• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBYEK PENELITIAN. Gambar 3.1. Logo Kompas Gramedia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBYEK PENELITIAN. Gambar 3.1. Logo Kompas Gramedia"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

31

OBYEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Organisasi

3.1.1 Profil Kompas Gramedia

Gambar 3.1 Logo Kompas Gramedia

Kompas Gramedia sebagai salah satu perusahaan yang terkemuka di Indonesia yang memiliki peristiwa - peristiwa penting yang menjadi tonggak perjalanan perusahaan dari sejak berdiri sampai perkembangannya saat ini. Kompas Gramedia, disingkat KG adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang media massa yang didirikan pada tanggal 28 Juni 1965 oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama. Pada tahun 1980-an, perusahaan ini mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia memiliki beberapa anak perusahaan atau bisnis unit yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas.

(2)

Pada tahun 1963, Terbitnya majalah bulanan Intisari pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Petrus Kanisius (PK) Ojong dan Jakob Oetama (JO), bersama J. Adisubrata dan Irawati SH. Majalah bulanan Intisari bertujuan memberikan bacaan untuk membuka cakrawala bagi masyarakat Indonesia.

Pada tanggal 28 Juni 1965, diterbitkan Surat Kabar KOMPAS yang berawal dari ide menerbitkan koran untuk melawan pers komunis. Pada mulanya KOMPAS terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar.

Pada tanggal 2 Februari 1970 didirikan Toko Buku Gramedia untuk memperkuat penyebaran produk dan menjual buku - buku yang berasal dari luar negeri. Sebagai langkah awal, dibuka sebuah toko kecil berukuran 25 m2, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.

Pada awalnya harian KOMPAS dicetak di percetakan PT. Keng Po. Seiring perkembangannya, oplah yang semakin meningkat, dan agar dapat menjamin KOMPAS dapat terbit pagi hari, dipandang perlu memiliki usaha percetakan sendiri. Pada tahun 1971 perusahaan mendirikan Percetakan Gramedia di Jalan Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada bulan Agustus 1972, dan diresmikan pada tanggal 25

(3)

November 1972 oleh Ali Sadikin, selaku Gubernur DKI Jakarta saat itu.

Dalam perkembangannya, pada tahun 1997 dibangunlah sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan baru teknologi percetakan untuk mempercepat distribusi koran harian KOMPAS di daerah. Sistem cetak jarak jauh yang pertama kali didirikan pada tahun 1997 di Bawen, dan dilanjutkan dengan kota - kota lainnya seperti Makasar (Oktober 1998), Surabaya (November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003), Banjarmasin (Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), Bandung II (Januari 2007), Bali (Maret 2009).

Pada tahun 1972 didirikan unit bisnis Radio Sonora, berkedudukan di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Radio Sonora didirikan oleh para pendiri Kompas Gramedia untuk memberikan layanan informasi bagi masyarakat melalui media elektronik, selain melalui media tertulis.

Pada tanggal 14 April 1973, diterbitkan majalah anak-anak Bobo. Sebelum majalah Bobo terbit, harian KOMPAS menerbitkan sisipan halaman khusus untuk anak-anak. Seiring dengan respon yang positif dari pembaca terhadap sisipan halaman khusus anak-anak di harian KOMPAS tersebut, perusahaan bekerja sama dengan penerbit majalah Bobo di Belanda, untuk menerbitkan majalah Bobo di Indonesia. Usaha di bidang majalah ini kemudian semakin berkembang dan merambah ke segmen

(4)

remaja, wanita, pria, otomotif, pengetahuan, teknologi dan umum, yang semuanya tergabung dalam unit bisnis Kelompok Majalah.

Pada tahun 1974 didirikan unit bisnis PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) sebagai penerbit buku umum. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila karya Marga T, yang sebelumnya merupakan cerita bersambung di Harian KOMPAS. Produk penerbitan buku GPU mendapatkan respon yang positif di masyarakat, maka usaha penerbitan buku merambah ke berbagai segmen, seperti buku anak-anak, novel, buku resep makanan, buku nonfiksi seperti buku seri manajemen, budaya, filsafat, sains, buku perguruan tinggi, dan lain sebagainya.

Pada 15 Januari 1985 didirikan unit usaha khusus untuk menerbitkan buku-buku elektronik, buku komputer, yang kemudian juga merambah ke buku komik, yaitu PT Elexmedia Komputindo. Khusus untuk buku-buku ajar, khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah, pada 20 September 1990 didirikan penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), dan kemudian pada 1 Juni 1996 juga didirikan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), kemudian Penerbit Buku Kompas, yang antara lain mendaur ulang tulisan-tulisan yang pernah dimuat di harian KOMPAS.

