• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232009085 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232009085 Full text"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i

EKSISTENSI FAKTOR

FAKTOR PENDUKUNG

DALAM PENGADOPSIAN SISTEM KOMANDAN DI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

Oleh :

YUSTHINA GUTREDA WAKIM NIM : 232009085

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,

dan tidak ada rencanaMu yang gagal. (Ayub, 42 :2)

Pasti ada jalan keluar untuk mencapai sebuah kesuksesan.

Yang terpenting adalah usaha dan doa. Percayalah bahwa

Tuhan selalu denganmu.

Sebab kepada-Mu, ya Tuhan, aku berharap; Engkaulah yang

akan menjawab, ya Tuhan, Allahku. (Maz, 38 : 16)

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan

janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuliah

Dia dalam segala lakuku, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

(Amsal, 3 : 5-6)

Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku

percaya.

(6)

v

ABSTRACT

Komandan system is a system that can assist local government of region’s financial reporting to the central government. Thus, this system has a significant influence in the success of a local government. To achieve the adoption of these systems, it is necessary that adequate human resources, high commitment, and

support device that is able to support of region’s financial reporting process to

the Central Government. This research aimed to see the existence of human resources, commitment, and support device to adoption of Komandan System in Salatiga Governments City. The sample of this research is DPPKAD staff, namely the Accountants, the Asseters and the Budgeters and treasurers are in SKPD Salatiga. To determine the existence of the third factor s in the adoption Komandan system, the data was tested using a Likert scale with frequency test and cross tabulation test. The results showed that the existence of the huma n resources, the commitment, and the support device factors are needed in the adoption Komandan system. But, human resource in Salatiga Town Government still pertained to lower. Thus, can be concluded that from third existing factor, human resource factor can be classified to weaken, the commitment and the support device factor can be classified by strength in course of adoption Komandan system in Salatiga Town Goverment.

(7)

vi

SARIPATI

Sistem Komandan merupakan sistem yang dapat membantu Pemerintah Daerah

dalam proses pelaporan keuangan daerah kepada Pemerintah Pusat. Dengan

demikian, sistem ini mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam

keberhasilan suatu Pemerintah Daerah. Untuk tercapainya pengadopsian sistem

tersebut, maka sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai, komitmen

yang tinggi, serta perangkat pendukung yang mampu mendukung proses

pelaporan keuangan daerah kepada Pemerintah Pusat. Penelitian ini dilakukan

untuk melihat eksistensi atau keberadaan dari sumber daya manusia, komitmen,

dan perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah

Kota Salatiga. Sampel dalam penelitian ini adalah staf DPPKAD, yaitu bagian

Akuntansi, bagian Aset, dan bagian Anggaran serta bendahara-bendahara yang

ada di SKPD Kota Salatiga. Untuk mengetahui eksistensi dari ketiga faktor

tersebut dalam pengadopsian sistem Komandan, maka data diuji menggunakan

skala likert dengan uji frekuensi dan uji tabulasi silang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa eksistensi atau keberadaan dari faktor sumber daya manusia,

komitmen, serta perangkat pendukung sangat dibutuhkan dalam pengadopsian

sistem Komandan, namun sumber daya manusia di Pemerintah Kota Salatiga

masih tergolong rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga

faktor yang ada, faktor sumber daya manusia dapat digolongkan lemah dan faktor

komitmen dan perangkat pendukung dapat digolongkan kuat dalam proses

pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga.

Kata Kunci : Sistem Komandan, Sumber Daya Manusia, Komitmen, dan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus kristus atas

pertolongan dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

kertas kerja ini dengan baik guna memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian

Sarjana Ekonomi Strata satu (S1) pada jurusan Akuntansi di Universitas Kristen

Satya Wacana, Salatiga.

Dalam penulisan kertas kerja ini, penulis ingin mengetahui eksistensi dari

faktor – faktor pendukung (sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat

pendukung) dalam pengadopsian sistem Komandan (Komunikasi dan Manajemen

Data Nasional) di Pemerintah Kota Salatiga.

Penulis menyadari sungguh bahwa ada begitu banyak kekurangan dan

kelemahan dalam penulisan kertas kerja ini. Untuk itu, penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari para pembaca guna perbaikan penulisan di

kemudian hari.

Akhir kata, penulis mohon maaf jika ada salah – salah kata dalam

penulisan kertas kerja ini, dan penulis berharap agar kertas kerja ini dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca serta pihak – pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 30 mei 2013

(9)

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristur, yang oleh

karena penyertaan, kasih dan hikmatNya yang diberikan bagi penulis, maka kertas kerja yang berjudul “Eksistensi Faktor – Faktor Pendukung dalam Pengadopsian Sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga” dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan kertas kerja ini, penulis banyak bantuan, dukungan,

maupun dorongan moril dan materiil dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Maka, pada kesempatan yang membahagiakan ini,

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak antara lain

kepada :

1. Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamatku atas segala berkat dan

perlindunganNya.

2. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis.

3. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Ibu Gustin Tanggulungan,SE.,M.Ak.,Akt. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan banyak ide, saran, dan kritikan selama proses

penyusunan kertas kerja ini.

5. Ibu Maria Rio Rita selaku wali studi yang telah membantu penulis selama

proses perkuliahan.

6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis

UKSW yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta

penyusunan kertas kerja baik secara langsung maupun tidak langsung.

7. Pak Agung, Ibu Loda, Ibu Yuni beserta anggota DPPKAD dan Bendahara – Bendahara SKPD Kota Salatiga yang telah berkenan dan meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Keluargaku tersayang, Papa Etus, Mama Oka, Usi Mey, Bu Ichad, Ade

(10)

ix

besar Wakim_Maitor, Amtu, Male, Mariwi, dan Pietersz yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah mendukung baik secara moril maupun

materiil.

9. Saudara/iku yang luar biasa Ewen, Cece, Bella, Monic, Astrid, Chintya,

Marsel, Hendy dan Christin yang telah membantu penulis dalam segala hal

selama proses perkuliahan, baik susah maupun senang. Terima kasih atas

dukungan dan doanya. Sukses selalu buat kita semua.

10. Saudara/iku, ka Flor, Ka Endy, Ka Esty, Ka Icha, Ka Eda, Ka Echa, Ka

Ansye, Ka Agnes, Ka Acha, Ka Ai, Tante De, Ka Ing, Ka Lisa

(dua-duanya), Ka Hely, Illon,Unne, Enda, Entyn, Ebeth, Eva, Diane, Herlina,

Eda, Dinda, Steven, Jerry, Rulan, dan Semy. Terima kasih buat

kebersamaan, dukungan, dan doanya. Sukses selalu buat kita semua.

Sayang kalian semua saudara/iku.

11. Keluarga besar dan teman – teman Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Angkatan 2009.

12. Keluarga besar Kelompok Studi Akuntansi, terima kasih buat

kebersamaannya selama dua periode.

13. Teman – teman pengurus dan anggota Gerakan Pemuda dan anggota

Muger GPIB Tamansari Salatiga. Terima kasih buat semua dukungan dan

kerjasamanya.

14. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan kertas kerja yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Salatiga, 30 April 2013

Penulis,

(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

ABSTRACT ... v

SARIPATI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN... ... 1

KERANGKA TEORITIS ... 4

SISTEM KOMANDAN (KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN DATA NASIONAL) ... 4

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN DALAM MENGADOPSI SISTEM KOMANDAN ... 5

METODE PENELITIAN ... 10

Data dan Sumber data ... 10

Pengukuran Variabel ... 11

Teknik Analisis Data ... 14

Langkah Analisis Data ... 16

(12)

xi

Gambaran Responden Penelitian ... 16

Uji Validitas dan Reliabilitas ... 18

PEMBAHASAN ... 19

PENUTUP ... 24

Kesimpulan, Saran, Impilkasi dan Keterbatasan Penelitian ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 27

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 30

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Gambaran Responden ... 10

Tabel 2 Definisi Pengukuran Variabel ... 12-14

Tabel 3 Gambaran Umum Responden ... 17

Tabel 4 Hasil Uji Validitas ... 18

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 19

Tabel 6 Rata-rata Persepsi Eksistensi Faktor Sumber Daya Manusia, Komitmen, dan Perangkat Pendukung dalam Pengadopsian Sistem Komandan di

Pemkot Salatiga ... 20-22

Tabel 7 Persepsi Responden Atas Faktor Pendukung Pengadopsian Sistem

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 32

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 33-36

Lampiran 3 Materi Wawancara ... 36

Lampiran 4 Data Mentah Hasil Kuesioner... 37

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38-42

Lampiran 6 Uji Tabulasi Silang ... 42-51

Lampiran 7 Rata-rata Persepsi Eksistensi Sumber Daya Manusia Menurut

Atribut.. ... 52

Lampiran 8 Rata-rata Persepsi Eksistensi Komitmen Menurut Atribut ... 52-53

(15)

1

Pendahuluan

Pemberlakuan otonomi daerah merupakan bagian dari demokratisasi untuk

menciptakan powershare diantara level pemerintahan serta meningkatkan kemandirian Pemerintah Daerah. Sehubungan dengan itu, maka pelaksanaan

otonomi daerah harus disertai peningkatan transparansi dan akuntabilitas

informasi keuangan daerah. Transparansi dan akuntabilitas informasi keuangan

tersebut merupakan salah satu indikator yang dapat membuat tata kelola

pemerintahan yang lebih baik (good government) akan tercapai.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang sudah direvisi dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 dikatakan bahwa Pemerintah Daerah

diwajibkan untuk menyampaikan Informasi Keuangan Daerah (IKD) secara

berkala kepada Kementerian Keuangan berbentuk softcopy (data elektronik) dan hardcopy. Untuk tercapainya PP No. 65 Tahun 2010 serta transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan, maka pada tahun 2010 juga Direktorat

Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) membuat suatu sistem aplikasi, yaitu

Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (Komandan) yang fungsinya

membaca data elektronik yang merupakan output SIKD Pemerintah Daerah.

Namun, menurut Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)

dalam kajian Komandan (http://www.djpk.depkeu.go.id/), penyampaian informasi keuangan daerah dari Pemerintah Daerah kepada Menteri Keuangan pada saat ini

sebagian besar belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2010.

Hal ini disebabkan karena tidak sejalannya pendidikan yang dimiliki sumber daya

manusia yang ada dengan praktek pemerintahan saat ini. Salah satu Pemerintah

Daerah yang sudah menggunakan sistem Komandan adalah Pemerintah Kota

Salatiga. Namun, menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus mantan

Kepala Bagian Anggaran) dan Bapak Agung (Kepala Bagian Akuntansi) bahwa

staf yang ada dibagian akuntansi, anggaran, dan aset yang mengetahui tentang

(16)

2

dengan proses pelaporan keuangan daerah. Hal ini diduga terkait dengan tingkat

kesadaran pegawai mencari tahu perubahan yang terjadi.

Dalam penelitian Sulani (2009) mengenai faktor – faktor pendukung

keberhasilan penerapan PP No. 24 tahun 2005, dikatakan bahwa untuk

tercapainya transparansi dan akuntabilitas dalam penyampaian laporan keuangan,

maka dibutuhkan faktor sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat

pendukung yang kuat. Hal ini sejalan dengan penelitian Warisno (2009)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD di lingkungan

pemerintah Provinisi Jambi bahwa faktor sumber daya manusia, sarana

pendukung, serta komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja SKPD.

Menurut Koeswandari (2011) dalam penelitiannya mengenai pengaruh

penerapan sistem informasi supervisi keperawatan berbasis komputerisasi

terhadap kualitas informasi dan kepuasan pengguna informasi supervisi

keperawatan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, faktor yang dianggap mempunyai

pengaruh dalam proses penerapan sistem informasi adalah faktor karakteristik dari

responden yang ada, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jurusan, dan

lama kerja (Menurut Koeswandari (2011), usia seseorang dapat mempengaruhi

kinerja atau produktifitas suatu organisasi. Hal ini juga dibuktikan oleh Robbins

(2001) dalam Koeswandari (2011) yang mengatakan bahwa ada keyakinan kinerja

merosot dengan meningkatnya usia seseorang. Untuk jenis kelamin tidak ada

perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerj suatu

organisasi (Robbins, 2001).

Tingkat pendidikan dan jurusan seseorang akan mempengaruhi tingkat

kemampuannya. Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang ada bermacam –

macam yaitu kemampuan intelektual, fisik, dan spiritual(Rivai & Mulyadi (2010)

dalam Koeswandari (2011). Kemampuan dalam tingkat pendidikan adalah

kemampuan intelektual. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan

(17)

3

yang ada (Koeswandari : 2011). Sedangkan untuk lama kerja, menurut Robbins

(2001) dalam Koeswandari (2011) bahwa ada hubungan positif antara senioritas

dan produktivitas kerja. Semakin lama seseorang bekerja, maka produktivitasnya

semakin tinggi dan semakin lama masa kerja seseorang akan semakin kecil

kemungkinan orang tersebut berpindah pekerjaan.

Berdasarkan fenomena yang ada dan penelitian sebelumnya, maka dapat

dikatakan bahwa eksistensi dari faktor sumber daya manusia, komitmen, dan

perangkat pendukung dalam pengadopsian suatu sistem sangat dibutuhkan karena

mempunyai pengaruh yang signifikan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan

untuk melihat eksistensi atau keberadaan dari faktor sumber daya manusia,

komitmen, serta perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan.

Dengan demikian, persoalan penelitiannya adalah bagaimana eksistensi dari

sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung dalam pengadopsian

sistem Komandan di Pemda Kota Salatiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk

melihat persepsi responden berdasarkan atribut yang digunakan sebagai

demografis responden dan melihat eksistensi dari faktor pendukung dalam

pengadopsian sistem Komandan berdasarkan rata – rata persepsi responden, serta

melihat kekuatan dan kelemahan dari faktor pendukung dalam pengadopsian

sistem Komandan. Manfaat yang diharapkan adalah memberikan sumbangan

pemikiran kepada pihak-pihak yang bekerja di Dinas Pendapatan dan

Pengelolahan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Pemda Kota Salatiga khususnya

bagian akuntasi dan anggaran dalam penggunaan sistem Komandan sebagai

sistem yang dapat membantu dalam pelaporan keuangan daerah kepada

Pemerintah Pusat, dapat menambah wawasan atau pengetahuan pembaca tentang

pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2010 maupun sistem Komandan

(18)

4

KERANGKA TEORITIS

Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (Komandan) SIKD

Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (Komandan) SIKD

merupakan suatu sistem integrasi yang menjembatani komunikasi data antara

berbagai sistem pengelolaan keuangan daerah yang diselenggarakan oleh

Pemerintah daerah dengan menggunakan teknologi informasi sesuai standardisasi

input, proses dan ouput yang ditetapkan serta mengolah data tersebut dalam suatu

manajemen data nasional dengan prinsip akurat, relevan dan dapat

dipertanggungjawabkan sehingga menghasilkan informasi yang dapat membantu

pengambilan keputusan dalam penetapan kebijakan desentralisasi fiskal.

