• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN MEDIA POHON HITUNG DI KELOMPOK BERMAIN PELANGI AISYIYAH JUMANTORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN MEDIA POHON HITUNG DI KELOMPOK BERMAIN PELANGI AISYIYAH JUMANTORO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

ISSN Cetak 2528-3359 ISSN Online 2528-3367

PADA ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN MEDIA POHON HITUNG DI KELOMPOK BERMAIN PELANGI AISYIYAH JUMANTORO

Fitri Marfuah, Hera Heru SS, Universitas Slamet Riyadi Jl Sumpah Pemuda No.18 Kadipiro, Surakarta

Email: marfuah@unisri.ac.id

Abstract: The purpose of this class action research is 1) To know the implementation of learning using the calculated tree in KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Lesson Year 2016/2017; 2) To improve the ability to recognize the concept of numbers through the use of media counting trees in KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Lesson Year 2016/2017. Method of research approach used is descriptive qualitative by using Class Action Research approach (PTK). This action research research is conducted in three cycles. Each cycle consists of planning, execution, observation, reflection. This research took place in KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar. The subjects of this study were 24 consisting of 7 boys and 17 girls. Data collection techniques use observation, tests and documentation. While the data analysis techniques use critical analysis and comparative analysis. Based on the results of research that through the use of media calculate the tree can increase the ability to recognize the concept of numbers in early childhood in the Rainbow Playing Group Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Academic Year 2016/2017, it is proved that the increase in cycle I to cycle II increased by 25.03% Cycle II to cycle III has increased by 50% as a whole the ability to recognize the number of children has reached 95.83%. Thus the hypothesis that states through the use of calculated tree media can improve the ability to recognize the concept of numbers in early childhood in the Rainbow Playing Group Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Lesson 2016/2017, proved true.

Keywords: Ability to Recognize Tree Numerals

Abstrak : Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan pohon hitung di KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017; 2) Untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui penggunaan media pohon hitung di KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (action research) ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Penelitian ini mengambil tempat di KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar. Subyek penelitian ini adalah 24 yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 17 anak perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis kritis dan analisis komparatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa melalui penggunaan media pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017, hal ini dibuktikan bahwa peningkatan pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 25,03%, siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 50% secara keseluruhan kemampuan mengenal bilangan anak telah mencapai 95,83%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan melalui penggunaan media pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017, terbukti kebenarannya.

Kata Kunci: Kemampuan Mengenal Bilangan Media Pohon Hitung Berdasarkan kondisi awal bahwa anak

Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar kurang mampu dalam menghitung secara urut dan menyebutkan angka 1-10, anak mengalami kesulitan untuk menyebut jumlah benda secara sepontan gambar dengan jumlah 5 gambar, maka yang diucapkan adalah selalu menyebutkan urutan jumlah gambar 1, 2, 3, 4, 5 baru menjawab 5. Anak mengalami kebiasaan menyebut urutan bilangan berulang-ulang bukan membiasakan

menyebut langsung jumlah bilangan yang sebenarnya sudah dikuasai, secara kemampuan dasar berhitung anak mampu dengan kecepatan spontan yang sudah terprogram dalam pikiran anak.

Dari usia 2-4 tahun seorang ibu selalu mengajak bermain membilang hidungnya satu, telinganya dua, jari tangan kiri lima, jari semuanya sepuluh. Anak sudah mengalami konsep cepat menghitung. Hal di atas anak di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah

(2)

2 Jumantoro Karanganyar jelas mengalami perbedaan konsep mengurutkan bilangan dengan membilang atau menghitung, sehingga yang terjadi misalnya anak selalu mengalami pengulangan menyebut urutan jumlah bilangan 1,2,3,4,5 daripada menyebut keseluruhan jumlah ada satu, dua, tiga, empat, lima.

Guru selalu mengajarkan anak untuk membilang dengan menyebut urutannya bilangan, kurang memberi kesempatan anak untuk menyebut secara spontan berapa jumlah gambar atau benda tersebut. Misalnya guru menyuruh anak menyebutkan berapa jumlah gambar yang ada di papan tulis. Lalu seorang guru mengajak anak menghitung secara urut jumlah gambar, Guru tidak mengimbangi memberi kesempatan pada anak untuk berpikir cepat menyebut jumlah gambar tersebut. Untuk mempermudah mengenal konsep bilangan atau konsep angka perlu proses yang berjalan perlahan-lahan. Dengan mengunakan media akan mempermudah menjelaskan pikiran anak dalam mengenal konsep bilangan serta mempermudah membangun pengertiannya mengenai arti bilangan atau angka itu sendiri. Lambang bilangan, dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal sebagai nomor atau angka. Konsep angka di sini melibatkan pemikiran tentang beberapa jumlahnya atau berapa banyak sesuatu. Termasuk juga menghitung, menjumlahkan satu tambah satu misalnya. Yang terpenting adalah mengerti konsep angka.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan tersebut di atas, disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini yaitu siswa masih sering rancu antara menghitung penjumlahan dan pengurangan, kurang latihan di rumah, kemampuan membilangnya rendah. Dipandang dari sudut guru tidak ada inovasi dalam pembelajaran berhitung sehingga siswa bosan, kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga yang dapat membantu siswa, dan guru kurang dapat menjelaskan cara termudah dalam proses berhitung. Dari sisi keadaan kelas tidak ada pembagian kelompok dalam bekerja (klasikal).

Proses kegiatan di tahun pelajaran 2016/2017, dalam pembelajaran berhitung dan membilang guru menggunakan alat peraga

kartu bilangan tetapi hasil yang dicapai kurang maksimal. Kartu bilangan hanya dapat membantu siswa dalam membilang, maka dalam penelitian ini kartu bilangan dimodifikasikan dengan pemakaian alat peraga pohon hitung. Pohon hitung ini dapat membantu siswa untuk belajar penjumlahan dan pengurangan, memahami proses dalam berhitung.

Penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Wulandari yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Kartu Angka (IKIP Semarang) hasil penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal bilangan anak, hal ini terlihat pada semua anak dan semua indikator kemampuan mengenal bilangan mengalami peningkatan secara bertahap. Rekomendasi yang peneliti ajukan untuk guru, kepala sekolah dan peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengangkat kembali permasalahan yang ada tetapi dengan media, metode, strategi, pendekatan yang berbeda sehingga dapat memberi temuan baru khususnya dalam meningkatkankemampuan mengenal bilangan anak yang lebih optimal.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu diteliti tentang ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan Pada Anak Usia Dini Menggunakan Media Pohon Hitung di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017”.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bulan April – Juli 2016.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah anak didik KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017 dengan jumlah anak 24 yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 17 anak perempuan.

(3)

3 Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Haryono (2015: 23) menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan jenis tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran”.

Data dan Sumber Data

Sumber data primer adalah siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, tetapi tidak secara langsung melalui hasil observasi dan wawancara. Smber data penelitian ini adalah:

1. Informan, yaitu guru atau teman sejawat, anak didik

2. Tempat dan peristiwa yaitu di KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar.

3. Dokumen atau arsip, yaitu daftar nama siswa, nilai prestasi dan foto kegiatan proses belajar mengajar pada siklus I dan II

Teknik Pengumpulan Data Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis. Dua diantara yang terpentingadalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013: 145). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati tentang

kemampuan anak dalam mengenal bilangan. Tes

Tes adalah suatu metode atau alat untuk melakukan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang telah dipilih dengan seksama dan telah distandardisasikan (Bimo Walgito, 2005: 93). Tes yang diberikan kepada anak adalah unjuk kerja. Unjuk kerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana anak menguasai media pembelajaran secara keseluruhan setelah diterapkannya media pembelajaran yang berupa pohon hitung. Tes dalam penelitian berupa membilang dan menghubungkan gambar dengan bilangan atau menjodohkan.

Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar observasi, bentuk temuan ini berupa kreativitas anak melalui pemanfaatan media pohon hitung dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran. Catatan lapangan yang diperoleh yaitu ketertarikan anak didik mengikuti pengajaran dengan melaksanakan kegiatan dengan media pohon hitung meningkat; anak didik sudah berani berinisiatif untuk menanyakan pada guru terkait dengan isi materi yang kurang dipahami; anak didik juga meningkat responnya terhadap kegiatan berhitung; dan anak didik telah dapat memahami konsep materi dengan baik.

Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama anak KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar, serta foto rekaman proses tindakan penelitian. Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data secara valid, maka penelitian ini menggunakan triangulasi. Lexy J. Moleong (2007: 330) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan instrumen. Adapun triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang sejenis, yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi mengenai pelaksanaan pembelajaran melalui media pohon hitung meningkatan kemampuan mengenal bilangan pada anak KB Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017.

Teknik Analisis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 39) analisis data adalah teknik atau cara yang menjelaskan bagaimana data yang diperoleh

(4)

4 tersebut dianalisis untuk mengetahui hasil akhir. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data.

Indikator Kinerja

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 34) indikator penelitian adalah tolok ukur keberhasilan dalam penelitian. Sebagai indikator yang dijadikan tolok ukur suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika:

1. Kemampuan berhitung anak yang semula kurang setelah diterapkan media pohon hitung meningkat menjadi 85%.

2. Variasi media dalam pembelajaran yang semula kurang menarik menjadi menarik sehingga kemampuan berhitung meningkat menjadi 85%.

Prosedur Penelitian Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

a. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan menggunakan pohon hitung.

b. Menyiapkan alat bantu mengajar yaitu pohon hitung beserta program perencanaan kerja. c. Menyusun latihan evaluasi.

2. Tindakan (acting)

Guru melakukan apersepsi, dilanjutkan guru memberikan motivasi terhadap anak didik tentang materi yang akan diajar kan, yaitu guru menjelaskan cara berhitung dengan pohon hitung dan anak-anak memperhatikan penjelasan guru.

3. Observasi

Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan anak dalam menyelesaikan lembar kerja anak dan memberikan penilaian proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

4. Refleksi

Hasil refleksi merupakan landasan untuk menentukan tindakan pada siklus II meliputi:

1) Mengetahui kemampuan hasil belajar anak 2) Mengetahui kemampuan berhitung anak Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

a. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan kegiatan memanfaatkan pohon hitung

b. Menyiapkan alat bantu mengajar yaitu pohon hitung

c. Menyusun latihan evaluasi. 2. Tindakan (acting)

Guru melakukan apersepsi kemudian guru memberikan motivasi kepada anak didik tentang materi yang akan diajarkan, yaitu guru menjelaskan cara berhitung, anak-anak memperhatikan penjelasan guru sambil menghitung buah yang ada dipohon hitung. 3. Observasi

Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan anak dalam menyelesaikan lembar kerja anak dan memberikan penilaian proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data pembahasannya. Kegiatan ini untuk melihat sejauh mana efektifitas kegiatan memasang buah dan angka di pohon hitung untuk mengetahui kemampuan berhitung anak, suasana kelas, maupun kinerja guru.

Siklus III

1. Perencanaan (Planning)

a. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan kegiatan memanfaatkan pohon hitung

b. Menyiapkan alat bantu mengajar yaitu pohon hitung

c. Menyusun latihan evaluasi. 2. Tindakan (acting)

(5)

5 Guru melakukan apersepsi, dilanjutkan guru memberikan motivasi kepada anak tentang materi yang akan diajarkan, yaitu guru menjelaskan cara berhitung, guru bertanya berapa jumlah buah yang ada dipohon, kemudian anak memasangkan angka di pohon tersebut. Anak memperhatikan penjelasan guru sambil menghitung buah yang ada dipohon hitung.

3. Observasi

Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan anak dalam menyelesaikan lembar kerja anak dan memberikan penilaian proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data pembahasannya. Kegiatan ini untuk melihat sejauh mana efektifitas kegiatan memasang buah dan angka di pohon hitung untuk mengetahui kemampuan berhitung anak, suasana kelas, maupun kinerja guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal kemampuan mengenal bilangan anak di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar sangatlah kurang. Kondisi seperti ini wajar karena anak-anak hanya senang untuk bermain. Oleh karena itu peran guru pengajar menjadi tolok ukur peningkatan kemampuan mengenal bilangan dengan teknik pengajaran yang menyenangkan dan mampu untuk menstimulasi anak didik untuk meningkatkan kemampuan mengenal bilangan dengan baik.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti sebagai guru berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan permainan dengan pohon hitung. Dengan pohon hitung ini diharapkan akan dapat membawa anak-anak untuk mulai berpikir dan berimajinasi yang akan berdampak positif terhadap daya kognitifnya. Kondisi awal kemampuan mengenal bilangan anak Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar bahwa kemampuan mengenal bilangan dengan kategori baik sejumlah 2 anak atau 8,3%, kemampuan

mengenal bilangan dengan kategori sedang sejumlah 18 anak atau 75% dan kemampuan mengenal bilangan dengan kategori rendah sejumlah 4 anak atau 16,67%.

2. Siklus I

Pada siklus I ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan awal :

1) Guru memulai pelajaran dengan berbaris, masuk kelas

2) Setelah semuanya masuk do’a bersama dilanjutkan guru memberi salam dan anak-anak menjawab salam.

3) Guru melakukan presensi, semua anak didik Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar masuk sehingga siswanya lengkap.

4) Untuk memotivasi belajar anak guru mengajak anak untuk bernyanyi lagu keagamaan “Assalamualaikum”.

5) Anak menyanyi seperti arahan dari guru 6) Kemudian guru mengajak anak untuk menirukan gerakan pohon tertiup angin. 7) Guru menyiapkan kelas dengan mengarahkan anak untuk siap mengikuti pelajaran sesuai dengan tempat duduknya. b. Kegiatan inti:

1) Guru menyiapkan kegiatan pembelajaran guru menyiapkan media pohon hitung sesuai dengan pesan yang disampaikan yaitu menghubungkan gambar dengan angka, berapa jumlah himpunan kemudian dihubungkan dengan angka yang sesuai dengan jumlah himpunan tersebut.

2) Guru menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran dimulai bercerita, sambil menghitung jumlah daun dalam pohon, yang akan dihubung kan dengan angka.

3) Selesai cerita guru melayani anak yang menanyakan cerita yang telah disampaikan oleh guru.

4) Guru meminta anak untuk maju satu persatu untuk menghubungkan gambar dalam sebuah himpunan dengan angka yang sesuai.

5) Anak-anak menirukan arahan guru c. Kegiatan pengamatan/observasi:

1) Guru melakukan pengamatan selama proses pelaksanaan kegiatan dengan media pohon hitung

(6)

6 2) Guru mengobservasi terhadap respon anak melalui kegiatan tanya jawab.

3) Guru melihat dan mengamati cara anak memainkan bermain dengan media pohon hitung

d. Kegiatan akhir :

1) Guru mengevaluasi kegiatan awal sampai akhir pembelajaran.

2) Guru memberi saran, nasehat dan pesan pada anak

3) Guru membimbing anak doa pulang dan salam pulang.

2. Siklus II a. Kegiatan awal:

1) Guru memulai pembelajaran dengan berbaris, masuk kelas, berdoa dan menjawab salam.

2) Guru mengabsen anak

3) Guru bercakap-cakap dan menyebutkan hari-hari besar agama

Guru mengajak anak untuk berjalan mundur 5) Guru mengatakan pada anak-anak bahwa hari ini guru akan mengajak anak-anak di luar, hal ini dimaksudkan untuk melatih daya kognitif anak dengan media pohon hitung. b. Kegiatan inti :

1) Guru menyiapkan alat-alat media pohon hitung

2) Guru menyiapkan media pohon hitung, sambil memperagakan cara bermain. Dalam pelaksanaan ini guru menyelingi dengan memberikan pertanyaan pada anak didik. 3) Anak didik memperhatikan dan mendengarkan arahan dari guru dan merespon pertanyaan dari guru.

