• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah- Buahan di Kabupaten Karangasem.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah- Buahan di Kabupaten Karangasem."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI

SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN

DI KABUPATEN KARANGASEM

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh

I MADE ANANTA SURYAWAN NIM. 1105105017

KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi. Sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 14 April 2016 Yang menyatakan

(3)

iii ABSTRAK

I Made Ananta Suryawan. NIM. 1105105017. Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan di Kabupaten Karangasem. Dibimbing oleh: Dr. Ir. Gede Wajana, M.S. dan Ir. I Nyoman Gede Astawa, M.P.

Sumber daya genetik buah-buahan di suatu daerah berpotensi untuk dikembangkan. Sumber daya genetik buah-buahan di Kabupaten Karangasem, Bali, perlu dikembangkan, karena bernilai ekonomi, berperan dalam sosial budaya (ritual keagamaan), sarana SPA, dan berperan dalam perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Dalam upaya pengembangan sumber daya genetik buah-buahan tersebut, perlu dilakukan identifikasi, karakterisasi, dan penyusunan peta geografis sebaran buah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi, karakterisasi, dan penyusunan peta geografis sebaran buah. Penelitian terdiri dari lima tahap kegiatan, yaitu : (1) pengumpulan data sekunder, (2) identifikasi jenis dan sub-jenis, (3) karakterisasi morfologi dan agronomi, (4) menentukan buah unggulan, (5) menyusun peta geografis sebaran buah di Kabupaten Karangasem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teridentifikasi 36 jenis dan 59 sub-jenis buah yang terdapat di Kabupaten Karangasem, tersusun 59 profil buah Kabupaten Karangasem, dan tersusun 34 peta geografis sebaran buah di Kabupaten Karangasem.

(4)

iv ABSTRACT

I Made Ananta Suryawan. NIM. 1105105017. Identification and Characterization of Genetic Resources of Fruits in Karangasem Regency. Guided by : Dr. Ir. Gede Wajana, M.S. and Ir. I Nyoman Gede Astawa, M.P.

Genetic resources of fruit in a region has the potential to be developed. Genetic resources fruits in Karangasem Regency, Bali, need to be developed, due to economic value, role in the socio-cultural (religious rituals), SPA facilities, and participating in trade within the country and export. In developing the genetic resources of the fruit is a need to identify, characterize, and preparation of maps geographic distribution of fruit. The study aims to identify, characterize, and preparation of maps geographic distribution of fruit. The study consisted of five phases of activities, namely: (1) secondary data collection, (2) identification of the type and cultivar, (3) morphological characterization and agronomic characterization, (4) determine the seeded fruit, (5) make a map of the geographical distribution of fruit in Karangasem regency. The results showed that identified 36 species and 59 cultivar of fruit contained in Karangasem Regency, composed of 59 pieces profile Karangasem Regency, and made 34 maps geographic distribution of fruit in Karangasem Regency.

(5)

v

RINGKASAN

Sumber daya genetik buah-buahan yang tumbuh dan dikembangkan di Bali merupakan salah satu potensi besar yang semestinya digarap dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah. Salah satu kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Karangasem ditengarai kaya akan sumber daya genetik buah-buahan, baik buah yang telah ada sejak lama (lokal) maupun tanaman buah hasil introduksi dari daerah lain maupun dari luar negeri. Buahan-buahan di Bali tidak hanya bernilai ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi, tetapi juga bernilai sosial budaya untuk kegiatan ritual keagamaan, untuk bahan SPA (massage), perdagangan antar pulau dan ekspor.

Dalam rangka mendukung pengembangan sumber daya genetik tersebut maka identifikasi dan karakterisasi tanaman buah-buahan yang terdapat di Kabupaten Karangasem perlu dikaji. Hasil pengkajian dapat digunakan sebagai dasar untuk perlindungan, pelestarian, dan pengembangannya, sekaligus dapat digunakan untuk memudahkan dalam pengaturan, pengawasan dan distribusinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya genetik buah-buahan yang ada di Kabupaten Karangasem, menyusun profil sumber daya genetik buah-buahan menyangkut karakter morfologi dan agronomi, serta menyusun peta geografis sebaran keanekaragaman buah-buahan. Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan, dari bulan Maret sampai dengan bulan September 2015. Melalui identifikasi dan karakterisasi serta peta geografis sebaran tersebut sangat penting maknanya untuk pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya genetik buah-buahan yang ada di Kabupaten Karangasem.

(6)

vi

ekonomi dan kegunaannya. Kelompok buah tersebut yaitu : buah komersial, buah langka, buah upakara, dan buah obat-obatan.

Buah komersial tidak hanya diisi oleh buah unggulan saja, tapi buah yang banyak digemari oleh konsumen, sehingga permintaan pasar terhadap buah tersebut tinggi. Kegunaan dari masing-masing buah yang ada di Kabupaten Karangasem sangat beraneka ragam, baik itu dikonsumsi untuk menjaga kesehatan, bahan kosmetik/ obat, bahan upakara, maupun untuk wisata. Kegunaan dari buah dalam bidang pariwisata masih sedikit, namun tanaman buah salak yang ada di Kecamatan Bebandem sudah dimanfaatkan sebagai objek agrowisata.

Buah-buahan yang tergolong langka yang terdapat di Kabupaten Karangasem sekitar 18 sub-jenis buah. Keberadaan buah-buahan langka ini sudah seharusnya dilindungi agar keberadaannya tetap lestari.

Kabupaten Karangasem kaya akan sumber daya genetik buah. Pada saat ini baru teridentifikasi 59 sub-jenis buah yang ada di Kabupaten Karangasem, sehingga untuk tanaman buah lainnya perlu dikaji lagi.

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disusun 34 peta geografis sebaran buah-buahan yang ada di Kabupaten Karangasem. Pada peta tersebut berisi informasi mengenai lokasi ditemukan (desa, kecamatan), sentra produksi, dan titik koordinat pengamatan. Peta geografis sebaran buah dapat mempermudah melakukan pengembangan guna meningkatkan perekonomian serta potensi pengembangan dan kebutuhan untuk pelestariannya berguna sebagai dasar untuk pengelolaan, konservasi dan pelestariannya.

(7)

vii

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI

SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN

DI KABUPATEN KARANGASEM

I Made Ananta Suryawan NIM. 1105105017

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Gede Wijana, M.S Ir. I Nyoman Gede Astawa, M.P NIP. 19610707 198603 1 001 NIP. 19600415 198603 1 003

Mengesahkan Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. I Nyoman Rai, M.S. NIP. 19630515 198803 1 001

(8)

viii

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI

SUMBER DAYA GENETIK BUAH-BUAHAN

DI KABUPATEN KARANGASEM

Disiapkan dan diajukan oleh I Made Ananta Suryawan

NIM. 1105105017

Telah Diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada tanggal 27 April 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Nomor : 74/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 27 April 2016 Tim Penguji Skripsi adalah : Ketua : Ir. Ida Ayu Mayun, M.P.

(9)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama I Made Ananta Suryawan, lahir di Amlapura pada tanggal 04 Desember 1992, merupakan anak kedua dari dua bersaudara yaitu pasangan I Wayan Sukarata dan Ni Wayan Sugiasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Padangkerta Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Amlapura tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Amlapura. Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Udayana tahun 2011 dan memilih Program Studi Agroekoteknologi Konsentrasi Agronomi dan Hortikultura.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepda Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, karunia dan nikmatNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang berjudul “Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan di Kabupaten Karangasem”. Skripsi ini penulis ajukan sebagai salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S. Selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. Ir. Gede Wijana, M.S selaku Pembimbing I dan Ir. I Nyoman Gede Astawa, M.P selaku Pembimbing II yang telah banyak memberi masukan, arahan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Ida Ayu Mayun, M.P., Bapak I Made Sukewijaya, S.P.,M.Sc., dan Ibu Ida Ayu Putri Darmawati, S.P., M.Si selaku tim penguji yang telah bersedia memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak, ibu, kakak, paman, bibi dan keluarga besar tercinta yang telah banyak memberi dorongan moral maupun material, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Seluruh sahabat tercinta Agro11 yang telah banyak memberi dukungan dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Tim Penelitian Persebaran Buah-buahan Lokal di Bali: I Putu Dian Pratama, I Ketut Ade Sujana, I Gede Sudarmika, I Gusti Agung Bagus Suradarma, Ni Wayan Peni Yuliawati, Ni Luh Martini dan Anelia Rezkina Br. S yang telah mendukung dalam penulisan skripsi.

(11)

xi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi yang memerlukan.

Denpasar, 14 April 2016

(12)

xii

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

ABSTRAK ... iii

2.2. Keanekaragaman Hayati Buah-Buahan ... 6

2.3. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi ... 7

2.4. Potensi Pengembangan Buah-Buahan ... 8

2.5. Perlindungan Buah-Buahan Lokal ... 10

2.6. Arti Penting Tanaman Buah-Buahan... 10

2.7. Jenis-Jenis Buah-Buahan di Indonesia ... 13

2.8. Gambaran Umum Kabupaten Karangasem ... 14

III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu ... 16

(13)

xiii

3.3. Pelaksanaan Penelitian ... 16

3.3.1. Pengumpulan data sekunder ... 16

3.3.2. Identifikasi jenis dan sub-jenis sumber daya genetik buah-buahan ... 17

3.3.3. Identifikasi karakter morfologi dan agronomi ... 17

3.3.4. Menentukan buah unggulan ... 19

3.3.5. Menyusun peta geografis sebaran ... 19

3.4. Tabulasi Data ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi dan Profil Sumber Daya Genetik Buah-Buahan di Kabupaten Karangasem... 21

4.2. Buah Unggulan dan Kalender Panen Buah-Buahan di Kabupaten Karangasem ... 140

4.3. Peta Geografis Sebaran Buah-Buahan di Kabupaten Karangasem 141 4.4. Pembahasan ... 178

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 185

5.2. Saran ... 185

DAFTAR PUSTAKA ... 186

(14)

xiv

4.19. Profil Tanaman Jeruk Besar... 56

4.20. Profil Tanaman Jeruk Siem ... 58

4.21. Profil Tanaman Jeruk Nipis ... 60

4.22. Profil Tanaman Jeruk Keprok ... 62

(15)

xv

4.24. Profil Tanaman Jelengket ... 66

4.25. Profil Tanaman Kersen ... 68

4.26. Profil Tanaman Kupa ... 70

4.27. Profil Tanaman Lempeni ... 72

4.28. Profil Tanaman Mangga Manalagi ... 74

4.29. Profil Tanaman Mangga Kweni ... 76

4.30. Profil Tanaman Mangga Arumanis ... 78

4.31. Profil Tanaman Mangga Gedong ... 80

4.32. Profil Tanaman Mangga Madu ... 82

4.33. Profil Tanaman Manggis ... 84

4.34. Profil Tanaman Markisa Kuning ... 86

4.35. Profil Tanaman Mengkudu ... 88

4.36. Profil Tanaman Menteng Merah ... 90

4.37. Profil Tanaman Menteng Putih ... 92

4.38. Profil Tanaman Mundu ... 94

4.44. Profil Tanaman Pisang Keladi ... 106

4.45. Profil Tanaman Pisang Dakraja ... 108

4.46. Profil Tanaman Pisang Buah ... 110

4.47. Profil Tanaman Pisang Ketip ... 112

4.48. Profil Tanaman Pisang Susu ... 114

(16)

xvi

4.50. Profil Tanaman Pisang Lumut ... 118

4.51. Profil Tanaman Rambutan ... 120

4.52. Profil Tanaman Rukam ... 122

4.53. Profil Tanaman Salak Gula Pasir ... 124

4.54. Profil Tanaman Salak Getih... 126

4.55. Profil Tanaman Salak Mangku ... 128

4.56. Profil Tanaman Salak Lokal Bali ... 130

4.57. Profil Tanaman Sawo ... 132

4.58. Profil Tanaman Sirsak ... 134

4.59. Profil Tanaman Siwalan ... 136

4.60. Profil Tanaman Srikaya ... 138

4.61. Komuditas Unggulan Buah Kabupaten dan Kecamatan Karangasem .. 142

(17)
(18)
(19)

