OPERASI PLASTIK DENGAN TUJUAN KECANTIKAN DALAM
AL-QUR`AN
(Analisis Penafsiran Surah al-Nisa’ Ayat 119 Menurut M.Quraish Shihab)
Skripsi:
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat
Oleh:
AMIROTUN NI'MAH E03212045
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR JURUSAN AL-QUR’AN DAN HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Amirotun Ni’mah
NIM : E03212045
Fakultas/Jurusan : Ushuluddin/Al-Qur’an dan Hadis
E-mail address : namirotun@yahoo.com
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain (………)
yang berjudul :
OPERASI PLASTIK DENGAN TUJUAN KECANTIKAN DALAM AL-QUR`AN (Analisis Penafsiran Surah al-Nisa’ Ayat 119 Menurut M.Quraish Shihab)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 25 Agustus 2016 Penulis
(AMIROTUN NI’MAH)
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN
ABSTRAK
Amirotun Ni’mah. E03212045. Operasi Plastik dengan Tujuan Kecantikan dalam al-Qur’a>n (Analisis Penafsiran Surah al-Nisa>’ayat 119 menurut M. Quraish Shihab).
Penelitian ini berawal dari sebuah kasus operasi plastik dengan tujuan kecantikan yang tidak diperbolehkan oleh banyak ulama dengan menggunakan dalil surah al-Nisa>’ ayat 119, akan tetapi M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 menganggap bahwasannya tidak ada pelarangan melakukan operasi plastik dalam surah al-Nisa>’ ayat 119. Serta terjadi perbedaan penafsiran dalam surah al-Nisa>’ ayat 119 antara M. Quraish Shihab dengan Mufasir lain.
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119? 2) Bagaimana pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik?
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan data penafsiran menurut beberapa mufasir, khususnya penafsiran M. Quraish Shihab, sebagai salah satu bentuk yang bisa menjadi wacana yang bervariasi bagi umat Islam terkait pengembangan tafsir sejak zaman dahulu hingga saat ini yang sudah banyak mengedepankan konteks tanpa mengabaikan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu tafsir itu sendiri, dengan menggunakan teori Muna>sabah.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan berdasarkan kepustakaan (library research) dengan menela’ah literatur terkait dengan topik. Sesuai dengan tujuan tersebut, data primer yang digunakan berasal dari penjelasan-penjelasan penafsiran oleh M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, serta data sekunder yang berasal dari buku-buku yang relevan dengan penelitian ini di antaranya Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}b, Tafsir al- Mara>g}i>, Tafsir al-Azhar dan Tafsir Ibnu Kathi>r. Sementara analisis dilakukan dengan mengunakan deskriptif dan content analisis. Yaitu menggambarkan dan menguraikan secara menyeluruh mengenai objek yang diteliti. Sedangkan analisis isi adalah metodologi dengan memanfaatkan sejumlah perangkat untuk menarik kesimpulan dari sebuah dokumen atau bahan pustaka.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mufasir mempunyai pemahaman yang bervariasi terkait penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119. Menurut M. Quraish Shihab pengubahan yang dimaksud adalah mengenai mengubah bentuk fisik binatang dengan cara menyakitinya, memperburuk bahkan tidak memfungsikannya dengan baik, serta melakukan semua itu atas dasar memenuhi ajaran setan. Pengertian mengubah ciptaan Allah yang dimaksud di sini juga termasuk mengebiri, homoseksual, lesbian serta praktik-praktik yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 menggunakan pendekatan ‘ulumul Qur’an yakni dengan menggunakan teori Muna>sabah
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TRANSLITERASI ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Kegunaan Penelitian... 7
F. Kajian Pustaka ... 8
G. Kerangka Teoritik ... 9
H. Metode Penelitian... 19
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG OPERASI PLASTIK
A. Pengertian Operasi Plastik ... 25
B. Sejarah Operasi Plastik ... 33
C. Operasi Plastik Menurut Medis ... 34
D. Operasi Plastik Menurut Hukum Islam ... 36
BAB III BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB DAN TAFSIR AL-MISHBAH BESERTA PENAFSIRAN A. Biografi M. Quraish Shihab ... 43
B. Tafsir al-Mishbah ... 48
C. Penafsiran Surah al-Nisa>’ ayat 119 ... 63
D. Pendekatan M. Quraish Shihab dalam Menafsirkan Surah al-Nisa>’ ayat 119 Tentang Operasi Plastik ... 80
BAB IV ANALISIS A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-Nisa>’ ayat 119 ... 84
B. Pendekatan M. Quraish Shihab dalam Menafsirkan Surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang Operasi Plastik ... 86
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89
B. Saran-saran ... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Agama Islam menentang kehidupan yang bersifat kesengsaraan dan
menyiksa diri. Agama Islam menganjurkan umatnya untuk selalu tampak indah
dengan cara sederhana dan layak, yang tidak berlebihan. Bahkan Islam sudah
menganjurkan di saat hendak mengerjakan ibadah supaya berhias diri disamping
menjaga kebersihan dan kesucian tempat maupun pakaian.1
Bila Islam sudah menetapkan hal-hal yang indah baik laki-laki maupun
wanita. Maka terhadap wanita Islam lebih memberi perhatian dan kelonggaran
karena fitrahnya. Adapun hal-hal yang dianggap manusia baik, tetapi membawa
perubahan dan kerusakan pada tubuhnya dari yang telah diciptakan Allah dimana
perubahan itu tidak layak bagi fitrah manusia, tentu hal itu pengaruh dari
perbuatan setan yang hendak memperdayakan.2
Keinginan untuk selalu tampil menarik, cantik dan anggun menjadi impian
wanita modern. Segala daya dan upaya dikerahkan, tak peduli barapa ratus juta
melayang yang penting cantik. Media pun terus menerus mempengaruhi wanita
agar selalu tampil cantik, berbagai produk pemoles wajah ditampilkan dengan
seribu satu merk. Teknologi bidang kecantikan pun sudah sangat canggih. Operasi
2
plastik atau operasi kecantikan adalah di antara produk teknologi kecantikan yang
lagi trend. Asalnya, teknologi ini untuk membantu mengembalikan keutuhan tubuh seseorang yang terkena musibah terbakar atau kecelakaan lalu lintas yang
merusak tubuh dan wajahnya. Namun akhirnya menjadi trend ketika banyak perempuan yang menginginkan perubahan pada tubuhnya terutama bagian wajah.3
Firman Allah surat al-Nisa>’ ayat 119 dijadikan pijakan sementara oleh ulama untuk mengharamkan segala jenis operasi tanpa tujuan yang jelas:
َقْلَخ َنُرّ يَغُ يَلَ ف ْمُهَ نَرُمآَو ماَعْ نأا َناَذآ َنُكّتَبُيَلَ ف ْمُهَ نَرُمآَو ْمُهَ نَ يّ نَمأَو ْمُهَ نَل ضأَو
ْنَمَو هَللا
ذ خَتَ ي
اًني بُم اًناَرْسُخ َر سَخ ْدَقَ ف هَللا نوُد ْن م اًي لَو َناَطْيَشلا
١١١
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan
aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya[352]." Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung
selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.4
Dari ayat di atas para mufasir, selanjutnya akan dipaparkan beberapa
pendapat mufasir terkait dengan penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119 sebagai berikut:
Menurut Must}afa> al-Mara>g}i>, pengubahan ciptaan Allah dan buruknya perbuatan itu mencakup pengubahan secara indrawi seperti pengebirian dan
pengubahan secara maknawi adalah agama Allah karena ia adalah agama fitrah,
3 Abu al-Ghifari, Muslimah yang Kehilangan Harga Diri, (Bandung: Mujahid, 2004),
93-94.
3
yaitu kejadian.5 Menurut Buya Hamka, dalam penafsirannya mengenai mengubah
ciptaan Allah ini beliau memaparkan ada dua penafsiran, yang pertama yakni
mengubah agama Allah dan yang kedua yang dimaksud adalah mengebiri
binatang.6
Menurut Ibnu Kathi>r, pengubahan ciptaan Allah yang dimaksud adalah mengebiri binatang dan tato serta mengubah agama Allah.7 Sayyid Qut}b dalam tafsirnya Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n ketika menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 memaparkan bahwasannya pengubahan ciptaan Allah dan fitrahnya memotong
bagian tubuh tertentu atau mengubah bentuknya, baik pada binatang maupun
manusia, seperti mengebiri para budak dan mentato kulit.8
Selanjutnya adalah pemikiran M. Quraish Shihab, dalam Tafsir
al-Mishbah terdapat penjelasan mengenai هَللا َقْلَخ َنُرّ يَغُ يَلَ ف menurut beliau adalah
mengubah ciptaan Allah yang melekat dalam diri setiap manusia, khususnya fitrah
keagamaan dan keyakinan akan keesaan Tuhan. Dan memfungsikan makhluk
Allah tidak sesuai dengan fungsi yang sesungguhnya serta mengubah ciptaaan
Allah yang dimaksud adalah mengebiri, homoseksual dan lesbian, serta
praktik-praktik yang tidak sesuai dengan fitrah manusia.9
5 Ahmad Must}afa> al-Mara>g}i>, Tafsir al- Mara>g}i>, Juz v, (Semarang: Toha Putra, 1993),
288.
6 Hamka, Tafsir al-Azhar, juz v, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004), 367-368.
7Ibnu Kathi>r, Tafsi> al-Qur’a>n al-‘Adzi>m jilid 5, )Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2004(,
411.
8Sayyid Qut}b, Terj. Tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n, jilid 3, terj. As’ad Yasin, dkk, (Jakarta:
Gema Insani, Press, 2002), 81.
9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
4
Orang yang melakukan operasi plastik dengan tidak memperhatikan
akibatnya, karena kurangnya pemahaman terhadap pengetahuan Hukum Islam.
Hal tersebut dilakukannya operasi plastik karena dipengaruhi oleh faktor
psikologi, misalnya orang yang tadinya merasa rendah diri dengan keadaan organ
yang kurang sempurna (jelek) dalam bentuk jasmani, sehingga orang tersebut
merasa minder. Namun ada juga orang yang sudah sempurna bentuk organ
tubuhnya, karena merasa bahwa dirinya kurang menarik, maka orang tersebut
akan berusaha untuk memperindah dirinya dengan melakukan operasi plastik.
Pandangan Islam terhadap orang yang melakukan operasi plastik maupun yang
tidak melakukannya itu sama derajatnya, jadi kedudukan manusia itu sama di
hadapan Allah SWT bahkan tidak ada keistimewaanya kecuali dengan ketaqwaan.
ل َل ئاَبَ قَو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَجَو ىَثْ نُأَو رَكَذ ْن م ْمُكاَنْقَلَخ اَن إ ُساَنلا اَه يَأ اَي
هَللا َدْن ع ْمُكَمَرْكَأ َن إ اوُفَراَعَ ت
ر بَخ مي لَع َهَللا َن إ ْمُكاَقْ تَأ
١١
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.10
Substansi ayat tersebut tidak membedakan manusia di sisi Allah karena
kecantikan, keturunan, laki-laki atau perempuan tetapi yang membedakan
hanyalah ketakwaan seseorang di sisi-Nya. Hal ini berarti bahwa manusia yang
paling bertakwalah yang paling dekat pada Allah SWT.11
10al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 49: 13
11Hamid Laonso dan Muhammad Jamil, Hukum Islam Alternatif Solusi terhadap
5
Hal ini karena Hukum Islam mengatur segala aspek kehidupan, sehingga
tidak dibenarkan jika hanya memperhatikan salah satu diantara mereka. Allah
SWT telah menjadikan kekuatan berpikir pada manusia dengan kadar yang sama,
karena Allah hanya menciptakan akal yang tunggal untuk manusia. Allah SWT
adalah dzat yang menciptakan manusia, Dia yang maha mengetahui apa yang
tepat bagi makhluk ciptaan-Nya. Salahnya persepsi terhadap kedudukan manusia,
menyebabkan banyak orang melakukan berbagai bentuk usaha yang merupakan
tindakan melampaui batas-batas hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT. Di
samping itu tersebarnya bid‘ah dan terpendamnya panji-panji sunnah serta berhentinya kegiatan berpikir menyebabkan terjadainya kesalahan masyarakat
dalam melaksanakan hukum Islam. Salah satu kesalahan tersebut dalam hal
pelaksanaan operasi plastik. Sebenarnya operasi plastik ini semata-mata bertujuan
untuk mengatasi kesulitan seseorang dalam keadaan darurat.12
Larangan Islam terhadap pelaksanaan operasi plastik ini didasarkan pada
hadis Nabi sebagai berikut:
ل تاَقُم ُنْب ُدَمَُُ َِثَدَح
:
ُدْبَع اَنَرَ بْخَأ
هَللا
:
ُناَيْفُس اَنَرَ بْخَأ
،
روُصْنَم ْنَع
،
َمي اَرْ ب إ ْنَع
،
ْنَع
َةَمَقْلَع
،
َلاَق ُهْنَع ُهَللا َي ضَر دوُعْسَم نْبا ْنَع
:
تاَصّمَنَ تُمْلاَو تاَ ِْوَ تْسُمْلاَو تاَ ِاَوْلا ُهَللا َنَعَل
ْلَخ تاَرّ يَغُمْلا نْسُحْل ل تاَجّلَفَ تُمْلاَو
هَللا َق
،
ُهَللا ىَلَص هَللا ُلوُسَر ُهَنَعَل ْنَم ُنَعْلَأ َا ِ اَم
َمَلَسَو هْيَلَع
،
هَللا باَت ك ِ َوَُو
Dari Ibnu Mas‘u>d ra. berkata: Allah mengutuk wanita yang tukang tato, yang minta ditato, yang menghilangkan bulu mata, yang dihilangkan bulu mata dan
12 Nurul Maghfiroh dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad dalam
6
para wanita yang memotong giginya yang semuanya itu dikerjakan dengan maksud untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.13
Kutukan Allah yang diberikan kepada pelaku operasi plastik ini meliputi
yang meminta dioperasi plastik dan yang melakukan operasi plastik dikarenakan
yang bersangkutan telah menghina ciptaan Allah yang dipandang tidak indah
sebagaimana yang diharapkan. Melakukan operasi plastik untuk menjadi
indah/cantik berarti ciptaan manusia dipandang lebih sempurna dibandingkan
ciptaan Allah.14
B.Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari hasil paparan latar belakang di atas, timbullah suatu masalah yang
perlu dikaji, di antaranya:
1. Bagaimana perbedaan penafsiran taghyiru khalqillahi menurut para mufassir?
2. Bagaimana hukum operasi plastik menurut para ulama?
3. Bagaimana penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119 menurut mufasir? 4. Bagaimana penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119 menurut M. Quraish
Shihab?
Untuk memberi arahan yang jelas dan ketajaman analisa dalam
pembahasan, maka diperlukan pembatasan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Penelitian ini hanya akan membahas yaitu mengenai operasi plastik
dalam Alquran. Yang telah ditafsirkan oleh M. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir
13Abu ‘Abdillah Muhammad b. Isma>i>l b. Ibra>hi>m b. Mughi>rah al-Bukha>ri>, Shahih Bukhari, Juz 4, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971), 86.
