• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pustaka Prose Membatik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Pustaka Prose Membatik"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Studi Pustaka

Membuat pola batik

pada kain

Mencanting hasil pola yang

sudah digambar pada kain

Memasukkan kain pada

pewarnaan yang sudah

dilarutkan

Prose Membatik

Proses terakhir adalah

menjemur kain

Proses pencucian kain

agar bersih dari malam “lilin”

yang menempel pada kain

Menghilangkan malam dengan

cara merebus kain agar malam

“lilin” leleh dan terlepas dari kain

(6)

Studi Pustaka

Pengertian Batik

Berdasarkan etimologi dan terminologi batik merupakan rangkaian kata “mbat” dan “tik”. “Mbat” dalam bahasa Jawa dapat di artikan sebagai “ngembat” atau melempar berkali -kali. Sedangkan “tik” berasal dari kata titik. Jadi, membatik berarti melempar titik - titik yang banyak dan berkali - kali pada kain. (Asti Musman dan Ambar B. Arini, 2011, Batik : Warisan Adiluhung )Nusantara, Yogyakarta : G - Media)

Sejarah Batik

Dahulu batik merupakan kesenian menggambar di atas kain. Awalnya batik hanya dikerjakan dalam kraton saja yang hasilnya dipakai untuk pakaian raja dan keluarga beserta para pengikutnya. Dalam perkembangannya lambat laun pakaian batik tidak hanya dipakai untuk keluarga raja, tetapi menjadi pakaian rakyat yang digemari baik wanita maupun pria. Kini batik sudah menjadi bagian dari pakaian tradisional Indonesia. (batikmarkets.com)

Pengertian Batik Tulis

Batik Tulis : pola yang satu dengan pola lainnya agak berbeda walaupun bentuknya sama. Bentuk isen-isen relatif rapat, rapi dan tidak kaku. Prosesnya : semua proses dikerjakan secara manual dengan canting, lilin malam, kain dan pewarna.

Jenis - jenis Batik A. Motif Batik Klasik atau Tradisional

Motif Batik Klasik atau Tradisional diciptakan sejak awal mula pembuatan batik dan hanya digunakan oleh keluarga kerajaan.

Batik Sekar Jagad

Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihatnya akan terpesona.

Batik Parang

Batik parang memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi berupa petuah seperti ombak laut yang tidak pernah menyerah untuk berhenti bergerak. Batik parang biasa digunakan dalam upacara pelantikan dengan harapan pulang membawa kemenangan.

Batik Kawung

Pada jaman dahulu motif batik kawung dipakai untuk kalangan kerajaan. Motif tersebut mencerminkan pribadinya sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu serta menjaga hati nurani agar ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.

(7)

Studi Pustaka

C. Motif Batik Berdasarkan Pengaruh Budaya Luar Batik Belanda

Pada waktu zaman penjajahan Belanda, warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga - bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh - tokoh cerita dongeng terkenal di sana seperti motif Hansel n Gretell, cinderella, snow white dll.

Batik Cina atau Pecinan

Batik Cina merupakan akulturasi budaya antara perantau dari Cina dengan budaya lokal Indonesia. Ciri khas batik ini warnanya variatif dan cerah dalam satu kain yang menampilkan banyak warna. Motifnya banyak mengandung unsur budaya Cina seperti motif burung hong (merak) dan naga. Pola batiknya lebih rumit dan halus.

B. Motif Batik Berdasarkan Kota Pembuatannya

Batik Yogyakarta

Karakter motif batik Yogyakarta adalah tegas, formal, sedikit kaku dan patuh pada pakem. Pemakaian warna batik Yogyakarta adalah biru-hitam serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Warna biru- hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila yang

difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat dan kayu tegeran warna kuning.

Batik Madura

Warna yang mencolok seperti kuning, merah, hijau. Batik Madura juga memiliki motif yang beragam. Misalnya pucuk tombak, belah ketupat dan rajut. Bahkan ada sejumlah motif yang mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.

