BioS-
Majalah Ilmiah Semipopuler
Penanggung Jawab
Ir. Ferry F. Karwur, M.Sc., Ph.D. Ketua Dewan Redaksi
Drs. Jubhar Mangimbulude, M.Sc. Dewan Redaksi
Prof. Dr. lr. Haryono Semangun Prof. Dr. Mien A. Rifai
Prof. Dr. Ocky Karnaradjasa, M.Sc. Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd, M.Sc, Ph.D. Dr. AB Susanto, M. Sc.
Drs. Langkah Sembiring, M.Sc, Ph.D. Dr. lr. Martanto Martosupono Drs. Soenarto Notosoedarmo, M.Sc. Dr. Simon Taka Nuhamara
Redaksi Pelaksana
Masya Famely Ruhulessin, S.Si. Administrasi dan Keuangan . Anastasia Natalia KurniasarL S.Si. Iklan, Promosi, dan Distribusi Masya Famely Ruhulessin, S. Si. Penerbit
BioS - Majalah Ilmiah Semipopuler Alamat Redaksi
Laboratorium Carotenoid and Antioxidant Research Center (CARC)
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60
Salatiga 50711 Jawa Tengah Telp. (0298)321212 (ext-441) Fax. (0298)329200
email : bios.uksw@gmail.com Rekening BioS:
Ferry Fredy Karwur QQ Majalah BioS No Rek: 0196318983
Bank BNI Cabang UKSW Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga Cerita Sampul:
Sistem perakaran pada Eupatorium riparium yang diduga terdapatmikoriza.
Foto oleh Dhanang Puspita
Pengantar Redaksi
Bios Vol.5 No.2, Oktober 2011-Maret 2012 mengangkat topik utama tentang mikoriza. Simbiosis ュ オ エ オ 。 ャ ゥ ウ ュ セ antara kelompok jamur tertentu dengan perakaran tur:nbuhan merupa-kan suatu fenomena menarik yang telah diamati oleh ilmuwan di berbagai negara di dunia sejak lama, namun baru tahun 1885, seorang ilmuwan Jerman memberikan nama terhadap fenomena ini dengan istilah mikoriza. Sejak itu, istilah ini digunakan secara lazim dan menjadi pokok penelitian yang menarik hingga saat ini. Penjelasan tentang distribusi dan variasi, fungsi dan peran, evolusi, serta aplikasi mikoriza dalam meningkatkan produktivitas tanah dibahas dalam majalah ini. Tak lupa juga disajikan sekilas informasi tentang A.B.Frank ilmuwan Jerman yang berjasa dalam pemberian nama mikoriza.
Selain artikel tentang mikoriza, disajikan juga artikel lepas tentang manajemen sampah perkotaan di Kota Dili, Timor Leste. Artikellepas lainnya yang dapat dibaca dalam edisi ini adalah pigmen alami yang terdapat dalam kelapa sawit dan manfaat bagi kesehatan manusia serta pemucatan warna pada min yak sa wit mentah.
Pada bagian flora dan fauna, disajikan artikel tentang sembukan dan rayap, sementara untuk rubrik biologi di ruang kelas disajikan: mitos nama-nama ilmiah makhluk, yang ditulis oleh biologiwan Indonesia yang telah lama bergumul dalam bidang taksonomi tumbuhan.
Kami dewan redaksi tetap menunggu kontribusi Anda berupa tulisan-tulisan ilmiah yang sesuai dengan rubrik-rubrik bacaan dalam BioS. Selamat membaca. Salam, Jubhar Mangimbulude
Janajemen
セKaroten, Pigme
dan Manfaab
)emucatan Warn
lora
セ ・ ュ 「 オ ォ 。 ョ ZKura1
Pauna
セ 。 ケ 。 ー
si Perusak
Biologi di Rua
\1itos-Mitos Nar
Kolom Pemba
TopiJ
Pemucatan Warna
(Bleaching)
pada Minyak Sawit Mentah
.
•·-~~;.
,('' / (" - f.';~-, ''I:. 1',,,,.:.
Miny~·iiiit~~P
;ang dipasarkanmerupakan minyak jernih kekuning-kuningan dan jika dibaca pada komposisi di balik kemasannya tercantum bahwa kandungan beta-karoten atau pigmen lainnya bernilai 0%.
Keadaan ini disebabkan oleh proses pemucatan (bleaching) minyak sawit mentah
dalam pengolahannya di pabrik. Keadaan ini juga dipicu oleh permintaan konsumen yang menginginkan warna minyak goreng yang sepucat mungkin agar tidak mengubah warna makanan olahan mereka.
Minyak goreng diperoleh dari Pabrik Pengolahan Minyak Goreng (PPMG) yang memproduksi minyak goreng dari bahan baku CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit
mentah). CPO yang diperoleh dari hasil proses pengempaan (pressing) dan ekstraksi di Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) masih mengandung komponen-komponen yang tidak diinginkan, yaitu asam lemak be bas (~FA= Free Fatty Acid),
resin (damar), gum (blendok), protein, fosfatida, pigmen warna dan bau. Agar dapat dipergunakan sebagai bahan makanan, maka CPO tersebut harus diproses lagi di Pabrik Pengolahan Minyak Goreng. Untuk menghilangkan komponen-komponen yang tidak diinginkan dilakukanlah proses-proses untuk tujuan tersebut di atas. Salah satunya adalah proses pemucatan. Tulisan ini akan membahas mengenai apa itu pemucatan, mekanisme pemucatan, prinsip kerja dasar pemucatan, dan peran pemucatan.
Pemucatan
Proses pemucatan (bleaching)
dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan zat-zat warna (pigmen) dalam minyak mentah, baik yang terlarut ataupun yang terdispersi. Warna min yak mentah dapat bera~al dari warna bawaan minyak ataupun warna yang timbul pada proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng. Pigmen yang
41
Dece Elisabeth Sahertian dan Haryono Semangun biasa terdapat di dalam minyak mentah ialah karotenoid yang berwarna merah atau kuning, klorofil dan turunannya yang berwarna hijau.
Jenis pemucatan yang biasanya digunakan adalah proses bleaching dengan adsorbsi. Proses ini menggunakan zat penyerap (adsorben) yang memiliki aktivitas permukaan yang tinggi untuk menyerap zat warna yang terdapat dalam minyak mentah. Di samping menyerap zat warna, adsorben juga dapat menyerap zat yang memiliki sifat koloidal lainnya seperti gum dan resin. Adsorben yang paling banyak digunakan dalam proses pemucatan minyak dan lemak adalah tanah pemucat (bleaching earth) dan
arang (carbon). Arang sangat efektif dalam
menghilangkan pigmen warna merah, hijau dan biru, tetapi karena harganya terlalu mahal, dalam pemakaiannya biasa dicampur dengan tanah pemucat dengan jumlah yang disesuaikan dengan jenis minyak mentah yang akan dipucatkan.
Berdasarkan suatu studi, simnit, sejenis tanah lempung, mempunyai daya serap yang lebih baik dibandingkan dengan bentonit dan karbon aktif karena simnit mempunyai luas permukaan yang lebih besar atau partikelnya sangat halus, dan dengan penambahan asam fosfat sebagai pengaktifkan menyebabkan penyerapan terhadap warna (karoten) dan pengotor-pengotor yang terdapat pada min yak mentah itu lebih optimum.
Mekanisme Pemucatan
Minyak sa wit yang diperoleh dari hasil ekstraksi daging buah kelapa sawit· merupakan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). Untuk memperoleh min yak goreng
(min yak makan) perlu dilakukan proses lebih lanjut, yaitu tahap pemurnian (refinery) yang
terdiri a tas menghilangkan gum
(degumming), pemucatan (bleaching), dan
BioS- Majalah Ilmiah Semipopuler
menghilangk; hasilnya dise Bleached Deo' pemisahan pengkristalan fraksi. Minyal mengandung produk oksid itu dilakuk• menghilang Pemucatan D dengan tar perusakan d• kandungan F dibutuhkan banyak dan lama diba pemucatan r optimal p1 menambahk mengandu perbandinga pada suhu 1. mmHg. Kon dapat dicapa menitdenga ke dalam campuran (1 bleaching, D menghilangl terbawadid Prinsip Kerj Adsm pemucatan komponen menggunak proses adsc adsorbat de adsorbat) k• adalah p mengadsor padatan, cai proses adso dengan pa< dengan cai1 Adsorbsi tE menarikan1 Vol. 5 No.~
dan resin. digunakan dan lemak earth) dan dalam
menghilangkan bau (deodorization), yang hasilnya disebut minyak RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) serta tahap pemisahan yang terdiri atas proses pengkristalan ( crystalization ), dan pemisahan fraksi.
Minyak yang sudah dinetralisasi mengandung residu sabun, logam, produk-produk oksidasi, dan pigmen wama. Untuk itu dilakukan proses pemucatan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut. Pemucatan minyak sawit dapat dilakukan dengan tanah pemucat atau dengan perusakan dengan panas. Karena tingginya kandungan pigmen di dalam minyak sawit, dibutuhkan tanah pemucat yang lebih banyak dan waktu pemucatan yang lebih lama dibandingkan dengan proses pemucatan minyak nabati lainnya. Kondisi optimal pemucatan didapat dengan menambahkan 3% bleaching earth yang mengandung karbon aktif dengan perbandingan 9:1 dan pemucatan dilakukan pada suhu 150oC dalam keadaan vakum 700 mmHg. Kondisi proses pemucatan optimal dapat dicapai pada suhu 100-130oC selama 30 menit dengan injeksi uap bertekanan rendah ke dala'm bleacher untuk mengaduk campuran (slurry). Setelah melewati proses bleaching, minyak sawit disaring untuk menghilangkan tanah pemucat yang masih terbawa di dalamnya.
Prinsip Kerja Dasar Pemucatan
Adsorbsi adalah salah satu proses pemucatan untuk memisahkan suatu komponen berbentuk gas atau larutan menggunakan zat padat (penyerap). Pada proses adsorbsi terjadi perpindahan massa adsorbat dari fase gerak (fluida pembawa adsorbat) kepermukaan penyerap. Penyerap adalah padatan atau cairan yang mengadsorbsi, sedang adsorbat adalah padatan, cairan atau gas yang diadsorbsi. Jadi proses adsorbsi dapat terjadi antara padatan dengan padatan, gas dengan padatan, gas dengan cairan dan cairan dengan padatan. Adsorbsi terjadi karena adanya gaya tarik menarik an tara molekul adsorbat doogan
sisi-sisi aktif di permukaan penyerap. Pada proses adsorbsi terjadi perubahan kepekatan dari molekul, ion atau atom antara permukaan duafase.
Jadi adsorbsi merupakan peristiwa penyerapan atom, ion atau molekul pada lapisan permukaan atau antar-fase di mana atom atau molekul tersebut terkumpul pada bahan pengadsorbsi atau adsorben. Menurut jenisnya adsorbs ada dua macam, yaitu adsorbs fisika dan adsorbs kimia. Gaya yang menyebabkan adsorbs fisika adalah sama seperti yang menyebabkan kondensasi gas untuk membentuk cairan dan umumnya dikenal sebagai gaya Vander Waals. Adsorbsi fisika biasanya berlangsung dalam suhu yang rendah dan dapat terjadi pada semua zat. Adsorbsi kimia mencakup pembentukan ikatan kimia. Oleh karena itu sifatnya lebih spesifik daripada adsorbsi fisika, meskipun terkadang tidak terdapat perbedaan yang tajam an tara kedua jenis adsorbs ini.
Peranan Pemucatan
Seperti yang sudah diuraikan di atas, untuk dapat memanfaatkan minyak sawit perlu dilakukan beberapa tahap proses pengolahan CPO yaitu refining, bleaching, dan deodorizing (RBD) sehingga dihasilkan minyak RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil). Dengan car a ini standar wama yang diinginkan dapat diupayakan sesuai dengan keinginan konsumen. Akan tetapi proses RBD ini menimbulkan kerugian pada minyak sa wit yang dihasilkan, yaitu dapat merusak senyawa antioksidan (beta karotendan vitamin E) yang secara alami terdapat dalam minyak sawit. Akibat kerusakan ini Minyak Sa wit RBD rentan terhadap reaksi oksidasi.
Kesimpulan dan Solusi
Pemucatan (bleaching) di samping menyerap zat wama, absorben juga dapat menyerap zat yang memiliki sifat koloidal lainnya seperti gum dan resin. Pemucatan minyak sawit dapat dilakukan dengan tanah pemucat atau dengan perusakan dengan panas.
metode adsorbs terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara molekul adsorbat dengan sisi-sisi aktif di permukaan penyerap. Dengan pemucatan yang dilakukan standar wama yang diinginkan dapat diupayakan sesuai dengan keinginan konsumen. Namun sisi negatifnya, minyak sawit akan kehilangan beta karoten dan vitamin E sebagai zat antioksidan alami yang ada di dalam minyak sawit. Solusi yang perlu dilakukan adalah menemukan metode dan jenis bleaching yang selektif untuk memperoleh minyak sawit terbaik dalam hal standar minyak, namun tetap
mengandung zat antioksidan.
U cap an Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan Nasional yang telah memberikan bantuan beasiswa kepada penulis melalui Program Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun2010.
Dece Elizabeth Sahertian adalah mahasiswa Program Pascasarjana Magister Biologi, UKSW, Salatiga.
Email: decesahertian®yahoo.com
Bibliografi
Anonim, 2010. ProsesPemumianMinyakSawit [Online].Available at. [accessed 24Juli2011]. Morad, N. A., Aziz, M. K. A., and MohdZin, R. 2006. Process Design in Degumming and Bleaching
of Palm Oil. Universiti Teknologi Malaysia. Research.
Nasution, E. Z. 2003. Manfaat dari Beberapa Jenis Bleaching Earth terhadap Wama CPO (Crude Palm Oil).]urnal Sains Kimia. 7(2), pp. 31-35.
Nugraha, I. 2007.' Bagaimanamekanisme Bleaching Earth terhadap pencegahan kerusakan min yak? [online]. Available at [accessed 24 Juli 2011]
Serlahwaty. D. 2007. Kajian Isolasi Karotenoid dari Minyak Sawit Kasar dengan Metode Adsorbsi Menggunakan Penjerap Bahan Pemucat. Institut Pertanian Bogar. Tesis
43
Rumput segar yang baru dipotong melepaskan senyawa kimia yang bila terhirup akan membuat perasaan kita menjadi rileks dan gembira. Senyawa kimia yang terkandung dalam aroma rumput selain bisa meredakan ketegangan juga berfungsi mencegah penurunan kemampuan mental pada saat usia lanjut. Para ilmuwan menjelaskan, aroma yang dilepaskan rumput bekerja langsung pada otak. Terutama, bagian otak bemama amygdala dan hippocampus yang berhubungan dengan emosi dan daya ingat. Kedua area ini bertanggung jawab dalam respons pertahanan dan sistem endokrin, yang mengontrol pelepasan harmon stres seperti corticosteroid.
Stres dikategorikan menjadi dua. Stres pertama terjadi saat akan melakukan sesuatu atau saat Anda tahu harus berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan basil yang diinginkan. Sedang stres kedua merupakan stres kronis yang bisa memicu peningkatan tekanan darah, sifat pelupa dan memperlemah sistem kekebalan.
Stres kronis ini terbukti merusak hippocampus dengan cara mengurangi jumlah hubungan an tara sel-sel yang berkomunikasi, sehingga memicu hilang ingatan. Salah satu cara memperbaikinya adalah dengan menghirup zat kimia dari rumput segar atau pepohonan yang rimbun.
Sumber: http://scialert.net/
BioS-Majalah Ilmiah Semipopuler