suplemen yang mengandung

urea; ZA + urea dan kontrol. Kenaikkan bobot badan yang tinggi diperoleh pada ternak yang

mengkonsumsi suplemen yang mengandung urea sebagai sumber NPN. Sedangkan pada ternak yang

memperoleh suplemen dengan sumber NPN-nya berupa pupuk ZA dan urea kenaikkan bobot

badannya lebih rendah bila dibandingkan dengan suplemen yang sumber NPN-nya berupa urea saja.

Keadaan ini kemungkinan besar disebabkan sumber NPN yang berasal dar± urea lebih baik bila

dibanding dengan campuran urea dan ZA. Kecuali itu tetes yang terkandung di dalam suplemen

sudah cukup mengandung S yang dibutuhkan oleh mikroba rumen untuk pertumbuhannya

(LENG

et

al., 1995). Dari hadil penelitian sebelumnya dengan menggunakan perunut slp berupa NaH2'2P04

menunjukkan bahwa petturnbuhan mikroba paling baik pada suplemen yang sumber NPN-nya

berupa urea

(SASANGKA,

1997).

N

m

m

a.

w

Y

F-Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000

-Q-

Kontrol -!- Sup. Urea -0- Sup. ZA+Urea

0

2

4

6

8

10 12 14 16 18 20 22 24

Masa pellhara (minggu)

Gambar 3. Tekstur feces sapi selama pengamatan berlangsung

(5)

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000

Selama pengamatan berlangsung pemberian suplemen yang berbeda sumber NPN-nya tidak berpengaruh pada sistem pencernaannya, ini dapat dilihat dari tekstur feces yang dikeluarkan oleh ternak kontol maupun perlakuan semuanya hampir sama.

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa ternak yang memperoleh suplemen yang mengandung urea memberikan kenaikkan bobot badan yang tinggi bila dibandingkan dengan ternak yang memperoleh suplemen ZA+urea maupun kontrol.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini, juga kepada petani peternak di Kab. Magelang yang mengijinkan ternaknya dipakai untuk uji coba.

DAF FAR PUSTAKA

HENDRATNO, C. 1985. Penggunaan 32Pdan35Ssebagai penanda pada pengukuran masa mikroba rumen kerbau. Aplikasi Teeknik Nuklir di Bidang Pertanian dan Peternakan, PAIR-BATAN, Jakarta.

HENDRATNO, C., SUHARYONO, Z. ABDIN, R BAHAUDbIN, dan L.A. SOFYAN. 1989. Laju pertumbuhan mikroba rumen dalam kaitannya dengan kemanfaatan biologis pakan. APISORA, BATAN, Jakarta.

HENDRATNO, C., J.V. NoLAN, and RA. LEND. 1991 . The importance of urea mollases multinutrient blocks for ruminant production in Indonesia, Isotop and related tecniques in animal production and health. IAEA, Vienna

LEND, R.A. and M. Au.EN. 1995. A short course on the national use of mollases/urea multinutrien block for supplementation of ruminants fed crop residues, poor quality forages and agro-industrial byproducts low in protein. The technology for mollases/urea block manufacture. Produced ini tially for FAO.

MAYNARD, L.A., J.K.LOOSLI,H.F. HrNTz, and R.G. WARNER, 1979.

Animal Nutrtion.

Mc.Gmw-Hill Book Co.

New York.

PRESTON, T.R. and R.A. LENG. 1982.

Matching Ruminant Production System with Available Resourches in the

Tropic andSubtropic.

Penambul Books, Armidale.

SASANGKA, B.H., SuHARYoNo, C. HENDRATNo dan Z. ABDiN. 1989. Pengembangan formula urea molases blok sebagai suplemen pada kerbau. APISORA-BATAN, Jakarta.

SASANGKA, B.H. 1997. Pengaruh pemberian suplemen pakan pada sapi potong peranakan onggol (PO) terhsdap kenaikkan bobot dan dampak peningkatan ekonomi petani peternak. APISORA-BATAN, Jakarta. TnProsummAT, T., A. SjAmsi, S. KAMARUDDIN, dan C. HENDRATNo. 1993. Pengaruh urea multinutrient

molases blok dengan nutrisi by-pass terhadap penampilan reproduksi kambing PE. Aplikasi Isotop dan Radiasi Dalam Bidang Pertanian, Peternakan dan Biologi, BATAN, Jakarta.

Gambar

Gambar la. Komposisi suplemen yang mengandung Gambar lb. Komposisi suplemen yang
Gambar 2. Penambahan bobot badan pada sapi yang diberi suplemen clan kontrol
Gambar 3. Tekstur feces sapi selama pengamatan berlangsung

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang penelitian dan landasan teori yang dikemukakan, maka hipotesis sementara penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara motivasi dan kompetensi

Dalam artikel ini ditunjukkan sebuah konstruksi dengan menggunakan ubin dan perkalian zip yang jika diberikan bilangan bulat k 1, dapat menghasilkan famili tak hingga

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari.. mana data diperoleh dan untuk mempermudah dalam

Apabila peserta didik telah mempelajari dan menguasai bahan ajar ini, maka peserta didik diharapkan dapat memahami limbah yang dihasilkan oleh perusahaan

Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak terdapat/tercemar mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang menyatakan sediaan tersebut

(pengargaan dan hukuman), Pemberian nasehat, dan Melalui kegiatan ekstrakulikuler. Adapun faktor pendukung dan penghambatdalam proses pembinaan mental keagamaan santri Pondok

10 Dapat diketahui bahwa konsep fitrah dalam al-Quran memiliki macam-macam konsep fitrah, sebagaimana dikemukakan dalam al-Quran surat al-Rum ayat 30 di atas,