7
al-Mishba>h. Operasi plastik dalam Tafsir al-Mishba>h menurut M. Quraish Shihab tidak ada larangan untuk melakukan. Sedangkan banyak mufassir lain yang tidak
memperbolehkan operasi plastik.
C.Rumusan Masalah
Dari identifikasi diatas akan menimbulkan berbagai penelitian yang dapat
dikaji dan dibahas dalam jumlah banyak masalah, akan tetapi karena keterbatasan
dana dan waktu akan di teliti dan dikaji beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik?
2. Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119? D.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik.
2. Mengetahui penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119. E.Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuan
dalam bidang tafsir. Agar penelitian ini jelas dan berguna untuk perkembangan
ilmu pengetahuan, maka perlu dikemukakan kegunaan dari penelitian ini, yakni:
8
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
dapat menambah khazanah pengetahuan ilmu keagamaan, khususnya mengenai
operasi plastik perspektif M. Quraish Shihab.
2. Kegunaan secara praktis
Implementasi penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi agar dapat
membawa pembacanya untuk berhati-hati dalam tabarruj.
F. Kajian Pustaka
Dalam penelusuran awal sampai saat ini belum ditemukan penelitian atau
tulisan yang spesifik mengkaji tentang operasi plastik perspektif M. Quraish
Shihab. Setelah menelusuri melalui kajian pustaka, ditemukan karya ilmiah yang
membahas operasi plastik, di antaranya:
1. Skripsi yang berjudul Studi Komparatif Hukum Positif dan Hukum Pidana Islam tentang Hukuman bagi Dokter yang Melakukan Operasi Plastik untuk Membantuk Kejahatan. Karya Dafihu Durrotun Nafisa (C12303035) jurusan Siyasah Jinayah fakultas Syariah tahun 2007. Dalam penelitiannya, peneliti
membahas hukuman bagi dokter yang melakukan operasi plastik untuk
membantu kejahatan, ini diatur dalam pasal 57 KUHP sebagai hukuman pidana
umum dan UU no.23 tahun 1992 tentang Kesehatan Bab X ketentuan pidana
pasal 80 ayat (3) sebagai hukuman khusus.
2. Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Operasi Plastik
pada Cacat Wajah di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Karya Nurush Shohabah jurusan Ahwalus Syakhsiyah fakultas Syariah tahun 2012. Dalam
9
cacat wajah di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dilaksanakan dengan cara
mengganti seluruh bagian kulit wajah dengan kulit dari punggung. Operasi
dilaksanakan sampai 15 tahapan, mulai dari tahap pengambilan kulit punggung
sampai tahap penghalusan.
Dengan demikian, belum ada yang membahas tentang operasi plastik
dalam al-Qur’a>n, khususnya perspektif M. Quraish Shihab. Oleh sebab itu, penulis
mengadakan penelitian skripsi dengan pokok masalah mengenai “Operasi Plastik
dalam Alquran Perspektif M. Quraish Shihab”.
G.Kerangka Teoritik
Seperti halnya pengetahuan tentang asba>b al-Nuzul yang mempunyai pengaruh dalam memahami makna dan menafsirkan ayat, maka pengetahuan
tentang muna>sabah atau korelasi ayat dengan ayat dan surah dengan surah juga membantu dalam pentakwilan dan pemahaman ayat dengan baik dan cermat.15
1. Sejarah Muna>sabah
al-Qur’a>n berisi berbagai macam petunjuk dan peraturan yang disyariatkan, karena adanya berbagai sebab dan hikmah. Ayat-ayat yang
diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan. Susunan ayat
dan surah ditertibkan sesuai dengan yang terdapat di lauh mahfudz, sehingga
terlihat adanya persesuaian antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya dan
antara surah yang satu dengan surah yang lainnya. Dari situ, timbullah cabang dari
10
ulumul Qur’an yang khusus membahas persesuaian-persesuaian tersebut, yakni
yang disebut ilmu Muna>sabah.16
Orang yang pertama kali menulis ilmu Muna>sabah ini adalah Imam Abu Bakar An-Naisaburi (324 H), kemudian disusul oleh Abu Ja‘far Ibnu al-Zubair
yang mengarang kitab al-Burhanu Fi> Muna>sabati Suwaril Qur’a>ni dan diteruskan oleh Burhanuddin al-Biqa’i yang menulis kitab Nudzumud Durari Fi> Tana>subil
A<ya>ti Was Suwari dan As-Suyut}i yang menulis kitab Asra>rut Tanzi>li Wa Tana>suqud Durari Fi Tana>subil A<ya>ti Was Suwari dan M. Shodiq al-Ghimari yang mengarang kitab Jawa>hirul Baya>ni Fi> Tana>subi Suwaril Qur’a>ni.17
2. Pengertian Muna>sabah
Secara etimologis, kata muna>sabah berarti musyakalah (keserupaan) dan muqarabah (kedekatan). Sedangkan secara terminologis, banyak ulama yang mendefinisikan:18
a. al-Zarkasyi, muna>sabah adalah mengaitkan bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya, mengaitkan lafadz umum dan khusus, atau
hubungan antar ayat yang terkait dengan sebab akibat, ‘illat dan
ma‘lul, kemiripan ayat, pertentangan (ta‘arud}) dan sebagainya.
b. al-Qat}t}an, muna>sabah adalah menghubungkan antara jumlah dengan jumlah dalam suatu ayat, atau antara ayat dengan ayat pada
sekumpulan ayat, atau antar surah dengan surah.
16 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2009), 153. 17 Ibid.,
11
c. Ibnu ‘Arabi, muna>sabah adalah keterkaitan ayat-ayat al-Qur’a>n sehingga seolah-olah merupakan satu ungkapan yang mempunyai satu
kesatuan makna dan keteraturan redaksi.
Mengetahui penyesuaian antara ayat-ayat itu itu dapat menolong dan
membantu memperindah takwil memperhalus pemahaman. Maka dari itu,
pembahasan ini dijadikan suatu karangan di antara para ulama.
رلا
باَت ك
ْتَم كْحُأ
ُهُتاَيآ
َُث
ْتَلّصُف
ْن م
ْنُدَل
مي كَح
ر بَخ
(
١
)
(Ingatah) suatu kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha
Bijaksana lagi Maha Tahu.19
Mengetahui penyesuaian dan ikatan antara ayat-ayat itu bukanlah
merupakan hal yang tauqifian. Tapi menjadi pedoman atas ijtihad seseorang yang
menafsirkannya.dan dapat mencicip bagaimana manisnya i‘ja>zul Qur’a>n, menyelami rahasia balaghahnya dan bentuk bayannya yang tiada tara.
Penyesuaian itu adalah memperhalus arti, teraturnya ucapan diwaktu menuturkan
kata-kata.20
Muna>sabah tidak hanya sesuai dalam arti sejajar atau pararel saja, melainkan yang kontradiksi juga termasuk muna>sabah, misalnya setelah menjelaskan mengenai orang mukmin kemudian menerangkan orang kafir dan
sebagainya. Sebab ayat al-Qur’a>n itu tekadang merupakan takhshish (pengkhususan) dari ayat yang umum.21 Teori Muna>sabah adalah hubungan atau
19al-Qur’>an dan Terjemahnya, 11: 1.
20Mana’ul Quthan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, terj. Halimudddin, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1993), 107-108.
12
persesuaian antara ayat atau surat sebelumnya atau sesudahnya yang terkait
dengan pemaknaannya. (korelasi dalam hubungan pemaknaan).
Jika tidak diperhatikan secara saksama, maka al-Qur’a>n terlihat terputus-putus ayat-ayatnya, yakni tiada bertali temali, padahal ayat-ayat tersebut
mempunyai muna>sabah antara yang satu dengan yang lain. Seperti halnya mengetahui asba>b al-Nuzul turut membantu dalam memahami tafsir ayat, maka begitu pula mengetahui tana>subil ayat dengan ayat turut membantu dalam
memahami ta’wil ayat.22
Pengetahuan tentang tana>subil ayat itu bukanlah berdasarkan tauqify (tuntunan Nabi) melainkan merupakan ijtihad para mufasir. Ayat-ayat al-Qur’a>n terkadang merupakan taukid bagi ayat-ayat sebelumnya, atau merupakan
keterangan atau merupakan tafsir, ataupun selingan. Seperti ada ayat-ayat yang
menerangkan kontradiksinya dalam hal orang-orang mukmin dengan kafir, janji
dan ancaman, rahmat dengan adzab, tarhib dengan targhib dan sebagainya.23
3. Macam-Macam Muna>sabah
Muna>sabah jika dilihat dari berbagai segi terbagi menjadi bermacam-macam:
a. Dilihat dari sifatnya, terbagi menjadi dua:24
1. Persesuaian yang nyata (Dzahirul Irtibath), yaitu persesuaian yang
tampak jelas, karena keterkaitan antara kalimat yang satu dengan yang
lain sangat erat sekali, sehingga apabila kalimat yang satu dipisahkan
22 Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A. Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Angkasa,
1993), 276.
23 Ibid., 276.
13
dengan kalimat yang lain, maka tidak akan menjadi kalimat sempurna.
Deretan beberapa ayat yang menerangkan suatu materi itu terkadang ayat
yang satu berupa penguat, penafsir, penyambung, penjelasan,
pengecualian atau pembatasan dari ayat yang lain, sehingga tampak
menjadi satu kesatuan yang sama. Contohnya: persambungan antara ayat
1 dan 2 surah al-Isra’:
َناَحْبُس
ي ذَلا
ىَرْسَأ
دْبَع ب
اْيَل
َن م
د جْسَمْلا
ماَرَْلا
َل إ
د جْسَمْلا
ىَصْقأا
ي ذَلا
ْكَراَب
اَن
ُهَلْوَح
ُهَي رُن ل
ْن م
اَن تاَيآ
هَن إ
َوُ
ُعي مَسلا
ُر صَبْلا
(
١
)
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.25
اَنْ يَ تآَو
ىَسوُم
َباَت كْلا
ُاَنْلَعَجَو
ىًدُ
َِب ل
َلي ئاَرْس إ
اَأ
اوُذ خَتَ ت
ْن م
نوُد
كَو
اي
(
)
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku.26
Muna>sabah antara kedua ayat tersebut tampak jelas, bahwa Nabi Muhammad SAW dan Nabi Musa a.s. diangkat menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah, keduanya di-isra’-kan, Nabi Muhammad dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha, sedangkan Nabi Musa dari Mesir, ketika ia keluar dari negeri tersebut dalam keadaan ketakutan menuju Madyan.
2. Persambungan yang tidak jelas (Khafiyyul Irtibadh), yaitu persesuaian
yang samar antara bagian Alquran dengan yang lain sehingga tidak tampak hubungan antara keduanya, bahkan seolah-olah masing-masing ayat/surah berdiri sendiri, baik karena ayat yang satu itu di‘at}afkan pada
14
yang lain, atau karena yang satu bertentangan dengan yang lain.
Contohnya:
َكَنوُلَأْسَي
نَع
ةَل أا
ْلُق
َي
ُتي قاَوَم
ساَنل ل
ّجَْلاَو
َسْيَلَو
بْلا
ْنَأ ب
ُتْأَت
او
َتوُيُ بْلا
ْن م
اَ روُهُظ
َن كَلَو
َ بْلا
نَم
ىَقَ تا
اوُتْأَو
َتوُيُ بْلا
ْن م
اَ ّاَوْ بَأ
اوُقَ تاَو
َهَللا
ْمُكَلَعَل
َنوُح لْفُ ت
(
١ ١
)
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.27
اوُل تاَقَو
ِ
لي بَس
هَللا
َني ذَلا
ْمُكَنوُل تاَقُ ي
اَو
اوُدَتْعَ ت
َن إ
َهَللا
ا
ب ُُ
ْلا
َني دَتْعُم
(
١١٣
)
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.28
Ayat di atas menerangkan perintah menyerang kepada orang-orang
yang menyerang umat Islam. Jka dilihat sepintas, ayat tersebut seperti
tidak ada hubungannya atau samar. Padahal sebenarnya ayat tersebut
berkaitan. Muna>sabah ayat tersebut, yaitu pada ayat 189 surah al-Baqarah membahas mengenai waktu untuk haji. Sedangkan pada ayat 190 surah
al-Baqarah sebenarnya menerangkan bahwa pada saat haji umat Islam
dilarang berperang, akan tetapi jika diserang terlebih dahulu, maka
serangan dari musuh itu harus dibalas, meskipun pada musim haji.29
b. Dilihat dari materi, terbagi menjadi dua:
15
1. Muna>sabah antarayat, yaitu persambungan antar ayat yang satu dengan ayat yang lain. Muna>sabah ini berbentuk
persambungan-persambungan, sebagai berikut:
a) Di‘at}afkannya ayat yang satu pada ayat yang lain, contohnya:
اوُم صَتْعاَو
لْبَ ِ
هَللا
اًعي ََ
اَو
اوُقَرَفَ ت
اوُرُكْذاَو
َةَمْع ن
هَللا
ْمُكْيَلَع
ْذ إ
ْمُتْنُك
ًءاَدْعَأ
َفَلَأَف
َْيَ ب
ْمُك بوُلُ ق
ْمُتْحَبْصَأَف
ه تَمْع ن ب
اًناَوْخ إ
ْمُتْنُكَو
ىَلَع
اَفَش
ةَرْفُح
َن م
راَنلا
ْمُكَذَقْ نَأَف
اَهْ ن م
َك لَذَك
ُّيَ بُ ي
ُهَللا
ْمُكَل
ه تاَيآ
ْمُكَلَعَل
َنوُدَتْهَ ت
(
١٣٠
)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.30
اَي
اَه يَأ
َني ذَلا
اوُنَمآ
اوُقَ تا
َهَللا
َقَح
ه تاَقُ ت
اَو
َنُتوََُ
ا إ
ْمُتْ نَأَو
ُم لْسُم
َنو
(
١٣
)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam Keadaan beragama Islam.31
Faedah dari muna>sabah ini adalah menjadikan dua ayat tersebut sebagai dua hal yang sama. Pada ayat 102 sural ali ‘imra>n menyuruh bertakwa, dan ayat 103 menyuruh berpegang teguh pada agama Allah, dua
hal yang sama.32
16
(Keadaan mereka) adalah sebagai Keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan Allah sangat keras siksa-Nya.
لا َن م ْمُُداْوَأ اَو ْمَُُاَوْمَأ ْمُهْ نَع َ ِْغُ ت ْنَل اوُرَفَك َني ذَلا َن إ
راَنلا ُدوُقَو ْمُ َك ئَلوُأَو اًئْيَش هَل
(
١٣
)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak
mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. dan
mereka itu adalah bahan Bakar api neraka.