Pada tahun 1976, Kompas Gramedia mendirikan unit bisnis PT Gramedia Film. Saat itu, selain menggarap film-film dokumenter, Gramedia Film juga membuat film cerita. Salah satu film cerita yang berprestasi adalah

(5)

Suci Sang Primadona yang mendapat Piala Citra, penghargaan tertinggi perfilman Indonesia. Hanya saja Gramedia Film tidak berumur panjang, karena kalah bersaing dengan produksi film lainnya yang lebih mengutamakan konten hiburan.

Tahun 1981, Perusahaan juga melakukan diversifikasi usaha di luar core business dengan membangun unit bisnis perhotelan, yang dimulai dengan didirikannya PT Grahawita Santika (PT GWS) pada tanggal 22 Agustus 1981. PT GWS pertama kali membeli Hotel Soeti di Jl. Sumatera, Bandung, yang kemudian di renovasi dan diganti menjadi Hotel Santika Bandung hingga saat ini. Usaha di bidang perhotelan berkembang sangat pesat dan Hotel Santika telah hadir di berbagai kota besar di Indonesia.

Kompas Gramedia kembali mengembangkan produk yang dimilikinya dengan menerbitkan rubrik BOLA pada tanggal 3 Maret 1984 sebagai sisipan harian KOMPAS setiap hari Jumat. Rubrik BOLA dicetak pertama kali sebanyak 412.000 eksemplar sesuai dengan oplah KOMPAS pada waktu itu, dan mendapat respon yang sangat baik dari para pembaca dan pemasang iklan. Atas gagasan Jakob Oetama, selaku Pemimpin Redaksi KOMPAS pada waktu itu, bahwa setiap rubrik KOMPAS yang digemari pembaca dapat dikembangkan menjadi terbitan tersendiri, maka 4 tahun kemudian tepatnya pada bulan April 1988, BOLA dilepas oleh KOMPAS untuk berdiri sendiri menjadi Tabloid BOLA. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan pula kemampuan desk olahraga di KOMPAS yang

(6)

dipandang sebagai salah satu desk yang kuat karena dukungan wartawannya, sehingga rubrik olahraga menjadi salah satu rubrik yang digemari pembacanya. Dalam perkembangannya, BOLA menambah bauran produk dalam bentuk buku dan majalah. Tidak hanya terpaku pada dunia olahraga, BOLAmerambah juga ke bidang kesehatan, dengan diterbitkannya Tabloid SENIOR, dan kemudian berubah menjadi Tabloid Gaya Hidup Sehat.

Pada tahun 1987, Kompas Gramedia mengambil-alih kepemilikan perusahaan penerbitan harian Sriwijaya Post di Palembang. Pada masa itu ada himbauan dari Menteri Penerangan RI agar koran-koran besar membantu koran-koran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Maka pada akhir 1987 didirikan unit usaha Kelompok Pers Daerah (Persda) yang tugas awalnya adalah membantu koran-koran daerah yang membutuhkan pertolongan. Pada tahun 1988, Kompas Gramedia mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Swadesi yang namanya diubah menjadi Serambi Indonesia di Banda Aceh. Tahun 1992, Kompas Gramedia mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Pos Kupang, dan pada tahun 1994 mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Banjarmasin Post. Pada perkembangan selanjutnya, Persda memperkuat bisnisnya dengan mendirikan sendiri koran daerah di hampir seluruh propinsi dengan brand Tribun.

Tahun 1988 Kompas Gramedia dengan pendirian PT Graha Kerindo Utama (GKU) pada tahun 1988, sebagai perusahaan converting tissue

(7)

berkualitas dengan brand Tessa dan Multi. Seiring persaingan yang semakin ketat, GKU menginginkan jaminan kesediaan pasokan bahan baku kertas agar produksi bisa stabil, maka didirikanlah pabrik pembuatan kertas tissue (paper mill).

Pada tahun 1996 Kompas Gramedia mendirikan PT. Grahanusa Mediatama yang menerbitkan Tabloid KONTAN, yang terbit pertama kali pada tanggal 27 September 1996. Untuk menjawab kebutuhan pembaca, diterbitkan pula pada Januari 2006 edisi khusus bulanan KONTAN dan pada tanggal 27 September 2007 diterbitkan harian bisnis dan investasi KONTAN.

Tahun 1998 Perjalanan bisnis Kompas Gramedia tiba pada perkembangan tren di masyarakat yang menunjukkan fenomena meningkatnya penggunaan jaringan internet untuk mendapatkan informasi, maka Harian KOMPAS membuat versi online dari harian KOMPAS cetak yang disebut Kompas Online dengan alamat http://www.kompas.com. Pada tahun 1998, Kompas Online berkembang menjadi unit bisnis tersendiri dibawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM). Saat ini Kompas Online diubah menjadi Kompas.com.

Pada tahun 1999, dengan tujuan memberikan informasi yang lebih khas bagi warga Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), diterbitkanlah Harian Warta Kota, tepatnya pada tanggal 3 Mei 1999.

