• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECERDASAN BUDAYA (1).doc 27KB Jun 13 2011 06:28:12 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KECERDASAN BUDAYA (1).doc 27KB Jun 13 2011 06:28:12 AM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

KECERDASAN BUDAYA (1) Jabrohim*)

Seorang lulusan SMU ketika berhasil terdaftar sebagai mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta ditanya oleh ayahnya,”Pilih mana, tinggal di asrama daerah, saya belikan rumah di Yogya atau kost di kampung?”

Mahasiswa baru itu merenung sejenak, lalu jawabnya,”Saya pilih kost di kampung.” “Lho,, kenapa?” tanya ayahnya heran,”bukankah tingga di asrama fasiliitasnya bagus dan yang tinggal di sana teman-teman sedaerah semua? Kalau kubelikan rumah kan enak, nanti adik-adikmu dan kakakmu, juga sanak saudara kita dapat tinggal di situ. Kenapa memilih kost di kampung yang belum jelas kondisinya?”

Dengan tersenyum si anak muda menjawab,”Yah, kalau saya tinggal di asrama daerah, benar fasilitas memadai dan teman-teman bias cepat akrab karena sama-sama satu daerah.

Demikian juga kalau Ayah membeli rumah untukku di Yogya, saya tidak akan kesulitan tempat tinggal dan dapat bergabung dengan kakak dan adik-adik saya, bahkan mungkin sanak saudara kita dapat bergabung. Tetapi di tempet seperti itu pergaulan saya tidak berkembang. Saya hanya mengenal teman sedaerah, saudara dan famili yang juga sedaerah. Saya tidak atau kurang memiliki kesemptana untuk mengenal budaya Jawa, juga budaya santri yang ada di kampung-kampung. Bahkan sangat mungkin meski saya tinggal di Yogya sampai lebih dari lima tahun saya tetap tidak dapat berbahasa Jawa, juga saya tidak mengenal budaya santri yang ada di kampung-kampung. Itulah sebabnya saya memilih tinggal kost di kampung. Saya dapat leluasa bergaul dengan tetangga sambil belajar bahasa Jawa dan memahami budaya setempat. Dengan demikian di samping pergaulan saya berkembang, kekayaan batin saya juga bertambah.”

“Mengapa begitu?” Tanya ayahnya.

“Sebab waktu belajar di sekolah menengah kemarin saya sangat menyukai pelajaran Antropologi Budaya. Ternyata mengenal pihak lain yang berbeda dengan kita itu mengasyikkan.”

Mahasiswa baru itu jelas memiliki kecerdasan budaya yang lumayan. Ia dapat menentukan pilihan-pilihannya berdasar pertimbangan kultural yang tepat. Ia tidak ingin kuper atau kurang pergaulan justru ketika ia mendapat kesempatan di kota yang kaya akan nilai budaya ini.

Mula-mula ia tinggal kost di kampung yang termasuk Njeron Beteng. Rumahnya kuno, dan para tetangga bergaul akrab. Ia aktif di arisan, kerja bakti, latihan voli, ikut mengajar anak-anak di TPA. Kalau masjid kampung pas tidak ada muadzin ia pun menjadi muadzin. Suaranya empuk dan lagunya enak. Kalau makan ia memilih warung dalam kampung dan dalam waktu tiga bulan ia sudah dapat bergurau dengan mempergunakan bahasa Jawa. Kehadirannya disukai orang kampung. Bahkan kadang ia disuruh memimpin kegiatan pemuda. Misalnya ketika mereka mengadakan gerak jalan mengenal desa dan gunung. Pada smester keempat ia memutuskan pindah kost. Ia sengaja memilih kost di dekat sungai. Di sana warga kampungnya berbeda. Tidak melulu para keluarga dan kerabat priayi seperti di Njeron Beteng. Yang tinggal di pinggir sungai memang kebanyakan masih orang Jawa, tetapi berasal dari berbagai daerah luar Yogya. Ada yang berasal dari barat, dari Banyumsa yang bahasa Jawanya berbeda dengan tetangga yang berasal dari Jawa Timur. Ada juga yang berasal dari Kedu, dari Klaten dan Banyuwangi. Mahasiswa itu baru tahu kalau dialeg bahasa Jawa itu macam-macam. Ia pun senang mempelajari semua itu. Dan dengan aktif di masjid ia pun ditunjuk menjadi bagian dari takmir. Khusus menangani remaja. Waktu ada lomba takbiran ia pun mengadakan rapat dan dari berbagai usulan maka regu takbiran itu

