106 Data Diri
Nama Lengkap : Faizal Arseal
Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 2 Pebruari 1991
Jenis Kelamin : Pria
Persaudaraan : Anak ke 1 dari 2 bersaudara
Berat, Tinggi Badan : 90 kg, 175 cm
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Rumah : Jl. H. Ibrahim Adjie no. 96 D, RT-01/RW-01, Bandung
No Telepon/ HP : 0812 24 000994
107
Indonesia Keuangan
2006 - 2009 SMAN 22 Bandung IPS Lulus
2003 - 2006 SMPN 28 Bandung - Lulus
1997 - 2003 SDN Buah Batu
09 Bandung - Lulus
Pengalaman Organisasi
No Organisasi Posisi Periode
1 Himpunan Mahasiswa Akuntansi Div. Publikasi &
Dokumentasi 2010-2011 2 Himpunan Mahasiswa Akuntansi Ketua Umum 2011-2012
Kemampuan Lainnya
1. Pengoperasian MS Office ( MS Word, MS Excel, MS Acces) 2. Pengoperasian Software Akuntansi (MYOB, SPSS Statistic) 3. Pengoperasian Software Desain Grafis (Adobe Photoshop CS) 4. Pengoperasian Software Desain Web (Ultraedit 32)
5. Kemampuan berbahasa Inggris
Pengalaman Lainnya
THE INFLUENCE OF EARNING PER SHARE and RETURN TO EQUITY
TO STOCK PRICE
(CASE STUDY IN THE MINING SECTOR THAT LISTED IN IDX 2010-2011)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Nama : FAIZAL ARSEAL NIM : 21109067
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, karena
hanya dengan rahmat-Nya dan karunia-Nya lah skripsi Program S-1 Jurusan
Akuntansi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah kepada junjunan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya, sahabatnya, dan kita umatnya sampai dengan akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM DAN
RASIO PENGEMBALAN MODAL TERHADAP HARGA SAHAM”. Skripsi ini berisi mengenai bahwa bagaimana laba per lembar saham dan rasio
pengembalian modal mempengaruhi harga saham pada perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu tahun
2010-2011.
Skripsi ini dapat terselesaikan adalah berkat bimbingan dan arahan dari
Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktunya kepada penulis dalam proses mengerjakan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat, dan
vii Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi.
3. Dr. Surtikanti, SE. M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi.
4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak. Selaku dosen wali kelas Ak-2.
5. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
6. Kedua orangtuaku, Mamah & Mpah yang selalu mendoakan dan
memberi dorongan semangat, keihlasan serta kasih sayangnya.
7. Teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Akuntansi UNIKOM
(HMAk) 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013 yang telah membantu
memberikan semangat penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Himpunan: Dimas, Ririn, Citra, Rani,
Geza.
9. Teman-teman kelas Ak-2 khususnya The Gank: Agus, Reddy, Shinta,
Imel, Jesica, Afil, Ria, Elsa, yang telah bersama-sama bertukar ilmu dan
saling menyemangati.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
viii membaca skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2013
ix Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………..………..i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………...……..ii
MOTTO………...………..iii
ABSTRACT……….……..iv
ABSTRAK………..v
KATA PENGANTAR………..……….…vi
DAFTAR ISI………...……...……….………...ix
DAFTAR TABEL………..………...…...….xiii
DAFTAR GAMBAR………...….xiv
DAFTAR LAMPIRAN………...xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…….…..………..1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah………..……….….9
1.2.1 Identifikasi Masalah………..………..9
1.2.2 Rumusan Masalah……….10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...………..10
1.3.1 Maksud Penelitian……….10
1.3.2 Tujuan Penelitian………..11
x
u Penelitian………...
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka………...…………...……14
2.1.1 Earning Per Share………..………...14
2.1.1.1 Penilaian Earning Per Share………...……..…..15
2.1.2 Rasio Profitabilitas……….…………...16
2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas………..….16
2.1.2.2 Return On Equity………..….18
2.1.3 Saham………....19
2.1.3.1 Harga Saham………..20
2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham……….21
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel………..……….……23
2.1.4.1 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham………...….23
2.1.4.2 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham………....24
2.2 Kerangka Pemikiran….………24
2.3 Hipotesis……….…………..30
xi
3.2.2 Operasionalisai Variabel………...……
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data………...………..37
3.2.3.1 Sumber Data………...……37
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data……….…….39
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………...…….43
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis……….………..44
3.2.5.1 Rancangan Analisis………..…..44
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis………..………..53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….…..…….59
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan………..….59
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan……….…..59
4.1.1.1.1 PT. Adaro Enery Tbk………..…59
4.1.1.1.2 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk………61
4.1.1.1.3 PT. Ratu Prabu Energi Tbk………...………..63
4.1.1.1.4 PT. Anugrah Tambak Perkasindo Tbk………..………..65
4.1.1.1.5 PT. Benakat Petroleum Energy Tbk………...……….66
4.1.1.1.6 PT. Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk………...…….67
4.1.1.1.7 PT. Berau Coal Energy Tbk………68
xii
4.1.1.2 Struktur Organisasi………
4.1.1.3 Aktifitas Perusahaan ………..………73
4.1.2 Analisis Deskriptif………...…….74
4.1.2.1 Deskriptif EPS ……….…..74
4.1.2.2 Deskriptif ROE ………..……76
4.1.2.3 Deskriptif Harga Saham……….77
4.1.3 Analisis Verifikatif………79
4.1.3.1 Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham………..87
4.1.3.2 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham………...……92
4.2 Pembahasan……….…….97
4.2.1 Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham………...………..97
4.2.2 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham………....……98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………101
5.2 Saran……….…..102
DAFTAR PUSTAKA……….104
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………..106
104
Aliminsyah Padji, 2005, Kamus Istilah Akuntansi, Bandung, CV. Yrama Widya Agnes Sawir. (2001). Analisis Kinerja Keuangan dan Perancanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi (4th ed). Yogyakarta. Bpfe.
Andi Supangat. (2007). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana.
Angrawit Kusumawardani. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA Pada Harga Saham dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma.
Ani Wilujeng Suryani. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2005. Jurnal EMAS (Ekonomi, Manajemen dan Bisnis) Vol.1, No.1, Oktober 2007
Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Cet.7, BEP.
Brigham dan Houston, 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jakarta, Salemba Empat
Caray. Pengaruh Laba Perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada PT. XYZ. Diakses pada 29 Desember, 2012 dari World Wide Web: http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengaruh-laba-perlembar-saham-terhadap.html
Chang, Hsu-Ling, Yahn-Shir Chen, Chi-Wei Su, Ya-Wen Chang. The Relationship Between Stock Price and EPS: Evidence Based on taiwan Panel Data. Economics Bulletin, Vol.3 No.30, pp. 1-12, 2008.
Dedy Trisno, Fransiska Soejono. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol.6, No.1, Maret 2008, hal.39
Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta. Raja Grafindo.
Jogiyanto Hartono, 2007, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (5th ed), Yogyakarta, BPFE
Lukman Syamsuddin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mukhtarudin, Desmoon King Romalo. Pengaruh ROA, ROE, ROI, DER, dan BV Per Share Terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Akuntabilitas: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, Vol.1, No.1, Januari 2007.
Sawidji Widoatmodjo, 1996, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar, Jakarta, Jurnalindo, Aksara Grafika
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D (7th ed). Bandung. Alfabeta.
Sutrisno. (2003). Manajemen Keuangan, Teori, Konsep, dan Aplikasi (Edisi Pertama, cetakan Kedua). Yogyakarta: E. Kanisisa.
Sudjana. (2001). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi (3th ed). Bandung. Tarsito.
Taufik. (2004). Jual Beli Saham Lewat Internet. Jakarta. Pustaka Petronomika.
Trisma Oktavia. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham. Diakses
pada 7 April, 2013 dari World Wide Web:
http://trismaoktavia.wordpress.com/2011/04/20/faktor-yang-mempengaruhi-harga-pasar-saham/
Tjiptono D. & Hendy M.F., 2006, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab (2th ed), Jakarta, Salemba Empat
Umi Narimawati, Sri Dewi A., & Lina I. (2011). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.
www.okezone.com
1 1.1Latar Belakang Masalah
Seperti diketahui, goal dari suatu perusahaan dari sisi finance adalah
memaksimumkan kekayaan para pemegang saham yang tercerrmin melalui
maksimalisasi harga saham perusahaan, bukan melalui laba bersih suatu
perusahaan yang diperoleh berdasarkan pengukuran melalui data akuntansi. Tidak
dapat dipungkiri bahwa keadaan keuangan perusahaan saat ini dapat berimplikasi
terhadap kinerja perusahaan di masa depan. (Widjaja, 2009).
Melihat peranan informasi menjadi sangat penting bagi investor dalam
pengambilan keputusan. Informasi mengenai perusahaan dapat diperoleh dari
pihak internal maupun eksternal perusahaan. Eksternal berhubungan dengan
kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
Sedangkan internal dapat berasal dari laporan keuangannya. Dari laporan
keuangan kita bisa memprediksi kemampuan perusahaan pada masa yang akan
datang. (Kusumawardani, 2010).
Pasar modal merupakan tempat yang strategis untuk mengumumkan hasil
laba dalam upaya meningkatkan popularitas pada penilaian saham yang
digunakan oleh beberapa pihak, seperti para investor dan untuk penelitian ilmiah.
Metode yang digunakan untuk penilaian adalah berpusat pada kabar teranyar dan
bagaimana kepengurusan perusahaan tersebut dijalankan mulai dari investasi
Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan
pasar yang lain. Salah satu sifat khas adalah adanya ketidakpastian akan kualitas
produk yang ditawarkan. Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut investor
memerlukan informasi akuntansi untuk menilai resiko yang melekat dalam
investasi dan memperkirakan return yang akan diperoleh dari investasi tersebut.
(Harahap & Pasaribu, 2007).
Investor sebagai penanam modal memiliki kepentingan terhadap resiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Keputusan investasi yang dilakukan investor harus didasarkan pada tersedianya
informasi yang akurat dan dapat dipercaya. (Mukhtarudin & Romalo, 2007).
Suatu organisasi atau individu harus memastikan bahwa investasi yang
dilakukannya tepat, sebelum melakukan investasi saham. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan berbagai alternatif penilaian apakah saham yang dipilih
benar-benar merupakan saham yang akan mendatangkan pengembalian positif di
waktu yang akan datang. (Trisno & Soejono, 2008).
Keuntungan di masa depan pada perusahaan adalah faktor mendasar yang
paling penting dalam meningkatkan harga saham dan informasi pendapatan yang
bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang sangat baik berisi informasi
akuntansi, karena ini berisi pembahasan penting menyangkut hubungan
pendapatan dan harga saham. (Ling Chang, Shir Chen, Wei Su & Wen Chang,
2008).