xix

4.60. Peta geografis sebaran buah alpukat ... 144

4.61. Peta geografis sebaran buah belimbing ... 145

4.62. Peta geografis sebaran buah bidara ... 146

4.63. Peta geografis sebaran buah naga ... 147

4.64. Peta geografis sebaran buah buni ... 148

4.65. Peta geografis sebaran buah ceremai ... 149

4.66. Peta geografis sebaran buah delima ... 150

4.67. Peta geografis sebaran buah duku ... 151

4.68. Peta geografis sebaran buah durian ... 152

4.69. Peta geografis sebaran buah jamblang ... 153

4.70. Peta geografis sebaran buah jambu ... 154

4.71. Peta geografis sebaran buah jeruk ... 155

4.72. Peta geografis sebaran buah kemang ... 156

4.73. Peta geografis sebaran buah jelengket ... 157

4.74. Peta geografis sebaran buah kersen... 158

(20)

xx

4.76. Peta geografis sebaran buah lempeni ... 160

4.77. Peta geografis sebaran buah mangga ... 161

4.78. Peta geografis sebaran buah manggis... 162

4.79. Peta geografis sebaran buah markisa ... 163

4.80. Peta geografis sebaran buah mengkudu ... 164

4.81. Peta geografis sebaran buah menteng ... 165

4.82. Peta geografis sebaran buah mundu ... 166

4.83. Peta geografis sebaran buah nangka ... 167

4.84. Peta geografis sebaran buah nenas ... 168

4.85. Peta geografis sebaran buah pepaya ... 169

4.86. Peta geografis sebaran buah pisang... 170

4.87. Peta geografis sebaran buah rambutan ... 171

4.88. Peta geografis sebaran buah rukam ... 172

4.89. Peta geografis sebaran buah salak ... 173

4.90. Peta geografis sebaran buah sawo ... 174

4.91. Peta geografis sebaran buah sirsak... 175

4.92. Peta geografis sebaran buah siwalan ... 176

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Hal

1. Produksi Buah di Provinsi Bali ... 189

2. Produksi Buah di Kabupaten Karangasem ... 190

3. Produksi Buah di Kecamatan Rendang ... 191

4. Produksi Buah di Kecamatan Sidemen ... 192

5. Produksi Buah di Kecamatan Manggis ... 193

6. Produksi Buah di Kecamatan Karangasem ... 194

7. Produksi Buah di Kecamatan Abang ... 195

8. Produksi Buah di Kecamatan Bebandem ... 196

9. Produksi Buah di Kecamatan Selat ... 197

(22)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan wilayah dengan berbagai bioekologi spesifik, diantaranya masing-masing sangat kondusif bagi timbulnya keragaman genetik tanaman, hewan, dan mikroba. Kekayaan keragaman genetik spesies yang merupakan kekayaan sumberdaya hayati nasional perlu dikelola sebaik-baiknya, guna memberikan dukungan keberlanjutan kehidupan bangsa Indonesia (Sutoro, 2006).

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman mahluk hidup di muka bumi dan peranan ekologisnya yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 29 tahun 2009).

Keanekaragaman genetik tanaman merupakan variasi sumber daya genetik atau plasma nutfah berupa bahan tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sumber daya genetik pada tanaman terdapat dalam biji, jaringan, dan bagian lain tanaman, baik pada tanaman muda maupun dewasa. Banyak spesies tanaman di Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya genetik tinggi dan persebarannya meliputi berbagai daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki beberapa sumber daya genetik tanaman yang khas, yang sering berbeda dengan yang ada di daerah lain.

Keanekaragaman buah-buahan di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang tinggi untuk dikembangkan baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun permintaan luar negeri. Buah-buahan merupakan sumber penyediaan

(23)

2

vitamin, mineral, dan serat yang dibutuhkan tubuh. Berdasarkan hasil wawancara Antara News, 2013 kepada Prof. Dr. Ir. Sobir, MS dinyatakan rakyat Indonesia mengkonsumsi buah masih di bawah standar, yaitu 35,8 kg per kapita. Menurut standar konsumsi buah per kapita adalah 75 kg per tahun.

Keberadaan buah-buahan bagi Bali memiliki peranan yang sangat penting. Buah-buahan bagi Bali bermanfaat untuk kepentingan ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya, termasuk di dalamnya sebagai sarana kelengkapan pelaksanaan upacara adat dan agama. Pemanfaatan tersebut sesungguhnya merupakan salah satu kegiatan menjaga keseimbangan dan kelestarian alam, termasuk buah-buahan dan lingkungannya.

Sumber daya genetik buah-buahan yang tumbuh dan dikembangkan di Bali merupakan salah satu potensi besar yang semestinya digarap dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah. Salah satu kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Karangasem ditengarai kaya akan sumber daya genetik buah-buahan, baik buah yang telah ada sejak lama (lokal) maupun tanaman buah hasil introduksi dari daerah lain maupun dari luar negeri.

(24)

3

tanaman buah yang sangat terkenal di Kabupaten Karangasem adalah tanaman salak. Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem merupakan sentra produksi buah salak, di desa tersebut terdapat berbagai varietas salak antara lain salak gula pasir, salak mangku, salak getih, dan salak lokal bali.

Menurut statistik dalam angka di Kabupaten Karangasem tidak hanya terdapat tanaman salak, tetapi juga tanaman buah lainnya seperti alpukat, sawo, mangga, pisang, manggis, dan lain sebagainya. Namun demikian, pada saat ini belum ada laporan secara rinci terkait karakter morfologi, karakter agronomi, dan tempat tumbuh (lingkungan tumbuh) buah yang diunggulkan, jenis buah yang dikelompokkan dalam tanaman buah komersial, tanaman buah langka, dan tanaman buah yang dipergunakan untuk bahan upakara dan obat-obatan. Disamping itu belum juga ada peta sebaran geografis keberadaan tanaman buah-buahan tersebut di Kabupaten Karangasem. Melalui identifikasi dan karakterisasi serta peta geografis sebaran tersebut sangat penting maknanya untuk pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya genetik buah-buahan yang ada di Kabupaten Karangasem.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ditemukan adalah

1. Belum teridentifikasi jenis-jenis sumber daya genetik buah-buahan yang ada di Kabupaten Karangasem.

(25)

4

3. Belum tersedia peta geografis sebaran sumber daya genetik buah-buahan di Kabupaten Karangasem.

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian adalah :

1. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya genetik buah-buah yang ada di Kabupaten Karangasem.

2. Menyusun profil sumber daya genetik buah-buah Kabupaten Karangasem. 3. Menyusun peta geografis sebaran sumber daya genetik buah-buah di

Kabupaten Karangasem.

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah :

1. Teridentifikasi jenis-jenis sumber daya genetik buah-buah yang ada di Kabupaten Karangasem.

2. Tersusun profil sumber daya genetik buah-buah Kabupaten Karangasem. 3. Tersusun peta geografis sebaran sumber daya genetik buah-buah di Kabupaten

(26)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Buah Lokal

Pada Pasal 1 Rancangan Peraturan Daerah Perlindungan Buah Lokal disebutkan bahwa buah lokal adalah semua produk buah-buahan baik segar atau yang diolah, yang dihasilkan atau dibudidayakan di daerah Bali. Usaha buah lokal adalah semua kegiatan untuk menghasilkan produk dan/atau menyelenggarakan jasa yang berkaitan dengan buah lokal, sedangkan tanaman buah lokal adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dibudidayakan di daerah Bali.

Sumber daya genetik atau plasma nutfah berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 29 tahun 2009 adalah bahan tanaman, hewan dan jasad renik, yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat dari generasi ke generasi berikutnya, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemuliaan dalam mengembangkan variates baru.

Untuk mengoptimalkan potensi buah lokal yang dimiliki diperlukan strategi pengembangan secara holistik dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), yang terdiri atas petani/produsen, pedagang, eksportir dan importir, penyedia jasa, dan konsumen buah lokal. Pemasaran produk buah-buahan lokal di Bali pada dasarnya tidak bermasalah, karena peluang pasarnya masih terbuka luas, terutama pangsa pasar pariwisata (Rai et al., 2012). FAO menganjurkan konsumsi buah-buahan penduduk Indonesia rata-rata sebesar 60 kg/kapita/tahun, sedangkan konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia baru mencapai 45 kg/kapita/tahun. Saat ini produksi buah nasional baru mencapai

(27)

6

15,46 juta ton per tahun (Deptan.go.id., 2012), padahal proyeksi kebutuhan buah mencapai 16,49 juta ton pada tahun 2013 dan 18,58 juta ton pada tahun 2018 (Direktorat Tanaman Buah, 2010). Strategi dan kebijakan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan penguatan pasar (create demand), peningkatan keunggulan kompetitif terutama dalam hal mutu (quality and safety food), harga yang kompetetif dan suplai yang berkelanjutan, pembinaan tekonologi pengolahan dan introduksi teknologi yang sesuai, serta pengembangan sarana pengolahan sesuai dengan kemampuan pelaku agribisinis buah-buahan lokal (Manuwoto, 2012).

Kekuatan dari produk buah-buahan adalah sifatnya yang fancy yang terkait dengan kenyataan bahwa buah dikonsumsi selain untuk memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, juga untuk memenuhi kebutuhan rasa senang (Poerwanto, 2003). Sebagai produk fancy, keanekaragaman biodiversitas buah yang tinggi dapat digunakan untuk

menghasilkan produk buah tertentu, kemudian dipromosikan untuk mendorong konsumen untuk mengkonsumsinya.

2.2 Keanekaragaman Hayati Buah-buahan

(28)

7

Indonesia dalam hal keanekaragaman, menjadi unggulan dunia dan dianggap sebagai salah satu pusat keanekaragaman tanaman ekonomi dunia. Jenis-jenis kayu perdagangan, buah-buahan tropis (durian, duku, salak, rambutan, pisang dan sebagainya), anggrek, bambu, rotan, kelapa dan lain-lain, sebagian besar berasal dari Indonesia. Beberapa jenis tumbuhan, seperti pisang dan kelapa telah menyebar ke seluruh dunia. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekarangaman hayati terbesar di dunia (megadiversity) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia (Mac Kinnon, 1992).

2.3 Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi

Menurut Tjitrosoepomo (1993), identifikasi berarti mengungkapkan atau mendapatkan identitas atau jati diri suatu tumbuhan, dan dalam hal bertujuan menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam system klasifikasi. Sementara itu Dasuki (1992) menegaskan bahwa, identifikasi atau determinasi tumbuhan adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah atau takson terhadap spesimen tumbuhan yang belum diketahui nama ilmiahnya atau taksonnya. Identifikasi dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menyamakan dengan gambar-gambar pada buku atau majalah. 2. Menggunakan kunci determinasi yang terdapat pada buku-buku. 3. Menyamakan dengan tumbuhan hidup yang telah diketahui namanya

di Kebun Raya atau Kebun Botani.

(29)

8

berlawanan yang nantinya menghasilkan penerimaan salah satu pilihan dan penolakan lainnya.

Identifikasi karakter morfologi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap karakter pohon (bentuk tanaman, percabangan, lebar kanopi, tinggi tanaman, tinggi batang), karakter daun (tipe daun, bentuk daun, pajang tangkai daun, panjang dan lebar helaian daun, warna daun), karakter bunga (tempat tumbuh bunga, tipe bunga, susunan bunga, warna bunga, warna bagian- bagian bunga, panjang tangkai batang, waktu berbunga, lama musim berbunga), karakter buah (kedudukan buah, bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, musim berbuah, umur buah panen/ waktu dari sejak bungan mekar sampai buah masak), dan karakter biji (ada tidaknya biji, berat biji, warna biji, panjang dan lebar biji). Identifikasi karakter agronomi disusun dengan melakukan pengamatan terhadap jumlah bunga per pohon, presentase buah jadi, jumlah buah per pohon, presentase buah gugur, hasil per pohon dan berat per buah.

2.4 Potensi Pengembangan Buah-buahan

Bali memiliki potensi besar di satu pihak, tetapi di pihak lain Bali juga menghadapi kendala dalam pengembangan usaha hortikultura, yang dapat digolongkan menjadi kendala substansi dan kendala organisasi/kelembagaan. Kendala substansi terdiri dari:

(30)

9

2. Terbatasnya diversifikasi produk-produk agribisnis dan agroindustri hortikultura, sehingga kurang mampu memenuhi pasar domestik dan pasar ekspor.

3. Kualitas beberapa produk buah-buahan masih belum mampu menyesuaikan dengan tuntutan pasar domestik dan internasional.

4. Kelangkaan kualitas sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan memadai dalam menajamen agribisnis, teknologi pengolahan serta pengetahuan manajemen mutu.

5. Belum maksimalnya dukungan pihak perbankan terhadap pengembangan agribisnis hortikultura, baik dari aspek permodalan maupun suku bunga. 6. Kurangnya kegiatan dan pengetahuan untuk menyiasati pasar (market

intelligence).

7. Kurangnya upaya promosi pasar di luar negeri.

8. Kurangnya dukungan pemerintah untuk merangsang dan mempermudah akses pasar.

Kendala organisasi atau kelembagaanmeliputi :

1. Belum berkembangnya lembaga pemasaran domestik maupun ekspor. 2. Informasi pasar kepada petani secara asimetri akibat belum berfungsinya

lembaga-lembaga pemasaran.

3. Upaya koordinasi intensif dalam membangun sistem informasi terpadu belum banyak dilakukan.

4. Iklim persaingan belum berkembang secara baik.

(31)

10

6. Kurangnya asosiasi-asosiasi untuk setiap jenis komoditi buah-buahan di Bali (Syukron, 2012).

2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal

Peraturan daerah Provinsi Bali nomor 3 tahun 2013 tentang perlindungan buah lokal Pasal 1 ayat 8 yang berbunyi Perlindungan buah lokal adalah keseluruhan kegiatan perencanaan, arahan kawasan, usaha dan produk, Informasi, penelitian dan pengembangan, pemberdayaan, pembiayaan, pengawasan dan peran serta masyarakat.

Guna mendukung perlindungan buah-buah lokal diharapkan pemerintah, petani, masyarakat, dan pengusaha ikut bekerjasama agar undang-undang mengenai perlindungan buah lokal dapat diterapkan. Dukungan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi dan menggunakan buah-buahan lokal, meningkatkan produksi, ketersediaan dan kualitas buah agar mampu bersaing di pasar mancanegara, pengusaha hotel-hotel dan restoran memberi kesempatan buah-buah lokal untuk disajikan kepada wisatawan, sehingga memperkenalkan dan dapat mengangkat harga buah lokal.

2.6 Arti Penting Tanaman Buah-Buahan

(32)

11

Khususnya di Bali berbagai jenis buah lokal yang sangat diperlukan untuk bidang sosial dan budaya seperti bahan pembuatan sarana upakara/banten untuk persembahyangan, memenuhi kebutuhan pariwisata, serta banyak lagi produk olahan lain untuk meningkatkan nilai jual tanaman hortikultura. Kekuatan dari produk buah-buahan adalah sifatnya yang fancy yang terkait dengan kenyataan bahwa buah dikonsumsi selain untuk memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, juga untuk memenuhi kebutuhan rasa senang (Poerwanto, 2003).

Buah merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk upacara yadnya. Persembahan buah atau biji-bijian tiada lain sebagai ungkapan rasa syukur, cetusan rasa bhakti dan terimakasih kehadapan Hyang Widhi dengan segala prabawaNya atas anugrah yang diberikanNya. Sebagai ungkapan rasa bhakti sudah sepantasnya mempersembahkan segala hasil bumi termasuk buah-buahan yang terbaik.

Kenapa umat Hindu mempersembahkan buah-buahan? Selain memang telah disuratkan pada sastra, seperti disebutkan dalam Bhagavadgita XI-26, persembahan ini berkaitan erat dengan historis agama Hindu khususnya di Bali yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Karakter petani khususnya yang beragama Hindu adalah petani yang religius. Karena setiap tindakannya dalam usaha menggarap lahan pertanian selalu dimulai dengan melakukan persembahan (Putra, 2009).

(33)

12

berarti buah hati atau juga bermakna buah karya yang kita persembahkan kepada-Nya (Putra, 2009). Buah yang paling sering digunakan dalam upacara yadnya di Bali adalah buah kelapa, padi/beras (beras merah), ketan, injin, tingkih, pangi, pinang, jenis kacang-kacangan dan semua jenis buah-buahan yang boleh dimakan dan dipergunakan untuk upakara. Dalam penulisan ini poin yang akan dibahas adalah buah kelapa dan buah pisang.

Buah kelapa biasanya digunakan dalam daksina. Dalam daksina buah kelapa merupakan simbul matahari atau “windu ” yakni cerminan sang hyang sadha siwa. Buah yang serba guna (seluruh bagiannya dapat digunakan untuk kehidupan manusia) disimbulkan sebagai bumi dan juga sebagai kepala. Selain digunakan dalam daksina, buah kelapa yang masih muda (klungah) digunakan dalam panglukatan atau prayascita. Masih banyak lagi buah kelapa digunakan dalam upakara yajna.

(34)

13

2.7. Jenis-jenis Buah-buahan di Indonesia

Negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki kekayaan buah-buahan yang berlimpah. Buah-buah tropis Indonesia memiliki kualitas yang baik karena tanahnya yang begitu subur dan iklim yang baik. Keanekaragaman jenis buah-buahan yang tinggi berpotensi untuk diteliti dan dikembangkan, karena keanekaragaman jenis yang tinggi merupakan modal utama dalam melakukan usaha pemuliaan tanaman.

Negara Indonesia memiliki ±329 jenis buah-buahan (terdiri dari 61 suku dan 148 marga) baik yang merupakan jenis asli Indonesia maupun pendatang (introduksi) (Rifai, 1986). Terdapat sekitar 400 jenis buah-buahan yang dapat dimakan di kawasan Asia Tenggara (Prosea, 1991). Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan tercatat 266 jenis (termasuk empat anak jenis dan dua varietas) buah-buahan asli Indonesia telah ditemukan yang sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan dan hanya sebagian kecil yang telah dibudidayakan. Dari 226 jenis buah-buahan tersebut sebagian besar berupa pohon (203 jenis), liana (26 jenis), perdu (17 jenis), serba (14 jenis) dan semak (4 jenis).

(35)

14

2.8. Gambaran Umum Kabupaten Karangasem

Kabupaten Karangasem merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Bali, Indonesia. Ibukota Kabupaten Karangasem berada di Amlapura. Karangasem terdapat 8 kecamatan, 78 kelurahan, 75 desa, 52 lingkungan dan 552 dusun, 185 desa adat dan 605 banjar adat. Luas wilayah Kabupaten Karangasem mencapai 839,54 km2.

Karangasem merupakan kabupaten yang terletak di ujung paling timur Pulau Bali. Secara astronomis, Kabupaten Karangasem berada pada posisi 8000 ’00 – 8041’37,8 LS dan 115035’9,8 – 115054’8,9 BT yang membuat Kabupaten Karangasem beriklim tropis. Adapun batas wilayah Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Laut Bali; sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Buleleng; sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok.

(36)

15

Gambar

Gambar 2.1. Kabupaten Karangasem

Referensi

Dokumen terkait

Daripada dapatan kajian yang diperolehi, secara keseluruhannya terdapat perbezaan tahap kefahaman bagi kemahiran mengukur serta menngunakan nombor dan kemahiran membina

Gambar 4 Konduktivitas termal benda padat pada temparatur tertentu.. Konduktivitas termal benda padat pada temperatur tertentu dapat dilihat pada Gambar 4. Dapat juga

Setting : ruang kelas dengan latar jenis-jenis pantun gerakan kamera: split screen.. instruksi acting: guru bertanya jawab dengan siswa dan menjelaskan

Maka dari sini dapat dikatakan bahwa elemen hingga merupakan elemen diskrit dari suatu kontinum yang mana perilaku strukturnya masih dapat mewakili perilaku struktur

Kemampuan guru dalam menguasai materi dan metode penyampaian dalam pembelajaran merupakan hal yang penting agar menjadi transfer nilai dan ilmu serta ketrampilan dari guru

Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai

Dengan menggunakan metode ini ditemukan bahwa legenda Syekh Muhammad Arsyad al- Banjari telah membentuk karakter orang Martapura menjadi suka akan ilmu, peduli