(8)

Diawali dari koran 12 halaman, Warta Kota terbit setiap hari Senin sampai Sabtu. Dengan mempertimbangkan respon yang baik dari para pembaca, pada tahun 2001 diterbitkan pula Warta Kota edisi hari Minggu.

Pada tahun 2000, dengan didirikannya PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, tepatnya pada tanggal 22 Maret 2000, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan TV7. Pada perkembangannya TV7 resmi berubah nama menjadi Trans7 pada tanggal 15 Desember 2006 dengan masuknya PT Trans Corporation dalam kepemilikan saham.

Pada tanggal 25 November 2005 mendirikan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang dikelola oleh Yayasan Media Informasi Kompas Gramedia. UMN merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar dalam setiap proses belajar mengajar. Pada awalnya, sebagai tempat belajar mengajar, UMN menyewa gedung BNI46 Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Pada tahun 2009 UMN membangun gedung sendiri dan diresmikan pada tanggal 2 Desember 2009, bertempat di Gading Serpong, Summarecon, Tangerang.

Pada awal tahun 2009 media televisi mulai dijajagi kembali. Kompas Gramedia Television (KOMPAS GRAMEDIA TV) menjadi kendaraan perusahaan untuk menjalankan bisnis di televisi yang dimulai dengan pembentukan proyek KOMPAS GRAMEDIA TV pada awal Oktober 2009. Proyek ini memulai kegiatannya dengan membentuk KOMPAS

(9)

GRAMEDIA Production yang diberi tugas untuk memproduksi program acara yang memberikan value added kepada pemirsa, sehingga program-program yang akan ditayangkan mengandung nilai-nilai kemanusiaan, nilai sosial dan pendidikan. Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV sekaligus juga mempersiapkan terbentuknya KOMPAS GRAMEDIA TV Network, Kompas Channel, KOMPAS GRAMEDIA Vision, dan Kompas TV.

3.1.2 Profil Kompas Gramedia Group Majalah

Dalam evolusi teknologi komunikasi terdapat perubahan teknik cetak yaitu menciptakan permintaan dalam kreativitas dan inovasi yang semakin beragam. Sejarah dimulai dari munculnya sebuah majalah saku Intisari pada tahun 1963. Pada saat itu, publikasi pertama kami diterbitkan sebulan sekali. 50 tahun kemudian, Gramedia Majalah menyediakan konten inspirasi dan pencerahan yang sama dari menit ke menit dengan strategi yang terpadu dengan multi - platform yang menggabungkan cetak, online, ponsel, tablet, radio dan acara.

Gramedia Majalah telah menerbitkan lebih dari 1.100 judul dalam 50 merek, hal itu membuat Gramedia Majalah cepat berkembang sebagai perusahaan media terbesar di bangsa dan di Asia Tenggara. Selama lebih dari 45 tahun, Gramedia Majalah memberikan provokatif dan konten bertarget yang inspiratif dan menarik pembaca antusias yang mencerahkan orang di seluruh segmen dan di seluruh platform

(10)

dan melintasi batas - batas di setiap hari. Sejak tahun 2000, Gramedia Majalah telah tumbuh dalam kehadiran digital dalam tantangan - tantangan. Gramedia Majalah saat ini telah berubah menjadi perusahaan media terpadu yang terkemuka di Asia Tenggara.

3.1.3 Profil PT. Prima InfoSarana Media

PT. Prima InfoSarana Media adalah salah satu unit usaha dibawah kelompok Kompas Gramedia yang berdiri sejak 1985 hingga saat ini dan telah melakukan banyak usaha untuk bisa tumbuh dan berkembang hingga seperti sekarang ini.

Pada awalnya hanya memiliki satu majalah saja, namun saat ini telah memiliki beberapa terbitan yang beredar di masyarakat, diantaranya yaitu majalah InfoKomputer, Tabloid mingguan 2 PCplus, Buku serial PCplus, Tabloid 2 mingguan Rumah, Buku serial Rumah, dan majalah Sinyal. Aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk utama adalah menyelenggarakan seminar, menyelenggarakan pameran, workshop, dan lain – lain.

Pada tahun 1985, PT. Penerbitan Sarana Informatika didirikan yang bergerak di bidang penerbitan. Penerbitan utamanya adalah penerbitan majalah. Majalah yang diterbitkan pertama kali adalah majalah Sistem dan Komputer.

(11)

Kemudian pada tanggal 14 Januari 1987, majalah InfoKomputer pertama kali diterbitkan. Majalah InfoKomputer merupakan majalah satu – satu nya di Indonesia. Dengan adanya penggunaan teknologi dan komputer di Indonesia yang semakin berkembang dimasyarakat maka bersamaan dengan terbitnya majalah InfoKomputer, penerbitan majalah Sistem dan Komputer di hentikan.

