• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014, telah menetapkan visi Kementrian Kesehatan RI yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” dengan strategi dalam pembangunan kesehatan yang berbasis pada upaya preventif dan promotif” tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Melalui strategi tersebut diharapkan pembangunan kesehatan Indonesia diharapkan dapat mencapai tujuan yang terdapat dalam Millennium Development Goals (MDG’s). Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui percepatan pencapaian MDG’s antara lain peningkatan umur harapan hidup menjadi 74 tahun, penurunan angka kematian anak menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, penurunan angka kematian ibu melahirkan menjadi 144 per 100.000 kelahiran hidup, dan penurunan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita menjadi kurang dari 15%.

Dalam pembangunan kesehatan dengan basis preventif promotif, maka peranan Unit Pelayanan Teknis Laboratorium Kesehatan sangat diperlukan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan untuk mendukung berbagai program kesehatan. Hingga saat ini pelayanan laboratorium kesehatan telah diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium pada berbagai jenjang pelayanan, baik oleh pemerintah maupun oleh swasta dengan kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan fungsinya serta kemampuan dari masing-masing pelayanan laboratorium, dan mutu pelayanan berbagai laboratorium tersebut masih sangat bervariasi.

Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular juga mengalami peningkatan capaian walaupun penyakit infeksi menular masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjol terutama TB, Malaria, HIV/AIDS, DBD dan Diare. Penanggulangan penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis paru, dan Malaria (ATM) sudah mengalami peningkatan namun masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan pengendaliannya untuk masa yang akan datang. Penemuan kasus HIV/AIDS meningkat dengan meningkatnya out reach dan keterbukaan masyarakat terhadap penyakit ini. Case Detection Rate (CDR) Tuberkulosis paru menurun dari

(2)

2

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

69,12% pada tahun 2007 menjadi 68,5% pada tahun 2008 demikian juga dengan success rate mengalami penurunan dari 91% pada tahun 2007 menjadi 88,17% pada tahun 2008, untuk itu perlu perhatian lebih pada upaya deteksi Tuberkulosis paru dan juga keberhasilan pengobatannya. Ketersediaan reagen, pemberdayaan masyarakat dan ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di tingkat pelayanan primer harus diperhatikan. Untuk Malaria, daerah endemis semakin meluas dan ada kecenderungan terjadi resistensi di daerah endemis, perlu peningkatan upaya promotif dan preventif serta kerja sama sektoral terkait dengan man made breeding places. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi; yaitu sebesar 59,94% pada tahun 2008, walaupun demikian angka kematian akibat DBD relatif kecil, menurun dari 1 kasus pada tahun 2007 menjadi 0,86 pada tahun 2008. Untuk itu perlu perhatian pada upaya pencegahan yang dapat diupayakan sendiri oleh masyarakat dengan penerapan 3M (menguras, mengubur, membakar) dan juga didorong oleh upaya promotif. Selain itu, perhatian juga perlu diberikan pada penyelenggaraan sistem surveilans dan kewaspadaan dini yang kurang mendapat perhatian pada penganggarannya.

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagai tempat pemeriksaan laboratorium perlu meningkatkan peran dan kinerjanya. Selain melaksanakan pemeriksaan laboratorium juga memberikan rujukan pemeriksaan, bimbingan teknis, dan pelatihan teknis untuk tenaga analis, pemeriksaan kesehatan untuk calon tenaga kerja Indonesia serta pemeriksaan medical check-up. Terkait dengan tupoksi, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagai instansi PPK-BLU perlu perencanaan strategis untuk memaksimalkan pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan. Sehingga dapat berdampak pada peningkatan pencapaian pendapatan, peningkatan kinerja SDM, peningkatan fungsi BBLK Jakarta sebagai pelayanan pemeriksaan laboratorium Kesehatan yang terukur dan terencana baik pelaksanaan maupun hasil pencapaian.

Dengan latar belakang permasalahan tersebut diatas perlu dimaksimalkan peran dan fungsi BBLK Jakarta pusat unggulan pemeriksaan laboratorium dan rujukan nasional, untuk maksud tersebut, maka perlu dilakukan analisis tentang berbagai aspek yang ada di lingkup eksternal dan internal dalam bentuk penyusunan Renstra.

(3)

3

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

B. Landasan Yuridis Penyusunan RENSTRA

Sebagai Dasar Hukum Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mengacu kepada :

1. Undang undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara,

2. Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

6. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah 7. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran Kementrian Negara / Lembaga.

8. Peraturan Pemerintah No.23/PMK.02/2007 tentang pengelolaan keuangan BLU. 9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor Undang – Undang No. 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK/.05/2008 tentang pedoman akuntansi PK BLU.

11. Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor 1044/Menkes/SK/XI/2006 tentang susunan dan uraian jabatan serta Tata Hubungan Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, yang telah dirubah menjadi Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 52 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005 – 2025.

(4)

4

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

C. Sistematika

Bab. I Pendahuluan

Bab ini membahas latar belakang penyusunan renstra, dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis serta sistematika yang menjelaskan struktur penyajian secara ringkas Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.

Bab. II Gambaran Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah singkat dan perkembangan organisasi, Peranan serta Tugas Pokok dan Fungsi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.

Bab. III Kinerja BBLK Jakarta Tahun Berjalan

Bab ini menjelaskan gambaran umum tentang kinerja tahun berjalan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya menyangkut aspek pelayanan, keuangan, SDM dan sarana dan prasana beserta pengukuran kinerjanya.

Bab. IV Analisis Lingkungan Bisnis

Bab ini menjelaskan analisis lingkungan bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dari sisi internal maupun eksternal. Analisis yang digunakan adalah SWOT.

Bab. V . Rencana Strategis Bisnis Lima Tahunan

Bab ini merupakan rancangan strategi bisnis BBLK Jakarta untuk masa 5 (lima) tahun yang akan datang mencakup Sasaran Strategis, Kebijakan, Program strategis dan Kegiatan pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta selama 5 (lima) tahun ke depan.

(5)

5

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

BAB II

GAMBARAN UMUM

BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN JAKARTA

A. Sejarah Singkat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarat yang selanjutnya disebut BBLK Jakarta adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan. BBLK Jakarta dipimpin oleh seorang Kepala dan dalam melaksanakan tugas secara administratif dibina oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.

Organisasi Balai Besar laboratorium kesehatan Jakarta berdiri pada tahun 1972 masuk dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai UPT Labkes Daerah DKI Jakarta.

Pada tahun 1978 sesuai SK Menkes RI Nomor : 142/MENKES/SK/IV/1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Labkes, maka Labkesda DKI Jakarta berubah status dari milik Pemda menjadi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dan berubah nama menjadi Balai Labkes DKI Jakarta dengan status kelas B.

Sesuai SK Menkes RI No.HK.00.SJ.SK.IV.12 BA, tanggal 29 Juni 1999 Balai Labkes DKI Jakarta yang semula berkedudukan di Jl. Kesehatan Jakarta pindah kelokasi di jalan Percetakan Negara No.23 B Jakarta .

Kemudian sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1063/MENKES/SK/ IX/ 2004 Balai Laboratorium Kesehatan Jakarta statusnya

meningkat menjadi BLK kelas A dengan Eselon III.a, yang dipimpin Kepala Balai dibantu dengan Kasub Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Seksi (Kasie Laboratorium Klinik dan Kesmas, Kasie Pengendalian Mutu).

Setelah dinilai oleh Tim MENPAN dan DEPKES R.I Tanggal 31 Maret 2006 status Balai Laboratorium Kesehatan DKI Jakarta meningkat menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, dengan eselon IIb, sesuai Peraturan Menkes RI Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006. Dengan peningkatan menjadi Balai Besar maka Kepala BBLK Jakarta dibantu Kepala Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Bidang (Kabid

(6)

6

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Laboratorium Klinik dan Kesmas, Kabid Pengendalian Mutu). Kepala Bagian Tata Usaha di bantu dua kepala sub bagian (Ka subbag perencanaan dan keuangan, Ka subbag umum dan kepegawaian). Kabid laboratorium klinik dan kesmas dibantu dua kepala seksi (Kasie lab.klinik, Kasie kesmas), Kabid Pengendalian Mutu dibantu dua kepala seksi (Kasie pemantapan mutu, Kasie diklat dan litbang).

Urutan kepala Balai dari tahun 1978 sampai tahun 2007 masing-masing yaitu : Dr. Frans Darma, Dr.Antonius Widjaya, Dra.Budi Hasribah, Dr. Untung Nuriman,MM, dan Dr. Zamrud Ewita Aldy,Sp.PK,MM. Tahun 2010 sampai dengan sekarang BBLK Jakarta dipimpin oleh dr. Ali Muchtar, Sp.PK, MARS.

Tugas Pokok Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta selain melaksanakan pemeriksaan laboratorium kesehatan, juga ditunjuk sebagai institusi penyelenggara pelatihan teknis laboratorium kesehatan sesuai SK Direktur Jenderal Pelayanan medik Nomor: KS.00.02.7.3.4899 tanggal 25 Oktober 2001. Selain itu BBLK Jakarta sebagai sarana pemeriksaan tenaga kerja Indonesia sesuai SK Direktur Jenderal Bina Pelayanan medik nomor 1586/Menkes /SK/XI/2005 dan SK Depnakes nomor : B.2378/D. P2TKLN/VII/2006 tanggal 26 Juli 2006. Disamping itu BBLK Jakarta juga melaksanakan pemeriksaan medical check up untuk karyawan/perusahaan dan pribadi meliputi pemeriksan fisik, EKG, gigi dan mulut, laboratorium dan rontgen thorax.

Prestasi tertinggi BBLK Jakarta tercapai pada Tahun 2006, setelah melalui penilaian Tim dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Departemen Kesehatan, BBLK Jakarta memperoleh Penghargaan Citra Pelayanan Prima untuk Unit Kerja Pelayanan Publik Tahun 2006 dengan Status : Unit Pelayanan dalam Kelompok Predikat Terbaik sesuai Surat Keputusan Nomor : 210/KEP/M.PAN/12/2006 Tanggal 14 Desember 2006 .

Sebagai bentuk komitmen terhadap mutu maka sejak tahun 2005 Balai Besar laboratorium Kesehatan Jakarta telah mempersiapkan proses akreditasi ISO 17025. Dan pada tanggal 15 Juli 2007 telah dilaksanakan penilaian / assesment oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Tahun 2008, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mendapat Sertifikat Akreditasi dari KAN atas penerapan ISO/IEC 17025 pada Tahun 2005. Selanjutnya BBLK Jakarta pada Tahun 2010, ditetapkan menjadi Instansi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) yang ditetapkan dengan SK Menteri Keuangan No. 34/KMK.05/2010.

(7)

7

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

B. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta

Tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi BBLK Jakarta diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan, pada Bab I tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi maka dijelaskan bahwa kedudukan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan. Selanjutnya disebutkan bahwa dalam pelaksanaan tugas secara administratif dibina oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.

a. Tugas Pokok

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan, Bab I tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi dijelaskan bahwa tugas pokok Balai Besar Laboratorium Kesehatan adalah sebagai berikut ;

1) Melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat, dan

2) Memberikan bimbingan teknis di bidang laboratorium kesehatan.

Selanjutnya tugas pokok Balai tersebut dijabarkan dalam tugas pokok masing-masing satuan organik sebagai berikut ;

1. Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta tertugas mengorganisir Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi, Kepala Bidang Pelayanan dan Kepala Bidang Pengendalian Mutu dan Bimtek serta Instalasi.

2. Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, anggaran, keuangan dan administrasi umum. Bagian Tata Usaha

(8)

8

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

terdiri atas Subbagian Perencanaan dan Keuangan dan dan Subbagian Umum dan Kepegawaian. Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan dan barang milik negara, sedangkan Subbagian Umum & Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan informasi, hukum, organisasi, hubungan masyarakat, sumber daya manusia, tata usaha dan rumah tangga, serta evaluasi dan pelaporan.

3. Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan, dan laboratorium kesehatan masyarakat serta pelaksanaan sistem rujukan laboratorium kesehatan. Bidang Lab Klinik dan Labkesmas terdiri atas Seksi Laboratorium Klinik dan Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Seksi Laboratorium Klinik mempunyai tugas melakukan fasilitasi urusan pemeriksaan, pelayanan sistem rujukan, dan jejaring kerja serta kemitraan di bidang laboratorium klinik, sedangkan Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan fasilitasi urusan pemeriksaan, pelayanan sistem rujukan, dan jejaring kerja serta kemitraan di bidang laboratorium kesehatan masyarakat.

4. Bidang Pemantapan Mutu mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu dan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja. Bidang Pemantapan Mutu terdiri atas Seksi Pemantapan Mutu dan Seksi Pendidikan dan Pelatihan. Seksi Pemantapan Mutu mempunyai tugas melakukan pemantauan, analisis dan penyiapan evaluasi serta pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pemantapan mutu. Sedangkan Seksi Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melakukan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja. 5. Kepala Instalasi mempunyai tugas mengoordinasikan dan bertanggung

jawab pada penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan pada Instalasi dan berkoordinasi dengan unit struktural terkait.

6. Satuan Pemeriksaan Intern adalah satuan kerja yang mempunyai tugas merancang, mengembangkan mengawasi, mengevaluasi dan menilai sistem pengendalian intern, dan melaksanakan audit dan pengawasan kinerja di lingkungan Balai Besar Laboratorium Kesehatan.

(9)

9

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

b. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas maka Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta menyelenggarakan fungsi sebagai ; 1) Pelaksanaan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium

kesehatan masyarakat,

2) pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu laboratorium kesehatan; 3) pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja; 4) pelaksanaan sistem rujukan laboratorium kesehatan;

5) pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang laboratorium kesehatan, 6) pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi umum BBLK

Fungsi fungsi masing-masing satuan organik Balai Besar Laboratorium Kesehatan diatur dalam Permenkes 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan sebagai berikut ;

1. Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :

 pelaksanaan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan;

 pelaksanaan urusan keuangan dan barang milik negara;

 pelaksanaan urusan informasi, hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat; dan

 pengelolaan sumber daya manusia, tata usaha, dan rumah tangga.

2. Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

 pelaksanaan pemeriksaan laboratorium klinik dan uji kesehatan;  pelaksanaan pemeriksaan laboratorium kesehatan masyarakat;  pelaksanaan sistem rujukan; dan

 pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang laboratorium kesehatan. 3. Bidang Pemantapan Mutu menyelenggarakan fungsi ;

 pelaksanaan pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu eksternal;

 pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja;dan  pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pemantapan mutu.

(10)

10

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

c. Struktur Organisasi

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan, maka Struktur Organisasi BBLK Jakarta terdiri atas ;

1) Kepala Balai 2) Bagian Tata Usaha;

3) Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat; 4) Bidang Pemantapan Mutu;

5) Kelompok Jabatan Fungsional; 6) Instalasi; dan

7) Satuan Pemeriksaan Intern.

Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, membawahi dan mengorganisir Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Lab Klinik dan Labkesmas dan Kepala Bidang Pengendalian Mutu serta Instalasi.

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, anggaran, keuangan dan administrasi umum. Bagian Tata Usaha terdiri atas Subbagian Perencanaan dan Keuangan dan Subbagian Umum dan Kepegawaian.

Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat terdiri atas Seksi Laboratorium Klinik dan Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat.

Bidang Pemantapan Mutu terdiri atas Seksi Pemantapan Mutu dan Seksi Pendidikan dan Pelatihan.

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala BBLK. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas penunjang penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan, dan laboratorium kesehatan masyarakat serta penunjang administrasi. Instalasi

(11)

11

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan non struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BBLK, yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BBLK. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional. Jenis instalasi disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan pelayanan, yang sekurang-kurangnya dibentuk Instalasi Mikrobiologi, Imunologi, Kimia Kesehatan, Patologi Klinik, Media dan Reagensia, dan Uji Kesehatan serta Pemeliharaan Sarana dan Prasarana. Jumlah dan jenis Instalasi ditetapkan oleh Kepala BBLK setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

Satuan Pemeriksaan Intern dipimpin oleh seorang Ketua yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BBLK. Ketua Satuan Pemeriksaan Intern ditetapkan oleh Kepala BBLK setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

Berikut disajikan gambar Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, sebagai berikut :

(12)

12

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Gambar 1

STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Sesuai Permenkes Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan.

KEPALA

Bagian Tata Usaha

Subbagian Perencanaan &

Keuangan

Subbagian Umum & Kepegawaian Bidang Pemantapan Mutu Seksi Pemantapan Mutu Seksi Pendidikan dan Pelatihan INSTALASI Kelompok Jabatan Fungsional Satuan Pemeriksaan Intern Bidang Laboratorium Klinik dan Labkesmas

Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat Seksi Laboratorium

(13)

13

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

BAB III

KINERJA BBLK JAKARTA TAHUN BERJALAN

Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan pada sebuah organisasi dalam memberikan jasa atau produk kepada pelanggan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh program yang dilakukan. Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan mendasar di balik dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja secara umum.

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang juga Instansi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan badan Layanan Umum dituntut untuk melakukan pengkuran atas kinerja organisasinya. Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dapat dilihat dari empat aspek yaitu ;

A. Kinerja Pelayanan B. Kinerja Keuangan

C. Kinerja Sumber Daya Manusia, dan

D. Kinerja Sarana Prasarana dan Barang Milik Negara

A. Kinerja Pelayanan,

Pelayanan pemeriksaan laboratorium yang merupakan kegiatan utama Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta meliputi pelayanan pemeriksaan Mikrobiologi, Imunologi, Patologi Klinik, Kimia Kesehatan dan Lingkungan, Media Reagensia dan Virologi. Sedangkan jenis pemeriksaan yang diselenggarakan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta antara lain :

a. Hematologi : Mencakup pemeriksaan/pengujian eritrosit, leukosit, trombosit, limposit, retikulosit, hematrokit, masa pembekuan, masa perdarahan, laju endap darah (LED), golongan darah (A,B,O dan rhesus), serta pemeriksaan hemoglobin.

(14)

14

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

b. Kimia Klinik : Mencakup pemeriksan/pengujian glukosa, choles- terol, asam urat, trigliserid, Ph, keton, kalium, calcium, gobulin, bilirubin,HDL, LDL, cholinesterase, urobilin, sedimen, urin, faces, cairan lambung, sumsum tulang, thyroid stimulatin hormon.

c. Mikrobiologi : Mencakup pemeriksan/pengujian makanan dan minuman, air bersih,air kolam, udara, darah, urine, tinja, hapusan tenggorokan, nanah, sputum, rektal swab serta ruang perawatan.

d. Imunologi : Mencakup pemeriksan/pengujian tes kehamilan (HCG),

anti kehamilan (ASTO),darah, rhematoid faktor, widal, hepatitis, anti HIV, anti HBC, rubella, anti toxoplasma, dengueblot dan Urin.

e. Toksikologi : Mencakup pemeriksan/pengujian nitrat, nitrit, etanol, carbon monoksida, sianida (CN), obat, crom (Cr), timbal (Pb), zeng (seng), tembaga (Cu), raksa (Hg), timah , urin, cairan lambung/ muntahan dankerokan kuku.

f. Kimia Kesehatan &Lingkungan

: Mencakup pemeriksan/pengujian air, makanan dan minuman, zat pengawet, zat pemanis, obat narkotika, bahan kimia, logam berat, minyak dan lemak , debu (udara) dan kebisingan.

g. Virologi : Mencakup pemeriksan/pengujian avian influenza.

Pemeriksaan Virologi sampai dengan saat ini masih menjalankan fungsi research dan development.

Capaian kinerja pelayanan BBLK Jakarta Tahun 2010 per Instalasi dapat disajikan pada Tabel berikut ini ;

(15)

15

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Tabel 1

Capaian Kinerja Pelayanan BBLK Jakarta Per Instalasi Tahun 2010

No Instalasi Target Realisasi Capaian

1 Kimia Kesehatan 36.450 44.491 122,06% 2 Mikrobiologi 16.040 19.710 122,88% 3 Patologi Klinik 6.470 18.287 282,64% 4 Imunologi 3.350 418 12,48% 5 Virologi 30 15 50,00% 6 Media Reagensia 25 27 108,00% 62.365 82.948 133,00% Jumlah

Kinerja pelayanan tersebut apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka mengalami kenaikan sebesar 13,85 persen akan tetapi bila dibandingkan tahun sebelumnya maka berarti penurunan. Perbandingan realisasi kinerja pelayanan selama lima tahun ke belakang dapat disajikan pada Tabel berikut ini ;

Tabel 2

Capaian Kinerja Pelayanan Per Instalasi Tahun 2005 – 2009

2005 2006 2007 2008 2009 1 Kimia Kesehatan 29,412 30,453 32,039 40,112 39,697 2 Mikrobiologi 19,729 6,666 13,625 18,234 19,589 3 Imunologi 9,271 22,774 34,206 21,020 2,891 4 Patologi Klinik 4,091 5,224 8,126 8,432 10,853 Jumlah 62,503 65,117 87,996 87,798 73,030 Tahun No Instalasi

Selanjutnya capaian kinerja pelayanan tersebut pada tahun 2005 – 2010 apabila digambarkan dalam bentuk grafik maka dapat dilihat dibawah ini ;

(16)

16

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Grafik 1

Capaian Kinerja Pelayanan BBLK Jakarta 2005 – 2010

Target kinerja pelayanan pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta terbagi atas pencapaian target volume berupa parameter pemeriksaan dari beberapa Instalasi.

Selanjutnya apabila kinerja pelayanan tersebut diuraian ke masing-masing instalasi adalah sebagai berikut ;

a. Instalasi Kimia Kesehatan & Lingkungan

Instalasi Kimia Kesehatan dan Lingkungan Balai Besar Laboratorium

Kesehatan Jakarta menyelenggarakan pemeriksaan air, biomaker,

makanan/minuman, wadah, obat/napza, pestisida, kebisingan, kelembaban, alkohol dan kadar air. Data pemeriksaan (sampel) Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 3

Kinerja Instalasi Kimia Kesehatan & Lingkungan Tahun 2010

No Jenis Pemeriksaan (sampel) Target Realisasi Capaian

1 Air 34.424 42.001 122,01% 2 Biomaker 21 31 143,60% 3 Makanan/Minuman 1.070 1.295 121,09% 4 Makmi/Wadah 458 562 122,62% 5 Obat/Napza 61 66 107,31% 6 Pestisida 9 10 108,67% 7 Kebisingan 83 95 115,72% 8 Kelembaban 79 107 134,79% 9 Alkohol 31 37 122,26% 10 Kadar Air 214 286 133,90% 36.450 44.491 122,06% Jumlah 2005 2006 2007 2008 2009 2010 62.503 65.117 87.996 87.798 73.030 82.948

(17)

17

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Capaian kinerja pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan dan Lingkungan selama Tahun 2010 apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat sebagai berikut ;

Grafik 2

Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan Tahun 2010

Kinerja Pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan dan Lingkungan tahun 2010 apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pelayanan tahun 2005 – 2009 adalah sebagai berikut ;

Instalasi Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 Kimkes dan Lingkungan 29.412 30.453 32.039 40.112 39.697

Grafik 3

Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan 2005 – 2010

Target; 36.450 ; 45% Realisasi; 44.491 ; 55% 2005 2006 2007 2008 2009 2010 29.412 30.453 32.039 40.112 39.697 44.491

(18)

18

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Berdasarkan grafik tersebut diatas capaian kinerja pelayanan instalasi kimia kesehatan dan lingkungan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dikarenakan, hal ini disebabkan ;

a) Sudah mendapatkan sertifikasi ISO 17025 dan didukung dengan pelayanan prima,

b) Terjadi tren peningkatan pemeriksaan

c) Terdapat peningkatan kinerja yang cukup bermakna karena telah diangkatnya jabatan fungsional sehingga dapat memotivasi personil funsional

d) Telah tersedianya peralatan laboratorium yang canggih

e) Sampel air minum merupakan sample yang paling banyak diperiksa di instalasi kimia kesehatan, terutama sample yang dikirim oleh perusahaan air minum isi ulang, hal ini disebabkan oleh karena mudahnya mendirikan usaha air minum isi ulang.

b. Instalasi Mikrobiologi

Instalasi Mikrobiologi menyelenggarakan pemeriksaan makanan dan minuman, air bersih, air kolam, udara, darah, urine, tinja, hapusan tenggorokan, nanah, sputum, rektal swab, dan pemeriksaan ruang perawatan.

Ukuran satuan pemeriksaan adalah sampel, dan kinerja dilakukan dengan membandingkan angka capaian dengan target yang ditetapkan.

Data pemeriksaan sampel per parameter selama Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 4

Kinerja Pelayanan Instalasi Mikrobiologi Tahun 2010

No Jenis Pemeriksaan Target Realisasi Capaian

1 Air 4.600 6.917 150,39%

2 Makanan/Minuman 1.448 1.844 127,30%

3 Swab 1.338 2.276 170,18%

4 Udara 567 696 122,81%

5 Sputum/Kultur & Mikro 7.683 7.606 99,00%

6 Jamu/Obat Trad 405 371 91,57%

16.040 19.710 122,88% Jumlah

(19)

19

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Target Realisasi 16.040

19.710

Capaian Kinerja Instalasi Mikrobiologi apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat ssebagai berikut ;

Grafik 4

Capaian Kinerja Instalasi Mikrobiologi

Sebagai bahan perbandingan, berikut disajikan capaian kinerja pelayanan instalasi mikrobiologi tahun 2005 – 2010 sebagai berikut ;

Bila capaian kinerja pelayanan instalasi mikrobiologi tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam bentuk grafik, maka ;

Grafik 5

Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Mikrobiologi Tahun 2005 - 2010

Instalasi Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Mikrobiologi 19.729 6.666 13.625 18.234 19.589 Air; 6.917 ; 35% Ma/Mi; 1.844 ; 9% Swab; 2.276 ; 12% Udara; 696 ; 3% Sputum/Kul &Mik; 7.606 ; 39% Jamu/Obt Trad; 371 ; 2% 2005 2006 2007 2008 2009 2010 19.729 6.666 13.625 18.234 19.589 19.710

(20)

20

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Berdasarkan data diatas terjadi kenaikan dari tahun ke tahun dikarenakan : a) Sudah mendapatkan sertifikasi ISO 17025 dan didukung dengan pelayanan

prima,

b) Terjadi tren peningkatan pemeriksaan,

c) Terdapat peningkatan kinerja yang cukup bermakna karena telah diangkatnya jabatan fungsional sehingga dapat memotivasi personil fungsional,

d) Telah tersedianya peralatan laboratorium yang canggih

c. Instalasi Patologi Klinik

Instalasi Patologi Klinik Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta menyelenggarakan pemeriksaan/pengujian bidang hematologi, kimia klinik dan urinalisa. Data pemeriksaan (sampel/parameter) selama Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 5

Kinerja Instalasi Patologi Klinik Tahun 2010

Target Realisasi Capaian 1 Hematologi 2.433 5.641 231,83% 2 Kimia Klinik 4.680 11.019 235,44% 3 Urinalisa 1.231 1.626 132,07% 8.345 18.287 219,14% 2010 Jumlah Jenis Pemeriksaan No

Capaian Kinerja Instalasi Patologi Klinik Tahun 2010 apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat sebagai berikut ;

Grafik 6

Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Patklin

Target Realisasi 8.345 18.287 Hematolo gi; 5.641 ; 31% Kimia Klinik; 4.940 ; 60% Urinalisa; 1.626 ; 9%

(21)

21

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

2005 2006 2007 2008 2009 2010 4.091 5.224 8.126 8.432 10.853 18.287

Sebagai bahan pebandingan capaian kinerja pelayanan instalasi patologi klinik tahun 2010 maka disajikan informasi capaian kinerja pelayanan tahun 2005 – 2009 sebagai berikut ;

Berdasarkan data tersebut diatas maka kinerja pelayanan instalasi patologi klinik terlihat meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan ;

a) Sudah mendapatkan sertifikasi ISO 17025 dan didukung dengan pelayanan prima,

b) Terdapat peningkatan kinerja yang cukup bermakna karena telah diangkatnya jabatan fungsional sehingga dapat memotivasi personil fungsional,

c) Karena perubahan musim sehingga meningkat kasus DHF, maka meningkat pula pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan Chlorinesterase untuk petugas Foging (Pest Controle)

Selanjutnya apabila kinerja instalasi patologi klinik tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam bentuk grafik, akan terlihat sebagai berikut ;

Grafik 7

Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Patologi Klinik Tahun 2005 - 2010

Instalasi Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

(22)

22

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

d. Instalasi Imunologi

Instalasi Imunologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta menyelenggarakan tes pemeriksaan anti bodi, anti gen dan hormon. Data pemeriksaan (sampel/parameter) selama Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 6

Kinerja Instalasi Imunologi Tahun 2013

Target Realisasi Capaian

1 Antibodi 3.318 395 11,91% 2 Antigen 24 12 50,93% 3 Horman 8 10 130,47% 3.350 418 12,48% Jumlah Jenis Pemeriksaan No 2010

Capaian Kinerja Instalasi Imunologi apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat sebagai berikut ;

Grafik 8

Kinerja Instalasi Imunologi

Sebagai perbandingan berikut disajikan capaian kinerja pelayanan tahun 2005 sampai dengan 2009 sebagai berikut ;

Instalasi Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Imunologi 9.271 22.774 34.206 21.020 2.891 Target; 3.350 Realisasi; 418 Antibod i; 395; 95% Antigen; 12; 3% Hormon ; 10; 2%

(23)

23

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

30

15 Target

Realisasi

Berdasarkan data tersebut diatas terlihat bahwa capaian kinerja pelayanan instalasi Imnuologi mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Apabila kinerja pelayanan tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam bentuk grafik maka ;

Grafik 9

Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Imunologi Tahun 2005 - 2010

e. Instalasi Virologi

Pelayanan Instalasi Virologi pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mencakup jenis pemeriksaan Flu Burung (H5N1), Swine Flu (H1N1 Pandemi), DHF, DHF sub type) Hepatitis B, Hepatitis B (subtype), Hepatitis C (HCV), Hepatitis C (subtype), HIV, HIV (subtype), M Tubercolosa, MDR M. Tubercolosa, Salmonella Typhi dan EHEC-0157 (subtype).

Selama Tahun 2010 dari target sebanyak 30 parameter yang ditetapkan Instalasi Virologi baru dapat merealisasikan sebanyak 15 atau sebesar 50,00%.

Grafik 10 Kinerja Instalasi Virologi 9.271 22.774 34.206 21.020 2.891 418 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(24)

24

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

25

27

Target Realisasi

f. Instalasi Media Reagensia

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mempunyai fungsi melaksanakan pembuatan, peracikan dan uji kualitas media dan reagensia untuk pemeriksaan Laboratorium Kesehatan, yang terdiri dari ;

 Pembuatan dan Peracikan Media Reagensia

 Pembuatan Media (enrichment, media selektif, uji biokiia, media lowenstein Jansen dan lain-lain), dan peracikan reagen ( ziehl nellsen, gram, neisser, test katalase, test nitrat dan lain-lain)

 Uji kualitas ziehl nellsen, dan

 Uji kualitas media dan reagensia lainnya.

Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Media Reagensia pada selama Tahun 2010 adalah sebesar 27 dari target sebesar 25 parameter yang berarti realisasi sebesar 108%.

Grafik 11

(25)

25

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

B. Kinerja Keuangan 1. Kinerja Pendapatan

Berikut disampaikan Rekapitulasi Capaian Kinerja pendapatan (rupiah) sebagai berikut ;

Tabel 7

Capaian Kinerja Keuangan Per Instalasi dalam Rupiah Tahun 2010

Target Realisasi Capaian

1 Kimia Kesehatan 1.134.806.975 589.963.830 51,99% 2 Mikrobiologi 499.377.335 261.360.435 52,34% 3 Patologi Klinik 259.806.975 242.491.035 93,34% 4 Imunologi 104.296.390 5.542.805 5,31% 5 Virologi 933.995 198.905 21,30% 6 Media Reagensia 778.330 358.030 46,00% 2.000.000.000 1.099.915.040 55,00% Target dan Realisasi 2010

Nama Instalasi No

Jumlah

Selanjutnya rincian kinerja pendapatan dari masing-masing Instalasi dapat dijelaskan sebagai berikut ;

a. Instalasi Kimia Kesehatan

Target kinerja penerimaan Instalasi Kimia Kesehatan ditetapkan sebesar Rp1.134.806.975,- dan sampai dengan 31 Desember 2010 tercapai sebesar Rp589.963.830,- atau sebesar 51,99 persen. Kontribusi penerimaan terbesar pada Instalasi Kimia Kesehatan berasal dari penerimaan pemeriksaan/sampel air sebesar 51,97 persen disusul sampel makanan dan minuman sebesar 51,58 persen dari target yang ditetapkan.

Capaian tersebut akan menjadi gambaran bagaimana tentang pola pelayanan produk yang akan dikembangkan lebih lanjut dan menjadi tolak ukur bagi penerimaan Instalasi Kimia Kesehatan yang akan datang. Rincian penerimaan pada Instalasi Kimia Kesehatan dapat disajikan pada Tabel berikut ini ;

(26)

26

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Tabel 8

Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Kimia Kesehatan Tahun 2010

No Jenis Pemeriksaan (sampel) Target Realisasi Capaian

1 Air 1.071.721.970 556.944.000 51,97% 2 Biomaker 666.055 407.380 61,16% 3 Makanan/Minuman 33.302.795 17.176.035 51,58% 4 Makmi/Wadah 14.272.625 7.453.960 52,23% 5 Obat/Napza 1.903.015 869.810 45,71% 6 Pestisida 285.455 132.125 46,29% 7 Kebisingan 2.569.075 1.266.185 49,29% 8 Kelembaban 2.473.920 1.420.325 57,41% 9 Alkohol 951.505 495.465 52,07% 10 Kadar Air 6.660.560 3.798.545 57,03% 1.134.806.975 589.963.830 51,99% Jumlah b. Instalasi Mikrobiologi

Target kinerja penerimaan pada Instalasi Mikrobiologi ditetapkan sebesar Rp499.377.335,- dan pada tanggal 31 Desember 2010 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 telah tercapai sebesar Rp261.360.435,- atau sebesar 52,34 persen. Sumbangan penerimaan terbesar berasal dari pemeriksaan swab sebesar 72,48 persen disusul oleh penerimaan dari pemeriksaan air (64,05 persen), pemeriksaan makanan/minuman (54,22 persen), pemeriksaan udara (52,31 persen) dan sputum/kultur mikrobiologi yaitu sebesar 42,16 persen.

Rincian capaian penerimaan Instalasi Mikrobiologi Tahun 2010 dapat dirinci sebagai berikut ;

Tabel 9

Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Mikrobiologi Tahun 2010

No Jenis Pemeriksaan Target Realisasi Capaian

1 Air 143.200.275 91.726.170 64,05%

2 Makanan/Minuman 45.089.165 24.448.005 54,22%

3 Swab 41.647.075 30.186.660 72,48%

4 Udara 17.643.585 9.228.830 52,31%

5 Sputum/Kultur & Mikro 239.191.415 100.854.320 42,16%

6 Jamu/Obat Trad 12.605.820 4.916.450 39,00%

499.377.335 261.360.435 52,34%

(27)

27

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

c. Instalasi Patologi Klinik

Penerimaan Instalasi Patologi Klinik berasal dari pemeriksan Hematologi dan Kimia Klinik mencakup pemeriksaan/pengujian eritrosit, leukosit, trombosit, limposit, retikulosit, hematrokit, masa pembekuan, masa perdarahan, laju endap darah (LED), golongan darah (A,B,O dan rhesus), pemeriksaan hemoglobin, pemeriksan/pengujian glukosa, cholesterol, asam urat, trigliserid, Ph, keton, kalium, calcium, gobulin, bilirubin, HDL, LDL, cholinesterase, urobilin, sedimen, urin, faces, cairan lambung, sumsum tulang, serta thyroid stimulatin hormon.

Target penerimaan yang ditetapkan Tahun 2010 sebesar Rp259.806.975,- dan sampai dengan 31 Desember 2010 telah tercapai sebesar Rp242.491.035,- atau sebesar 93,34 persen yang merupakan realisasi capaian tertinggi apabila dibandingkan dengan instalasi lain sesuai target yang telah ditetapkan.

Kontribusi penerimaan terbesar beralah dari pemeriksaan Kimia Klinik yang 100 persen tercapai disusul oleh pemeriksaan hematologi dan kemudian pemeriksaan urinalisa yang hanya terealisir sebesar 56,25 persen.

Rincian capaian realisasi penerimaan dari instalasi Patologi Klinik dapat disajikan sebagai berikut ;

Tabel 10

Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Patologi Klinik Tahun 2010

Target Realisasi Capaian

1 Hematologi 75.758.095 74.806.029 98,74% 2 Kimia Klinik 145.715.284 146.121.702 100,28% 3 Urinalisa 38.333.596 21.563.304 56,25% 259.806.975 242.491.035 93,34% No Jenis Pemeriksaan 2010 Jumlah d. Instalasi Imunologi

Penerimaan Instalasi Imunologi berasal dari pemeriksaan pemeriksaan imunologi mencakup pemeriksan/pengujian tes kehamilan (HCG), anti kehamilan (ASTO),darah, rhematoid faktor, widal, hepatitis, anti HIV, anti HBC, rubella, anti toxoplasma, dengueblot dan Urin. Disamping itu

(28)

28

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Instalasi Imunologi juga melakukan pengujian sampel rutin, pengujian sampel survai HIV dan Siphilis, penunjang penanganan bahan PME program BPPM, melaksanakan PMI, sebagai peserta PME dan juga melaksanakan uji banding.

Target yang ditetapkan untuk Instalasi Imunologi adalah sebesar Rp104.296.390,- dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 telah tercapai sebesar Rp5.542.805,- atau hanya sebesar 5,31 persen.

Rendahnya capaian ini disebabkan karena rendahnya biaya operasional terutama untuk belanja pemeliharaan dan bahan reagen. Rincian penerimaan instalasi Imunologi dapat disajikan sebagai berikut ;

Tabel 11

Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Imunologi Tahun 2010

Target Realisasi Capaian

1 Antibodi 103.291.352 5.241.269 5,07% 2 Antigen 758.519 164.542 21,69% 3 Horman 246.519 136.994 55,57% 104.296.390 5.542.805 5,31% No Jenis Pemeriksaan 2010 Jumlah e. Instalasi Virologi

Kinerja penerimaan Instalasi Virologi berasal dari pemberian jasa pemeriksan/pengujian H1N1, H5N1, MDR M. Tuberculosis, Anti HIV Subtype, DHF Subtype, Hepatitis dan avian influenza dengan target yang ditetapkan sebesar Rp933.995,- yang hanya tercapai sebesar Rp198.905,- atau hanya sebesar 21,30 persen. Hal ini disebabkan karena pemeriksaan Virologi sampai dengan saat ini masih menjalankan fungsi research dan development untuk menunjang pelayanan laboratorium pada BBLK Jakarta juga untuk laboratorium-laboratorium lain yang memerlukan.

f. Instalasi Media Reagensia

Kinerja penerimaan Instalasi Media Reagensia berasal dari penyediaan sediaan reagen bagi instalasi lain, juga menyediakan peracikan dan pembuatan media reagen siap pakai untuk dijual kepada laboratorium lain, dengan target sebesar Rp778.330,- dan hanya tercapai sebasar Rp358.030,-

(29)

29

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

atau sebesar 46 persen. Hal ini disebabkn karena Instalasi Media Reagensia sejauh ini masih menjadi instalasi penunjang bagi kinerja instalasi lainnya dan belum banyak produk yang dijual ke luar.

2. Kinerja Anggaran

Anggaran dalam DIPA Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta tahun anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp13.798.944.000,- yang terdiri dari Penerimaan badan Layanan Umum sebesar Rp2.000.000.000,- dan penerimaan Rupiah Murni dari APBN sebesar Rp11.798.944.000,-.

Realisasi Penerimaan Badan Layanan Umum yang ditargetkan sebesar Rp2.000.000.000,- sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 terealisasi sebesar Rp1.099.915.037,- atau sebesar 55 persen.

Sedangkan realisasi penggunaannya (belanja) terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp2.897.041.996,-, belanja barang sebesar Rp4.461.029.147,- dan belanja modal sebesar Rp4.670.907.000,-, seperti terlihat pada Grafik berikut ini.

Grafik 12

Komposisi Realisasi Anggaran DIPA Tahun 2010

Realisasi belanja sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp12.028.978.143,- atau sebesar 87,17 persen dari total anggaran dalam DIPA sebesar Rp13.798.944.000,-. Rincian realisasi belanja dapat ditampilkan sebagai berikut ; Belanja Pegawai; 2.897.041.996 ; 24% Belanja Barang; 4.461.029.147 ; 37% Belanja Modal; 4.670.907.000 ; 39%

(30)

30

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Tabel 12

Rincian Alokasi dan Realisasi Belanja Tahun 2010

No Uraian Alokasi Realisasi Capaian

A. Pendapatan Pendapatan BLU 2.000.000.000 1.099.915.037 55,00% B. Belanja 1 Belanja Pegawai 3.040.308.000 2.897.041.996 95,29% 2 Belanja Barang 3.758.636.000 3.361.114.110 89,42% 3 Belanja Modal 5.000.000.000 4.670.907.000 93,42% 13.798.944.000 12.028.978.143 87,17% Jumlah

Sebagai bahan perbandingan maka disajikan anggaran dan realisasi belanja dari penerimaan BLU Tahun 2007 sampai dengan 2009 sebagai berikut ;

Grafik 13

Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2007 - 2009

Sedangkan perbandingan untuk Alokasi Anggaran dan Realisasi belanja yang berasal dari rupiah murni (APBN) dapat disajikan pada grafik dibawah ini ;

352.050.000 352.017.000 471.300.000 393.850.000 560.500.000 533.605.000 231.450.000 227.860.600 428.700.000 321.615.550 539.500.000 357.108.500

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

2007 2008 2009

(31)

31

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Grafik 14

Rekapitulasi Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2007 - 2009

3. Kinerja Badan Layanan Umum

Indikator Penilaian Kinerja Badan Layanan Umum dinilai melalui tiga kategori/bidang, masing-masing yaitu ;

I. Indikator Kinerja Keuangan 20%

II. Indikator Kinerja Pelayanan 40%

III. Indikator Kinerja Mutu Pelayanan & Manfaat Bagi Masyarakat 40%

Tingkat kinerja/kesehatan Bidang Layanan Kesehatan digambarkan dari penjumlahan nilai riil masing-masing indikator dari 3 aspek tersebut di atas, yaitu ;

1. Tinggi, yang terdiri atas :

Tingkat Kinerja Total Skor

AAA TS > 95

AA 80 < TS ≤ 95

A 65 < TS ≤ 80

2. Sedang, yang terdiri atas :

Tingkat Kinerja Total Skor

BBB 50 < TS ≤ 65 BB 40 < TS ≤ 60 B 30 < TS ≤ 40 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

2007 2008 2009

(32)

32

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

3. Rendah, yang terdiri atas :

Tingkat Kinerja Total Skor

CCC 20 < TS ≤ 30

CC 10 < TS ≤ 20

C TS ≤ 10

a. Indikator Kinerja Keuangan

b. Indikator Kinerja Pelayanan

No Indikator Bobot/ Nilai Haper Nilai

1 Imbalan Investasi (Return On Invesment) 3 29.73 2

2 Rasio Kas (Cash Ratio) 3 -

-3 Rasio Lancar (Current Ratio) 3 -

-4 Collection Period (CP) 3 3.12 3

5 Perputaran Persediaan (PP) 2 1.16 3

6 Perputaran Total Asset (TATO) 2 71.5 1.4

7 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 4 100 1.8

20 11.20

TOTAL

No Jenis Indikator Kinerja Pelayanan Bobot Haper Nilai

A. Pertumbuhan Produktifitas

1 Rata-rata Pemeriksaan laboratorium /hari 3 1.2 1.5

2 Pertumbuhan rata pemeriksaan patologi klinik 3 1.2 1.5

3 Pertumbuhan rata pemeriksaan Mikrobiologi 3 1.2 1.5

4 Pertumbuhan rata pemeriksaan Imunologi 3 1.2 1.5

5 Pertumbuhan rata pemeriksaan Kimia kesehatan 3 1.2 1.5

6 Rasio jumlah kegiatan labkesmas 2 2 1

B. Efisiensi Pelayanan

1 Rasio jumlah pemeriksaan Lab klinik dengan dokter spesialis

patklin 2 11.92 1

2 Rasio jumlah pemeriksaan Patologi klinik dengan analis di

instalasi Patklin 1.5 10.63 1

3 Rasio jumlah pemeriksaan mikrobiologi dengan analis di

instalasi mikrobiologi 1.5 3.64 0.25

4 Rasio jumlah pemeriksaan imunologi dengan analis di instalasi

Imunologi 1.5 29.4 0.25

5 Rasio jumlah pemeriksaan kimia kesehatan dengan analis di

instalasi kimia kesehatan 1.5 176.55 0.25

C. Petumbuhan Daya Saing

Sales Growth (SALG) 2 1.28 2

D. Pengembangan SDM

1 Program Diklat 2 sebagian 1.5

2 Penghargaan dan sanksi 1 sebagian 1.5

E. Penelitian dan pengembangan

1 Pengembangan Produk Baru Bidang pelayanan 1 sebagian 1.5

2 Pengembangan Sistem Manajemen 1 sepenuhnya 1.5

3 Peningkatan Penguasaan Teknologi 2 sepenuhnya 1

F. Administrasi

1 Ketepatan Penyampaian RBA 2 Tepat wktu 2

2 Laporan Triwulanan ( Ketepatan) 2 Tepat wktu 2

3 Laporan Tahunan 2 Tepat wktu 2

40 26.25

(33)

33

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

c. Indikator Kinerja Mutu Dan Manfaat Bagi Masyarakat No Jenis Indikator Kinerja Pelayanan Bobot/

Nilai Haper Nilai

A. Mutu Pelayanan

1 Waktu layanan bidang pemeriksaan Hematologi, Urinalisa 3 1 jam 3 2 Waktu layanan bidang pemeriksaan Kimia Klinik, media

reagensia 3 3 jam 3

3 Waktu layanan bidang pemeriksaan Mikrobiologi, Kimia

Kesehatan, 3 7 hari 3

4 Waktu layanan bidang pemeriksaan Parasitologi 3 2 jam 3

5 Waktu layanan bidang pemeriksaan Immunologi 3 2 jam 3

6 Waktu layanan bidang pemeriksaan Virologi 3 5 hari 2

7 Akurasi hasil laboratorium bidang pemeriksaan Hematologi,

Kimia Klinik, Urinalisa, Parasitologi, Immunologi 3 100% 2

8 Akurasi hasil laboratorium bidang pemeriksaan Bakteriologi,

Virologi, Media Reagensia 3 90% 2

9 Akurasi hasil laboratorium bidang pemeriksaan Kimia Kesehatan,

Kimia Toksikologi 3 95% 2

10 Ketersediaan media dan reagensia 3 100 2

11 Peralatan laboratorium yang digunakan terkalibrasi 2 100 2

B. Kepedulian Kepada Masyarakat

1 Pembinaan kepada Puskesmas dan sarana Kesehatan lain 1 semua 1

2 Penyuluhan Kesehatan (PKMRS0 1 semua 1

C. Kepuasan Pelanggan

1 Prosentase Komplain 2 ditindaklanjuti 1

2 Lama waktu tunggu di Poliklinik 2 kurang 30 mnt 2

3 Kemudahan pelayanan 2 petunjuk lengkap 2

D. Kepedulian Terhadap Lingkungan

1 Kebersihan Lingkungan 2.5 ada SOP 2,5

2 Hasil Uji Amdal 2.5 sebagain 1,5

(34)

34

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Dengan perolehan nilai tersebut diatas maka tingkat kinerja / kesehatan Balai Besar Laboratorium kesehatan Jakarta tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut ;