Dalam Muna>sabah ini, hubungan antara kedua ayat tersebut tampak kuat. Ayat 11 dianggap sebagai kelanjutan ayat 10 surah ali
‘Imra>n.
c) Digabungkannya dua hal yang sama:
اَمَك
َكَجَرْخَأ
َك بَر
ْن م
َك تْيَ ب
ّقَْلا ب
َن إَو
اًقي رَف
َن م
َي ن مْؤُمْلا
َنوُ راَكَل
(
)
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan
kebenaran[596], Padahal Sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang
beriman itu tidak menyukainya.33
َك ئَلوُأ
ُمُ
َنوُن مْؤُمْلا
اًقَح
ْمََُ
تاَجَرَد
َدْن ع
َّّر
ْم
ةَر فْغَمَو
قْز رَو
ي رَك
(
)
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia.34
Kedua ayat di atas sama-sama menerangkan tentang kebenaran,
pada ayat 5 menerangkan kebenaran bahwa Nabi diperintah hijrah, dan
ayat 4 menerangkan kebenaran status mereka sebagai kaum mukminin.35
d) Dikumpulkan dua hal yang kontradiksi:
33al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 8: 5.
34al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 8: 4.
17
َُث
اَنْلَدَب
َناَكَم
ةَئّيَسلا
َةَنَسَْلا
َََح
اْوَفَع
اوُلاَقَو
ْدَق
َسَم
اَنَءاَبآ
ُءاَرَضلا
ُءاَرَسلاَو
ْمُاَنْذَخَأَف
ًةَتْغَ ب
ْمَُو
ا
َنوُرُعْشَي
(
١
)
Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: "Sesungguhnya nenek moyang Kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan", Maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.36
اَمَو
اَنْلَسْرَأ
ِ
ةَيْرَ ق
ْن م
ي َِن
ا إ
اَنْذَخَأ
اَهَلَْأ
ءاَسْأَبْلا ب
ءاَرَضلاَو
ْمُهَلَعَل
َنوُعَرَضَي
(
١
)
Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan Nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.37
Pada ayat 94 menerangkan ditimpakannya penderitaan dan
kesempitan kepada penduduk, tetapi ayat 95 menerangkan
kesusahan dan penderitaan diganti dengan kesenangan.
e) Dipindahkannya satu pembicaraan:
بآَم َرَشَل َي غاَطل ل َن إَو اَذَ
(
)
Beginilah (keadaan mereka). dan Sesungguhnya bagi
orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat
kembali yang buruk,
Dialihkan pembicaraan pada nasib orang-orang yang
durhaka yang akan kembali ke tempat yang buruk sekali, dan ayat
54 membicarakan rezeki dari para ahli surga.
داَفَ ن ْن م ُهَل اَم اَنُ قْز رَل اَذَ َن إ
(
)
Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezki dari Kami yang
tiada habis-habisnya.
18
2. Muna>sabah antarsurah, persambungan antara surah yang satu dengan surah yang lain. Muna>sabah ini ternagi menjadi dua:
a. Muna>sabah antar dua surah mengenai materinya, seperti surah al-Baqarah dan al-Fa>tihah yang sama-sama menerangkan 3 hal kandungan al-Qur’a>n (akidah, ibadah dan muamalah). Dalam surah
al-Fa>tihah dijelaskan secara ringkas sedangkan dalam surah al-Baqarah yang dijelaskan secara rinci dan panjang lebar.
b. Muna>sabah antara permulaan surah dengan penutupan surah sebelumnya. Contoh:
لا َلَعَجَو َضْرأاَو تاَواَمَسلا َقَلَخ ي ذَلا هَل ل ُدْمَْلا
ْم َّّر ب اوُرَفَك َني ذَلا َُث َرو نلاَو تاَمُل ظ
َنوُل دْعَ ي
(
١
)
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang, Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
ُم هَل ل
ءْيَش ّلُك ىَلَع َوَُو َن هي ف اَمَو ضْرأاَو تاَواَمَسلا ُكْل
ري دَق
(
١ ٣
)
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada
di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
c. Muna>sabah antara pembukaan dan akhiran suatu surah. Contohnya persesuaian antara awal surah al-Baqarah:
هي ف َبْيَر ا ُباَت كْلا َك لَذ ما
َي قَتُمْل ل ىًدُ
(
)
Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Permulaan surah al-Baqarah tersebut sesuai dengan
akhirannya yang memerintahkan bersoa agar tidak disiksa Allah,
apabila lupa atau bersalah:
مْوَقْلا ىَلَع اَنْرُصْناَف اَناْوَم َتْنَأ اَنَْْْراَو اَنَل ْر فْغاَو اَنَع ُفْعاَو
َني ر فاَكْلا
19
Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."
4. Faedah Ilmu Muna>sabah
Mempelajari ilmu Muna>sabah banyak faedah yang bisa diambil, yang mana bisa mengetahui hubungan antara kalimat atau ayat maupun surah yang
satu dengan yang lain, sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan
penggalan terhadap kitab al-Qur’a>n dan memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatannya.38
Dengan ilmu Muna>sabah, dapat membantu memahami ta’wil ayat.39 Bisa dilihat mutu dan tingkat kebalaghahan bahasa al-Qur’a>n dan konteks kalimat yang satu dengan yang lain, serta persesuaian ayat atau surah yang satu
dengan yang lain, sehingga kemukjizatannya lebih meyakinkan bahwa
al-Qur’a>n benar-benar wahyu dari Allah. Ilmu Muna>sabah sangat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qura>n, setelah diketahui hubungan suatu ayat dengan ayat yang lain, sehingga sangat mempermudah pengistinbatan hukum
atau isi kandungannya.40
H.Metode Penelitian
Sebuah penelitian ilmiah diwajibkan adanya metode tertentu untuk
menjelaskan objek yang menjadi kajian. Supaya mendapatkan hasil yang tepat
sesuai dengan rumusan masalahnya. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi gerak
38 Djalal, Ulumul Qur’an..., 164-165.
39 Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif, (Yogyakarta: Gama Media, 2003),
171.
20
dan batasan dalam pembahasan ini agar tepat sasaran.41 Untuk mendapatkan hasil
yang optimal dan obyektif dalam penelitian ini, penulis mencoba menggunakan
beberapa metode penelitian yang dianggap sesuai dengan tipe penelitian yang
akan dibahas, mengingat tidak semua metode bisa digunakan dalam satu bahasan.
Adapun penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non-empirik atau library research (penelitian kepustakaan). Oleh karena itu sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari bahan-bahan tertulis yang mempunyai relevansi
dengan permasalahan penelitian ini. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa,
pemikiran individu maupun kelompok, yang dihimpun dari data serta
menganalisis dokumen dan catatan-catatan.42 Dalam penelitian ini data
dikumpulkan awalnya disusun, dijelaskan setelah itu dianalisa.43
2. Sumber Data
Sumber data yang akan dijadikan dalam penelitian ini bersifat
kepustakaan, diambil dari dokumen kepustakaan seperti buku-buku, majalah,
kitab-kitab, dan berbagai literatur lainnya yang sesuai dengan penelitian ini,
agar mendapat data yang konkret serta ada kaitannya dengan masalah di atas
meliputi sumber data primer dan sekunder.
41Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
338.
42Nana Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), 60.
43Winarto Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiyah, Dasar-Dasar Metode dan Tekhnik,
21
a. Sumber primer
Sumber yang menjadi rujukan utama dalam penelitian. Adapun sumber
primer dalam penelitian ini adalah Tafsir al-Mishba>h karya M. Quraish Shihab.
b. Sumber sekunder
Yaitu sebagai acuan yang terkait langsung dengan pokok permasalahan,
antara lain karya-karya M. Quraish Shihab sendiri, karya-karya mengenai
operasi plastik.
1) Tafsir al-Azhar karya Hamka, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004.
2) Tafsir Ibnu Kathi>r karya Ibnu Kathi>r, Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi‘i, 2004.
3) Terj. Tafsir Fi Z{ila>lil Qur'an karya Sayyid Qut}b, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
4) Muslimah yang Kehilangan Harga Diri karya Abu Al-Ghifari, Bandung: Mujahid 2004.
