• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN KANTOR CABANG BARU PADA PT. SUARMANIK KENCANA DI KUTA, BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN KANTOR CABANG BARU PADA PT. SUARMANIK KENCANA DI KUTA, BALI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN

KANTOR CABANG BARU PADA PT.

SUARMANIK KENCANA DI KUTA, BALI

Dewi Putri Darniati, Hendry Hartono

Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebun Jeruk Raya No 27, Jakarta Barat 11530,

Indonesia, Telp (+62-21) 53696969 [email protected], [email protected]

ABSTRACT

PT. Suarmanik Kencana is a company that moves in sea voyage tourism services and in 2015, they are planning to expand their business by opening a new branch office in Kuta, Bali. The purpose of this research is to analyze the feasibility of opening a new branch by looking few aspects such as the market and marketing aspects, technical/operational aspects, management and human resources aspects, financial aspect, industrial environment aspect, life environment aspect, economical aspect, social and politics and legal aspect. The research method that being used are qualitative and quantities with descriptive approach. The data was collected by interviews and observations. The result of this research is where the opening of the new branch office will be run by PT. Suarmanik Kencana has been worthy of all aspects, mainly from financial aspect, wherein seen from the calculation of PP, the opening of a new branch office will be run by PT. Suarmanik Kencana has been feasible with a period of PP for 5 months and 7 days, seen from the calculation of NPV, the opening of a new branch office will be run by PT. Suarmanik Kencana has been feasible with NPV of Rp.17.740.320.612, seen from the IRR calculation, the opening of a new branch office will be run by PT. Suarmanik Kencana has been feasible with the value of IRR of 38%, and the views from the calculation of PI, the opening of a new branch office will be run by PT. Suarmanik Kencana has been feasible with the value of PI of 22.34.

Key words: Tourism, Business Qualification, PP, NPV, IRR, PI

ABSTRAK

PT. Suarmanik Kencana adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayaran pariwisata dan pada tahun 2015 berencana untuk memperluas bisnis dengan membuka kantor cabang baru di Kuta, Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pembukaan kantor cabang baru tersebut dilihat dari beberapa aspek meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/operasi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek lingkungan industri, dan aspek lingkungan hidup (AMDAL), aspek ekonomi, sosial dan politik dan aspek yuridis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian

(2)

ii

ini adalah dimana pembukaan kantor cabang baru yang akan dijalankan oleh PT. Suarmanik Kencana telah layak dari keseluruhan aspek, terutama pada aspek keuangan, dimana dilihat dari perhitungan PP, maka pembukaan kantor cabang baru yang akan dijalankan oleh PT. Suarmanik Kencana telah layak dengan jangka waktu PP selama 5 bulan 7 hari, dilihat dari penghitungan NPV, maka pembukaan kantor cabang baru yang akan dijalankan oleh PT. Suarmanik Kencana telah layak dengan nilai NPV sebesar Rp.17.740.320.612, dilihat dari perhitungan IRR, maka pembukaan kantor cabang baru yang akan dijalankan oleh PT. Suarmanik Kencana telah layak dengan nilai IRR sebesar 38%, dan dilihat dari perhitungan PI, pembukaan kantor cabang baru yang akan dijalankan oleh PT. Suarmanik Kencana telah layak dengan nilai PI sebesar 22,34.

(3)

iii

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Menurut Yoeti, Oka A (2008, p1), para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting pada abad ke-21. PT. Suarmanik Kencana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayaran pariwisata. Tahun 1994 perusahaan ini didirikan yang memiliki kantor pusat di Lombok (Nusa Tenggara Barat). Perusahan ini berawal dengan tujuan ingin memperkenalkan pulau-pulau yang ada di Indonesia khususnya pulau-pulau yang berada di Lombok, Sumbawa dan Flores dengan berfokus kepada ecotourism yaitu pulau komodo yang merupakan bagian dari tujuh keajaiban dunia.

Visi dari PT. Suarmanik Kencana ialah menjadi perusahaan multinasional, untuk meningkatkan dan memperkenalkan industri pariwisata Indonesia yang mendukung program pemerintah “Indonesian Tourism”. Dengan misi yaitu:

1. Jangka pendek, memperkenalkan perusahaan secara luas di mulai dari dalam negeri, mengelola fasilitas yang ada dan terus meningkatkan pelayanan dan armada serta memberikan pelatihan karyawan sehingga mereka dapat memberikan layanan yang berstandar internasional.

2. Jangka panjang, perusahaan melakukan kerja sama dengan banyak perusahaan dari seluruh dunia dan juga memiliki cabang di berbagai Negara. Hal ini supaya sesuai target dari PT. Suarmanik Kencana untuk pencapaian visinya yaitu di tahun 2025.

Dalam pencapaian visi dan misinya, PT. Suarmanik Kencana perlu melakukan strategi bisnis yang mana menurut Johan, Suwinto (2011, p23) setiap perusahaan sama dengan setiap manusia, keinginan untuk makin maju dan makin besar. Sebagaimana menurut Badan Pusat Statistik, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia menurut pintu masuk ialah sebagai berikut:

Tabel Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk Tahun 2010-1014

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik), 2015

Berdasarkan data tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa Bali merupakan pintu utama para wisatawan mancanegara memasuki Negara Indonesia. Dengan demikian Bali merupakan tempat paling strategis dalam pembukaan kantor cabang baru untuk pengembangan usaha perusahaan. Untuk terselenggaranya pembukaan kantor cabang baru diperlukan adanya investasi, baik berupa penyertaan modal sendiri maupun modal dari pihak luar. Tujuan akhir dari sebuah investasi adalah meningkatkan laba perusahaan. Kajian studi kelayakan bisnis perlu dilakukan PT. Suarmanik Kencana untuk menghindari kerugian besar, dengan mengkaji aspek-aspek yang sangat mempengaruhi suatu bisnis layak atau tidak untuk dijalankan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Pembukaan Kantor Cabang Baru Pada PT. Suarmanik Kencana Di

Kuta, Bali”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut:

(4)

iv

1. Bagaimana menentukan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan PT. Suarmanik Kencana dalam rencana pembukaan kantor cabang baru?

2. Bagaimana identifikasi kelayakan rencana pembukaan kantor cabang baru ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/operasi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek lingkungan industri, aspek lingkungan hidup (AMDAL) , aspek ekonomi, sosial, dan politik, dan aspek yuridis (legal)?

3. Bagaimana dengan dampak terhadap kinerja perusahaan atas pembukaan kantor cabang baru di Kuta, Bali?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang harus dipertimbangkan PT. Suarmanik Kencana dalam rencana pembukaan kantor cabang baru.

2. Untuk mengetahui kelayakan rencana pembukaan kantor cabang baru ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/operasi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek lingkungan industri, aspek lingkungan hidup (AMDAL) , aspek ekonomi, sosial, dan politik, dan aspek yuridis (legal).

3. Untuk mengetahui dampak terhadap kinerja perusahaan atas pembukaan kantor cabang baru di Kuta, Bali.

METODE PENELITIAN

a. Penetapan Kriteria Optimasi

Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan terhadap aspek keuangan. Aspek keuangan adalah aspek komponen paling utama dalam mengukur optimasi suatu studi kelayakan usaha. Dengan kriteria kelayakan yang digunakan:

Tabel Kriteria Kelayakan Aspek Keuangan

No. AspekKeuangan Kriteria

1 Sumber dan Biaya Modal Modal sendiri

• Investasi dikatakan layak jika:

Payback Period lebih pendek dari umur ekonomis aktiva • Investasi dikatakan tidak layak jika:

Payback Period lebih panjang dari umur ekonomis aktiva

• Investasi dikatakan layak jika:

NPV > 0

• Investasi dikatakan tidak layak jika:

NPV < 0

• Investasi dikatakan layak jika:

IRR > cost of capital (biaya modal), atau sesuai dengan persentase keuntungan yang ditetapkan investor

• Investasi dikatakan tidak layak jika:

IRR < cost of capital (biaya modal), atau lebih dari persentase keuntungan yang ditetapkan investor

• Investasi dikatakan layak jika:

PI > 1

• Investasi dikatakan tidak layak:

PI < 1

Metode Deskriptif Kuantitatif 5 Profitability Index (PI)

2 Payback Period (PP)

3 Net Present Value (NPV)

4 Internal Rate of Return (IRR)

(5)

v

b. Pengembangan Alternatif Solusi

Selain dari aspek keuangan, ada beberapa aspek yang menjadi kriteria alternatif solusi dalam menganalisis kelayakan usaha untuk melakukan investasi pembukaan cabang baru. Berikut kriteria yang terdapat pada masing-masing aspek, yaitu:

Tabel Kriteria Kelayakan Alternatif Solusi

No Aspek Studi Kelayakan Bisnis Kriteria

Adanya potensi pasar untuk produk yang dijual dan seberapa market share yang dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. Kriteria yang dibahas dalam aspek pasar dan pemasaran, meliputi:

• Proyeksi penjualan

Bauran pemasaran (marketing mix ) • Segmenting, Targeting, Positioning

Metode Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif (Trend Linier ) Tujuan penilaian aspek ini agar perusahaan dapat menentukan lokasi usaha, proses operasional, peralatan operasional, dan tata letak (layout )

Metode Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif (Perbandingan Eksponensial)

Aspek ini menilai bagaimana pengelolaan usaha dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh SDM yang profesional. Sehingga struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan kriteria perusahaan. Kriteria pembahasan:

• Struktur organisasi • Uraian pekerjaan

• Jumlah karyawan dan tingkat gaji

Metode Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif (Trend linier ) Memaparkan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan situasi ekonomi, sosial serta politik

Metode Deskriptif Kualitatif

Usaha dapat dinyatakan legal jika telah mendapatkan izin usaha dari pemerintah daerah setempat melalui departemen/instansi terkait

Metode Deskriptif Kualitatif

Aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara AMDAL rencana bisnis dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan

Metode Deskriptif Kualitatif

Menjelaskan mengenai 5 hal: Ancaman pendatang baru, persaingan sejenis, ancaman produk substitusi, kekuatan pemasok, dan kekuatan pembeli

Metode Deskriptif Kualitatif 6 Aspek Lingkungan Hidup

7 Aspek Lingkungan Industri 3 Aspek Manajemen dan SDM

4 Aspek Ekonomi sosial politik

5 Aspek Yuridis

1 Aspek Pasar dan Pemasaran

2 Aspek Teknis/Operasi

Sumber: Penulis (2015)

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus, Metode penelitian yang dilakukan adalah Metode Deskriptif. Jenis sumber data adalah Data Primer dan Data sekunder Dan teknik pengumpulan data adalah:

 Penelitian Lapangan - Observasi(Pengamatan) - Wawancara

(6)

vi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Keuangan

Hal- hal yang akan diukur dalam aspek keuangan meliputi kebutuhan dana dan sumbernya, aliran kas, dan penilaian investasi yang mana akan diukur menggunakan metode penilaian investasi.

Sumber Dana

Untuk mengetahui biaya modal dalam rencana bisnis adalah dana yang berasal dari modal sendiri, maka perhitungan biaya modal tersebut berdasarkan penilaian pemilik perusahaan. Menurut director, biaya modal yang dibebankan atas pemanfaatan modal sendiri berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan, dimana pemilik menentukan tingkat pengembalan investasi yang diharapkan berdasarkan tingkat pengembalian resiko.

Skenario Moderat

Persentase penjualan pada skenario moderat ini diasumsikan berbeda setiap tahunnya, seperti dipaparkan dalam tabel 4.10 Proyeksi Penjualan Moderat.

Tabel Proyeksi Penjualan Moderat

Tahun

Persentase Kenaikan Penjualan Aktual

2016 - 8,383,200,000 2017 6% 8,928,108,000 2018 7% 9,553,075,560 2019 11% 10,699,444,627 2020 7% 11,555,400,197 2021 12% 13,057,602,223 2022 5% 13,710,482,334 2023 4% 14,258,901,628 2024 6% 15,185,730,233 2025 6% 16,172,802,699

Sumber: PT. Suarmanik Kencana (2015)

Biaya Pajak

Biaya pajak yang dikenakan pada perusahaan dalam setiap tahunnya ditentukan dari tarif yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Undang-Undang Perpajakan. Berdasarkan undang-undang nomor 17 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan pasal 17 ayat (1) a UU PPh adalah:

Tabel Pembagian Pajak

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 50.000.000,-

5%

Diatas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp. 250.000.000,-

15%

Diatas Rp. 250.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000,-

25%

Diatas Rp. 500.000.000,-

30%

Sumber: www.pajak.go.id

Berdasarkan tabel di atas, maka pajak yang dikenakan pada pembukaan kantor cabang baru yang akan dijalankan oleh PT. Suarmanik Kencana adalah 30% pertahun dan akan dikenakan pada EBT atau Earning Before Taxes.

Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat

Pada Penilaian investasi ini akan dinilai menggunakan Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return dan Profitability Index. Berikut ini perincian penilaian investasi tersebut:

(7)

vii

a. Payback Period

Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha jasa pelayaran pariwisata ini bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan payback period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut:

= 5.676135084 bulan = 5 bulan 7 hari

Dari perhitungan ini adalah modal investasi pada rencana usaha jasa pelayaran pariwisata akan kembali pada bulan kelima hari ketujuh < dari umur ekonomis aktiva, sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi pembukaan kantor cabang baru dinyatakan layak.

b. Net Present Value

Metode ini menghitung selisih antara modal investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun Terminal Cash Flow) dimasa yang akan datang. Dengan menggunakan perhitungan di Microsoft Excel, NPV pada rencana pembukaan kantor cabang baru di Kuta, Bali adalah sebesar Rp 17.740.320.612 yang menunjukkan hasil positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi pembukaan kantor cabang baru dinyatakan layak.

Tabel Proyeksi Net Present Value Moderat

Periode OCF DF (8,05%) PV 2016 1,757,844,000 0,925497455 1,626,880,148 2017 1,870,898,760 0,856545539 1,602,509,987 2018 2,022,550,457 0,792730716 1,603,337,873 2019 2,520,604,546 0,73367026 1,849,292,594 2020 2,795,582,910 0,679009959 1,898,228,636 2021 3,501,861,408 0,628421989 2,200,646,710 2022 3,591,172,477 0,581602951 2,088,636,510 2023 3,583,460,147 0,538272051 1,928,876,442 2024 3,815,179,956 0,498169413 1,900,605,960 2025 4,061,961,553 0,461054524 1,872,785,751 TOTAL PV 18,571,800,612 NPV 17,740,320,612

Sumber: Pengolahan Data (2015)

= 18,571,800,612 - 831,480,000 = Rp. 17,740,320,612

c. Internal Rate of Return

Metode Internal Rate of Returns menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang di isyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. Kriteria yang layak dari Internal Rate of Returns yaitu sebesar 11.5% (6.5% tingkat inflasi dan 5% tingkat suku bunga). Hasil penghitungan Internal Rate of Returns dari arus kas bersih di atas, ditemukan nilai Internal Rate of Returns sebesar 38%. Maka 38% > 11.5% sehingga perhitungan dapat dinyatakan layak sesuai kriteria kelayakan bisnis. Uraiannya adalah sebagai berikut:

(8)

viii

Tabel Perhitungan Internal Rate of Returns dengan Faktor Diskonto Moderat

Periode OCF DF (8,05%) PV (I) DF (24 %) PV (II)

2016 1,757,844,000 0,925497455 1,626,880,148 0,806451612 1,417,616,129 2017 1,870,898,760 0,856545539 1,602,509,987 0,650364204 1,216,765,583 2018 2,022,550,457 0,792730716 1,603,337,873 0,524487261 1,060,801,950 2019 2,520,604,546 0,73367026 1,849,292,594 0,422973597 1,066,149,173 2020 2,795,582,910 0,679009959 1,898,228,636 0,34110774 953,594,969 2021 3,501,861,408 0,628421989 2,200,646,710 0,275086887 963,316,154 2022 3,591,172,477 0,581602951 2,088,636,510 0,221844263 796,681,015 2023 3,583,460,147 0,538272051 1,928,876,442 0,178906664 641,104,902 2024 3,815,179,956 0,498169413 1,900,605,960 0,144279568 550,452,516 2025 4,061,961,553 0,461054524 1,872,785,751 0,11635449 472,627,467 TOTAL PV 18,571,800,612 TOTAL PV 9,139,109,857 NPV I 17,740,320,612 NPV II 8,307,629,857

Sumber: Pengolahan Data (2015)

Interpolasi:

=

= 8,05% + 1,880727469 x 15,95

= 0,38047603 atau 38%

d. Profitability Index

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, tapi apabila kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah:

PV = 22,34

Dikarenakan nilai PI (22,34) > 1, maka pembukaan kantor cabang baru yang akan dijalankan oleh PT. Suarmanik Kencana dinyatakan layak sesuai kriteria Profitability Index.