Setelah majalah InfoKomputer diterbitkan, pada tahun 1988 diterbitkan buku serial Elektronika untuk anak usia SD “Cici & Obet” yang beredar di seluruh wilayah Indonesia dan bekerjasama dengan sekolah – sekolah. Selain itu, pada tahun 1988 menyelenggarakan pendidikan komputer untuk siswa SLA yang pelaksanaannya bekerjasama dengan sekolah – sekolah. Pendidikan komputer ini dikenal dengan nama PPKT (Paket Pendidikan Komputer Terpadu).

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990 unit PPKT memisahkan diri dengan membentuk lembaga baru agar lebih luas untuk berkembang. Unit PPKT memisahkan diri yang kemudian nama PPKT berubah menjadi LPKT (Lembaga Pendidikan Komputer Terpadu).

Pada tahun 1993, menyelenggarakan pameran Komputer berskala nasional yang bekerjasama dengan PT. Dyandra Promosindo. Penyelenggaraan pameran Komputer berbarengan dengan Konferensi

(12)

Komputer Nasional yaitu seminar dengan nama JACEX (Jakarta Computer Expo).

Selain itu pada bulan Juni tahun 1993, didirikan majalah Fotografi Populer yaitu Fotomedia. Majalah Fotomedia membahas pembelajaran dunia fotografi di Indonesia yang penyebarannya ke seluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 2000, dimunculkan produk baru berupa Tabloid mingguan “PCplus” yang membahas tentang pengetahuan praktis dan informasi perkembangan dunia komputer yang penyebarannya ke seluruh wilayah Indonesia.

Kemudian pada tahun 2001, menyelenggarakan pameran industri Fotografi berskala nasional yang bekerjasama dengan PT. Dyandra Promosindo yang disertai dengan berbagai kegiatan edukatif seperti seminar, workshop, lomba foto, dan lain – lain. Kegiatan edukatif ini dikenal dengan nama FOCUS.

Pada tahun 2004, terjadi peralihan di dunia fotografi dari yang konvensional ke Fotografi Digital, maka dari itu penerbitan majalah Fotomedia untuk sementara dihentikan. Selain itu lahir produk baru berupa Tabloid 2 mingguan yang dikenal dengan nama “Tabloid Rumah”. Tabloid Rumah berisi berbagai informasi yang dapat dijadikan inspirasi bagi para pembacanya untuk menata rumahnya agar menjadi tempat tinggal yang nyaman.

(13)

Pada bulan Januari tahun 2005, menerbitkan buku Serial tentang Rumah yang menyajikan satu topik bahasan secara mendalam. Kemudian menyusul diterbitkan majalah “Sinyal” yang berisi tentang informasi Handphone dan penggunaan Handphone yang dapat digunakan oleh pembaca sebagai panduan dalam memilih Handphone – Handphone canggih. Pada pertengahan tahun 2006 hingga saat ini, jumlah karyawan PT. Prima InfoSarana Media sebanyak 100 orang.

3.1.4 Tujuan PT. Prima InfoSarana Media

Setiap perusahaan memiliki tujuan masing – masing yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun tujuan PT. Prima InfoSarana Media adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi atau berita yang akurat, aktual, dan terpercaya

2. Memberikan pendidikan kepada para pembaca melalui penulisan artikel yang bermutu

3. Menjalankan fungsi tanggung jawab sosial dengan memperhatikan masyarakat sekitar, dan menjalankan perusahaan secara bersih, sehat, dan kekeluargaan.

(14)

3.1.5 Struktur Organisasi PT. Prima InfoSarana Media

(15)

3.1.6 Struktur Organisasi PT. Prima InfoSarana Media Divisi Promotion Gambar 3.3 Business Director (Aspianah Hia) Marketing Manager (Anastasia Warih)

Majalah InfoKomputer, CHIP, CHIP Foto Video, Digital Camera, What HiFi, Laptop1, Tabloid PC Plus

Desain

Bambang

Staff Promosi

Bagus (Majalah CHIP&CHIP Foto Video)

Bayu (Tabloid PC Plus) Daniel (Majalah DCI &What HIFI)

Rouli (Majalah Laptop)

Database

(16)

3.1.7 Profil Majalah Chip Foto Video

Gambar 3.4

Sample Cover Majalah CHIP Foto Video

Dalam usia yang ke limabelas, majalah CHIP hadir sebagai salah satu majalah komputer terdepan dan juga tercatat sebagai majalah komputer dengan jumlah pembaca terbanyak di Indonesia. Selain majalah CHIP, hadir majalah Computer Easy dan majalah Chip Foto Video untuk penggemar fotografi serta sejak tahun 2005 yang lalu, diterbitkan juga Chip Special yang terbit setiap dua atau tiga bulan sekali dengan topik – topik eksklusif yang mendalam.

Sesuai dengan permintaan pasar, Majalah CHIP Foto Video digital diterbitkan pertama kali pada bulan Juli tahun 2004. Kemudian pada

(17)

bulan oktober 2004, majalah ini resmi diluncurkan didepan publik berbarengan dengan pameran foto pertama yang menggunakan LCD monitor. Acara peluncuran majalah ini didukung oleh para fotografer ternama seperti Ray Bachtiar, Darwis Triadi, dan lain – lain.

Majalah CHIP Foto Video digital mengetengahkan pembahasan produk – produk fotografi (digital camera) dan video digital pada umumnya. Fokus bahasan majalah Chip Foto Video ini adalah lebih kepada perlengkapan kamera dengan basis teknologi digital seperti rubrik - rubrik fotografi film, lomography, kamera lubang jarum, dan yang lainnya pun jadi relevan untuk menjadi artikel kajian tersendiri. Tidak hanya membahas alat saja, Chip Foto Video juga memberikan sejumlah panduan kepada pemula dengan membuat artikel yang berisi mengenai tips - tips fotografi dasar.

Selain dalam pembahasan penulisan, CHIP Foto Video digital juga melaksanakan berbagai kegiatan event seputar dunia fotografi maupun video. Event yang diselenggarakan di setiap tahunnya adalah seperti event dengan nama Canon – CHIP Foto Video digital Fashion on Stage yang bekerjasama dengan Canon.

Event Fashion on Stage atau disingkat FOS adalah sebuah acara fashion show yang dipadu dengan acara lomba foto (Photo Competition) yang menyajikan konsep fashion, model, dan stage yang mengajak 400 fotografer handal atau profesional dan berkreatifitas

(18)

menggunakan kamera DSLR atau Pocket camera yang diiringi lantunan musik pengiring yang memang turut memacu adrenalin para fotografer peserta lomba.

Event Fashion on Stage mulai dari tahun 2010 sudah menjangkau tiga kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Event Fashion on Stage ini telah menjadi event tahunan majalah Chip Foto Video yang bekerja sama dengan Canon yang diikuti oleh para peserta yang datang dari kota - kota lain seperti Bandung, Sumedang, Subang, Cianjur, Bogor, Sukabumi, Majalengka, Cirebon, Lampung, bahkan dari Malaysia.

Segmentasi pasar event Fashion on Stage ini masyarakat golongan menengah ke atas. Adapun event Fashion on Stage ini diikuti oleh para peserta pada usia 18 hingga 55 tahun seperti beberapa fotografer kawakan yang namanya sudah cukup dikenal publik fotografi Indonesia, disamping itu diikuti juga oleh beberapa penggiat komunitas fotografi seperti Perhimpunan Amatir Foto (PAF), berbagai komunitas fotografi kampus, siswa - siswa sekolah fotografi, dan juga freelance fotografer baik yang sudah profesional maupun yang masih pemula.

Selain mengadakan event Fashion on Stage, majalah CHIP Foto Video digital juga mengadakan event hunting foto, workshop, dan tur dari kampus ke kampus. CHIP Foto Video digital juga membuat event yang bersifat amal yang diberikan untuk para korban bencana alam.

(19)

Pada tahun 2011 tepatnya pada tahun ke tujuh Majalah CHIP Foto Video digital diterbitkan, majalah ini melakukan perubahan besar dan mencolok yaitu perubahan nama majalah dari CHIP Foto Video digital menjadi CHIP Foto Video. Selain mengalami perubahan nama majalah, logo majalah CHIP Foto Video pun juga mengalami perubahan yang semakin minimalis.

3.1.8 Kegiatan Public Relations Majalah Chip Foto Video

1. Mengadakan event Photo Competition (FOS) di tiga kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

2. Mengadakan Trip Hunting Photography yang dilaksanakan di empat daerah yaitu Jawa Timur (Bromo), Bangka Belitung, Padang, dan China.

3. Mengadakan Pameran foto yang dilaksanakan setiap bulan mei di setiap tahunnya.

4. Mengadakan Workshop ke kampus - kampus.

3.1.9 Tugas, Peran, dan Tanggung Jawab Public Relations Majalah Chip Foto Video

1. Membuat ide kreatif event

2. Menjalin hubungan kerjasama dan negosiasi dengan media partnership seperti klien atau vendor, kampus - kampus, dan komunitas fotografi

(20)

3. Menjual paket kreatif kepada klien atau vendor, kampus - kampus, dan komunitas fotografi

3.1.10 Program – program yang dilakukan sebelum event dilaksanakan

1. Melakukan promosi event dengan menggunakan database kemudian mengirimkan email blast

2. Melakukan promosi melalui jejaring sosial seperti facebook dan twitter

3. Mempromosikan melalui hubungan kerjasama dari komunitas fotografi, klien atau vendor, dan kampus - kampus

3.1.11 Visi Majalah Chip Foto Video 1. Jumlah peserta semakin meningkat

2. Brand Image majalah Chip Foto Video semakin kuat 3. Mencari fotografer yang handal

4. Memasarkan majalah Chip Foto Video 3.1.12 Misi Majalah Chip Foto Video

Menjadikan Event Fashion on Stage sebagai event yang ditunggu oleh para penggemar fotografi.

(21)

3.1.13 Struktur Organisasi Majalah CHIP Foto Video Gambar 3.5 Editor Inchief Andre Mantiri Sekretaris Redaksi Yuniastika Editor Chip Agung Dwi Cahyadi Editor Chip Foto Video Sri Sadono Editor Chip Online Reska Nistanto Editor Test Lab Romi Hidayat Visual Editor Editorial Officer Eko Lannuardy Editorial Officer Desmal Andi Editorial Officer Iwan Siallagan Editorial Officer Nur Hasanah Editorial Officer Renata Maringka Editorial Officer Rakhmat Kusnadi Editorial Officer M. Taufan Editorial Officer Sismi .P Editorial Officer Yossie Yono Editorial Officer Ferry Editorial Officer Alvin - Zeta Bangun -Subekti -Agung Bayu - Teguh - Adita Eko

(22)

3.1.14 Deskripsi Pekerjaan Editor Inchief :

1. Membuat jumlah tulisan (ide) yang berhubungan dengan pekerjaan redaksional, Kegiatan promosi atau iklan (advertorial), Usulan event atau kerjasama.

2. Membuat pertemuan atau kunjungan dengan komunitas pembaca baru (atau lama) dan vendor untuk menjaga komunikasi dan loyalitas terhadap majalah per bulan.

3. Menjadi peran serta dalam persetujuan kerjasama dengan brand atau vendor baru oleh pihak promosi atau iklan.

4. Menjadi narasumber yang digunakan sesuai dan kompeten pada bidangnya dan memiliki kredibilitas.

5. Keterlibatan dalam event yang diadakan unit (workshop atau seminar atau pameran) dan pembuatan by Product atau Edisi Khusus di luar pekerjaan rutinnya.

6. Sharing knowledge untuk meningkatkan kompetensi HR di unit dan meningkatkan budaya knowledge management.

(23)

Editorial Officer :

1. Membuat tulisan yang merupakan gabungan dari tulisan sendiri maupun sebagai desk editor yang masuk ke dalam index majalah per bulannya.

2. Membuat tulisan atau struktur pada artikel yang dibuat.

3. Menyerahkan tulisan secara tepat waktu dengan skala pengukuran. 4. Membuat tulisan (ide) untuk mendukung aktivitas promosi atau iklan,

seperti pengerjaan advertorial, usulan event atau kerjasama ber-sponsorship yang telah terealisasi.

5. Menjadi narasumber yang dipakai sesuai dan kompeten pada bidangnya dan memiliki kredibilitas.

6. Membuat pertemuan atau kunjungan dengan komunitas pembaca baru (atau lama) dan vendor untuk menjaga komunikasi dan loyalitas terhadap majalah per bulan.

7. Keterlibatan dalam event yang diadakan unit (workshop atau seminar atau pameran), pembuatan by Product atau Edisi Khusus.

8. Sharing knowledge untuk meningkatkan kompetensi HR di unit dan meningkatkan budaya knowledge management.

(24)

Visual Officer :

1. Membuat desain (layout) dari Editor Officer, Managing Editor, dan Editor in Chief.

2. Menyerahkan desain (layout) secara tepat waktu.

3.1.15 Logo Majalah Chip Foto Video

Logo berfungsi sebagai merek dagang yang memberikan jaminan kepada pemakainya mengenai kualitas yang spesifik dan konsisten dari poduk atau jasa perusahaan tersebut. Sejak didirikannya, Majalah Chip Foto Video telah menggunakan dua logo sebagai identitasnya, diantaranya sebagai berikut :

Gambar 3.6

Logo Majalah Chip Foto Video yang lama (Sudah tidak digunakan)

(25)

Gambar 3.7

Logo Majalah Chip Foto Video yang baru (Digunakan hingga saat ini)

3.1.16 Fasilitas Redaksi Majalah Chip Foto Video

Sebagai redaksi majalah yang mengulas tentang dunia fotografi, redaksi Majalah Chip Foto Video mempunyai beberapa fasilitas yang memadai untuk mendukung kenyamanan dalam pelaksanaan kerja, diantaranya sebagai berikut :

Tabel 3.1

Fasilitas Redaksi Majalah Chip Foto Video

Fasilitas Redaksi Majalah Chip Foto Video Laboratorium CHIP

Ruang Tamu Koperasi Kecil

Mushola Sarana Kerja

(26)

3.1.17 Fasilitas Event Fashion on Stage

Sebagai salah satu event Photo Competition yang terkemuka yang dilaksanakan di tiga kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta maka event Fashion on Stage mempunyai beberapa fasilitas untuk menunjang kelancaran aktivitas selama event berlangsung, diantaranya sebagai berikut :