5) Fiqh Rakyat: Pertautan Fiqh dengan Kekuasaan karya Abdul Djalil, dkk, Yogyakarta: LkiS, 2000.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sebagai penelitian kepustakaan, maka pengumpulan data pada skripsi ini
menggunakan metode dokumentasi. Dengan demikian laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
22
menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik.44
Data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari buku Tafsir
al-Mishba>h karya M. Quraish Shihab, naskah, dokumen pribadi, serta buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian yang memuat konsep, pengertian, teori
serta pengalaman seorang pendidik yang semuanya terdokumentasikan dalam
catatan atau dalam dokumen lain.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasat sehingga ditemukan tema
dan dirumuskan.45
Semua data yang telah terkumpul, baik primer maupun sekunder
diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing.
Selanjutnya dilakukan telaah mendalam atas karya-karya yang memuat objek
penelitian dengan menggunakan content analisis, yakni suatu teknik sistematik
untuk menganalisis isi pesan dan mengolahnya dengan tujuan menangkap
pesan yang tersirat dari beberapa pertanyaan. Selain itu, analisis isi juga berarti
mengkaji bahan dengan tujuan spesifik yang ada dalam benak peneliti.
Dalam hal ini, analisis ini digunakan untuk menganalisis pendekatan M.
Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 mengenai operasi plastik.
44Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian..., 221.
45Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
23
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini tersusun menjadi empat
bagian. Masing-masing bagian akan menjelaskan deskripsi singkat mengenai isi
tulisan. Dengan demikian diharap dapat mempermudah dalam penyajian dan
pembahasan serta pemahaman terhadap apa yang akan diteliti. Berikut ini
merupakan sistematika laporan penelitian:
BAB I yang merupakan pendahuluan dari laporan penelitian akan dibahas
mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan umum tentang operasi plastik yang di dalamnya akan
dibahas pengertian operasi plastik, sejarah operasi plastik, operasi plastik menurut
medis dan akan dijelaskan operasi plastik menurut hukum Islam, serta
Muna>sabah secara umum terkait pendekatan dalam penafsiran pada ayat 119 surah al-Nisa>’.
BAB III akan dibahas secara fokus mengenai biografi tokoh, yaitu
Biografi lengkap M. Quraish Shihab meliputi riwayat keluarga, pendidikan,
pekerjaan, organisasi serta karya-karya yang telah dihasilkan oleh tokoh tersebut.
Serta akan dijelaskan tentang metode Tafsir al-Mishba>h yang meliputi latar belakang penulisan, sistematika penulisan dan metode penafsiran, penafsiran M.
24
BAB IV Berisi analisis penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik dan pendekatan M. Quraish Shihab dalam
menafsirkan surah al-Nisa>’ayat 119 tentang operasi plastik.
BAB V Merupakan bagian terakhir dari laporan penelitian yang Berisi
penutup. Bab ini mengemukakan kesimpulan sebaagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam pokok permasalahan jawaban atas
25
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG OPERASI PLASTIK
A.Pengertian Operasi Plastik
Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang artinya
“pembedahan” dan “Plastik” yang berasal dari empat bahasa yaitu, plasein
(Bahasa Kunonya), plastiec (Bahasa Belanda), plasticos (Bahasa Latin), plastics
(Bahasa Inggris(, yang kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di dalam Ilmu
Kedokteran dikenal dengan “plastics of surgery” yang artinya “pembedahan
plastik”. Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah bentuk dengan
cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastik menurut ilmu
kedokteran adalah pembedahan jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan
memindahkan jaringan atau organ dari tempat yang satu ke tempat lain sebagai
bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi.1
Jaringan adalah kumpulan sel-sel (bagian terkecil dari individu) yang sama
dan mempunyai fungsi tertentu, sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang
mempunyai fungsi berbeda sehingga merupakan satu kesatuan yang mempunyai
fungsi tertentu.2
Operasi plastik atau yang dalam bahasa Inggris disebut Plastic Surgery adalah bedah atau operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian anggota
1 Nurul Maghfiroh dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad dalam
Hukum Islam, (Magelang: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah, 2015), 121.
26
tubuh baik yang tampak ataupun tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau
dibuang, yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika tubuh.3 Dalam
bahasa Arab disebut Jirahah al-Tajmil yaitu operasi bedah yang dilakukan utuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang tampak atau untuk
memperbaiki fungsi dari anggota tersebut ketika anggota tubuh itu berkurang,
lepas atau rusak.4
Bedah plastik merupakan suatu cabang khusus dari pembedahan yang ada
kaitannya dengan kelainan bentuk dan kerusakan atau cacat kulit serta jaringan
otot tukang di bawahnya. Pada tahun 1798 istilah “plastique” di gunakan oleh
Desavid, sedangkan pada tahun 1938 dalam bukunya Zeis istilah “plastic surgery”
adalah bagian dari buku yang berjudul “Handbuch der Plastichen Chirurgie”.
Orang yang pertama kali menggunakan istilah “plastic” adalah Von grafe dalam
monografinya yang berjudul “Rhinoplastic” pada tahun 1818 di Berlin.5
Gilles mendefinisikan bahwa bedah estetik adalah upaya untuk melampaui
batas normalnya. Dalam buku Principles and Art of Plastic Surgery tahun 1957, dikatakan bahwa seni memang terdiri dari konsepsi menegnai hasil yang akan
diperoleh sebelum terealisir secara material. Kulitas merupakan persyaratan yang
paling penting bagi seorang ahli bedah plastik.6
3Hafidzi, “Operasi Plastik dan Ganti Kelamin”, https:// mapendakuningan.
files.wordpress.com /2012/11/ operasi-plastik-dan-kelamin-menurut-islam.pdf /21 Maret 2007/Diakses 16 Desember 2015.
4 Abdul Syukur al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita; Manual Ibadah dan Muamalah Harian Muslimah Shalihah, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 372.
5Lukito Yuwono,”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada Pasien Bedah Plastik Berdasar pada Inform Concert”, (Tesis --, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2004), 38-39.
27
Menurut konsep Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Tindakan
Medis disebutkan pengertian bedah plastik adalah tindakan medis yang berkaitan
dengan bedah plastik rekonstruksi dan bedah kosmetik adalah tindakan medis
yang dilakukan dengan tujuan memperoleh atau mengembalikan bentuk atau
konstruksi tubuh manusia agar yang bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik. Bedah plastik adalah rangkaian tindakan medis yang dilakukan
untuk memulihkan atau meningkatkan keadaan fisik pasien dengan menekankan
pada penampakan dan fungsi. 7
Menurut Affandi, bedah kosmetik dibagi menjadi 13: 8
1. Bedah kosmetik pada hidung
Pada tahun 1600 Sebelum Masehi pada zaman purba, dokter-dokter Mesir telah
melakukan perbaikan operasi hidung akibat kecelakaan dan operasi hidung
sekarang ini banyak dilakukan dengan tujuan kecantikan, di mana bentuk yang
dirasa kurang menarik diubah menjadi lebih baik. Tidak semua orang di dunia
ini mempunyai pandangan yang sama tentang bentuk hidung yang ideal.
2. Bedah kosmetik pada dagu
Orang Barat pada umumnya dagunya lebih menonjol ke depan, pada orang
Indonesia dagunya nampak lebih ke dalam. Dagu yang terlalu pendek bila
dilihat dari depan berkesan seperti orang tersebut cemberut dan dagu yang
terlalu panjang berkesan seperti dagu orang usia lanjut. Dagu yang ideal dilihat
dari samping ialah sejajar dengan garis yang ditarik dari dasar hidung ke bawah
7Djohansjah Marzoeki, “Analisis dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, Diakses 16 Desember 2015 , 26-27.
