• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMP KELUARGA SIAMBATON NAPA: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIS SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIK PADA SISWA KELAS IX SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SMP KELUARGA SIAMBATON NAPA: PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIS SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIK PADA SISWA KELAS IX SMP"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 1

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIS SEDERHANA

DALAM PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIK PADA SISWA

KELAS IXF SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA TAHUN 2014

Oleh :

ARFIANI BABAY

Disusun dalam Rangka Mengikuti Simposium Guru tingkat Nasional Tahun 2015

SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA

(2)
(3)
(4)
(5)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 4 ABSTRAK

ARFIANI BABAY. 2015. Penggunaan Alat Peraga Praktis Sederhana dalam Pembelajaran Listrik Dinamik pada Siswa Kelas IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa Tahun 2014.

Kata Kunci: Alat Peraga Praktis Sederhana, Pembelajaran Listrik Dinamik.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan dilapangan yang menggugah hati penulis untuk melakukan satu terobosan baru. Tuntutan kurikulum untuk membelajarkan IPA dengan mengaitkan materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari belum sepenuhnya terlaksana. Selain itu pembentukan karakter sebagai output dari setiap pembelajaran juga belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini terjadi karena para siswa terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau kemampuan berpikirnya. Partisipasi aktif di lapangan belum optimal dan kegiatan belajar mengajar cenderung monoton dan tidak menarik sejumlah siswa. Pada umumnya siswa bersikap pasif, tidak mengetahui bagaimana berpartisipasi aktif dan berinteraksi satu dengan yang lain.

Kegiatan pengembangan karya inovasi ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar melalui penggunaan alat peraga praktis sederhana dalam pembelajaran listrik dinamik pada siswa kelas IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tahun 2014, (2) mengetahui peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar selama pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana dalam pembelajaran listrik dinamik, (3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan alat peraga praktis sederhana dalam pembelajaran listrik dinamik.

(6)
(7)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam interaksi belajar mengajar seorang guru sebagai pengajar akan berusaha secara maksimal menggunakan berbagai ketrampilan dan kemampuannya agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Soetomo (1993:10) menyatakan bahwa,” Proses belajar mengajar itu belum dapat dikatakan berakhir kalau anak belum dapat belajar dan belum mengalami perubahan tingkah laku.”

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Perubahan tingkah laku diartikan perubahan yang mencakup tiga aspek yakni aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif. Kenyataan yang sering ditemukan saat proses pembelajaran berlangsung di SMP Negeri 4 Sungguminasa adalah guru mempunyai anggapan lain, guru merasa sudah berakhir proses belajar mengajarnya apabila sudah menjelaskan semua materi yang berkaitan dengan materi maupun pokok bahasan dan tujuan pembelajaran, sedangkan perubahan tingkah laku dan kemampuan memahami konsep belum diperhatikan.

Permasalahan dalam proses pembelajaran IPA yang sering ditemukan di SMP Negeri 4 Sungguminasa adalah para siswa terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau kemampuan berpikirnya. Partisipasi aktif di lapangan belum optimal dan kegiatan belajar mengajar cenderung monoton dan tidak menarik sejumlah siswa. Pada umumnya siswa bersikap pasif, tidak mengetahui bagaimana berpartisipasi aktif dan berinteraksi satu dengan yang lain. Sedangkan aktualisasi diri maupun tingkat kemampuan menalar maupun memahami konsep belum diperhatikan.

(8)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 2 merupakan siswa terpandai di kelasnya. Padahal aktualisasi diri maupun kemampuan menalar memiliki peran penting dalam kesuksesan siswa untuk dapat memahami dan memaknai konsep pembelajaran yang berlangsung. Jika guru mengetahui kemampuan yang dimiliki siswanya maka akan diketahui apakah siswa telah mempunyai ketrampilan atau pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran dan sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang akan disajikan. Jika guru mengetahui kemampuan setiap siswanya maka guru akan dapat merancang pembelajaran dengan baik, sebab apabila siswa diberi materi yang telah diketahui maka mereka akan merasa bosan. Melalui aktualisasi diri maka tingkat partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran akan tinggi.

Adapun hasil belajar IPA kelas IXF kurang memuaskan dikarenakan metode pembelajaran yang dipergunakan kurang tepat, fasilitas pembelajaran IPA khususnya konsep-konsep fisika kurang memadai dan tidak mencukupi jumlah siswa, perkembangan penalaran siswa beragam, masih banyak guru saat pembelajaran berlangsung menampilkan sosok yang angker. Akibatnya siswa tidak menyukai mata pelajaran IPA terutama bagian-bagian penerapan matematis yang dianggapnya sulit, abstrak, rumit dan penuh rumus matematis. Jika ditinjau dari kemampuan menalar maka keberadaan kemampuan menalar siswa SMP Negeri 4 Sungguminasa pada umumnya berada pada tingkat kemampuan menalar sedang dan rendah sehingga rata-rata hasil belajar IPA kurang dari 75. Sedangkan jika ditinjau dari tingkat partisipasi aktif siswa saat proses pembelajaran berlangsung masih belum optimal. Untuk itu perlu di cari solusi dalam memperbaiki hasil belajar siswa walaupun tingkat kemampuan menalarnya tidak tinggi, salah satu solusinya adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek.

(9)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 3 atau ide-ide yang sudah dikenal atau dipahami ke konsep yang belum dipahami. Sedangkan bagi siswa dengan daya nalar tinggi, hasil belajar dapat ditingkatkan melalui pendekatan proyek yakni pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan berpusat pada siswa. Melalui pembelajaran pendekatan proyek, siswa beraktivitas dalam belajar baik belajar mandiri, belajar obyek, maupun belajar dengan teman untuk melakukan proyek bersama dalam membuat, merakit, atau memodifikasi peralatan percobaan untuk dipresentasikan di depan kelas.

Berdasarkan fakta dan permasalahan di atas maka kemampuan menalar siswa perlu diperluas dan partisipasi siswa perlu dioptimalkan secara aktif agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Penelitian ini berupaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar pada konsep listrik dinamik kelas IXF dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek. Diharapkan melalui pendekatan tersebut dapat diketahui besarnya peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar siswa meningkat.

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis mencoba sebuah inovasi dalam pembelajaran dengan judul: “ Penggunaan Alat Peraga Praktis Sederhana dalam Pembelajaran Listrik Dinamik pada Siswa Kelas IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar melalui penerapan pendekatan analogi proyek pada siswa kelas IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tahun 2014.

2. Bagaimana peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar selama pembelajaran dengan pendekatan analogi proyek.

(10)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 4 C. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar melalui penerapan pendekatan analogi proyek pada siswa kelas IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tahun 2014.

2. Untuk mengetahui peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar selama pembelajaran dengan pendekatan analogi proyek.

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan analogi proyek.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

a. Menanamkan konsep secara efektif.

b. Upaya memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal.

c. Memperkaya wawasan dan memberi konstribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Upaya merancang suatu model/pendekatan/metode pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. b. Upaya merancang suatu media pembelajaran yang menarik untuk

meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa dalam proses pembelajaran IPA.

(11)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 5 BAB II

KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa pada saat proses pembelajaran ataupun diakhir/setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar ini diperoleh dari penilaian guru terhadap siswa melalui serangkaian kegiatan pembelajaran dan evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran (Pudjiastuti, 2007).

Penilain hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Melalui kegiatan inilah guru, mengamati siswa baik dalam proses yang dikenal dengan penilaian Authentic Assessment atau setelah proses pembelajaran yang dikenal dengan penilaian hasil belajar.

Menurut Kingsley, hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima pengalaman belajar. Ada tiga macam hasil belajar, yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) Pengetahuan dan pengertian, (c) Sikap dan cita-cita.

Penilaian hasil belajar siswa yang dinilai oleh guru, meliputi tiga aspek yaitu : aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Jadi dalam proses pembelajaran, seorang guru apabila ingin melihat hasil belajar siswa apakah berhasil atau tidak, maka harus memperhatikan ketercapaian ketiga aspek tersebut.

B. Partisipasi Aktif Siswa dalam Pembelajaran IPA

(12)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 6 partisipasi aktif adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan keikutsertaan, peran serta (Departemen Pendidikan Nasional,2000). Menurut Adjid dalam Soetomo (1993) partisipasi adalah,”Manifestasi dari perilaku seseorang atau sekelompok masyarakat dalam mewujudkan peranannya sesuai dengan harapan dari masyarakat yang melakukan tindakan sosial untuk mencapai tujuan tertentu.” Adapun hakikat IPA meliputi empat unsur utama, yaitu:

a). sikap yaitu rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang dapat menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; b). proses yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; c) produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum dan d) aplikasi yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.(Departemen Pendidikan Nasional, 2007).

Berdasarkan uraian tersebut maka sikap siswa yang selalu ingin tahu dan partisipasi aktif setiap siswa perlu dikembangkan sehingga IPA bersifat open ended dan proses pembelajaran IPA khususnya pada konsep fisika keempat unsur dapat muncul, siswa mengalami proses pembelajaran yang utuh sesuai dengan makna dari pembelajaran IPA. Dengan demikian siswa memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah dan metode ilmiah. Adapun pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat optimal dan berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sedangkan partisipasi aktif berhubungan dengan teori belajar sosial, menurut Albert Bandura dalam Dahar (1989:27) menyatakan bahwa,”Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional.” Dengan demikian dalam teori belajar sosial penjelasan-penjelasan reinforsemen eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal dipergunakan untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.

(13)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 7 berpartisipasi aktif sehingga siswa terbantu dalam memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitarnya dengan mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian dalam interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lainnya.

Dengan demikian melalui pendekatan analogi proyek siswa yang memiliki tingkat kemampuan menalar tinggi, sedang dan rendah dapat terkondisikan secara kondusif saat proses pembelajaran berlangsung sehingga semua siswa berpartisipasi aktif, mengerti konsep fisika yang abstrak menjadi real yang akhirnya pembelajaran dapat menyentuh semua siswa dengan menyenangkan. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi adalah mengembangkan kemampuan menalar, berpikir sistematis dan berpartisipasi aktif. Hal ini berarti, saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan deklaratif berupa fakta, konsep, prinsip, hukum tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedural berupa cara memperoleh informasi, cara sains dan tehnologi bekerja, kebiasaan bekerja ilmiah, dan ketrampilan berpikir.

Jadi kegiatan pembelajaran yang berlangsung adalah kegiatan yang memfokuskan pada penemuan dan pengolahan informasi meliputi kegiatan mengamati, mengukur, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasi, memecahkan masalah, mengembangkan pengetahuan yang menyangkut kerja ilmiah dan pemahaman konsep serta aplikasinya.

C. Pendekatan Analogi Proyek dan Kemampuan Menalar

(14)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 8 kemampuan menalar adalah kemampuan berpikir siswa dalam menghubungkan konsep materi yang satu ke konsep materi yang lain (Alqudsiyy, dalam Sudrajat 2008).

Berdasarkan uraian tersebut maka dalam mempelajari konsep-konsep IPA melalui pendekatan analogi proyek, siswa dapat mengaitkan pengetahuan baru yang didapat, mengaitkan konsep IPA yang abstrak menjadi nyata, mengaitkan pengalaman berkolaborasi dengan teman untuk membuat proyek bersama yang selanjutnya peristiwa tersebut disimpannya di dalam otak dan diasimilasikan pada subsumber-subsumber relevan yang telah ada dalam stuktur kognitif yang ada dalam diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Ausubel dalam Dahar (1989:112),”Belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan suatu informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.” Dengan berlangsungnya belajar, dihasilkan perubahan-perubahan dalam sel-sel otak, terutama sel-sel yang telah menyimpan informasi yang mirip dengan informasi yang sedang dipelajari.

Sedangkan fokus dari pendekatan analogi adalah membantu guru dalam memberi informasi dan penjelasan konsep, terutama konsep-konsep yang bersifat abstrak. Konsep-konsep abstrak adalah konsep yang datang dari imajinasi keilmuan yang dapat dijelaskan secara teoritis, seperti dalam pembelajaran konsep-konsep atom, molekul, energi dan listrik. Siswa tidak dapat melihat atom secara langsung namun mereka dapat melihat benda fisik seperti bola dengan berbagai ukuran. Guru dalam menjelaskan konsep atom dalam beberapa hal seperti sebuah bola yang sangat kecil.

(15)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 9 analogi perlu dijelaskan kepada siswa agar tidak menimbulkan miskonsepsi terhadap suatu konsep.

Adapun gabungan analogi dan proyek menjadikan suatu pendekatan pembelajaran yang inovatif. Hal ini dikarenakan melalui pendekatan analogi, konsep IPA yang abstrak menjadi nyata bagi siswa sedangkan melalui pendekatan proyek siswa dapat berkolaborasi dengan teman di dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan pembelajaran saat itu. Sehingga pembelajaran menjadi bermakna karena pembelajaran berpusat pada siswa dan menghasilkan produk nyata.

Dalam mengerjakan proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan. Dengan demikian setiap siswa akan berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh siswa dalam kelompok berupa merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsesus tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

(16)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 10 BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek dilaksanakan guru mengadakan tes awal untuk mengetahui kemampuan menalar dengan bagian 1 merupakan soal analisis pernyataan, soal bagian 2 merupakan analisis cerita dan soal bagian 3 merupakan logika urutan. Berdasarkan data hasil tes kemampuan menalar siswa katagori tingkat kemampuan menalar tinggi ada 8 siswa difungsikan sebagai ketua kelompok, sedangkan siswa dengan kemampuan menalar sedang 22 siswa dan kemampuan menalar rendah 8 siswa difungsikan sebagai anggota.

Setelah siswa di bagi kedalam kelompok selanjutnya siswa melakukan percobaan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS. Guru bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan berikutnya pada akhir pembelajaran siswa mempresentasikan di depan kelas hasil percobaan dan produk nyata yang telah dibuat di dalam kelompoknya. Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan siswa, memberi penguatan pada jawaban dan rangkaian yang benar. Membetulkan dan memberi pengarahan pada jawaban dan rangkaian yang masih salah.

Dari catatan data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Data tes prestasi (aspek kognitif) yakni tes kompetensi listrik dinamik. Rata-rata nilai tes prestasi aspek kognitif adalah 83,26. Data hasil penelitian terlampir. Berdasarkan data ini, prestasi belajar siswa berada di atas batas ketuntasan minimal. Pada umumnya siswa sudah mencapai nilai 75 dan nilai rata-rata prestasi belajar siswa 83,26.

2. Data prestasi belajar siswa aspek psikomotor.

(17)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 11 kegiatan persiapan, kegiatan pendahuluan, kegiatan percobaan maupun kegiatan akhir yang mendekati skor maksimal dan terlihat bahwa jumlah skor yang diperoleh siswa di atas 75. Data hasil penelitian terlampir. 3. Data penilaian aspek afektif.

Berdasarkan data observasi partisipasi aktif perkelompok diperoleh rata-rata nilai 79,88 yang menujukkan bahwa partisipasi aktif siswa perkelompok berada diatas 75%. Sedangkan rata-rata partisipasi aktif siswa per-individu saat pembelajaran berlangsung adalah 25,65. Jika diprosentase terdapat sebanyak 80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa secara individu sudah dapat berpartisipasi aktif secara optimal. Data hasil penelitian terlampir.

4. Data instrumen pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek.

Dari 38 siswa kelas IX.F yang menjawab dan mengikuti petunjuk penskoran yang terdapat pada lembar instrumen diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil instrumen pembelajaran

Skala Jumlah Siswa Prosentase

Tinggi 15 siswa 40%

Sedang 20 siswa 53%

Rendah 3 siswa 7%

Jika dibuatkan grafik akan nampak seperti pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Grafik Hasil Pembelajaran 0

5 10 15 20

(18)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 12 Berdasarkan gambar 4.1 nampak bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek telah mampu menjawab kesulitan pemahaman konsep IPA. Hal ini terlihat bahwa hasil pembelajaran katagori sedang dan tinggi telah mendominansi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek telah membuat siswa lebih dapat menganalogikan konsep IPA yang abstrak ke dalam kehidupan sehari-hari yang lebih konkret. Adapun kegiatan pembelajaran juga lebih efektif dan aktif. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya siswa yang berkatagori sedang dan tinggi.

5. Data berdasarkan catatan lapangan.

Pada pertemuan-pertemuan awal masih banyak siswa yang mondar mandir dan nampak belum nyaman dengan kelompoknya, perhatian siswa masih menyebar dan belum terfokus pada kegiatan pembelajaran, masih ada siswa yang mengetahui bagaimana berpartisipasi aktif dan berinteraksi dengan temannya, kegiatan masih didominasi siswa dengan kemampuan menalar tinggi, tidak semua kelompok membawa peralatan secara lengkap dan pada umumnya siswa masih malu-malu untuk berargumen di depan kelas dan mengungkapkan hasil percobaannya.

(19)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 13 B. Pembahasan

Pembelajaran dengan dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan analogi proyek yang diadopsi oleh penulis dari model pembelajaran berbasis proyek (Projek Based Learning). Dimana model pembelajaran ini melibatkan langsung siswa secara aktif dalam memecahkan masalah, bekerja secara kolaboratif dengan teman kelompoknya untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, melakukan pengkajian, membuat suatu proyek, mensintesis informasi dan menghasilkan karya inovatif yang berfokus pada tujuan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.

Sementara pendekatan analogi proyek yang digunakan penulis adalah pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap pengetahuan baru, serta dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa.

Melalui pendekatan analogi dengan menunjukkan contoh aktual yang ada di lingkungan sekitar siswa melalui alat peraga dapat memvisualisasikan konsep IPA yang abstrak menjadi nyata. Contoh konsep mengenai listrik, siswa tidak dapat melihat aliran listrik karena listrik merupakan hal yang abstrak. Namun dengan menggunakan analogi aliran air, masalah aliran listrik yang abstrak tersebut dapat dikonkritkan sehingga siswa mengerti dengan masalah listrik tersebut.

Sedangkan melalui pendekatan proyek siswa dapat terlibat aktif dalam memecahkan masalah, dapat bekerja secara kolaboratif dengan teman kelompoknya untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, melakukan pengkajian, membuat suatu proyek, mensintesis informasi dan menghasilkan karya inovatif yang berfokus pada tujuan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.

(20)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 14 nyata sesuai dengan prinsip pendekatan analogi proyek. Alat peraga hasil inovasi dan digunakan dalam pembelajaran adalah alat peraga analogi aliran air dan rangkaian listrik hasil kreativitas penulis yang terbuat dari bahan-bahan bekas berupa:

1. Botol air mineral bekas 2. Kran

3. Pipa paralon bekas 4. Kardus bekas

5. Aluminium foil bekas 6. Gagang obat nyamuk bekas.

Contoh alat peraga yang dihasilkan dapat dilihat pada lampiran 13 dokumentasi kegiatan. Dalam penciptaan alat peraga sederhana, proses pembuatanya melibatkan guru dan juga siswa. Pembuatan alat peraga memanfaatkan bahan bekas yang sudah tidak bermanfaat. Hal ini merupakan potensi lingkungan yang murah dan dapat dijadikan alat eksperimen yang sangat bermanfaat dan memiliki arti yang tinggi. Dengan memanfaatkan bahan bekas merupakan inovasi tersendiri dan melatih kepedulian siswa terhadap lingkungan serta mempunyai banyak keuntungan. Hal ini senada dengan pendapat Mujadi (1995:18) bahwa peranan penting alat eksperimen buatan sendiri atau hasil inovasi akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut:

1. Biaya yang diperlukan relatif murah.

2. Siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari. 3. Dapat memvisualisasikan konsep yang abstrak menjadi lebih nyata. 4. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 5. Mendorong terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan

dan alat peraga sebagai sumber belajar.