Tabel 3.2

Fasilitas Event Fashion on Stage

Fasilitas Event Fashion on Stage

Panggung untuk model Catwalk

Tempat untuk registrasi ulang dan pendaftaran on the spot

Tempat untuk para peserta meng – upload foto yang di perlombakan

Para peserta mendapatkan ID Card untuk mengikuti lomba

Para pemenang lomba mendapatkan hadiah menarik berupa camera pocket dan camera DSLR

Setiap peserta yang mengikuti lomba foto mendapatkan goody bag berisi ID Card, peraturan lomba, list hadiah, rundown acara, dan

(27)

3.2 Prosedur Yang Berlaku

Tabel 3.3

Ide acara atau event Fashion on Stage hasil dari meeting redaksi majalah

Perhitungan biaya produksi oleh Tim Promosi

Penambahan media cost oleh ASM (Advertising Sales Marketing)

Penawaran ke sponsor (vendor) oleh ASM (Advertising Sales Marketing)

(28)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. (Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi, 2008 : 1), metode penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang - orang yang diamati. Dengan demikian, penelitian ini akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kenyataan yang dilakukan pada saat penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi wawancara mendalam (in – depth interview) sedangkan data sekunder meliputi document review (studi dokumentasi).

3.3.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang berasal dari sumber pertama. Data ini tidak terkompilasi ataupun dalam bentuk file – file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya adalah responden, yaitu orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Sarwono, 2006 : 129).

Data yang diperoleh dalam data primer adalah data yang didapatkan langsung berasal dari sumber asli dan tidak melalui media perantara. Dalam hal ini, penulis menggunakan narasumber sebagai sumber pertama untuk mendapatkan data atau informasi yang diinginkan.

(29)

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara mendalam (in – depth interview). Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 127).

Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam dengan tiga narasumber atau informan internal majalah CHIP Foto Video untuk mendapatkan hasil dan tujuan penelitian yang diinginkan dengan cara melakukan tanya jawab sambil bertatap muka dengan narasumber yang menggunakan atau tidak menggunakan pedoman atau list wawancara. Wawancara yang dilakukan kepada narasumber itu dilakukan berkali – kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama narasumber di lokasi penelitian.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian (Ruslan, 2010 : 138).

Dalam penelitian ini memperoleh data penelitian melalui pihak perantara secara tidak langsung yang didapatkan berupa catatan, sejarah

(30)

perusahaan, dan artikel – artikel lainnya yang di publikasikan maupun yang tidak di publikasikan.

Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Dokumentasi (Document review). (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 158), studi dokumentasi (Document review) merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan - catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.

Studi Dokumentasi (Document review) yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku (book) dan majalah (magazine). Buku yang digunakan yaitu CHIP Foto Video special “Ritual Fotografi” tahun 2008, buku memahami penelitian kualitatif, dasar – dasar public relations, dasar – dasar event management, pengantar ilmu komunikasi, dan lain sebaginya. Sedangkan majalah yang digunakan yaitu majalah CHIP Foto Video edisi Juli tahun 2011, majalah CHIP Foto Video edisi April tahun 2012.

3.3.3 Teknik Pengambilan Narasumber atau Informan

Narasumber atau Informan dalam penelitian ini adalah Informan Internal yang memiliki kredibilitas dalam memberikan masukan mengenai upaya – upaya yang dilakukan oleh Public Relations majalah Chip Foto Video dalam mempertahankan citra positif majalah Chip

(31)

Foto Video melalui special event dengan melakukan wawancara mendalam (in – depth interview).

Menurut Jurnal Daniar Surya N dengan judul “Kegiatan Humas atau PR PT. Nyonya Meneer dalam menghadapi persaingan dengan industri jamu lainnya” , Publik Internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri.

Pada penelitian ini, Narasumber atau Informan internal yang akan dipilih adalah tiga narasumber yang meliputi satu narasumber utama, dan dua narasumber pendukung. Narasumber utama adalah Public Relations majalah CHIP Foto Video, kemudian narasumber pendukungnya adalah dari team redaksi yaitu Pemimpin Redaksi dan Managing Editor majalah CHIP Foto Video.

3.4 Permasalahan Yang Ada

Kebutuhan masyarakat akan informasi – informasi mengenai fotografi semakin meningkat diiringi dengan majalah yang mengulas mengenai fotografi berkembang sangat pesat. Dengan berkembangnya majalah mengenai fotografi semakin pesat, maka munculah persaingan diantara majalah – majalah fotografi.

Setiap majalah fotografi berlomba – lomba agar masyarakat tertarik dan menjadi pembaca setia pada majalah fotografi tersebut. Begitu pula dengan

(32)

majalah fotografi CHIP Foto Video dari PT. Prima InfoSarana Media yang dibawah naungan Kompas Gramedia Group.

