• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS LAYANAN PENYEBARAN INFORMASI TERSELEKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS LAYANAN PENYEBARAN INFORMASI TERSELEKSI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS LAYANAN PENYEBARAN INFORMASI TERSELEKSI

Heryati Suryantini,Vivit Wardah Rufaidah, dan Maksum

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian,

Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122, Telp. (0251) 8321746, Faks. (0251) 8326561 E-mail: pustaka@litbang.deptan.go.id.

Diajukan: 6 Agustus 2010; Disetujui: 30 Agustus 2010

ABSTRAK

Pengkajian bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi oleh peneliti untuk men-dukung kegiatan penelitian serta faktor-faktor yang menghambat peneliti dalam memanfaatkan layanan tersebut. Pengkajian di-rancang dengan menggunakan metode survei deskriptif. Pengum-pulan data dilakukan melalui kuesioner pada 94 responden. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa layanan penyebaran informasi terseleksi yang dilakukan PUSTAKA untuk peneliti cukup efektif dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai perkembangan hasil penelitian pertanian mutakhir dan mendekatkan informasi yang relevan dan lebih spesifik sesuai dengan bidang spesialisasi peneliti. Peneliti lebih banyak menggunakan e-mail sebagai media untuk menyampaikan masalah kebutuhan informasi. Peneliti memanfaat-kan layanan informasi terseleksi untuk menambah pengetahuan informasi mutakhir, mendekatkan informasi yang mereka butuhkan, dan mempermudah pencarian informasi. Hambatan utama dalam memanfaatkan layanan informasi terseleksi adalah: (1) jaringan internet yang tidak stabil dan lambat; (2) kemampuan petugas dalam penguasaan teknologi informasi terbatas; dan (3) layanan penye-baran informasi terseleksi kurang disosialisasikan kepada para peneliti, baik oleh PUSTAKA maupun oleh petugas perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian.

ABSTRACT

Study on Effectiveness of Selective Dissemination of Information This study aimed to find out the effectiveness and use of selective dissemination of information (SDI) and factors inhibiting researchers in utilizing SDI. The study was designed using survey method. Data were collected through questionnaires to 94 respondents. The results showed that selective dissemination of information performed by ICALTD was fairly effective to increase researchers' knowledge on current agricultural research results and bring relevant and more specific information closer to researchers. Most researchers used e-mail as an effective medium in conveying the problem of their information needs. The researchers used SDI primarily to improve their knowledge of current information, to bring the information to them, and to facilitate the search for information. The main barriers in utilizing SDI were: (1) unstable and slow internet network; (2) limited ability of librarians in IT mastery; and (3) SDI was less

socialized to the researchers either by ICALTD or by the librarians within IAARD.

Keywords: Agricultural information, agricultural research, selective dissemination of information, uses

PENDAHULUAN

Penelitian dan pengembangan pertanian memerlukan dukungan informasi iptek pertanian dan informasi bi-dang lain yang terkait dengan pertanian. Kelangkaan informasi di perpustakaan tempat peneliti bertugas menyebabkan lemahnya dukungan informasi untuk kegiatan penelitian, seperti penyusunan rencana pene-litian, pelaporan hasil penepene-litian, dan penulisan artikel ilmiah untuk diterbitkan.

Penyediaan informasi untuk mendukung kegiatan penelitian dilakukan oleh perpustakaan melalui berbagai layanan perpustakaan/informasi. Tujuan spesifik per-pustakaan adalah memperoleh, memelihara, dan menye-diakan pengetahuan yang terekam. Fungsi perpustakaan yang dirangkum oleh Cook and Heath (2001) meliputi enam hal, yaitu: (1) menyediakan produk akhir berupa informasi yang dicari oleh pengguna, sekaligus menye-diakan jawaban lengkap dan akurat atas pertanyaan pengguna yang kompleks serta pelayanan perpustakaan lainnya, termasuk bibliografi hingga jaringan kerja aktif; (2) menyediakan akses ke sumber-sumber referensi yang tersedia untuk kepentingan akurasi informasi; (3) mengatur layanan informasi menurut rencana yang koheren, mudah diakses pengguna, dan mendesain la-yanan yang mengakomodasi kebutuhan pengguna; (4) membina pustakawan dan pekerja perpustakaan (library

worker) agar memiliki kompetensi dan tanggung jawab

dalam penggunaan dan penyimpanan sumber-sumber informasi, serta mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal; (5) melakukan evaluasi layanan dan

(2)

sumber informasi; dan (6) memberikan jaminan layanan yang setara bagi semua pengguna.

Menurut Moenir (1995), salah satu keberhasilan perpustakaan dapat diukur dari layanan informasi. Layanan merupakan suatu rangkaian usaha yang dila-kukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna sesuai dengan yang dibutuhkan. Menurut Maksum (2010), sistem layanan informasi berbasis web harus didukung oleh elemen dasar berupa koleksi digital, sumber daya manusia (SDM), infrastruk-tur, manajemen, standar operasional prosedur (SOP), dan anggaran.

Kinnel (1994) mengemukakan bahwa layanan yang baik adalah bebas dari kesalahan dan mempunyai ciri antara lain kecermatan, ketepatan waktu, kesempurnaan, dan dapat mengantisipasi kebutuhan pengguna. Namun, jumlah informasi yang semakin meningkat sering kali menjadi kendala dalam penyediaan layanan informasi. Informasi yang diberikan kepada pengguna sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan bidang minat peng-guna sehingga pengpeng-guna perlu menyeleksi kembali in-formasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk itu, diperlukan adanya layanan informasi yang didasarkan pada kebutuhan dan bidang spesialisasi pengguna.

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Per-tanian (PUSTAKA) merupakan perpustakaan khusus yang mempunyai mandat menyediakan informasi tek-nologi pertanian melalui berbagai layanan informasi, khususnya bagi peneliti, pengkaji, penyuluh, dan pengguna lainnya. Jenis layanan perpustakaan yang disediakan PUSTAKA antara lain adalah layanan penye-baran informasi terseleksi (selective dissemination

of information/SDI). Menurut Cuadro (2006) dalam

Suhardini (2010), jasa penyebaran informasi terseleksi merupakan salah satu cara menemukan kembali infor-masi yang memungkinkan pengguna menerima inforinfor-masi yang selektif dan relevan dengan bidang minat dan kebutuhan mereka. Layanan ini merupakan layanan aktif bagi pengguna tertentu melalui penyediaan informasi berupa kumpulan informasi bibliografis disertai abstrak dari artikel terbaru yang dimuat pada publikasi ilmiah luar negeri (PUSTAKA 2006). Judul artikel yang diser-tai abstrak disebarkan kepada peneliti melalui e-mail atau dalam bentuk offline (CD) kepada perpustakaan unit kerja/unit pelaksana teknis (UK/UPT) lingkup Badan Litbang Pertanian. Jasa penyebaran informasi

terseleksi memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mendapatkan informasi yang spesifik pada bidang ter-tentu.

Jasa penyebaran informasi terseleksi pertama kali dicetuskan serta didesain dan dikembangkan oleh Hans Peter Luhn pada tahun 1958 untuk memfasilitasi dan melayani kebutuhan informasi bagi peneliti dan pe-rekayasa di IBM. Saat itu, Peter Luhn mengembang-kan penyebaran informasi terbaru berupa abstrak dari jurnal terbaru kepada peneliti IBM yang mem-butuhkan melalui surat. Penyebaran informasi terselek-si dilakukan berdasarkan kebutuhan pengguna akan subjek informasi tertentu untuk mendukung kegiatan penelitian, menulis artikel, dan lain-lain sesuai dengan

interest profile masing-masing peneliti dan kata kunci

(keyword) sederhana.

Menurut Prasher (1997), tujuan penyebaran infor-masi terseleksi adalah: (1) menyediakan inforinfor-masi terbaru dalam subjek tertentu; (2) mengumpulkan dan menye-diakan literatur kepada pengguna target; (3) mem-beritahukan informasi terkini mengenai subjek tertentu secara jelas; (4) menggunakan teknik berbasis komputer untuk menyusun profil informasi terkini untuk meme-nuhi kebutuhan informasi sesuai minat/spesialisasi pengguna; (5) mendapatkan informasi terbaru melalui

scanning jurnal, buletin dan sumber daya informasi

penting lainnya; dan (6) layanan hemat waktu. Kebu-tuhan perpustakaan akan layanan penyebaran informasi terseleksi didorong oleh faktor-faktor sebagai berikut: (1) jumlah literatur meningkat dua kali lipat setiap dekade; (2) volume informasi berkembang secara eksponensial; (3) pengguna tidak mempunyai waktu untuk membaca; dan (4) untuk kepuasan pengguna akan ketersediaan informasi yang mereka butuhkan (Fazle 1994).

Ketidaktahuan para peneliti tentang keberadaan layanan penyebaran informasi terseleksi yang dise-lenggarakan PUSTAKA salah satunya diduga disebab-kan kurangnya sosialisasi oleh petugas perpustakaan di UK/UPT tempat peneliti bertugas. Oleh karena itu, untuk mengetahui efektivitas layanan penyebaran informasi terseleksi, perlu dilakukan pengkajian pe-manfaatan layanan tersebut dalam mendukung kegi-atan penelitian pertanian. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan pemanfaatan layanan penye-baran informasi terseleksi oleh peneliti dalam men-dukung kegiatan penelitian serta faktor-faktor yang menghambat peneliti dalam memanfaatkan layanan tersebut.

(3)

METODE

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei deskriptif. Variabel yang diamati meliputi profil pengguna layanan informasi terseleksi, pengetahuan pengguna mengenai layanan informasi terseleksi, pe-manfaatan layanan informasi terseleksi, dan faktor-faktor penghambat pemanfaatan layanan informasi terseleksi.

Populasi pengkajian adalah peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian yang merupakan pengguna layanan informasi terseleksi sebanyak 640 orang. Penentuan sampel ditetapkan secara proporsional berdasarkan jumlah peneliti di masing-masing unit kerja sehingga jumlah sampel ditentukan sebanyak 94 orang.

Data pengkajian terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dijabarkan berdasarkan variabel-variabel yang dikaji, sedangkan data sekunder adalah data dukung yang diperlukan untuk menunjang peng-kajian. Selanjutnya dari data primer ditetapkan instrumen pengkajian berupa kuesioner sesuai dengan parameter pengkajian.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2010 dengan menggunakan kuesioner yang telah di-siapkan. Data yang sudah terkumpul ditabulasi dengan tabel distribusi untuk mengetahui perbandingan jumlah data atau persentase masing-masing kategori dari setiap variabel yang diukur. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi dan beberapa variabel lain yang menggunakan pengu-kuran skala Likert dilakukan penyekoran untuk meng-hasilkan peringkat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden

Profil responden dicirikan oleh karakteristik individu yang melekat pada diri responden, namun beberapa sarjana sosial menyatakan bahwa profil responden dicirikan oleh karakteristik personal dan situasional. Lionberger (1982) menyatakan bahwa karakteristik individu terdiri atas karakteristik personal, situasional, dan psikologis. Bebe-rapa karakteristik personal dan situasional yang diamati dalam pengkajian ini meliputi usia, jenis kelamin, pen-didikan formal, jenjang jabatan, serta jumlah artikel yang ditulis selama tahun 2010.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa 56,38% responden berjenis kelamin perempuan dan sisanya (43,62%) adalah laki-laki. Usia rata-rata responden adalah 40,49 tahun dengan kisaran usia 25-57 tahun. Ber-dasarkan kisaran usia, responden paling banyak berusia 46-57 tahun (35,11%), diikuti oleh yang berusia 25-35 tahun (34,04%) dan sisanya 30,85% pada usia 36-45 tahun (Tabel 1). Berdasarkan usia rata-rata tersebut, kondisi fisik maupun mental responden tergolong usia produktif. Pada kelompok usia 40 tahun, seseorang berada dalam kondisi puncak untuk berbagai bidang yang ditekuni, termasuk peneliti yang menghasilkan inovasi melalui penelitian, produktif dalam menulis karya ilmiah maupun kegiatan lain.

Tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah pascasarjana (60,64%), yaitu S2 sebanyak 43,62% dan S3 sebanyak 17,02%, dan sisanya berpendidikan S1 (39,36%). Dari jenjang pendidikan tersebut, diketahui bahwa jenjang jabatan fungsional peneliti terbanyak adalah Peneliti Pertama (40,43%), diikuti Peneliti Madya (28,72%) dan Peneliti Muda (26,60%).

Selama kurun waktu Januari-Agustus 2010, jumlah artikel yang ditulis responden sebanyak 94 judul. Sebanyak 64 responden (68,09%) menghasilkan 1-10 judul karya tulis ilmiah berupa makalah seminar dan

Tabel 1. Karakteristik responden layanan penyebaran informasi terseleksi.

Karakteristik personal Jumlah Persentase Jenis kelamin Laki-laki 4 1 43,62 Perempuan 5 3 56,38 Usia (tahun) 25-35 3 2 34,04 36-45 2 9 30,85 46-57 3 3 35,11 Pendidikan S1 3 7 39,36 S2 4 1 43,62 S3 1 6 17,02 Jenjang jabatan Peneliti Pertama 3 8 40,43 Peneliti Muda 2 5 26,60 Peneliti Madya 2 7 28,72 Peneliti Utama 4 4,26

Jumlah artikel/karya tulis (judul)

1-2 3 8 40,43

3-4 2 0 21,28

(4)

artikel yang dipublikasikan. Responden yang tidak menghasilkan karya tulis selama kurun waktu tersebut sebanyak 30 orang (31,91%). Karya tulis yang dihasilkan responden dan diterbitkan dalam publikasi dalam negeri sebanyak 93,84%, sedangkan yang diterbitkan di luar negeri hanya 6,16%.

Produktivitas publikasi atau disebut juga research

output atau produktivitas penelitian merupakan salah

satu indikator kinerja penelitian. Produktivitas penelitian dapat diukur kuantitas maupun kualitasnya (Zainab 2000). Pada pengkajian ini, produktivitas publikasi di-hitung berdasarkan jumlah artikel responden dan jenis publikasi selama satu tahun. Produktivitas publikasi yang dihitung merupakan produktivitas peneliti per tahun. Berdasarkan data tersebut, produktivitas peneliti dalam menghasilkan karya tulis ilmiah pada kurun waktu delapan bulan terakhir sebesar 2,6 artikel per peneliti.

Apabila dibandingkan dengan poduktivitas pe-neliti di negara lain, produktivitas publikasi pepe-neliti pertanian di Indonesia termasuk rendah. Hasil peneliti-an Wickremasinghe (2008) pada peneliti pertpeneliti-anipeneliti-an di

Central Rice Research Institute (CRRI) India

menun-jukkan bahwa produktivitas publikasi peneliti sebesar 4,0 - 6,9 artikel per peneliti, sedangkan pada peneliti pertanian di Rice Research and Development Institute (RRDI) Srilangka rata-rata produktivitas publikasi 1,0-3,9 artikel per peneliti yang berarti mempunyai kisaran produktivitas publikasi yang sama dengan peneliti di Indonesia.

Tingginya produktivitas penelitian di India menurut Wickremasinghe (2008) disebabkan: (1) publikasi pene-litian merupakan kriteria penting dalam pengembangan peneliti India; (2) jurnal yang tersedia cukup banyak jum-lahnya terutama jurnal pertanian sehingga para peneliti dapat memanfaatkan jurnal tersebut untuk mempubli-kasikan hasil penelitiannya; dan (3) mayoritas peneliti pertanian di India adalah sarjana strata 3 yang dikon-disikan dapat melakukan penelitian secara independen. Di lain pihak menurut Kurniawan(2003) dalam Naibaho (2007), rendahnya produktivitas publikasi per-tanian dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu rendah-nya tunjangan fungsional peneliti serta promosi karier yang tidak mendorong peneliti untuk melakukan pe-nelitian di bidang masing-masing. Kelemahan lainnya berasal dari lingkungan kerja peneliti, seperti terba-tasnya sumber daya dan sarana penelitian, keterbatasan informasi, situasi institusi yang tidak stabil, dan ke-kurangan tenaga pendukung. Hambatan lain berasal dari lingkungan yang sifatnya makro, seperti tidak adanya

iklim dan tradisi ilmiah, tidak adanya tuntutan untuk melakukan penelitian, sistem birokrasi yang terlalu kaku, minimnya investasi untuk melakukan penelitian, serta hambatan yang bersumber dari kebijakan dan politik.

Pengetahuan Responden tentang Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi

Pada umumnya responden mengetahui layanan penye-baran informasi terseleksi sebagai salah satu upaya layanan informasi hasil penelitian pertanian yang dilakukan PUSTAKA untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Selain itu, responden juga mengetahui media yang digunakan PUSTAKA untuk mengirimkan layanan tersebut kepada peneliti, tetapi sebagian responden tidak mengetahui bahwa layanan informasi terseleksi dikirimkan juga ke perpustakaan tempat responden bertugas. Hal ini diduga karena petugas perpustakaan kurang aktif dalam mensosialisasikan layanan informasi terseleksi kepada peneliti.

Sebagian besar responden (81,91%) mengetahui bahwa layanan penyebaran informasi terseleksi adalah salah satu layanan aktif yang dilakukan PUSTAKA untuk peneliti yang tergabung dalam milis dan untuk per-pustakaan. Responden juga memahami bahwa layanan informasi terseleksi berupa penyebaran daftar artikel publikasi terbaru yang dilengkapi abstrak hasil pe-nelitian pertanian bidang tertentu yang spesifik dan disesuaikan dengan bidang spesialisasi pengguna. Se-bagian besar responden juga mengetahui bahwa salah satu manfaat layanan penyebaran informasi terseleksi adalah mendekatkan informasi hasil penelitian kepada pengguna (Tabel 2) agar dapat mengikuti perkembangan penelitian di luar negeri. Namun, sebagian responden kurang mengetahui adanya petunjuk penggunaan la-yanan informasi terseleksi yang dilampirkan karena petunjuk teknis tersebut kurang representatif. Oleh karena itu, responden menyarankan agar petunjuk teknis tersebut dilengkapi dengan cara mencari informasi sampai prosedur mendapatkan artikel lengkap dari suatu jurnal online, provider atau dari PUSTAKA.

Pemecahan Masalah Terkait dengan Pemanfaatan Layanan Informasi Terseleksi

Konsultasi merupakan salah satu cara komunikasi antara seseorang dan orang lain yang dipandang memiliki

(5)

kom-petensi dalam bidang tertentu dan mampu memecahkan permasalahan tersebut. Pada pengkajian ini, permasalahan yang dianalisis adalah yang terkait dengan pemanfaatan layanan informasi terseleksi oleh peneliti maupun pen-carian informasi yang mereka butuhkan.

Sebagai salah satu sarana komunikasi bagi peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian, PUSTAKA membentuk suatu kelompok diskusi dalam bentuk milis (mailing

list) penelitian dan pengkajian pertanian (litkaji)

de-ngan alamat peneliti_deptan@yahoo.com. Anggota milis dapat berkomunikasi dengan menggunakan surat elek-tronik (surel/e-mail) pada daftar alamat (list address). Setiap surat elektronik yang masuk akan dikirim balik ke setiap anggota milis. Salah satu fungsi milis litkaji adalah mendekatkan informasi kepada anggota milis, sekaligus sebagai media untuk berkomunikasi (bertukar informasi) serta mendapatkan umpan balik.

Selain melalui milis, peneliti juga menggunakan berbagai cara untuk memecahkan masalah yang terkait dalam pemanfaatan layanan informasi terseleksi dan ke-butuhan informasi. Sebagian besar responden (74,47%) memilih menyelesaikan sendiri masalah kebutuhan informasi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti telah mampu memenuhi kebutuhan informasi secara mandiri, baik dengan memanfaatkan layanan informasi terseleksi maupun mencarinya di internet. Sebanyak

Tabel 2. Pengetahuan responden mengenai layanan penyebaran informasi terseleksi.

Indikator pengetahuan Mengetahui Tidak mengetahui

Layanan penyebaran informasi terseleksi adalah salah satu layanan aktif yang 7 7 1 7 dilakukan PUSTAKA untuk peneliti yang tergabung dalam milis dan perpustakaan (81,91) (18,09) Layanan penyebaran informasi terseleksi berisi daftar bibliografis yang dilengkapi 7 2 2 2

dengan abstrak hasil penelitian bidang tertentu (76,60) (23,40) Sumber informasi layanan penyebaran informasi terseleksi adalah jurnal elektronik 8 1 1 3

(Proquest, ScienceDirect, dan TEEAL) yang dilanggan PUSTAKA (86,17) (13,38) Layanan penyebaran informasi terseleksi selain dikirim kepada peneliti juga dikirim 5 3 4 1

ke perpustakaan UK/UPT dalam bentuk CD-ROM (56,38) (43,62)

Layanan penyebaran informasi terseleksi dilengkapi dengan petunjuk teknis 5 4 4 0 (57,45) (42,55) Akses ke jurnal elektronik Proquest dan ScienceDirect memerlukan identitas pengguna 7 5 1 9

dan kata sandi (79,79) (20,21)

Ketentuan tentang aturan mengunduh atau menyalin artikel dari Proquest dan 6 1 3 3 ScienceDirect adalah dilarang menyalin atau mengunduh untuk kepentingan selain (64,89) (35,11) untuk kegiatan penelitian

Salah satu manfaat layanan penyebaran informasi terseleksi adalah mendekatkan 7 7 1 7

informasi hasil penelitian kepada peneliti (81,91) (18,09)

Tabel 3. Cara dan media yang digunakan responden dalam me-mecahkan masalah kebutuhan informasi.

Cara/media pemecahan masalah Jumlah Persentase Cara pemecahan masalah

Menyelesaikan sendiri 7 0 74,47 Bantuan petugas perpustakaan 2 3 24,47

Pasif 1 1,06

Media penyampaian masalah

Surat elektronik 8 7 92,55

Faksimile 2 2,13

Pos 5 5,32

24,47% responden meminta bantuan petugas perpus-takaan dan hanya 1,06% yang pasif (Tabel 3).

Berbagai media digunakan peneliti untuk menyam-paikan masalah kebutuhan informasi mereka. Sebagian besar responden (92,55%) menggunakan surat elektronik untuk menyampaikan kebutuhan informasi mereka, 2,13% melalui faksimile, dan 5,32% melalui pos. Media surat elektronik paling banyak digunakan responden dan efektif untuk menyampaikan kebutuhan informasi karena mereka dapat memanfaatkan milis litkaji untuk saling berkomunikasi dalam upaya memecahkan kebu-tuhan informasi, baik dengan sesama peneliti maupun dengan PUSTAKA.

(6)

Pemanfaatan Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi

Informasi hasil penelitian pertanian diperlukan peneliti untuk mendukung berbagai aktivitasnya mulai peren-canaan, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan, sampai penyusunan artikel untuk seminar atau untuk dipublikasikan. Berbagai layanan informasi disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi peneliti. Layanan penyebaran informasi terseleksi dimaksudkan untuk mempermudah peneliti mendapatkan informasi mutakhir sesuai bidang spesialisasinya.

Hasil pengkajian pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi memperlihatkan bahwa responden memanfaatkan layanan ini terutama untuk menambah pengetahuan informasi mutakhir, mendekatkan informasi yang mereka butuhkan, dan mempermudah pencarian informasi (Tabel 4). Masih sedikit responden yang memanfaatkan layanan ini sebagai acuan penulisan proposal, laporan penelitian, dan penulisan karya ilmiah. Hal ini sesuai dengan tujuan layanan penyebaran informasi terseleksi, yaitu untuk menyediakan dan mendekatkan informasi terkini kepada peneliti dalam memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan minat/ spesialisasi peneliti.

Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa kemu-dahan mencari informasi bagi peneliti merupakan faktor terpenting dalam mendukung penelitian dan pengkajian. Responden juga menyatakan bahwa dengan meman-faatkan layanan informasi terseleksi, mereka dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta mengikuti perkembangan penelitian terkini di luar negeri sesuai dengan bidang spesialisasinya.