(8)

Studi Pustaka

Alat - alat untuk Membatik

1. Kain mori

adalah salah satu bahan pokok sebagai media untuk membuat motif batik. 2. Malam ( lilin )

merupakan bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain. 3. Pewarna Batik

digunakan untuk proses pencelupan ke dalam serat kain mori. 4. Canting

berfungsi semacam pena yang diisi lilin malam cair sebagai tintanya. Bentuk canting beraneka ragam dari yang berujung satu hingga beberapa ujung.

5. Kompor minyak tanah

digunakan untuk memanaskan malam ( lilin ) agar cair. 6. Wajan

adalah alat untuk melelehkan malam (lilin) yang terbuat dari aluminium. 7. Panci

merupakan alat untuk nglorot (merebus) kain yang sudah di canting. 8. Ember atau baki

merupakan alat untuk melarutkan pewarna batik. 9. Dingklik

berfungsi sebagai tempat duduk para pembatik. Dingklik terbuat dari bahan kayu atau bambu yang tidak memiliki sandaran.

10. Gawangan

adalah alat untuk membentangkan mori sewaktu akan dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa sehingga kuat, ringan, dan mudah dipindah - pindah.

1

2

3

4

5

6

7

8

(9)

Studi Pustaka

Menurut As’ad (1987:73) Keberhasilan suatu program

pelatihan di tentukan oleh 5 komponen, yaitu:

1. Sasaran pelatihan atau pengembangan

Setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa

diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur

supaya bisa diketahui efektivitas dari pelatihan itu sendiri.

2. Pelatih (

Trainer

)

Pelatih harus bisa mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode

tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuan, ketrampilan

dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

3. Bahan Latihan

Bahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang

telah ditetapkan.

4. Metode latihan (termasuk alat bantu)

Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah

menyusun metode latihan yang tepat.

5. Peserta (

Trainee

)

Peserta merupakan komponen vang cukup penting, sebab keberhasilan

suatu program pelatihan tergantung juga pada pesertanya.

Komponen Dalam Pelatihan

Beberapa Contoh Pelatihan

Batik Tulis

(10)

Studi Pustaka

A. Ruang Pembuatan Pola

Diperlukan set papan tulis /

white board.

Diperlukan kursi dan meja untuk membuat

pola batik.

Memerlukan cahaya yang cukup untuk

proses mendesain pola batik.

B. Ruang Alat dan Bahan

Terdapat fasilitas rak atau lemari sebagian

tempat penyimpanan alat dan bahan batik.

Posisi ruang penyimpanan alat dan bahan

berdekatan dengan ruang-ruang untuk

proses

pengerjaan

yang

lain

agar

memudahkan pengunjung pelatihan.

C. Ruang Mencanting

Perlu ruang yang cukup luas.

Terdapat sirkulasi udara demi kenyamanan

pengunjung saat membatik.

Membutuhkan cahaya yang cukup untuk

ketelitian dan kerapian dalam mencanting.

Lantai dapat dibersihkan dari malam “lilin”.

D. Ruang Pewarnaan, Pelorotan dan Pencucian

Perlu ruang yang cukup luas untuk proses pewarnaan dan pencucian.

Lantai bertekstur dan tidak licin.

Terdapat bak sebagai tempat pewarna.

Terdapat kompor untuk proses pemanasan air untuk proses

pewarnaan.

E. Ruang Penjemuran

Terdapat bagian yang terbuka agar tidak langsung terkena sinar

matahari saat penjemuran kain.

Lantai bertekstur dan tidak licin.

Terdapat alat penjemuran (sampiran).

F. Ruang Galeri

Perlu ruang yang cukup luas untuk display karya batik.

Ruang harus rapi, bersih dan pencahayaan yang cukup untuk display.

(11)

Studi Pustaka

Pengertian Candi

Candi sebagai bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu Budha. (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) halaman 788)

Fungsi Candi

Struktur Candi

Secara umum struktur candi tersusun menjadi tiga bagian tegak (vertikal) yaitu sebagai berikut :

1. Kaki Candi (Bhurloka)

Melambangkan dunia manusia (dunia bawah = bhumi). 2. Tubuh Candi (Bhuvarloka)

Melambangkan dunia untuk yang disucikan.