Adapun manfaat dari sistem Komandan, yaitu : (1) Memberi kemudahan

bagi Pemerintah Daerah dalam mengirimkan Informasi Keuangan Daerah kepada

DJPK, (2) Menyediakan Informasi Keuangan Daerah secara nasional yang

lengkap, dapat diandalkan, akurat dan up-to-date. (3) Menyediakan analisa pengelolaan keuangan daerah sebagai bahan evaluasi dalam perumusan kebijakan,

(4) Menyediakan informasi keuangan daerah yang diperlukan dalam perhitungan

alokasi Transfer ke Daerah.

Lingkup sistem Komandan SIKD menyangkut informasi keuangan daerah

yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah kepada DJPK sebagaimana dimaksud

PP Nomor 65 Tahun 2010 ayat (1). Dengan memperhatikan tingkat kesulitan

teknis, kebutuhan informasi dan lain sebagainya, pelaksanaan sistem Komandan

SIKD dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu :

1. Tahap-I : APBD, Perubahan APBD, Laporan Realisasi APBD Semester I,

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

2. Tahap-II : Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan

Daerah.

3. Tahap-III : Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal

(19)

5

Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Ibu Yuni sebagai

sekretaris DPPKAD bahwa proses pelaporan keuangan daerah kepada Pemerintah

Pusat yang di upload melalui sistem Komandan, dilakukan pada akhir tahun dan juga ada yang dilakukan persemesteran.

Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Adopsi Sistem Komandan Pada Organisasi Pemerintah

Dalam penelitian Azhar (2006) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi

keberhasilan penerapan permendagri no. 13 tahun 2006 pada Pemerintah Aceh,

disitu mengatakan bahwa sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat

pendukung merupakan faktor – faktor yang mempunyai peran penting dalam

penerapan permendagri no. 13 tahun 2006 mengenai pedoman pengelolaan

keuangan.

Sumber daya manusia begitu penting dalam suatu organisasi karena sumber

daya manusia merupakan pilar penyangga utama maupun penggerak roda

organisasi untuk mewujudkan visi dan misi dari organisasi tersebut (Warisno,

2009).

Komitmen dalam suatu organisasi maupun Pemerintah Daerah begitu penting

karena dengan adanya komitmen yang kuat, maka akan memungkinkan seseorang

untuk mengeluarkan sumber daya fisik, mental, serta spiritual tambahan yang

dibutuhkannya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Namun, ketika

komitmen itu melemah maka, akan sulit dalam melaksanakn tugas dan

tanggungjabwabnya (Simanjuntak, 2005 : 1 dalam Warisno, 2009).

Begitu juga dengan pentingnya perangkat pendukung yang bisa dilihat dari

ketersediaan perangkat pendukung yang mendukung kinerja SKPD dalam proses

(20)

6

1. Sumber Daya Manusia

Menurut Nawani (2004:8), ada tiga pengertian sumber daya manusia,

yaitu:

a. Sumber daya manusia merupakan manusia yang bekerja dilingkungan

suatu organisasi (misalnya personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

b. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset yang berfungsi

sebagai modal (non material/non finansial) dalam organisasi bisnis, yang

dapat mewujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam

mewujudkan eksistensi organisasi.

c. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak

organsisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber

daya manusia merupakan personil yang memiliki potensi nyata secara fisik

maupun non fisik untuk mewujudkan eksistensi organisasi.

Menurut Ine Rahmawati (2009), elemen yang merupakan inti dari sumber

daya manusia, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Elemennya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang

dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rancangan tertentu.

Pengetahuan dapat diklasifikasikan berdasarkan lima tingkatan, yaitu: (1)

Tahu, artinya manusia akan mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya, termasuk mengingat kembali terhadap suatu spesifikasi dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, (2)

Memahami, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

menjelaskan secara benar objek yang diketahui, (3) Aplikasi, artinya

kemampuan seseorang dalam menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi dan kondisi yang sebenarnya, (4) Analisis, artinya

kemampuan seseorang dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam

(21)

7

Sintesis, artinya kemampuan seseorang dalam melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek yang ada (Notoatmodjo, 2005)

b. Keterampilan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1989:935), keterampilan

merupakan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang.

Sedangkan menurut Robby I. Chandra (2003:45), keterampilan dapat

disebut sebagai daya transformasi yang memungkinkan seseorang

menjadikan apa yang tersedia menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik

untuk dirinya maupun untuk orang lain. Dengan demikian, keterampilan

dapat disimpulkan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjadikan apa yang tersedia menjadi sesuatu yang bermanfaat.

c. Sikap

Menurut Sarwono (2003), sikap adalah kesiapan atau kesediaan

seseorang untuk bertingkah laku atau dalam merespons sesuatu, baik

terhadap rangsangan positif maupun rangsangan negatif dari suatu objek

rangsangan.

Sikap juga dapat diartikan sebagai respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap objek. Sikap tidak langsung dilihat, namun harus

ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.

Sikap sendiri terbagi atas empat tingkatan, yaitu : (1) Menerima,

artinya mau dan memperhatikan objek yang diberikan, (2) Merespon,

artinya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan, (3) Menghargai, artinya mengajak

orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah, (4) Bertanggung

Jawab, artinya mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang

dipilihkan dengan segala resiko.

Menurut Setyawan (2006) dalam penelitiannya mengenai rencana

pengembangan sumber daya manusia Aparatur Pemerintah Kabupaten Tanah

Datar mengatakan bahwa kekuatan dari sumber daya manusia adalah

tingginya minat dari karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

(22)

8

sumber daya manusia adalah kurangnya kualitas yang dimiliki dari karyawan

organisasi.

2. Komitmen

Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan

perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini

mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan

organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan

pribadi (Soekidjan, 2009).

Komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap

tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya serta berkarya dan

memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut (Meyer

dan Allen 1997, dalam Soekidjan, 2009).

Untuk mewujudkan keberhasilan penerapan atau pengadopsian suatu

standar, maka diperlukan suatu komitmen bersama, yaitu (Aldiani, 2009):

a. Komitmen Organisasi

Komitmen dari suatu organisasi bisa dilihat dari adanya keinginan yang

kuat untuk tetap sebagai anggota suatu organisasi, berusaha keras sesuai

keinginan organisasi, serta tetap menerima nilai dan tujuan dari organisasi

tersebut (Luthans, 2009 : 249). Pada organisasi pemerintahan, aparat yang

memiliki komitmen yang tinggi akan menggunakan informasi yang

dimiliki untuk membuat informasi keuangan daerah lebih handal dan dapat

dipercaya (Aldiani, 2009).

b. Komitmen Pemerintah Daerah

Komitmen dari Pemerintah Daerah sendiri, bisa dilihat dari keinginan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya Dinas Pendapatan dan

Pengelolahan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) untuk melakukan

perubahan pada sistem yang seringkali digunakan sesuai dengan adanya

perubahan peraturan perundang-undangan dengan mengadopsi sistem yang

baru sesuai dengan kebutuhan serta Peraturan Pemerintah. Dengan

demikian, dukungan dari pimpinan merupakan kunci keberhasilan dari

(23)

9

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2006) dia juga

membahas tentang keuntungan dan kelemahan dari komitmen yang bisa

dilihat dari adanya komitmen pimpinan organisasi sedangkan kelemahannya

adalah tidak adanya komitmen dari pimpinan dan kurangnya evaluasi.

3. Perangkat Pendukung

Perangkat pendukung merupakan perangkat komputer yang terdiri dari

perangkat keras dan perangakat lunak. Dalam pengimplementasian suatu

sistem yang baru, sangat membutuhkan perangkat pendukung yang baik.