8Lukito Yuwono,”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada Pasien Bedah
28
menyentuh garis belakang bibir atas dan menyentuh batas bibir bawah serta
menyentuh garis depan dagu. Dagu yang pendek dapat diperbaiki dengan
penambahan tulang atau tulang rawan, namun sekarang ini lebih sering
memakai bahan silicon karena mudah didapatkan dan aman.
3. Bedah kosmetik pada tulang pipi
Bedah ini dapat dilakukan dengan memasang silikon di bagian depan, supaya
goresan tidak telihat, maka silikon diletakkan pada daerah pelipis dan sayatan
dilakukan lewat gusi atas atau dari dalam mulut.
4. Bedah kosmetik pada telinga
Bentuk telinga pada umumnya tidak sama tetapi besar telinga hampir sama
terhadap semua orang yaitu dari batas alis ke bawah sampai dasar hidung. Dan
daun telinga menjorok ke samping dengan sudut 15-16 derajat. Bila sudutnya
lebih besar lebih besar maka disebut telinga cap lang. Untuk memperbaiki
posisi telinga dilakukan dengan sayatan di belakang telinga agar jaringan parut
dan tidak tampak.
5. Bedah kosmetik kelopak mata
Suatu operasi untuk memperbaiki penampilan yang abnormal dari kelopak
mata. Beberapa macam perubahan dapat dilakukan pada kelopak mata, yang
paling sering dilakukan adalah menghilangkan kerut-kerut dan kulit berlebihan
terutama pada sudutluar mata bagian atas. Demikian juga penonjolan lemak di
bawah mata juga bisa diperbaiki dengan operasi ini, yakni untuk
menghilangkan kelebihan lemak dan kerut-kerut yang menggantung.yang tidak
29
maka di samping mata timbul kerut-kerut menyerupai bentuk cakar ayam. Pada
keadaan ini tidak seluruh kerut-kerut dapat dihilangkan melalui operasi ini.
Demikian juga kantong lemak yang besar yang terdapat di bawah mata tidak
seluruhnya dapat dihilangkan. Kulit yang berlebihan yang terdapat di pinggir
kelopak mata bagian atas bila terjadi bersamaan dengan turunan alis mata,
tidak seluruhnya bisa diperbaiki apabila tidak bersamaan dilakukan operasi
mengangkat alis ke atas.
6. Bedah kosmetik pada alis mata
Bedah ini dilakukan dengan cara melakukan sayatan dalam rambut kepala, di
pinggir dahi yang disebut daerah temporal.
7. Bedah kosmetik pada muka
Operasi tarik muka adalah membuang kulit muka yang berlebihan dan kendur
di daerah sekitar rahang dan leher atas. Umur yang ideal untuk dapat dilakukan
operasi tarik muka adalah sekitar 40 tahun, karena tanda-tanda penuaan mulai
tampak dan bentuk badan masih bagus sehingga peremajaan muka kurang lebih
10 tahun tidak akan menarik perhatian. Operasi tarik muka adalah membuang
kulit muka yang berlebihan dan kendur di daerah sekitar rahang dan leher atas.
8. Operasi tarik dahi
Kerutan pada dahi tidak akan hilang apabila hanya dilakukan dengan operasi
tarik muka saja, sehingga diperlukan operasi tarik dahi. Kerutan horizontal
pada dahi biasanya timbul pada permulaan tanda ketuaan yang disebabkan oleh
gerakan otot di bawah kulit. Operasi ini dilakukan dengan sayatan dalam
30
Dengan cara ini otot di atas pangkal hidung di antara kedua mata dapat
dipotong sehingga kerutan atas hidung akan hilang.
9. Bedah kosmetik perbaikan leher
Pada orang gemuk terdapat gumpalan lemak di bawah dagu sehingga tampak
dagu kedua. Bentuk ideal antara dagu dan leher bila dilihat dari samping
bersudut 90 derajat dan sudut sisi bagian atas dua pertiga dibanding bawah.
Pada kelebihan lemak tersebut perlu dibuang dengan cara mengangkatnya atau
dengan cara mengangkatnya atau dengan cara penyedotan lemak. Bedah ini
dilakukan pada orang yang terdapat banyak gumpalan lemak di bawah dagu,
lemak tersebut di buang dengan cara mengangkatnya atau dengan cara
penyedotan lemak.
10. Operasi penanaman rambut
Pada kepala yang botak hanya memilki rambut di samping kiri dan kanan.
Operasi semacam ini dapat dilakukan dengan flap yang dipindahkan dari daerah yang berambut ke daerah yang botak.pada bagian yang di ambil
rambutnya akibat flap dapat ditutup dengan menarik kulit di sampingnya kemudian dijahit.
11. Bedah kosmetik pada payudara
Untuk membesarkannya diperlukan mamaeplasty yaitu dengan memasukkan
bahan silikon seperti “gel” yang terbungkus dalam kantong silikon yang
diletakkan di suatu rongga antara otot dan kelenjar payudara sehingga
pembuluh dan urat-urat syaraf yang terletak di atas bahan silikon dapat
31
perasaan pada payudara tetap tidak berubah. Untuk mengecilkan maka
diperlukan banyak jaringan kelenjar yang harus dipotong dan puting susu
dipindahkan ke atas.
12. Penyedotan lemak
Cara ini diperkenalkan oleh dr. George Fischer dari Italia pada konggres bedah
kosmetik di Paris. Pada bagian kulit yang terdapat lemak, dimasukkan suatu
tube metal kecil lewat sayatan dikulit. Kemudian tube metal disambung dengan pompa vacum dan diletakkan di daerah lemak bawah kulit maka gumpalan lemak akan terhisap keluar.
13. Operasi perapian vagina
Operasi ini ditujukan kepada wanita yang menderita robek vagina saat
melahirkan yang tidak dijahit kembali, bisa juga karena bertambahnya usia
sehingga elastisitas pada vagina berkurang.
1. Macam-macam Operasi Plastik
Di dalam Ilmu bedah plastik terdapat tiga macam operasi plastik yaitu:9
a. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki tulang atau sel-sel yang
kurang sempurna agar dapat berfungsi seperti sediakala. Operasi ini
dilakukan terhadap orang yang mempunyai cacat fisik, baik cacat sejak
lahir maupun cacat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. Pelaksanaan
operasi plastik ini meliputi:
1) Operasi plastik pada cacat bawaan, misalnya bibir sumbing, dan mata
buta.
32
2) Operasi plastik pada luka bakar, misalnya wajah yang terkena air aki
atau organ tubuh yang tersiram air panas, dan cacat yang lain yang
diakibatkan kecelakaan.
b. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh. Operasi
ini dilakukan terhadap orang yang ingin memperindah bentuk tubuhnya
agar kelihatan lebih menarik. Operasi semacam ini disebut operasi plastik
cosmetika atau operasi plastik pada tulang-tulang muka.
c. Operasi plastik yang bertujuan untuk menggantikan anggota organ tubuh
yang rusak akibat dari suatu penyakit.
2. Manfaat operasi plastik
Operasi plastik ada manfaatnya, yakni:
a. Dapat menormalkan kembali organ tubuh yang telah rusak (cacat).
b. Dapat memperbaiki dan menyempurnakan bentuk organ tubuh agar
kelihatan lebih bagus.
c. Dapat mengurangi beban mental dan terlepas dari bahaya bagi penderita
yang cacat.
3. Efek Samping Operasi Plastik
Operasi plastik mempunyai efek samping, yakni:
a. Dapat mengakibatkan pendarahan.
b. Dapat menimbulkan pembengkakan dan rasa nyeri pada bagian yang telah
dioperasi.
c. Orang yang telah melakukan operasi plastik tidak akan pernah merasa puas,
33
d. Operasi plastik tidak bisa bertahan lama, karena setiap orang pasti akan
mengalami proses penuaan.
e. Pada bekas jahitan operasi plastik akan tampak zat keloin (warna hitam).
B.Sejarah Operasi Plastik
Pada tahun 1950 Sebelum Masehi masa Hammurabi saat manusia kuno
berlatih melubangi tengkorak. Saat itu dokter ahli bedah bangsa Babilonia sudah
berlatih melakukan operasi katarak sesuai dengan prosedur yang sah. Pada tahun
1916 di India Sushruta menggambarkan operasi untuk rekonstruksi hidung dan
daun telinga dalam bukunya “Sushruta Sasmita” yang diterjemahkan oleh
Bishagratha. Bangsa Persia, Yunani, Arab dan penduduk Kristen di India sampai
Yahudi mengambil pengetahuan operasi rekonstruksi dari bangsa romawi.10
Dalam teknik pembedahan mengalami kemajuan selama periode
kekaisaran Romawi mempunyai mata rantai yang besar di antara pengetahuan
kedokteran dari sekolah Bangsa Hindu dan Arab. Paulus Aeginetta
menggambarkan bermacam-macam prosedur rekonstruksi hidung dan rahang
yang patah.
Menurut sejarahnya, asal mula seni bedah plastik berkaitan dengan
pengurangan kelainan wajah khususnya yang berkaitan dengan rekonstruksi
hidung yang diamputasi sehingga merupakan pemulihan individu. Pada beberapa
34
abad kemudian, tepatnya abad ke-19 barulah prinsip dan teknik bedah plastik
diterapkan ke bagian-bagian tubuh tertentu.
C.Operasi Plastik Menurut Medis
Menurut konsep Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Tindakan
Medis disebutkan pengertian bedah plastik adalah:11
1. Tindakan medis yang berkaitan dengan bedah plastik rekonstruksi dan bedah
kosmetik adalah tindakan medis yang dilakukan dengan tujuan memperoleh
atau mengembalikan bentuk atau konstruksi tubuh manusia agar yang
bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
2. Tindakan medis di atas dilaksanakan pada pasien yang mempunyai gangguan
anatomis, psikologis atau estetis.
Dengan demikian, menurut kesepakatan Tim, Pengertian Bedah Plastik
adalah rangkaian tindakan medis yang dilakukan untuk memulihkan atau
meningkatkan keadaan fisik pasien dengan penekanan pada penampakan dan
fungsi. Termasuk dalam ruang lingkup pengertian ini adalah Bedah Plastik
Rekonstruksi dan Bedah Estetik.
Sedangkan dalam pembedahan rekonstruksi yang dilakukan untuk
penanggulangan cacat atau kerusakan organ oleh dokter spesialis lain (bukan
Spesialis Bedah Plastik), digunakan istilah Bedah Rekonstruksi saja, tanpa
menyebutkan istilah Bedah Plastik. Sebab istilah Bedah Plastik hanya
dipergunakan khusus dalam spesialisme Ilmu Bedah Plastik, untuk
menghindarkan kerancuan dalam bidang kedokteran maupun masyarakat.
35
Kewenangan melakukan praktik Bedah Plastik secara lengkap yaitu Bedah
Plastik Rekonstruksi dan Bedah Kosmetik atau Bedah Estetik, maupun secara
tidak lengkap yaitu bagian Bedah Estetiknya saja, hanya dapat dilakukan oleh
seorang Spesialis Bedah Plastik, dan dinyatakan oleh surat izin praktik yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan Rl setelah mempertimbangkan rekomendasi
Organisasi Perhimpunan Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI). Pada dasamya
Dokter Umum dan Dokter Spesialis lain tidak diizinkan melakukan Bedah Plastik.
Dalam Ilmu Bedah Plastik, penampakan (appearance) adalah faktor dasar
yang sangat penting untuk seluruh kegiatan yang dilakukan, sedangkan
pembedahan Estetik yang dilakukan oleh dokter spesialis lain atau dokter umum,
hanya merupakan sebagian dari kegiatan profesionalnya tanpa menghayati dasar
filosofi bedah plastik serta dampak lain yang terkait. Oleh karena itu jika hal ini
dibiarkan, maka akan bertentangan dengan pengembangan profesionalisme
keilmuan dan menyuburkan iklim amatirisme dan petualangan. Bedah estetik tidak pernah sebagai Bedah Darurat.
Dalam pasal 37 (1) UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan
bahwa bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan
tertentu. Sedangkan dalam Pasal 46 (3, 4) Konsep Rancangan Peraturan
Pemerintah disebutkan bahwa Tindakan Medis bedah plastik dilakukan oleh
tenaga medis sesuai dengan kemampuan dan kewenangan serta dilaksanakan
36
Dengan demikian menurut Kesepakatan Tim, Tenaga Kesehatan Pemberi
pelayanan (Pelaku) Bedah Plastik adalah:12
1. Tindakan Bedah Plastik hanya dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis Bedah
Plastik yang telah memiliki izin dari instansi Pemerintah yang berwenang.
2. Bedah Plastik merupakan bidang keahlian yang khusus maka segala
permasalahan yang menyangkut bidang tersebut baik bidang hukum atau
lainnya perlu mempertim bangkan pandangan dan pendapat dari spesialis
Bedah Plastik tersebut.
3. Dokter Bedah Plastik adalah dokter yang telah menyelesaikan pendidikan
Spesialis Bedah Plastik pada Fakultas Kedokteran Dalam Negeri atau lulusan
Fakultas Kedokteran Luar Negeri yang telah diakui Pemerintah setelah
mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan oleh PERAPI sebagai
organisasi profesi bidang Bedah Plastik yang ada di Indonesia.
4. Pemberian izin/kewenangan diatur oleh Departemen Kesehatan setelah
mendapat rekomendasi dari PERAPI.
D.Operasi Plastik Menurut Hukum Islam
Pada masa modern saat ini, banyak wanita yang melakukan segala cara
demi memperoleh predikat cantik. Salah satu cara yang dilakukan yang ngetrend
saat ini adalah melakukan operasi kecantikan atau operasi plastik. Dalam bahasa
Arab disebut Jirahah al-Tajmil yaitu operasi bedah yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang tampak atau untuk
37
memperbaiki fungsi dari anggota tersebut ketika anggota tubuh itu berkurang,
lepas atau rusak.13
Masyarakat beranggapan bahwa operasi plastik hanyalah berorientasi pada
masalah kecantikan (estetik) seperti sedot lemak, memancungkan hidung,
mengencangkan muka dan lain sebagainya. Akan tetapi ruang lingkup operasi
plastik sangatlah luas. Operasi plastik tidak hanya masalah kecantikan saja,
melainkan juga rekonstruksi seperti kasus-kasus luka bakar, trauma wajah pada
kasus kecelakaan, cacat bawaan lahir, seperti bibir sumbing, kelainan pada
kelamin.
Dalam kaidah fiqh disebutkan, segala sesuatu itu diperbolehkan sampai
ada dalil yang mengharamkan.
ْصَْأا
ءاَيْشَْأا ِ ُل
لُدَي َََح ُةَحاَب ْاا
ْيرْحَتلا ىَلَع ُلْي لَدلا
Hukum yang pokok dari segala sesuatu adalah boleh, sehingga terdapat
dalil yang mengharamkan.14
Berdasarkan kaidah ini, maka dibolehkan melakukan sesuatu hal apapun
sampai ada dalil atau petunjuk yang menyatakan keharaman melakukan suatu hal
tersebut. Maka dari itu, operasi plas