PENGARUH TERPAAN IKLAN “EVERCOSS A7T” TERHADAP MINAT BELI HANDPHONE PADA MASYARAKAT SURABAYA
(Studi Deskr iptif Kuantitatif Pengaruh Ter paan Iklan “Evercoss Tipe A7T” Di Televisi Ter hadap Minat Beli Handphone Andr oid Ever coss A7T
Pada Masyarakat Sur abaya)
SKRIPSI
OLEH :
DIMAS MERTIN DESWITRIYAMA NPM : 1043010049
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan HidayahNya
kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH TERPAAN IKLAN
“EVERCOSS A7T” DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI HANDPHONE
PADA MASYARAKAT SURABAYA” dapat terselesaikan dengan baik, banyak
pengalaman serta ilmu yang penulis peroleh ketika melaksanakan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangannya. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas karena adanya arahan
dan bimbingan dari Ibu Dra.Sumardjijati,M.Si yang dengan segala perhatian dan
kesabarannya rela meluangkan waktu untuk penulis. Terimakasih yang tak terhingga
penulis sampaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
diantaranya :
1. Dra. Hj.Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
selaku penanggung jawab atas segala kegiatan akademik, terima kasih atas
kepercayaannya.
2. Drs. Juwito, S.SOS, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
3. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Papah dan mamah yang selalu memberikan dukungan, melakukan pengorbanan
baik secara materi maupun moril, dan kasih sayang serta doa yang tak
henti-hentinya diberikan kepada penulis.
5. Kakak-kakakku tercinta Danda, Mba Titin, Mba Mega, Mas Sofan, Mas adhi,
Mbo Gek yang selalu memberikan semangat serta dukungan untuk penulis,
terimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan.
6. Teman spesial R. Bachtiar M.A yang terus memberikan semangat, doa dan
meluangkan waktunya serta membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat – sahabatku tersayang Dini indah, Nabilah Arrozini, Mba Wulan,
Lovina, Kak Ros, Yunita alias Ana, Rika Indrianti dan teman – teman
seangkatanku yang ga mungkin disebutkan satu-satu namanya, Terima kasih
telah memberikan supportnya serta dukungannya menyelesaikan skripsi ini,
tetap solid dan selalu gila yah teman.
8. Serta semua pihak yang terlibat terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak umumnya dan penulis pada khususnya, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kebaikan
penulisan skripsi ini.
Surabaya, Juli 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
ABSTRAK ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 8
1.4Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 9
2.1 Penelitian Terdahulu ... 9
2.2 Landasan Teori ... 10
2.2.1 Komunikasi ... 10
2.3 Periklanan ... 12
2.3.1 Pengertian Iklan ... 12
2.3.2 Terpaan Iklan ... 19
2.4 Terpaan Media ... 21
2.5 Televisi ... 23
2.5.1 Kekuatan Televisi ... 24
2.5.2 Kelemahan Televisi ... 25
2.6 Minat Beli ... 25
2.7 Perilaku Konsumen ... 28
2.7.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 29
2.7.2 Proses Keputusan Pembelian ... 33
2.8 Teori S-O-R ... 35
2.8 Kerangka Berfikir ... 35
2.9 Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Metodologi Penelitian ... 40
3.1.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41
3.2.1 Populasi ... 50
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 50
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.4 Metode Analisis Data ... 53
3.4.1 Uji Validitas ... 53
3.4.2 Uji Reliabilitas ... 54
3.4.4 Pengujian Koefisien Korelasi ... 54
3.4.5 Pengujian Regresi Sederhana ... 56
3.4.6 Pengujian Hipotesis ... 56
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58
4.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 58
4.1.1 Visi ... 60
4.1.2 Misi ... 60
4.2 Penyajian Data ... 61
4.2.1 Karakteristik Responden ... 61
4.2.2 Hasil Penyajian Variabel Penelitian ... 64
4.2.2.1 Terpaan Iklan Evercoss A7T (Variabel X) ... 64
4.3 Analisis dan Pengujian Statistik ... 81
4.3.1 Analisis Data ... 81
4.3.2 Hasil Pengujian ... 91
BAB V KESIMPULAN ... 100
5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuisioner ... 105
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Terpaan Iklan Evercoss A7T (Variabel X) dan Minat Beli Handphone (Variabel Y) ... 109
Lampiran 3 Tabel Penolong Perhitungan Korelasi dan Persamaan Regresi ... 113
Lampiran 4 Tabel Uji t ... 115
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Teori S-O-R ... 36
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian Pengaruh Terpaan Iklan Terhadap
ABSTRAKSI
DIMAS MERTIN D. PENGARUH TERPAAN IKLAN “EVERCOSS A7T”
TERHADAP MINAT BELI HANDPHONE PADA MASYARAKAT
SURABAYA (Studi Deskr iptif Kuantitatif Pengaruh Ter paan Iklan “Ever coss Tipe A7T” di Televisi Ter hadap Minat Beli Handphone Andr oid Ever coss A7T Pada Masyarakat Sur abaya).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan “Evercoss A7T” terhadap minat beli handphone pada masyarakat surabaya.
Terpaan iklan akan memberikan sebuah respon bagi penontonnya untuk melakukan suatu tindakan membeli,seperti pada teori S-O-R bahwa media massa menimbulkan efek yang terarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantiktatif. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner dan penentuan sample menggunakan Simple Random Sampling. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan uji statistika (SPSS). Signifikansi pengaruh terpaan iklan Evercoss A7T terhadap minat beli handphone diperoleh setelah menghitung akhir menggunakan uji t (signifikansi 0,05).
Dari data yang dianalisa bahwa secara statistik (Variabel X) terpaan iklan Evercoss A7T di televisi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap (Variabel Y) minat beli handphone pada masyarakat Surabaya, yang berarti tayangan iklan Evercoss A7T di televisi mempengaruhi perubahan sikap yaitu minat beli handphone pada masyarakat Surabaya. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung 2,607 lebih besar dari t tabel yaitu 1,661.
Kata Kunci : Terpaan Iklan, Minat Beli
ABSTRACT
From the data analysis that statistically (Variabel X) exposure to television advertising Evercoss A7T has significant influence with (Variabel Y) the buy interest in mobile on society of Surabaya, which means Evercoss A7T ad impression on television affect the change in attitude that is of interest to buy mobile phone on society of Surabaya. This is shown from the value t calculate 2,607 is greater than t table which 1,661.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa iklan adalah sesuatu alat yang digunakan untuk
memberikan informasi sekaligus untuk membujuk masyarakat agar melaksanakn
pesan yang disampaikan. Untuk tujuan komersil iklan digunakan selain untuk
membujuk masyarakat tetapi juga untuk mempengaruhi agar masyarakat mau
mencoba dan membeli produk yang ditawarkan.
Iklan ialah sebuah bentuk komunikasi non-personal berbayar dari sebuah sponsor
yang teridentifikasi, menggunakan media massa untuk mempersuasi atau
mempengaruhi audiens (Wells,Burnett, 2006 : 6). Selain itu menurut Keith J.
Tuckwel (2008 : 4) menyatakan bahwa iklan merupakan sebuah bentuk komunikasi
yang didesain sedemikian rupa untuk menstimulasi adanya respons positif dari target
market. Iklan mengandung pesan yang memiliki berbagai unsur untuk menciptakan
suatu efek yang utuh bagi audiensnya. Menurut Kotler (2003 : 569) unsur-unsur
dalam sebuah pesan iklan terdiri dari isi pesan (rasional, emosional, dan moral),
struktur pesan (attention, needs, satisfaction, visualization, action), format pesan
(judul/tagline, kata-kata, warna, video, dan audio), dan sumber pesan (keahlian, dan
daya tarik).
Iklan yang baik dan efektif mengandung pesan ideal yang dapat menarik
prhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan
merangsang tindakan nyata (Kotler dan Keller, 2009 : 553). Ditambahkan pula oleh
pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami,
membangkitkan emosi, dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan
yang dikehendaki”. Dari kedua penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
efektifitas iklan memuat pesan yang menimbulkan efek mulai dari perhatian,
pemahaman, emosi, hingga tindakan nyata. Hal ini penting untuk memperkuat iklan
sebagai salah satu elemen bauran komunikasi pemasaran sebuah perusahaan.
Persaingan untuk menarik perhatian calon konsumen dapat dilakukan melalui
beberapa media komunikasi massa, antara lain surat kabar, majalah, radio, dan
televisi. Media komunikasi merupakan media yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada pemakai atau pengguna. Pemilihan media iklan ini
sangatlah penting, karena selain berkaitan dengan pengaruh pesan yang disampaikan
juga berkaitan dengan keberhasilan perusahaan dalam melakukan strategi promosi
penjualan. Pemilihan media yang kurang tepat akan menyebabkan informasi yang
dikandung oleh pesan iklan tersebut tidak mengena pada target konsumen yang telah
dituju ( Sutisna, 2002 : 276 ).
Salah satu saluran komunikasi yang saat ini mempunyai keunggulan kompetitif
dan bahkan mampu menggeser peran media massa lainnya dalam meraih di bidang
iklan adalah televisi ( Sumartono, 2002 ). Hal ini karena kecepatan dan daya tarik
televisilah yang menyebabkan media ini menjadi banyak pilihan perusahaan dalam
mengkomunikasikan produknya, televisi dipandang lebih efektif dalam
menyampaikan pesan dan dapat mempengaruhi masyarakat jika dibandingkan
dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, majalah (Effendy, 2003:177).
Kelebihan yang dimiliki televisi sebagai salah satu media periklanan adalah
merupakan kombinasi warna-warna, suara serta gerakannya sehingga membuat
masyarakat lebih tertarik terhadap iklan suatu produk tersebut dan masyarakat
menjadi tanggap terhadap pesan yang disampaikan (Jefkin, 1994:110).
Penayangan iklan di televisi dapat di tayangkan hingga beberapa kali tayang
dalam sehari atau pengulangan sampai dipandang cukup bermanfaat yang
memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikan dalam frekuensi yang
cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit (Jefkins, 1994 : 110).
Dalam sifat iklan, intensitas penayangan iklan yang di siarkan berulang kali dapat
mempengaruhi komunikasi persuasive yang berarti menganjurkan, merangsang, dan
membujuk para pembeli dan para pemakai untuk membeli atau terus memakai
produk yang ditawarkan. Komunikasi persuasive selalu merujuk pada suatu usaha
untuk mendorong agar komunikasi merubah perilaku, keyakinan dan sikapnya seolah
olah atas kehendak sendiri dan bukan karena paksaan atau dorongan orang lain
(Kasali, 1995 : 128).
Kreatifitas dalam beriklan sangatlah diperlukan untuk menunjang efektifitas iklan
tersebut. Menurut Trimarsanto (2008 : 2), sebagai alat untuk menawarkan produk
kepada masyarakat, iklan diproduksi dalam sebuah proses yang panjang. Upaya
menampilkan produk, menawarkan produk, mengemas dengan gambar yang bagus,
jingle yang ritmis, dan memakai bintang yang menawan tidaklah cukup. Ada hal
yang lebih penting, yaitu mengupayakan bagaimana sebuah iklan tersebut bisa akrab,
dekat, dan lantas dikonsumsi oleh masyarakat umum. Itu sebabnya disain
komunikasi persuasif yang dirancang, sudah tentu harus matang.
Kematangan merancang desaign besar konsep persuasi produk pada iklan di
Proses riset dalam masyarakat dengan menghitung kompetitor produk yang sama,
serta mencari tahu idiom-idiom bahasa dalam masyarakat yang dijadikan target
konsumennya teramat penting dan kompilasi gambar-gambar iklan begitu cepat
bergerak, berganti terus menerus dalam komposisi, frame yang indah. Iklan secara
tidak disadari sangat mempengaruhi sikap khalayak yang menerimanya. Iklan yang
disiarkan melalui media televisi dapat mempengaruhi, dalam arti membawa dampak
positif ataupun negative terhadap kehidupan khalayak. Dampak tersebut dapat
terlihat dalam perubahan sikap. Perilaku, kepercayaan, nilai-nilai, maupun gaya
hidup yang selama ini melingkupi khalayak ( Liliweri, 1992:62 ).
Maka dalam penelitian ini peneliti memilih iklan televisi untuk diteliti, peneliti
lebih mengkhususkan pada handphone brand nasional yaitu CROSS yang saat ini
berganti nama menjadi EVERCOSS. EVERCOSS yang dulunya hanya handphone
biasa tapi saat ini sudah bermetamorfosa menjadi jenis smartphone, karena untuk
menunjang kebutuhan konsumennya. Namun EVERCOSS A7T sendiri jarang sekali
untuk menampilkan iklannya, tidak setiap hari menyiarkan iklan evercoss. Media
yang digunakan dalam beriklanpun relatif terbatas hanya dengan melalui media
televisi dan majalah saja.
Perusahaan EVERCOSS ini lebih memilih beriklan dalam program-program
acara tertentu yang menurut perusahaan evercoss dapat mendatangkan feedback lebih
cepat yaitu dengan beriklan dalam event besar tertentu dan program acara unggulan
seperti acara talent show Indonesian Idol atau acara YKS “yuk keep smile” dan dapat
menjadi sponsor utama dalam acara tersebut. Ini adalah salah satu senjata utama bagi
perusahaan dan persaingan pada tayangan iklan yang selalu menjadi andalan pada
Peneliti tertarik iklan EVERCOSS A7T pada program acara Indonesian Idol,
karena seperti yang telah diketahui bahwa evercoss telah menjalin kontrak dengan
pihak penyelenggara dan menjadi sponsor tetap dalam program acara tersebut. Janto
Djojo, sebagai Chief Marketing Officer EVERCOSS Mobile Phone mengatakan
“kami sangat yakin akan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap ajang bakat tarik
suara ini, banyak yang menawarkan acara ajang bakat lainnya, tetapi kami sudah
merasakan bukti dan komitmen dari acara Indonesian Idol yang ke 7. Kami juga
yakin akan kemampuan para finalis dalam memukau para penonton Indonesia di
setiap tayangan Indonesian Idol ini. Oleh sebab itu kami juga yakin bahwa dengan
inovasi dan perkembangan EVERCOSS baik visi Go International-nya atau dengan
adanya BBM pre-install ditambah dengan media promosi yang berkualitas akan
semakin dikenal dan dicintai masyarakat Indonesia” (www.Evercossnews.com).
EVERCOSS A7T telah menjadi sponsor tetap dalam program acara tersebut,
iklan evercoss A7T sering tayang berulang-ulang selama kurang lebih 4 jam durasi
acara Indonesian Idol tersebut. Iklan dalam program acara ini selalu penuh spot
iklannya terutama iklan EVERCOSS A7T, dalam satu segmen dan 1x commercial
break (combreak) iklan evercoss A7T tayang 3 sampai 4 kali penayangan. Hal ini
dapat diketahui karena pada saat program acara berlangsung iklan EVERCOSS A7T
sering dipromosikan oleh pembawa acara dan juga seringkali diperagakan oleh para
peserta Indonesian Idol sendiri. Selain itu, EVERCOSS memilih beriklan dalam
program acara yang dianggap unggul sebagai media promosi yang dinilai berkualitas,
efektif dan juga berpengaruh dalam peningkatan penjualan secara signifikan. Pihak
EVERCOSS mengakui dengan cara promosi melalui program acara ini dapat
PT Aries Indo Global selaku pemegang merek EVERCOSS, Edward Sofiananda,
enggan menyebutkan berapa dana yang dianggarkan untuk belanja iklan. "Indonesian
Idol efeknya besar, tetapi belanja iklan tidak besar" katanya. Edward menyebutkan
bahwa tahun ini total belanja iklan Evercoss meningkat 30 persen dibandingkan
dengan tahun lalu (www.Evercoss.com).
Dalam iklan EVERCOSS A7T yang berdurasikan 30 detik ini, evercoss
memperlihatkan keunggulan-keunggulannya dengan desain yang slim mudah untuk
digenggam, simple, layar yang besar dan uniknya lagi fitur-fitur yang ditawarkan
tidak kalah dengan smartphone mahal pada umumnya seperti “The community of
BBM” yang berarti Evercoss agresif memenuhi kebutuhan komunikasi tasking
dengan aplikasi BlackBerry Messanger (BBM) yang sudah pasti terinstall di Android
Evercoss, “The possibility of android” yang berarti bahwa Evercoss saat ini sudah
memiliki sistem operasi berbasis android seperti smartphone lainnya agar siap
memenuhi kebutuhan dalam menunjang aplikasi Evercoss, “The speed of 3G” yang
berarti Third Generation yaitu memiliki jaringan atau kualitas kecepatan dalam
proses mengunduh, mengirim pesan, mengirim foto, dapat melakukan dan menerima
panggilan telepon dan faks, mengirim dan membaca email dengan attachment
(lampiran) yang besar, akses internet berkecepatan tinggi, serta meng-upload dan
men-download file berukuran besar lainnya, dapat melakukan video conference. 3G
memberi kemudahan dalam melakukan video conference atau video streaming
dengan endpoint langsung dari pesawat 3G (www.Evercossnews.com).
Pada program pengiklanan yang digunakan perusahaan EVERCOSS dalam
target calon konsumen yang biasanya para remaja yang kini semakin besar minatnya
sampai kalangan dewasa terhadap perkembangan teknologi khususnya pada telepon
seluler atau smartphone EVERCOSS A7T tersebut ( www.Evercoss.com )
Alasan lain peneliti yaitu ingin mengetahui adakah pengaruh terpaan iklan
EVERCOSS A7T terhadap minat beli masyarakat pada produk handphone evercoss
setelah melihat iklan di televisi tersebut, apalagi EVERCOSS A7T termasuk kategori
smartphone android baru (new entry). Peneliti juga ingin mengetahui apakah dengan
adanya tayangan iklan TV EVERCOSS A7T yang jarang dalam menampilkan
iklannya dan lebih sering beriklan pada program acara tertentu dapat menimbulkan
respon yang positive pada khalayak dan beralih menggunakan evercoss. Dari
banyaknya persaingan yang pesat antar telepon seluler membuat mereka berminat
atau malah sebaliknya pada produk tersebut, dari program-program yang di tawarkan
kemudian dapat membuat calon konsumen akan melakukan tindakan membeli. Salah
satu cara yang digunakan adalah dengan cara membuat iklan semenarik mungkin,
beriklan pada media ataupun program terpilih/unggulan dan cara ini diharapkan
dapat mnumbuhkan minat beli konsumen. Studi dilakukan pada telepon seluler brand
nasional yang tergolong baru dalam kategori smartphone android yaitu EVERCOSS
A7T, maka peneliti ingin mengetahui permasalahan penelitian tersebut yaitu adakah
pengaruh terpaan iklan TV EVERCOSS A7T terhadap minat membeli handphone
khususnya smartphone android pendatang baru (new entry) pada masyarakat
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti dapat
merumuskan masalah pokok penelitian sebagai berikut :
“Adakah Pengaruh terpaan iklan EVERCOSS A7T di Televisi terhadap minat
beli handphone kategori smartphone android new entry pada masyarakat
Surabaya?”
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui Pengaruh terpaan iklan EVERCOSS A7T di Televisi terhadap
minat beli handphone kategori smartphone android new entry pada masyarakat
Surabaya.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Akademis
Secara akademis penelitian ini dapat bermanfaat dan mengembangkan
wawasan mahasiswa terutama dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya
dalam periklanan tentang produk yang akan di pasarkan sehingga kedepannya
dapat berkarya lebih kreatif agar mengetahui minat beli masyarakat.
2. Kegunan Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para
pengiklan agar dapat mengembangkan program yang inovative dan mengukur
sejauh mana keberhasilan iklan tersebut, sehingga dapat memotivasi setiap
perusahaan telekomunikasi khususnya telepon seluler/handphone agar lebih
mementingkan kualitas serta loyalitas konsumennya dibandingkan
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Sofi Kumala Fatma (2013), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik dari Universitas Diponegoro Semarang yang berjudul Terpaan iklan Tweet
pada akun Twitter @infotembalang dan Brand Awareness @CalzoneUp dengan
Minat Beli Masyarakat. Abstraksi dalam penelitiannya menjelaskan pemanfaatan
media sosial khususnya Twitter bukan hanya sebagai media komunikasi, melainkan
juga sebagai media untuk pemasaran. @infotembalang merupakan salah satu akun
twitter yang banyak dilirik brand lokal untuk menawarkan produk mereka, salah satu
brand lokal yang menggunakan jasa dari akun tersebut ialah @CalzoneUp. Variabel
yang diteliti adalah terpaan tweet iklan sebagai variabel independen (X), brand
awareness sebagai variabel intervening (Z) dan minat beli sebaga variabel dependen
(Y). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian
ekplanatif, dimana data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh melalui survei dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan
kepada 100 responden dengan teknik random sampling dan menggunakan Uji
korelasi Rank Kendall sebagai teknik analisis data.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa banyak responden mendapat
terpaan rendah dan tidak mengetahui tentang brand @CalzoneUp. Kurangnya
pemanfaatan jam publik diduga menjadi penyebab mengapa responden mendapat
memiliki minat beli yang tinggi terhadap brand. Hal ini karena dipengaruhi oleh
faktor lain di luar terpaan tweet iklan yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian
tersebut. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara terpaan tweet iklan dengan brand awareness, begitupula dengan hubungan
antara brand awareness dengan minat beli. Sehingga semakin tinggi terpaan tweet
iklan maka brand awareness akan semakin tinggi, dan semakin tinggi brand
awareness maka minat belipun akan semakin tinggi.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi
Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi teori dan praktek (1984)
mengemukakan bahwa “Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan
seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau merubah sikap bentuk
komunikasi, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak
langsung melalui media”. Komunikasi berpengaruh dalam sebuah pengiriman
stimulus kepada individu. Seperti yang dikemukakan oleh Janis dan Kelly ang
menyatakan bahwa “communication is the process by which on individual trnasmit
stimuli (usualy) to modify behavior of other individuals”.
Dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah proses individu mengirim
stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang
lain. Namun Terence berpendapat dalam bukunya bahwa komunikasi adalah proses
dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antar organisasi
2.2.2 Komunikasi Pemasaran
Kehidupan sosialisasi manusia sehari-hari tidak akan terlepas dari sebuah
proses komunikasi. Tanpa adanya komunikasi manusia tidak akan bisa
melangsungkan semua kegiatannya. Komunikasi merupakan suatu kegiatan
pertukaran pesan dari seseorang kepada orang lain yang dituju dengan maksud
tertentu agar erjadi sebuah efek yang diharapkan. Lasswell berpendapat bahwa “cara
terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut :
Who in Which Channel to Whom with What Effect. Jadi berdasarkan paradigma
Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu” (Effendy, 2004 :
10).
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk penyampaian pesan kepada
publik terutama public terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di
pasar (Sutisna, 2001 : 267). Komunikasi pemasaran menurut Shimp (2003) dapat
dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya yaitu komunikasi dan
pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman yang
disampaikan antar individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana
perusahan dan organisasi lain mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka
dengan pelanggannya. Pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi
pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan komunikasi. Maka
komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran
pemasaran yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti
Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan oleh suatu perusahaan
dalam upaya untuk menyampaikan informasi, membujuk dan mengingatkan
konsumen secara langsung atau tidak langsung tentang produk yang dijual. Bauran
komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara komuniksi utama yaitu iklan, promosi
penjualan, acara khusus dan pengalaman, hubungan masyarakat dan pemberitaan,
pemasaran langsung, penjualan pribadi (Kotler, 2007 : 204).
2.3 Periklanan
2.3.1 Pengertian Iklan
Iklan dapat di definisikan segala bentuk penyajian dan promosi, ide, barang
atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. Tujuan periklanan adalah : (Kotler, 1997 : 235)
1. Memberi Informasi
a. Menginformasikan pasar.
b. Mengemukakan kegunaan baru sebuah produk.
c. Menginformasikan perubahan harga ke pasar.
d. Menjelaskan cara kerja produk.
e. Membangun citra perusahaa.
2. Membujuk
a. Membangun preferensi merek.
b. Mendorong agar beralih ke merek anda.
c. Mengubah persepsi pembeli tentang atribut merek.
3. Mengingatkan
a. Meningatkan pelanggan bahwa produk bisa saja dibutuhkan dalam
waktu dekat.
b. Mengingatkan pelanggan dimana harus membeli produk.
c. Agar produk tetap diingat pelanggan walaupun penjualan sedang sepi.
d. Menjaga agar kesadaran akan produk tetap menjadi hal utama.
Pilihan tujuan periklanan harus didasarkan pada analisis yang mendalam
mengenai situasi pemasaran sekarang. Jika kelas produk tersebut mapan dan
perusahaan merupakan pemimpin pasar, dan jika penggunaan mereknya rendah,
tujuan yang tepat adalah mendorong pemakaian merek yang lebih tinggi. Jika kelas
produk itu baru dan perusahaan bukan pemimpin pasar maka tujuan yang tepat
adalah meyakinkan pasar tentang keunggulan merek tersebut.
Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media seperti Televisi, radio,
media cetak (majalah, surat kabar), papan billboard, papan tanda dan macam-macam
media lain seperti balon udara atau baju kaos. Walaupun pada umumnya konsumen
diekspos pada ratusan iklan setiap hari, sebagaian besar dari pesan yang disampaikan
hanya menerima perhatian dan pemahaman dari konsumen dalam jumlah yang
sangat sedikit. Oleh karena itu adalah suatu tantangan yang besar bagi pemasar untuk
mengembangkan pesan dalam iklan dan memilih media yang dapat mengekspos
konsumen, menangkap perhatian mereka, dan menciptakan pemahaman yang tepat.
Pada iklan biasanya ditampilkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan
ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognsi (evaluasi, perasaan, makna,
kepercayaan, sikap dan citra) yang telah berkaitan dengan produk atau merek. Dalam
memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-tama iklan
akan mempengaruhi afeksi dan kognesi, tujuannya yang paling akhir adalah
bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
Banyak faktor yang mempengaruhi pilihan pemasar dan alat promosi oleh
karena ada banyak yang dibentuk dan penggunaan dari periklanan, sulit untuk
membuat kesimpulan umum mengenai sifat mereka sebagai sebuah kesimpulan dari
bauran promosi. Beberapa sifat-sifat dalam periklanan adalah :
1. Presentasi Publik (Public Presentation)
Periklanan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifat umunya
adalah memberikan semacam legitimasi pada produk dan juga memberi
kesan penawaran yang baru. Oleh karena banyak orang menerima pesan
yang sama, maka pembeli mengetahui bahwa motif mereka untuk
membeli produk tersebut akan dimengerti secara umum.
2. Mudah Menyebar (Pervasiveness)
Periklanan adalah alat komunikasi yang muda menyebar yang
memungkinkan seorang penjual untuk mengulang sebuah pesan berulang
kali dan juga memungkinkan pembeli untuk menerima dan
membandingkan pesan dari berbagai pesaing.
3. Menguatkan Daya Ekspresi (Ampelified Expressiveness)
Periklanan memberikan kesempatan yang mendramatisir perusahaan dan
produknya melalui penggunaan cetakan suara dan warna yang dapat
mengelabuhi khalayak. Akan tetapi kadang-kadang daya eskpresi yang
sangat berhasil dari alat tersebut dapat mengaburkan atau mengacaukan
4. Impensonality
Periklanan tidak dapat memberikan desakan atau dorongan sebagaimana
perwakilan penjualan perusahaan. Khalayak tidak merasakan memiliki
kewajiban untuk perhatian atau tanggapan. Periklanan hanya mampu
disampaikan secara monolog, satu arah, bukan dialog (dua arah) dengan
khalayak.
Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang dalam
sebuah produk dan pada sisi lain mengerahkan penjualan cepat. Periklanan adalah
cara efisien untuk menjangkau banyak pembeli yang terbesar secara geografis pada
biaya yang terendah. Periklanan akan memiliki pengaruh terhadap penjualan
semata-mata melalui penayangannya atau kehadirannya. Konsumen mempercayai bahwa
merek yang diiklankan secara besar-besaran pasti menawarkan nilai yang baik, jika
tidak mengapa pengiklanan mengeluarkan begitu banyak data untuk
menggembor-gemborkan produk tersebut.
Beberapa kriteria periklanan adalah harus menarik, mudah diingat dan mudah
dimengerti, harus lebih disiarkan dan dimuat. Adapun fungsi dari iklan adalah :
1. Membangun kesadaran
Prospek yang tidak mengetahui tentang perusahaan atau produk akan
menolak untuk menemui perwakilan penjualan. Selain itu perwakilan
penjualan mungkin akan menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan
perusahaan produknya.
Apabila produk tersebut menambahkan keunggulan atau ciri baru,
sebagaian untuk menjelaskan keunggulan atau ciri tersebut dapat secara
efektif dilaksanakan oleh periklanan :
a. Pengingat yang efesien.
Apabila prospek mengetahui tentang produk tersebut tetapi belum
siap untuk membeli. Periklanan yang bersifat mengingatkan akan
lebih murah daripada kunjungan periklanan.
b. Memberikan Tuntutan.
Iklan yang menawarkan brosur dan menunjukan nomor telepon
perusahaan adalah cara efektif untuk memberikan tuntutan bagi
perwakilan penjualan.
c. Legitimasi.
Perwakilan dapat menggunakan seberkas kertas dan dari iklan
perusahaan dalam majalah terkemuka untuk melegitimasi perusahaan
dan produk mereka.
d. Peyakinan Ulang
Periklanan dapat mengingatkan pelanggan bagaimana menggunakan
produk dan meyakinkan ulang mereka tentang pembelian mereka.
Maka inti periklanan adalah menemukan ide yang relevan untuk komunikan
sehubungan dengan isi dan kegunaan pesan sehingga calon pemirsa tergerak untuk
bertindak. Ide yang ditonjolkan dalam iklan haruslah bersifat seleksi daya tarik yang
menguntungkan. Kegiatan periklanan pada umumnya media massa, maka pada tahap
perencanaan komunikasi perlu diadakan studi tentang isi pesan dan media lain yang
pengadaan strategi media, beberapa faktor perlu diselediki terlebih dahulu. Seleksi
media didasarkan pada perhitungan yang paling menguntungkan antara faktor pesan
dengan media serta kemampuannya.
Faktor-faktor yang terdapat dalam sebuah iklan, yaitu : (Kasali, 1992 : 16)
1. Bintang iklan, biasanya adalah selebritis, hal ini dikarenakan daya tarik
dan citra selebritis yang juga akan dijual bersama produk yang diiklankan.
2. Tema iklan, adalah inti cerita yang digunakan untuk menarik konsumen.
3. Slogan iklan adalah ungkapan kata atau kalimat yang dirumuskan dalam
bentuk ringkasan tetapi padat, tentang sesuatu produk agar mudah diingat
dan mengingat emosi khalayak.
4. Ilustrasi, merupakan sesuatu yang hendak disampaikan oleh pengiklan
melalui gambar atau foto.
Dengan iklan yang diharapkan mampu menaikkan penjualan dengan cara
mengubah perilaku orang yang tadinya tidak menjadi pembeli menjadi pembeli, baik
dengan cara menginformasikan kepada orang yang tidak tahu menjadi tahu dan
seterusnya sehingga akhirnya membelinya. Penampilan, kesadaran, sikap dan
tindakan merupakan tujuan periklanan. Perbedaan adalah sebagai berikut :
1. Penampilan upaya produsen menempatkan iklan di media massa.
2. Kesadaran saat dimana iklan yang ditampilkan tersebut dibaca atau
dilihat oleh masyarakat.
3. Sikap saat dimana masyarakat yang membaca atau melihat iklan
merespon iklan tersebut.
4. Tindakan saat dimana konsumen melakukan action membeli
Aspek – aspek terpaan iklan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu (Effendi,
1992:55)
1. Lamanya individu mendengarkan iklan
Maksudnya adalah apakah individu tersebut melihat atau mendengarkan iklan
dari awal hingga akhir. Setiap individu saat diterpa iklan memiliki respon
yang berbeda, ada yang menyimak iklan dari awal hingga akhir,
menghentikan terpaan ditengah-tengah iklan, bahkan ada yang segera
mengalihkan iklan begitu iklan menerpa.
2. Keseringan individu mendengarkan iklan.
Iklan yang sering ditayangkan cenderung akan membuat individu kenal dan
memahami isi iklan.
3. Keseriusan individu saat melihat atau mendengarkan iklan
Ada individu yang menyimak iklan dengan serius sehingga ia dapat
memahami informasi yang ada dalam iklan namun ada juga individu yang
tidak serius.
Kleppner menyatakan bahwa iklan atau advertising berasal dari bahasa Latin,
advere berarti mentransfer pikiran dan gagasan kepada pihak lain Institut Praktisi
Periklanan Inggris mendefinisikan istilah periklanan sebagai berikut : periklanan
merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif, yang diarahkan kepada para
calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan
biaya semurah-murahnya (Jefkins, 1996 : 5). Masyarakat periklanan Indonesia
mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat
1. Media lini atas (above the line media), merupakan bentuk media primer
yang terdiri dari : radio, surat kabar, majalah, papan luar (billboard), dan
televisi.
2. Media lini bawah (below the line media), merupakan bentuk media
sekunder yang terdiri dari : pameran, leafleat, brosur, poster, dan stiker
(Kasali, 1995 : 23).
2.3.2 Terpaan Iklan
Menurut Effendy terpaan adalah :
1. Keadaan terkena pada khalayak oleh pesan yang disebarkan oleh media
massa
2. Keadaan terkena emulsi film oleh cahaya yang tersorot kepadanya.
Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terdapat program televisi dan dapat
melalui dari durai yaitu berapa lama konsumsi tang dilakukan oleh pemirsa,frekuensi
yaitu berapa kali mengkonsumsi serta mengetahuan akan isi program yang di teliti
(McQuail, 1993 : 430)
Terpaan (exposure) menurut Terence (2003 :182) secara sederhana adalah
konsumen berinterksi dengan pesan dari pemasar (mereka melihat iklan majalah,
mendengar iklan radio dan lain-lain).
Dalam hal ini sebuah perusahaan yang ingin melakukan promosi suatu produk
harus melakukan bauran komunikasi pemasaran, jika perusahaan tersebut ingin
produk atau merknya dikenal dan diingat oleh khalayak, salah satunya dengan
Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif
dapat melihat (see), mendengar (hera) dan membaca (read) iklan tersebut. Terpaan
terjadi ketika rangsangan yang datang berada dalam jangkauan rangsangan sensor
penerima. Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat atau
dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan) dan durasi
(seberapa lama khalayak memperhatikan iklan). Sesering dan selama apapun
seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama
(dari awal sampai akhir), biasanya hanya sekilas saja atau sebagian (WilliamWell,
2000 : 15).
Semakin sering sering seseorang melihat iklan, semakin besar pula perhatian dari
penonton. Seperti yang iungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat (2002 : 52-53) “hal-hal
yang disjikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi akan menark perhatian
sehingga mempengaruhi alam bawah sadar kita.
Iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan oleh
sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan didefinisikan pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali,
2007:19).
Dari definisi yang dijabarkan di atas iklan adalah salah satu bentuk komunikasi
pemasaran yang dilakukan seseorang baik indivdu atau perusahaan untuk
menyampaikan pesan yang mengandung unsur informatif, persuasif atau
mempengaruhi kepada khalayak yang dituju agar suatu produk yang dipasarkan pada
Iklan dibuat untuk mencapai beberapa tujuan yaitu membuat pasar sasaran
menyadari (aware) akan sutu produk baru, memfasilitasi pemahaman konsumen
tentang berbagai atribut dan manfaat merk yang diiklankan dibandingkan merk-merk
pesaing, meningkatkan sikap-sikap dan mempengaruhi niatan untuk membeli,
menarik sasaran agar mencoba produk, mendorong perilaku pembelian ulang.