3. Atap Candi (Svarloka)

Merupakan dunia dewa - dewa (wordpress.com)

Bahan Pembuat Candi

1. Batu Andesit, batu bekuan vulkanik yang ditatah membentuk kotak-kotak yang saling kunci. Batu andesit untuk bahan candi harus dibedakan dari batu kali. Batu kali meskipun mirip andesit tapi keras dan mudah pecah jika ditatah (sukar dibentuk). Batu andesit yang cocok untuk candi adalah batu yang terpendam di dalam tanah sehingga harus ditambang di tebing bukit.

2. Batu putih (tuff), batu endapan piroklastik berwarna putih yang digunakan di Candi Pembakaran di kompleks Ratu Boko. Bahan batu putih ini juga ditemukan dan dijadikan sebagai bahan isi candi, dimana bagian luarnya dilapisi batu andesit.

3. Bata merah, dicetak dari lempung tanah merah yang dikeringkan dan dibakar. Candi Majapahit dan Sumatera banyak menggunakan bata merah.

(12)

Studi Pustaka

1. Candi Brahu

A. Lokasi

Candi Brahu terletak di Dukuh Jambu Mente Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tepat di depan kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur yang terletak di jalan raya Mojokerto -Jombang.

.

Di sekitar Candi Brahu pernah ditemukan benda -benda kuno, antara lain :

• Benda - benda semisal perhiasan dari emas dan perak.

• 6 buah arca yang bersifat agama Budha.

• Piring perak yang bagian bawah bertuliskan tulisan kuno.

• lempeng prasati tembaga pada masa Raja Mpu Sindok.

B. Sejarah

Candi Brahu merupakan salah satu candi yang ada dalam lingkungan situs Trowulan Kerajaan Majapahit.

Candi Brahu didirikan oleh Mpu Sindok yang sebelumnya merupakan raja dari Kerajaan Mataram Kuno yang ada di Jawa Tengah. Hal ini dijelaskan dari nama Brahu dihubungkan diperkirakan berasal dari kata “Wanaru” atau “Warahu” yaitu nama sebuah bangunan suci keagamaan yang disebutkan di dalam prasasti tembaga “Alasantan” yang ditemukan kira-kira 45 m disebelah barat Candi Brahu.

Pada masa Kerajaan Majapahit, Candi Brahu digunakan sebagai tempat persembayangan atau merupakan bangunan suci yang digunakan untuk berdoa.

C. Ciri-ciri :

1. Struktur bangunan candi Brahu terdiri dari kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Kaki candi terdiri dari bingkai bawah, tubuh candi serta bingkai atas. 2. Bagian tubuh Candi Brahu sebagian merupakan susunan bata baru yang

dipasang pada masa pemerintahan Belanda.

3. Bentuk tubuh Candi Brahu tidak tegas persegi, melainkan bersudut banyak, tumpul dan berlekuk. Bagian tengah tubuh candi melekuk ke dalam seperti pinggang. Lekukan tersebut dipertegas dengan pola susunan batu bata pada dinding barat atau dinding depan candi.

(13)

Studi Pustaka

2. Candi Bajangratu

A. Lokasi

Candi Bajangratu terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

B. Sejarah

Bajang Ratu diperkirakan dibangun sekitar abad ke-13 s/d abad ke-14 M. Bajang berarti kecil/kerdil sama halnya dengan kata Pabajangan yang berarti kuburan anak kecil.

Menurut penduduk setempat, Gapura Bajangratu merupakan bangunan yang dibangun untuk mengenang Jayanegara sebagai Putra Mahkota Majapahit yang semasa dalam kandungan beliau sudah dinobatkan menjadi Kumaraja (Raja Muda). Pendapat lain menyebutkan bahwa Gapura Bajangratu dibangun untuk mengenang seorang putra mahkota Majapahit yang semasa dalam kandungan sudah menjadi Raja (ditetapkan menjadi Raja Pengganti) akan tetapi bayi mahkota tersebut kemudian meninggal saat dilahirkan dan gagal menjadi Raja (Ratu).