Faktor Penghambat Pemanfaatan Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi

Berdasarkan persepsi responden, hambatan utama dalam pemanfaatan layanan informasi terseleksi adalah: (1) jaringan internet tidak stabil dan lambat; (2) kemampuan petugas dalam penguasaan teknologi informasi terbatas; dan (3) layanan informasi terseleksi kurang disosiali-sasikan kepada para peneliti, baik oleh PUSTAKA maupun oleh petugas perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian (Tabel 5). Hambatan lain yang sering ditemu-kan responden adalah pengiriman identitas pengguna (ID) dan kata sandi tidak tepat waktu dan sarana pe-nelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan UK/ UPT terbatas.

Tabel 5. Persepsi responden terhadap faktor-faktor penghambat pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi.

Faktor penghambat Skor Peringkat

Intensitas pengiriman layanan penyebaran informasi terseleksi

rendah 3,51 8

Pengiriman identitas pengguna dan kata sandi tidak tepat waktu 3,78 4

Jaringan internet tidak stabil (lambat) 4,09 1

Layanan penyebaran informasi terseleksi kurang disosialisasikan 3,82 3 Kemampuan petugas perpustakaan di bidang teknologi informasi

terbatas 4,00 2

Pangkalan data offline rendah 3,67 6

Sarana penelusuran informasi elektronis terbatas 3,73 5 Petunjuk teknis penyebaran layanan informasi terseleksi tidak jelas 3,60 7

Tabel 4. Pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi oleh responden.

Pemanfaatan Skor Peringkat

Mendekatkan informasi 4,36 2

Mempermudah pencarian informasi 4,31 3 Menambah pengetahuan informasi 4,37 1 mutakhir

Menambah pengetahuan penelitian 4,21 5 spesifik

Menambah pengetahuan sumber 4,10 6 informasi

Mempercepat dalam memperoleh 4,27 4 artikel lengkap

Acuan penulisan proposal 4,01 8

Acuan penulisan laporan penelitian 4,02 7 Acuan penulisan karya ilmiah 3,27 9 Media komunikasi hasil penelitian 3,18 1 0

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Sebagian besar peneliti mengetahui bahwa layanan penyebaran informasi terseleksi merupakan salah satu layanan aktif yang dilakukan PUSTAKA untuk peneliti yang tergabung dalam milis dan disebarkan pula ke perpustakaan tempat peneliti bekerja, berupa daftar artikel dari publikasi terkini yang dilengkapi abstrak hasil penelitian pertanian yang lebih spesifik pada bi-dang tertentu sesuai dengan spesialisasi peneliti. Layanan penyebaran informasi terseleksi yang disebar-kan melalui surat elektronik cukup efektif dalam me-ningkatkan pengetahuan peneliti mengenai perkem-bangan hasil penelitian pertanian dan mendekatkan informasi kepada peneliti.

Peneliti menggunakan berbagai cara dan media untuk memecahkan masalah yang terkait dalam pe-manfaatan layanan informasi terseleksi dan kebutuhan informasi. Sebagian besar peneliti menyelesaikan sendiri masalah kebutuhan informasi mereka dan mengguna-kan surat elektronik sebagai media yang efektif dalam menyampaikan masalah kebutuhan informasi. Layanan penyebaran informasi terseleksi dimanfaatkan peneliti terutama untuk menambah pengetahuan informasi terkini, mendekatkan informasi yang mereka butuhkan, dan mempermudah pencarian informasi.

Hambatan utama pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi adalah: (1) jaringan internet yang tidak stabil dan lambat; (2) kemampuan petugas dalam penguasaan teknologi informasi terbatas; dan (3) laya-nan penyebaran informasi terseleksi kurang diso-sialisasikan kepada para peneliti, baik oleh PUSTAKA maupun oleh petugas perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian.

Saran

Petugas/pengelola perpustakaan UK/UPT Badan Litbang perlu lebih proaktif mensosialisasikan layanan penye-baran informasi terseleksi kepada peneliti, penyuluh, dan pengguna lain agar layanan tersebut dapat diketahui dan dimanfaatkan secara luas untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Layanan penye-baran informasi terseleksi bersifat dinamis karena ke-butuhan informasi semakin kompleks dan terus berubah.

Oleh karena itu, pengelola layanan informasi terseleksi secara berkala perlu memperbaharui profil pengguna/ peneliti dan meningkatkan peran subject specialist terutama dalam menentukan informasi yang tepat dan sesuai dengan profil pengguna. Pengelola layanan penyebaran informasi terseleksi juga perlu membangun jejaring kerja sama dengan perpustakaan lain untuk memperkaya informasi, tidak sebatas hanya member-dayakan jurnal elektronik yang dilanggan PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA

Cook, C. and F. Heath. 2001. User's perception of library service quality: A LIBQUAL qualitative study. Washington DC: ARL Measuring Service Quality Symposium. www.arl.org/libqual/ event/ oct2000msq/papers/HeatCook/heatcook.html. [15 July 2010].

Fazle, A.F.M. 1994. The Changing Frontier of Library and Information Science. Comment Wealth Publisher: New Delhi. Kinnel, M. 1994. Quality management and library and information services: Competitive advantage for information evolution. IFLA J. 21 (4): 265-273.

Lionberger, H.F. 1982. Communication Strategies. A Guide for Agricultural Change Agent. Columbia: University of Missoury. 239 pp.

Maclean J. and C. Janagap. 1993. The publication productivity of International Agricultural Research Center. Sciento-metrics 28(3): 329-348.

Maksum. 2010. Model pengembangan perpustakaan khusus di era keterbukaan. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional dan Munas Perpustakaan Khusus dan Umum, Bandung, 27 April 2010.

Moenir, A.S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 228 hlm.

Naibaho, K. 2007. Perpustakaan sebagai salah satu indikator utama dalam mendukung universitas bertaraf internasional. http:// staf.blog.ui.ac.id/clara. [26 Juli 2010]

Prasher, R.G. (Ed.). 1997. Library and Information Science: Parameters and perspectives. Concept Publishing Limited. PUSTAKA (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Pertanian). 2006. Grand Design Perpustakaan Digital PUSTAKA 2006-2010. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

Suhardini, D. 2010. Modul Paket Informasi Terseleksi. Kumpulan artikel perpustakaan UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wickremasinghe, S.I. 2008. Evaluating research productivity: A case study of rice scientists in India and Sri Lanka. J. Natn. Sci. Foundation Sri Lanka, 36(1), March 2008.

Zainab, A.N. 2000. Publication productivity, focus on institutional, collaborative and communicational correlates: A review of literature. Malays. J. Libr. Inform. Sci. 5(1): 53-94. http:// Majlis.Fsktm.Um.Edu.My/Downlog.Asp?Aid=154.[15 July 2010].

Gambar

Tabel 1. Karakteristik responden layanan penyebaran informasi terseleksi.
Tabel 3. Cara dan media yang digunakan responden dalam me- me-mecahkan masalah kebutuhan informasi.
Tabel 5. Persepsi responden terhadap faktor-faktor penghambat pemanfaatan layanan penyebaran informasi terseleksi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian Afriyanti (2011) menyatakan bahwa variabel Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan dalam penelitian Sari (2014)

Dari Tabel 5 dari hasil pengujian terlihat bahwa proses karboksimetilasi dapat meningkatkan penyerapan kelembaban dari kain poliester selulosa, pemakaian konsentrasi natrium

Segala syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Penerapan

Nilai IRR untuk masing-masing pola pengusahaan tanaman skenario 1 dan skenario 3 berturut-turut sebesar 15,66% dan 16,24% artinya dengan penurunan biaya pengusahaan sebesar 80%

Sampel ditentukan dengan referensi dari Riduwan dan Kuncoro dengan taraf kesalahan 5% sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 konsumen.Metode analisis

PKWT harus dibuat secara tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin, bahkan dalam hal PKWT yang dibuat tidak dengan tertulis dinyatakan sebagai Perjanjian

Örnek : verilen n sayısından küçük olan tüm asal sayıları listeleyen matlab fonksiyonunu alt fonksiyon kullanarak yazınız.. function sonuc = asal_misayi bolenler=[]; for

Faktor yang mempengaruhi konsumen berbelanja di Pasaraya Sri Ratu Pemuda Semarang berdasarkan variabel kualitas pelayanan terbagi menjadi empat faktor yaitu faktor kemampuan