Perangkat pendukung terbagi atas dua bagian yaitu :

a. Perangkat keras

Menurut Sugiarto, dkk (2004), perangkat keras (hardware) adalah perangkat yang berwujud fisik dan kasat mata. Dalam sistem yang baru

diimplementasi, perangkat keras terdiri atas beberapa bagian, namun yang

sering dipakai untuk implementasi sistem yang baru adalah sebagai

berikut: CPU (Central P rocessing Unit), peralatan output, dan kombinasi

input/output. Sedangkan menurut Mulyono (2007), perangkat keras

merupakan peralatan komputer yang dapat dilihat oleh mata atau diraba.

b. Perangkat lunak

Perangkat lunak adalah perangkat lunak yang meliputi perintah-perintah

atau instruksi-instruksi yang berisi program serta data yang melengkapi

dan juga mempunyai tugas yang menghubungkan manusia dengan

perangkat kerasnya.

Berdasarkan definisi-definisi mengenai perangkat keras maupun

perangkat lunak di atas, maka dapat disumpulkan bahwa perangkat

pendukung mempunyai peranan yang cukup penting dalam suatu

organisasi. Dengan adanya perangkat pendukung ini, diharapkan sistem

informasi dapat berjalan dengan secara efektif dan efisien lagi (Mulyono,

2007).

Kekuatan dari perangkat pendukung bisa dilihat dari adanya sarana dan

prasarana yang memadai, kelemahannya adalah kurangnya sarana dan

(24)

10

METODE PENELITIAN Data dan Sumber Data

Objek dalam penelitian ini adalah DPPKAD (Dinas Pendapatan dan

Pengelolahan Keuangan Aset Daerah) kota Salatiga pada umumnya dan bagian

akuntansi dan anggaran pada khususnya serta bendahara – bendahara yang ada

di SKPD Kota Salatiga.

Jenis dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang

diperoleh melalui penyampaian kuesioner berhubungan dengan eksistensi dari

faktor sumber daya manusia, komitmen, serta perangkat pendukung, dengan

melihat kekuatan dan kelemahannya dalam pengadopsian sistem Komandan

kepada bagian anggaran dan akuntansi yang ada di Pemkot Salatiga dan akan

dilanjutkan dengan proses wawancara untuk mengetahui lebih dalam mengenai

eksistensi dari ketiga faktor yang ada. Cara menyampaikan kuesioner adalah

ditunggu dan sebagian ditinggal kemudian diambil kembali setelah satu hari

kemudian. Kuesioner dari penelitian ini disebarkan sebanyak 55 kuesioner

kepada para pegawai yang ada di DPPKAD dan juga Bendahara – Bendahara

yang ada di SKPD Pemerintah Kota Salatiga, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1

Gambaran Responden Penelitian

NO Kategori Jumlah Sampel

1

DPPKAD :

1) Staf Bidang Aset 2) Staf Bidang Anggaran 3) Staf Bidang Akuntansi

12 6 9

2 Bendahara SKPD 28

Total 55

Yang Tidak Kembali 12

Yang Kembali 43

Sumber : data primer, diolah 2013

Responden dalam penelitian ini terdiri dari : DPPKAD (Bagian Aset,

Bagian Anggaran, dan Bagian Akutansi) serta bendahara – bendahara SKPD di

(25)

11

kembali 12 sehingga hanya 43 kuesioner yang dilakukan pengujiaanya.

Selanjutnya akan dijelaskan secara rinci mengenai responden yang mengisi

kuesioner dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana, dengan rumus :

fi

P = x 100% ∑fi

Dimana, P : Persentase responden yang memiliki kategori tertentu

Fi : Jumlah responden yang memiliki kategori tertentu

∑fi : Total jumlah responde

Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel sumber daya manusia,

komitmen, dan perangkat pendukung . Pengukuran masing – masing variabel

adalah sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia diukur berdasarkan persepsi tentang pengetahuan

mengenai sistem Komandan, sikap dalam menerima pengadopsian sistem

Komandan, dan ketrampilan dalam mengoperasikan sistem Komandan.

variabel ini diukur menggunakan skala likert dengan mengatakan setuju

atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 4

(SS=Sangat Setuju), skor 3 (S=Setuju), skor 2 (TS=Tidak Setuju), dan

skor 1 (STS=Sangat Tidak Setuju).

2. Komitmen

Komitmen diukur berdasarkan persepsi dari responden mengenai

keinginan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam hal

pengelolahan keuangan daerah walaupun selalu ada perubahan yang

terjadi. Variabel ini diukur menggunakan skala likert dengan mengatakan

setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan

skor 4 (SS=Sangat Setuju), skor 3 (S=Setuju), skor 2 (TS=Tidak Setuju),

(26)

12

3. Perangkat Pendukung

Perangkat pendukung ini diukur berdasarkan ketersediaan perangkat

pendukung dalam menghadapi pengadopsian sistem Komandan. variabel

ini diukur menggunakan skala likert dengan mengatakan setuju atau

ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 4

(SS=Sangat Setuju), skor 3 (S=Setuju), skor 2 (TS=Tidak Setuju), dan

skor 1 (STS=Sangat Tidak Setuju).

Indikator empirik yang digunakan dalam kuesioner adalah indikator yang

diturunkan dari konsep yang ada dan tidak diadopsi dari penelitian sebelumnya.

Tabel 2 akan menjelaskan mengenai definisi pengukuran serta indikator empirik

yang digunakan dalam kuesioner sebagai berikut :

Tabel 2

Definisi Pengukuran Variabel

NO Konsep Definisi Indikator Empirik No.

Item

1 Sumber daya manusia

Sumber daya manusia adalah personil yang memiliki potensi nyata secara fisik maupun non

fisik untuk mewujudkan

eksistensi organisasi. (Nawani, 2001, 8). Elemen inti dari sumber daya manusia adalah :

a. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

- Mampu menjelaskan

manfaat dan tujuan dari sistem Komandan. 3. Aplikasi

- Mampu menjelaskan

proses penggunaan SIKD.

4. Analisis

- Mampu menjelaskan

(27)

13 b. Sikap merupakan kesiapan

atau kesediaan seseorang dalam merespon sesuatu

dari suatu objek

rangsangan.

c. Keterampilan merupakan

kemampuan atau

kompetensi yang dimiliki oleh seseorang.

setiap perubahan dan

keputusan yang

kemampuan dan kemauan

untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan organisasi serta memiliki hasrat yang kuat untuk tetap di organisasi tersebut (Soekidjan, 2009). Komitmen di sini, bisa dilihat dalam dua bagian, yaitu :

a. Komitmen Organisasi

merupakan keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota suatu organisasi, berusaha keras sesuai keinginan organisasi, serta tetap menerima nilai dan tujuan dari organisasi tersebut (Luthans, 2009 : 249).

- Merasa bangga dengan unit kerja sekarng.

- Berkomitmen untuk

melaksanakan tugas

dengan benar.

- Berkomitmen untuk tetap bekerja di unit kerja yang sekarang.

- Berkomitmen untuk

melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang diingini

oleh organisasi

khususnya unit kerja yang sekarang.

- Berkomitmen dalam

menerima tujuan kerja dari organisasi khususnya unit kerja yang sekarang.

- Mempunyai komitmen

26

3

4

2

(28)

14

b. Komitmen dari Pemda

sendiri bisa dilihat dari keinginan SKPD khususnya

DPPKAD dalam

mengadopsi sistem yang seringkali digunakan sesuai dengan adanya perubahan

peraturan

perundang-- Berkomitmen untuk

melakukan sosialisasi

tentang sistem

Komandan.

- Berkomitmen untuk

mengadopsi sistem

Komandan.

- Berkomitmen untuk

menggunakan sistem

yang baru untuk menjaga reputasi unit SKPD khususnya DPPKAD.

- Mempunyai komitmen

yang kuat dalam

merupakan perangkat komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu :

a. Perangkat keras (hardware) adalah perangkat yang berwujud fisik dan kasat mata (Sugiarto dkk : 2004). b. Perangkat lunak (software)

adalah perangkat yang meliputi ; perintah-perintah yang berisi program serta data yang melengkapi serta mempunyai tugas yang menghubungkan manusia dengan perangkat kerasnya (Mulyono, 2007).

- Perangkat komputer

dapat diakses dengan baik.

- Memiliki aplikasi yang bisa mendukung proses pelaporan keuangan.

27

28

Sumber : data primer, diolah 2013

Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

kuantitatif dan kualitatif, dimana data yang diperoleh dibuat persentasinya

kemudian diuraikan dalam bentuk kata-kata yang disusun secara sistematis sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Analisis kuantitatif yang dilakukan melalui:

1. Analisis Deskriptif

Memberikan gambaran mengenai responden yang diambil sebagai sampel

(29)

15

2. Uji Instrumen

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dalam proses pengumpulan

data primer. Dengan demikian, untuk menghasilkan data yang valid dan

reliabel, maka kuesioner yang digunakan harus diuji terlebih dahulu.

Pengukuran validitas di sini menggunakan cara dengan melakukan korelasi

antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel atau konstruk untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Untuk mengetahui valid

apa tidaknya suatu kuesioner, maka bisa dilihat pada kolom Correlated Item

Total Correlation dan bandingkan dengan hasil r tabel, di mana masing – masing indikator dikatakan valid, jika r hitung > r tabel dan bernilai positif

(Ghozali : 2006).

Sedangkan uji reliabilitas di sini menggunakan cara one shot atau

pengukuran sekali saja, disini cara mengukur reliabilitas adalah dengan

melihat Cronbach Alpha, di mana variabel atau konstruksi dikatakan reliabel,

jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali,

(2005) dalam Yuniarti)

3. Analisis Tabulasi Silang

Analisis ini pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yaitu

kolom dan baris. Analisis dilakukan untuk melihat ubungan deskriptif data

yang satu dengan yang lain.

4. Analisis Frekuensi

Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa tinggi dan rendahnya

skala yang digunakan. Ada beberapa tahap dalam menentukannya, yaitu :

 Menentukan nilai rata – rata tiap pernyataan dengan rumus : Skor X Frekuensi

Skor rata – rata =

(30)

16  Menentukan range dengan rumus :

(Max – Min) I =

K (4 – 1) I =

4 I = 0,75 Keterangan :

I = Interval

Max = Nilai Tertinggi, yaitu 4

Min = Nilai Terendah, yaitu 1

K = Jumlah Kelas

Dengan demikian, penilaian atribut yang dimaksud dapat

diklasifikaskan sebagai berikut :

1,00 – 1,75 = Rendah

>1,75 – 2,50 = Sedang

>2,50 – 3,25 = Tinggi

>3,25 – 4,00 = Sangat Tinggi

Langkah – Langkah Analisis

Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan, yaitu :

1. Identifikasi eksistensi dari faktor sumber daya manusia, komitmen, serta

perangkat pendukung dalam keberhasilan pengadopsian sistem Komandan

dengan menghitung frekuensi.

2. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor sumber daya manusia,

komitmen, dan perangkat pendukung dalam keberhasilan pengadopsian

sistem Komandan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ANALISIS

Gambaran umum responden

Gambaran umum responden dalam penilitian ini akan di bahas dalam Tabel di

(31)

17

Tabel 3

Gambaran Umum Responden

Sumber : data primer, diolah 2013

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden yang ada, sebagian

besar responden berjenis kelamin perempuan, usia 45 – 64 tahun, pendidikan

terakhir adalah S1 (Strata satu), jurusan yang diambil pada saat menjalani

pendidikan formal sebagian besar adalah dari non – Akuntansi, periode jabatan

lebih dari satu periode atau lebih dari 44 bulan (>1periode jabatan atau >44

Non-Akuntansi 33 76,75

(32)

18

bulan), dan satuan kerjanya adalah dari DPPKAD (dalam hal ini

non-DPPKAD yang dimaksud adalah bendahara – bendahara yang ada di SKPD).

Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu indikator pernyataan dikatakan valid, jika r hitung > r tabel (0,175)

dan nilainya positif. 0,175 dikarenakan tingkat signifikansinya 0,05. Dengan

demikian, dari 28 pernyataan terdapat 5 pernyataan yang tidak valid, 3

pernyataan terkait faktor sumber daya manusia (pernyataan nomor 10, 11,12)

dan 2 pernyataan terkait faktor komitmen ( pernyataan nomor 4 dan 26).

Sedangkan pernyataan terkait faktor perangkat pendukung semuanya valid.

Hasil uji validitas pernyataan adalah seperti pada Tabel di bawah ini :

Tabel 4 Hasil Uji Validitas

Variabel Corrected

Item-Total Correlation

r Tabel Keterangan

SDM1 1 0,175 Valid

(33)

19

Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan uji Cronbach Alpha menggunakan SPSS. Suatu konstruksi dikatakan reliabel, jika memberikan

nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan setelah menghapus 5 pernyataan yang tidak valid yang hasilnya menunjukkan semua

item kuesioner reliabel, seperti tersaji pada Tabel di bawah ini :

Tabel 5

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan

Sumber Daya Manusia 0,873 Reliabel

Komitmen 0,868 Reliabel

Perangkat Pendukung 0,744 Reliabel

Sumber : Data Primer, yang diolah 2013 PEMBAHASAN

Persepsi responden mengenai eksistensi dari faktor sumber daya manusia,

komitmen, dan perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan di

Pemerintah Kota Salatiga adalah seperti yang tersaji pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6

Rata-rata Persepsi Eksistensi Faktor

Pendukung Dalam Pengadopsian Sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga

Ket SDM Komitmen Perangkat Pendukung Item Rata2 Persepsi Item Rata2 Persepsi Item Rata2 Persepsi

(34)

20

Persepsi Responden Mengenai Sumber Daya Manusia

Tabel 6 menjelaskan bahwa rata – rata persepsi responden mengenai

eksistensi sumber daya manusia adalah sedang. Untuk indikator “tahu” ada 3

item pernyataan, yaitu pernyataan 5 dipersepsikan tinggi, sedangkan untuk

pernyataan 6 dan 7 dipersepsikan sedang. Dengan demikian, dapat

diinterpretasikan pengetahuan responden sudah cukup memadai.

Sedangkan untuk indikator “memahami” dipersepsikan tinggi karena dari

total responden yang ada, sebagian besar mampu menjelaskan manfaat dan

tujuan dari sistem Komandan. Sedangkan untuk pernyataan yang membahas

mengenai indikator “analisis” dipersepsikan sedang karena responden belum

mampu untuk menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan dari SIKD. Hal

ini disebabkan karena dari total responden yang ada, sebagian besar responden

hanya sebatas mengetahui tentang keberadaan dari SIKD. Sedangkan untuk indikator “sintesis“ dipersepsikan sedang karena sebagian besar responden belum mampu mencari solusi untuk mengatasi kelemahan dari SIKD

khususnya sistem Komandan.

Selanjutnya akan dilihat berdasarkan “sikap” dan “keterampilan”, sebagian

besar responden belum bisa menerima apabila ditunjuk untuk melakukan

pekerjaan terkait SIKD dan belum mampu untuk mengambil resiko dalam

pengadopsian sistem Komandan.

Persepsi responden mengenai eksistensi faktor sumber daya manusia

berdasarkan karakteristik responden terlihat jelas pada lampiran 7 yang

menjelaskan bahwa secara keseluruhan responden mempersepsikan faktor

sumber daya manusia sedang. Jika dilihat dari masing – masing karakteristik,

maka responden yang usianya berada pada tahap pemeliharaan (25-44 tahun)

mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang

usianya berada pada tahap pembentukan (45-64 tahun), responden pria

mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden wanita.

Sedangkan untuk responden yang periode jabatannya kurang dari 1 tahun

(35)

21

periode jabatannya lebih dari 1 tahun, responden yang satuan kerjanya

DPPKAD yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

responden yang satuan kerjanya non-DPPKAD, responden yang pendidikan

formalnya sarjana yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

responden yang pendidikan formalnya bukan sarjana (SMA, SMK, DII), dan

responden yang jurusan pendidikan formalnya non-akuntansi mempersepsikan

lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang jurusan pendidikan

formalnya akuntansi.

Persepsi Responden Mengenai Komitmen

Tabel 6 menjelaskan bahwa rata – rata responden mempersepsikan

komitmen adalah tinggi. Jika dijelaskan berdasarkan indikator yang ada, maka

dapat dijelaskan bahwa untuk komitmen dalam menerima tujuan kerja dari

organisasi khususunya unit kerja yang sekarang serta berkomitmen dalam

melakukan tugas dan tanggungjawab sesuai yang dingini organisasi khususnya

unit kerja saat ini, dipersepsikan sangat tinggi karena menurut Ibu Yuni

(Sekretaris DPPKAD sekaligus mantan Kepala Bagian Anggaran) hal ini

disebabkan karena staf DPPKAD khususnya Bagian Akuntansi dan Anggaran

merupakan pegawai negeri sipil sehingga perlu memiliki komitmen yang tinggi

dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Sedangkan untuk komitmen dalam melaksanakan tugas dengan benar,

berkomitmen untuk menerima setiap peraturan yang suda dibuat oleh

Pemerintah Pusat, berkomitmen dalam menggunakan sistem yang baru untuk

menjaga reputasi unit kerjanya, serta berkomitmen untuk melakukan sosialisasi

mengenai sistem Komandan dapat dipersepsikan tinggi. Hal ini disebabkan

karena Pemerintah Daerah diharuskan untuk mengikuti setiap perubahan yang

terjadi.

Persepsi responden mengenai eksistensi faktor komitmen berdasarkan

karakteristik responden terlihat jelas pada lampiran 8 yang menjelaskan bahwa

secara keseluruhan responden mempersepsikan faktor komitmen tinggi. Jika

(36)

22

berada pada tahap pembentukan (45-64 tahun) mempersepsikan lebih tinggi

bila dibandingkan dengan responden yang usianya berada pada tahap

pemeliharaan (25-44 tahun), responden wanita mempersepsikan lebih tinggi

bila dibandingkan dengan responden pria.

Sedangkan untuk responden yang periode jabatannya lebih dari 1 tahun

mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang

periode jabatannya kurang dari 1 tahun, responden yang satuan kerjanya

non-DPPKAD yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

responden yang satuan kerjanya DPPKAD, responden yang pendidikan

formalnya sarjana yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

responden yang pendidikan formalnya bukan sarjana (SMA, SMK, DII), dan

responden yang jurusan pendidikan formalnya non-akuntansi mempersepsikan

lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang jurusan pendidikan

formalnya akuntansi.

Persepsi Responden Mengenai Perangkat Pendukung

Tabel 6 menjelaskan bahwa rata – rata persepsi responden mengenai

eksistensi perangkat pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan adalah

tinggi. Karena menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus mantan

Kepala Bagian Anggaran) dan Bapak Agung (Kepala Bagian Akuntansi)

bahwa perangkat pendukung yang ada, baik lunak maupun keras sudah cukup

memadai dalam mendukung proses pelaporan keuangan daerah terlebih khusus

proses pengadopsian sistem Komandan.

Persepsi responden mengenai eksistensi faktor perangkat pendukung

berdasarkan karakteristik responden terlihat jelas pada lampiran 9 yang

menjelaskan bahwa secara keseluruhan responden mempersepsikan faktor

perangkat pendukung tinggi. Jika dilihat dari masing – masing karakteristik,

maka responden yang usianya berada pada tahap pembentukan (45-64 tahun)

mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang

usianya berada pada tahap pemeliharaan (25-44 tahun), responden wanita

(37)

23

Sedangkan untuk responden yang periode jabatannya kurang dari 1 tahun

mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang

periode jabatannya lebih dari 1 tahun, responden yang satuan kerjanya

non-DPPKAD yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

responden yang satuan kerjanya DPPKAD, responden yang pendidikan

formalnya SMK yang mempersepsikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan

responden yang pendidikan formalnya SMA, DII, dan sarjana, serta responden

yang jurusan pendidikan formalnya akuntansi mempersepsikan lebih tinggi bila

dibandingkan dengan responden yang jurusan pendidikan formalnya

non-akuntansi.

Dengan demikian, tabel 7 dapat menjelaskan mengenai kesimpulan dari rata – rata persepsi responden atas faktor pendukung dalam pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga. Dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 7

Persepsi Responden Atas Faktor Pendukung Pengadosian Sistem Komandan Di Pemkot Salatiga

Variabel Rata- rata Skor Interpretasi

Sumber Daya Manusia 2,39 Sedang

Komitmen 2,94 Tinggi

Perangkat Pendukung 3,04 Tinggi

Total 2,79 Tinggi

Sumber : Data Primer, yang diolah 2013

Dari total keseluruhan persepsi responden atas faktor pendukung dalam

pengadopsian sistem Komandan, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor

pendukung ini memiliki kedudukan yang tinggi. Namun, bila dilihat dari

masing – masing faktor, maka dapat dijelaskan bahwa dari masing – masing

faktor memiliki kedudukan yang berbeda – beda, yaitu sumber daya manusia

(2,39), komitmen (2,94), dan perangkat pendukung (3,04) memiliki kedudukan

(38)

24

Sumber daya manusia dapat dipersepsikan sedang karena menurut Bapak

Agung (Kepala Bagian Akuntansi) bahwa sumber daya yang dimiliki

Pemerintah Kota Salatiga sebagian besar berlatar belakang pendidikan yang

bukan akuntansi dan IT, sedangkan menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD

sekaligus mantan Kepala Bagian Anggaran) bahwa sumber daya yang ada tidak

mempunyai kesadaran diri dalam mencari tahu mengenai setiap perubahan

yang terjadi tanpa di perintah serta belum adanya sosialisasi mengenai sistem

Komnadan.

Sedangkan untuk faktor komitmen dan perangkat pendukung dapat

dikategorikan tinggi karena menurut Ibu Yuni (Sekretaris DPPKAD sekaligus

Mantan Kepala Bagian Anggaran) dan Bapak Agung (Kepala Bagian

Akuntansi) bahwa staf yang ada merupakan pegawai negeri sipil sehingga

diperlukan komitmen yang tinggi dalam menjalani tugas dan tanggungjawab

serta perangkat pendukung yang ada dianggap sudah memadai.

