• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis Panel Harga Pangan Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Teknis Panel Harga Pangan Tahun 2017"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN TEKNIS

PANEL HARGA PANGAN

TAHUN 2017

BADAN KETAHANAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

BIDANG HARGA PANGAN

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN

BADAN KETAHANAN PANGAN

Kanpus. Kementerian Pertanian, Jln. Harsono RM

(3)

|

i

Badan Ketahanan Pangan KATA PENGANTAR

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak azasi manusia yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang, pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi.

Mengingat kondisi pangan senantiasa bergerak dinamis dan cenderung berfluktuasi mengikuti perkembangan kondisi domestik dan internasional, maka pasokan dan harga pangan perlu dimonitor terus-menerus agar jika terjadi goncangan (shock) pada pangan dapat dideteksi sedini mungkin. Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan baik jika tersedia data yang akurat dan up to date. Berkaitan dengan hal tersebut, Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan melakukan pengumpulan data harga dan pasokan pangan strategis melalui metode panel harga pangan.

Agar ada persamaan persepsi dalam melakukan tugas pengumpulan data Panel Harga Pangan tersebut, Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan menyusun Pedoman Teknis Panel Harga Pangan Tahun 2017. Panduan ini akan menjadi acuan bagi petugas (enumerator) di lapangan dalam melaksanakan tugas pengumpulan dan pengiriman data panel harga pangan.

Dalam penyusunan panduan teknis ini, berbagai pihak telah ikut berpartisipasi dalam memberikan masukan dan saran perbaikan. Oleh karena itu, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi pelaksana kegiatan Panel Harga Pangan dan stakeholder terkait.

Jakarta, Januari 2017

Kepala Badan Ketahanan Pangan

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Lampiran ... v

Daftar Singkatan ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Keluaran ... 3

C. Sasaran ... 4

D. Ruang Lingkup ... 4

E. Pengertian dan Definisi ... 7

II. KONSEP PANEL DATA... 11

A. Panel Data ... 11

B. Manfaat Panel Data ... 11

III. PELAKSANAAN KEGIATAN ... 13

A. Identifikasi dan Pemilihan Lokasi Panel ... 13

B. Identifikasi dan Pemilihan Enumerator ... 17

C. Pengumpulan Data ... 20

D. Sosialisasi Kegiatan ………..27

IV. ORGANISASI DAN TATA KERJA ... 28

A. Tingkat Pusat ... 28

B. Tingkat Provinsi ... 29

V. MONITORING DAN PELAPORAN ... 31

VI. EVALUASI PANEL HARGA PANGAN TAHUN 2017 ... 32

VII. PENUTUP ... 33

(5)

|

iii

Badan Ketahanan Pangan DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daerah Sentra Produksi Bawang Merah ... 15

Tabel 2. Daerah Sentra Produksi Cabai Besar ... 15

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

|

v

Badan Ketahanan Pangan DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1. Kuesioner Data Dasar Panel Produsen ... 35

Lampiran 2. Kuesioner Data Enam Bulanan Panel Produsen ... 38

Lampiran 3. Kuesioner Data Dasar Panel Pedagang ... 56

Lampiran 4. Kuesioner Data Enam Bulanan Panel Pedagang ... 58

Lampiran 5. Kuesioner Panel Produsen ... 68

Lampiran 6. Format SMS – Panel Produsen ... 66

Lampiran 7. Kuesioner Panel Pedagang ... 71

Lampiran 8. Format SMS - Panel Pedagang Grosir ... 73

Lampiran 9. Format SMS - Panel Pedagang Eceran (Mingguan dan Harian) ... 76

Lampiran 10. Panduan Pengisian Kuesioner ... 79

Lampiran 11. Surat Pernyataan Enumerator Terhadap Penanggung Jawab Kegiatan Panel Harga Pangan Mingguan ... 84

(8)

DAFTAR SINGKATAN

EWS : Early Warning System (Sistim Deteksi Dini) Patanas : Panel Data Nasional

SMS : Short Message System

GKP : Gabah Kering Panen

GKG : Gabah Kering Giling

RPH : Rumah Potong Hewan

PPB : Penggilingan Padi Besar

PPM : Penggilingan Padi Sedang

PPK : Penggilingan Padi Kecil

Enumerator-PRD : Enumerator Produsen Enumerator-PDG : Enumerator Pedagang

MT : Musim Tanam

OPT : Organisme Pengganggu Tanaman

(9)

|

1

Badan Ketahanan Pangan I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(10)

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Mengabaikan kepentingkan produsen sama saja dengan pembiaran terhadap hak petani/produsen untuk mendapatkan kesempatan hidup layak, tetapi disisi lain dengan membiarkan harga di tingkat konsumen tinggi juga mengakibatkan semakin tertekan dan tergerusnya daya beli masyarakat di tingkat konsumen.

Harga pangan menjadi salah satu indikator kecukupan pangan masyarakat. Harga juga merupakan salah satu elemen penting dalam ekonomi pangan dan berkontribusi terhadap inflasi. Harga pangan tingkat konsumen berpengaruh terhadap: (a) akses pangan; (b) kondisi rawan pangan; (c) ketersediaan pasokan; (d) kondisi permintaan; (e) kelancaran distribusi pangan; (f) kondisi perdagangan di pasar internasional; (g) dampak implementasi kebijakan pemerintan; dan (h) daya beli masyarakat.

Terjadinya gangguan pada pasokan yang dapat mempengaruhi harga pangan perlu segera mendapat respon kebijakan dari pemerintah karena dapat menimbulkan gejolak sosial di masyarakat dan dapat mengakibatkan terganggunya kondisi sosial politik nasional. Oleh karena itu, diperlukan suatu Sistem Deteksi Dini (Early Warning System) tentang kondisi pasokan dan harga pangan yang tepat (up to date) dan akurat, agar dapat segera dilakukan antisipasi dan respon terhadap kemungkinan terjadinya gejolak.

(11)

|

3

Badan Ketahanan Pangan Kegiatan panel harga tahun 2016 masih fokus pada Panel Produsen dan Panel Pedagang Mingguan (Senin dan Kamis). Pengalaman tahun 2016, beberapa komoditas pangan strategis mengalami fluktuasi harga khususnya di wilayah Jakarta dan perkotaan lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 2017 kegiatan panel harga pangan ditambahkan untuk Panel Pedagang Harian khusus ditingkat eceran, khususnya di wilayah Jakarta sebagai barometer nasional dan wilayah sekitarnya antara lain Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Purwakarta, dan Karawang.

B. Tujuan dan Keluaran

Tujuan penyusunan Pedoman Teknis Panel Harga Pangan Tahun 2017 adalah sebagai acuan bagi Dinas yang menangani ketahanan pangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta petugas pengumpul data (enumerator) untuk mengumpulkan dan melaporkan data yang akurat dan up to date. Berdasarkan pedoman ini, petugas di daerah diharapkan mampu menguasai metode panel untuk pemantauan harga dan pasokan pangan sehingga dapat melaksanakan pengumpulan dan pelaporan data panel dengan baik, benar dan dapat dipercaya (reliable). Data dan informasi tersebut akan digunakan sebagai bahan masukan dan rumusan kebijakan pengendalian harga dan pasokan pangan, baik di pusat maupun daerah. Kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017 bertujuan untuk:

1. Menyediakan data/informasi yang cepat dan akurat tentang harga dan pasokan pangan sebagai bahan deteksi dini guna mengantisipasi terjadinya gangguan distribusi dan harga pangan di Pusat dan Daerah. 2. Menganalisis harga dan pasokan pangan secara periodik sebagai bahan

(12)

Keluaran yang diharapkan dari Pedoman Teknis Panel Harga Pangan Tahun 2017 adalah tersedianya acuan pelaksanaan pengumpulan dan pengiriman data Panel Harga Pangan untuk petugas di daerah.

C. Sasaran

Sasaran kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017 adalah:

1. Tersedianya data/informasi yang cepat dan akurat tentang harga dan pasokan pangan, baik nasional maupun daerah (provinsi dan kabupaten/ kota) sebagai bahan deteksi dini guna mengantisipasi terjadinya gejolak harga dan kelangkaan pasokan pangan; dan

2. Tersedianya hasil analisis tentang harga dan pasokan pangan, baik nasional maupun daerah (provinsi dan kabupaten/kota) secara periodik sebagai bahan perumusan kebijakan.

D. Ruang Lingkup

Kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017 merupakan kelanjutan dan perbaikan kegiatan panel harga pangan tahun 2016 yang sudah dilakukan sejak tahun 2010. Kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017 akan dilaksanakan di 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi, dengan melibatkan enumerator sebanyak 979 orang sebagai petugas pengumpul dan pelapor data mingguan. Selain itu, ada penambahan enumerator harian di wilayah Jakarta dan sekitarnya sekitar 50 orang. Selanjutnya enumerator tersebut melaporkan data yang dikumpulkan melalui Short Message Service (SMS) atau website dan hasilnya dapat diupload di website panel.

(13)

|

5

Badan Ketahanan Pangan harga dan pasokan, serta informasi lain yang berpengaruh terhadap perubahan harga dan pasokan. Kesimpulan yang akan diperoleh dari hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan tersebut diharapkan dapat menggambarkan kondisi harga dan pasokan pangan baik di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

Kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017 terdiri dari: (1) Panel Produsen Mingguan di tingkat kabupaten/kota; (2) Panel Pedagang Mingguan (Grosir dan Eceran) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; dan (3) Panel Pedagang Harian (Eceran) khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya (antara lain Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang dan Purwakarta).

Panel Produsen Mingguan merupakan kegiatan pengumpulan data harga dan pasokan pangan di tingkat petani meliputi komoditas Gabah Kering Panen/GKP, Jagung, Kedelai, Cabai Merah Keriting dan Bawang Merah, serta harga dan pasokan pangan ditingkat penggilingan meliputi komoditas Gabah Kering Giling/GKG dan Beras (Beras Medium dan Beras Premium).

Panel Pedagang Mingguan merupakan kegiatan pengumpulan data harga dan pasokan pangan di tingkat pedagang grosir dan eceran meliputi Beras (Premium, Medium dan Termurah), Jagung, Kedelai, Gula Pasir, Bawang Merah, Cabai Merah Keriting, Daging Ayam Ras, Telur Ayam Ras, Daging Sapi, Minyak Goreng, dan Terigu.

Panel Pedagang Harian merupakan kegiatan pengumpulan data harga dan pasokan pangan di tingkat pedagang eceran meliputi Beras (Premium, Medium dan Termurah), Jagung, Kedelai, Gula Pasir, Bawang Merah, Cabai Merah Keriting, Daging Ayam Ras, Telur Ayam Ras, Daging Sapi, Minyak Goreng, dan Terigu.

(14)

padi/jagung/kedelai/cabai/bawang merah. Panel Pedagang Mingguan diarahkan dilaksanakan di ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota, sedangkan Panel Pedagang Harian dilaksanakan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Variabel yang dipantau dalam Panel Produsen Mingguan di tingkat kabupaten/kota adalah persentase luas panen, harga gabah/beras di tingkat petani dan penggilingan, harga jagung pipilan kering, harga kedelai biji kering, harga bawang merah dan harga cabai merah keriting di tingkat petani, serta stok gabah/beras di penggilingan.

Variabel yang dipantau untuk Panel Pedagang Mingguan Grosir di tingkat provinsi dan kabupaten/kota adalah harga dan pasokan pangan strategis: beras premium, beras medium, beras termurah, gula pasir, bawang merah, cabai merah keriting, daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi tingkat pemotong/RPH dan harga sapi hidup.

Untuk Panel Pedagang Mingguan Eceran dan Panel Pedagang Harian Eceran, variabel yang dipantau adalah harga dan pasokan pangan strategis: beras premium, beras medium, beras termurah, gula pasir, bawang merah, cabai merah keriting, daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi murni, minyak goreng dan tepung terigu.

(15)

|

7

Badan Ketahanan Pangan E. Pengertian dan Definisi

Istilah/pengertian dan definisi yang digunakan dalam pedoman teknis adalah: 1. Beras Medium: beras yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, atau jika

berdasarkan kriteria kualitas, yaitu beras yang memiliki derajat sosoh minimal 99%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 20% dan butir menir maksimal 2%.

2. Beras Premium : jenis beras yang kualitasnya bagus dan biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas, atau jika berdasarkan kriteria kualitas, yaitu beras yang memiliki derajat sosoh minimal 95%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 15% dan butir menir maksimal 2%.

3. Beras Termurah: jenis beras yang kualitasnya paling rendah, atau jika berdasarkan kriteria kualitasnya yaitu beras yang memiliki derajat sosoh minimal 95%, kadar air maksimal 25%, butir patah maksimal 25% dan butir menir maksimal 2%.

4. Daging sapi murni yaitu daging konsumsi yang sudah dipisahkan dari bagian tulang/karkas.

5. Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

6. Metode panel data adalah data yang dikumpulkan melalui pengamatan & pencatatan secara berkala (time series) dan antar subjek (cross-section) terhadap sekumpulan objek.

(16)

8. Panel harga pangan adalah kumpulan informasi harga pangan yang terkumpul secara berkala dan subjek tertentu melalui pencatatan berulang. 9. Pangan pokok merupakan pangan yang diperuntukkan sebagai makanan utama sehari-hari sesuai dengan potensi sumber daya dan kearifan lokal. 10. Pasar kabupaten/kota merupakan pasar yang mempertemukan penjual

dan pembeli dari berbagai daerah atau wilayah tertentu atau pasar yang menjadi pasar sentra di kabupaten/kota.

11. Pasokan pangan adalah aliran pangan dari satu sumber ke tempat lain. 12. Pedagang eceran/pengecer/peritel yaitu pedagang yang menjual barang

yang dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran.

13. Pedagang grosir/menengah/agen yaitu pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang biasanya akan diberi daerah kekuasaan penjualan/perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor.

14. Pedagang pangan adalah seseorang yang mendistribusikan/menjual pangan kepada pihak kosumen.

15. Pejabat struktural adalah pegawai yang mempunyai jabatan secara tegas ada dalam struktur organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari bertingkat-tingkat yang terendah (eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a).

(17)

|

9

Badan Ketahanan Pangan 17. Pemerintah daerah (Pemda) adalah gubernur, bupati atau walikota, dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 18. Penggilingan padi besar (PPB) adalah penggilingan padi dengan

kapasitas produksi > 3 ton beras per jam dengan konfigurasi mesin penggilingan padi terdiri dari dryer, cleaner, husker, separator dan

polisher (D-C-H-S-P-P-P). Penggilingan padi besar dapat melakukan 3 kali atau lebih proses penyosohan atau disebut dengan penggilingan padi 1 phase.

19. Penggilingan padi menengah (PPM)/sedang adalah penggilingan padi dengan kapasitas produksi 0,75 - 3 ton beras per jam dengan konfigurasi mesin penggilingan padi terdiri dari cleaner, husker, separator dan

polisher (C-H-S-P-P). Penggilingan padi menengah dapat melakukan 2 kali proses penyosohan atau disebut dengan penggilingan padi 2 phase. 20. Penggilingan padi kecil (PPK) adalah penggilingan padi dengan kapasitas

produksi < 0,75 ton beras per jam dengan konfigurasi mesin penggilingan padi terdiri dari husker dan polisher (H-P). Penggilingan padi kecil biasanya hanya melakukan 1 kali penyosohan atau disebut dengan penggilingan padi 1 phase.

21. Petani adalah warga negara Indonesia, baik perseorangan maupun beserta keluarganya yang melakukan usaha pertanian. Petani disebut juga pelaku utama pembangunan pertanian.

22. Produsen pangan/petani pelaku utama yang menghasilkan produk pangan.

(18)

24. Enumerator Pedagang Harian adalah petugas pengumpul data harga dan pasokan pangan di tingkat pedagang eceran di wilayah Jakarta dan sekitarnya, serta melaporkan setiap hari (Senin sampai Jumat).

25. Enumerator Pedagang Mingguan adalah petugas pengumpul data harga dan pasokan pangan di tingkat pedagang grosir dan eceran di ibukota Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta melaporkan setiap minggu dua kali pada hari Senin dan Kamis.

(19)

|

11

Badan Ketahanan Pangan II. KONSEP PANEL DATA

A. Panel Data

Panel adalah sekumpulan objek yang disurvei secara periodik pada kurun waktu tertentu. Panel data sering disebut juga sebagai longitudinal data atau

cross-sectional time series data, yaitu kumpulan data tentang kasus-kasus di dalam panel yang diamati secara berkala (time series). Data panel dapat menjelaskan dua macam informasi yaitu: informasi cross-section pada perbedaan antar subjek, dan informasi time series yang merefleksikan perubahan pada subjek waktu. Ketika kedua informasi tersebut tersedia, maka analisis data panel dapat digunakan.

Dengan pengamatan berulang terhadap data cross section yang cukup, analisis data panel memungkinkan seseorang dalam mempelajari dinamika perubahan dengan data time series. Kombinasi data time series dan cross section dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas data dengan pendekatan yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan hanya salah satu dari data tersebut (Gujarati, 2003). Analisis data panel dapat mempelajari sekelompok subjek jika kita ingin mempertimbangkan baik dimensi data maupun dimensi waktu.

B. Manfaat Panel Data

(20)

untuk memantau dinamika harga dan pasokan pangan baik dari segi antar waktu maupun antar wilayah.

Pengamatan dan pengambilan data secara panel ini bermanfaat dalam mengungkap dinamika perilaku objek dan faktor-faktor yang berkaitan erat dengan perilaku objek di lokasi panel dari waktu ke waktu. Dengan menerapkan metode panel data dalam pemantauan harga dan pasokan

pangan, maka dapat diamati ”dinamika harga dan pasokan pangan antar

(21)

|

13

Badan Ketahanan Pangan III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Identifikasi dan Pemilihan Lokasi Panel

(1) Provinsi yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan panel harga pangan mingguan mencakup 34 provinsi, yang dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu provinsi sentra produksi dan provinsi non sentra produksi. Provinsi yang masuk kategori daerah non sentra antara lain: Provinsi DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

(2) Di setiap provinsi, dipilih pasar grosir dan eceran bahan pangan terbesar yang terletak di ibukota provinsi untuk pelaksanaan Panel Pedagang Mingguan tingkat provinsi.

(3) Di provinsi sentra produksi padi dapat diidentifikasi kabupaten/kota yang menjadi sentra produksi jagung, kedelai, bawang merah dan cabai merah, serta kabupaten/kota sebagai pusat perdagangan bahan pangan pokok. Sedangkan di provinsi non sentra padi dapat diidentifikasi kabupaten/kota yang menjadi pusat perdagangan komoditas pangan pokok.

(22)

didasarkan pada banyaknya wilayah tersebut menjadi sentra produksi komoditas. Kabupaten/kota yang menjadi sentra produksi 5 (lima) komoditas (padi, jagung, kedelai, bawang merah dan cabai merah), lebih prioritas dibandingkan dengan wilayah yang menjadi 4 (empat) sentra produksi komoditas, dan seterusnya. Pemilihan lokasi panel dapat dapat dilihat pada Gambar 1.

(5) Untuk memantau harga dan pasokan bawang merah dan cabai merah tingkat petani, selanjutnya dapat ditetapkan kabupaten sentra produksi bawang merah dan cabai merah sebagai lokasi Panel Produsen. Kabupaten/kota sentra produksi bawang merah dan cabai (merah dan rawit) seperti terlihat pada Tabel 1-3.

(23)

|

15

Badan Ketahanan Pangan

Tabel 1. Daerah Sentra Produksi Bawang Merah

No Provinsi Kabupaten

1 Jawa Tengah Brebes, Demak, Kendal, Pati

2 Jawa Timur Nganjuk, Malang, Probolinggo

3 NTB Bima, Sumbawa, Lombok Timur

4 Jawa Barat Cirebon, Majalengka, Garut

5 Sulawesi Selatan Enrekang, Bantaeng, Gowa

6 Sumatera Barat Solok, Agam, Solok Selatan

7 Sulawesi Tengah Sigi, Parigi Mountong, Poso

8 Sumatera Utara Karo, Simalungun, Dairi

9 DI Yogyakarta Bantul, Kulon Progo

10 Bali Bangli

Sumber: Target Luas Tanam Bulanan per Kabupaten Bawang Merah dan Cabai Tahun 2017, Kementan.

Tabel 2. Daerah Sentra Produksi Cabai Besar*

No Provinsi Kabupaten

1 Jawa Tengah Temanggung, Magelang, Brebes

2 Jawa Barat Garut, Cianjur, Tasikmalaya

3 Sumatera Utara Karo, Simalungun, Dairi

4 Jawa Timur Tuban, Malang, Banyuwangi

5 Sumatera Barat Tanah Datar, Solok, Agam

6 Aceh Aceh Tengah, Bener Meriah, Pidie

7 Bengkulu Rejang Lebong, Kepahiyang, Muko-muko

8 Lampung Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Barat

dan Tanggamus

9 Jambi Merangin, Sarolangun, Kota Jambi

10 Sulawesi Selatan Enrekang, Gowa, Bone 11 Sumatera Selatan OKI, Ogan Ilir, Banyuasin

12 DI Yogyakarta Kulon Progo, Sleman, Bantul

13 Bali Bangli, Karangasem, Tabanan,

14 Riau Kampar, Siak, Indragiri Hulu

15 Sulawesi Tengah Parigi Moutong, Sigi, Donggala

16 NTB Lombok Timur, Sumbawa, Lombok tengah

17 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara, Berau, Kutai Timur, Penajem Paser Utara

(24)

Tabel 3. Daerah Sentra Produksi Cabai Rawit

No Provinsi Kabupaten

1 Jawa Timur Blitar, Kediri, Lamongan

2 Jawa Tengah Brebes, Banjarnegara, Wonosobo

3 Jawa Barat Cianjur, Garut, Bandung

4 NTB Lombok Timur

5 Sulawesi Selatan Gowa, Janeponto, Enrekang

6 Bali Buleleng, Karangasem, Klungkung

7 Aceh Aceh tengah, Bener Meriah, Gaya Luwes

8 Sumatera Utara Dairi, Karo, Tapanuli Utara 9 Sulawesi Tengah Parigi Moutong, Sigi

10 NTT Manggarai

11 Sulawesi Utara Minahasa, Bolaang Mongondow, Minahasa

Tenggara

12 Kep. Babel Bangka Tengah

13 Gorontalo Gorontalo, Pohuwato

14 Jambi Kerinci, Merangin, Sarolangun

15 Bengkulu Rejang Lebong, Kepahiyang

16 Kalimantan Barat Bengkayang, Landak

17 Sumatera Barat Agam, Solok Selatan, Tanah Datar

18 Sumatera Selatan OKU Selatan, Muara Enim, Musi Banyuasin

19 Riau Kampar, Lalawan, Siak

Sumber: Buku Target Luas Tanam Bulanan Per Kabupaten Bawang Merah dan Cabai Tahun 2017, Kementan

(6) Berdasarkan poin (1) sampai (5) di atas, lokasi Panel Produsen Mingguan dan Panel Pedagang Mingguan dapat ditetapkan sebagai berikut:

a. Panel Produsen: di kabupaten sentra produksi padi dan/atau sentra produksi bawang merah dan/ atau cabai merah.

b. Panel Pedagang: di provinsi dan kabupaten/kota yang menjadi pusat perdagangan komoditas pangan pokok.

(25)

|

17

Badan Ketahanan Pangan dan/atau kabupaten sentra bawang merah dan/atau cabai merah yang menjadi pusat perdagangan.

(7) Panel Pedagang Harian dilaksanakan di kabupaten/kota di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang menjadi pusat perdagangan pangan pokok yang merupakan barometer perdagangan nasional.

B. Identifikasi dan Pemilihan Enumerator

(1) Enumerator terdiri dari: (a) Enumerator yang mengumpulkan data di tingkat produsen selanjutnya disebut Enumerator-PRD Mingguan; (b) Enumerator yang mengumpulkan data tingkat pedagang (grosir dan eceran) selanjutnya disebut Enumerator-PDG Mingguan (Enumerator-PDG Grosir dan Enumerator-PDG Eceran); dan (c) Enumerator yang mengumpulkan data tingkat pedagang eceran di wilayah Jakarta dan sekitarnya selanjutnya disebut Enumerator PDG Harian.

(2) Untuk setiap provinsi ditunjuk minimal satu Enumerator-PDG Mingguan untuk melakukan pengumpulan data harga dan pasokan pangan tingkat pedagang grosir dan eceran secara mingguan (Senin dan Kamis) di ibukota provinsi.

(3) Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya ditunjuk minimal satu Enumerator-PDG Harian untuk melakukan pengumpulan data harga dan pasokan pangan tingkat pedagang eceran secara harian (Senin sampai Jumat) di ibukota kabupaten/kota.

(26)

a. Kabupaten/kota sentra produksi padi (termasuk jagung dan kedelai): ditunjuk 2 (dua) orang enumerator-PRD untuk melakukan pengumpulan data, khusus komoditas padi, jagung dan kedelai. Untuk itu, bagi enumerator di lokasi panel ini, tidak perlu mengisi atau mengumpulkan data bawang merah dan cabai merah;

b. Kabupaten/kota sentra produksi padi (termasuk bawang merah dan/atau cabai merah): ditunjuk 2 (dua) orang enumerator-PRD, yaitu 1 orang enumerator untuk melakukan pengumpulan data komoditas padi (termasuk jagung dan kedelai jika ada) dan 1 orang enumerator untuk mengumpulkan data komoditas bawang merah dan/atau cabai merah;

c. Kabupaten/kota sentra produksi bawang merah dan/atau cabai merah: ditunjuk 1 (satu) orang enumerator-PRD untuk mengumpulkan data komoditas bawang merah dan/atau cabai merah;

(5) Di setiap kabupaten/kota yang ditetapkan menjadi lokasi Panel Pedagang Mingguan ditunjuk 1 (satu) orang Enumerator-PDG Mingguan untuk melakukan pengumpulan data pasokan pangan tingkat pedagang grosir dan eceran di pasar kabupaten/kota secara mingguan (Senin dan Kamis).

(6) Di setiap kabupaten/kota yang ditetapkan menjadi lokasi Panel Pedagang Harian ditunjuk 1 (satu) orang Enumerator-PDG untuk melakukan pengumpulan data harga dan pasokan pangan tingkat eceran di pasar kabupaten/kota secara harian (Senin sampai Jumat).

(27)

|

19

Badan Ketahanan Pangan dapat ditunjuk tiga enumerator yang terdiri dari 2 (dua) orang Enumerator-PRD (dengan ketentuan sama dengan di atas) dan satu orang Enumerator-PDG.

(8) Persyaratan enumerator untuk memperoleh akurasi data dan kemudahan pendataan, enumerator sedapat mungkin dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki telepon seluler/Handphone (HP)/perangkat elektronik yang bisa mengakses internet dan mampu menggunakannya dengan baik;

b. Untuk enumerator produsen harus berdomisili di sekitar atau wilayah kecamatan sentra padi dan/atau bawang merah/cabai merah, dan untuk enumerator pedagang berdomisili di sekitar ibukota kabupaten/kota;

c. Berpengalaman melakukan pendataan, serta bersedia dan berkomitmen dalam pengumpulan data secara tepat waktu dan kontinyu;

d. Memiliki pengetahuan yang cukup atau memiliki akses yang baik terhadap sumber data di lokasi panel;

e. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya;

f. Bekerja pada instansi pemerintah (baik PNS, honorer atau penyuluh) dan diutamakan bukan pejabat struktural;

g. Tidak memiliki konflik kepentingan (vested interest) yang

menyebabkan data menjadi “bias”;

(28)

i. Enumerator tidak diperkenankan untuk mengalih tugaskan kepada orang lain berikut hak yang menyertainya;

j. Bersedia menandatangani surat kesepakatan tentang tata aturan dalam hal pelaksanaan teknis dan administrasi tentang panel harga pangan.

C. Pengumpulan Data

Tata cara dalam pelaksanaan pengumpulan data panel di masing-masing lokasi adalah sebagai berikut:

(1) Kuesioner

a. Enumerator mengumpulkan data dengan cara mengisi kuesioner baku yang telah dirancang untuk masing-masing enumerator, terdiri dari: (a) Kuesioner Data Dasar; (b) Kuesioner Data Enam Bulanan; (c) Kuesioner Mingguan untuk Panel Produsen dan Panel Pedagang Mingguan. Sedangkan Panel Pedagang Harian hanya mengisi Kuisioner Harian.

b. Kuesioner Data Dasar diisi hanya SEKALI pada awal kegiatan oleh semua enumerator mingguan kabupaten/kota (Enumerator-PRD & Enumerator-PDG) dikompilasi oleh koordinator provinsi dikirimkan melalui email ke

[email protected]

atau Fax ke Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan cq. Bidang Harga Pangan (021) 7804496;

(29)

|

21

Badan Ketahanan Pangan dan Cadangan Pangan cq. Bidang Harga Pangan pada bulan Maret dan September melalui alamat yang sama;

d. Kuesioner Mingguan, terdiri dari Kuesioner Panel Produsen Mingguan dan Kuesioner Panel Pedagang Mingguan. Kuesioner Panel Produsen diisi oleh Enumerator-PRD Mingguan dan Kuesioner Panel Pedagang diisi oleh Enumerator-PDG Minguan (grosir dan ecran) sebanyak 2 (dua) kali seminggu. Pengumpulan data dilakukan pada hari Senin dan Kamis, dan dikirim pada hari yang sama (Senin dan Kamis). Pengiriman data dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

Melalui SMS dengan format SMS yang telah ditentukan ke nomor 0821 100 100 32

Melalui internet (WEBSITE) dengan mengisi tabel yang telah disediakan pada website:http://panelhargabkp.pertanian.go.id. Kuesioner Panel Produsen Mingguan digunakan untuk mencatat persentase luas panen, harga gabah di tingkat petani, harga dan stok gabah/beras di penggilingan, harga jagung pipilan kering, kedelai biji kering, bawang merah dan cabai merah keriting di tingkat petani. Kuesioner Panel Pedagang Mingguan digunakan untuk mencatat data harga dan pasokan pangan di tingkat pedagang grosir dan pedagang eceran.

e. Kuesioner Harian, diisi oleh Enumerator Pedagang Harian Jakarta dan sekitarnya yang berisikan data harga dan pasokan pangan pedagang eceran. Pengiriman data dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: (1) SMS dengan format SMS ke nomor 0821 100 100 32; dan (2) internet (website) dengan mengisi tabel yang telah disediakan:

(30)

f. Variabel yang Dipantau

Variabel yang dipantau dalam kegiatan Panel Harga Pangan tahun 2017 adalah sebagai berikut:

KEGIATAN KOMODITI VARIABEL GKP petani dan penggilingan, harga dan stok GKG dan beras (medium dan premium) di penggilingan.

• Harga beli jagung pipilan kering dari petani oleh pedagang pengumpul. • Harga beli kedelai biji kering

dari petani oleh pedagang pengumpul

• Harga jual bawang merah oleh petani ke pedagang. • Harga jual cabai merah

keriting oleh petani ke pedagang. ayam ras, telur ayam ras, gula pasir lokal, minyak goreng, dan tepung terigu. • Daging sapi murni

• Sapi hidup

• Harga dan pasokan di pedagang grosir dan

pedagang eceran di pasar ibu kota provinsi dan

kabupaten/kota, kecuali minyak goreng dan tepung terigu hanya di pedagang eceran.

• Harga dan pasokan daging sapi di tingkat pemotong/RPH • Harga dan pasokan daging

sapi murni di pasar eceran • Harga beli sapi hidup (kg

(31)

|

23

Badan Ketahanan Pangan

(2) Pemilihan Responden dan Cara Pengumpulan Data

a. Panel Produsen Mingguan

VARIABEL RESPONDEN CARA PENGUMPULAN DATA

Perkiraan Luas Panen Padi

Kecamatan sentra padi

Memperkirakan persentase luas panen padi di kecamatan sentra padi yang dipilih pada saat pendataan.

Diperkirakan dari perbandingan luas yang sudah dipanen dibanding total luas panen

Harga GKP Tingkat Petani

Petani padi di

kecamatan sentra padi

Dicatat harga transaksi pembelian gabah di petani yang paling umum (modus) terjadi di kecamatan sentra padi pada saat pendataan

Harga Jagung

langsung dari petani di dalam satu wilayah kabupaten

Dicatat rata-rata harga transaksi pembelian oleh pedagang pengumpul dari petani dalam satu wilayah kabupaten pada saat pendataan

Harga Kedelai

langsung dari petani di dalam satu wilayah kabupaten

Dicatat rata-rata harga transaksi pembelian oleh pedagang pengumpul dari petani dalam satu wilayah kabupaten pada saat pendataan

Harga Bawang merah

3 petani bawang merah di kecamatan sentra bawang merah

Dicatat rata-rata harga transaksi penjualan oleh petani ke pedagang pada saat pendataan

Harga Cabai merah keriting

3 petani cabai merah di kecamatan sentra cabai merah

(32)

VARIABEL RESPONDEN CARA PENGUMPULAN DATA Harga GKP

dan GKG Tingkat Penggilingan

3 Penggilingan Padi (skala besar, sedang, dan kecil) di wilayah kabupaten

Dicatat rata-rata harga pembelian gabah oleh penggilingan dari petani dalam bentuk GKP (kadar air (KA) 18-25%, kadar hampa (KH) dan kotoran max 10%) dan GKG (kadar air (KA) max 14%, kadar hampa (KH) dan kotoran max 3%) pada saat pendataan Harga Beras

Tingkat Penggilingan

3 Penggilingan Padi (skala besar, sedang, dan kecil) di wilayah kabupaten

Dicatat rata-rata transaksi penjualan beras oleh penggilingan ke pedagang pada saat pendataan

Stok Gabah dan Beras

3 Penggilingan Padi (skala besar, sedang, dan kecil) di wilayah kabupaten

Dicatat jumlah (kumulatif) gabah dan beras yang ada di gudang penggilingan dan belum terjual pada saat pendataan

b. Panel Pedagang Mingguan (Grosir dan Eceran) dan Harian (Eceran)

VARIABEL RESPONDEN

CARA

1. Beras (premium, medium dan termurah)

2. Jagung pipilan kering 3. Kedelai biji kering 4. Gula pasir lokal 5. Bawang merah 6. Cabai merah keriting 7. Daging ayam ras 8. Telur ayam ras

3 pedagang grosir di pasar kabupaten/kota dipilih yang lokasinya di luar pasar kabupaten (letaknya menyebar) tapi masih dalam satu wilayah kabupaten

Dicatat rata-rata harga penjualan oleh

(33)

|

25

Badan Ketahanan Pangan

VARIABEL RESPONDEN

CARA PENGUMPULAN

DATA Pasokan Pangan Tingkat

Pedagang Grosir:

1. Beras (premium, medium dan termurah)

2. Jagung pipilan kering 3. Kedelai biji kering 4. Gula pasir lokal 5. Bawang merah 6. Cabai merah keriting 7. Daging ayam ras 8. Telur ayam ras

3 pedagang grosir di pasar kabupaten/kota (letaknya di depan, tengah dan belakang pasar).

Jika di pasar kabupaten tidak ada pedagang grosir, maka pedagang grosir bisa dipilih yang lokasinya di luar pasar kabupaten (letaknya

Harga Daging Sapi Murni Tingkat Pemotong/RPH daging sapi murni oleh pemotong/RPH ke pedagang eceran Pasokan Daging Sapi Murni

Tingkat Pemotong/RPH Harga Sapi Hidup Tingkat

Peternak beli sapi hidup oleh pedagang dari peternak 2. Jagung pipilan kering 3. Kedelai biji kering

(34)

VARIABEL RESPONDEN 2. Jagung pipilan kering 3. Kedelai biji kering 4. Gula pasir lokal

3 pedagang eceran di pasar kabupaten/kota

(3) Ketentuan Lain Pendataan

a. Sumber data harus dipertahankan tetap pada setiap pendataan. Misalnya: data harga sarana produksi diambil dari salah satu toko terbesar dan terlengkap di wilayah panel, tanpa berpindah-pindah. b. Data yang dikumpulkan harus dapat mewakili kabupaten/kota

(35)

|

27

Badan Ketahanan Pangan c. Hasil dari laporan mingguan Panel PRD dan Panel PDG, serta

laporan harian Panel PDG dapat diakses melalui website http://panelhargabkp.pertanian.go.id/.

D. Sosialisasi Kegiatan

Sosialisasi dilaksanakan oleh aparat pusat kepada penanggung jawab panel di masing-masing provinsi untuk menyamakan persepsi tentang pelaksanaan kegiatan, metode analisis dan pelaporan. Setelah menerima sosialisasi dari pusat, penanggungjawab panel di provinsi harus melakukan:

(1) Memilih dan menetapkan kabupaten/kota sebagai lokasi panel sesuai dengan ketentuan di atas;

(2) Menunjuk dan menetapkan enumerator; dan

(3) Melakukan coaching (pembekalan) kepada enumerator.

Coaching enumerator dilakukan oleh penanggungjawab panel

(36)

IV. ORGANISASI DAN TATA KERJA

Guna memperlancar pelaksanaan kegiatan Panel Harga Pangan tahun 2017 secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota maka organisasi kegiatan secara rinci adalah sebagai berikut:

A. Tingkat Pusat

(1) Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan cq Bidang Harga Pangan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan panel harga pangan secara keseluruhan.

(2) Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan cq Bidang Harga Pangan bertanggung jawab dalam pembinaan teknis bagi Penanggungjawab kegiatan provinsi dan enumerator, agar dapat melaksanakan pengumpulan data secara benar dan mengirimkan data secara tepat waktu.

(3) Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan cq Bidang Harga Pangan melaksanakan:

a. Perbaikan software jika terjadi kendala dalam kegiatan penyimpanan, pengiriman laporan mingguan melalui SMS dan/ atau website yang dilakukan oleh enumerator.

b. Sosialisasi kepada penanggungjawab kegiatan panel harga pangan provinsi, serta sosialisasi kepada petugas enumerator harian di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

(37)

|

29

Badan Ketahanan Pangan d. Pengendalian terhadap provinsi dengan tingkat pelaporan yang

rendah (<60%).

e. Pengolahan dan analisis data panel yang dilaporkan enumerator untuk dijadikan konsep bahan rumusan kebijakan harga dan pasokan pangan tingkat nasional.

f. Memberikan masukan kebijakan kepada pimpinan terkait dengan hasil kegiatan panel harga pangan.

g. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan panel harga pangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

B. Tingkat Provinsi

(1) Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan provinsi melaksanakan:

a. Menetapkan penanggung jawab kegiatan panel harga pangan tingkat provinsi (minimal eselon IV).

b. Seleksi dan menetapkan Kabupaten/Kota sebagai lokasi kegiatan panel harga pangan.

c. Seleksi, verifikasi, dan penetapan enumerator.

(2) Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan provinsi bertanggung jawab dalam:

a. Pembinaan teknis bagi enumerator, agar dapat melaksanakan pengumpulan data secara benar dan mengirimkan data secara tepat waktu.

(38)

enumerator, yang besarnya sesuai dengan alokasi dana dekonsentrasi (APBN) dari pusat.

(3) Penanggungjawab kegiatan panel harga pangan tingkat provinsi melakukan:

a. Coaching (pembekalan) kepada enumerator.

b. Validasi data terhadap data yang dikirimkan enumerator untuk kemudian dilaporkan ke pusat.

c. Pembinaan kepada enumerator yang tidak disiplin dalam melakukan pelaporan.

d. Penyempurnaan biodata enumerator dalam aplikasi website panel harga pangan apabila terjadi perubahan data dan nomor

handphone enumerator.

e. Pengolahan dan analisis data panel yang dilaporkan enumerator untuk dijadikan konsep bahan rumusan kebijakan distribusi pangan tingkat provinsi.

f. Monitoring dan evaluasi pelaporan kegiatan panel harga pangan oleh enumerator.

(39)

|

31

Badan Ketahanan Pangan

V.

MONITORING DAN PELAPORAN

Dalam rangka pelaksanaan monitoring dan pelaporan

kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017, maka:

1. Dinas yang menangani Ketahanan Pangan provinsi bertanggung jawab untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengumpulan dan pelaporan SMS dan/ atau website data panel di wilayahnya.

2. Dinas yang menangani Ketahanan Pangan provinsi merekap data panel harga pangan mingguan setiap bulan dan melaporkan ke Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan setiap 3 (tiga) bulan. 3. Dinas yang menangani Ketahanan Pangan provinsi harus melakukan

analisis data panel setiap bulan atau jika dibutuhkan dan dilaporkan kepada pimpinan daerah sebagai bahan masukan rumusan kebijakan harga dan pasokan di wilayahnya.

4. Hasil analisis data panel mingguan dikirimkan kepada Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan setiap tiga bulan.

5. Enumerator Mingguan wajib memberikan rekapitulasi hasil pengumpulan data kepada Dinas yang menangani Ketahanan Pangan provinsi setiap tiga bulan.

(40)

VI.

EVALUASI PANEL HARGA PANGAN TAHUN 2017

Pelaksanaan kegiatan Panel Harga Pangan Tahun 2017 yang dilaksanakan di semua wilayah kabupaten/kota di semua provinsi perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan permasalahan selama kegiatan berlangsung yang dirancang Maret sampai Desember.

Evaluasi Panel Harga Pangan direncanakan dilaksanakan pada akhir tahun, sekitar bulan November/Desember 2017 di kantor Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dengan mengundang penanggung jawab dan koordinator kegiatan panel harga pangan di 34 provinsi. Selain itu, diundang petugas enumerator mingguan terbaik, baik ditingkat produsen, pedagang grosir, dan pedagang eceran.

(41)

|

33

Badan Ketahanan Pangan VII. PENUTUP

Kegiatan Panel Harga Pangan adalah salah satu program yang diinisiasi Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan. Kegiatannya dilakukan rutin setiap tahun, dengan cakupan wilayah pengamatan terus diperluas setiap tahun, dan mulai tahun 2016 sudah mencakup seluruh wilayah kabupaten/kota di Indonesia. Pada tahun 2017 kegiatan panel bertambah untuk panel harga harian di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Panel harga pangan merupakan informasi harga yang dinamik terjadi di suatu wilayah, menjadi informasi yang sangat krusial sebagai bahan kebijakan pengembangan pangan ke depan. Dengan memiliki panel harga, akan bermanfaat untuk membangun sistem informasi model pendataan harga dan pasokan pangan yang mudah diakses baik di Pusat dan Daerah.

(42)
(43)

|

35

Badan Ketahanan Pangan Lampiran 1: KUESIONER DATA DASAR PANEL PRODUSEN

(Diisi oleh Enumerator-PRD Mingguan dan dikirim hanya SATU KALI pada saat pendataan pertama, menggambarkan kondisi wilayah kabupaten)

1. Berapa produksi dan luas tanam/populasi pada tahun ini dan tahun sebelumnya?

Komoditas Produksi (ton)

Luas Tanam (ha) / Populasi (ekor) 2016 2017 2016 2017

Padi

Jagung pipilan kering

Kedelai biji kering

Bawang merah

Cabai merah keriting

Cabai rawit

Telur ayam ras x X

Daging ayam ras

Daging sapi

2. Bagaimana pola tanam di kabupaten panel? (boleh lebih dari 1)

3. Musim panen di kabupaten panel?

Komoditas Bulan

Padi Musim Tanam (MT) I :

Musim Tanam (MT) II: Jagung pipilan kering

Kedelai biji kering

Kabupaten : __________________

Provinsi : __________________

Enumerator : __________________

(44)

Bawang merah Cabai merah keriting Cabai rawit

4. Sebaran agroekosistem pertanaman di kabupaten panel?

Uraian Padi

5. Jenis dan sebaran varietas?

Padi Jagung Kedelai Bawang Merah

(%)

Sebaran luas tanam jenis:

Cabai Merah: a) Cabai Merah Besar……..……… % b) Cabai Rawit ………….…………. %

6. Penjualan hasil panen ?

Sistem Jual Beli Gabah

(45)

|

37

Badan Ketahanan Pangan c) Kelompok Tani/

Gapoktan d) Penggilingan e) ………..

7. Penggilingan padi di kabupaten panel? a. Penggilingan besar ……… buah b. Penggilingan sedang………buah c. Penggilingan kecil……… buah d. Lainnya………..…

8. Pola distribusi komoditas (mulai dari Petani – Konsumen). Untuk masing-masing komoditas, boleh lebih dari 1 pola?

a. Gabah/Beras

b. Jagung pipilan kering c. Kedelai biji kering d. Bawang Merah e. Cabai merah keriting f. Cabai rawit

g. Daging Ayam Ras h. Telur Ayam Ras i. Daging Sapi

(46)

Lampiran 2: KUESIONER DATA ENAM BULANAN PANEL PRODUSEN

(Diisi dan dikirim oleh Enumerator-PRD Mingguan pada bulan Maret dan September, menggambarkan kondisi wilayah kabupaten)

A. Harga Satuan

1. Upah/Jasa/Tenaga Kerja/Ternak/Traktor Jenis

Keterangan: 1) Termasuk makan dan rokok yaitu Rp…………..

2) Termasuk operator dan bahan bakar (BBM) 3) Termasuk operator

2. Jasa/Sewa Alat Mesin (Alsin)

Sewa Alat Jasa (Rp) 4)

Keterangan: 4) Ditulis dalam Rupiah per hari/per Ha/per Ton

Kabupaten : __________________

Provinsi : __________________

Enumerator : __________________

(47)

|

39

4. Harga Sarana Produksi (Harga Beli Petani)

(48)

B. USAHATANI PADI

I. Upah Buruh/Tenaga Kerja (Per Hektar)

Sawah: Irigasi/Tadah hujan/……..

Jenis Pekerjaan Satuan

Jumlah

(49)

|

41

Badan Ketahanan Pangan

II. Biaya Sarana Produksi (Per Hektar)

Uraian Satuan Volume

Harga Per

Uraian Satuan Total Biaya (Rp)

a. Pengairan Rp/Ha/MT

(50)

V. Masalah Dalam Usahatani Padi 1. Masalah pada MT I

……… ……… ……… ………

2. Masalah pada MT II

……… ……… ……… ………

VI. Struktur Ongkos

1. Ongkos Angkut :

a. Sawah – pinggir jalan : Rp ________ b. Sawah – rumah : Rp ________ c. Rumah – penggilingan : Rp ________ d. Sawah – penggilingan : Rp ________

2. Biaya di luar ongkos angkut yang dikeluarkan untuk membeli gabah a. Upah bongkar muat (BM): Rp ________

b. Biaya retribusi : Rp ________ c. Lain-lain : Rp ________

(51)

|

43

Badan Ketahanan Pangan 4. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan gabah menjadi

beras:

a. Upah jemur : Rp __________ b. Rendemen GKP – GKG : Rp __________ c. Upah giling :Rp __________ d. Rendemen GKG – beras : __________ % e. Biaya pengemasan :Rp __________ f. Harga karung :Rp __________ g. Lain-lain :Rp __________ 5. Kemana tujuan penjualan beras?

6. Berapa biaya transportasi dalam penjualan beras?

7. Berapa rata-rata jumlah beras yang Saudara jual (per hari)?

8. Berapa stok gabah dan beras di penggilingan per hari pada pada saat panen raya dan musim paceklik?

9. Berapa lama Saudara menyimpan stok tersebut?

(52)

C. USAHATANI JAGUNG

I. Upah Buruh/Jasa Tenaga Kerja

Jenis Pekerjaan Satuan

Jumlah

c. Penanggulangan OPT. Pemberian zat tumbuh/ pupuk cair

(53)

|

45

Badan Ketahanan Pangan II. Biaya Sarana Produksi

Uraian Satuan Volume Harga Per

III. Biaya Lain-Lain

Uraian Satuan Total Biaya (Rp)

a. Pengairan Rp/Ha/MT

b. Pajak Tanah Rp/Ha/Th V. Masalah Dalam Usahatani Jagung

(54)

D. USAHATANI KEDELAI

I. Upah Buruh/Jasa Tenaga Kerja (Per Hektar)

Jenis Pekerjaan Satuan

Jumlah

c. Penanggulangan OPT. Pemberian zat tumbuh/ pupuk cair

(55)

|

47

III. Biaya Lain-Lain

Uraian Satuan Total Biaya (Rp)

a. Pengairan Rp/Ha/MT

(56)

E.USAHATANI BAWANG MERAH

I. Upah Buruh/Jasa Tenaga Kerja (Per Hektar)

Jenis Pekerjaan Satuan

Jumlah

Pemberian zat tumbuh/ pupuk cair

(57)

|

49

III. Biaya Lain-Lain

Uraian Satuan Total Biaya (Rp)

a. Pengairan Rp/Ha/MT

b. Pajak Tanah Rp/Ha/Th

V. Masalah Dalam Usahatani Bawang Merah

(58)

F.USAHATANI CABAI (MERAH KERITING DAN RAWIT)

I. Upah Buruh/Jasa Tenaga Kerja (Per Hektar)

Jenis Pekerjaan Satuan

Jumlah

2. Pengolahan Tanah dan Persiapan Tanam

e. Penanggulangan OPT. Pemberian zat tumbuh/ pupuk cair

(59)

|

51

Badan Ketahanan Pangan Jenis Pekerjaan Satuan

Jumlah

Ket: *)Upah harian termasuk tenaga kerja keluarga

II. Biaya Sarana Produksi

Uraian Satuan Volume

(60)

III. Biaya Lain-Lain

Uraian Satuan Total Biaya (Rp)

a. Pengairan Rp/Ha/MT

b. Pajak Tanah Rp/Ha/Th

c. Sewa lahan Rp/Ha/MT

d. Lain – lain Rp/Ha/MT

TOTAL BIAYA LAIN-LAIN

IV. Pendapatan

1. Produksi per hektar = ... ton

2. Harga jual cabai merah keriting = Rp .../kg

V. Masalah Dalam Usahatani Cabai Merah Keriting

(61)

|

53

Badan Ketahanan Pangan G. USAHATERNAK SAPI POTONG

I. Biaya Produksi

3. Vitamin, Mineral dan Suplemen a.

5. Tenaga Kerja Langsung

(62)

No Keterangan Satuan Volume Harga per

Satuan Nilai

d. Sewa Alat dan Perlengkapan e. Kandang

2. Biaya Operasional

a. Lahan

b. Bangunan

c. Mesin

d. Alat dan Perlengkapan 3. Biaya Penyusutan

a. Lahan

b. Bangunan

c. Mesin

d. Alat dan Perlengkapan 4. Tenaga Kerja Tidak Langsung 5. Pajak, Iuran, Retribusi

6. Biaya Lainnya

Jumlah Biaya Tetap Total Biaya Produksi (A+B)

II. Biaya Pemasaran

No Keterangan Satuan Volume Harga per

Satuan Nilai

A. Biaya Variabel

1. Angkutan Pemasaran

2. Biaya Lainnya

Jumlah Biaya Variabel

B. Biaya Tetap

1. Pajak, Iuran, Retribusi dan Pungutan

2. Biaya Lainnya

Jumlah Biaya Tetap

(63)

|

55

Badan Ketahanan Pangan III. Pendapatan

No Keterangan Satuan Volume Harga per Satuan Nilai

A. Pendapatan Kotor

1. Penjualan Sapi Hidup

a. Jumlah sapi hidup yang akan dijual Ekor b. Berat rata-rata per ekor Kg c. Harga jual sapi Rp/Kg BH

Hasil Penjualan Sapi 2. Penjualan Hasil Sampingan

a. Kotoran Basah Rp/Kg

b. Kotoran Kering Rp/Kg

Hasil Penjualan Kotoran Total Hasil Penjualan

B. Pengeluaran (Biaya-Biaya) Rp

C. Pendapatan Bersih (A-B) Rp

(64)

Lampiran 3: KUESIONER DATA DASAR PANEL PEDAGANG

(Hanya diisi dan dikirim SATU KALI pada saat pendataan pertama oleh Enumerator-PDG Mingguan, menggambarkan kondisi wilayah kabupaten)

1. Komoditas apa yang paling banyak diproduksi di wilayah Saudara? 2. Berapa produksi komoditas berikut di wilayah Saudara?

Uraian Produksi Lokal (Ton)

Padi Daging Sapi murni Sapi (ekor)*)

3. Selain produksi lokal, kebutuhan wilayah dipenuhi dari daerah mana?

Uraian Daerah Asal

Padi Daging Sapi murni Sapi (ekor)*)

Kabupaten : ______________________

Provinsi : ______________________

Enumerator : ______________________

(65)

|

57

Badan Ketahanan Pangan 4. Gambarkan pola distribusi keenam komoditas tersebut di wilayah

kabupaten panel! Lengkapi dengan persentase volumenya pada setiap titik!

5. Berapa jumlah pasar di kabupaten panel? Sebutkan tiga pasar terbesar diantaranya!

6. Apakah terdapat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) atau Rumah Pemotongan Ayam (RPA) di wilayah Saudara? Berapa jumlahnya? Berapa kapasitas pemotongan dalam 1 hari?

7. Apakah permasalahan dan hambatan utama terhadap distribusi pangan di wilayah Saudara? Pilih jawaban di bawah ini:

a. Transportasi b. Iklim/cuaca :

 Pasang-surut

 Ombak besar c. Bencana :

 Banjir

 Gempa bumi

(66)

Lampiran 4: KUESIONER DATA ENAM BULANAN PANEL PEDAGANG GROSIR*)

(Diisi dan dikirim oleh Enumerator-PDG Mingguan pada bulan Maret dan September, menggambarkan kondisi setiap responden pedagang) *) Yang dimaksud pedagang grosir untuk komoditas daging sapi adalah RPH

2. Sumber pembelian komoditas pangan yang akan dijual?

Komoditas Daerah Asal Persentase Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

Gula Pasir Lokal Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras Daging Sapi

Kabupaten : ________________________

Provinsi : ________________________

(67)

|

59

Badan Ketahanan Pangan 3. Bagaimana cara memperolehnya?

Komoditas

Cara Memperoleh (%) Beli

Langsung Memesan

Dikirim

rutin Lainnya Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

Gula Pasir Lokal Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras Sapi Hidup

4. Berapa volume pembelian per minggu (kwintal)?

Komoditas Volume pembelian per minggu (kwintal) Kondisi Normal Panen Raya Hari raya Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

(68)

5. Kemana sasaran penjualan

Komoditas

Sasaran Penjualan

Dalam Kabupaten Luar Kabupaten Pedagang

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering

6. Berapa rata-rata volume penjualan?

Komoditas

(69)

|

61

Badan Ketahanan Pangan 7. Berapa stok mingguan yang dianggap aman untuk usaha Saudara?

Komoditas

Volume stok (kwintal) Kondisi

Normal Panen Raya Hari raya Beras

(70)

9. Berapa margin yang diperoleh

Komoditas

Margin (Persen dari harga pembelian) Kondisi

Normal Panen Raya Hari raya Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Gula Pasir Lokal Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras Daging Sapi

10. Berapa persen kenaikan/penurunan harga dari harga normal yang dianggap terjadi gejolak harga?

Komoditas Persen Kenaikan

Persen Penurunan Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Gula Pasir Lokal Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

(71)

|

63

Badan Ketahanan Pangan PANEL PEDAGANG ECERAN*)

(Diisi dan dikirim oleh Enumerator-PDG Mingguan pada bulan Maret dan September, menggambarkan kondisi setiap responden pedagang)

1. Sumber pembelian komoditas pangan yang akan dijual?

Komoditas Daerah Asal Persentase Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Gula Pasir Lokal Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras Daging Sapi Minyak goreng Tepung terigu

2. Bagaimana cara memperolehnya?

Komoditas

Cara Memperoleh (%) Beli

Langsung Memesan

Dikirim

rutin Lainnya Beras

Jagung Pipilan Kering

Kabupaten : ________________________

Provinsi : ________________________

(72)

Komoditas

3. Berapa volume pembelian per minggu (kwintal)?

Komoditas

(73)

|

65

Badan Ketahanan Pangan 4. Kemana sasaran penjualan

Komoditas

Sasaran Penjualan

Dalam Kabupaten Luar Kabupaten

Pedagang

5. Berapa rata-rata volume penjualan?

Komoditas Volume penjualan per minggu (kwintal)

Kondisi Normal Panen Raya Hari raya

(74)
(75)

|

67

Badan Ketahanan Pangan 8. Berapa margin yang diperoleh

Komoditas Margin (Persen dari harga pembelian)

Kondisi Normal Panen Raya Hari raya

Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Gula Pasir Lokal Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras Daging Sapi Minyak goreng Tepung terigu

9. Berapa persen kenaikan/penurunan harga dari harga normal yang dianggap terjadi gejolak harga?

Komoditas Persen Kenaikan Persen Penurunan

Beras

Jagung Pipilan Kering Kedelai Biji Kering Gula Pasir Lokal Bawang Merah Cabai Merah Keriting Cabai Rawit

(76)

Lampiran 5: KUESIONER PANEL PRODUSEN

Kabupaten : __________________ Tanggal Pendataan: _____________ Provinsi :__________________ Nama Enumerator :______________

Luas Panen dan Harga GKP Tingkat Petani

No Uraian Satuan Nilai

1 Persentase Luas Panen %

2 Harga GKP Tingkat Petani (Rp/kg)

Harga Jagung, kedelai, bawang merah dan cabai merah keriting Tingkat Petani

No Komoditas Satuan P1 P2 P3 Ā

1 Jagung Pipilan Kering Rp/kg 2 Kedelai Biji Kering Rp/kg

3 Bawang merah Rp/kg

4 Cabai merah keriting Rp/kg Harga dan Stok Gabah/Beras Tingkat Penggilingan

No Komoditas Satuan Pg1 Pg2 Pg3 Ā 1 Gabah Kering Panen (GKP) Rp/kg

2 Gabah Kering Giling (GKG) Rp/kg

3 Beras Medium Rp/kg

4 Beras Premium Rp/kg

5 Stok Gabah Kering Giling (GKG) Kwintal

6 Stok Beras Kwintal

Keterangan:

1. GKP: Kadar Air (KA) 18-25%; Kadar Hampa dan Kotoran (KH) maksimum 10%.

2. GKG: Kadar Air (KA) maksimum 14%; Kadar Hampa dan Kotoran (KH) maksimum 3%.

3. Beras Medium: jenis beras yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

4. Beras Premium: jenis beras yang kualitasnya bagus dan biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.

5. GKP dan GKG merupakan varietas unggul atau varietas hasil pengembangan seperti: IR, PB, Cisadane, Ciherang, dan Membramo.

6. P1 : responden ke – 1; P2 : responden ke-2; P3 : responden ke-3

Ā : nilai rata-rata

(77)

|

69

Badan Ketahanan Pangan Lampiran 6:

a. FORMAT SMS – PANEL PRD

KUESIONER MINGGUAN PANEL PRODUSEN

Ketik:

PANELPRD

<spasi>

Tanggal

<pagar>

Prosen

<pagar>

Harga1

<pagar>

Harga2

<pag

ar>

Harga3

<pagar>

Harga4

<pagar>

Harga5

<pagar>

Harga6

<pagar>

Harga7

<pag

ar>

Harga8

<pagar>

Harga9

<pagar>

Stok1

<pagar>

Stok2

Contoh:

PANELPRD 030316

#

10

#

2000

#

3000

#

4000

#

5000

#

6000

#7

000

#

8000

#

9000

#

10000

#

110

#

120

Kirim ke

:

0821 100 100 32

Keterangan :

Tanggal

: Format hhbbtt (h-hari b-bulan t-tahun), 6 digit angka,

contoh:

030316

(3 Maret 2017)

Prosen

:

Prosentase Luas Panen Padi

,

dalam %, bilangan bulat, contoh:

10

Harga1

:

Harga GKP Tingkat Petani

,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

2000

Harga2

:

Harga Jagung Pipilan Kering Tingkat Petani

,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

3000

Harga3

:

Harga Kedelai Biji Kering Tingkat Petani,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

4000

Harga4

:

Harga Bawang Merah Tingkat Petani

,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

5000

(78)

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

6000

Harga6

:

Harga GKP Tingkat Penggilingan

,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

7000

Harga7

:

Harga GKG Tingkat Penggilingan

,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

8000

Harga8

:

Harga Beras Medium Tingkat Penggilingan

,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

9000

Harga9

:

Harga Beras Premium Tingkat Penggilingan

,

dalam Rp/Kg, bilangan bulat, contoh:

10000

Stok1

:

Stok GKG Tingkat Penggilingan

,

dalam Kuintal, bilangan bulat, contoh:

110

Stok2

:

Stok Beras Tingkat Penggilingan

,

dalam Kuintal, bilangan bulat, contoh:

120

Catatan:

Harga merupakan modus atau rata-rata harga dari transaksi penjualan

oleh petani/penggilingan di wilayah kabupaten

Penggilingan yang dijadikan responden adalah yang terbesar di

wilayah kabupaten

b. Input data melalui Website

 Bukahttp://panelhargabkp.pertanian.go.id/

Klik Tombol

Input Harga

Pilih Opsi Panel

PRD

Masukkan Nomor Handphone

Enumerator

Klik

Sign in

Masukkan

Nilai

pada Form Input Harga

(79)

|

71

Badan Ketahanan Pangan Lampiran 7: KUESIONER PANEL PEDAGANG

Kabupaten :___________________Tanggal pendataan:_________________ Propinsi :___________________Nama Enumerator:__________________

1. Tingkat Pedagang Grosir Mingguan (PANEL PPG)

No Komoditas Harga (Rp/kg) Pasokan (kw) 1 Daging Sapi Tingkat

Pemotong/RPH

No Komoditas

(80)

2. Tingkat Pedagang Eceran Mingguan Harian (PANEL PPE)

No Komoditas Harga (Rp/kg) Pasokan (kg) P1 P2 P3 Ā P1 P2 P3 Ā 1 Beras Premium

2 Beras Medium 3 Beras Termurah 4 Jagung

5 Kedelai

6 Gula Pasir Lokal 7 Bawang Merah

8 Cabai Merah Keriting 9 Daging Ayam

Ras

10 Telur Ayam Ras 11 Daging Sapi

murni

12 Minyak goreng curah

13 Tepung terigu Keterangan:

1) Beras Premium: jenis beras yang kualitasnya bagus dan biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.

2) Beras Medium: jenis beras yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

Gambar

Gambar 1. Bagan Alir Pemilihan Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Enumerator
Tabel 1. Daerah Sentra Produksi Bawang Merah
Tabel 3. Daerah Sentra Produksi Cabai Rawit

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis terhadap beberapa faktor di pasar yaitu jumlah pasokan, stok (khusus beras), nilai tukar, volume impor dan

Berdasarkan hasil analisis Regresi Panel menunjukkan bahwa harga pembelian pemerintah, harga eceran beras berpengaruh negatif signifikan sementara jumlah penduduk, pendapatan

Melakukan pasokan dan menjaga stabilisasi pasokan bahan pangan pokok dan strategis yang berkualitas secara berkelanjutan kepada pedagang TTI; e. Membuat pembukuan penerimaan

Melakukan pembelian bahan pangan pokok dan strategis kepada petani/mitra dengan harga yang menguntungkan bagi petani;. Melakukan pasokan dan menjaga stabilisasi pasokan bahan

Pembayaran Dana Bantuan pemerintah kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari Tahun 2017 sebagaimana dimaksud dalam

Untuk setiap masa harga pengendalian produk pangan eceran dari lima kali hari raya di Malaysia, termasuk Idul Fitri dan Hari Natal, maka sekitar sebulan sebelum

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras

Pengaruh impor beras dari Thailand dan Vietnam terhadap stabilitas harga beras di Indonesia dianalisis berdasarkan konsumsi beras, produksi, dan impor untuk mengungkap fluktuasi harga beras medium dan