C. Ciri-ciri :

• Atap candi Brahu tingginya kurang lebih 6 m. • Bentuk tubuh Candi Brahu tidak tegas persegi,

melainkan bersudut banyak, tumpul dan berlekuk. Bagian tengah tubuh candi melekuk ke dalam seperti pinggang. Lekukan tersebut dipertegas dengan pola susunan batu bata pada dinding barat atau dinding depan candi.

Dua lapis ke dua masing-masing berhiaskan :

a. Kepala Kala di tengah dengan sepasang taring yang panjang yang mirip dengan sepasang duri seperti pipi Kala Candi Jago.

b. Relief matahari memancarkan sinar

• Sisi kiri maupun sisi kanan kepala kala diapit oleh dua ekor binatang yang berdiri

berhadapan, tetapi mempunyai sebuah kepala saja berupa Kala.

•Bagian atap banyak dihiasi dengan pahatan-pahatan kecil sehingga nampak indah dan unik,

(14)

Studi Pustaka

3• Candi Jawi

A. Lokasi

Candi Jawi terletak di antara kecamatan Pandaan menuju kecamatan Prigen, tepatnya terletak di desa Candiwates. Candi ini dibangun pada abad ke13 yang merupakan peninggalan bersejarah kerajaan Hindu-Budha Singosari. Banyak yang menduga bahwa Candi Jawi adalah tempat pemujaan dan atau tempat peribadatan tetapi sebenarnya Candi Jawi adalah tempat penyimpanan abu dari raja terakhir Singosari yaitu Kertanegara.

B. Sejarah

Candi Jawi dibangun sekitar abad ke-13 yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sebagian abu jenazah Raja Kertanegara (Raja terakhir Singosari) yang meninggal tahun 1292 M. Sebagian abu lainnya disimpan pada Candi Singosari.

Pada zaman Majapahit, Candi Jawi pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk (Rajasanagara) dengan mengadakan perjalanan ke daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun ketiga masa pemerintahannya (1353 M). Perjalanan raja Hayam Wuruk ini disertai oleh seluruh keluarga raja (Bhatara sapta Prabhu), para menteri, pemimpin agama dan wakil golongan masyarakat.

Negarakertagama menyebut bahwa perjalanan raja Hayam Wuruk beserta rombongannya adalah bertujuan untuk menyatukan wilayah kerajaannya dengan menyinggahi beberapa tempat di daerah kekuasaannya, seperti Lasem (tahun 1354 M), Lodaya (1357 M), Palah (1361 M), Lawang, Blitar, Jime dan Simping. Dalam perjalanan itu, Hayam Wuruk sempat mengerahkan rakyat untuk memperbaiki beberapa tempat penyeberangan di Sungai Solo dan Brantas, memperbaiki bendungan Kali Konto, memperbaiki Candi Sumberjati dan sekaligus nyekar atau ziarah ke makam kakeknya (Raden Wijaya).

Menurut Negarakrtagama, candi yang sarat akan nilai-nilai budaya ini pada candrasengkala atau tahun Api Memanah Hari (1253 C/1331 M) pernah rusak karena disambar petir. Selain bangunan candi, ada salah satu arcanya yang ikut rusak yaitu arca Maha Aksobaya. Hal ini membuat Raja Hayam Wuruk sangat sedih, sehingga satu tahun kemudian (1332 M) Beliau mengerahkan rakyat untuk memperbaikinya kembali. Namun, sama seperti candi-candi lain yang ada di Jawa, Candi Jawi baru mulai diperhatikan lagi pada awal abad ke-20, setelah bangunannya menjadi porak-poranda dan begitu banyak unsur yang hilang.

C. Pemugaran

Candi Jawi baru dipugar kembali pada tahun 1938 karena kondisinya sudah rusak. Konon pemugaran yang telah memenuhi syarat tekno-arkeologis itu dilakukan oleh Oudheidkundige Dienst dengan membangun kembali lagi kaki candi, mengupas halaman candi serta menyusun beberapa bagian candi dalam bentuk susunan percobaan. Akan tetapi, pemugaran dihentikan pada tahun 1941 karena sebagian batunya telah hilang.