Salah satu alternatif penilaian investasi adalah analisis fundamental atau
kemampuan perushaan dalam menghasilkan keuntungan merupakan salah satu
cara untuk mengetahui performa perusahaan. (Trisno & Soejono, 2008).
Seperti diketahui bahwa rasio keuangan adalah cara lama yang sederhana
dan mudah untuk diterapkan dalam praktek serta analisis perencanaan keuangan.
Pendekatan tersebut telah banyak digunakan sejak pertengahan abad ke-19, dan
selalu digunakan oleh para akuntan dan para analis keuangan. Rasio keuangan
digunakan oleh pihak internal dan eksternal sebagai pengguna data untuk
membuat keputusan keuangan mereka, seperti: keputusan investasi, dan evaluasi
kinerja keuangan perusahaan. Telah banyak dibuat model akuntansi dan keuangan
selama beberapa dekade terakhir. Bagaimanapun, tetap saja rasio keuangan tetap
menjadi cara yang klasik dan memiliki kekuatan sebagai bagian dari model
keuangan dan akuntansi yang penting dalam mendukung analisis dengan
menggunakannya. (Majid Kabajeh, Al-Nu’aimat & Dahmash, 2012).
Oleh sebab itulah semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka
diperkirakan kondisi operasional berjalan dengan baik dan normal sehingga nilai
perusahaan akan menjadi semakin tinggi yang diperlihatkan melalui kenaikan
harga saham perusahaan. (Widjaja, 2009).
Analisis terhadap harga saham merupakan langkah mendasar yang harus
dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi. (Mukhtarudin & Romalo,
2007).
Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas yang terdapat di pasar saham
yang selanjutnya menyebabkan kenaikan dan penurunan jumlah permintaan dan
harga saham antara lain faktor dari informasi keuangan yaitu informasi keuangan
yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi,
laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas yang dapat dijadikan dasar
dalam pengamblan keputusan ekonomi, karena informasi ini menunjukkan
prestasi perusahaan pada peiode tersebut. (Kusumawardani, 2010).
Secara umum, metode penilaian harga saham dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. (Suryani, 2007).
Menurut Husnan (2001: 112) faktor fundamental perusahaan dan faktor
karakteristik pasar tentang saham perusahaan mempengaruhi penilaian saham di
pasar.
Salah satu sektor yang paling banyak diminati oleh para investor baik
dalam maupun luar negeri ialah sektor pertambangan. Pada sektor yang
memperdagangkan dan mengolah sumber daya yang tak terbaharui ini namun
semakin tingginya permintaan oleh para konsumen, maka berbisnis pada sektor
ini sangatlah menggiurkan sekali bagi para penanam modal. Apalagi harga
komoditas dalam sektor ini pada tiga tahun terakhir mengalami kenaikan yang
cukup tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikkan komoditas ini ialah
situasi politik yang kurang kondusif di negara-negara penghasil minyak bumi
terbesar di dunia, yaitu di negara-negara kawasan Timur Tengah, seperti: Iran,
Libya, dan beberapa negara dari kawasan Afrika.
Banyaknya perusahaan Indonesia yang bergerak pada sektor
pertambangan, khususnya pada sub sektor minyak bumi & gas, serta penggalian
harga minyak dunia, dan seharusnya mampu meningkatkan penjualan mereka.
Karena pada saat harga minyak mengalami kenaikkan, dunia akan mencari energi
alternatif untuk digunakan sebagai sumber energi yang lebih murah.
Lonjakan harga minyak dunia tidak mampu mendongkrak harga saham
berbasis komoditas seperti saham batubara dan minyak. Contoh kasus yang terjadi
di Indonesia adalah pada kasus PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
membukukan rugi bersih sebesar Rp 62,31 miliar di tahun 2010, kerugian ini
berkurang jika dibandingkan rugi tahun 2009 sebesar Rp 1,72 triliun.
Berkurangnya rugi bersih anak usaha Grup Bakrie ini karena tren harga minyak
dunia yang terus naik. Meski demikian, tetap saja penjualan bersih perseroan
masih turun. Kata Direktur Utama ENRG Imam Agustino dalam siaran persnya,
Kamis (31/3/2011). Perseroan mencatat kenaikan aset dari tahun 2009 sebanyak
Rp 10,25 triliun menjadi Rp 11,76 triliun di akhir tahun 2010. Sepanjang tahun
2010 lalu, harga saham ENRG sudah turun 35,75% menjadi Rp 124 per lembar,
dari harga di tahun 2009 Rp 193 per lembar.
Menurut praktisi pasar modal Rizal Bambang Prasetijo, yang mengatakan,
“Indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa menembus level 3.000 pada tahun
2010. Syaratnya, rata-rata laba per saham (earning per share/EPS) mencapai 25
persen”.
Ini mengindikasikan bahwa harga saham sangatlah terpengaruh oleh
beberapa faktor yang salah satu nya disebutkan tadi adalah earning per share
EPS sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna
karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan (Eduardus
Tandelilin, 2001: 233). Dikatakan pula oleh Neneng & Aryati, (2008), bahwa EPS
dapat digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik
saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan
atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah
membeli atau menjual saham bersangkutan.
Prastowo (2005: 99) menjelaskan bahwa Earning Per Share hanya
dihitung untuk saham biasa. Semakin tinggi nilai EPS akan menguntungkan bagi
pemegang saham karena laba yang disediakan akan semakin besar.
Analisis terhadap harga saham pun bisa dilakukan dengan melihat faktor
fundamental. Mukhtarudin & Romalo (2007) menjelaskan, analisis fundamental
adalah penilaian harga saham dengan berdasarkan kepada kondisi internal
perusahaan, tingkat dan trend penjualan, posisi perusahaan di pasar dan kondisi
ekonomi.
Return on Equity (ROE) atau Rasio Pengembalian Modal adalah salah satu
berntuk dari rasio profitabilitas yang terdapat pada faktor fundamental yang
merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham, ROE mengukur pengembalian modal dari pemilik perusahaan.
Semakin besar Return On Equity atau Rasio Pengembalian Modal
mengindikasikan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para
mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga pasar saham yang merupakan
reaksi dari investor atas kinerja yang dicapai perusahaan (Suryani, 2007).
Maka menarik untuk diketahui bagaimana pengaruh Laba Per Lembar
Saham & Rasio Pengembalian Modal terhadap Harga Saham pada perusahaan
sektor pertambangan.
Tabel 1.1
Besaran Rasio Pengembalian Modal, Laba Per Lembar Saham, Harga Saham
Tabel diatas menunjukkan nilai Rasio Pengembalian Modal, Laba Per
Lembar Saham, dan Harga Saham di perusahaan sektor pertambangan pada saat
Dapat dilihat bahwa ada peningkatan pada nilai Rasio Pengembalian
Modal dan Laba Per Lembar Saham dari tahun 2010 ke tahun 2011, namun tidak
sama halnya dengan harga saham pada kedua tahun tersebut. Tahun 2010 yang
menjadi patokan kenaikkan harga minyak di dunia dan tahun 2011 yang masih
terasa dampaknya. Terjadi penurunan harga saham pada tahun 2011 dibanding
tahun 2010, padahal nilai untuk Rasio Pengembalian Modal dan Laba Per Lembar
Saham mengalami kenaikkan pada tahun 2011 dibanding tahun 2010.
Keadaan ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arifin
(2004) yang menyatakan bahwa, semakin baik kinerja emiten maka semakin besar
pengaruhnya terhadap kenaikkan harga saham. Kinerja keuangan dalam
hubungannya dengan pemegang saham dapat diukur dengan menganalisis rasio
keuangan, yang salah satunya menggunakan rasio profitabilitas.
Jika Rasio Pengembalian Modal dan Laba Per Lembar Saham yang
merupakan bagian dari rasio profitabilitas, dapat meningkat, maka harga saham
pun akan meningkat.
Hal ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Neneng
& Aryati (2008), yang mengatakan bahwa Earning Per Share (Laba Per Lembar
Saham) mempunyai korelasi positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga
pasar saham. Artinya, bila nilai Laba Per Lembar Saham naik, maka akan
berdampak pada naiknya harga pasar saham.
Kondisi Rasio Pengembalian Modal, Laba Per Lembar Saham, dan harga
saham pada perusahaan sektor pertambangan khususnya pada tahun yang telah
penelitian yang telah dilakukan. Sehingga kondisi ini menarik bagi penulis untuk
melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Laba Per Lembar Saham dan Pengaruh Rasio Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011”.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Dilihat dari uraian latar belakang penelitian di atas, dapat di buat
identifikasi masalah yang terjadi di perusahaan sector pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, ialah sebagai berikut:
1. Tahun 2011, mayoritas perusahaan sektor pertambangan di Indonesia,
khususnya yang terdaftar di BEI mengalami penurunan harga saham.
Situasi ini berdampak pada melemahnya pula Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Banyak investor yang cemas akan anjloknya harga
saham sektor pertambangan, dikarenakan situasi politik yang memanas
di negara-negara penghasil minyak dunia, terutama di kawasan Timur
Tengah. Hal ini mengakibatkan suplai minyak dari Negara-negara
tersebut pun berkurang, sehingga mengakibatkan melonjaknya harga
minyak dunia.
2. Terlihat ada kondisi yang tidak lazim pada perusahaan sektor
pertambangan ini, yaitu walaupun ada kenaikan pada nilai Laba Per
yang seharusnya menaikkan harga saham perusahaan tersebut, tapi
disini malah terjadi penurunan harga saham pada perusahaan sektor
pertambangan ini. Kondisi ini tidak sesuai dengan teori yang
dikemukakan para ahli.
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
disebutkan di atas, maka penulis menganggap masalah yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Laba per Lembar Saham secara parsial terhadap
harga saham di perusahan sektor pertambangan tahun 2010-2011?
2. Bagaimana pengaruh Rasio Pengembalian Modal secara parsial
terhadap harga saham di perusahan sektor pertambangan tahun
2010-2011?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dimaksudkan ialah untuk
mengumpulkan data informasi mengenai Laba Per Lembar Saham, Rasio
Pengembalian Modal, dan harga saham, serta mendapat bukti empiris bahwa Laba
Per Lembar Saham dan Rasio Pengembalian Modal memiliki pengaruh terhadap
harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yang didasarkan pada rumusan masalah ialah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Laba per Lembar Saham secara parsial
terhadap harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011.
2. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Pengembalian Modal secara
parsial terhadap harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam bidang empiris/praktis maupun teoritis, antara lain:
1.4.1 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain, sebagai
pedoman dalam menentukan kebijakan investasi yang akan dilakukan oleh
investor, dengan melihat hasil penelitian ini investor dapat
mempertimbangkan faktor-faktor di dalam penelitian ini untuk mengambil
keputusan investasi pada sebuah perusahaan sektor pertambangan.