(21)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 15 siswa agar mampu meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa secara garis besar adalah: 1) Membuat alat peraga analogi aliran air dan rangkaian listrik seri dan paralel. 2) Melakukan praktikum dengan alat peraga yang dibuat. 3) Melakukan kinerja ilmiah berupa: pengamatan, pengumpulan data, dan analisis data. 4) Penyusunan laporan kegiatan praktikum. 5) Melakukan presentasi laporan hasil kegiatan praktikum. Dengan aktivitas langkah tersebut, siswa mampu mengkontruksi pengetahuanya dari pengalaman yang diperoleh dalam praktikum. Sehingga pada akhinya mampu meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa yang keseluruhannya bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan analisa data evaluasi pembelajaran yang dilakukan menunjukkan proses pembelajaran sangat berkesan, siswa sangat kreatif dalam melakukan kinerja ilmiah. Inovasi pembelajaran berupa alat peraga berbasis bahan bekas sangat membantu siswa dalam pembelajaran. Hal positif kaitanya dengan keberhasilan belajar antara lain: 1) Siswa menunjukkan interaksi yang positif terhadap sumber belajar, seperti melakukan praktikum, diskusi, dan mengerjakan laporan kegiatan. 2) Siswa mulai menunjukkan keuletan, kerjasama antar teman, dan mandiri dalam mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3) Secara umum siswa tampak antusias dalam pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya partisipasi aktif siswa, kemampuan menalar yang keseluruhannya bermuara pada meningkatnya hasil belajar.

(22)
(23)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 17 BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Dari analisis data penelitian disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar kemampuan menalar listrik dinamik siswa kelas IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa kabupaten Gowa tahun 2014.

2. Peningkatan partisipasi aktif dan kemampuan menalar siswa mengalami kenaikan secara signifikan, sebanding dengan penggunaan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek. Alat peraga yang digunakan meskipun sederhana tapi mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Dari analisis data angket dan wawancara, siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran yang menggunakan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek. Terbukti dari pendapat dan komentar para siswa yang sangat mendukung dengan memperlihatkan partisipasi aktif, kreatifitas dan motivasi yang besar dalam mengikuti proses pembelajaran, hingga mencapai peningkatan hasil belajar yang menggembirakan.

B. Rekomendasi

1. Penggunaan alat peraga praktis sederhana melalui pendekatan analogi proyek dapat dijadikan sebagai variasi dalam pembelajaran dan benar-benar menyadari tingkat kemampuan menalar siswa.

2. Guru mata pelajaran IPA harus lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran agar materi pelajaran menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, sehingga hasilnya lebih berkualitas.

(24)

Simposium Guru Tk. Nasional Tahun 2015 Page 18 DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Sudarwan. 1989. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Depdiknas. 2007. Pedoman Teknis Pelaksanaan Classroom Action Research (CAR). Jakarta : Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP.

Depdiknas. 2000. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Pudjiastuti dan Deti. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bahan Penataran untuk Peserta Diklat IPS SMP Jenjang Dasar. Malang : PPPPTK.

Sudrajat,Akhmad.2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran, (Online). Tersedia: http://www.psb.psma.org (3 Oktober 2008)

Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cetakan Ke-1. Surabaya: Usaha Nasional.

Suparno, Paul. 2006. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

(25)

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa. Mata Pelajaran : IPA

Kelas : IX

Semester : Ganjil

Tahun Pelajaran : 2014/ 2015 Materi Pokok : Listrik Dinamik

Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator :

1. Menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring dan beda potensial listrik. 2. Membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun paralel. 3. Mengukur dan menggambar arus listrik dan beda potensial dalam bentuk tabel dan grafik.

4. Menentukan hubungan antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian (hukum Ohm). 5. Menjelaskan perbedaan hambatan beberapa jenis bahan (konduktor, semi konduktor, dan isolator). 6. Menentukan besarnya hambatan kawat penghantar.

7. Mendeskripsikankan hukum Kirchoff. I dan menggunakan hukum Kirchoff I untuk menghitung V dan I dalam rangkaian.

8. Menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan paralel.

Pendekatan : ANALOGI PROYEK

I.Pertemuan ke 1 ( 2 jp): Tes penalaran

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1

1. Memberikan pengarahan cara mengerjakan tes penalaran

2. Persiapan tes penalaran. 3. Melaksanakan tes penalaran. 4. Menjelaskan kembali cara

pengumpulan tugas dan pelaksanaan ujian

Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring dan beda potensial listrik.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan

pengantar aliran arus listrik.

Kegiatan Siswa Jam Ke-1:

(26)

1. Siswa melakukan percobaan untuk memahami aliran arus listrik.

2. Siswa menyiapkan alat dan bahan : botol aqua bekas 2 liter 2 buah, selang air, lampu, baterai 2 buah, kabel penghubung .

3. Siswa bersama kelompoknya merangkai botol aqua bekas 2 buah kemudian lubangi dengan ketinggian yang sama. Selanjutnya menghubungkan ke dua botol tersebut dengan selang. 4. Siswa mengisi botol A dengan air lebih tinggi dari botol B.

5. Siswa mengamati aliran air.

6. Selanjutnya untuk memperjelas konsep arus listrik dan beda potensial siswa melakukan percobaan dengan merangkai lampu pijar, 2 buah baterai, kabel penghubung dan saklar sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS.

7. Siswa menemukan analog berupa terjadinya aliran air dan aliran arus listrik.

8. Siswa menemukan peta kesamaan antara air dan listrik dan memasukan kesamaan tersebut dalam tabel.

9. Bersama kelompoknya siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

10. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi pada kegiatan yang telah dilakukan.

* Jika kawat diputus, arus listrik ………., tetapi jika pipa diputus, air akan …………...

Kegiatan Siswa Jam ke-2:

Langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui cara memasang dan membaca hasil pengukuran ampermeter dalam rangkaian listrik.