Usaha pemugaran baru dimulai lagi pada Pelita II (1975/1976) yang dilakukan oleh Dit. Linbinjarah, Ditjen Kebudayaan, Depdikbud dengan Drs. Tjokrosudjono (Kepala Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur) sebagai pimpinan lapangan. Dalam pemugaran yang ketiga ini, berkat kejelian seorang pekerja yang bernama Mbah Karto Plewek dari Prambanan, batu-batu yang hilang dapat ditemukan lagi sebingga pemugaran dapat dilanjutkan sampai selesai pada tahun 1980. Dua tahun kemudian (1982), Candi Jawi diresmikan oleh pemerintah dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan sekaligus obyek wisata sejarah.

(15)

Studi Aktivitas

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Layout

1. PENGELOLA

 Pimpinan • Menerima tamu

• Mencatat daftar tamu masuk Ruang pegawai

2. Staff Karyawan

 Resepsionis • Memberikan informasi Area resepsionis

 Kasir • Melayani pembelian barang • Melayani pembelian tiket

masuk workshop batik tulis dan galeri

Area kasir

 Pramuniaga

produk • Memberikan pelayanankepada konsumen

• Melakukan penataan produk • Melakukan pelebelan pada

setiap produk

Area display produk

 Pemandu • Memberikan informasi kepada

konsumen tentang batik Area galerimaupun area workshop batik

(16)

Studi Aktivitas

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Layout

Pelatih (4 orang) • Memberikan pelayanan

materi maupun praktek membatik kepada pengunjung yang akan mengikuti pelatihan batik tulis

Area workshop batik

Cleaning service • Membersihkan seluruh

ruangan Seluruh area  Security • Mengawasi area galeri

maupun area workshop

• Menjaga keamanan

Seluruh area

• 1 set meja + kursi

2. Pengunjung

A. Megikuti workshop batik tulis

 Proses menggambar pola batik

• Membuat pola pada kain Area pembuatan

pola batik

• 1 set meja + kursi

(17)

Studi Aktivitas

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Layout

 Proses mencanting • Mencanting kain yang sudah dipola Area mencanting • Alat Membatik ( kompor, wajan, 1

set alat canting)

• Gawangan • Dingklik

• Lemari penyimpanan alat dan bahan

Proses Nglorot (menghilangkan malam pada kain)

• Merebus kain dari hasil cantingan Area nglorot • Kompor •

Proses Pembilasan • Membilas sampai bersih kain yang

sudah dilorot Area pembilasan • Bak

Proses Penjemuran • Menjemur kain Area penjemuran • Alat penjemuran (sampiran )

B. Galeri • Melihat hasil karya batik Area galeri

C. Area Display

Produk •• Melihat display produkMembeli

Area display produk D. Cafe • Makan • Minum • Beristirahat • Mengobrol Area Cafe

• 1 set meja + kursi • 1 set meja + sofa • Meja kasir + meja bar • Kursi bar

(18)

Lokasi Eksisting

Taman Candra Wilwatikta

Lokasi : Jalan Raya Tretes - Pandaan Pasuruan Akses ke Taman Safari, Tretes,Trawas, Pemandian Jalatundo dan Candi Jawi. Letak Strategis : Terletak di Kawasan tenang dengan

latar belakang gunung Penanggungan Fasilitas : Panggung Terbuka/Amphitheater

kapasitas 15.000 orang Pendopo (Hall)

(19)

Studi Eksisting

Bangunan Tower di Taman Candra Wilwatikta

Lokasi bangunan Tower yang akan dijadikan

sebagai obyek tugas akhir . Dahulu Bangunan Tower ini digunakansebagai tempat pelatihan batik “Dinar Agung”.Namun sekarang bangunan tersebut sudah tidak difungsikan kembali sebagai tempat pelatihan batik.

(20)

Analisa Studi Eksisting

Jarak antara tangga dengan

bangunan pedopo terlalu sempit

untuk jalur entrance.

Terdapat wallpaper kain

perca batik pada salah

satu papan yang

menandakan bahwa

bangunan ini pernah di

jadikan tempat pelatihan

batik tulis.

Tangga ini merupakan tangga

untuk menuju bangunan

Tower dan area pentas .

Terdapat tangga kecil dari

material kayu, dimana untuk

mempermudah pengunjung.

Penggunaan pintu ini

sangat membahayakan

pengunjung karena

Berhubungan langsung

dengan luar.

Plafond warna putih

memberi kesan luas,

Penggunaan

jendela dapat

membantu

pencahayaan

alami.

Pada area lantai

2 ini

menggunakan

lantai dengan

material kayu

Banyaknya ventilasi

pada ruangan ini

dapat memberikan

penghawaan

secara alami.

(21)

Studi Pembanding

Didorong oleh kecintaannya terhadap batik dan juga keturunan dari pengusaha batik, H. Santosa Doellah dan Ibu Hj. Danarsih pemilik usaha Batik Danar Hadi ini mulai mengoleksi dan mengumpulkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksi yang dimiliki sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno. Dari jumlah ini sekitar 800an di antaranya yang dipamerkan di Museum Batik Danar Hadi.

Museum ini mendapatkan Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak, mulai dari koleksi Batik Belanda, Batik Kraton, Batik Tiga Negeri hingga koleksi batik yang ada di Indonesia.

Nama Danar Hadi Santosa adalah gabungan dari nama istri dari Bapak H. Santosa Doellah yaitu Ibu Hj. Danarsih dengan nama mertuanya yaitu Bapak H. Hadi Priyono dengan di beri nama belakang Bapak Santosa. Tetapi brand dari Meseum tersebut tetap memakai nama “Museum Danar Hadi”.

(Hasil wawancara dengan Bapak Najib sekaligus Pemandu Museum Danar Hadi Surakarta, 17 November 2012)

Alamat House of Danar Hadi Solo :

Jl. Brigjen Slamet Riyadi 261, Surakarta 57141

(22)

Analisa Ruang

Pada area ini para pegawai

menggunakan meja yang dilengkapi

dengan penerangan lampu untuk

mencetak pola pada kain yang telah

dibuat di kertas.

Warna putih pada dinding ini

memberikan kesan luas tetapi

dinding tersebut terlihat kotor

sehingga terkesan kurang

menarik

Pencahayaan dalam area

workshop ini sudah memenuhi

standar pencahayaan dalam

melakukan aktivitas membatik.

Tetapi dalam penataan

lampunya kurang menarik

Penggunaan gawangan untuk

memudahkan dalam pengerjaan

kain besar

Penggunaan dingklik

memberikenyamanan

pada saat membatik

Lantai pada area ini menggunakan

plesteran dimana lantai tersebut

sudah ada yang rusak dan terlihat

seperti tidak terawat

Selain pencahayaan yang di dapat

dari cahaya lampu, area ini juga

mendapatkan pencahayaan

skylight dari atap seng tanpa

plafon.

Area Mencanting

Area Pembuatan Pola Batik

(23)

Analisa Ruang

Area Pembilasan

Area Pewarnaan

Tempat ini digunakan

untuk mencuci kain

besar setelah proses

perebusan (nglorot ).

Tempat ini digunakan

untuk proses pewarnaan

sehingga tembok yang terlihat

sangat kotor karena terkena

noda dari proses pewarnaan

tersebut.

Terdapat beberapa

jendela untuk membantu

penghawaan pada area

ini.

Pada area ini terlihat

lantainya tidak bertekstur,

menyebabkan area itu

licin dan membahayakan.

Terdapat beberapa

tempat untuk proses

pewarnaan hingga

pembilasan kain batik

yang ada pada area ini.

(24)

Studi Pembanding

Secara kultur sejarah batik di Surabaya memang belum pernah terdengar. Kalaupun ada mungkin tidak banyak yang tahu dan tenggelam jauh di jaman lampau. Akan tetapi, lewat tangan Ibu Lulut Sri Yuliani (44), batik dengan khas Surabaya mulai dikenalkan.

Sekilas jika memasuki kawasan pusat produksi batik mangrove ini tidak ada hal yang istimewa yang menunjukan kawasan perumahan ini sebagai pusat batik. Hanya saja saat memasuki teras rumah Ibu Lulut Sri Yuliati sebagai pencetus ide batik mangrove yang menjadi tempat eksperimen batik mangrove.

Batik Mangrove sendiri telah berhasil menjadi ikon Kecamatan Rungkut setelah pihak Pemkot Surabaya memasukkan kecamatan Rungkut ke dalam ekowisata hutan mangrove. Batik tersebut pun akhirnya diberi label “Batik SeRu” (Batik Mangrove Rungkut Surabaya). http://jawatimuran.wordpress.com/2012/05/17/batik-mangrove-surabaya/

Griya Karya Tiara Kusuma

(Batik “SeRu” Mangrove)

Lokasi

Griya Karya Tiara Kusuma (Batik “SeRu” Mangrove) merupakan UKM yang didirikan oleh wanita pesisir yang terletak di Jl. Wisma Kedung Asem Indah J-29 Rungkut, Surabaya.

(25)

Analisa Ruang

Space(jarak) pada area ini sangat tidak

nyaman karena berada dipojokan dan

bersebelahan dengan tumpukan

barang-barang

Space(jarak) antara area nglorot dan

pembilasan

sangat berdekatan

dan

sempit

sehingga kecelakaan dapat

membahayakan pegawai pada saat

melakukan aktivitasnya.

Dipilihnya lantai keramik karena

mudah dalam perawatannya. Namun

kurang terawatnya keramik tersebut

akibat tetesan air dari kain

menyebabkan disekitar area itu kotor

dan kurang menarik.

Kesimpulan : a. Tidak adanya pembagian ruangan

b. Ruangannya kurang luas

Kurangnya rak/almari untuk

menyimpan bahan pewarnaan

membuat bahan tersebut diletakkan

pada pojokan sehingga terlihat kurang

menarik

Area Nglorot (Perebusan) dan

Area Pem bilasan

Area Mencanting

(Mencolet)

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

Konsep

Plafon Area Pelatihan Batik Tulis

Secara

keseluruhan

pada

area

workshop

ini

menggunakan plafon datar dengan

finishing

cat agar

terkesan luas.

Penggunaan

down ceiling

ini hanya digunakan

pada area pembuatan pola dan area mencanting

karena akan dipasang lampu gantung yang akan

menyoroti area tersebut.

(31)

Konsep

Penghawaan Area Pelatihan Batik Tulis

Penghawaan alami diterapkan pada area

workshop

batik tulis.

Karena pada area ini

banyak menggunakan bahan-bahan kimia.

Disamping itu penggunaan AC ketika

mencanting

dapat

menghambat

proses

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana tahun 2015 pembukaan diawali dengan penyelenggaraan Rakor Pangan Terpadu dengan mengambil tema “Melalui Sinkronisasi Kita Tingkatkan Kemandirian Pangan

Medical Benefit, Medical Benefit 9, dan Medical Benefit Premier merupakan produk pertanggungan tambahan yang memberikan manfaat penggantian biaya sesungguhnya

Hasil : Berdasarkan analisa Matriks IFAS kekuatan utama yang dimiliki oleh UPT Puskesmas Kintamani VI, memiliki kebijakan internal dalam mengatur pemanfaatan pelayanan,

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyebarkan kuisioner kepada responden perusahaan yang diteliti, yaitu karyawan PT Indoil Energy, yang meneliti bagaimana

Pasangan kakek nenek yang merawat Pochi. Mereka kasihan dengan Pochi yang berjalan kelaparan di tengah hujan dan kemudian merawatnya. Kedua kakek nenek yang tidak

Peningkatan pemakaian roda gigi cacing dibatasi pada nilai i antara 1 sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan daya yang besar dengan

Karena kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, hal ini berarti bahwa penerapan model pembelajaran

Hanya saja kesadaran pekerja perlu ditingkatkan lagi, agar dapat meminimalkan kecelakaan kerja, sehingga alat perlindungan yang disediakan oleh perusahaan dapat