Begitupun bagi perusahaan-perusahaan yang diteliti dlam penelitian ini,
agar dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang diteliti disini untuk
meningkatkan performa perusahaan terkait dengan peningkatan
1.4.2 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah mampu
memberikan sumbangan konsep teoritis dalam pengembangan aspek
profitabilitas yang dihasilkan perusahaan dalam mengelola aktifitasnya.
Penelitian ini juga digharapkan dapat dijadikan bahan referensi terkait
dengan pokok bahasan laba per lembar saham, rasio pengembalian modal,
dan harga saham dalam perusahaan-perusahaan khususnya yang ada di
sektor pertambangan.
1.5Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data sekunder berupa Laporan
Keuangan Tahunan pada perusahaan sector pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Data yang diambil berasal dari situs internet perusahaan terkait.
Waktu penelitian ini terhitung dimulai sejak September 2012 sampai dengan
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
NO Kegiatan
2012 2013
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1
Persiapan Judul
Persiapan Teori
Pengajuan Judul
Mencari Perusahaan
2
Penulisan UP
Bimbingsn UP
Seminar UP
Revisi UP
3 Pengumpulan UP
4 Pengolahan Data
5
Bimbingan Skripsi
Sidang Skripsi
Revisi Skripsi Pengumpulan Draf
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS)
Earning per share menurut Abdul Halim (2005: 16) adalah keuntungan
bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar.
Sedangkan Earning Per Share menurut Tjiptono & Hendy (2006: 195) merupakan
rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham.
Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) adalah indikator yang
baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan
untuk pemegang saham.
Laba Per Lembar Saham merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang
mreupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang
bermanfaat.
“Earning Per Share adalah angka yang merupakan salah satu indikator
tentang nilai perusahaan. Angka ini dihtung sebagai laba bersih dibagi dengan
jumlah lembar saham yang beredar.” (Aliminsyah & Padji, 2005: 62).
Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) dirumuskan sebagai berikut:
Pada rumus diatas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan
jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah
jumlah saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila terdapat penerbitan saham
baru, pemecahan saham, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah
rata-rata tertimbang jumlah saham beredar.
Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) dapat dijadikan sebagai
indikator tingkat nilai perusahaan. Laba Per Lembar Saham juga merupakan salah
satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para
pemilik saham dalam perusahaan
2.1.1.1 Penilaian Laba Per lembar Saham (Earning Per Share/EPS)
Angka Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan dalam Laporan Laba Rugi dan dalam Neraca.
Neraca menunjukkan posisi kekayaan, kewajiban financial, dqn modqal
sendiri pada waktu tertentu. Laporan Laba Rugi menunjukkan berapa penjualan
yang diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh
perusahaan pada periode waktu tertentu, yang biasanya selama 1 tahun.
Niswonger dkk (2000: 14) menyatakan alasan mengapa EPS disajikan
dalam Laporan Laba Rugi, beliau mengatakan:
“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas perushaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar
saham (EPS)”.
Pada umunya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya
keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Sedangkan jumlah
EPS yang akan didistribusikan kepada investor tergantung pada kebijakan
perusahaan dalam hal pembayaran deviden. EPS yang tinggi menandakan bahwa
perusahaan tersebut mampu memeberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik
kepada pemegang saham, sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa
perusahaan gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana yang diharapkan oleh
pemegang saham.
2.1.2 Rasio Profitabilitas
Menurut Brigham & Houston (2006:107) menjelaskan bahwa profitabilitas
adalah sebagai berikut: “Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan
dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.”
Adapun menurut Bambang Riyanto (2001:35) yang mengatakan bahwa:
“profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandinngan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.”
Dari beberapa pengertian yang diungkapkan ahli di atas, profitabilitas
dapat diartikan sebagai rasio yang menghubungkan laba perusahaan dengan aktiva
atau modal perusahaan untuk membantu perusahaan membuat suatu kebijakan
dan mengambil keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
2.1.2.1 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes Sawir (2001:18) ada beberapa cara yang bisa digunakan
1. Gross Profit Margin
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk,
bila rendah maka perusahaan tersebut sensitive terhadap persaingan.
2. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan
3. Daya Dasar Laba (Basic Earning Power)
Daya Dasar Laba mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas
ekonomi perusahaan.
4. Return On Assets
Return os assets didasarkan pada pendapat bahwa karena aktivitas didanai
oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memeberikan
ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada
5. Return On Equity
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal
sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.
ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut
rentabilitas usaha.
2.1.2.2 Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE)
Menurut Brigham & Houston (2010: 133), menyatakan: “Rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas (Return on Equity), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE
menunjukkan tingkat yang mereka peroleh.”
Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) merupakan rasio
yang berperan penting bagi para pemegang saham atau investor yang akan dan
atau telah menanamkan investasinya untuk dijadikan bahan pertimbangan
pengambilan keputusan investasinya, karena rasio ini menunjukkan tingkat
Menurut Sawir (2003: 20) mengemukakan bahwa: “ROE merupakan analisis profitabilitas yang memeperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, dan mengukur keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal atau pemegang saham.”
Menurut Syamsuddin (2007: 64) pengertian Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) adalah: “Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan.”
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar
atau tinggi nilai rasio ini maka kemampuan perusahaan dalam mengembalikan
modal yang telah ditanamkan pun akan semakin tinggi pula, dlam kondisi seperti
ini para pemegang saham tentu akan sangat menyukainya, karena ini akan
memberikan informasi yang baik.
