• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Reproduksi (diagnosis dan terapi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gangguan Reproduksi (diagnosis dan terapi)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

@

ornexromr Le#EIeElJeE*Prlaiot

XI'fJ",,o,o,,.,o, YrGi,

SERTIFIKAT

Nomor : t 8001/K P.,tf,o/Fs, F/06/201 5

DiieriiM

Eepddd

lrr. drh I (; N.li

lri

l,xkrini

Setagai S$P,ASAUtsX

"eflyaqbm

rakni

?eMnBaMn Gdn\gudn 1liyrofr)ksi?dda sd?i /

kefid

(2)

IGNB. Trilaksana

Bagian Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana

(3)

Service per conception < 2

Conseption rate

> 50 %

Calving rate

100 %

Calving interval

< 400 hari

Service period

< 120 hari

Service per conception < 2

Conseption rate

> 50 %

Calving rate

100 %

Calving interval

< 400 hari

(4)
(5)
(6)

Pakan :

Karbohidrat dan lemak

Protein

Vitamin

Mineral

Kandang

Sanitasi lingkungan

Pakan :

Karbohidrat dan lemak

Protein

Vitamin

Mineral

Kandang

(7)
(8)
(9)
(10)

Causa :

 Brucella abortus

 Brucella melitensis

 Brucella suis

Cara penularan :

 Oral

 Kawin alam atau IB

Gejala klinis :

 Pada betina : abortus pada semua periode kebuntingan, retensi secundinae, endometritis

 Pada pejantan : orchitis, epididymitis

 Pada manusia : undulan fever, nyeri sendi, komplikasi pada cardiovaskuler dan CNS

Causa :

 Brucella abortus

 Brucella melitensis

 Brucella suis

Cara penularan :

 Oral

 Kawin alam atau IB

Gejala klinis :

 Pada betina : abortus pada semua periode kebuntingan, retensi secundinae, endometritis

 Pada pejantan : orchitis, epididymitis

(11)

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi kuman : pewarnaan, culture pada media basal atau selektif

 Serologis : RBT, ELISA

 Penandaan asam nukleat (nucleic acid recognition) : PCR

Spesimen :

 Fetus abortusan

 Cairan vagina

 Susu

 Darah (serum dan whole blood)

Penanganan :

 Pengobatan tidak efektif karena bakteri intra seluler

 Dapat terbentuk imunitas (vaksinasi)

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi kuman : pewarnaan, culture pada media basal atau selektif

 Serologis : RBT, ELISA

 Penandaan asam nukleat (nucleic acid recognition) : PCR

Spesimen :

 Fetus abortusan

 Cairan vagina

 Susu

 Darah (serum dan whole blood)

Penanganan :

 Pengobatan tidak efektif karena bakteri intra seluler

(12)

Causa :

 Leptospira hardjo, L. pomona, L. ichterohaemorrhagica.

Cara Penularan :

 Mukosa mata, mulut, hidung, kulit yang luka

 Kawin alam

Gejala klinis :

 Abortus, stillbirth, lahir lemah, produksi susu turun

 Anemia, ikterus, hemoglobinuria

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Serologis : ELISA, MAT (Microscopic Agglutination Test)

 FAT, PCR

Causa :

 Leptospira hardjo, L. pomona, L. ichterohaemorrhagica.

Cara Penularan :

 Mukosa mata, mulut, hidung, kulit yang luka

 Kawin alam

Gejala klinis :

 Abortus, stillbirth, lahir lemah, produksi susu turun

 Anemia, ikterus, hemoglobinuria

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Serologis : ELISA, MAT (Microscopic Agglutination Test)

(13)

Spesimen :

 Fetus abortusan

 Urin

 Darah

Penanganan :

 Pelaksanaan vaksinasi

 Therapi : antibiotika (penstrep)

Spesimen :

 Fetus abortusan

 Urin

 Darah

Penanganan :

 Pelaksanaan vaksinasi

(14)

Causa :

 Tritrichomonas foetus

Cara penularan :

 Kawin alam, IB

Gejala klinis :

 Repeat breeder

 Kematian fetal : mukometra, pyometra

 Abortus kebuntingan 4 bulan

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi (culture)

 PCR

Causa :

 Tritrichomonas foetus

Cara penularan :

 Kawin alam, IB

Gejala klinis :

 Repeat breeder

 Kematian fetal : mukometra, pyometra

 Abortus kebuntingan 4 bulan

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi (culture)

(15)

Spesimen :

 Smegma paeputii

 Cairan amnion atau allantois fetus abortusan, cairan pyometra

Penanganan :

 Pengobatan tidak efektif terhadap Trichomoniasis

 Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder

 Pada pejantan olesi salep Akriflavin pada penis dan prepusium

Pencegahan :

 Pemeriksaan rutin terhadap pejantan

 Pengujian terhadap hewan yang akan masuk

Spesimen :

 Smegma paeputii

 Cairan amnion atau allantois fetus abortusan, cairan pyometra

Penanganan :

 Pengobatan tidak efektif terhadap Trichomoniasis

 Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder

 Pada pejantan olesi salep Akriflavin pada penis dan prepusium

Pencegahan :

 Pemeriksaan rutin terhadap pejantan

(16)

Causa :

 Virus famili Flaviviridae, genus Pestivirus

 Terdiri dari 2 genotipe : BVDV-1 dan BVDV-2

 Terdiri dari 2 biotipe : Cytopathic (CP) dan Non cytopathic (NCP)

Cara penularan :

 Oral, pakan yang terkontaminasi oleh air liur, ingus, urin dan tinja penderita

 Dari induk bunting ke fetus

Gejala klinis :

 Leukopenia, diare, demam

 Erosi dan nekrosa mukosa mulut dan saluran pencernaan

 Produksi susu turun

 Abortus, stillbirth, mumifikasi fetus, congenital defect

Causa :

 Virus famili Flaviviridae, genus Pestivirus

 Terdiri dari 2 genotipe : BVDV-1 dan BVDV-2

 Terdiri dari 2 biotipe : Cytopathic (CP) dan Non cytopathic (NCP)

Cara penularan :

 Oral, pakan yang terkontaminasi oleh air liur, ingus, urin dan tinja penderita

 Dari induk bunting ke fetus

Gejala klinis :

 Leukopenia, diare, demam

 Erosi dan nekrosa mukosa mulut dan saluran pencernaan

 Produksi susu turun

(17)
(18)

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi virus : culture dari swab nasal, okuler, darah kemudian identifikasi virus dengan pewarnaan immunofluorescence

 Serologis : ELISA

 PCR

Spesimen :

 Swab nasal, organ yang mengalami perubahan

 Darah

Penanganan :

 Pemberian antibiotik mencegah infeksi sekunder

 Vaksinasi

 Eliminasi hewan PI (persisten infected)

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi virus : culture dari swab nasal, okuler, darah kemudian identifikasi virus dengan pewarnaan immunofluorescence

 Serologis : ELISA

 PCR

Spesimen :

 Swab nasal, organ yang mengalami perubahan

 Darah

Penanganan :

 Pemberian antibiotik mencegah infeksi sekunder

 Vaksinasi

(19)

(Infectious Pustular Vulvovaginitis)

Causa :

 Bovine herpes virus-1

Cara penularan :

 Inhalasi

 Kawin alam

Gejala klinis :

 Bentuk respirasi : demam, nafas cepat, leleran hidung

 Bentuk reproduksi : vulvovaginitis, abortus

 Bentuk okuler : conjungtivitis

(Infectious Pustular Vulvovaginitis)

Causa :

 Bovine herpes virus-1

Cara penularan :

 Inhalasi

 Kawin alam

Gejala klinis :

 Bentuk respirasi : demam, nafas cepat, leleran hidung

 Bentuk reproduksi : vulvovaginitis, abortus

(20)

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi virus

 Serologi

 PCR

Spesimen :

 Swab nasal dan okuler

 Darah

 Hewan mati : limfonodus bronchialis, jaringan tracheal

 Fetus abortusan : hati dan ginjal (preparat histopatologi)

Penanganan :

 Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder

 Vaksinasi

Diagnosa :

 Gejala klinis

 Isolasi virus

 Serologi

 PCR

Spesimen :

 Swab nasal dan okuler

 Darah

 Hewan mati : limfonodus bronchialis, jaringan tracheal

 Fetus abortusan : hati dan ginjal (preparat histopatologi)

Penanganan :

 Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder

(21)

Referensi

Dokumen terkait

•Di dalam Dhamma yang dinyatakan dengan sempurna olehKu demikian itu, wahai para bhikkhu, yang jelas, terbuka, telah diperlihatkan dan. seperti kain usang

Sehingga didapatkan sebuah batasan seperti pengambilan alamat web untuk crawler hanya dari web kompas dan detik, pengindeksan dilakukan pada page 1 dari domain dan

Seseorang yang melakukan tindak pidana bare boleh dihukum apabila sipelaku sanggup mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah diperbuatnya, masalah penanggungjawaban erat

Model goal programming sudah sering dipergunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu untuk pemodelan masalah multi sasaran.[7] Goal programming merupakan salah satu model

Karena bentuk manajemen dari Lumbung Beras Wakaf ini menggunakan sistem terpusat, maka semua birokrasi yang bersifat administratif akan dikelola langsung oleh

Dari uraian tersebut di alas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kepustakawanan di Indonesia yang berdasarkan kriteria sudah dapat dimasukkan ke dalam kelompok bidang

Proses pembelajaran selanjutnya yaitu guru memberikan Lembar Evaluasi (LE) yang dikerjakan secara mandiri bertujuan untuk mengetahui seberapa pengetahuan siswa

Hasil penelitian Joni Arman Damanik (2014) menyimpulkan bahwa variabel luas lahan dan variabel biaya produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan