Kerja Jurnalistik
Iis Zatnika
Kerja jurnalistik dasar
•
Perencanaan
•
Peliputan
•
Editing konten
•
Editing Teknis
Media
•
Cetak
Desk
•
Polkam
•
Ekonomi
•
Olahraga
Jurnalistik Kekinian
•
Dilema Sosial Media, Hoax,
Pemihakan, Modal, Iklan
•
Kebutuhan Masyarakat akan
informasi
Inovasi
Peliputan di lapangan
•
Hard News: Kecepatan, kelengkapan,
jaringan
•
Feature: Tangkap yang paling unik,
Komponen penulisan
Peliputan di lapangan
Wawancara
Mr X di Matraman
•
Wawancara penjaga kamar mayat
RSCM
•
Wawancara dokter forensik
•
Pengamatan lapangan
•
Riset tentang proses kerja
Fakta yang ditemukan
•
Terdapat tujuh dokter forensik
•
15 petugas yang menerima,
memandikan dan mengurus
administrasi
•
Jumlah jenazah kurang lebih 5 setiap
harinya
•
Datang dalam berbagai kondisi,
kematian wajar, tidak wajar
Urutan penulisan
•
Lead paling menentukan
•
Detail yang menjadi nyawa
•
Judul pemikat
Lika Liku Mengafani Mr X
•
SAEFUL, 37, pagi itu terlihat asyik
menikmati semangkok bakso yang ada di
hadapannya. Tubuhnya berkeringat. Lelaki
yang sehari-hari bertugas di kamar mayat
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Jakarta itu tampak kelelahan.
•
“Saya baru saja memandikan dan
mengafani Mr X, mayat korban
kecelakaan. Terus saya salatkan. Agak
buru-buru juga karena mobil ambulans
yang akan mengantar jenazah ke Pondok
Rangon sudah datang sejak pagi,” ujar
•
Mr X yang disebut Saeful adalah jenazah tanpa identitas yang masuk ke kamar
pendingin RS tersebut. Menurut Ali, rekan Saeful yang bertugas di bagian administrasi,
hampir setiap dua hari jenazah tidak dikenal dikirim ke RSCM. Jumlah jenazah yang
dalam ‘pembukuan’ di ruang mayat RSCM itu dinamakan ‘Mr X’, ‘tunawan’ atau
‘mayat tak dikenal’ itu setiap bulannya mencapai 15-27 mayat. Menurut data di sini,
jumlah jenazah tanpa identitas sejak Januari hingga September 2003 mencapai 179.
Rinciannya, Januari sebanyak 24, Februari (23), Maret (24), April (22), Mei (26), Juni
(20), Juli (19), Agustus (15), dan sejak 1-12 September (6 mayat). Penyebab kematian,
kata Saeful, sebagian besar adalah kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, atau sakit.
Kondisi jenazah-jenazah yang umumnya kiriman polisi itu beragam. Ada yang masih
‘segar’ karena belum lama meninggal. Ada pula yang sudah dalam keadaan rusak.
Jenazah yang rusak kebanyakan adalah mayat-mayat membusuk, yang baru
ditemukan setelah beberapa hari telantar. Sebagian lagi adalah korban kecelakaan lalu
lintas, tertabrak kereta api, atau terkena ledakan bom.
•
Kalau pas cocok, ya biasanya langsung diambil. Jumlah yang dikenali biasanya cuma lima
sampai enam jenazah. Tapi kalau jenazah gelandangan jarang ada yang mengambil,” ujar
Saeful yang telah menggeluti profesinya selama sembilan tahun.
•
Perpanjangan waktu tinggal jenazah di kamar pendingin akan diperpanjang hingga dua
minggu jika mayat-mayat itu terkait dengan kasus tertentu seperti peledakan bom atau
kasus kriminal. Setelah lewat dua minggu jenazah tidak kunjung dikenali, petugas kamar
mayat akan meminta konfirmasi kepada pihak kepolisian untuk memastikan bahwa
jenazah sudah dapat dikuburkan. Mayat perempuan korban mutilasi yang ditemukan di
Depok pada Agustus lalu adalah salah satu jenazah yang cukup lama menghuni kamar
mayat RSCM. Selama lebih dari 15 hari mayat itu tetap dipertahankan, namun akhirnya
diputuskan dikubur karena penyidikan polisi tentang identitas korban tak kunjung
membuahkan hasil. Namun, seperti halnya jenazah-jenazah tanpa nama lainnya, mayat
wanita muda itu harus diautopsi sebelum dikubur.
•
Setelah dipastikan penyebab kematiannya oleh dokter forensik, jenazah-jenazah yang
telah melewati waktu tunggu akan diambil oleh petugas Dinas Pemakaman DKI. Dijemput
ambulans, jenazah-jenazah itu akan dikuburkan di berbagai lokasi yang sudah ditetapkan.
“Kebanyakan di Pondok Rangon Ciganjur, tapi kadang juga di Tanah Kusir atau Tegal Alur.
Itu sih terserah Dinas Pemakaman. Mereka sediakan ambulans, kita yang urus
•Kendati tak diketahui latar belakang maupun namanya, seluruh jenazah tetap diperlakukan dengan layak. Sebelum dikubur, mereka terlebih dahulu dimandikan, dikafani, dan disalatkan. Menurut Saeful, hampir seluruh jenazah tak dikenal prosesi pemakamannya menggunakan cara agama Islam. Namun, kata Saeful, khusus untuk korban kecelakaan, dokter forensik sering kali melakukan upaya rekonstruksi wajah untuk memperbaiki tampilan jenazah agar terlihat tidak begitu mengenaskan. Selain itu, seluruh mayat yang diautopsi, bekas sayatan autopsi tetap dijahit kembali. “Tapi seringnya, mayat kecelakaan dikuburkan dalam kondisi aslinya.
•Kalau dagingnya copot-copot atau isi kepalanya keluar, ya kita pungut dan balikin lagi ke tubuhnya. Biasanya
kalau isi otak yang pecah, kita bungkus dulu dengan plastik, baru kita simpan lagi di kepalanya. Lalu ditutup kapas. Kita bungkus juga pakai plastik dulu agar darahnya tidak berceceran,” ujar Saeful yang setiap hari bertugas selama tujuh jam dan digilir dalam tiga sif.
•Begitu pula dengan mayat yang mengalami kerusakan atau pembusukan di sekujur tubuhnya. Menurut
Saeful, biasanya tubuh jenazah dibungkus dengan plastik sebelum dikafani.
•Biasanya, kata Saeful, jenazah Mr X yang keluar dari ruang pendingin telah berbau. Namun, baginya itu
sudah biasa. Ia mengaku tidak pernah jijik atau takut dengan mayat-mayat itu.
•Setelah memandikan mayat rusak pun Saeful mengaku tetap dapat makan tanpa sendok, tentunya setelah
mencuci tangan. “Bau sih bau, tapi ini kan tugas saya. Saya tetap bisa tidur atau makan seperti orang biasa.
•Saya juga tidak pernah ngalamin hal yang aneh-aneh,” kata Saeful.
•Andi menambahkan, kendati terkadang ada mayat yang dikuburkan secara massal, mayat-mayat itu tetap
dikubur dalam lubang yang terpisah.
•Seluruh perangkat yang dikenakan pada jenazah, mulai dari kain kafan, plastik, hingga kamper disediakan
KOMUNITAS
•
ANGKAT YANG PALING DIRASA
UNIK/ISTIMEWA/MENONJOL/ANEH
•
DETAIL
ETIKA
•
Tidak manipulatif
•
Sesuai fakta
•
Hindari opini pribadi, kecuali blog,
ini yang justru menjadi kekuatan
MENGAPA HARUS MENULIS
•
MENYEBARKAN IDE
Langkah pertama
•
Kirim ke halaman Muda media cetak
•
Kirim ke portal-portal user generated
content
•
Isi blog dengan menarik, rutin