PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
Survey di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Ir ene Pamela Lipesik
0713315032/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
Survey di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
Ir ene Pamela Lipesik
0713315032/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
ii
SKRIPSI
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
Survey di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN)
Disusun Oleh :
Irene Pamela Lipesik 0713315032/FE/EA
telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur pada tanggal 14 Desember 2012
Pembimbing Utama Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Sari Andayani, Maks Dr. Hero Priono, MSi
NIP. 030 217 168
Sekretaris
Dra. Ec. Sari Andayani, Maks Anggota
Dra. Rina Mustika. S, SE, MM
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM NIP. 19630924198031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SKRIPSI
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
Survey di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN)
Disusun Oleh :
Irene Pamela Lipesik
0713315032/FE/EA
telah dipertahankan di hadapan dan diterima
oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur pada tanggal 30 November 2012
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Sari Andayani, Maks
...
NIP. 030 217 168
Sekretaris
...
Anggota
...
ii
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM
NIP. ...
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SKRIPSI
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
Survey di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN)
yang diajukan
Irene Pamela Lipesik
0713315032/FE/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Sari Andayani, Maks
Tanggal : ...
NIP. 030 217 168
Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
ii
SKRIPSI
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
Survey di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN)
Disusun Oleh :
Irene Pamela Lipesik 0713315032/FE/EA
telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur pada tanggal 14 Desember 2012
Pembimbing Utama Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Sari Andayani, Maks Dr. Hero Priono, MSi
NIP. 030 217 168
Sekretaris
Dra. Ec. Sari Andayani, Maks Anggota
Dra. Rina Mustika. S, SE, MM
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM NIP. 19630924198031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan kasih dan berkat-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul :
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Ter hadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”
dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs.Rahman A.Suwaidi, MSi, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur.
4.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5.
Ibu Dra. Sari Andayani, Maks, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,
ii
6.
Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7.
Untuk Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang
terkasih, Elsye dan Kak Patrick, tiada kata yang bisa ananda ucapkan selain kata
terima kasih yang sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah
memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan
curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
8.
Untuk Teddy Riwanto, kekasih saya yang telah banyak memberikan dukungan,
perhatian dan kasih sayangnya dengan penuh ketulusan dan kesetiaan.
9.
Untuk Om Soegito dan Tante Nurie yang senantiasa mendukung dan memberikan
perhatian yang luar biasa.
10.
Untuk Septiana Ayu, Intan Purnamasari, Yudi Angga, Adit, dan semua
teman-teman atas dukungan dan perhatiannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat-Nya atas semua bantuan
yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,
memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
Surabaya, Oktober 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Perumusan Masalah ... 9
1.3.
Tujuan Penelitian ... 9
1.4.
Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 11
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Kecerdasan Emosional ... 14
2.2.1.1. Landasan Kecerdasan Emosional ... 17
2.2.1.2. Pengembangan Kecerdasan Emosional ... 18
iv
2.2.2. Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 27
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi ... 27
2.2.2.2. Pemahaman Akuntansi ... 28
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis ... 28
2.3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 28
2.3.2. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 34
3.1.1. Definisi Operasional ... 34
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 35
3.2.
Teknik Pengambilan Sampel ... 36
3.2.1. Populasi ... 36
3.2.2. Sampel ... 36
3.3.
Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.4, Instrumen Penelitian ... 39
3.5. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 40
3.5.1. Uji Kualitas Data ... 40
3.5.1.1. Uji Validitas ... 40
3.5.1.2. Uji Reliabilitas ... 41
3.5.2. Uji Asumsi Klasik ... 41
3.5.2.1. Uji Normalitas ... 41
3.5.2.2. Uji Multikolinearitas ... 41
3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 42
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.5.3. Uji Hipotesis ... 42
3.5.3.1. Uji Regresi Linier Berganda ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Objek Penelitian... 45
4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan “Veteran”
Jawa Timur ... 45
4.1.2. Tempat Kedudukan ... 47
4.1.3. Falsafah, Visi, Misi, Dan Tujuan ... 47
4.1.3.1. Falsafah ... 47
4.1.3.2. Visi ... 47
4.1.3.3. Misi ... 48
4.1.3.4. Tujuan ... 48
4.1.4. Deskripsi Fakultas Ekonomi ... 49
4.1.5. Riwayat Progdi Akuntansi ... 49
4.1.5.1. Visi Progdi Akuntansi ... 49
4.1.5.2. Misi Progdi Akuntansi ... 51
4.1.5.3. Tujuan Progdi Akuntansi ... 51
4.2.
Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
4.2.1. Deskripsi Variabel Pengenalan Diri (X
1) ... 52
4.2.2. Deskripsi Variabel Pengendalian Diri (X
2) ... 53
4.2.3. Deskripsi Variabel Motivasi (X
3) ... 54
4.2.4. Deskripsi Variabel Ketrampilan sosoal (X
4) ... 54
vi
4.2.6. Deskripsi Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) ... 56
4.3.
Pengujian Kualitas Data ... .57
4.3.1. Uji Validitas ... .57
4.3.2. Uji Reliabilitas... .63
4.3.3. Uji Normalitas ... .63
4.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... .63
4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... .63
4.4.2. Persamaan Regresi Linier Berganda ... .67
4.4.3. Uji F ... .69
4.4.4. Uji Hipotesis ... .70
4.5. Pembahasan... .72
4.5.1. Pembahasan Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi ...72
4.5.2. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu ... 74
4.5.3. Keterbatasan Penelitian... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan ... .78
5.2.
Saran
... .79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 1.1 Hasil Survei Pendahuluan Tingkat Pemahaman Akuntansi
Mahasiswa Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timar
Angkatan 2009... 5
Tabel. 1.2 IPK Hasil Survei Pendahuluan Mahasiswa Angkatan 2009 ... 6
Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu ... 14
Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden pada Variabel Pengenalan
Diri ... 52
Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden pada Variabel Pengendalian
Diri ... 53
Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden pada Variabel Motivasi ... 54
Tabel. 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden pada Variabel Empati ... 55
Tabel. 4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden pada Variabel Ketrampilan
Sosial ... ... 56
Tabel. 4.6 Rekapitulasi Jawaban Responden pada Variabel Tingkat
Pemahaman Akuntansi ... 57
Tabel. 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pengenalan Diri…….………... 58
Tabel. 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Diri ..………... 59
Tabel. 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi ... 60
Tabel. 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Empati ... 61
viii
Tabel. 4.12 Hasil Uji Reliabilitas... 63
Tabel. 4.13 Hasil Uji Normalitas ... 64
Tabel. 4.14 Hasil VIF (Variance Inflation Factor) ... 65
Tabel. 4.15 Korelasi Rank Spearman ... 66
Tabel 4.16 Hasil Pengolahan………... 67
Tabel. 4.17 Hasil Uji F ... 68
Tabel. 4.18 Hasil Uji t ... 70
Tabel. 4.19 Rangkuman Penelitian Terdahulu ... 76
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Irene Pamela Lipesik
ABSTRAK
Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi akuntansi
adalah sikap dan mental mahasiswa dalam mengembangkan kepribadiannya yang dikenal
dengan istilah
Emotional Quatient
atau kecerdasan emosional. Dari hasil survei terhadap 60
mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan
2009, diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa sudah cukup memperoleh pemahaman
akuntansi terhadap materi pengetahuan akuntansi sebagai hasil kegiatan belajar mandiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh dari
komponen kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, ketrampilan
sosial, dan empati) terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi di
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner. Responden penelitian adalah mahasiswa akuntansi pada Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2009 dan telah menempuh mata
kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan,
auditing, dan teori akuntansi, dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Teknik analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
signifikan motivasi dan empati terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa
akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur, sedangkan
pengenalan diri, pengendalian diri, dan ketrampilan sosial tidak pengaruh signifikan.
Key Word : motivasi, empati, pemahaman akuntansi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia globalisasi sekarang ini memberikan pengaruh yang besar bagi sistem pendidikan akuntansi seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan. Pendidikan akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi saat ini tidak hanya dituntut untuk menghasilkan lulusan yang menguasai bidang akademik saja, tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat teknik analisis dalam bidang humanistic skill dan professional skill sehingga mempunyai nilai tambah dalam persaingan kerja di pasar global (Yuli Setyowati, 2010). Oleh karena itu berbagai perguruan tinggi harus melakukan pembenahan di segala bidang, yang salah satunya adalah dengan cara membentuk suatu satuan pengendalian mutu atau kualitas pendidikan.
2
Kualitas sumber daya manusia, output perguruan tinggi sering mempengaruhi kebijakan suatu perguruan tinggi untuk memenuhi target Indeks Prestasi (IP), agar output yang dihasilkan mampu menembus persyaratan di lapangan. Maka diperlukan adanya suatu pengorbanan untuk mewujudkan lembaga perguruan tinggi yang mampu menghasilkan output berkualitas sehingga selalu peka dan tanggap, serta memiliki kemampuan handal menyiasati perkembangan global (Rahayu,2001).
Keluhan yang sering dilontarkan terhadap akuntansi adalah bahwa akuntansi merupakan pelajaran yang sulit, padahal sulitnya memahami akuntansi sebenarnya disebabkan oleh pendekatan yang tidak logis dalam proses pengenalan. Maka dalam hal ini diperlukan kecerdasan emosional. (Suwardjono,1999).
Menurut Goleman (2000) dalam Melandy dan Aziza (2006) kecerdasan emosional memiliki peran lebih dari 80% dalam mencapai kesuksesan hidup, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan professional. Kecerdasan emosional (Emotional intelligence) adalah penggunaan emosi secara cerdas, dengan maksud membuat emosi tersebut bermanfaat dengan menggunakannya sebagai pemandu perilaku dan pemikiran kita sedemikian rupa sehingga apapun yang dikerjakan menjadi jauh lebih baik. Kecerdasan emosional dapat dilatih, dikembangkan, dan ditingkatkan dengan cara
mempelajari dan melatih keterampilan serta kemampuan yang menyusun kecerdasan emosional. Unsur-unsur dalam kecerdasan emosional terdiri dari pengenalan akan diri
sendiri, pengendalian diri, motivasi, empati, serta ketrampilan sosial.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3
Proses belajar mengajar dalam berbagai aspek sangat terkait dengan kecerdasan emosional mahasiswanya karena mampu melatih kemampuan mahasiswa, terutama pengendalian diri, karena mahasiswa akan mampu untuk mengelola perasaannya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi dan kegagalan, kesanggupan menunda kepuasan sesaat. Pengendalian diri ini harus dimiliki oleh mahasiswa agar mahasiswa tersebut mampu menyeimbangkan semangat, ambisi, dan kemampuan keras mereka dengan kendali diri, sehingga mampu memadukan kebutuhan pribadi dalam meraih prestasi (Praptiningsih, 2009).
Kemudian motivasi juga berpengaruh terhadap prestasi dan pemamahamannya dalam belajar karena dapat mendorong mahasiswa untuk tidak mudah menyerah, sehingga ia akan mencari jalan untuk menemukan kesuksesan dan akhirnya mempunyai keinginan untuk berkembang untuk memaksimumkan pemahaman atas ilmu yang mereka dapatkan (Purwanto,2000 : 77).
Kemampuan-kemampuan tersebut mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita - citanya. Kesulitan belajar yang dicirikan oleh menurunnya prestasi belajar sebagai bentuk kegagalan bisa berkaitan dengan dominan afektif, misalnya situasi emosi akan mempengaruhi belajar (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003).
Menurut Bulo (2002) seperti dalam Trisnawati dan suryaningrum (2003)
menyatakan bahwa kecerdasan emosional dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dijalani seseorang semakin banyak aktivitas maka pengalaman seseorang dalam
4
Selain kecerdasan emosional, menurut Rahayu (2001) dalam (Anggrawati,2007) menyatakan minat juga berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa untuk meningkatkan prestasi di bidangnya. Pengertian minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan membandingkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Maka dari itu banyak lulusan SMU dan SMEA yang berminat mengambil Progdi Akuntansi, baik itu pada Universitas swasta ataupun pada Universitas negri. Hal ini mereka lakukan dengan pertimbangan bahwa lulusan akuntansi banyak dibutuhkan perusahaan, dan juga dengan pertimbangan bahwa Progdi Akuntansi lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Progdi lain pada Fakultas Ekonomi.
Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam mengukur, mengkomunikasikan dan menginterprestasikan informasi aktivitas keuangan. Akuntansi banyak disalahartikan sebagai bidang studi yang banyak menggunakan angka-angka untuk menghasilkan laporan keuangan. Kesalahan dalam pendekatan pengajaran akuntansi sering menyebabkan adanya persepsi dan pemahaman yang keliru tentang akuntansi. Padahal akuntansi tidak hanya memfokuskan pada masalah perhitungan semata, namun lebih pada penalaran yang membutuhkan logika berpikir (Budhiyanto dan Nugroho, 2004).
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti
seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari, yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Tanda seorang mahasiswa
memahami akuntansi tidak hanya ditunjukan dari nilai-nilai yang didapatkannya dalam mata kuliah, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait (Praptiningsih, 2009).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
5
Hal ini ditunjukkan dari tingkat pemahaman mereka pada mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah I dan II, Akuntansi Keuangan Lanjutan I dan II, Auditing I, serta Teori Akuntansi yang telah ditempuh oleh mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim. Hal tersebut bisa ditunjukkan berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis terhadap masing-masing 20 mahasiswa Fakultas Ekonomi Progdi Akuntansi angkatan tahun 2009 dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN), dengan tujuan untuk mengetahui masalah – masalah yang ada dalam rangka pemahaman akuntansi.
Tabel 1.1
Hasil Survei Pendahuluan
No Item Pertanyaan Jawaban Total
STP KP RR P SP
1
Apakah Anda sudah mengerti isi
kandungan 0 1 5 4 10 20
mata kuliah Pengantar Akuntansi 0% 5% 25% 20% 50% 100% 2
Apakah Anda sudah mengerti isi
kandungan 2 4 4 5 5 20
mata kuliah AKM I 10% 20% 20% 25% 25% 100%
3
Apakah Anda sudah mengerti isi
kandungan 0 7 5 3 5 20
mata kuliah AKM II 0% 35% 25% 15% 25% 100%
4
Apakah Anda sudah mengerti isi
kandungan 1 6 4 5 4 20
mata kuliah AKL I 5% 30% 20% 25% 20% 100%
5
Apakah Anda sudah mengerti isi
kandungan 0 10 2 4 4 20
mata kuliah AKL II 0% 50% 10% 20% 20% 100%
6
Apakah Anda sudah mengerti isi
kandungan 0 2 6 5 7 20
mata kuliah AUDIT I 0% 10% 30% 25% 35% 100%
7
Apakah Anda sudah mengerti isi
kandungan 2 6 3 4 5 20
6
Keterangan : STP = Sangat Tidak Paham TP = Tidak Paham RR = Ragu – ragu P = Paham SP = Sangat Paham
Berdasarkan hasil survei terhadap 20 mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2009 menunjukkan bahwa 50% mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah pengantar akuntansi dan 5% mahasiswa kurang paham terhadap mata kuliah pengantar akuntansi.
Hasil survei pendahuluan untuk mata kuliah AKM I menunjukkan bahwa 25% mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah AKM I dan 10% mahasiswa sangat tidak paham terhadap mata kuliah AKM I.
Hasil survei untuk mata kuliah AKM II menunjukkan bahwa 25% mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah AKM II dan 35% mahasiswa kurang paham terhadap mata kuliah AKM II.
Hasil survei untuk mata kuliah AKL I menunjukkan bahwa 20% mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah AKL I dan 20% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata
kuliah AKL I.
Hasil survei untuk mata kuliah AKL II menunjukkan bahwa 20% mahasiswa sangat
paham terhadap pemahaman mata kuliah AKL II sedangkan 50% mahasiswa kurang paham terhadap mata kuliah AKL II.
Hasil survei untuk mata kuliah pemeriksaan akuntansi I (audit), menunjukkan bahwa 25% mahasiswa paham terhadap pemahaman mata kuliah pemeriksaan akuntansi I dan 30% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah pemeriksaan akuntansi I.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
7
Hasil survei untuk mata kuliah teori akuntansi menunjukkan bahwa 20% mahasiswa paham terhadap pemahaman mata kuliah teori akuntansi dan 15% mahasiswa ragu-ragu terhadap mata kuliah teori akuntansi.
Selain itu hal tersebut juga diperkuat dengan nilai hasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim yang menempati prosentasi terbesar adalah pada kisaran >3,0 seperti dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1.2
IPK hasil survei pendahuluan Mahasiswa Tahun Ajar an 2007 dan 2008
Tahun Ajaran Indeks Prest asi Kumulat if
< 2,5 2,5 - 3,0 > 3,0
2009 10% 15% 75%
Berdasarkan tabel 1.2, menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan akuntansi tahun ajaran 2009 di UPN “Veteran” rata – rata memiliki tingkat IPK yang tinggi, lebih dari 3,0 sebesar 75%.
Jika kita lihat kembali hasil survei pendahuluan, menurut rata-rata mahasiswa akuntansi memilih jawaban kurang paham, padahal nilai IPK mereka bagus yaitu di atas 3,0. Hal ini menunjukkan suatu bukti nyata di lapangan bahwa mahasiswa tidak sepenuhnya
8
Menurut Suwardjono (2005) ini karena mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat dikurangi berpikir (D3C-B). Dengan adanya fenomena tersebut berarti bahwa pemahaman pada bidang pokok akuntansi masih kurang, hal ini kemungkinan disebabkan karena mahasiswa kurang mengetahui potensi kecerdasan emosional yang meliputi pengendalian diri dan motivasi serta minat belajar yang dimilikinya sehingga mahasiswa kurang mampu mengembangkannya secara optimal.
Penelitian yang dilakukan Anggun Yuniani (2010) serta Trisnawati dan Suryaningrum (2003) membuktikan bahwa komponen-komponen dalam kecerdasan emosional tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor lain di luar kecerdasan emosional yang mempengaruhi dari dalam diri individu itu sendiri.
Sedangkan pada penelitian Ratna Eka Maslahah (2007) membuktikan bahwa seluruh komponen kecerdasan emosional, yakni pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI.”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
9
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh antara kecerdasan emosional mahasiswa terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris mengenai :
1. Pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi Universitas
10
b. Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang lain.
2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana ilmu pengetahuan dan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang ilmu akuntansi
3. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini memberikan masukan dalam rangka mengembangkan kecerdasan emosional guna memperoleh pemahaman akuntansi yang baik dan maksimal.
4. Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi tambahan serta dapat memberikan manfaat bagi peneliti yang lain dalam mengadakan penelitian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan masalah ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
11
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Penelitian sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat digunakan sebagai sumber informasi tambahan sekaligus bahan acuan yang sangat penting bagi Penulis.
1. Anggun Yuniani (2010)
a. Judul Penelitian : Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi.
b. Permasalahan : Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi ?
c. Hipotesis : Kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi tingkat
pemahaman akuntansi.
12
2. Tr isnawati dan Sur yaningr um (2003)
a. Judul Penelitian : Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa (Studi kasus di Universitas Diponegoro Semarang).
b. Permasalahan : Adakah pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?
c. Hipotesis : Adanya pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
d. Kesimpulan : Kecerdasan emosional tidak berpengaruh sepenuhnya terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa, hal ini disebabkan adanya faktor-faktor lain di luar kecerdasan emosional yang mempengaruhi dari dalam diri individu.
3. Ratna E ka Maslahah (2007)
a. Judul Penelitian : Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi kasus di beberapa Universitas di Yogyakarta).
b. Permasalahan :
1. Apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?
2.
Apakah kepercayaan diri mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh
sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan kecerdasan
emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
13
3.
Apakah ada perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara
mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dan mahasiswa
yang memiliki kepercayaan diri lemah terhadap tingkat pemahaman
akuntansi ?
c. Hipotesis :
1. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. Terdapat pengaruh kepercayaan diri sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
3. Terdapat perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dan kepercayaan diri lemah terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
d. Kesimpulan :
1. Pengaruh kecerdasan emosional yang diproksikan oleh variabel pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial terbukti berpengaruh secara signifikan positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. Kepercayaan diri sebagai variabel pemoderating berpengaruh terhadap pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
14
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Ter dahulu
No Nama Peneliti J udul Penelitian Var iabel Responden 1 Anggun
Yuniani (2010) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi
X1 : Pengenalan Diri X2 : Pengendalian Diri X3 : Motivasi X4 : Empati X5 : Keterampilan Sosial Y : Tingkat Pemahaman Akuntansi
100 mahasiswa di Universitas Diponegoro Semarang
2 Trisnawati dan Suryaningrum (2003) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
X1 : Pengenalan Diri X2 : Pengendalian Diri X3 : Motivasi X4 : Empati X5 : Keterampilan Sosial Y : Tingkat Pemahaman Akuntansi
120 mahasiswa di Universitas Diponegoro Semarang
3 Ratna Eka Maslahah (2007) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi
X1 : Pengenalan Diri X2 : Pengendalian Diri X3 : Motivasi X4 : Empati X5 : Keterampilan Sosial X6 : Kepercayaan Diri
Y : Tingkat Pemahaman Akuntasi 134 mahasiswa dari beberapa Universitas di Jogjakarta (UII, STIE YKPN, UPN Jogja)
2.2 Landasan Teor i
2.2.1. Kecer dasan E mosional
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) mendefinisikan emosi sebagai luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat serta keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
15
Goleman (2003) menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan yang biologis dan psikologis serta serangkain kecenderungan untuk bertindak. Emosional adalah hal-hal yang berhubungan dengan emosi.
Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire Amerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas itu antara lain adalah: empati (kepedulian), mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, bisa memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat (Shapiro 2003).
Weisinger (2006) menyatakan bahwa kecerdasan emosional (Emotional intelligence) adalah penggunaan emosi secara cerdas, dengan maksud membuat emosi tersebut bermanfaat dengan menggunakannya sebagai pemandu perilaku dan pemikiran kita sedemikian rupa sehingga hasil kita meningkat. Kecerdasan emosional digunakan untuk kepentingan interpersonal (membantu diri kita sendiri) dan juga intrapersonal (membantu orang lain).
Menurut Goleman (2003), kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali
perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan orang
16
efektif menerapkan dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.
Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Stein dan Book (2002) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.
Menurut Hartini, Hawaim Machrus, Dewi Retno Suminar, dan Seger Handoyono (2001) kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kecakapan emosional yang meliputi kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, membedakan jenis emosi dan menggunakannya untuk mengarahkan pikiran dan perilakunya sendiri.
Howes dan Herald (1999) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut Howes dan Herald menyatakan bahwa emosi manusia berada di wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.
Menurut Wibowo (2002) kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak positif. Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
17
Sedangkan menurut Rissyo Melandy RM dan Nurna aziza (2006) kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menuntut diri sendiri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, perlu diterapkan secara efektif dan positif dalam kehidupan maupun pekerjaan sehari-hari.
Menurut Mu’tadin (2002) terdapat tiga unsur penting kecerdasan emosional yang terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan); dan ketrampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang di kehendaki pada orang lain).
Dari berbagai macam definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan pengelolaan emosi diri sendiri secara cerdas, yang bertujuan untuk memberikan manfaat yang baik bagi pemakainya. Dalam hal ini, kecerdasan emosional dapat dilatih dan ditumbuhkembangkan dengan tepat dan konsisten.
2.2.1.1. Landasan Kecer dasan E mosional
Menurut Paton (2000), dasar kecerdasan emosional adalah memiliki kesadaran untuk mempertahankan harga diri dan citra diri. Dua hal ini mempengaruhi bagaimana kita merasa dan bertindak, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam karir. Mereka yang tidak sadar akan kemampuannya atau yang mempunyai pikiran sesat terhadap dirinya sendiri, biasanya hidup dalam kehampaan atau kekosongan.
Harga diri yang positif adalah suatu kualitas yang menggarisbawahi
18
Harga diri merupakan parameter yang membedakan kita dari orang lain sebagai individu. Sedangkan citra diri adalah refleksi apa yang kita lihat dalam diri sendiri. Potret diri kita terpapar dengan kedalaman, pewarnaan, pencahayaan, dan bayangan yang bisa saja menerangi, menipu, ataupun mengkaburkan harapan sendiri (Patton, 2003).
2.2.1.2. Pengembangan Kecer dasan E mosional
Kecerdasan emosional dapat dilatih, dikembangkan, dan ditingkatkan. Emosi bukanlah suatu karakter yang dimiliki atau yang tidak dimiliki. Kita dapat meningatkan kecerdasan emosional dengan mempelajari dan melatih ketrampilan serta kemampuan yang menyusun kecerdasan emosional.
Weisinger (2006) mempunyai cara untuk meningkatkan kecerdasan emosional kita dengan:
1. Mengembangkan kesadaran tinggi yang tinggi. Dengan kesadaran yang tinggi kita dapat memonitor diri sendiri, mengamati tindakan dan mempengaruhinya demi kebaikan kita.
2. Mengelola emosi. Mengelola emosi berati memahaminya, lalu menggunakan pemahaman tersebut untuk menghadapi situasi secara produktif, bukannya menekan emosi dan menghilangkan informasi berharga yang disampaikan
oleh emosi kepada kita.
3. Memotivasi diri sendiri. Motivasi adalah pencurahan tenaga pada suatu arah tertentu untuk sebuah tujuan spesifik. Di dalam konteks kecerdasan
emosional, ini berarti menggunakan sistem emosional untuk memfasilitasi keseluruhan proses dan menjaganya tetap berlangsung.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
19
Anthony (2004) menyajikan progam untuk meningkatkan kecerdasan emosional menuju pintu kesuksesan dengan lima langkah berikut:
1. Awarennes (kesadaran) yaitu menyesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan alami; meneliti bagaimana dampak kepribadian seseorang terhadap orang lain; dan menyadari emosi.
2. Restraint (pengekangan diri) yaitu mengidentifikasi emosi negatif yang dapat merusak hubungan; serta menyiapkan tanggapan rasional yang akan mengekang emosi.
3. Resilience (daya pemulihan) yaitu belajar mengembangkan sifat optimistis, gigih; mengenali sumber sesungguhnya dari keputusasaan; dan menerima motivator intrinsik.
4. Other (empaty) / lain-lain (empati) yaitu perasaan dan motif yang tajam; mengembangkan radar emosional; dan belajar untuk menjadi pendengar dan pengamat yang lebih baik.
5. Working with other (building rapport) / bekerja sama dengan orang lain (membina hubungan) yaitu berkomunikasi; menyelesaikan konflik; dan belajar menjalin hubungan dan pemimpin orang lain.
Satu lagi cara dalam menerapkan dan mengembangkan EQ yang dirumuskan oleh
John Gottman dalam Nggermanto (2002). Langkah-langkah ini sangat praktis dan efektif untuk membina kerjasama dan saling pengertian baik dengan teman, siswa, anak-anak, dan
20
2.2.1.3. Komponen Kecer dasan E mosional
Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat.
Menurut Dameria (2005), seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik akan dapat dikenali melalui lima komponen dasar, yaitu Self-awarenes (pengenalan diri), Self-regulation (pengendalian diri), Selfmotivation (motivasi diri), Empathy (empati) dan Effective Relationship (hubungan yang efektif). Seseorang yang tidak mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi dapat ditandai dengan hal-hal berikut: mempunyai emosi yang tinggi, cepat bertindak berdasarkan emosinya, dan tidak sensitif dengan perasaan orang lain. Orang yang tidak mempunyai kecerdasan emosional tinggi, biasanya mempunyai kecenderungan untuk menyakiti dan memusuhi orang lain.
Goleman (2003) secara garis besar membagi dua kecerdasan emosional, yaitu kompetensi personal (pribadi) yang meliputi pengenalan diri (kesadaran diri), pengendalain diri (pengaturan diri), motivasi diri, dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan ketrampilan sosial. Goleman mengadaptasi lima hal yang tercakup dalam kecerdasan emosional dari model Salovey dan Mayer.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
21
Dalam penelitian ini, komponen kecerdasan emosional yang dipakai adalah komponen kecerdasan emosional menurut Goleman, yaitu sebagai berikut :
a. Pengenalan Diri (Self awareness)
Pengenalan diri adalah kemampuan merasakan emosi tepat pada waktunya dan kemampuan dalam memahami kecenderungan dalam situasi tersebut. Pengenalan diri menyertakan kemampuan seseorang menguasai reaksi pada berbagai peristiwa, tantangan, bahkan orang-orang tertentu (Bradberry dan Greaves, 2007).
Menurut Weisinger (2006) pengenalan diri yang tinggi dapat memungkinkan seseorang untuk memonitor dan meneliti tindakan yang dilakukannya. Dengan tidak mempunyai pengenalan diri yang tinggi, seseorang tidak memiliki informasi yang memadai untuk dapat mengambil keputusan yang efektif.
Goleman (2003) menyatakan bahwa pengenalan diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini di perlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul pemahaman tentang diri. Pengenalan diri merupakan keterampilan dasar yang vital untuk ketiga kecakapan emosi:
1. Kesadaran emosi: mengetahui pengaruh emosi terhadap kinerja, dan mampu menggunakan nilai-nilai untuk memandu membuat keputusan.
2. Penilaian diri secara akurat: mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.
22
b. Pengendalian Diri (Self Regulation)
Mengelola emosi berarti memahaminya, lalu menggunakan pemahan tersebut untuk menghadapi situasi secara produktif, bukannya menekan emosi dan menghilangkan informasi berharga yang disampaikan oleh emosi kepada diri sendiri (Weisinger, 2006).
Salovey dalam Goleman (2003) menyatakan bahwa mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila: mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu.
Menurut Goleman (2003) pengaturan diri adalah mengelola kondisi, implus, dan sumber daya diri sendiri. Kecakapan emosi utama dalam pengaturan diri adalah sebagai berikut :
a. Pengendalian diri : mengelola emosi dan implus yang merusak dengan efektif.
b. Dapat dipercaya : memelihara norma kejujuran dan integritas.
c. Kehati-hatian : dapat diandalkan dan bertanggungjawab dalam
memenuhi kewajiban.
d. Adaptabilitas : keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan.
e. Inovasi : bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru, dan informasi terkini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
23
c. Motivasi (Motivation)
Menurut Siagian (2004) motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelanggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang (motivasi internal atau motivasi intrinsik), akan tetapi dapat pula bersumber dari luar diri orang yang bersangkutan (motivasi eksternal atau motivasi instrinsik).
Sedangkan Goleman (2003) menyatakan bahwa motivasi adalah kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan perahtian pada sasaran. Penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri, dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kecakapan emosi yang terdapat dalam motivasi adalah :
a. Dorongan prestasi: dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.
b. Komitmen: menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan.
c. Inisiatif: kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.
24
d. Empati (Empathy)
Goleman (1995) dalam Mu’tadin (2002) berpendapat bahwa empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
Sebenarnya, empati membuat seseorang lebih tegas dan sadar diri, karena empati memberi informasi yang kaya tentang orang lain dan hubungannya dengan mereka. Mengetahui persaan orang lain membantu seseorang menghargai individualitasnya. Empati juga memotivasi dan mengilhami tindakan, menjadikannya sumber daya yang memberdayakan bagi kehidupan pribadi dan sosial (Segal, 2000).
Menurut Goleman (2003) empati adalah kecerdasan terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. Pada tingkat yang paling rendah, empati mempersyaratkan kemampuan membaca emosi orang lain. Pada tataran yang lebih tinggi, empati mengharuskan kita merasakan dan menanggapi kebutuhan atau perasaan seseorang yang tidak diungkapkan lewat kata-kata. Ditataran yang paling
tinggi, empati adalah menghayati masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang tersirat di balik perasaan seseorang. Empati merupakan keterampilan dasar
untuk semua kecakapan sosial yang penting dalam bekerja. Kecakapan-kecakapan ini meliputi:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
25
a. Memahami orang lain: merasakan perasaan dan perspektif orang lain, dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
b. Orientasi pelayanan: mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
c. Mengembangkan orang lain: merasakan kebutuhan orang lain untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka.
d. Mengatasi keragaman: menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang.
e. Kesadaran politis: mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
e) Ketrampilan sosial (Social Skill)
Dasar dari semua hubungan adalah komunikasi. Tanpa komunikasi, entah itu bahasa isyarat, bahasa tubuh, atau percakapan tatap muka, tidak akan ada pertalian sehingga tidak ada hubungan interpersonal yang terjadi. Komunikasi membentuk koneksi, dan koneksi menghasilkan hubungan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif merupakan hal yang sangat penting bagi kecerdasan emosional, dan tidak terukur nilainya di dalam kehidupan (Weisinger, 2006).
26
Oleh sebab itu, untuk dapat menguasai ketrampilan untuk berhubungan dengan orang lain (ketrampilan sosial) dibutuhkan kematangan dua ketrampilan emosional yang lain, yaitu pengendalian diri dan empati.
Goleman (2003) menyatakan bahwa seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan ketrampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki ketrampilan, seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial.
Ketrampilan sosial intinya adalah seni menangani emosi orang lain merupakan dasar bagi beberapa kecakapan, yaitu antara lain:
a. Pengaruh: menerapkan taktik persuasi secara efektif.
b. Komunikasi: mengirimkan pesan secara jelas dan menyakinkan.
c. Manajemen konflik: merundingkan dan menyelesaikan perbedaan pendapat.
d. Kepemimpinan: menjadi pemandu dan sumber ilham.
e. Katalisator perubahan: mengawali, mendorong, atau mengelola perubahan.
f. Membangun ikatan: menumbuhkan hubungan yang instrumental.
g. Kolaborasi dan kooperasi: bekerjasama dengan orang lain menuju sasaran bersama.
h. Kemampuan tim: menciptakan sinergi dalam kerjasama meraih sasaran kelompok.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
27
2.2.2. Tingkat Pemahaman Akuntansi
2.2.2.1. Penger tian Akuntansi
American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (Soemarso, 2000). Definsi ini mengandung beberapa pengertian, yaitu:
a. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
b. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan beguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
Suwardjono (1991) menyatakan akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang luas dan komplek. Cara termudah untuk menjelaskan pengertian akuntansi dapat dimulai dengan mendefinisikannya. Akan tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan.
Kesalahan dalam pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti sebenarnya akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai proses pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural dan bukan sebagi perangkat pengetahuan yang melibatkan penalaran dalam menciptakan prinsip, prosedur, teknis, dan
28
2.2.2.2. Pemahaman Akuntansi
Menurut Budhiyanto dan Ika Paskah (2004), tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah-mata kuliah akuntansi. Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan dari nilai-nilai yang didapatkannya dalam mata kuliah, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah di perolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupannya bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan di dunia kerja. Pendidikan akuntansi setidaknya harus dapat mempersiapkan peserta didik untuk memulai dan mengembangkan keanekaragaman karir profesional dalam bidang Akuntansi.
Dalam penelitian ini tingkat pemahaman akuntansi ditentukan oleh prestasi akademik (IP) mahasiswa berdasarkan nilai mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah I dan II, Akuntansi Keuangan Lanjutan I dan II, Auduting I, serta Teori Akuntansi dengan maksud mengkhususkan pada mata kuliah-mata kuliah akuntansi.
2.3. Ker angka Pemikir an Teor itis dan Hipotesis 2.3.1. Ker angka Pemikir an T eor itis
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh
kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Untuk pengembangan hipotesis serta kerangka pemikiran teoritis ini dapat dilihat pada gambar 2.3.1.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
29
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen, yaitu kecerdasan emosional. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman akuntansi.
Gambar 2.3.1
Ker angka Pemikir an Teor itis
Uji Regr esi Linier Ber ganda Pengenalan Diri (X1)
Pengendalian Diri (X2)
Motivasi (X3)
Ketrampilan Sosial (X4)
Empati (X5)
Tingkat Pemahaman Akuntansi
30
Nilai mata kuliah akuntansi mahasiswa diproksikan dalam bentuk angka mutu : A = 4.00
A- = 3.75 B+ = 3.50 B = 3.00 B- = 2.75 C+ = 2.50 C = 2.00 C- = 1.75 D+ = 1.50 D = 1.00 E = 0.00
(Berdasarkan Buku Pedoman Akademik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi Angkatan Tahun 2007, Lampiran 12)
2.3.2. Hipotesis
Menurut Goleman (1995) dalam Melandy dan Aziza (2006) kecerdasan emosional memiliki peran lebih dari 80% dalam mencapai kesuksesan hidup, baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan professional. Untuk menjadi seorang lulusan akuntansi yang berkualitas diperlukan waktu yang panjang dan usaha yang keras serta
dukungan dari pihak lain yang akan mempengaruhi pengalaman hidup lulusan tersebut. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, ketrampilan sosial,. dan empati. Dalam hal ini peneliti menyusun hipotesis berdasarkan pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
31
1. Pengenalan Dir i
Menurut Gea et al. (2002) dalam Melandy dan Aziza (2006), mengenal diri berarti memahami kekhasan fisiknya, kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kesulitan dan kelemahannya. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kekuatan dan kelemahan dalam pengenalan diri yaitu introspeksi diri, mengendalikan diri, membangun kepercayaan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berpikir positif dan optimis tentang diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri, maka seorang mahasiswa lebih mudah memahami semua yang ada pada dirinya sendiri.
H1 : Pengenalan diri berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. Pengendalian Dir i
Menurut Goleman (2000) dalam Maslahah (2007), pengendalian diri merupakan sikap hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan emosi, bukan menekan emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna.
Menurut Melandy dan Aziza (2006), pengendalian diri merupakan pengelolaan emosi yang berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Dengan mengendalikan diri secara tepat, maka mahasiswa dapat mengelola segala kegiatannya secara maksimal dan tertata dengan baik.
32
3. Motivasi
Menurut Goleman (2000) dalam Maslahah (2007), motivasi didefinisikan sebagai suatu konsep yang digunakan jika menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku atau segala sikap yang menjadi pendorong timbulnya suatu perilaku.
Menurut Terry dalam Melandy dan Aziza (2006), motivasi didefinisikan sebagai keinginan dari dalam yang mendorong seseorang untuk bertindak. Motivator yang paling berdaya guna adalah motivator dari dalam, bukan dari luar. Keinginan untuk maju dari dalam diri mahasiswa akan menimbulkan semangat dalam meningkatkan kualitas mereka. Para mahasiswa yang memiliki upaya untuk meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk meraih prestasi (Melandy dan Aziza, 2006).
H3 : Motivasi berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
4. Ketrampilan Sosial
Menurut Jones (1996) dalam Melandy dan Aziza (2006), kemampuan membina hubungan dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang yang berhubungan dengan anda atau orang lain yang ingin anda hubungi.
Dalam hubungannya dengan dunia kampus, ketrampilan sosial dapat dilihat dari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh hubungan yang mereka rasakan, studi-studi di kelas membuktikan bahwa semakin erat koordinasi gerak antara dosen dan mahasiswa, semakin besar perasaan bersahabat diperlukan, bahagia, antusias, adanya keterbukaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
33
ketika melakukan interaksi. Perasaan bersahabat antara dosen dan mahasiswa akan menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam rangka pemahaman di bidang akuntansi (Melandy dan Aziza, 2006).
H4 : Ketrampilan sosial berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
5. Empati
Menurut Goleman (2000) dalam Maslahah (2007), empati adalah perasaan simpati dan perhatian terhadap orang lain, khususnya untuk berbagai pengalaman atau secara tidak langsung merasakan penderitaan orang lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain.
Empati yang paling efektif di kalangan mahasiswa adalah mempunyai kemampuan paling tinggi dalam penolakan terhadap sinyal-sinyal emosi tubuh sendiri mulai dari mendengar, memahami, dan bersosialisasi dengan lingkungan kampus. Orang yang memiliki empati yang tinggi akan lebih mampu membaca perasaan dirinya dan orang lain, yang akan berakibat pada
peningkatan kualitas belajar sehingga akan tercipta suatu pemahaman yang baik tentang akuntansi (Melandy dan Aziza, 2006).
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, serta sumber data dan teknik analisis data.
3.1. Definisi Var iabel Oper asional dan Pengukur an Var iabel 3.1.1. Var iabel Oper asional
Definisi operasional dalam variabel ini adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai objek penelitian berdasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat didefinisikan dan diamati atau diobservasi :
Adapun definisi operasional variabel yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen (X)
Adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh positif ataupun negatif. Adapun dalam penelitian ini, variabel independen dikembangkan menjadi 5 variabel yaitu :
a. Pengenalan diri (X1) adalah memahami kekhasan fisiknya, kepribadian,
watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kesulitan dan kelemahannya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
35
b. Pengendalian diri (X2) adalah mengelola kondisi, implus, dan sumber daya
diri sendiri.
c. Motivasi (X3) adalah kecenderungan emosi yang mengantar atau
memudahkan perahian sasaran.
d. Ketrampilan Sosial (X4) adalah seni dalam membina hubungan dengan
orang lain.
e. Empati (X5) adalah kecerdasan terhadap perasaan, kebutuhan, dan
kepentingan orang lain.
2. Variabel Dependen (Y)
Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen dan yang menjadi perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah tingkat pemahaman akuntansi yang menjadikan rata-rata nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi sebagai pengukur tingkat pemahaman akuntansi.
3.1.2. Pengukur an Var iabel
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional adalah dengan menggunakan kuisioner yang diadopsi dari Melandy dan Aziza (2006). Skala yang
digunakan dalam pengukuran variabel tersebut baik itu variabel terikat atau variabel bebas adalah dengan menggunakan skala likert.
36
Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Skor pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju (STS), 2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju (S), dan 5 untuk sangat setuju (SS).
3.2. Teknik Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi
Menurut Syaifudin Zuhri, populasi adalah keseluruhan cakupan daerah
generalisasi dalam kesimpulan penelitian. Populasi juga harus memiliki tempat dan
kriteria tertentu yang serasi dengan tujuan penelitian itu sendiri, agar peneliti
tersebut dapat mencapai target sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi
khususnya konsentrasi keuangan kelas pagi angkatan 2009, di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah 150 mahasiswa dan
telah menempuh 120 SKS, dengan asumsi peneliti bahwa mahasiswa tersebut telah mendapat manfaat maksimal dari pengajaran akuntansi.
3.2.2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel di mana setiap elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas yang sama untuk menjadi sampel (Cooper dan Schindler, 1998). Sedangkan untuk teknik pengukuran sampel yang digunakan adalah dengan metode
convenience sampling.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
37
Syarat convenience sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi angkatan tahun 2009 semester 7 di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Telah menempuh minimal 120 sistem kredit semester (SKS) karena diasumsikan
bahwa mahasiswa tersebut telah mendapat manfaat maksimal dari pengajaran akuntansi. (Telah mengambil mata kuliah pokok akuntansi yaitu Pengantar
Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1 dan 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 dan 2, Auditing 1, serta Teori Akuntansi).
Pengambilan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin, dengan perhitungan di bawah ini :
n = N 1+ Ne²
n = 150 1 + 150 (0,1)²
n = 150 1 + 1,5
38
dengan keterangan sebagai berikut : n = ukuran sampel
N = Jumlah Populasi
e = presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir.
Penentuan sampel di atas dengan menggunakan e= 10%. Berdasarkan rumus di atas maka dari total populasi mahasiswa UPN “Veteran” Jatim angkatan 2009 kelas pagi yang berjumlah 150 orang diambil sampel sejumlah 60 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Kuisioner
Yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pernyataan ataupun pertanyaan tertulis dalam bentuk kuisioner. Penyebaran kuesioner disebarkan dengan survey langsung yaitu mendatangi satu per-satu calon responden, melihat apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden, lalu menanyakan kesediaan untuk mengisi kuesioner.
Prosedur ini penting dilaksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner hanya diisi oleh responden yang memenuhi syarat dan bersedia mengisi dengan kesungguhan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
39
b. Dokumentasi
Mencari data-data atau variabel-variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, dan sebagainya.
3.4. Instr umen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tentang pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan
dengan pernyataan positif dan negatif. Dalam penelitian ini meneliti tentang kecerdasan emosional yang berarti perilaku positif, maka dibuat pernyataan -
pernyataan positif dengan ketentuan skala sebagai berikut : • Sangat Setuju : 5
• Setuju : 4
• Ragu-ragu : 3
• Tidak Setuju : 2
• Sangat Tidak Setuju : 1
Adapun langkah-langkah dalam menyusun kuisioner adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tujuan pembentukan kuisioner yaitu untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditinjau dari perpektif gender.
2. Menjadikan objek sebagai responden yaitu mahasiswa jurusan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
40
4. Memperbanyak kuisioner. 5. Menyebarkan kuisioner.
6. Mengelola dan menganalisa hasil kuisioner.
3.5. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
Analisis Instrumen Penelitian untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai standar metode penelitian. Oleh karena pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrumen penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science). Ada beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.5.1. Uji Kualitas Data 3.5.1.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana kuisioner mengukur yang diinginkan. Kuisioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji validitas yang digunakan adalah dengan menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score setiap konstruknya (Ghozali, 2005). Pengujian ini menggunakan Corrected Item Total Correlation.
Kaidah keputusan : jika r hitung > r tabel berarti valid dan jika r hitung <
r tabel berarti tidak valid.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
41 <