2.1.3 Saham
Menurut Agus Sartono (2001:1) saham adalah surat berharga jangka
panjang untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang.
Sedangkan menurut Sudjana (2001:436) secara sederhana, saham
didefinisikan sebagai penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah
surat berharga jangka panjang yang mencerminkan kepemilikan seseorang atas
suatu perusahaan.
a. Saham Biasa (common stock)
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock) (Jogiyanto Hartono,
2007:112).
b. Saham Preferen (prefered stock)
Menurut Jogiyanto Hartono (2007:107) saham preferen merupakan
saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.
2.1.3.1 Harga Saham
Menurut Sutrisno (2001: 355) “mengenai definisi harga saham adalah nilai
saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder.”
Menurut Agus Sartono (2005:41) mendefinsikan harga saham sebagai
berikut: “harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran
kas yang diharapkan akan diterima.”
Sedangkan Jogiyanto (2000: 8) mengatakan: “Pengertian harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang besangkutan di pasar modal.”
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi
investor secara rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memeberikan
keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan
sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar
yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham.
Didalam Kamus Saham (Taufik, 2004:1), terdapat jenis-jenis harga
saham antara lain:
1. Ask Price, yaitu harga terendah yang ditawarkan untuk menjual.
2. Bid Price, yaitu harga tertinggi yang diminta untuk membeli.
3. Harga Pembukaan (open), yaitu harga yang terjadi pertama kali pada saat jam
Bursa dibuka.
4. Harga Penutupan (close), yaitu harga yang terjadi terakhir pada saat akhir jam
Bursa.
5. Harga Tertinggi/Terendah, yaitu harga saham yang paling tinggi atau paling
rendah terjadi pada satu hari Bursa.
6. Harga Nominal, yaitu harga yang diberikan dan tertulis pada suatu saham
atau obligasi.
7. Harga Pasar, yaitu harga jual-beli yang sedang berlaku di pasar.
8. Harga Perdana, yaitu harga pada waktu pertama kali suatu efek
dikeluarkan/ditawarkan kepada masyarakat.
2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Weston dan Brigham (2001:26) dalam Caray, faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham adalah:
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima
laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham
yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik.
Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi
sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara:
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi,
apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk
ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan meurunkan harga saham. Hal
sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya,
semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku
bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan
mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlah kas deviden yang diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian
dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian laba disisihkan sebagai laba
ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka
peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah
sehingga tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga
saham perusahaan.
5. Tingkat risiko dan pengembalian
Tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat
maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi
risiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.1.4.1 Pengaruh Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) Terhadap Harga Saham
Widoatmodjo (1996: 96) mengatakan bahwa di dalam perdagangan saham
Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) sangat berpengaruh pada harga
saham. Semakin tinggi EPS semakin mahal suatu saham. Begitupun sebaliknya,
karena EPS mempunyai hubungan positif dengan harga saham.
Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani
(2007), yang berkesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variable Earning Per Share terhadap harga saham.
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 82%. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian dari Ananto Sarano (2007) yang megungkapkan
bahwa EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sehingga EPS
dapat digunakan sebagai salah satu rasio pertimbangan dalam menginvestasikan
dana bagi investor.
2.1.4.2 Pengaruh Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) Terhadap Harga Saham
Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE) menggambarkan
tingkat pengembalian yang akan diterima investor atas investasi yang mereka
tanamkan, sehingga para penanam modal dapat melihat besar return yang akan
mereka dapatkan dari perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2010: 133) jika
ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang
meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham.
Penelitian terdahulu yang juga mengatakan demikian ialah penelitian yang
dilakukan oleh Suryani (2007), yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variable Return on Equity terhadap harga saham. Maka dapat
dikatakan bahwa kenaikkan ROE dikatakan juga dapat menaikkan harga pasar
saham, mengingat ROE memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap harga
pasar saham.
2.2 Kerangka Pemikiran
Seperti yang telah banyak diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam segi
dan pendapatan perusahaan, hal ini dapat dilihat dengan membandingkan harga
perusahaan. Harga saham pun sering dilihat para investor dalam keputusannya
dalam menanamkan investasi pada sebuah perusahaan. Dalam era globalisai
sekarang ini, informasi akan keadaan perusahaan menjadi sangatlah penting baik
bagi kalangan umum atau pihak yang terkait.
Pasar modal bisa disebut sebagai tempat yang paling tepat untuk
mempublikasikan kinerja suatu perusahaan dalam upaya meningkatkan
popularitas terhadap penilaian saham yang digunakan oleh banyak macam pihak,
seperti pemerintah, para penanam modal, bahkan digunakan untuk penelitian
ilmiah.
Keuntungan yang dapat diperoleh pada masa yang akan datang di suatu
perusahaan adalah faktor mendasar yang paling penting dan yang paling popular
dalam upaya meningkatkan harga saham dan informasi pendapatan yang
bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang sangat baik berisi informasi
akuntansi, karena ini berisi pembahasan penting menyangkut hubungan
pendapatan dan harga saham.
Adapun salah satu alternatif penilaian dan pertimbangan investasi adalah
dengan menggunakan analisis fundamental atau berdasarkan performa
perusahaan. Salah satu penilaian indikator fundamental adalah dengan melihat
rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan
Secara umum, metode penilaian harga saham dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Faktor fundamental
perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham perusahaan
mempengaruhi penilaian terhadap saham suatu perusahaan di pasaran.
Salah satu sektor yang paling banyak diminati oleh para investor baik
investor dalam maupun luar negeri ialah sektor pertambangan. Pada sektor yang
memperdagangkan dan mengolah sumber daya alam tak terbarui ini sadalah
komoditas yang sangat penting bagi kehidupan manusia ini semakin menipis
cadangannya, namun di sisi lain semakin tinggi permintaan oleh para konsumen.
Apalagi harga komoditas dalam sektor ini pada tiga tahun terakhir mengalami
kenaikan yang cukup tinggi.
Pada sektor ini seharusnya dapat menikmati dampak positif kenaikkan
harga minyak dunia, dan seharusnya mampu meningkatkan penjualan mereka.
Karena pada saat harga minyak mengalami kenaikkan, dunia akan mencari
sumber daya alternatif untuk digunakan sebagai sumber energi yang lebih murah.
Analisis terhadap harga saham pun bisa dilakukan dengan melihat faktor
fundamental. Mukhtarudin & Romalo (2007) menjelaskan, analisis fundamental
adalah penilaian harga saham dengan berdasarkan kepada kondisi internal
perusahaan, tingkat dan trend penjualan, posisi perusahaan di pasar dan kondisi
ekonomi.
Return on Equity (ROE) adalah salah satu berntuk dari rasio profitabilitas
mengindikasikan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para
pemegang sahamnya dari setiap lembar saham.
EPS sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna
karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan (Eduardus Tandelilin,
2001: 233). Dikatakan pula oleh Neneng & Aryati, (2008), bahwa EPS dapat
digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsic saham
perusahaan dibanding harga pasar saham perushaan bersangkutan, dan atas dasar
perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli
atau menjual saham bersangkutan.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Laporan
Keuangan
Neraca
Laba/Rugi
Earning Per Share (EPS)
Return to Equity (ROE)
Laba
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama Pengarang Judul Hasil Sumber
1 Ani Wilujeng Suryani
Analisis Pengaruh
3 Angrawit Kusumawardani
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2012:63) adalah sebagai berikut:
“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ha1: Ada pengaruh yang signifikan Laba Per Lembar secara parsial terhadap
harga saham pada perusahaan sektor pertambangan.
Ha2: Ada pengaruh yang signifikan Rasio Pengembalian Modal secara parsial
terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan. Return On Equity (ROE)
Brigham & Houston, 2010: 133
31 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek
penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Laba Per Lembar Saham
(Earning Per Share/EPS), Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity/ROE)
dan harga saham di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010-2011.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numerik ( angka ) dengan menggunakan
yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Sugiyono (2010:147) mengemukakan metode deskriptif sebagai berikut:
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi”.
Masyhuri (2008:45) mengemukakan metode verifikatif sebagai berikut :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupannya”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji perubahan variabel
X1, X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori yang dengan
pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan
metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang
diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran
mengenai objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah
diterima atau ditolak dengan menggunakan motede deskriptif verifikatif yaitu
Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS) dan Rasio Pengembalian
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Desain Penelitian menurut Menurut Moh. Nazir ( 2003:84 ) bahwa :
“Desain Penelitian adalah rancangan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30)
adalah :
“Proses penelitian meliputi :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
7. Menetapkan suber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
8. Melakukan analisi data.
Desain penelitian yang telah lebih lengkap lagi akan dijelaskan dalam
bentuk tabel dibawah ini :
Table 3.1 T-1 Descriptive Descriptive Survey Tahun Cross
Sectional T-2 Verifikatif Explanatory Survey Tahun Cross
Sectional Sumber : Umi Narimawati dkk. 2010
Dari tabel diatas kemudian peneliti menguraikan sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis pengaruh Laba Per
Lembar Saham terhadap Harga saham secara parsial dengan cara
melakukan uji statistik dan mendeskripsikan data yang telah terkumpul,
pada unit analisis yaitu perusahaan.
2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis pengaruh Rasio
Pengembalian Modal terhadap Harga saham secara parsial dengan cara
melakukan uji statistik dan mendeskripsikan data yang telah terkumpul,
pada unit analisis yaitu perusahaan.
2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian
kedalam subvariabel, konsep variabel, indikator dan pengukuran. Adapun syarat
masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu
dilakukan analisis faktor.
Menurut Sugiono ( 2009:2) menjelaskan variabel penelitian yaitu :
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu
“Pengaruh Rasio Pengembalian Modal dan Laba Per Lembar Saham Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010-2011”. Maka variabel-variabel yang diteliti dapat
dibedakan menjadi dua :
a. Variabel Bebas / Independent ( X1)
Menurut Sugiyono ( 2009:4 ) pengertian variabel bebas yaitu :
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent ( terikat )”.
Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti adalah variabel X1 adalah Laba Per Lembar Saham dan X2 adalah
Rasio Pengembalian Modal. Dalam operasionalisasinya variabel ini semua
variabel ini semua variabel di ukur oleh instrument pengukur dalam bentuk rasio.
b. Variabel tidak Bebas / dependent ( variabel Y )
Menurut Sugiyono ( 2009:4 ) pengertian variabel terikat yaitu :
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
Dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
adalah Harga saham. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
(Brigham &
di Bursa Efek Indonesia. Rasio
2.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 2.2.3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel
yang mewakilinya. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian dibagi dalam dua
jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik
dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang dengan
sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan
lainnya untuk keperluan penelitian dari pengguna (Andi Supangat,
2007:2). Sedangkan menurut Jonathan Sarwono, (2007:8) bahwa data
primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Jadi
yang dikumpulkan dengan cara terjun langsung dengan meneliti keadaan
sebenarnya dengan cara sebagai berikut:
c. Wawancara (Interview)
Yaitu suatu teknik dalam proses pengumpulan data dengan cara
mengadakan wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan
pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.
d. Obsevasi (Obsevation)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung sekaligus aktif dalam proses kegiatan di tempat penelitian
diadakan serta meninjau secara langsung.
e. Dokumentasi (Filing)
Yaitu suatu teknik pencatatan dan pengumpulan data yang
diindentifikasi dari dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk
mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data
tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual
(responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja
melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya
untuk keperluan penelitian baru para pengguna (Andi Supangat, 2007:2).
Sedangkan data sekunder menurut Jonathan Sarwono (2007:8) adalah data
Dengan demikian, sesuai pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan
pengertian dari data sekunder adalah data yang didapat dengan cepat
karena sudah tersedia sebelumnya seperti: Studi Kepustakaan (Library
Research) yaitu studi yang dilakukan untuk menggali teori-teori yang
berhubungan dengan penulisan hasil penelitian agar supaya dapat
dijadikan data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari
buku-buku atau laporan yang dapat membantu kelancaran peneliti dalam
penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang diambil dalam
penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut
berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh
pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang
berhubungan dan sudah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia mengenai
perusahaan sektor pertambangan.
2.2.3.2Teknik Penentuan Data
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi
dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai
berikut:
1. Populasi Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Populasi yang diambil oleh penulis adalah laporan keuangan 30
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dalam kurun waktu tahun 2010-2011, sehingga terdapat 60 populasi
perusahaan.
2. Sampel
Berdasarkan penjelasan tersebut data dari populasi yang akan dijadikan
sampel adalah neraca dan laporan laba rugi pada perusahaan sektor
pertambangan tahun 2010-2011. Untuk mengambil sampel penelitian
penulis berpedoman pada pendapat yang dikemukakan sebagai berikut :
Menurut Sugiyono (2007:62) mengemukakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Penentuan jumlah sample yang akan diolah dari jumlah populasi, maka
harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Untuk
menentukan sampling teknik yang digunakan sesuai dengan judul penulis yaitu
Menurut Sugiyono (2009:66) pengertian non probability sampling yaitu :
“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan oleh penulis adalah
sampling purposive.
Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2009:68) yaitu:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.”
Jumlah sampel yang dianjurkan dalam suatu penelitian menurut Hair et al
(2006: 196) diungkapkan bahwa,
“in addition to its role in determining statistical power, sample size also
affect the generalizability of the result by the ratio of observation to the independent variables. A general rule is that the ratio should be never fall below 1 : 5, meaning that five observations are made for each independent
variable in the variate.”
Berdasarkan teori tersebut, jumlah sampel minimal dalam penelitian ini
adalah 5 x 2 variabel bebas yaitu 10 buah sampel.
Dengan demikian sample yang diambil oleh penulis adalah berupa laporan
keuangan tahunan berupa neraca dan laporan laba rugi dari data tahun 2010-2011
sebanyak 2 (dua) tahun dengan pertimbangan bahwa :
1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan perusahaan sektor
pertambangan yang merupakan sumber informasi keuangan terbaru.
3. Data yang diambil adalah 2 (dua) tahun dari tahun 2010-2011 yang
dijadikan sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena
yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
4. Sample yang diambil sebanyak 2 (dua) tahun dari periode 2010-2011
karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji
penelitian.
Tabel 3.3 Sampel
NO. KODE NAMA
1 ADRO Adaro Energy Tbk.
2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.
3 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.
4 ATPK ATPK Resources Tbk.
5 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk.
6 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk.
7 BRAU Berau Coal Energy Tbk.
8 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk.
9 BUMI Bumi Resources Tbk.
10 BYAN Bayan Resources Tbk.
11 CITA Cita Mineral Investindo Tbk.
12 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk.
13 CTTH Citatah Tbk.
14 DEWA Darma Henwa Tbk.
15 DKFT Central Omega Resources Tbk.
16 DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
17 ELSA Elnusa Tbk.
18 ENRG Energi Mega Persada Tbk.
19 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk.
20 HRUM Harum Energy Tbk.
21 INCO International Nickel Indonesia Tbk.
22 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
23 KKGI Resources Alam Indonesia Tbk.
24 MEDC Medco Energi Internasional Tbk.
25 MITI Mitra Investindo Tbk.
26 PKPK Perdana Kaya Perkasa Tbk.
28 PTRO Petrosea Tbk.
29 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk.
30 TINS Timah (Persero) Tbk.
Sampel yang diambil adalah sebanyak 30 perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan dua tahun laporan keuangan dari
tahun 2010-2011, sehingga sampel yang diteliti berjumlah 60 sampel.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer
yang diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke bagian
perpustakaan yang ada di Pusat Informasi Pasar Modal, Bandung,
untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Dokumen-dokumen
Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan penelitian ini
diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya laba per lembar
saham, rasio pengembalian modal dan harga saham perusahaan, serta
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di
perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti oleh penulis.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data
yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif menurut Sugiyono (2010:14) :
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari
variabel X1 dan X2 dan Y, peneliti menggunakan metode kuantitatif.
Analisis kuantitatif dalam penelitian ini antara lain :
Menurut Menurut Sugiyono (2010:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik