• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N NOMOR: PUT / 49-K / PM.II-10/ AD/ VI / 2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N NOMOR: PUT / 49-K / PM.II-10/ AD/ VI / 2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

NOMOR: PUT / 49-K / PM.II-10/ AD/ VI / 2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

PENGADILAN MILITER II-10 Semarang yang bersidang di Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa:

Nama lengkap : DIRMAN

Pangkat/Nrp : Pratu / 31030341320781

Jabatan : Tabakpan 1Ru-1 Ton-III Ki-C Kesatuan : Yonif 407/PK

Tempat, tanggal lahir : Lakulepa, 19 Juli 1981 Jenis kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat tinggal : Asrama Kompi C Yonif 407/PK Kec. Wonopringgo Pekalongan.

Terdakwa tidak ditahan.

Pengadilan Militer II-10 Semarang di atas; Membaca : Berkas Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Dan Brigif IV/DR selaku Papera Nomor : Kep/15/IV/2010 tanggal 15 April 2010. .

2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/47/V/2010 tanggal 17 Mei 2010.

3. Surat Penetapan dari :

a. Kadilmil II-10 Semarang tentang Penunjukan Hakim Nomor : Tap/50/PM.II-10/AD/VI/2010 tanggal 2 Juni 2010.

b. Hakim Ketua Sidang tentang Hari Sidang Nomor Tap/50/PM.II-10/AD/VI/2010, tanggal 3 Juni 2010.

4. Relas penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi.

5. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor: Sdak/47/V/2010 tanggal 17 Mei 2010 di depan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

(2)

2. Keterangan Terdakwa di persidangan serta keterangan para Saksi di bawah sumpah di persidangan.

Memperhatikan : 1. Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Pengadilan yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana:

“Karena kelalaiannya kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.”

sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 310 ayat (3) Jo ayat (4) UU No. 22 tahun 2009.

dan oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana sebagai berikut:

a. Pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan denda Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) Subsidair kurungan pengganti selama 1 (satu) bulan, dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar harus diganti dengan hukuman kurungan tersebut.

b. Menetapkan barang bukti berupa: Surat-Surat :

1) 1 (satu) lembar Visum et Repertum Nomor: 106/VS/MR/RSUIHA/227629/X/2009 tanggal 28 Oktober 2009 yang dikeluarkan oleh RSU Harapan Anda kota Tegal.

2) 1 (satu) lembar foto copy STNK Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP an. Watno Nomor: 00303186/E/VII/09.

3) 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Dirman Nomor: 810714600288.

4) 1 (satu) lembar foto copy STNK Supra Nopol G-5740-AP An. Sri Mulyati Komala Nomor: 00256372/E/III/09.

5) 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Abdul Jalil Nomor: 500614300128.

(Dilekatkan dalam berkas perkara) Barang-barang :

1) 1 (satu) unit SPM Yamaha Vixion warna hitam Nopol G-2343-SP tahun 2009, Noka MH8FD110X37-270734, Nosin E401-ID-276789, STNK atas nama Watno No. 00303186/E/VII/09, SIM C An. Pratu Dirman No. 810714600288, (sesuai bon pinjam pakai barang bukti 1 (satu) unit kendaraan bermotor Nomor B/1101/X2009 tanggal 26 Oktober 2009

(3)

dan Berita Acara Penyerahan barang bukti pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2009.

2) 1 (satu) unit SPM Honda Supra warna abu-abu hitam Nopol G-57840-AP, tahun 2000 Noka MH1KEV21XYK047964, Nosin KEV2E1048235 STNK An. Sri Mulyati Komala No. 00256372/E/III/09 dan SIM C An. Abdul Jalil No. 500614300128 (sesuai permohonan bon pinjam pakai barang bukti 1 (satu) unit kendaraan bermotor Nomor B/1101/X2009 tanggal 26 Oktober 2009 dan Berita Acara Penyerahan barang bukti pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2009).

(Dikembalikan kepada yang paling berhak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku)

c. Membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000 (lima ribu rupiah).

2. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa ia merasa bersalah dan sangat menyesal serta berjanji tidak akan berbuat lagi, oleh karenanya memohon supaya dijatuhi pidana seringan-ringannya.

Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur di atas Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut:

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu pada tanggal 19 Oktober 2009 sekira pukul 10.30 Wib, setidak-tidaknya dalam tahun 2009 di persimpangan jalan di depan Mushola Babussalam kota Tegal, setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk wewenang Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana : “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia”.

Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Bahwa Terdakwa menjadi prajurit TNI-AD sejak tahun 2003 melalui pendidikan Secata PK di Kodam XVI/Patimura, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif 406/CK Bojong Purbalingga kemudian berpindah tugas di Yonif 407/PK sampai dengan terjadinya perkara ini dengan pangkat Pratu NRP 31030341320781.

2. Bahwa pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 sekira pukul 09.30 Wib Terdakwa dan Sdr. Sajarudin (Saksi-2) berboncengan mengendarai Spm Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP dengan dilengkapi surat-surat yang sah dan berlaku (SIM C dan STNK) serta menggunakan helm pengaman standart berangkat dari Kompi C Yonif 407/PK Pekalongan menuju M Yonif 407/PK Ujungrusi Kab. Tegal untuk mengikuti apel pemberangkatan cuti keluar Pulau Jawa/keluar Kodam IV/Dip.

(4)

3. Bahwa sekira pukul 10.30 Wib sesampainya di Jl. Suradadi Kab. Tegal tepatnya di persimpangan jalan atau percabangan jalan depan mushola Babussalam secara tiba-tiba dan dengan jarak yang dekat sebuah sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP yang dikendarai oleh Sdr. Abdul Jalil (Saksi korban) merubah arah membelok/memutar ke jalan Surodadi sehingga menjadi searah dengan Terdakwa.

4. Bahwa Terdakwa tanpa berpikir akan bahaya yang terjadi di percabangan jalan yang sewaktu-waktu akan ada sepeda motor lain yang membelok/memutar arah jalan namun Terdakwa kurang berhati-hati dan seharusnya tahu bahwa saat Saksi korban mengendarai sepeda motor tersebut menyeberang kemudian membelok ke arah percabangan jalan di tempat itu.

5. Bahwa setelah sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP merubah arah membelok/memutar ke jalan Surodadi sehingga menjadi searah dengan Terdakwa yang jaraknya sudah dekat dengan sepeda motor yang Terdakwa kemudikan dengan kecepatan 70 km/jam lalu sepeda motor Honda Supra Nopol 5740-AP tertabrak oleh sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP yang dikemudikan oleh Terdakwa.

6. Bahwa pada waktu terjadi kecelakaan situasi lalu lintas jalan sepi, cuaca cerah baik dari arah Tegal menuju ke Pemalang ataupun dari Pemalang arah menuju ke Tegal.

7. Bahwa Terdakwa dalam mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP dalam keadaan sehat dan sepeda motor yang Terdakwa kendarai seperti kondisi rem, beli dan lampu dalam keadaan normal.

8. Bahwa akibat kecelakaan lalu lintas tersebut mengakibatkan Sdr. Abdul Jalil (saksi korban) mengalami kesadaran menurun dan bengkak pada kepala sebelah kanan ukuran 5 cm, bengkak pada kepala sebelah kiri ukuran 5 cm, bengkak sekitar mata kiri, luka lecet lutut kiri akibat benturan benda tumpul sehingga harus menjalani rawat inap di RSI Harapan Anda Kota Tegal sebagaimana Visum Et Repertum dari dokter pada Rumah Sakit Islam Harapan Anda Kota Tegal yang dibuat pada tanggal 28 Oktober 2009 Nomor 106/VS/MR/RSUI-HA/227629/X/2009 yang ditandatangani oleh dr. Pudjo Endarwanto (dokter umum) dan meninggal dunia di RSI Harapan Anda Kota Tegal pada tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Wib.

9. Bahwa upaya yang dilakukan Terdakwa setelah terjadi kecelakaan lalu lintas tersebut Terdakwa segera menolong Sdr. Abdul Jalil dengan membawanya ke Puskesmas Suradadi yang kemudian dirujuk ke RSI Harapan Anda Tegal dan selama Sdr. Abdul Jalil di rumah sakit, Terdakwa menunggu sampai akhirnya Sdr. Abdul Jalil meninggal dunia pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Wib.

Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam:

(5)

Pasal 310 ayat (3) Jo ayat (4) UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Menimbang : Bahwa dipersidangan Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum dan akan dihadapi sendiri.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa mengerti dan tidak mengajukan Eksepsi.

Menimbang : Bahwa para saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut:

SAKSI-1:

Nama lengkap : SAJARUDIN

Pangkat/NRP : Pratu, 31030360461083 Jabatan/pekerjaan : Tabakpan Ru-2 Ton-1 Ki C Kesatuan : Yonif 407/PK

Tempat, tanggal lahir : Hative Besar, 8 Oktober 1983 Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam

Tempat tinggal : Asrama Kompi C Yonif 407/PK

Keterangan Saksi-1 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2003 karena satu kesatuan, akan tetapi tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 sekira pukul 09.30 Wib Saksi dibonceng Terdakwa dengan menggunakan Sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP dari kompi C Yonif 407/PK Pekalongan menuju Ma Yonif 407/PK Ujungrusi Kab. Tegal untuk mengikuti apel pemberangkatan cuti keluar Pulau Jawa/keluar Kodam IV/Dip.

3. Bahwa sesampainya di Jl. Suradadi Kab. Tegal tepatnya di depan mushola Babussalam tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada sebuah sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP yang dikendarai oleh Sdr. Abdul Jalil berbalik arah menuju Kota Tegal karena jarak yang sudah sangat dekat dan Terdakwa tidak dapat mengendalikan sepeda motornya sehingga terjadi tabrakan.

4. Bahwa setelah terjadi kecelakaan, Saksi dan Terdakwa menolong korban yang dakam kondisi pingsan dan dibawa ke Puskesmas Suradadi namun dirujuk ke RS. Mitra Siaga Kab. Tegal kemudian dirujuk kembali ke RSI Harapan Anda Kota Tegal.

5. Bahwa akibat dari kecelakan tersebut Sdr. Abdul Jalil mengalami luka-luka dan akhirnya meninggal dunia pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Wib di RSI Harapan Anda Kota Tegal sedangkan Saksi dan Terdakwa mengalami luka lecet pada kedua tangan dan lutut kaki, selain itu Spm Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP bagian depan rusak dan Honda Supra Nopol G-5740-AP mengalami kerusakan pada bagian persneleng dan step kanan bengkok.

(6)

6. Bahwa pada saat Terdakwa mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP dilengkapi dengan SIM dan STNK selain itu baik Saksi maupun Terdakwa menggunakan helm pengaman standart sedangkan Sdr. Abdul Jalil tidak menggunakan helm.

7. Bahwa sepengetahuan Saksi, selama Sdr. Abdul Jalil dirawat di rumah sakit, kesatuan Yonif 407/PK memerintahkan perwakilan anggota untuk menengok Sdr. Abdul Jalil dan secara bergiliran mengadakan yasinan selama 7 (tujuh) hari di rumah duka selain itu Terdakwa membantu biaya pengobatan di rumah sakit dan biaya pemakaman Sdr. Abdul Jalil.

8. Bahwa situasi arus lalu lintas ramai, cuaca pada saat itu cerah dan jalan beraspal serta Terdakwa mengemudian sepeda motor dengan kecepatan 70 km/jam.

Atas keterangan Saksi-1 tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa Saksi sudah dipanggil berdasarkan ketentuan undang-undang, namun sampai waktu yang ditentukan Saksi tersebut tidak dapat hadir tanpa alasan yang sah dan Oditur sudah tidak sanggup lagi untuk menghadirkannya, oleh karenanya dengan berpedoman pada pasal 155 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997, maka keterangan Saksi dalam Berita Acara Permulaan yang disertai dengan Berita Acara Pengambilan Sumpah dan atas persetujuan Terdakwa tidak keberatan untuk dibacakan sebagai berikut:

SAKSI-2:

Nama lengkap : JAMIUN

Pekerjaan : Sopir

Tempat, tanggal lahir : Tegal, 12 April 1960 Jenis kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat tinggal : Ds. Suradadi Rt.02/15 Kec. Suradadi Kab. Tegal

Keterangan Saksi-2 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 Saksi mendapat telepon dari keluarganya kalau Sdr. Abdul Jalil yang merupakan saudara saksi mengalami kecelakaan di jalan raya Suradadi tepatnya di depan mushola Babussalam Ds. Suradadi Kec. Suradadi Kab. Tegal sekira pukul 10.30 Wib antara sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP yang dikendarai oleh Terdakwa dengan Honda Supra Nopol G-5740-AP yang dikendarai oleh Sdr. Abdul Jalil.

2. Bahwa Saksi tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab kecelakaan namun akibat kejadian tersebut sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP rusak berat pada bagian depan sedangkan Terdakwa dan Sdr. Sajarudin (Saksi-1) mengalami luka lecet pada kedua tangan dan lutut, sedangkan sepeda motor

(7)

Honda Supra Nopol G-5740-AP mengalami kerusakan pada bagian persneleng, step kanan bengkok sedangkan Sdr. Abdul Jalil meninggal dunia di RSI Harapan Anda Kota Tegal.

3. Bahwa sepengetahuan Saksi pada saat terjadinya kecelakaan baik Terdakwa maupun Sdr. Abdul Jalil melengkapi diri dengan surat-surat kendaraan yang sah namun Sdr. Abdul Jalil tidak menggunakan helm.

4. Bahwa Saksi mengetahui pada saat Sdr. Abdul Jalil dirawat di RSI Harapan Anda Kota Tegal. Terdakwa dan perwakilan dari pihak kesatuan Terdakwa menunggui Sdr. Abdul Jalil sampai akhirnya pada tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Wib Sdr. Abdul Jalil meninggal dunia dan biaya pengobatan dan pemakaman ditanggung oleh Terdakwa.

Atas keterangan Saksi-1 tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa di dalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa menjadi prajurit TNI-AD sejak tahun 2003 melalui pendidikan Secata PK di Kodam XVI/Patimura, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif 406/CK Bojong Purbalingga kemudian pada tahun 2004 pindah tugas di Yonif 407/PK sampai saat melakukan perbuatan yng menjadi perkara ini dengan terjadi dengan pangkat Pratu NRP 31030341320781.

2. Bahwa pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 sekira pukul 09.30 Wib Terdakwa dan Sdr. Sajarudin (Saksi-1) berboncengan mengendarai Spm Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP berangkat dari Kompi C Yonif 407/PK Pekalongan menuju Ma Yonif 407/PK Ujungrusi Kab. Tegal untuk mengikuti apel pemberangkatan cuti keluar Pulau Jawa/keluar Kodam IV/Dip. 3. Bahwa sekira pukul 10.30 Wib sesampainya di Jl. Suradadi Kab. Tegal tepatnya di depan mushola Babussalam dari arah berlawanan (dari arah Tegal menuju Pemalang/dari arah barat ke timur) ada sebuah sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP yang dikendarai oleh Sdr. Abdul Jalil berbelok arah menuju Pemalang ke Tegal (arah timur ke barat), setelah satu arah dengan Terdakwa tiba-tiba Sdr. Abdul Jalil mengambil posisi kekiri lagi tanpa memberikan lampu rihting/sen sehingga Terdakwa kaget dan karena jarak sudah sangat dekat Terdakwa tidak dapat mengendalikan sepeda motornya lalu menabrak sepeda motor yang dikemudikan Sdr. Abdul Jalil.

4. Bahwa setelah terjadi tabrakan/kecelakaan Terdakwa dan Saksi-1 menolong Sdr. Abdul Jalil yang dalam kondisi pingsan dan luka berdarah di pelipisnya serta keluar darah dari mulut dan hidungnya membawanya ke Puskesmas Suradadi namun dirujuk ke RS. Mitra Siaga Kab. Tegal kemudian dirujuk kembali ke RSI Harapan Anda Kota Tegal.

5. Bahwa selama Sdr. Abdul Jalil mendapat perawatan di rumah sakit, Terdakwa tetap menunggui sampai akhirnya pada

(8)

hari Selasa tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Sdr. Abdul Jalil meninggal dunia begitu juga dengan kesatuan Yonif 407/PK mengutus perwakilan anggotanya untuk menunggu Sdr. Abdul Jalil di rumah sakit dan tahlilan selama 7 (tujuh) hari.

6. Bahwa selain itu Terdakwa juga membantu biaya perawatan selama Sdr. Abdul Jalil dirawat di rumah sakit dan memberikan bantuan biaya pemakaman dan tahlillan sebesar Rp. 8.000.000 (delapan juta rupiah).

7. Bahwa akibat dari kecelakaan tersebut Terdakwa juga mengalami sakit pada bagian dada dan Spm Yamaha Vixion Nopol G-5740-AP mengalami kerusakan dan pada saat mengendarai Spm Yamaha Vixion Nopol G-5740-AP Terdakwa dilengkapi dengan SIM C, STNK serta menggunakan helm standart.

Menimbang : Bahwa dari barang-barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer ke persidangan berupa:

Surat-Surat :

a. 1 (satu) lembar Visum et Repertum Nomor: 106/VS/MR/RSUIHA/227629/X/2009 tanggal 28 Oktober 2009 yang dikeluarkan oleh RSU Harapan Anda kota Tegal.

b. 1 (satu) lembar foto copy STNK Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP an. Watno Nomor: 00303186/E/VII/09. c. 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Dirman Nomor:

810714600288.

d 1 (satu) lembar foto copy STNK Supra Nopol G-5740-AP An. Sri Mulyati Komala Nomor: 00256372/E/III/09. e. 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Abdul Jalil Nomor:

500614300128.

f. 1 (satu) lembar surat dari Dan Yonif 407/PK tanggal 26 Oktober 2009 tentang permohonan bon pinjam pakai barang bukti Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP. g. Berita Acara Penyerahan barang bukti Yamaha Vixion

Nopol G 2343 SP tanggal 26 oktober 2009 kepada Pratu Dirman NRP. 31030341320781.

h. Surat Permohonan Bon Pinjam dari Kopka Slamet Wahid jabatan Babinsa Ramil 05 Kodim 0712/Tegal tanggal 26 Oktober 2009.

i. Berita Acara Penyerahan barang bukti Honda Supra G 5740 AP tanggal 26 Oktober 2009 kepada Kopka Slamet Wakhid NRP. 3910166800670.

(9)

a. 1 (satu) unit SPM Yamaha Vixion warna hitam Nopol G-2343-SP tahun 2009, Noka MH8FD110X3J-270734, Nosin E401-ID-276789, STNK atas nama Watno No. 00303186/E/ VII/09, SIM C An. Pratu Dirman No. 810714600288, dan 2 (dua) buah helm motor, telah diserahkan kepada Terdakwa Pratu Dirman Nrp. 31030341320781 pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2009 berdasarkan Berita Acara Penyerahan barang bukti tertanggal 26 Oktober 2009 dari Subdenpom IV/1-3.

b. 1 (satu) unit SPM Honda Supra warna abu-abu hitam Nopol G-5740-AP, tahun 2000 Noka MH1KEV21XYK047964, Nosin KEV2E1048235 STNK An. Sri Mulyati Komala No. 00256372/E/III/09 dan SIM C An. Abdul Jalil No. 500614300128 telah diserahkan kepada Kopka Slamet Wahid Nrp. 3910166800670 pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2009 berdasarkan Berita Acara Penyerahan barang bukti tertanggal 26 Oktober 2009 dari Subdenpom IV/1-3.

Telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan sebagai barang bukti atas tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesesuaian dengan bukti-bukti lain, maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang didakwakan.

Menimbang : Bahwa terhadap barang bukti 2 (dua) unit sepeda motor tersebut di atas tidak dihadapkan kepersidangan oleh Oditur Militer, karena berada diluar kota Semarang (Tegal) dan sesuai keterangan Terdakwa dan Saksi, bahwa barang bukti tersebut telah dipergunakan oleh Terdakwa dan keluarga Alm. Abdul Jalil sebagai pemilik yang sah.

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan keterangan para Saksi di bawah sumpah di persidangan serta bukti bukti dan petunjuk lain dan setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:

1. Bahwa benar Terdakwa menjadi prajurit TNI-AD sejak tahun 2003 melalui pendidikan Secata PK di Kodam XVI/Patimura, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif 406/CK Bojong Purbalingga kemudian pada tahun 2004 berpindah tugas di Yonif 407/PK sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pratu NRP 31030341320781.

2. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 sekira pukul 09.30 Wib Terdakwa berboncengan dengan Pratu Sajarudin (Saksi-1) dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP berangkat dari Kompi C Yonif 407/PK Pekalongan menuju Ma Yonif 407/PK Ujungrusi Kab. Tegal untuk mengikuti apel pemberangkatan cuti keluar Pulau Jawa/keluar Kodam IV/Dip.

(10)

3. Bahwa benar sekira pukul 10.30 Wib sesampainya di Jl. Suradadi Kab. Tegal tepatnya di depan mushola Babussalam dari arah berlawanan (dari arah Tegal menuju Pemalang/dari arah barat ke timur) ada sebuah sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP yang dikendarai oleh Sdr. Abdul Jalil berbelok arah menuju Pemalang ke Tegal (arah timur ke barat), setelah satu arah dengan Terdakwa tiba-tiba Sdr. Abdul Jalil mengambil posisi kekiri lagi tanpa memberikan lampu rihting/sen sehingga Terdakwa kaget dan karena jarak sudah sangat dekat Terdakwa tidak dapat mengendalikan sepeda motornya lalu menabrak sepeda motor yang dikemudikan Sdr. Abdul Jalil.

4. Bahwa benar, akibatnya sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP terpental 1 (satu) meter dan pengemudinya Sdr. Abdul Jalil terpental 1 ½ meter kedepan jalan dari posisi kecelakaan dalam kondisi pingsan sedangkan Terdakwa dan sepeda motornya berada ditrotoar jalan jaraknya ½ meter dari lokasi tabrakan serta kendaraan sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP dalam keadaan rusak ringan.

5. Bahwa benar akibat kecelakaan lalu lintas tersebut, mengakibatkan Sdr. Abdul Jalil (saksi korban) mengalami kesadaran menurun dan bengkak pada kepala sebelah kanan ukuran 5 cm, bengkak pada kepala sebelah kiri ukuran 5 cm, bengkak sekitar mata kiri, luka lecet lutut kiri akibat benturan benda tumpul sehingga harus menjalani rawat inap di RSI Harapan Anda Kota Tegal sesuai Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Islam Harapan Anda Kota Tegal Nomor 106/VS/MR/RSUI-HA/227629/X/2009 tanggal 28 Oktober 2009 yang ditandatangani oleh dr. Pudjo Endarwanto dan meninggal dunia di RSI Harapan Anda Kota Tegal pada tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Wib.

6. Bahwa benar pada waktu terjadi kecelakaan, situasi lalu lintas jalan sepi, cuaca cerah, jalan lurus beraspal dan pada saat mengendarai Sepeda motor Terdakwa dilengkapi dengan SIM C, STNK serta menggunakan helm standart sedangkan Sdr. Abdul Jalil tidak menggunakan helm.

Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut:

Pada prinsipnya Majelis Hakim sependapat dengan penguraian unsur-unsur tindak pidana serta pembuktian yang telah dikemukakan oleh Oditur Militer, namun dalam hal amar putusan Majelis akan mengemukakan pendapatnya sendiri dengan pertimbangan seluruh aspek yang mempengaruhi Terdakwa baik yang memberatkan maupun yang meringankan serta kesalahan Terdakwa itu sendiri.

(11)

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaan terhadap Terdakwa mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Unsur ke-1 : Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor

2. Unsur ke-2 : Yang karena kelalaiannya

3. Unsur ke-3 : Mengakibatkan orang lain meninggal dunia

Menimbang : Bahwa mengenai unsur ke-1 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor , Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa yang dimaksud dengan “ Setiap orang “ adalah rumusan lain dari unsur barang siapa oleh karena itu akan dikemukakan pengertian dari “Barang Siapa” dalam pengertian KUHP adalah orang atau badan hukum. Sedangkan yang dimaksud dengan orang yaitu seperti dimaksud dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP, dalam hal ini adalah semua orang Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang termasuk dalam syarat-syarat dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP, termasuk pula anggota Angkatan Perang (Anggota TNI).

Bahwa unsur Barang Siapa adalah untuk mengetahui siapa atau siapa saja orangnya yang didakwa atau akan dipertanggungjawabkan karena perbuatannya yang telah dilakukan sebagaimana dirumuskan dalam surat dakwaan.

Bahwa yang dimaksud dengan Yang mengemudikan adalah orang yang mengatur arah perjalanan sedangkan Kendaraan adalah suatu alat yang dapar bergerak dijalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor dan Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang berada pada kendaraan itu.

Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi yang dibacakan dipersidangan serta barang bukti yang diajukan ke persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar, Terdakwa menjadi prajurit TNI-AD sejak tahun 2003 melalui pendidikan Secata PK di Kodam XVI/Patimura, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif 406/CK

2. Bahwa benar, selanjutnya Terdakwa berpindah tugas ke Yonif 407/PK sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pratu NRP 31030341320781.

3. Bahwa benar, dengan status kepangkatan Terdakwa tersebut ketika melakukan perbuatan yang didakwakan ini, dan sampai saat ini masih berstatus sebagai militer aktif maka selain diberlakukan ketentuan hukum pidana militer juga dapat diberlakukan ketentuan-ketentuan hukum pidana umum.

(12)

4. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 sekira pukul 09.30 Wib Terdakwa berboncengan dengan Pratu Sajarudin (Saksi-1) dengan mengemudikan kendaraan bermotor yaitu sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP berangkat dari Kompi C Yonif 407/PK Pekalongan menuju Ma Yonif 407/PK Ujungrusi Kab. Tegal untuk mengikuti apel pemberangkatan cuti keluar Pulau Jawa/keluar Kodam IV/Dip.

5. Bahwa benar sekira pukul 10.30 Wib sesampainya di Jl. Suradadi Kab. Tegal tepatnya di depan mushola Babussalam sepeda motor yang dikemudikan Terdakwa bertabrakan dengan sepeda motor yang dikemudikan Sdr. Abdul Jalil dan mengakibatkan Sdr. Abdul Jalil meninggal dunia.

6. Bahwa benar, selama pemeriksaan berlangsung ternyata tidak ada orang lain lagi selain Terdakwa atas nama Darmin pangkat Pratu NRP 31030341320781 yang mengemudikan sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP yang diajukan sebagai Terdakwa yang akan dibuktikan perbuatannya.

Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-1 Barang siapa yang mengemudikan kendaraan bermotor telah terpenuhi.

Menimbang : Bahwa mengenai unsur ke-2 Yang karena kelalaiannya, Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa yang dimaksud dengan “ Yang karena kelalaiannya “ adalah rumusan lain dari unsur karena kealpaanya, oleh karena itu akan dikemukakan pengertian dari Karena kealpaannya adalah suatu peristiwa yang terjadi / sesuatu akibat yang timbul tanpa dikehendaki oleh si Pelaku, karena si Pelaku bertindak sembrono atau kurang waspada atau kurang hati-hati, dengan perkataan lain apabila si Pelaku bertindak cermat, waspada atau hati-hati maka peristiwa atau akibat yang tidak dikehendaki itu tidak akan terjadi atau dapat dihindari.

Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi dibawah sumpah dipersidangan serta barang bukti yang diajukan ke persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 sekira pukul 09.30 Wib Terdakwa berboncengan dengan Pratu Sajarudin (Saksi-1) dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP berangkat dari Kompi C Yonif 407/PK Pekalongan menuju Ma Yonif 407/PK Ujungrusi Kab. Tegal untuk mengikuti apel pemberangkatan cuti keluar Pulau Jawa/keluar Kodam IV/Dip.

2. Bahwa benar sekira pukul 10.30 Wib sesampainya di Jl. Suradadi Kab. Tegal tepatnya di depan mushola Babussalam dari arah berlawanan (dari arah Tegal menuju Pemalang/dari arah barat ke timur) ada sebuah sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP yang dikendarai oleh Sdr.

(13)

Abdul Jalil berbelok arah menuju Pemalang ke Tegal (arah timur ke barat), setelah satu arah dengan Terdakwa tiba-tiba Sdr. Abdul Jalil mengambil posisi kekiri lagi tanpa memberikan lampu rihting/sen sehingga Terdakwa kaget dan karena jarak sudah sangat dekat Terdakwa tidak dapat mengendalikan sepeda motornya lalu menabrak sepeda motor yang dikemudikan Sdr. Abdul Jalil.

3. Bahwa benar, kecelakaan tersebut dikarenakan Terdakwa tidak bisa memperkirakan/tidak memperhitungkan kecepatan sepeda motor yang dikemudikannya yaitu 70 Km/jam di saat sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP yang dikendarai oleh Sdr. Abdul Jalil berbelok menuju Pemalang ke Tegal (arah timur ke barat), kemudian mengambil posisi kekiri lagi sehingga terjadi tabrakan.

4. Bahwa benar, akibat tabrakan tersebut pengendara dan sepeda motor Honda Supra ini berikut sepeda motornya terpental 1 ½ meter ditengah jalan sebelah timur, sedangkan Terdakwa dan kendaraan sepeda motor Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP berada di trotoar sebelah timur sedangkan kendaraan sepeda motor Honda Supra Nopol G-5740-AP dalam keadaan rusak ringan.

Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-2 Yang karena kelalaiannya telah terpenuhi.

Menimbang : Bahwa mengenai unsur ke-3 : Mengakibatkan orang lain meninggal dunia tersebut, Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa yang dimaksud dengan Mengakibatkan orang lain meninggal dunia adalah akibat kematian tersebut merupakan wujud atau bentuk hasil dari perbuatan si Pelaku yang kurang hati-hati, kurang waspada, ceroboh atau sembrono (kealpaan) sehingga mengakibatkan orang lain mati atau meninggal dunia. Bahwa yang dimaksud dengan Mati atau meninggal dunia adalah sudah hilang / melayang nyawa dan tidak hidup lagi, hal ini ditandai dengan tidak berfungsinya organ tubuh seperti tidak ada denyut jantung dan tidak bernafas.

Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi di bawah sumpah dipersidangan serta barang bukti yang diajukan ke persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar, akibat kecelakaan lalu lintas tersebut mengakibatkan Sdr. Abdul Jalil pengemudi Spm Honda Supra Nopol G-5740-AP mengalami kesadaran menurun dan bengkak pada kepala sebelah kanan ukuran 5 cm, bengkak pada kepala sebelah kiri ukuran 5 cm, bengkak sekitar mata kiri, luka lecet lutut kiri akibat benturan benda tumpul sehingga harus menjalani rawat inap di RSI Harapan Anda Kota Tegal sesuai Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Islam Harapan Anda Kota Tegal yang dibuat pada tanggal Nomor 106/VS/MR/RSUI-HA/227629/X/2009 tanggal 28 Oktober 2009 yang ditandatangani oleh dr. Pudjo Endarwanto dan meninggal dunia di RSI Harapan Anda

(14)

Kota Tegal pada tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Wib.

2. Bahwa benar, korban pengendara atas nama Sdr. Abdul Jalil dalam keadaan kritis disebabkan benturan benda tumpul dan yang bersangkutan meninggal dunia di RSUD Brebes tanggal 20 Oktober 2009 sekira pukul 06.00 Wib. berdasarkan Visum Et Repertum Nomor 106/VS/MR/RSUI-HA/227629/X/2009 tanggal 28 Oktober 2009 yang ditandatangani oleh dr. Pudjo Endarwanto

3. Bahwa benar, terhadap kejadian tersebut Terdakwa merasa sangat menyesal dan telah membantu keluarga korban untuk biaya rumah sakit dan biaya tahlillan sebesar Rp. 8.000.000 (delapan juta rupiah).

4. Bahwa benar, keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai takdir dan tidak menuntut kejadian ini secara hukum.

Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-3 Yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia telah terpenuhi.

Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana:

“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia.”

Menimbang : Bahwa Terdakwa mampu bertanggung jawab dan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar pada diri para Terdakwa, oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah maka harus dipidana.

Menimbang : Bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum dan kepentingan militer.

Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat, menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat dan harkat serta martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang, menjaga kepentingan militer dalam arti disatu pihak secara maksimal diharapkan dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok TNI dan dilain pihak diharapkan tidak menghambat pelaksanaan tugas para Prajurit di lapangan, melainkan justru diharapkan akan mendorong semangat mentalitas dan kejuangan para Prajurit dalam situasi yang bagaimanapun sulitnya, tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku.

(15)

Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada saat pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis akan menilai sifat dan hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi, sebagai berikut :

1. Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa yang telah menimbulkan korban menunjukkan bahwa Terdakwa adalah pribadi yang ceroboh dan kurang hati-hati dalam mengendarai sepeda motor walaupun semata-mata kesalahan tidak hanya ada pada Terdakwa tetapi juga pada korban Sdr. Abdul Jalil.

2. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut di atas, seharusnya tidak perlu terjadi apalagi Terdakwa seorang anggota TNI, seharusnya menjadi contoh dan tauladan bagi masyarakat di sekelilingnya terutama dalam berkendara di jalan.

3. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut telah mengakibatkan hilangnya nyawa Sdr. Abdul Jalil, serta menimbulkan kerugian bagi keluarga korban yang ditinggalkannya, meskipun keluarga korban sudah bisa menerima keadaan ini.

4. Bahwa adanya fakta yang menyatakan keluarga korban telah menerima kejadian kecelakaan tersebut sebagai takdir dan tidak menuntut perkara ini secara hukum, yang dituangkan dalam surat pernyataan tertanggal 21 Oktober 2009.

5. Bahwa atas kesalahannya Terdakwa telah memberi santunan kepada keluarga korban mulai dari biaya rumah sakit dan selamatan , hingga sampai saat perkara ini disidangkan hubungan Terdakwa dengan keuarga korban baik.

6. Bahwa dengan demikian, hal-hal tersebut diatas dapat dijadikan alasan untuk pertimbangan yang lebih meringankan pidana yang dijatuhkan guna memenuhi keadilan sosiologis (Restorative Justice) yaitu suatu proses melalui mana si Pelaku kejahatan yang telah menyesali perbuatannya, menerima tanggung jawab atas kesalahannya kepada mereka yang dirugikan dan kepada masyarakat.

Menimbang : Bahwa tujuan Majelis bukanlah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara dan Prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga.

Menimbang : Bahwa oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :

(16)

- Terdakwa telah memberi santunan kepada pihak korban sebesar Rp. Rp. 8.000.000 (delapan juta rupiah).

- Pihak keluarga korban sudah tidak menuntut dan menerima kejadian ini dengan ikhlas.

- Kejadian kecelakaan tersebut semata-mata bukan kesalahan Terdakwa tapi ada juga pada korban Sdr. Abdul Jalil.

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa merugikan orang lain terutama keluarga korban.

Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas yaitu mengenai hal-hal yang meringankan dan juga fakta yang terungkap dalam persidangan maka menurut Majelis penjatuhan pidana bersyarat akan lebih bermanfaat untuk mendidik Terdakwa agar lebih berdisiplin dalam menjalankan tugasnya daripada Terdakwa berada dalam tahanan.

Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum dalam diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.

Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa dipidana, maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.

Menimbang : Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa: Surat-Surat :

a. 1 (satu) lembar Visum et Repertum Nomor: 106/VS/MR/RSUIHA/227629/X/2009 tanggal 28 Oktober 2009 yang dikeluarkan oleh RSU Harapan Anda kota Tegal.

b. 1 (satu) lembar foto copy STNK Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP an. Watno Nomor: 00303186/E/VII/09. c. 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Dirman Nomor:

810714600288.

d 1 (satu) lembar foto copy STNK Supra Nopol G-5740-AP An. Sri Mulyati Komala Nomor: 00256372/E/III/09. e. 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Abdul Jalil Nomor:

500614300128.

f. 1 (satu) lembar surat dari Dan Yonif 407/PK tanggal 26 Oktober 2009 tentang permohonan bon pinjam pakai barang bukti Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP. g. Berita Acara Penyerahan barang bukti Yamaha Vixion

Nopol G 2343 SP tanggal 26 oktober 2009 kepada Pratu Dirman NRP. 31030341320781.

h. Surat Permohonan Bon Pinjam dari Kopka Slamet Wahid jabatan Babinsa Ramil 05 Kodim 0712/Tegal tanggal 26 Oktober 2009.

i. Berita Acara Penyerahan barang bukti Honda Supra G 5740 AP tanggal 26 Oktober 2009 kepada Kopka Slamet Wakhid NRP. 3910166800670.

(17)

Majelis berpendapat bahwa karena barang bukti ini dari semula merupakan kelengkapan administratif berkas perkara Terdakwa

Sehingga perlu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Barang-barang :

a. 1 (satu) unit SPM Yamaha Vixion warna hitam Nopol G-2343-SP tahun 2009, Noka MH8FD110X3J-270734, Nosin E401-ID-276789, STNK atas nama Watno No. 00303186/E/ VII/09, SIM C An. Pratu Dirman No. 810714600288, dan 2 (dua) buah helm motor, telah diserahkan kepada Terdakwa Pratu Dirman Nrp. 31030341320781 pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2009 berdasarkan Berita Acara Penyerahan barang bukti tertanggal 26 Oktober 2009 dari Subdenpom IV/1-3.

b. 1 (satu) unit SPM Honda Supra warna abu-abu hitam Nopol G-5740-AP, tahun 2000 Noka MH1KEV21XYK047964, Nosin KEV2E1048235 STNK An. Sri Mulyati Komala No. 00256372/E/III/09 dan SIM C An. Abdul Jalil No. 500614300128 telah diserahkan kepada Kopka Slamet Wahid Nrp. 3910166800670 pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2009 berdasarkan Berita Acara Penyerahan barang bukti tertanggal 26 Oktober 2009 dari Subdenpom IV/1-3.

Terhadap barang bukti 2 (dau) unit sepeda motor tersebut di atas, dikembalikan kepada pemiliknya yang paling berhak yaitu Terdakwa dan keluarga almarhum Sdr. Abdul Jalil.

Mengingat : 1. Pasal 310 ayat (3) Jo ayat (4) UU No. 22 tahun 2009 2. Pasal 14 huruf a KUHP.

3. Ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

M E N G A D I L I

1. Menyatakan :

Terdakwa Pratu Dirman NRP. 31030341320781 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana :

“Karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia”

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan:

Pidana penjara selama 2 (dua) bulan dengan masa percobaan 4 (empat) bulan. Dengan perintah supaya pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali apabila dikemudian hari ada putusan hakim yang menentukan lain disebabkan karena Terpidana melakukan tindak pidana lain atau pelanggaran disiplin Militer yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 sebelum masa percobaan tersebut habis.

(18)

3. Menetapkan barang bukti berupa: Surat-Surat :

a. 1 (satu) lembar Visum et Repertum Nomor: 106/VS/MR/RSUIHA/227629/X/2009 tanggal 28 Oktober 2009 yang dikeluarkan oleh RSU Harapan Anda kota Tegal.

b. 1 (satu) lembar foto copy STNK Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP an. Watno Nomor: 00303186/E/VII/09.

c. 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Dirman Nomor: 810714600288. d 1 (satu) lembar foto copy STNK Supra Nopol G-5740-AP An. Sri Mulyati

Komala Nomor: 00256372/E/III/09.

e. 1 (satu) lembar foto copy SIM C An. Abdul Jalil Nomor: 500614300128.

f. 1 (satu) lembar surat dari Dan Yonif 407/PK tanggal 26 Oktober 2009 tentang permohonan bon pinjam pakai barang bukti Yamaha Vixion Nopol G-2343-SP.

g. Berita Acara Penyerahan barang bukti Yamaha Vixion Nopol G 2343 SP tanggal 26 oktober 2009 kepada Pratu Dirman NRP. 31030341320781. h. Surat Permohonan Bon Pinjam dari Kopka Slamet Wahid jabatan Babinsa

Ramil 05 Kodim 0712/Tegal tanggal 26 Oktober 2009.

i. Berita Acara Penyerahan barang bukti Honda Supra G 5740 AP tanggal 26 Oktober 2009 kepada Kopka Slamet Wakhid NRP. 3910166800670. Tetap melekat dalam berkas perkara.

Barang-barang :

a. 1 (satu) unit SPM Yamaha Vixion warna hitam Nopol G-2343-SP tahun 2009, Noka MH8FD110X3J-270734, Nosin E401-ID-276789, STNK atas nama Watno No. 00303186/E/ VII/09, SIM C An. Pratu Dirman No. 810714600288, dan 2 (dua) buah helm motor, dikembalikan kepada Terdakwa Pratu Dirman Nrp. 31030341320781

b. 1 (satu) unit SPM Honda Supra warna abu-abu hitam Nopol G-5740-AP, tahun 2000 Noka MH1KEV21XYK047964, Nosin KEV2E1048235 STNK An. Sri Mulyati Komala No. 00256372/E/III/09 dan SIM C An. Abdul Jalil No. 500614300128, dikembalikan kepada ahli waris Keluarga Alm. Sdr. Abdul Jalil.

4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam perkara ini sebesar Rp 5.000 (lima ribu rupiah).

(19)

Demikian diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 24 Juni 2010 dalam musyawarah majelis hakim oleh Mayor Chk (K) Detty Suhardatinah, S.H. NRP 561645 sebagai Hakim Ketua, serta Mayor Chk Asmawi, S.H. NRP 548012 dan Kapten Laut (KH/W) Koerniawaty S.,S.H. NRP 13712/P sebagai Hakim Anggota dan diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, Oditur Militer Mayor Chk Sentot Rahadiyono, S.H. NRP 522893 dan Panitera Letnan Satu Sus R. Faharuddin, S.H. NRP 534531 di hadapan Terdakwa dan umum.

Hakim Ketua

TTD

Detty Suhardatinah, S.H. Mayor Chk (K) NRP 561645 Panitera

TTD

R. Faharuddin, S.H. Letnan Satu Sus NRP 534531

Disalin sesuai dengan isinya oleh ; Panitera

R. Faharuddin, S.H. Letnan Satu Sus NRP 534531 Hakim Anggota I

TTD

Asmawi, S.H. Mayor Chk NRP 548012 Hakim Anggota II

TTD

Koerniawaty S.,S.H. Kapten Laut (KH/W) NRP 13712/P

Referensi

Dokumen terkait

Metoda e.aluasi dampak yang la7im digunakan dalam studi untuk mengkaji dampak !esar dan penting usaha dan*atau kegiatan terhadap lingkungan hidup secara holistik

Para staff administrasi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Mercubuana yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan studi di Program

(1) Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Variabel empati merupakan salah satu dari aspek tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat jalan tanggungan BPJS di Rumah

Zefanya Budijono 1 *, I Made Ronyastra 1 , Stefanus Soegiharto 1   1 

Planar cage merupakan sangkar yang terbuat dari material polimer untuk menghitung dan mengamati pergerakan vertikal dan horisontal (Rabe, 1991). Sangkar ini terdiri

Lebih lanjut nilai 68,7% menunjukkan bahwa berbagi informasi, kepercayaan, hubungan jangka panjang dan kolaborasi mampu menjelaskan perubahan kinerja supply chain

Akan tetapi untuk pengujian lain, load balancing akan mengurangi waktu pemrosesan dan alokasi sumber daya lebih opti- mal, seperti pada pencarian 4 karakter