Dalam hal ini, penulis mengidentifikasi bahwa masalah yang dihadapi adalah Majalah CHIP Foto Video menginginkan citra majalah CHIP Foto Video itu sendiri dapat bertahan dan tetap baik dimata masyarakat sehingga masyarakat akan tetap menjadi pembaca setia sekaligus menjadi peserta setia dalam setiap event yang diadakan oleh majalah CHIP Foto Video.

Untuk mempertahankan citra majalah CHIP Foto Video ini terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan. Dalam hal ini, seorang Public Relations majalah CHIP Foto Video memiliki peranan penting untuk mempertahankan citra majalah tersebut.

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Pada penelitian ini, penulis membahas tentang alternatif dari pemecahan masalah – masalah yang ada dalam dunia fotografi karena seperti yang kita ketahui kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai fotografi semakin meningkat maka dari itu banyak perusahaan media cetak mengeluarkan majalah – majalah yang berisi tentang fotografi.

Majalah fotografi CHIP Foto Video selalu melakukan inovasi untuk mempertahankan citra majalah Chip Foto Video, salah satunya melalui Special event Fashion on Stage. Seorang Public Relations berperan penting dalam

(33)

mempertahankan citra majalah tersebut. Untuk itu, penulis berpendapat bahwa alternatif pemecahan masalah yang digunakan yaitu :

1. Upaya yang sedang berjalan saat ini diantaranya lebih banyak me – review product agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai fotografi, mengadakan special event khususnya Photo Competition Fashion on Stage yang sudah berjalan serta mengadakan acara hunting photo yang rencananya akan diselenggarakan mulai pertengahan tahun ini.

2. Jika dilihat secara khusus, bagian dari upaya Public Relations dalam mempertahankan citra majalah Chip Foto Video melalui Special event Fashion on Stage yaitu meliputi penentuan lokasi event Fashion on Stage, membuat kreatifitas konsep event Fashion on Stage yang berbeda untuk setiap tahunnya, dan meningkatnya peserta setiap tahunnya yang didukung dengan lokasi dan hadiah – hadiahnya.

Adapun tantangan yang dihadapi adalah mengantisipasi target peserta yang semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui dari jumlah peserta tahun lalu dan antusias masyarakat untuk ikut serta dalam event ini. Dimana jumlah peserta yang hadir ini akan menentukan lokasi yang akan dipilih untuk melaksanakan event Fashion on Stage. Lokasi event Fashion on Stage yang diadakan di tiga kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta itu digelar diluar ruangan (outdoor) dikarenakan jumlah peserta yang semakin meningkat.

(34)

Selanjutnya, tantangan yang dihadapi adalah keputusan kerjasama dari pihak klien atau vendor yang tidak sesuai dengan target waktu yang diinginkan mengakibatkan persiapan yang kurang matang dalam pelaksanaan event. Selain itu cuaca yang sulit diprediksi pada event Fashion on Stage, sehingga menggunakan penangkal hujan karena event Fashion on Stage tidak mungkin berjalan apabila kondisi cuaca sedang buruk atau hujan.

Kemudian tantangan yang dihadapi oleh Public Relations harus menyiapkan ide kreatif untuk pembuatan konsep event Fashion on Stage yang selalu berbeda setiap tahunnya, baik itu dalam pemilihan lokasi, pakaian model, dan lantunan musik. Public Relations majalah CHIP Foto Video harus semakin kreatif dalam membuat konsep untuk kedepannya sehingga masyarakat akan tetap menjadi pelanggan setia sekaligus selalu ikut serta pada event Fashion on Stage setiap tahunnya karena lama kelamaan masyarakat bisa akan beralih ke media online apabila selalu menerapkan konsep yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

mahasiswa UNSIL dengan meneruskan hasil analisis dari data dan.. atau informasi yang diterimanya kepada pihak yang berwenang yaitu pihak BEM UNSIL dan/atau Rektorat UNSIL. 3)

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui adanya kecemasan terhadap sebelum datangnya rasa sakit pada penderita rematik yang mengalami kecemasan

[r]

Batasan Masalah pada Perancangan dan Implementasi Aplikasi Kamus Bahasa Biak pada android yaitu menerjemahkan bahasa Biak ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya, kamus ini

Dimana  pasien mengeluh dirinya  sering berkali-kali ke kamar kecil, merasa sangat ingin buang air kecil, namun  sampai di kamar kecil pasien biasa menunggu sekitar

dengan locus of control adalah penelitian Dian Agustia (2009) yang mengemukakan di dalam penelitiannya bahwa locus of control memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap

Gramsci menganggap dunia gagasan (ideologi), kebudayaan, superstruktur, bukan hanya sebagai refleksi atau ekspresi dari struktur kelas ekonomik atau infrastruktur yang