(2)

dari Banyumasan. Meriah. Anak-anak menjadi juara pertama lomba takbitan, sebab dinilai sangat kreatif.

Pada dua smester berikutnya ia juga memutuskan pindah. Di sebuah kampung padat, tetapi dekat kampus. Ia kost di kampung yang disitu tinggal para penjual somay dari Jawa Barat, para penjual angkringan dari Klaten, penjual sate dari Madura, dan ada rumah besar yang menjadi markas penjual bakmi dari Gunungkidul. Ia jadi mengenal beraneka karakter manusia yang tinggal di kampung itu. Ia makin memperdalam bahasa Jawa, Sunda dan Madura.

Pada saat skripsi ia jadikan kampungnya sebagai lokasi penelitian. Ia meneliti pola hubungan yang harmonis antar warga yang memiliki basis budaya berbeda. Ternyata kuncinya ada pada Pak RT dan sesepuh kampung yang sangat dihormati warga.Dua orang tokoh masyarakat ini dapat memelihara hubungan antar warga secara harmonis. Di kampung ini ternyata kejahatan narkoba tidak ada, anak muda yang mabuk juga minim, bersih dari perjudian dan tindak tercela lain. Bahkan kumpul kebo antar perantau tidak ada sama sekali, sebab semua rumah kost dan rumah-rumah kontrakan yang ada disitu selalu dikontrol oleh masyarakat sekitar. Kampung yang tenteram meski sekali-sekali terjadi konflik kecil-kecilan yang justru dapat menjadi bumbu pergaulan.

Nilai skripsi mahasiswa itu sangat baik. Bahkan terbaik untuk seangkatannya. Ketika wisuda ia teringat warga berbagai kampung yang pernah ia tinggali. Waktu syukuran mereka semua ia undang. Sebuah gedung pertemuan besar Sasono Hinggil di Alun-alun selatan hampir tidak cukup untuk menampung para hadirin.

Ia menyalami semua yang hadir, dan menganggap mereka semua adalah guru kehidupannya. Guru yang selama ini telah mengajarkan kearifan hidup yang sering tidak diajarkan di bangku kuliah. (Bersambung)

*)Dekan FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menciptakan sistem modular window display yang praktis diperlukan penggunaan konstruksi kayu dengan bentuk dan ukuran yang tepat sehingga produk akan ringan

melakukan penelitian ilmiah dengan judul “ Laba Per Lembar Saham dan Pengaruh Rasio Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan No: 225/POKJA-BKS/12/2012 tanggal 19 Desember 2012 bahwa pelelangan sederhana pasca kualifikasi pemilihan Penyedia Barang

Jadi, secara keseluruhan penerapan desain interior di Restoran Piazza Italia dan Brandi Pizzeria dengan sistem pelayanan dan jenis masakannya apabila dilihat dari

7) Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas / peralatan / perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi ini, sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam

Daur ulang minyak jelantah sebagai alternatif bahan bakar alternatif biodiesel dengan cara dipanaskan Minyak Jelantah sebanyak 200 mL sampai pada suhu 70 derajat celsius

sehingga peneliti mengajukan hipotesis yaitu dengan hipotesis alternative: Ada Hubungan antara Self Efficacy dengan Stres Kerja pada Store Manager di Apotek Guardian, dan hipotesis

The aim of this study was to determine the profile of diabetic blood glucose level in rat using a stratified dose streptozotocin (STZ-SD) and multi-low dose