Tabel Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat

No M etode Kriteria

Penilaian Hasil Keputusan

1 PP < 10 Tahun 5 Bulan 7 hari Diterima

2 NPV > 0 Rp. 17,740,320,612 Diterima

3 IRR > 11,5% 38% Diterima

4 PI PI > 1 22,34 Diterima

(9)

ix

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai aspek yang telah diperoleh pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa rencana untuk pembukaan kantor cabang baru pada PT. Suarmanik Kencana di Kuta, Bali dinyatakan layak berdasarkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam menentukan proyek pembukaan kantor cabang baru di Kuta, Bali, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh PT. Suarmanik Kencana adalah sebagai berikut:

• Dekat dengan pasar.

• Ketersediaan transportasi untuk konsumen. • Sikap pelanggan.

• Sumber tenaga kerja. • Sumber energi listrik.

2. Peninjauan dari beberapa aspek akan dijabarkan pada tabel berikut ini:

Tabel Implikasi Solusi Terpilih

No Aspek Studi Kelayakan

Bisnis Kriteria Keputusan

· Proyeksi penjualan

· Bauran pemasaran (marketing mix )

· Segmenting, Targeting, Positioning

2 Aspek Teknis/Operasi Lokasi usaha, proses operasional, peralatan operasional, dan

tata letak (layout ) Layak

· Struktur organisasi

· Uraian pekerjaan

· Jumlah karyawan dan tingkat gaji

Modal sendiri

Metode penilaian investasi

5 Aspek Lingkungan IndustriAncaman pendatang baru, persaingan sejenis, ancaman produk

substitusi, kekuatan pemasok, dan kekuatan pembeli Layak

6 Aspek Lingkungan Hidup

Aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara AMDAL rencana bisnis dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan

Layak

7 Aspek Ekonomi sosial

politik

Memaparkan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan

perkembangan situasi ekonomi, sosial serta politik Layak

8 Aspek Yuridis

Usaha dapat dinyatakan legal jika telah mendapatkan izin usaha dari pemerintah daerah setempat melalui departemen/instansi terkait

Layak Layak

Layak

Layak

1 Aspek Pasar dan

Pemasaran

3 Aspek Manajemen dan

SDM

4 Aspek Keuangan

Sumber: Pengolahan Data (2015)

3. Dampak terhadap kinerja perusahaan atas pembukaan kantor cabang baru di Kuta, Bali menunjukkan bahwa dengan adanya pembukaan kantor cabang baru memberikan kontribusi kenaikan persentase penjualan sampai dengan 12%.

SARAN

Berdasarkan data kesimpulan diatas, maka dapat ditarik beberapa saran ialah sebagai berikut:

1. Untuk rencana jangka panjang sebaiknya PT. Suarmanik Kencana secara konsisten memperluas target bisnis dengan membuka kantor cabang baru di tempat strategis lainnya selain di Indonesia.

2. Untuk kedepannya PT. Suarmanik Kencana di harapkan memiliki beberapa transportasi laut lagi untuk semakin memperlancar operasional.

3. Sistem pendanaan disarankan lebih terbuka, sehingga dapat mengundang investor untuk berpartisipasi mengembangkan proyek kantor cabang baru diluar Indonesia.

4. Perusahaan diharapkan mengembangkan inovasi produk/jasa lebih bervariasi dari pada saat ini dengan memperhatikan semakin banyaknya permintaan destinasi laut selain Komodo Sailing Trip, sehingga dapat menaikkan omset penjualan.

(10)

x

REFERENSI

Abdul Halim. (2007). Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat.

Badan Pusat Statistik. (2015). Data Statistik Indonesia: Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk, 1997-2014.

Bonee, Louis E., & Kurtz David L. (2008). Contemporary Business. Australia, Thomson.

Butarbutar, R. and Soemarno, S (2013). Environmental Effects of Ecotourism in Indonesia, Journal of Indonesian Tourism and Development Studies Vol 1, No 3 (2013)

Darsono dan Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Penerbit: Yogyakarta, Andi.

David, Fred R. (2011). Manajemen Strategis. Jakarta, Salemba Empat. Forshee, Jill (2006). Culture And Customs of Indonesia. Greenwood Press.

Fuad, M. H, Christine. Nurlela, Sugiarto dan Paulus, Y.E.F. (2006). Pengantar Bisnis, Cetakan Kelima, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gitman, Lawrence.J. (2006). Principals of Managerial finance. 11th Edition, Perason Addison Wesley.

Griffin, Ricky. W dan Elbert, Ronald J. (2007). Bisnis. Edisi kedelapan. Jilid1.Penerbit Jakarta, Erlangga.

Holloway, J. Christopher; Claire Humphreys and Rob Davidson. (2009). The Business of Tourism. 8th ed. London, Prentice Hall.

Johan, Suwinto. (2011). Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta, Graha Ilmu. Kasmir dan Jakfar. (2007). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-2. Jakarta, Prenada Media. Kasmir dan Jakfar. (2008). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-2. Jakarta, Prenada Media. Kasmir dan Jakfar. (2010). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta, Prenada Media.

Kasmir dan Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta, Kencana Prenada Media Grup.

Kotler, Phillip and Keller, Kvin Lane. (2009). Marketing Management 13thEdition. Prentice Hall. Luis, Suwardi., & Prima A, Biromo. (2007). Step by step in Cascading Balanced Scorecard to

Functional Balanced Scorecard. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Madura, Jeff. (2007). Pengantar Bisnis. Edisi Empat, Terjemahan. Penerbit Jakarta, Salemba Empat.

Oka A. Yoeti. (2008) Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Penerbit Jakarta,

Kompas.

Pearce dan Robinson. (2008). Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan pengendalian. Jakarta, Salemba Empat.

Petrevska, B. (2012). Economic impacts of tourism: the evidence of Macedonia.

Pitana, I Gde & Putu G, Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta, CV Andi Offset. Render, H, J. (2009). Operation Management. Jakarta, Salemba Empat.

Riyanto, Bambang. (2010). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta, BPFE.

Subagyo, Ahmad. (2007). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.

Sugiyono (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung, Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta.

Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Umar, Husein. (2007). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada.

UNWTO (United Nations World Tourism Organizations). (2014). Worid Tourism Barometer. Vol. 12, (2014)

Wheelen, Thomas L., Hunger J David. (2008). Strategic Management and Business Policy, Edisi11, Pearson International Edition.

(11)

xi

Dewi Putri Darniati lahir di kota Pekanbaru pada 25 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 Universitas Bina Nusantara dalam bidang Bisnis Manajemen pada 2015.

Gambar

Tabel Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk  Tahun 2010-1014
Tabel Proyeksi Penjualan Moderat
Tabel Proyeksi Net Present Value Moderat
Tabel Perhitungan Internal Rate of Returns dengan Faktor Diskonto Moderat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui kelayakan pendirian pabrik pengolahan rumput laut di Sumatera Barat dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/ operasional, aspek keuangan,

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini meliputi pembahasan konsep dasar teori studi kelayakan bisnis meliputi, aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek

Analisis kelayakan pendirian industri meliputi aspek pasar dengan meramalkan jumlah permintaan dan strategi pemasaran, aspek teknik dengan menganalisis lokasi dan

Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan cabang baru restoran Pandan Bistro ini, digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG RUMAH MAKAN MADE IN BANDUNG DITINJAU DARI ASPEK PASAR, TEKNIS DAN FINANSIAL.. DI

Hubungan aspek pasar, aspek teknik dan aspek finansial nantinya akan menghasilkan kesimpulan mengenai kelayakan investasi secara umum dilihat dari segi finansial, setelahnya

Untuk mengetahui aspek pasar dari pembukaan cabang baru usaha laundry Clean&amp;Care maka dapat menggunakan analisis pasar potensial yang dapat mengetahui kemungkinan

Studi kelayakan ini menggunakan naive bayes classification sehingga diperoleh tingkat layak atau tidak layak untuk pembukaan cabang baru, serta variabel dominan