Kangmartho.com Page 1 MODEL PEMBELAJARAN DI TK
1.Metode Bermain
Menurut pendidik dan para ahli psikolog, bermain merupakan pekerjaan masa
kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak (Gordon dan Brown, 1985:266). Bermain
berupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak
memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang
memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih
ditentukan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu (Dworetsky
1990:359).
Menurut Dearden (Hetherington dan Parkei, 1979) bermain merupakan kegiatan yang
nonserius dan segalanya ada dalam kegiatan itu sendiri yang dapat memberikan
kepuasan bagi anak. Sedangkan menurut Hildebrand (1986:54) bermain berarti berlatih,
mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang dapat dilakukan untuk
mentrasformasi secara imajinatif hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa.
Menurut Dworetsky ada lima kriteria dalam bermain:
a. Motivasi intrinsik, tingkah laku bermain di motivasi dari dalam diri anak.
b. Pengaruh positif, tingkah laku itu menyenangkan atau mengembirakan untuk
dilakukan.
c. Bukan dikerjakan sambil lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau aturan yang
sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura-pura.
d. Cara/tujuan, cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya, karena anak lebih
Kangmartho.com Page 2 e. Kelenturan, bermain itu perilaku yang lentur, kelenturan ditujukkan baik dalam
bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak (Frank dan Theresa
Caplan) Hildebrand (1986:55-56)
a) Bermain membantu pertumbuhan anak
b) Bermain merupakan kegiatan yang dilkukan secara sukarela
c) Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak
d) Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
e) Bermain mempunyai unsur berpetualang didalamnya
f) Bermain meletakkan dasar pengembangan bahasa
g) Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembetukan hubungan antar
pribadi
h) Bermain memberikan kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
i) Bermain memperluas minat dan pemusatan perhatian
j) Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu
k) Bermain merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa
l) Bermain merupakan cara dinamis untuk belajar
m) Bermain menjernihkan pertimbangan anak
n) Bermain dapat distruktur secara dinamis
o) Bermain merupakan kekuatan hidup
Kangmartho.com Page 3 Sedangkan fungsi bermain yaitu:
1) Mempertahankan keseimbangan, artinya bermain dapat menyalurkan kelebihan
tenaga anak.
2) Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak.
3) Mengantisipasi peran yang akan dijalani dimasa yang akan datang, maksudnya
anak dapat mempersiapkan perannya kelak, misal memakai dasi.
4) Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari, misal
mendendarai sepeda dari roda 3 ke roda 2.
5) Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah, misal mengapa pohon
layu kalau tidak disiram.
6) Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.
Bermain dapat digolongkan pada 4 bentuk (Gordon dan Brown)
a) Bermain secara soliter, yaitu anak bermain sendiri
b) Bermain secara paralel, yaitu anak bermain sendiri secara berdampingan, tidak
ada interaksi antara anak yang satu dengan yang lain
c) Bermain asosiatif yaitu bermain berkelompok, misal bertepuk air beramai-ramai
dan sebagainya
d) Bermain secara kooperatif, yaitu anak secara aktif menggulang hubungan
Kangmartho.com Page 4 2. Model pembelajaran berdasarkan sentra
Adalah pendidikan pembelajaran dalam proses pembelajaran dilakukan di dalam
lingkaran dan sentra bermain. Guru bersama anak duduk dengan posisi melingkar dan
saat dalam lingkaran, guru memberikan pijakan pada anak sebelum dan sesudah
bermain Sentra bermain merupakan area / zona bermain anak yang di lengkapi alat
bermain, berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan
seluruh potensi dasar anak dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang.
Dalam membuka sentra setiap hari disesuaikan dengan jumlah kelompok setiap TK.
Pembelajaran sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan
fokus pada satu kelompok usia TK dalam satu kegiatan di satu sentra kegiatan Setiap
sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain : bermain sensori
motor / fungsional , bermain peran , bermain konstruktif ( membangun pemikiran anak
).
Bermain sensorimotor adalah permainan menangkap rangsangan melalui penginderaan
dan menghasilkan gerakan sebagai reaksi. Anak belajar melalui pancaindera dan
hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misal : menakar air, meremas kertas bekas,
Kangmartho.com Page 5 Bermain peran :bermain peran makro (besar), bermain peran mikro (kecil), bermain
simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi (bermain drama), bermain dengan benda untuk
membantu menghadirkan konsep yang telah dimiliki
Bermain konstruktif : menunjukkan pemikiran, ide dan gagasan menjadi karya nyata.
Bermain konstruktif sifat cair (air, pasir, spidol dan lain-lain)
Bermain konstruktif (balok-balok, lego, dan lain-lain)
Model pembelajaran berdasarkan sentra
Sentra bermain terdiri dari :
a.Sentra bahan alam dan sains. Bahan-bahan yang diperlukan disentra ini adalah daun,
ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang digunkan diantaranya
sekop, corong, ember, dan lain-laian
b.Sentra balok. Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk,
ukuran, warna, dan tektur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun /
menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematika / berhitung
permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah
c.Sentra seni. Bahan-bahan yang diperlukan diarea ini adalah kertas, cat air, krayon,
spidol, gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan /
gambar, sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam
mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata
(hasil karya) melalui metode proyek.
Kangmartho.com Page 6 Sentra bermain peran terdiri dari, sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak
sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya, menggunakan boneka maket meja
kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari
kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka
dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda untuk bermain
peran tergantung dari minat anak pada saat itu, misal, tema “keluarga” dengan alat-alat
yang dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain.
e. sentra persiapan.
Bahan yang ada pada sentra ini adalah, buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka
dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap-cakap dan persiapan menulis,
berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis
permulaan serta berhitung permulaan mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan
otot halus, kordinasi mata tangan, belajar ketrampilan sosial (berbagi, bernegosiasi dan
memecahkan masalah).
f. sentra agama.
Bahan-bahan yang disiapkan adalah maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah,
gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan dan sebagainya. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang
abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak
g. sentra musik. Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya : botol
Kangmartho.com Page 7 memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan
mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas
pengalaman, pengetahuan anak tentang irama, berirama (ketukan) dan mengenal
berbagai bunyi-bunyian dengan mengguna kan alat-alat musik yang mendukung
misalnya ; pianika, piano, rebana dll.
3. Model Pembelajaran Klasikal
Adalah suatu pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh
seluruh anak sama dalam satu kelas. Pembelajaran ini merupakan model yang paling
awal digunakan di TK. Sarana pembelajaran terbatas dan kurang memperhatikan minat
anak secara individu Model Pembelajaran Berdasarkan Kelompok dengan Kegiatan
Pengamanan Dalam pembelajaran ini anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok,
masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. dalam satu pertemuan anak
harus menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dan secara bergantian. Bila ada anak yang sudah
menyelesaikan tugas lebih cepat, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain di
kelompok yang tersedia tempat. Kalau tidak ada tempat anak dapat bermain di kegiatan
pengaman. Kegiatan pengaman disediakan alat-alat yang bervariasi, sering diganti
sesuai dengan tema / sub tema Model pembelajaran berdasarkan sudut,
Langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model area, hanya sudut-sudut kegiatan
Kangmartho.com Page 8 diganti sesuai dengan tema dan sub tema Model pembelajaran berdasarkan area Model
pembelajaran ini lebih memberikan kesempatan kepada anak dalam memilih /
menentukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran ini untuk
memenuhi kebutuhan anak dan menghormati keberagaman budaya serta menekankan
pada pengalaman belajar bagi setiap anak
4. Metode Karya Wisata
Bagi anak TK karya wisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi,
memperoleh informasi/mengkaji segala sesuatu secara langsung (Hildebrand, 1986).
Karya wisata juga berarti membawa anak TK ke obyek-obyek tertentu sebagai
pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh
anak di dalam kelas (Welton dan Mallon 1981:414)
a. Pengertian karya wisata bagi anak Taman Kanak-Kanak
Karya wisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan pengajaran di
Taman Kanak-Kanak dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada
secara langsung yang meliputi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda
lainnya dengan pengamatan yang diperoleh dari panca indra menganai bentuk, warna,
ukuran dan sebagainya.
Kangmartho.com Page 9 Karya wisata dapat dipergunakan untuk merangsang minat mereka terhadap sesuatu,
memperluas informasi yang telah diperoleh di kelas, memberika pengalaman menganai
kenyataan yang ada, dan dapat menambah wawasan (Hildebrand)
c. Tujuan karya wisata bagi anak TK
Sesuai dengan kemungkinan yang diperoleh anak TK dari kegiatan karya wisata yakni
menumbuhkan minat, meningkatkan perbendaharaan, pengetahuan, memperluas
wawasan, meningkatkan kemampuan hidup masyarakat, maka tujuan karya wisata dapat
diarahkan pada pengambangan aspek perkembangan anak TK yang sesuai, yaitu aspek
kognitif, bahasa, emosi, kreativitas dan kehidupan bermasyarakat serta penghargaan
pada karya dan jasa orang lain.
d. Sasaran karya wisata
Dunia binatang, dunia tanaman, dunia kerja, kehidupan manusia, misal di kota, desa,
pesisir, pegunungan.
e. Rancangan karya wisata
1) Rancangan persiapan karya wisata oleh guru
- Menetapkan sasaran yang diprioritaskan sesuai dengan tema kegiatan belajar yang
dipilih, misal tema binatang.
- Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karya wisata, guru harus
mengenal betul sasaran yang akan dituju.
- Merumuskan program kegiatan melalui karya wisata, yaitu a) tujuan pendidikan
yang ingin dicapai, b) keseusian karya wisata, c) banyaknya waktu yang harus
Kangmartho.com Page 10 cara mengatasinya.
- Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk karya wisata seperti: kamera,
pluit, tali bekal dan lain-lain.
- Menetapkan tata tertib karya wisata, misal kapan harus berkumpul, makan dan
sebagainya.
- Permintaan idzin dan partisipasi orang tua.
- Persiapan guru dikelas.
2) Rancangan pelaksanaan kegiatan karya wisata
Yaitu merupakan kegiatan penyiapan akhir bahan dan peralatan yang harus dibawa
dalam melaksanakan karya wisata.
3) Rancangan penilaian karya wisata
Apabila karya wisata telah dilaksanakan, perlu adanya penilaian untuk mengetahui,
keberhasilan sebagaimana tujuan pendidikan TK.
5. Metode Bercakap-Cakap
a. Pengertian metode bercakap-cakap bagi anak TK
Bercakap-cakap mempunyai arti saling mengkomunikasikan fikiran dan perasaan secara
visual (Hildebrand 1987:279). Bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau
sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam satu situasi. (Gordon dan
Browne 1985:314)
Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK karena
Kangmartho.com Page 11 lain. Melalui peningkatan keterampilan menyatakan perasaan atau gagasan. Oleh karena
itu penggunaan metode bercakap-cakap bagi anak TK akan membantu perkembangan
dimensi sosial, emosi, kognitif terutama bahasa.
Bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi. Proses dua arah
dalam bercakap-cakap diperlukan keterampilan mendengar dan berbicara. Ada tiga hal
yang harus dilakukan oleh pendengar dalam komunikasi antar pribadi (Hetherington dan
Parke 1979)
1) Mengukur pemahaman yang didengar secara pasti
2) Bila mengetahui bahwa pesan yang disampaikan itu tidak jelas, ia dapat
memberitahukan kepada si pembicara
3) Ia dapat menentukan informasi tambahan yang dibutuhkan agar dapat menerima
pesan tersebut
Becakap-cakap mengandung arti belajar mewujudkan kemampuan berbahasa
reseptif dan ekspresif. Sebagai bukti penguasaan bahasa reseptif ialah semakin
banyknya kata-kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperolehnya dari kegiatan
bercakap-cakap. Artinya anak banyak mengenal kosa kata dari berbagai tema yang
memacu pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Sebagai bukti
berkembangnya kemampuan berbahasa ekspresif ialah semakin seringnya anak
mengatakan keinginan, kebutuhan, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara
lisan.
b. Manfaat kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK
Kangmartho.com Page 12 ekspresif. Bahasa reseptif meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami
bicara orang lain. Sedangkan bahasa ekspresif meliputi kemampuan menyatakan
gagasan, perasaan dan kebutuhan kepada orang lain.
Menurut Bruner bahasa itu memegang peranan penting yang sangat penting bagi
perkembangan kognitif anak dan perkembangan bahasa. Fungsi bahasa menurut
Hillady (Hetherington 1979:254)
1) Sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan untuk menyatakan
keinginannya “saya ingin”.
2) Berfungsi mengatur, melalui bahasa anak dapat mengengalikan tingkah laku
orang lain. Dinyatakan dengan “lakukan itu”.
3) Sebagai hubungan antara pribadi, bahasa dapat digunakan untuk mengadakan
hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosial.
4) Berfungsi bagi diri sendiri, anak mengatakan pandangannya, perasaannya dan
sikapnya yang unik melalui bahasa dan melalui bahasa anak membangun jati diri.
5) Berpikir heuristik, sesudah anak dapat membedakan dirinya dengan
lingkungan, anak menggunakan bahasa yang dikuasainya untuk memiliki dan
memahami lingkungan. Jadi bahasa mempunyai fungsi mempertanyakan atau
“katakan padaku mengapa begitu”.
6) Fungsi imajinatif, dengan bahasa anak dapat menghindari diri dari kenyataan
yang memasuki alam semesta yang dibangunnya sendiri. Bahasa membiarkan diri
untuk berpura-pura atau berfungsi puitis.
Kangmartho.com Page 13 orang lain dengan menggunakan bahasa dalam bentuk “aku punya sesuatu untuk
kuceritakan”.
c. Tujuan kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK
Sesuai dengan kemungkinan manfaat yang diperoleh anak TK dalam kegiatan
belajar dengan menggunakan metode becakap-cakap yakni keberanian
mengaktualisasikan diri dengan bahasa ekspresif, menyatakan apa yang dilakukan
sendiri/orang lain, berhubungan dengan orang, membangun jati diri dan
memperluas pengetahuan dan wawasan. Maka tujuan bercakap-cakap dapat
diarahkan pada pengembangan aspek-aspek pengembangan kognitif, bahasa, sosial,
emosi dan konsep diri.
d. Rancangan kegiatan becakap-cakap bagi anak TK
1) Rancangan persiapan guru
a) Menetapkan tujuan dan tema kegiatan
b) Menetapkan rancangan bentuk percakapan yang dipilih
• Monolog, merupakan percakapan yang dilakukan oleh anak, orang seorang,
dihadapan teman-temannya dan guru. Tiap-tiap anak diberi kesempatan berdiri di
depan kelas/di tempat duduknya untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
keinginan berkaitan dengan tema.
• Dialog, merupakan percakapan yang melibatkan dua orang atau lebih, antara
anak dengan anak yang lain, antara anak dengan guru.
2) Rancangan pelaksanaan kegiatan bercakap-cakap
Kangmartho.com Page 14 sesuai dengan tema yang ditetapkan.
b) Mengkomunikasi tujuan yang ingin dicapai
c) Melaksanakan bercakap-cakap dibawah bimbingan guru dan pengaturan lalu
lintas percakapan
d) Menutup percakapan
3) Rancangan penilaian bercakap-cakap
Sesuai dengan tujuan dan tema yang dipilih maka evaluasi kegiatan bercakap-cakap
dapat dirancang dengan teknik evaluasi melalui observasi. Yang diobservasi adalah
frekwensi masing-masing anak dalam mengungkapkan pikiran, perasaan keinginan
dan sikan anak terhadap topik yang dibicarakan.
6. Metode Bercerita
Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan dari suatu generasu ke generasi
berikutnya (Gordon dan Browne 1985:324). Bercerita juga dapat menjadi media untuk
menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik
Kangmartho.com Page 15 terhadap dongeng yang diceritakan akan memberikan suasana yang segar menarik dan
menjadi pengalaman yang unik bagi anak.
Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK, karena melalui
bercerita kita dapat mengkomunikasikan nilai-nilai budaya, sosial, keagamaan,
menanamkan etos kerja, etos waktu, etos alam, membantuk mengembangkan fantasi
anak, dimensi kognitif anak dan bahasa anak.
a. Pengertian metode bercerita bagi anak TK
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK
dengan membawakan/dengan cara bertutur kata kepada anak secara lisan. Cerita yang
dibawakan harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan
pendidikan bagi anak TK. Adapun teknik-teknik bercerita antara lain:
1) Membaca langsung dari buku cerita
2) Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dan buku
Penggunaan ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas
pesan-pesan yang dituturkan, mengikat perhatian anak pada jalannya cerita.
3) Menceritakan dongeng
Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling lama. Mendongeng merupakan
cara meneruskan warisan budaya dari suatu generasi ke generasi yang berikutnya. Misal
menyampaikan pesan-pesan kebajiakan dan sebagainya.
4) Bercerita dengan menggunakan papan flaneli
Kangmartho.com Page 16 6) Dramatisasi suatu cerita
Guru dalam bercerita memainkan perwatakan tokoh-tokoh dalam suatu cerita yang
disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat universal (Gordon dan Browne).
Seperti si kancil pencuri ketimun.
7) Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
b. Manfaat metode cerita bagi anak TK
Metode bercerita dapat menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan,
ketulusan dan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga,
sekolah dan luar sekolah. Juga dapat memberi pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan
keagamaan serta dapat mengembangkan aspek perkembangan dasar anak yang meliputi
bahasa, kognitif, seni, afektif dan psikomotor. Misal cerita bawang putih dan bawang
merah dan sebagainya.
c. Tujuan kegiatan bercerita bagi anak TK
Bercerita dapat memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan
keagamaan. Pemberian informasi lingkungan fisik yang meliputi segala sesuatu yang
ada di sekitar anak yang non manusia serta lingkungan sosial.
d. Rancangan kegiatan bercerita bagi Anak TK
1) Rancangan persiapan guru
- Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih
- Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih
Kangmartho.com Page 17 - Menetapkan rancangan langkah-langkah bercerita
- Menetapkan rencangan penilaian kegiatan bercerita
1. 2) Adapun langkah-langkah bercerita sebagai berikut:
• Mengkomuniskan tema dan tujuan
• Mengatur tempat duduk
• Sebagai pembukaan guru menggali pengalaman-pengalaman anak dalam
kegiatan yang berkaitan dengan peristiwa cerita
• Pengembangan cerita yang dituturkan guru
• Menetapkan cara bertutur agar dapat menggetarkan perasaan anak dengan
cara memberi gambaran anak-anak yang bernasib baik dan buruk. Misal cerita
“banjir”