Kekuatan dan Kelemahan Faktor – Faktor Pendukung Dalam Pengadopsian Sistem Komandan

Dari pembahasan di atas, maka dapat dilihat bahwa yang menjadi

kekuatan dari SIKD maupun sistem Komandan itu sendiri adalah dapat

membantu Pemerintah Daerah dalam menyampaikan laporan keuangan yang

dibutuhkan oleh Pemerintah Pusat, misalnya APBD serta memberikan

kemudahan dalam penyampaiannya. Sedangakan kelemahan dari sistem ini

sendiri menurut hasil kuesioner maupun hasil wawancara terbukti bahwa

belum menemui apa yang menjadi kelemahan dari sistem tersebut, hanya saja

sistem ini hanya dipahami oleh Bidang Anggaran. Hal ini juga yang

menandakan bahwa sumber daya manusia dari Pemerintah Kota Salatiga masih

tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari para

pegawai untuk mencari tahu tentang perubahan yang terjadi dan belum adanya

sosialisasi mendalam terhadap para pegawai DPPKAD mengenai sistem

(39)

25

Sedangkan yang menjadi kekuatan dari komitmen DPPKAD adalah

mereka selalu mengikuti dan menerima setiap perubahan yang terjadi karena

itu sudah menjadi tugas dan tanggungjawab yang harus mereka jalani.

Sedangkan yang menjadi kelemahan dari komitmen adalah belum adanya blue print dan anggaran untuk pelaksanaan proses sosialisasi mengenai sistem Komandan terhadap para pegawainya.

Ada juga kekuatan dari perangkat pendukung yang dimiliki Pemerintah

Kota Salatiga, adalah perangkat yang dimiliki sudah memadai dan dapat

membantu proses pengadopsian sistem Komandan, sedangkan yang menjadi

kelemahannya adalah karena pengaruh dari kurangnya sumber daya yang ada,

maka itu sangat mempengaruhi proses penggunaan perangkat pendukung yang

ada.

Kesimpulan

Berdasarkan uji crosstab yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dari total responden yang ada, sebagian besar responden yang mempersepsikan

aspek sumber daya manusia sedang adalah responden wanita yang berusia

25-44 tahun, periode jabatannya > 1 tahun, satuan kerjanya ada DPPKAD maupun

non-DPPKAD, pendidikan formalnya sarjana, dan jurusan pada pendidikan

formal adalah non-akuntansi.

Sedangkan untuk aspek komitmen dan perangkat pendukung sebagian

besar responden yang mempersepsikan tinggi adalah responden wanita dengan

usia 45-64 tahun, periode jabatan > 1 tahun (untuk komitmen) dan < 1 tahun

(untuk perangkat pendukung, satuan kerjanya non-DPPKAD, pendidikan

formalnya sarjana (untuk komitmen) dan SMK (untuk perangkat pendukung)

serta jurusan pada pendidikan formal adalah non-akuntansi (untuk komitmen)

dan jurusan akuntansi (untuk perangkat pendukung).

Persepsi staf Pemkot Salatiga mengenai keberadaan faktor – faktor

pendukung adopsi sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga cukup

memadai karena :

 sumber daya manusia dinilai sedang

(40)

26

Faktor sumber daya manusia dinilai sedang pada beberapa indikator yang

berdasarkan hasil konfirmasi dengan pejabat terkait hal ini diduga berkaitan

dengan kurangnya kesadaran sendiri dari staf untuk memutahirkan informasi

tentang perubahan sistem pelaporan keuangan serta latar belakang pendidikan

yang sebagian besar non-Akuntansi.

Keterbatasan Penelitian

Penilaian keberadaan komponen pendukung adopsi Sistem Komandan

dalam penelitian ini hanya dinilai berdasarkan persepsi responden sehingga

dapat menjadi bias terhadap kondisi sesungguhnya. Disamping itu pengisian

kuesioner sebagian tidak ditunggu sehingga ada kemungkinan kuesioner diisi

oleh pihak lain atau terjadi yang akan mendistorsi data.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan fenomena yang terjadi,

tampak bahwa masih ada beberapa Pemerintah Daerah yang belum

menggunakan sistem Komandan. Namun, salah satu Pemerintah Daerah yang

sudah menggunakan sistem tersebut adalah Pemerintah Kota Salatiga. Proses

pengadopsian sistem Komandan di Pemerintah Kota Salatiga didukung dengan

faktor sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung yang sudah

cukup memadai. Hal ini juga terbukti dengan penelitian sebelumnya yang

mengatakan bahwa ketiga faktor ini mempunyai pengaruh yang signifikan

dalam pengimplementasian suatu sistem.

Saran

1. Untuk Pemerintah Kota Salatiga, Eksistensi faktor pendukung adopsi

Sistem Komandan pada Pemerintah Kota Salatiga telah memadai namun,

untuk kondisi sumber daya manusia yang masih dikategorikan sedang

diharapkan untuk dilakukannya sosialisasi mengenai sistem Komandan

untuk pihak – pihak yang terakit khususnya DPPKAD.

2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk tidak melihat dari penilaian

(41)

27

DAFTAR PUSTAKA

Azhar. 2006. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri No.13 pada Pemerintah Kota Banda Aceh”.Tesis. Program Pasca Sarjana USU : Medan.

Asriani Dinda. 2009. “Analisis Kesiapan Pegawai DJKN untuk Penerapan Balance Scorecard Melalui Multidimensional Kesiapan. FE UI. Hal. 6.

Creswell, J. W. 2010. Research Design: P endahuluan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Versi Terjemahan). Penerbit Pustaka Pelajar.

Ghozali Imam H. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Cetakkan IV. Jakarta.

Koeswandari Retno. 2011. “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Supervisi Keperawatan Berbasis Komputerisasi Terhadap Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna Informasi Supervisi Keperawatan di RSUP Dr

Sardjito Yogyakarta”. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan, Program Magister Ilmu Kesehatan Depok. : Jakarta.

McLeod. R. 1996. Sistem Informasi Manajemen; Studi Informasi Berbasis Komputer. Terjemahan. PT. Prenhalindo.

Mulyono, S. 2007. “Struktur Hardware Komputer”, Jurnal Struktur Komputer, Vol3, No.1, Hal 6-7.

Nawawi, Hadari H dan Martini HM. 2004. “Kepemimpinan Yang Efektif, cetakan keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(42)

28

Notoatmodjo, S. 2005. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Jakarta, Rinda Cipta, Hal 88-92.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PP Nomor

56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 46/PMK.02/2006 yang telah dilakukan

perubahan dengan PMK Nomor 04/PMK.07/2011 tentang Tata Cara

Penyampaian Informasi Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan

Daerah.

Matindas R., 2002, “Manajemen SDM Lewat Konsep Ambisi, Kenyataan, dan Usaha”, Edisi II Grafiti, jakarta.

Sarwono, S. 2003. “Sosiologi Kesehatan, Konsep dan Aplikasinya”. Gajah Madah Uiversity. Press : Yogyakarta.

Setyawan. 2006. “Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar”. Tesis yang diunduh dari

http://repository.unand.ac.id/502/.

Simanjuntak Heris B. ( 2005 ). Jiwasraya Magazine., Edisi Nopember.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabet, Bandung.

Sulani Aldiani, 2009. “Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan PP No. 24 Tahun 2005 pada Pemerintahan Kabupaten Laubahan Batu.

(43)

29

Surat Edaran Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor SE-03/PK/2011

tentang Tata Cara Teknis Penyampaian Informasi Keuangan Daerah

Melalui Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional SIKD

(Komandan SIKD).

Warisno, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Wijayanti R, 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Implementasi Sistem SAI (survey pada Kementrian Sosial RI)”. Jurnal Akuntansi Bisnis.

Winda. 2011. “Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Pada

Badan Kepegawaian Daerah Kota Padang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.

(44)

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yusthina Gutreda Wakim

Tempat/Tanggal Lahir : Nura, 3 Juni 1990

Nim : 232009085

Alamat Asal : Jalan Haruhun, Ambon

Judul Skripsi : Eksistensi Faktor – Faktor Pendukung dalam

Pengadopsian Sistem Komandan di Pemerintah

Kota Salatiga

Riwayat Pendidikan : SD Kristen Latalola Besar, Lulus Tahun 2002

SMP Negeri 4 Ambon, Lulus Tahun 2006

SMA Xaverius Ambon, Lulus Tahun 2009

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga,

Lulus Tahun 2013

Riwayat Organisasi : Anggota Bidang Organisasi, HMP Kelompok

Studi Akuntansi (Periode 2010 – 2011).

Koordinator Bidang Organisasi, HMP Kelompok

Studi Akuntansi (Periode 2011 – 2012).

Anggota Kelompok Bakat Minat VolyUKSW

(2011 sampai sekarang).

Anggota Kelompok Bakat Minat Voly FEB

(Periode 2011 – 2012).

(45)

31

Sekretaris dan Bendahara Satgas Kunjungan ke Kantor Akuntan Publik “Deloitte” (11 Mei 2011).

Sekretaris dan Bendahara Satgas Kunjungan ke

Bapepam-LK (12 Mei 2011).

Seksi Konsumsi Panitia Kuliah Umum BRI 2011

(5 Oktober 2011).

Ketua Panitia Malam Keakraban HMP Kelompok Studi Akuntansi “Action” 2012. (11 – 12 Februari 2012).

Wali Panitia Malam Keakraban FEB “LEGEND”

(46)
(47)

33

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

“EKSISTENSI FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG DALAM

PENGADOPSIAN SISTEM KOMANDAN DI PEMDA KOTA SALATIGA”

Kuesioner ini saya buatkan semata-mata hanya untuk kepentingan

penelitian sebagai tugas akhir dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika

dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.

Sebelumnya ijinkan saya menjelaskan sedikit tentang SIKD. SIKD

merupakan singkatan dari Sistem Informasi Keuangan Daerah. Sistem informasi

yang sering digunakan oleh Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan SIKD, yaitu

SAKD (Sistem Akuntansi dan Keuangan Daerah) dan SIMDA (Sistem Informasi

Manajemen Daerah). Tahun 2010 Pemerintah Pusat mengeluarkan suatu SIKD

yang baru yang disebut Sistem Komunikasi dan Manajemen Data Nasional

(Komandan), untuk membaca data elektronik yang merupakan output dari SIKD.

Penelitian ini merupakan upaya untuk memahami eksistensi sistem Komandan

dan faktor – faktor pendukung di Pemkot Salatiga. Atas kesediaan Bapak/Ibu

untuk mengisi kuesioner ini, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Bapak/Ibu diminta untuk memberikan jawaban dengan memberi tanda tick

mark (√) pada kolom yang sudah tersedia, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama (boleh tidak diisi) :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : Perempuan Laki – laki

Perempuan

4. Lama Bekerja di SKPD :

(48)

34

6. Pendidikan formal terakhir : SMA

D III

Sarjana

7. Jurusan yang diambil pada pendidikan formal :

Akuntansi Non - Akuntansi

II.MATERI KUESIONER

NO PERNYATAAN

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1 Saya sangat menerima maksud dan tujuan dari keberadaan unit kerja saya saat ini.

2 Saya berkomitmen untuk melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada saya oleh unit kerja saya sekarang ini.

3 Saya dapat melaksanakan setiap tugas di unit kerja saya sekarang ini dengan benar.

4 Saya merasa bangga dengan unit kerja saya sekarang ini sehingga sangat disayangkan jika saya dipindahkan ke unit kerja yang lain.

5 Saya mengetahui adanya sistem dalam pengumpulan data keuangan secara nasional (SIKD).

6 Saya mengetahui bahwa di Pemkot Salatiga Sistem Komandan SIKD belum diterapkan dan masih dalam proses sosialisasi.

7 Saya mengetahui bahwa sistem Komandan merupakan bagian dari SIKD.

(49)

35

9 Saya bisa menerima setiap perubahan di unit kerja saya sekarang ini.

10 Saya telah memahami proses pengoperasian SIKD khususnya Sistem Komandan dengan baik.

11 Saya mampu menjelaskan proses penggunaan SIKD khususnya sistem Komandan.

12 Saya dapat menjelaskan kekuatan dari SIKD khususnya sistem Komandan.

13 Saya dapat menjelaskan kelemahan dari SIKD khususnya sistem Komandan.

14 Saya memiliki solusi untuk mengatasi kelemahan dari SIKD khususnya sistem Komandan.

15 Saya memahami manfaat dan tujuan dari sistem Komandan.

16 Saya bersedia bila ditunjuk untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan SIKD khususnya sistem Komandan.

17 Saya mampu mengambil resiko dalam adopsi sistem Komandan.

18 Pimpinan DPPKAD berkomitmen untuk menggunakan sistem yang baru.

19 DPPKAD berkomitmen menggunakan SIKD yang baru untuk menjaga reputasi unit kerjanya.

20 DPPKAD setuju untuk menerapkan SIKD yang baru untuk mendukung program Pemerintah Pusat.

(50)

36

Lampiran 3 Materi Wawancara

1. Apakah sistem Komandan merupakan bagian dari SIKD?

2. Apa kelebihan dan kelemahan dari sistem Komandan SIKD?

3. Bagaimana komitmen DPPKAD dalam mengadopsi sistem Komandan?

4. Bagaimana sumber daya manusia dalam proses pengadopsian sistem

Komandan?

5. Apakah perangkat dan aplikasi yang ada dapat membantu proses

pengadopsian sistem Komandan?

6. Apakah bersedia untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan

sistem Komandan?

22 DPPKAD hendak melakukan adopsi sistem Komandan sebagai bentuk penghargaan terhadap SIKD.

23 DPPKAD memiliki program untuk melakukan sosialisasi intensif tentang sistem Komandan.

24 DPPKAD telah mengalokasikan dana untuk pembiayaan sosialisasi sistem Komandan.

25 Tersedia anggaran untuk melengkapi perangkat pendukung SIKD.

26 Saya bangga pada unit kerja saya sekarang ini dengan adanya perangkat pendukung yang lengkap dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawab saya.

27 Perangkat komputer (software dan hardware) yang ada di unit kerja saya dapat diakses dengan baik.

(51)
(52)

38

Lampiran 5

Uji Validitas dan Reliabilitas

(53)

39

Correlation .277 .451

**

.575** .650** .772** .524** .748** 1 Sig. (2-tailed) .073 .002 .000 .000 .000 .000 .000

N 43 43 43 43 43 43 43 43

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Correlation 1 .525

(54)

Gambar

Tabel 3 Gambaran Umum Responden ...........................................................................
Tabel 1 Gambaran Responden Penelitian
Tabel 2 akan menjelaskan mengenai definisi pengukuran serta indikator empirik
Gambaran Umum Responden
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian singkat ini, diperoleh rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana karakteristik dan pemodelan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera

Kemampuan fisik mempunyai uji t yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel kemampuan fisik

Hasil observasi di lapangan dengan pemakai produk yaitu anak tunagrahita mampu latih di SLB/C Arrahman telah menyiapkan kartu kosakata sebagai media untuk meningkatkan kemampuan

Kalau dilihat dari padatnya mata pelajaran yang telah diberikan kepada siswa SLTP dan SLTA sudah begitu banyak, maka konsep kesetaraan gender ini sebaiknya terintegrasi,

Dalam penjilidan kembali bahan pustaka atau buku pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di lakukan dengan menggunakan lem.. Penjilidan dengan menggunakan paku dan hekter

Bila dibandingkan dengan kandungan karbon organik dan nitrogen total pada serbuk gergaji tusam awal (kontrol), maka pada kedua perlakuan TK dan TT terjadi penurunan C, N dan

Hipotesis hasil analisis regresi linier berganda ditemukan bukti bahwa jenis usaha tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha, oleh karena itu, hasil ini dapat