2. Siswa menyiapkan alat dan bahan :

Saklar, kabel penghantar, baterai 3 buah, lampu pijar 2,5 volt 1 buah, ampermeter. 3. Guru memperkenalkan target tentang kuat arus listrik.

Kuat arus listrik menyatakan jumlah muatan yang bergerak persatuan waktu. Secara matematis kuat arus listrik I = q/ t ,

dimana q = muatan listrik dan t = waktu

4. Bersama kelompoknya siswa menunjukkan adanya analog bahwa debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang lewat dalam suatu tempat atau dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu.

Apabila Q menyatakan debit air dan V menyatakan volume air, sedangkan t adalah selang waktu tertentu mengalirnya air tersebut. Maka hubungan antara ketiganya dinyatakan sebagai berikut: Q = V/t,

dimana V = volume air dalam m3 , t = selang waktu dengan satuan sekon dan Q adalah debit air dengan satuan m3 / sekon.

5. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan dan menemukan ciri-ciri yang relevan pada target dan analog.

* Debit air memiliki kesamaan dengan ……….. * Volume air memiliki kesamaan dengan ………..

* Waktu pada arus listrik yang mengalir memiliki kesamaan dengan selang waktu

mengalirnya ………….

6. Bersama kelompoknya siswa menentukan peta kesamaan antara listrik dan air. 7. Bersama kelompoknya siswa menyimpulkan tentang kegiatan yang telah dilakukan.

Kuat arus listrik menyatakan jumlah …. yang bergerak persatuan …………

8. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi.

Jumlah volume air yang meluap melalui lubang tabung yang memiliki luas penampang lebih

besar luapan airnya lebih banyak , hal ini memiliki kesamaan dengan jumlah …….. yang besar akan menghasilkan ……… yang besar pula.

9 Agar kuat arus yang dipelajari lebih sempurna maka siswa melakukan kegiatan merangkai lampu, kabel, ampermeter, saklar dan baterai untuk menghitung besarnya kuat arus yang mengalir yang ditunjukkan ampermeter.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

(27)

mempresentasikan hasil percobaan arus listrik dan kuat arus listrik.

2. Guru memberikan penguatan pada jawaban yang benar dan membetulkan jawaban yang

Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring

dan beda potensial listrik

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan pengantar tentang saklar.

Bagaimanakah kamu memutus dan menyambung arus listrik di rumahmu?

1. Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui cara kerja saklar.

2. Siswa bersama kelompoknya menyiapkan alat dan bahan :kran air,baterai 2 buah, Lampu 4 buah, Kabel penghubung , saklar

3. Siswa melakukan percobaan dengan kegiatan antara lain: a. Mengamati kran air yang terdapat di sekolahmu.

b. Memutar kran tersebut secara pelan-pelan dan mengamati aliran airnya. c. Menganalogikan kran air di analogikan sebagai saklar.

Jika kran dimatikan maka aliran air akan……….. jika saklar dimatikan aliran listrik akan………….

d. Selanjutnya untuk memahami saklar maka siswa bersama kelompoknya merangkai baterai, lampu, kabel penghubung seperti petunjuk pada LKS.

e. Siswa mengatur posisi saklar pada titik A, titik B dan titik C, kemudian menutuplah saklar secara bergantian (on = 1 dan off = 0), dan mengamati nyala lampu menyala / mati. f. Siswa bersama kelompoknya mengulangi kegiatan beberapa kali dan memasukan hasil

pengamatan ke dalam table.

4. Siswa bersama kelompoknya menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan saklar.

(28)

Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring dan beda potensial listrik.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan

penyegaran dan

Langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan untuk memahami cara kerja sekring.

2. Siswa menyiapkan alat dan bahan: botol aqua bekas dua buah,selang yang bocor atau sedikit sobek, bak air, kawat sekring, sekring.

3. Siswa melakukan percobaan dengan langkah kegiatan sbb:

a. mengisi botol aqua bekas dengan air kemudian melubangi kedua botol dengan ketinggian yang sama.

b. Menghubungkan botol A dengan botol B melalui selang yang sobek. c. Mengamati aliran airnya pada kedua botol tersebut.

d. Siswa mendiskusikan target berupa sekring.

Bagian utama sekring berupa …………

e. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan analog pipa plastik tipis dengan sekring. Pipa plastik tipis ini memiliki ukuan lebih kecil daripada pipa lainnya dan mudah pecah. f. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog.

- Pipa plastik tipis dialiri air besar / kuat akan …….., memiliki kesamaan dengan kawat

sekring akan ………. jika dialiri arus besar.

- Pipa plastik membatasi …………., memilki kesamaan dengan sekring membatasi

……….

g. Siswa bersama kelompoknya menentukan peta kesamaan

AIR LISTRIK

h. Siswa bersama kelompoknya membuat kesimpulan target tentang fungsi sekring.

Jika pipa plastik terputus aliran air ………, jika kawat sekring putus arus listrik ……….

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan sekring.

3.Guru memberikan penguatan pada jawaban yang benar dan membetulkan jawaban yang

Indikator yang harus dicapai siswa: menjelaskan konsep arus listrik, kuat arus listrik, saklar, sekring dan beda potensial listrik.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

(29)

pengantar tentang beda

1. Siswa bersama kelompoknya menyiapkan alat dan bahan: baterai, lampu, kabel penghubung. 2. Siswa bersama kelompoknya melakukan kegiatan dengan langkah sbb:

a Mendiskusikan target tentang beda potensial / sumber tegangan.

b. Merangkai peralatan sumber tegangan / baterai, lampu dan kabel penghubung.

c. Mendiskusikan konsep bahwa arus listrik hanya dapat mengalir jika antara dua titik dalam

suatu penghantar telah terjadi………...

Untuk dapat mengalirkan arus listrik, sumber tegangan harus mengeluarkan ………... d. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan analog sumber tegangan dan pompa air. e. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog.

- Aliran air dari permukaan tinggi ke permukaan rendah memiliki kesamaan dengan arah

arus listrik dari ... ke ………

- Arus listrik dapat mengalir jika ada ………. antara dua titik pada

sebuah rangkaian listrik memiliki kesamaan dengan aliran air dapat mengalir jika jumlah air pada kedua bejana …….Jika sama maka arus ……… atau aliran air

………...

- Arus listrik tidak dapat mengalir dari potensial ………….. ke potensial …………..

memiliki kesamaan dengan aliran air tidak dapat mengalir dari tempat ………. ke tempat …………..

f. Bersama kelompoknya siswa menentukan peta kesamaan

LISTRIK AIR

g. Bersama kelompoknya siswa menyimpulkan tentang target:

Arus listrik dapat mengalir jika pada kedua ujung penghantar terdapat ……….

sedangkan air dapat mengalir jika pada kedua bejana terdapat ………. tinggi air.

h. Siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi.

Arus air menggambarkan arus ………... Pompa air menggambarkan

………... Adapun luncuran air menggambarkan alat listrik. Ketika air ( arus

listrik) melewati luncuran (hambatan) air turun ke potensial lebih ……….

Meskipun jumlahnya sama tetapi tinggi air berkurang. Demikian pula dengan arus listrik, meskipun arusnya sama tetapi tegangannya berkurang. Penurunan tegangan diubah menjadi energi yang digunakan untuk menjalankan arus listrik.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan beda potensial 4.Guru memberikan penguatan

(30)

Indikator: membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun paralel.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan pengantar tentang rangkaian komponen listrik seri dan paralel.

Apa yang terjadi jika lampu disusun seri? Dan bagaimana jika disusun paralel?

Langkah Kegiatan Pembelajaran :

a. Guru memperkenalkan target berupa rangkaian listrik

- Rangkaian listrik terdiri dari baterai, lampu, hambatan dan saklar yang dihubungkan memakai kabel

b. Guru menunjukkan adanya analog berupa rangkaian aliran air.

- Rangkaian aliran air ini terdiri atas pompa, penanda aliran air, saluran penghalang, kran yang dihubungkan memakai pipa.

c Siswa mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog

- Pompa berfungsi menghasilkan beda ………., memiliki kesamaan dengan baterai

yang berfungsi menghasilkan beda ………...

- Penanda aliran air berfungsi mengetahui adanya aliran air, memiliki kesamaan dengan

lampu yang berfungsi mengetahui adanya …………

Saluran penghalang berfungsi membatasi besar / kuat aliran air memiliki kesamaan dengan

hambatan yang berfungsi ……….. kuat arus listrik.

- Kran berfungsi memutus dan mengalirkan air, memiliki kesamaan dengan saklar yang

berfungsi …………. dan mengalirkan arus listrik.

- Pipa berfungsi sebagai tempat mengalirnya air memiliki kesamaan dengan kawat yang

berfungsi sebagai tempat ………...

d. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan peta kesamaan

Air Listrik

e. Bersama kelompoknya siswa menarik kesimpulan tentang target Pada suatu rangkaian listrik :

-. Baterai berfungsi menghasilkan ………. listrik.

-. Lampu berfungsi mengetahui adanya ……… listrik.

-. Hambatan berfungsi mengatur ……….. listrik.

-. Saklar berfungsi ………. dan ……… arus listrik.

-. Kawat berfungsi sebagai tempat mengalirnya ……… listrik. f. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan batas keberlakuan analogi

- Jika kawat diputus arus listrik terhenti, jika pipa diputus aliran air akan tumpah. - Jika saklar ditutup arus listrik akan mengalir, jika kran ditutup aliran air akan terhenti. g. Untuk lebih memahami rangkaian listrik siswa lakukan kegiatan merangkai rangkaian listrik

seri paralel sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS. h. Siswa bersama kelompoknya membuat kesimpulan.

(31)

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan rangkaian listrik. 2.Guru memberikan penguatan pada jawaban yang benar dan membetulkan jawaban yang masih salah.

 Mengukur dan mengambar arus listrik dan beda potensial dalam bentuk tabel dan grafik.

 Menentukan hubungan antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian (hukum Ohm).

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan pengantar tentang rangkaian listrik .

Bagaimana cara merangkai ampermeter dalam rangkaian listrik?

Bagaimana cara merangkai voltmeter dalam rangkaian listrik?

Langkah Kegiatan Pembelajaran :

1. Guru memberi gambaran pada siswa tentang arus air, arus listrik, pompa air, potensial listrik, kran air, dan hambatan untuk mengetahui hubungan antara kuat arus listrik(I) ,beda potensial (V) dan hambatan listrik( R) .

Analogi guru sbb:

arus air menggambarkan arus listrik. Pompa air menggambarkan potensial atau tegangan. Adapun luncuran air menggambarkan alat listrik. Ketika air (arus listrik) melewati luncuran (hambatan), air turun ke potensial lebih rendah. Meskipun jumlahnya sama, tetapi tinggi air berkurang. Demikian pula dengan arus listrik. Meskipun jumlahnya sama tetapi tegangannya berkurang, penurunan tegangan diubah menjadi energi yang digunakan untuk menjalankan alat listrik.

2.. Selanjutnya siswa menyiapkan alat dan bahan seperti: ampermeter, Voltmeter, hambatan geser, Kawat penghantar, Power supply (4 buah baterai), saklar.

3. Kemudian siswa bersama kelompoknya melakukan kegiatan merangkai percobaan hukum Ohm sesuai dengan petunjuk pada LKS.

4. Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi tentang percobaan yang telah dilakukan.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan hukum Ohm beserta grafiknya.

(32)

 Menjelaskan perbedaan hambatan beberapa jenis bahan (konduktor, semi konduktor, dan isolator ).

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan pengantar tentang konduktor dan isolator .

Langkah Kegiatan Pembelajaran :

1. Siswa bersama kelompoknya menyiapkan alat dan bahan

Gelas aqua bekas, galvanometer, kabel penghubung dan bahan bahan yang ada dilingkungan sekitar seperti pada table yang terdapat pada LKS.

2. Selanjutnya siswa melakukan kegiatan berikut:

a. Mengelompokkan bahan-bahan dibawah ini seperti dalam tabel sebagai bahan konduktor, semi konduktor ataukah isolator dengan mengujinya melalui rangkaian yang dihubungkan dengan basicmeter atau galvanometer.

Jika basicmeter atau galvanometer bergerak berarti bahan tersebut bersifat konduktor atau semikonduktor, jika basicmeter diam maka bahan tersebut bersifat isolator.

b. Siswa rangkailah peralatan sesuai petunjuk yang terdapat pada LKS sehingga lampu menyala.

c. Selanjutnya siswa mengganti lampu tersebut dengan bahan-bahan yang akan akan diuji. d. Kemudian mengamati apakah jarum basicmeter bergerak ataukah diam.

e. Selanjutnya memasukkan hasil pengamatan ke dalam table.

f. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan percobaan yang telah dilakukan.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan konduktor dan isolator.

2.Guru memberikan penguatan pada jawaban yang benar dan membetulkan jawaban yang masih salah.

Indikator: Menentukan besarnya hambatan kawat penghantar.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

(33)

Langkah Kegiatan Pembelajaran :

1. Guru menggambarka analogi hambatan yang di alami mobil pada jalan yang halus dan lebar dengan hambatan pada arus listrik.

Perhatikan analogi berikut:

Arus listrik dapat kita pandang sebagai mobil yang sedang melaju. Pada jalan beraspal yang lebar dan halus, mobil lebih mudah melaju dibandingkan pada jalan yang sempit dan kasar. Artinya hambatan yang di alami mobil pada jalan yang halus dan lebar lebih besar hambatannya lebih kecil dibandingkan dengan jalan yang sempit dan kasar. Demikian juga arus listrik. Arus listrik yang mengalir melalui suatu penghantar juga mengalami hambatan.

2. Selanjutnya untuk mengetahui besar hambatan yang di alami oleh kawat penghantar maka siswa melakukan kegiatan pengukuran hambatan kawat penghantar sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan hambatan kawat penghantar. 2.Guru memberikan penguatan pada jawaban yang benar dan membetulkan jawaban yang masih salah.

Mendeskripsikankan hukum Kirchoff. I

Menggunakan hukum Kirchoff I untuk menghitung V dan I dalam rangkaian.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan pengantar tentang hukum kirchoff.

Bagaimanakah nyala lampu yang dipasang searah dan bercabang? Mana yang lebih terang?

Langkah Kegiatan Pembelajaran :

1. Guru menganalogikan sebagai berikut:

Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai. Jika sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian halnya dengan arus listrik. Pada rangkaian tak bercabang, kuat arus di setiap titik penghantar sama. Sedangkan pada sungai yang bercabang dua, banyaknya air yang mengalir pada sungai sebelum bercabang sama dengan banyaknya air yang mengalir pada cabang-cabangnya. Demikian pula dengan arus listrik, jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum Kirchoff 1.

2. Siswa mendiskusikan ciri-ciri relevan pada target dan analog

3. Bersama kelompoknya siswa mendiskusikan peta kesamaan cabang aliran sungai dengan cabang arus listrik pada hukum kirchoff.

(34)

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil percobaan hukum kirchoff.

2.Guru memberikan penguatan pada jawaban yang benar dan membetulkan jawaban yang masih salah.

Menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan parallel

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

1 Pendahuluan Memberikan penyegaran dan pengantar tentang rangkaian seri paralel.

Langkah Kegiatan Pembelajaran :

Siswa melakukan kegiatan :

1. Menggambarkan rangkaian listrik seri paralel di atas kertas warna warni sehingga menunjukkan alur analogi yang jelas!

2. Membuat rangkaian seri paralel dengan angka dan gambar bebas, kemudian menentukan besar hambatan totalnya.

3. Menghitung besar rangkaian seri paralel melalui diskusi kelompok.

No Tahapan Uraian Kegiatan Metode Media

3 Penutup 1.Siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil soal hitungan rangkaian seri paralel. 2.Guru memberikan penguatan pada jawaban yang benar dan membetulkan jawaban yang masih salah.

Kepala SMPN 4 Sungguminasa Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. ABD. RAHMAN ARFIANI BABAY, S.Pd.,M.Pd

(35)

Lampiran 11: Daftar Nilai Siswa

Daftar Nilai Hasil Belajar Aspek Kognitif

NO NAMA NILAI

1 Muh. Reza Dwi Cipta 86

2 Muh. Yusril Natsir 88

3 Muhriawan Rusli 90

4 Mufly Fada Syihab 88

5 Nurfaisal 88

6 Nurul Achmad A 89

7 Sainuddin 95

8 Wildam Nur 97

9 Yudhistira Aindy Tri 96

10 Agung Mulyawan 86

11 Andi Arianto 80

12 Andi Muhammad S 80

13 Dody Reynaldy 80

14 Firmansyah Shihab 88

15 Gusti Andi Pangestu 78

16 Imran Suardi 79

17 Irjan Sahputra 82

18 Ami Fajrianti Mustam 82

19 Hindriana 87

20 Jovanka 83

21 Juharni 78

22 Lia Marlina 79

23 Nur Madya Juliani 84

24 Nur Mareta Hartanti 84

25 Nurhikma 84

26 Putri Siradjuddin 85

27 Rahma F. Awalia 85

28 Rahmawati S 84

29 Rr. Sri Mira Ayu Utami 82

30 Sulazmi Pratiwi 86

31 Surya Sutriana 78

32 Wahdaniyah Nur 79

33 Amran Maulana 76

34 M. Hari Rizaldi R 76

35 Kasri Ayu 76

36 Meana Dewi Assafa 76

37 Fitirani 75

38 Helpianti Nur A 75

(36)

Daftar Nilai Hasil Belajar Aspek Psikomotor

NO NAMA Persiapan Pendahuluan Kegiatan

(37)

Data Partisipasi Aktif Siswa (Aspek Afektif)

NO NAMA Skor yang diperoleh

1 Muh. Reza Dwi Cipta 30

2 Muh. Yusril Natsir 31

3 Muhriawan Rusli 30

4 Mufly Fada Syihab 30

5 Nurfaisal 28

6 Nurul Achmad A 27

7 Sainuddin 24

8 Wildam Nur 25

9 Yudhistira Aindy Tri 27

10 Agung Mulyawan 27

11 Andi Arianto 27

12 Andi Muhammad S 27

13 Dody Reynaldy 27

14 Firmansyah Shihab 27

15 Gusti Andi Pangestu 23

16 Imran Suardi 25

17 Irjan Sahputra 24

18 Ami Fajrianti Mustam 24

19 Hindriana 23

20 Jovanka 30

21 Juharni 29

22 Lia Marlina 28

23 Nur Madya Juliani 24

24 Nur Mareta Hartanti 24

25 Nurhikma 24

26 Putri Siradjuddin 25

27 Rahma F. Awalia 25

28 Rahmawati S 24

29 Rr. Sri Mira Ayu Utami 22

30 Sulazmi Pratiwi 23

31 Surya Sutriana 28

32 Wahdaniyah Nur 29

33 Amran Maulana 21

34 M. Hari Rizaldi R 23

35 Kasri Ayu 24

36 Meana Dewi Assafa 24

37 Fitirani 22

38 Helpianti Nur A 20

(38)

Partisipasi Siswa Per-kelompok

Nama Kelompok Skor Yang Diperoleh Prosentase Partisipasi

Amper 24 50%

Basicmeter 38 79%

Coulomb 40 83 %

Dinamo 40 83 %

Faraday 45 94%

Elektromagnet 40 83%

Galileo 45 94%

Hambatan 35 73%

RATA-RATA 38.38 79.88 %

Tingkat Partisipasi Aktif Siswa

No Katagori Partisipasi Aktif Jumlah Siswa

1 Tinggi 30 siswa

2 Sedang 8 siswa

3 Rendah 0 siswa

Hasil Instrumen Pembelajaran dengan pendekatan analogi proyek

Skala Jumlah Siswa Prosentase

Tinggi 15 siswa 40%

Sedang 20 siswa 53%

(39)

Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Contoh Alat Peraga

Alat peraga analogi aliran air hasil karya siswa Terbuat dari botol aqua bekas

Contoh rangkaian sederhana dibuat dari kardus bekas sebagai papan rangkaian, Aluminium foil bekas sebagai penghantar pengganti kabel dan

Gagang obat nyamuk sebagai saklar

Gagang obat nyamuk Kardus

(40)
(41)

(42)

Memeriksa lampu dan baterai yang masih berfungsi dengan menggunakan aluminium foil pengganti kabel sebagai penghantar

(43)

Siswa menyusun rangkaian

Hore …….. Berhasil

(44)

BIO DATA PENELITI

1 N a m a ARFIANI BABAY, S.Pd., M.Pd

2 N I P 19741210 199903 2 007

3 Jabatan Guru Pembina

4 Pangkat/Gol.Ruang Pembina. IV/a

5 Tempat dan tgl.lahir Bolang Itang, 10 Desember 1974

6 Jenis kelamin Perempuan

7 Agama Islam

8 Mata pelajaran yang diajarkan Ilmu Pengetahuan Alam

9 Masa kerja guru 14 tahun 01 bulan

10 Judul Penelitian Penggunaan Alat Peraga Praktis Sederhana dalam Pembelajaran Listrik Dinamik pada Siswa Kelas IXF SMP Negeri 4 Sungguminasa Tahun 2014

11 Pendidikan terakhir S2 (Magister)

12 Fakultas/Jurusan PMIPA/Fisika

13 Status perkawinan Kawin

14 Sekolah Lapangan Syekh Yusuf No. 3

Sungguminasa

Perumahan Graha Mawang Asri Blok AC2/5 Mawang Somba Opu

a. Pengurus Majelis Ta’lim Mesjid Baburrahman Kelurahan Mawang

b. Pengurus Taman Pendidikan Al-Quran Mesjid Baburrahman Kelurahan Mawang

c. Pengurus MGMP IPA Wilayah 1 Kab. Gowa.

(45)

18 Prestasi yang pernah diraih 1. Finalis Simposium Guru Tingkat Provinsi Sul-Sel 2005 2. Juara I Lomba RPP Guru Tingkat Provinsi Sul-Sel 2007 3. Finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Provinsi

Sul-Sel 2007

4. Peringkat I Pelatihan Guru Fisika Tingkat Nasional 2008 5. Peringkat II Guru Berprestasi SMP Negeri 4 Sungguminasa

Tahun 2009

6. Peringkat I Diklat TOT Guru Monitoring Fisika Tingkat Nasional Tahun 2009

7. Peringkat III Lomba Kreativitas Ilmiah Guru Tingkat Nasional Tahun 2009

8. Peringkat I Guru Berprestasi SMP Negeri 4 Sungguminasa Tahun 2010

9. Peringkat II Guru Berprestasi Tingkat SMP Kabupaten Gowa tahun 2010.

10. Peringkat I Guru berprestasi Tingkat SMP Kabupaten Gowa tahun 2012

11. Peringkat II Guru berprestasi Tingkat SMP Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012

12. Peringkat I FKKI PPPPTK IPA tahun 2012

13. Seameo Science Teacher Award pada International

conferences on Science Education and Teacher profesional Development tahun 2013

14. Peringkat I Lomba Karya Tulis Ilmiah Tk. Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014.

19 Karya tulis/penelitian yang pernah dibuat

1. Mengintegrasikan NIlai-nilai Imtaq dalam pembelajaran Kalor Mata Pelajaran Fisika di SMP

2. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Melalui Model Kooperatif Learning pada Siswa Kelas IIIB SMP Negeri 4 Sungguminasa Tahun Pelajaran 2004/2005

3. Monometer sederhana sebagai alat peraga untuk

pembelajaran tekanan fluida pada mata pelajaran fisika di SMP

4. Mengintegrasikan NIlai-nilai Imtaq dalam pembelajaran Tata Surya Mata Pelajaran Fisika di SMP

5. Penggunaan Model kapal Selam sebagai alat peraga

(46)

6. Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di Kelas IX D SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa

7. Implementasi Model Pembelajaran Tournament dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPA di kelas VIII J SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa

8. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sumber Energi Listrik melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media elite Kelas IX G SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa Tahun 2011

9. Meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) di kelas IX D SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa

10.Use of Instructional Materials Environmental-Based Approach Through Process Skills in Teaching Science Integrated at SMPN 4 Sungguminasa Gowa

Sungguminasa, 26 Oktober 2015 Mengetahui,

Kepala SMPN 4 Sungguminasa Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. ABD. RAHMAN ARFIANI BABAY, S.Pd.,M.Pd

Gambar

Tabel 4.1 Hasil instrumen pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

masing- masing sebesar 0,028, 0,000, 0,022 karena nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis kedua terhadap ketiga variabel ini (Asosiasi Merek, Kesan Kualitas,

Appearance of Mediating Elements (the Heavenly Swan Maidens); [3] The Theft (of the Cloak) & the Removal of the Lack (by marriage to the trapped maiden); [4] Marriage and

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS PENDIDIKAN.. UPTD PENDIDIKAN

Fokus pembahasan pada ketentuan perundang-undangan yang mengatur wewenang kejaksaan dalam menuntut perkara tipikor di Pengadilan Tipikor, kemudian tentang pelaksanaan

Substitusi ubi jalar ungu pada tepung terigu berpengaruh nyata terhadap karakteris- tik organoleptik hedonik aroma donat ubi jalar ungu, sedangkan perbandingan minyak

 Untuk menekan  lajunya  tingkat  pengangguran  terbuka  di  kabupaten Siak,  diperlukan  upaya  pemerintah    untuk    membuka kesempatan    kerja    baru    bagi   

[r]

Tiap akta dapat digunakan untuk pembuktian hibah hak atas satu bidang tanah atau sebagian dari satu bidang tanah, satu Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, atau satu bagian dari