• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

No.631, 2015 BPOM. Ritel Pangan. Pasar Tradisional.

Pedoman.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN CARA RITEL PANGAN YANG BAIK DI PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

(2)

2015, No.631 2

5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang

Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);

7. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 757);

9. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

48/M-DAG/PER/8/2013 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1100);

10. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1520);

11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.12.10569 Tahun 2011 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 121);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TENTANG PEDOMAN CARA RITEL PANGAN YANG BAIK DI PASAR TRADISIONAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:

1. Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional adalah acuan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ritel pangan di pasar tradisional dan dalam rangka pengawasan keamanan pangan di pasar tradisional.

2. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan

(3)

2015, No.631 3

sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

3. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa Toko, Kios, Los dan Tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

4. Pengelola Pasar adalah organisasi atau pihak pengelola pasar yang bertanggung jawab terhadap operasional harian pasar, keamanan, kebersihan pasar, dan lain-lain.

5. Pelaku Usaha Pangan adalah setiap orang yang bergerak pada satu atau lebih subsistem agribisnis pangan, yaitu penyedia masukan produksi, proses produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan penunjang.

BAB II

RUANG LINGKUP Pasal 2

(1) Pelaku Usaha Pangan yang melaksanakan kegiatan ritel pangan di Pasar Tradisional harus menerapkan cara ritel pangan yang baik guna memenuhi persyaratan keamanan pangan.

(2) Kegiatan ritel pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penerimaan, penyimpanan, pengolahan, pemajangan, dan penyerahan pangan kepada konsumen.

(3) Cara ritel pangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. mengatur pembagian area (zonasi) sesuai jenis pangan yang dijual sehingga tidak terjadi pencemaran silang;

b. mengatur penempatan pangan dalam tempat penyimpanan agar tidak terjadi pencemaran silang;

c. mengendalikan stok penerimaan dan penjualan;

d. mengatur rotasi stok pangan sesuai dengan masa

kedaluwarsanya;

e. mengendalikan kondisi lingkungan penyimpanan pangan

khususnya yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, dan tekanan udara; dan

f. menerapkan sanitasi dan higiene yang baik.

(4)

2015, No.631 4

BAB III

CARA RITEL PANGAN DI PASAR TRADISIONAL Pasal 3

(1) Cara ritel pangan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat tercantum dalam Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional sebagai Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

(2) Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek:

a. sumber daya manusia; b. sarana dan prasarana; c. penanganan pangan; dan

d. kebersihan dan sanitasi peralatan dan lingkungan. Pasal 4

(1) Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan acuan bagi Pengelola Pasar dan Pelaku Usaha Pangan di Pasar Tradisional.

(2) Pengelola Pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pihak pemerintah setempat atau organisasi swadaya masyarakat.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 5

Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 April 2015 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA, ROY A. SPARRINGA Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 27 April 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

(5)

2015, No.631 5

(6)

2015, No.631 6

(7)

2015, No.631 7

(8)

2015, No.631 8

(9)

2015, No.631 9

(10)

2015, No.631 10

(11)

2015, No.631 11

(12)

2015, No.631 12

(13)

2015, No.631 13

(14)

2015, No.631 14

(15)

2015, No.631 15

(16)

2015, No.631 16

(17)

2015, No.631 17

(18)

2015, No.631 18

(19)

2015, No.631 19

(20)

2015, No.631 20

(21)

2015, No.631 21

(22)

2015, No.631 22

(23)

2015, No.631 23

(24)

2015, No.631 24

(25)

2015, No.631 25

(26)

2015, No.631 26

(27)

2015, No.631 27

(28)

2015, No.631 28

(29)

2015, No.631 29

(30)

2015, No.631 30

(31)

2015, No.631 31

Referensi

Dokumen terkait

Beranjak dari hal tersebut, peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada wanita dewasa muda yang belum

kualifikasi asli atau yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan. salinannya, yang Insya Allah akan

 Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip dan belajar dari aneka sumber..  Menggunakan

Akibat lain dari mengkonsumsi air putih secara berlebihan adalah dapat menyebabkan Hiponatremia, yang mana kadar air dalam darah meningkat

penghasil inovasi, dalam hal ini Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian lainnya yang melakukan riset pertanian termasuk berbagai pihak yang mencoba

KELIMA : Apabila bidang tanah sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA sudah dibebaskan dan dikuasai sepenuhnya, maka Kepala Dinas Tata Air Provinsi DK! Jakarta wajip segera

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa jumlah rata – rata kematian jentik Aedes aegypti dengan konsentrasi 20% ekstrak daun sirsak setelah perlakuan dengan waktu 4

Problema lain yang mung kin lebih berat akan terjadi terutama Dada wanita hamil yang tertular dengan Herpes Genitalis karena virus dapat mengadakan penularan