4) Setelah anak merasa puas dan senang guru mengajak anak untuk kembali ke dalam kelas. 5) Di dalam kelas guru mengajak anak bernyanyi

6) Kemudian guru meminta anak untuk maju ke depan

kelas satu persatu untuk kembali belajar menghubungkan gambar dengan angka seperti yang telah diajarkan oleh guru

c. Kegiatan pengamatan/observasi:

1) Guru melakukan pengamatan selama proses pelaksanaan kegiatan dengan media pohon hitung.

2) Guru mengobservasi terhadap respon anak melalui kegiatan tanya jawab.

3) Guru melihat dan mengamati cara anak menyampaikan cerita kembali ke depan. d. Kegiatan akhir :

1) Guru mengevaluasi kegiatan awal sampai akhir pembelajaran.

2) Guru memberi saran, nasehat dan pesan pada anak

3) Guru membimbing anak doa pulang dan salam pulang.

3. Siklus III a. Kegiatan awal:

1) Guru memulai pembelajaran dengan berbaris, masuk kelas, berdoa dan menjawab salam.

2) Guru mengabsen anak

3) Guru bercakap-cakap dan menyebutkan hari-hari besar agama

4) Guru mengajak anak untuk berjalan ke samping

5) Guru mengatakan pada anak-anak bahwa hari ini guru akan mengajak anak-anak bermain di luar, hal ini dimaksudkan untuk melatih daya kognitif anak dengan mengenal pohon secara nyata.

6) Guru menyiapkan anak untuk diajak keluar kelas di mana guru melaksanakan kegiatan dengan pengamatan terhadap pohon.

b. Kegiatan inti :

1) Guru menyiapkan media pohon hitung 2) Guru menyiapkan media pohon hitung, sambil memperagakan cara bermain. Dalam pelaksanaan ini guru menyelingi dengan memberikan pertanyaan pada anak didik. 3) Anak didik memperhatikan dan mendengarkan arahan dari guru dan merespon pertanyaan dari guru.

4) Setelah anak merasa puas dan senang guru mengajak anak untuk kembali ke dalam kelas. 5) Di dalam kelas guru mengajak anak bernyanyi

6) Kemudian guru meminta anak untuk maju ke depan kelas satu persatu untuk kembali belajar menghubungkan gambar dengan angka seperti yang telah diajarkan oleh guru

c. Kegiatan pengamatan/observasi:

1) Guru melakukan pengamatan selama proses pelaksanaan kegiatan dengan media pohon hitung

2) Guru mengobservasi terhadap respon anak melalui kegiatan tanya jawab.

(7)

7 3) Guru melihat dan mengamati cara anak menyampaikan cerita kembali ke depan. d. Kegiatan akhir :

1) Guru mengevaluasi kegiatan awal sampai akhir pembelajaran.

2) Guru memberi saran, nasehat dan pesan pada anak

3) Guru membimbing anak doa pulang dan salam pulang.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian melalui observasi terhadap tindakan dengan menggunakan media pohon hitung untuk meningkatkan kemampuan mengenal bilangan melalui media pohon hitung pada anak usia dini di kelompok bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar diperoleh temuan sebagai berikut :

1. Siklus I

Pada siklus I anak didik kurang bisa memahami materi sesuai dengan konsep hitungan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa hanya 5 anak yang pada siklus I memahami konsep hitungan secara baik dengan kategori baik mencapai 20,8% sedangkan 19 anak kemampuan berhitungnya dengan kategori sedang atau 79,17%. Anak yang tidak memahami materi disebabkan kerena:

a. Anak didik tidak merespon ketika guru menyampaikan materi

b. Anak didik banyak yang tidak konsentrasi ketika guru menyampaikan materi sehingga kurang bisa memahami apa yang disampaikan guru.

c. Anak didik mengerjakan tugas sesuai dengan keinginannya sendiri

d. Dalam penelitian ini guru berupaya memanfaatkan media pohon hitung dengan baik, guru memilih materi media pohon hitung lebih sederhana.

Dalam pelaksanaan ini guru menyelingi dengan memberikan pertanyaan pada anak didik. Anakdidik memperhatikan dan mendengarkan arahan dari guru dan merespon pertanyaan dari guru. Ketika menggunakan metode ini kurang memberi hasil namun anak terlihat sudah mulai dapat berhitung walaupun masih belum sesuai dengan konsep yang diharapkan. Namun dalam siklus I ini kemampuan berhitung anak sudah meningkat walaupun tidak maksimal, adapun aspek yang

diperoleh adalah kemampuan berhitung dengan kategori baik sejumlah 5 anak atau 20,8%, berarti ada peningkatan sebesar 12,5%, kemampuan berhitung dengan kategori sedang sejumlah 19 anak atau 79,17% dan kemampuan berhitung dengan kategori kurang tidak ada berarti ada penurunan sebesar 16,67%.

2. Siklus II

Kemudian pada siklus II guru dapat meningkatkan pemahaman anak didik dan juga dapat membuat anak didik memahami konsep berhitung konsep materi yang diberikan guru. Hal-hal yang dilakukan oleh Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada siklus II ini adalah:

a. Meningkatkan kemampuan guru untuk dapat mencari materi dari media pohon hitung yang lebih merangsang daya kreativitas anak, sehingga anak lebih termotivasi dalam mengingat hitungan sehingga anak mudah menerima materi sesuai pesan yang disampaikan.

b. Menambah permainan yang lebih menarik Kemampuan mengenal bilangan anak dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 25,03% secara keseluruhan kemampuan mengenal bilangan anak telah mencapai 45,83%.

3. Siklus III

Pada siklus III guru dapat meningkatkan pemahaman anak didik dan juga dapat membuat anak didik memahami konsep berhitung konsep materi yang diberikan guru. Hal-hal yang dilakukan oleh Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar untuk meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada siklus II ini adalah: a. Meningkatkan kemampuan guru untuk dapat mencari materi media pohon hitung yang lebih merangsang daya kreativitas anak, sehingga anak lebih termotivasi dalam mengingat hitungan sehingga anak mudah menerima materi sesuai pesan yang disampaikan.

b. Menambah permainan dari media pohon hitung yang lebih menarik

Kemampuan mengenal bilangan anak dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 25,03%, siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 50% secara keseluruhan kemampuan

(8)

8 mengenal bilangan anak telah mencapai 95,83%.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa melalui penggunaan media pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017, hal ini dibuktikan bahwa peningkatan pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 25,03%, siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 50% secara keseluruhan kemampuan mengenal bilangan anak telah mencapai 95,83%.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian bahwa melalui penggunaan media pohon hitung dapat

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Ajaran 2016/2017, hal ini dibuktikan bahwa peningkatan pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 25,03%, siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 50% secara keseluruhan kemampuan mengenal bilangan anak telah mencapai 95,83%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan melalui penggunaan media pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini di Kelompok Bermain Pelangi Aisyiyah Jumantoro Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017, terbukti kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Haryono. 2015. Bimbingan Teknis Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Amara Books.

Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan aplikasi kartu abodemen dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 ini diharapkan dapat membantu penyelenggara jalan tol untuk meningkatkan

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Pengaruh tayangan drama korea pinoccchio terhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis ( studi eksperimen terhadap mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2016 ) 5 Arya Dwi C

• DAFTAR CARA SEDERHANA & KONKRET UNTUK MELANCARKAN JALANNYA PEMBELAJARAN KEBIJAKAN • MENDUKUNG TUJUAN KOMUNITAS BELAJAR PROSEDUR.. • MEMBERI TAHU SISWA TUJUAN

Pejabat Pengadaan Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya I kan pada Dinas Perikanan Tahun Anggaran 2015, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi dan Penawaran dalam Pengadaan

Pencurian barang-barang pada rumah dan curanmor (pencurian kendaraan bermotor) sering terjadi akhir-akhir ini terutama di kota-kota besar. Pencuri biasanya mengincar

Akuntabilitas adalah:skor yang diperoleh dari responden atas angket variabel akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban kepala sekolah sebagai manajer atas tugas dan

Salah satunya melalui kegiatan pelatihan kepemimpinan (Leadership) yang merupakan agenda dari Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII)