Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 1
Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA
LAPO RAN P
ERKEM BAN GAN KRED IT M KM
1
TRIWULAN
II
2010
*)
1Kredit MKM terdiri dari : 1) Kredit mikro, yakni kredit dengan plafon sampai dengan Rp50 juta, 2) Kredit kecil, yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta, dan 3) Kredit menengah, yakni kredit dengan plafon lebih dari Rp500 juta sampai dengan Rp5 miliar. Kredit MKM tidak termasuk kartu kredit yang pada posisi Juni 2010 mencapai Rp30,7 triliun dan sudah termasuk pembiayaan oleh Bank Umum Syariah serta penyaluran kredit oleh BPR Konvensional dan Syariah s.d Juni 2010.
2 Net ekspansi adalah hasil pengurangan antara baki debet pada suatu periode dan baki debet pada akhir tahun sebelumnya (sudah memperhitungkan pelimpahan dan angsuran).
Sumber data: Bank Indonesia (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM), diolah dari LBU dan LBBPR/LBBPRS. *) Angka Sementara
I. NET EKSPANSI KREDIT M KM2
Situasi ekonomi makro yang stabil
ditunjukkan oleh nilai kurs dan inflasi yang
stabil, mendorong perbankan semakin
optimis dalam penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari net ekspansi kredit M KM yang hingga akhir Triw ulan II 2010 telah mencapai Rp102,2 triliun atau 61,85% dari Rencana Bisnis Bank (RBB) kredit M KM 2010 sebesar Rp165,2 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan net ekspansi kredit M KM Triw ulan II 2009 yang hanya mencapai Rp40,9 triliun atau 29,80% dari RBB 2009 sebesar Rp137,2 triliun.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, kontribusi
terbesar pada net ekspansi kredit M KM hingga Triw ulan II 2010 adalah Kredit Konsumsi yaitu Rp47,1 triliun (46,1% ), disusul Kredit M odal Kerja dan Kredit Investasi berturut-turut sebesar Rp35,8 triliun (35,0% ) dan Rp19,3 triliun (18,9% ).
M enurut sektor ekonomi, sektor dengan
pangsa terbesar setelah sektor lain-lain sebesar Rp81,3 triliun adalah sektor Jasa Sosial sebesar Rp22,3 triliun, disusul oleh sektor Perindustrian dan Jasa Dunia Usaha berturut-turut sebesar Rp7,9 triliun dan Rp4,0 triliun. Sedangkan sektor perdagangan dan pertanian masih menunjukkan angka negatif.
Berdasarkan kelompok bank, pangsa terbesar
net ekspansi hingga Triw ulan II 2010 berada pada kelompok Bank Sw asta Nasional Devisa sebesar Rp34,7 triliun (34,0% ), disusul Bank Persero Rp21,7 triliun (21,2% ), dan Bank Campuran Rp12,7 triliun (12,4% ).
Berdasarkan lokasi proyek per propinsi, DKI
Jakarta menjadi propinsi dengan net ekspansi kredit M KM tertinggi yaitu Rp35,9 triliun (35,1% ), disusul Jaw a Barat Rp15,2 triliun (14,9% ) dan Jaw a Timur Rp7,5 triliun (7,3% ).
II. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM
Baki debet kredit M KM pada akhir Triw ulan
II 2010 sebesar Rp869,1 triliun, tumbuh 23,9% dibandingkan akhir Triw ulan II 2009
(Rp701,3 triliun). Berdasarkan jumlah
rekening, rekening kredit M KM meningkat 25,4% dari 24,1 juta rekening pada akhir Triw ulan II 2009 menjadi 30,2 juta rekening pada akhir Triw ulan II 2010. Pangsa kredit M KM terhadap kredit perbankan pada akhir Triw ulan II 2010 mencapai 53,6% , meningkat dibanding pangsa pada akhir Triw ulan II 2009 sebesar 51,5% .
Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada
Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 2
Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA kredit M KM tahun sebelumnya (Triw ulan II
2009) sebesar 16,8% . Angka pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total kredit perbankan sebesar 18,9% pada periode yang sama. Total baki debet kredit perbankan pada akhir Triw ulan II 2010 adalah Rp1.620,8 triliun.
III. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT PLAFON
Berdasarkan plaf on kredit (jenis kredit M KM )
pada akhir Triw ulan II 2010, pangsa terbesar kredit M KM merupakan kredit kecil yaitu
39,4% (Rp342,7 triliun), selebihnya
merupakan kredit mikro sebesar 31,6%
(Rp274,3 triliun) dan kredit menengah
sebesar 29,0% (Rp252,0 triliun).
Jenis kredit M KM yang mengalami
pertumbuhan terpesat pada Triw ulan II 2010 (yoy) adalah kredit kecil yakni sebesar 37,5% , diikuti oleh kredit menengah dan kredit mikro berturut-turut sebesar 21,5% dan 12,2% .
IV. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT KELOM POK BANK PEM BERI KREDIT
Berdasarkan kelompok bank pemberi kredit,
pada akhir Triw ulan II 2010, kelompok bank dengan baki debet kredit M KM terbesar adalah kelompok Bank Sw asta Nasional Devisa yaitu sebesar Rp320,3 triliun (36,9% ) diikuti oleh kelompok Bank Persero yang menyalurkan kredit M KM sebesar Rp306,8 triliun (35,3% ), dan kelompok BPD yang
menyalurkan sebesar Rp119,3 triliun
(13,7% ).
Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada
Triw ulan II 2010 (yoy) tertinggi dicapai oleh kelompok Bank Campuran yang tumbuh sebesar 111,8% , diikuti oleh kelompok Bank
Asing dan kelompok Bank Sw asta Nasional
Non Devisa masing-masing sebesar 62,2% dan 57,1% .
V. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT SEKTOR EKONOM I
M enurut sekt or ekonom i, selain sektor
lain-lain, alokasi kredit M KM pada akhir Triw ulan II 2010 terbanyak diberikan kepada sektor Perdagangan yaitu sebesar 21,3% (Rp184,7 triliun), Perindustrian 6,0% (Rp52,5 triliun), Jasa Dunia Usaha 5,9% (Rp51,4 triliun) dan Jasa Sosial 3,6% (Rp31,0 triliun).
VI. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM M ENURUT JENIS PENGGUNAAN
Berdasarkan jenis penggunaan, pada akhir
Triw ulan II 2010, sebesar Rp454,3 triliun (52,3% ) dari kredit M KM merupakan kredit konsumsi, selebihnya sebesar Rp329,9 triliun (38,0% ) digunakan sebagai kredit modal kerja dan Rp84,8 triliun (9,8% ) sebagai kredit investasi.
Hingga akhir Triw ulan II 2010 kredit mikro dan
kredit kecil sebagian besar digunakan untuk kegiatan konsumtif. Pada kredit mikro
penggunaannya untuk konsumsi sebesar
Laporan Perkembangan Kredit M ikro, Kecil dan M enengah (M KM ) 3
Direktorat Kredit, BPR dan UM KM - BANK INDONESIA
Pertumbuhan baki debet kredit M KM pada
Triw ulan II 2010 (yoy) terbesar berada pada kredit investasi sebesar 43,2% diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing sebesar 23,6% dan 20,2% .
VII. PERKEM BANGAN BAKI DEBET KREDIT M KM sedikit meningkat dibandingkan akhir Triw ulan II 2009 yakni 65,2% (Rp457,1 triliun). 2,6% (Rp30,1 triliun dan Rp22,6 triliun).
Khusus untuk perbankan di Kaw asan Tim ur
Indonesia (KTI), baki debet kredit M KM pada akhir Triw ulan II 2010 mencapai Rp135,6 triliun, tumbuh sebesar 22,9% dibandingkan Triw ulan II 2009. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit M KM di Kaw asan Barat Indonesia (KBI) yaitu sebesar 24,1% .
Dari sisi kinerja kredit, NPL-gross kredit M KM di KTI pada akhir Triw ulan II 2010 adalah 2,45% , menunjukkan peningkatan kinerja jika dibandingkan akhir Triw ulan II 2009 (3,00% ).
Demikian pula NPL-gross untuk kredit M KM di
KBI yang pada akhir Triw ulan II 2010 sebesar
M KM sebesar 2,96% , membaik dibandingkan akhir Triw ulan II 2009 sebesar 3,72% .
Pada akhir Triw ulan II 2010, kredit M KM
dengan NPL-gross terbesar adalah kredit
menengah yaitu sebesar 3,58% , diikuti kredit mikro dan kredit kecil masing-masing sebesar 3,41% dan 2,14% . Berbeda dengan Triw ulan II 2009, di mana saat itu NPL-gross terbesar adalah kredit mikro sebesar 4,72% diikuti kredit menengah dan kecil masing-masing sebesar 4,05% dan 2,45% .
Berdasarkan jenis penggunaan, pada akhir
Triw ulan II 2010 kredit M KM dengan kinerja
kredit terburuk (NPL-gross terbesar) adalah
kredit modal kerja yaitu sebesar 4,19% , diikuti oleh kredit investasi sebesar 3,47% dan kredit konsumsi sebesar 1,97% .
M enurut sektor ekonomi, kredit M KM dengan
kinerja terburuk pada akhir Triw ulan II 2010
adalah sektor konstruksi dengan NPL-gross
6,27% , diikuti sektor pengangkutan (4,84% ), dan sektor industri pengolahan (4,68% ).
IX. KELONGGARAN TARIK KREDIT M KM
Kelonggaran tarik kredit M KM Bank Umum
(tidak termasuk BPR dan BPRS) pada Triw ulan II 2010 sebesar 3,1% , menurun dibanding Triw ulan II 2009 (10,8% ). Rasio kelonggaran tarik terbesar terdapat pada kelompok Bank Asing sebesar 10,6% diikuti oleh kelompok Bank Campuran sebesar 3,3% .
Dibandingkan Triw ulan II 2009, peningkatan
terbesar rasio kelonggaran tarik kredit M KM dialami Bank Asing dari semula 4,7% pada Triw ulan II 2009 menjadi 10,6% pada Triw ulan II 2010.
Dilihat dari nominalnya, kelonggaran tarik
terbesar ada pada kelompok Bank Umum Sw asta Nasional Devisa sebesar Rp9,2 triliun diikuti oleh Bank Persero sebesar Rp9,1 triliun.