Indikator Kinerja Keuangan : 11,02

Indikator Kinerja Pelayanan : 26,25

Indikator Kinerja Mutu dan Manfaat bagi masyarakat : 38,00

Jumlah Nilai Kinerja : 75,27

Dengan demikian tingkat kinerja / kesehatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta masuk dalam golongan : A (SEHAT)

d. Neraca

Akun 2010

I. ASET

A. Aset Lancar

a. Kas dan Setara Kas 203.714.600

b. Investasi Jangka Pendek

c. Piutang Usaha 134.875.000

d. Penyisihan Piutang Usaha e. Piutang Lain-Lain

f. Persediaan 4.300.000

g. Aset Lancar Lainnya

Jumlah Aset Lancar 342.889.600

B. Investasi Jangka Panjang

C. Aset Tetap

a. Tanah -

b. Gedung dan Bangunan 1.231.748.000

c. Peralatan dan Mesin 13.620.201.281

d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan -

e. Aset Tetap Lainnya 286.203.920

f. Konstruksi Dalam Pengerjaan 5.548.533.000

Jumlah Aset Tetap 20.686.686.201

g. Akumulasi Penyusutan -

Nilai Buku Aset Tetap 20.686.686.201

D. Aset Lainnya

a. Aset KSO -

b. Aset Sewa Guna Usaha -

c. Aset Tak Berwujud -

d. Aset Lain-Lain 88.862.000

Jumlah Aset Lainnya 88.862.000

JUMLAH ASET 21.118.437.801

II. KEWAJIBAN

A. Kewajiban Jangka Pendek

a. Kewajiban Jangka Pendek -

B. Kewajiban Jangka Panjang

a. Kewajiban Jangka Panjang -

JUMLAH KEWAJIBAN -

III.EKUITAS

A. Ekuitas Awal 16.108.941.201

B. Surplus dan Defisit Tahun Lalu

C. Surplus dan Defisit Tahun Berjalan 5.009.496.600

D. Ekuitas Donasi

JUMLAH EKUITAS 21.118.437.801

(35)

35

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

e. Laporan Operasional

Akun 2010

I. PENDAPATAN

A. Pendapatan Operasional

a. Pendapatan Pemeriksaan Laboratorium 1.099.915.037

b. Pendapatan Rawat Inap

c. Pendapatan Gawat Darurat

d. Tindakan Bedah

e. Penunjang

f. Operasional Lainnya

Jumlah Pendapatan Operasional 1.099.915.037

g. Subsidi/Discount

1. Selisih harga askes

2.Pembebasan/Gratis

3. Tidak Mampu/KS/Gaskin

Jumlah Subsidi -

Pendapatan Operasional Bersih 1.099.915.037

B. Hibah

C. Pendapatan APBN

a. Operasional 6.535.350.243

b. Modal (Investasi) 4.670.907.000

Jumlah Pendapatan APBN 11.206.257.243

D. Pendapatan Usaha Lainnya

a. Hasil Kerja Sama

b. Sewa

c. Jasa Lembaga Keuangan

d. Lain-Lain

Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya -

JUMLAH PENDAPATAN 12.306.172.280

C. Kinerja Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya terpenting yang menentukan kinerja dan naik turunnya BBLK Jakarta, yang dapat dibagi kedalam klasifikasi sebagai berikut ;

1). Pejabat Pengelola (Dewan Direksi)

No Nama Jabatan Nama Lengkap Tugas dan Fungsi

1. Kepala BBLK Jakarta dr. Ali Muchtar, Sp.PK, MARS Membawahi dan mengorganisir Kabag. Tata Usaha, Kabid. Lab Klinik dan Kesmas dan Kabid Pengendalian Mutu

2. Kepala Bagian Tata Usaha drg. R. Satriyo Nugroho,MM Melaksanakan pengelolaan keuangan dan urusan adminstrasi umum serta kepegawaian 3. Kepala Bidang Lab Klinik dan Kesmas Wahyu Dian Murwheni, S.Si,MM Melaksanakan pengelolaan laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat 4. Kepala Bidang Pengendalian Mutu Ir. Lydia Indriati Rosa Melaksanakan pengelolaan pengendalian mutu pengujian pemeriksaan laboratorium kesehatan

(36)

36

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

2) Pejabat Struktural

No

Jabatan Struktural Nama Lengkap Tugas dan Fungsi

1. Kepala BBLK Jakarta dr. Ali Muchtar, Sp.PK, MARS

Membawahi dan mengorganisir Kabag. Tata Usaha, Kabid. Lab Klinik dan Kesmas dan Kabid Pengendalian Mutu

2. Kepala Bagian Tata

Usaha drg. R. Satriyo Nugroho,MM

Melaksanakan pengelolaan keuangan dan urusan adminstrasi umum serta kepegawaian 3. Kepala Bidang Lab Klinik dan Kesmas Wahyu Dian Murwheni, S.Si, MM Melaksanakan pengelolaan laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat 4. Kepala Bidang

Pengendalian Mutu Ir. Lydia Indriati Rosa

Melaksanakan pengelolaan pengendalian mutu pengujian pemeriksaan laboratorium kesehatan 5.

Kasubag Perencanaan & Keuangan

Agus Purwono, SE

mengkoordinasikan pengelolaan perencanaan anggaran, perbendaharaan, pelaksanaan kegiatan Verifikasi, evaluasi dan pelaporan perbendaharaan dan akuntansi

6. Kasubag Umum &

Kepegawaian Suherman, S.Sos

Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan, hukum dan kehumasan, evaluasi dan pelaporan dan kerumahtanggaan dan perlengkapan, dan administrasi kepegawaian 7. Kasie Lab. Klinik Nofimaldi, S.Si, Apt

Melakukan penyiapan bahan perencanaan, koordinasi dan evaluasi pelayanan laboratorium kesehatan dan rujukan

8. Kasie Lab. Kesmas dr. Yarne

Melakukan penyiapan bahan perencanaan, koordinasi dan evaluasi pelayanan medik dan rujukan

9. Kasie Pemantapan

Mutu Endah Rahayu W, S.Si

Melakukan penyiapan bahan perencanaan, koordinasi dan evaluasi PME di wilayah kerja, Bimbingan Teknis laboratorium di wilayah kerjanya / binaan, Pemantapan mutu internal dan eksternal

10. Kasie Diklat dr. Bernadetta

Melakukan penyiapan bahan diklat dan Bimbingan Teknis laboratorium di wilayah kerjanya / binaannya.

3). Kelompok Jabatan Fungsional

No Nama Jabatan Jumlah Tugas dan Fungsi

1. Dokter 4 Orang Melaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan fisik untuk menegakkan diagnose 2. Pranata Labkes 40 Orang

Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan untuk

menegakkan diagnosis penyakit dalam rangka menunjang kegiatan BBLK secara efektif efisien.

3. Pranata Humas 1 Orang

Melaksanakan penyusunan materi layanan informasi kehumasan, menganalisis informasi memberikan layanan info kehumasan dan memantau pelaksanaan hubungan masyarakat melalui media pertunjukan rakyat, pameran maupun penerbitan

4. Radiografer 1 Orang Melaksanakan pelayanan radiografi untuk penegakan diagnosa penyakit

(37)

37

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

4) SDM BBLK Jakarta menurut Kelompok Jabatan dan Jumlah Tabel 13

SDM BBLK Jakarta berdasarkan Kelompok Jabatan Tahun 2010

No Kelompok dan Nama Jabatan Jumlah

A. Direksi dan Pimpinan

1 Kepala Balai Besar Labkes Jakarta 1

2 Kepala Bagian Tata Usaha 1

3 Kabid lab Klinik dan Kesmas 1

4 Kabid Pengendalian Mutu 1

5 Kasub Bag Perencanaan dan Keuangan 1

6 Kasub Bag Kepegawaian dan Umum 1

7 Kasie Lab Klinik 1

8 Kasie Lab Kesmas 1

9 Kasie Pemantapan Mutu 1

10 Kasie Diklat dan Litbang 1

B. Tenaga Kesehatan 1. Dokter Umum 3 2. Dokter Spesialis 1 C. Tenaga keperawatan 1. Perawat Pelaksana 3 D. Tenaga Kefarmasian 1. Apoteker 1 2. Analis Farmasi 1 3. Asisten Apoteker 1

E. Tenaga Keteknisan Medik

1. Radiografer 1

2. Analis Kesehatan 23

3. Teknisi Gigi 1

F. Tenaga Kehumasan Kesehatan

1. Hubungan Kesehatan Masyarakat 1

G. Tenaga Non Kesehatan ( Umum, SDM, Keuangan ) 22

I. Tenaga Honorer 13

JUMLAH SELURUHNYA 81

5) Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

No Kelompok dan Nama Jabatan

Jenis

Kelamin Kelompok Umur

Jml L P X <_ 20 20 < x <_ 30 30 < x <_ 40 40 < x <_ 50

A Direksi dan Pimpinan

1 Kepala Balai Besar Labkes Jakarta 1 V 1

2 Kepala Bagian Tata Usaha 1 V 1

3 Kabid lab Klinik dan Kesmas 1 V 1

4 Kabid Pengendalian Mutu 1 V 1

5 Kasub Bag Perencanaan dan Keuangan 1 V 1 6 Kasub Bag Kepegawaian dan Umum 1 V 1

(38)

38

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

D. Kinerja Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan faktor potensi kedua setelah tersedianya sumber daya manusia, mencakup gedung, peralatan laboratorium serta sarana penunjang kerja lainnya. Sarana dan prasarana yng dimiliki dalam mendukung pelaksanaan program Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta tahun anggaran 2010 adalah sebagai berikut ;

Tabel 14

Keadaan Sarana & Prasarana BBLK Jakarta Tahun 2010

No Sarana Prasarana Nilai

1. Persediaan Badan Layanan Umum 42.639.500,-

2. Gedung dan Bangunan 6.780.281.000,-

3. Peralatan dan Mesin 14.268.189.126,-

4. Aset Tetap Yang Tidak digunakan dalam Operasi Pmthn 45.147.000,-

Jumlah 21.136.256.626,-

No Kelompok dan Nama Jabatan

Jenis

Kelamin Kelompok Umur

Jml L P X <_ 20 20 < x <_ 30 30 < x <_ 40 40 < x <_ 50

7 Kasie Lab Klinik 1 V 1

8 Kasie Lab Kesmas 1 V 1

9 Kasie Pemantapan Mutu 1 V 1

10 Kasie Diklat dan Litbang 1 V 1

B Tenaga Kesehatan 1. Dokter Umum 3 V 3 2. Dokter Spesialis 1 V 1 C Tenaga keperawatam 1. Perawat Pelaksana 3 V 3 D Tenaga Kefarmasian 1. Apoteker 1 V 1 2. Analis Farmasi 2 V 2 3. Asisten Apoteker 1 V 1

E Tenaga Keteknisan Medik

1. Radiografer 1 V 1

2. Analis Kesehatan 3 22 V 25

3. Teknisi Gigi 1 V 1

F Tenaga Kehumasan Kesehatan

1. Hubungan Kesehatan Masyarakat 1 V 1

G Tenaga Non Kesehatan

( Umum, SDM, Keuangan ) 20 12 V 32

(39)

39

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Persediaan Badan Layanan Umum terdiri dari barang konsumsi terdiri dari barang-barang persediaan habis pakai yang tercatat per 31 Desember 2010. Sedangkan Konstrukdi dalam pengerjaan merupakan pembangunan gedung tahun 2010 yang belum terselesaikan atau belum dapat difungsikan sampai dengan 31 Desember 2010.

Tabel 15

Jenis Bangunan dan Gedung BBLK Jakarta Tahun 2013

No Nama

Gedung/Bangunan Jml Lokasi

Tahun

Perolehan Nilai Rupiah Ketr

1 Bangunan Gedung Laboratorium Lainnya 1 Jl.Percetakan Negara 01/01/2011 5.548.533.000 Belum IMB

2 Bangunan Gedung Laboratorium Permanen 1 Jl.Percetakan Negara 20/01/2003 1.231.748.000 Belum IMB

No Nama Sarpras Kuantitas

1. Tanah (status kepemilikan Balitbangkes) 2.104 m2

2. Bangunan Kesehatan 6.344 m2

3. Listrik 82.500 KVA

4. Air Bersih Sumur Artesis

5. Telepon/Faks 2 unit

6. Kendaraan Roda 4 3 unit

7. Kendaraan Roda 2 4 unit

8. Ambulance 1 unit

9. Mobil Laboratorium Keliling 1 unit

(40)

40

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

BAB IV

ANALISA LINGKUNGAN STRATEGIS BBLK JAKARTA

Untuk mendapatkan suatu potret mengenai keadaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta saat ini dilakukan dengan cara analisis terhadap faktor lingkungan internal (kekuatan/strength dan kelemahan/weakness) dan terhadap faktor lingkungan eksternal (peluang/opportunities dan tantangan/threat) yang dihadapi saat ini. Pemetaan dilakukan terhadap bidang empat bidang yaitu pelayanan, sumberdaya manusia (SDM), keuangan dan sarana prasarana.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan analisis SWOT adalah sebagai berikut ;

1. Melakukan identifikasi dan inventori terhadap kekuatan dan kelemahan yang sekarang dimiliki oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta terhadap ke empat bidang yaitu pelayanan, sumberdaya manusia (SDM), keuangan dan sarana prasarana.

2. Melakukan deteksi lingkungan bisnis makro dan mikro antara lain peluang dan tantangan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja BBLK Jakarta sekarang dan dimasa yang akan datang.

3. Merumuskan pilihan strategi yang mungkin dapat diimplementasikan dengan cara melakukan refleksi atas berbagai kemungkinan dari indikator kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang telah ditemukan pada langkah sebelumnya. Tersedia empat macam strategi yaitu Strength-Opportunity (maksi-maksi), Weakness-Strength-Opportunity (mini-maksi), Strength-Threat (maksi-mini) dan Weakness-Threat (mini-mini). Dari keempat strategi tersebut ditentukanlah strategi prioritas/skala prioritas.

4. Menentukan posisi strategis perusahaan kedalam matrik SWOT empat kuadran.

5. Menjabarkan dan menyusun strategi kunci berdasarkan posisi strategis perusahaan sesuai dengan posisi kuadran pada matrik SWOT Empat Kuadran.

(41)

41

|

R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a 2 0 1 0 - 2 0 1 4

A. Analisis Internal BBLK Jakarta

1. Bidang Pelayanan, Kekuatan ;

1) Alat laboratorium canggih

2) Pemeriksaan lab spesialis,sub spesialis 3) Pelayanan KLB

4) Sebagai pusat rujukan pemeriksaan laboratorium Kelemahan ;

1) Pemberdayaan instalasi sebagian belum optimal 2) Pelayanan belum optimal

3) Promosi pelanggan belum optimal 2. Bidang Organisasi dan SDM,

Kekuatan ;

1) Jenis tenaga dan jenis ketenagaan cukup 2) Kemampuan SDM baik

3) Motivasi belajar cukup tinggi Kelemahan ;

1) Budaya organisasi belum di sosialisasi secara menyeluruh 2) Motivasi kerja tenaga belum optimal

3) Pelaksanaan reward dan punishment belum optimal 3. Bidang Keuangan,

Kekuatan ;

1) Mendapat subsidi dari Pemerintah 2) Peningkatan pendapatan setiap tahun 3) Penambahan dana pengembangan investor

Kelemahan ;

1) Tarif lebih kecil dari unit cost

2) Belanja modal alokasi APBN belum memadai 3) Sistem informasi keuangan belum optimal 4. Bidang Sarana dan Prasarana,

Kekuatan ;

1) Fasilitas ruangan dan gedung memadai 2) Peralatan laboratorium yang lengkap

Gambar

Grafik 10  Kinerja Instalasi Virologi 9.271 22.774 34.206  21.020  2.891  418 20052006200720082009 2010

Referensi

Dokumen terkait

Dusun koripan nambuhan merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan purwodadi kabupaten grobogan. Desa ini merupakan desa yang mayoritas masyarakatnya bekerja

Dalam tuntutan akhirnya, Jaksa Penuntut Umum meminta kepada pengadilan untuk menghukum terdakwa dengan hukuman penjara selama 6 bulan dan ditangguhkan selama 1 tahun karena

Tujuan yang ingin dicapai dari Tugas Akhir ini antara lain adalah mengidentifikasi masalah dan cara penanganan masalah yang timbul pada aplikasi dalam sistem

beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat akurasi penerapan metode Naïve Bayes Classifier (NBC)

Di bagian bawahnya terdapat kerucut yang berfungsi untuk menangkap air dan partikel – partikel padat lainnya yang lolos dari separator, sehingga uap yang akan dikirim ke

Pengaruh positif tersebut antara lain kandungan energinya yang tinggi (2,25 x karbohidrat), dapat menurunkan heat increament, mengurangi sifat berdebu dari ransum, meningkatkan

Gambar 9 memberikan informasi tentang periode mulai mencari pekerjaan untuk alumni Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen Universitas Lampung lulusan

(2) Tidak ada pelamar pekerjaan atau pegawai dari kelompok ras apa pun akan mengalami kerugian dari persyaratan dan ketentuan yang mempunyai dampak negatif