2.4 Terpaan Media
Dalam beberapa sumber kepustakaan, media exposure dapat juga disebut
sebagai media use (pengguna media), media reception (penerima media), ataupun
exposure behavior (perilaku keterbukaan). Dalam bahasa Indonesia sendiri ada
beberapa istilah yang sering digunakan, seperti terpaan media, pajanan media atau
ada juga yang menyebut sebagai pendekatan media.
Pengertian media exposure didefinisikan sebagai kondisi dimana orang
diterpa oleh isi media atau bagaimana isi media menerpa audiens atau keadaan
terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan media mass ( Effendy,
1998 : 24).
Terpaan media exposure berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan
media maupun durasi penggunaan. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan
data khalayak tentang berapa kali sehari orang menggunakan media dalam satu
minggu (untuk meneliti program harian), berapa kali seminggu orang menggunakan
media dalam satu bulan (untuk program mingguan dan tengah bulanan), serta berapa
kali sebulan orang menggunakan dalam satu tahun (untuk program bulanan). Dari
harian. Sedangkan pengukuran penggunaan media menghitung berapa lama (menit)
khalayak mengikuti suatu program (audience’s share on program).
Pengertian inilah yang menyebabkan media exposure selalu di ukur dengan
frekuensi dan intensitas terpaan media. Audience yang sungguh-sungguh tentunya
memberikan perhatian yang lebih besar selain itu audience juga memberikan
pemikiran dan perasaannya yang lebih seksama terhadap isi pesan sehingga
memungkinkan pengaruh exposure lebih mendalam. Sedangkan orang yang
menonton dengan frekuensi yang lebih tinggi tetapi tidak memiliki kesungguhan
tentu saja akan memberi pengaruh yang berbeda pula.
Media Exposure akan ada apabila khalayak sungguh-sungguh membuka diri
terhadap pesan yang diberikan media. Berdasarkan temuan Lichenstein dan
Rosenfeld berpendapat bahwa setiap individuterisolasi untuk memandang media
termasuk isinya dengan cara tertentu. Persepsi tentang hal ini juga relatif konsisten,
yaitu kita cenderung memilki citra yang stabil mengenai gratifikasi yang diberikan
media.
Dalam diri seseorang kelima elemen di atas akan bervariasi menurut
tingkatan yang berbeda. Berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut media exposure
dapat dibedakan menjadi media exposure aktif dan pasif. Aktif apabila media
exposure seseorang mencakup kelima elemen tersebut dan tingkat kemampuannya
relatif tinggi. Sebaliknya pasif apabila kemampuan pada tiap elemen mendekati nol
(Mc Quail, 1994 : 333).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa isi pesan suatu media
mampu untuk menerpa audiens dimana hasil terpaan isi media tersebut menghasilkan
adalah tujuan yang terkandung di dalam sebuah iklan. Apabila isi pesan media
mampu membuat audiens untuk melakukan suatu tindakan pembelian, maka audiens
secara positif telah diterpa oleh isi pesan media.
2.5 Televisi
Televisi pada mulanya hanya dipandang sebagai barang mainan atau sesuatu
yang baru daripada suatu penemuan yang serius atau sesuatu yang memberikan
sumbangan terhadap kehidupan sosial. Namun, seiring dengan berjalannya waktu,
televisi berperan sebagai media yang berkemampuan menyampaikan komentar atau
pengamatan langsung pada saat suatu kejadian berlangsung. Selain itu, ternyata
televisi juga memberi nilai yang sangat luar biasa dalam sisi pergaulan hidup
manusia. Pada intinya televisi lahir dengan memanfaatkan semua media yang sudah
ada (Mc Quail, 1987 : 15-16).
Televisi merupakan perpaduan antara audio dan visual. Televisi mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Para penonton dapat melihat dan mendengar suatu kejadian dan
peristiwa yang sedang berlangsung. Suatu kejadian dengan demikian
dapat dilihat secara terus menerus.
2. Televisi merupakan komunikasi langsung dan akrab sebab penonton
hanya terdiri dari beberapa orang saja. Jadi penonton seolah-olah
berhadapan langsung dengan kejadian.
3. Layar televisi sedemikian kecilnya, seperti tidak mungkin untuk
mempertunjukan seluruh situasi yang ada. Kepopuleran televisi
hingga mampu berkembang seperti saat sekarang ini dikarenakan
kata-kata, musik, sound effect, televisi juga memiliki unsur visual
seperti gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang
mendalam pada penonton.
2.5.1 Kekuatan Televisi
Penyebab televisi mampu menjadi primadona dalam menayangkan iklan atau
menjadi pilihan banyak perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Menurut
Rhenald Kasali, secara kontekstual, televisi mempunyai kekuatan :
1. Efisiensi Biaya
Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif
untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu
keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang
sangat kuat televisi selain mampu menjangkau khalayak sasaran yang
tidak terjangkau oleh media cetak.
2. Dampak yang kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat
terhadap konsumen dengan tekanan pada sekaligus dua indera
penglihatan dan pendengaran.
3. Pendengaran yang kuat
Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan
waktunya di muka televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana
pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan
sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas pengiklan (Kasali, 1995:121).
Walaupun demikian televisi juga memiliki kelemahan.
2.5.2 Kelemahan Televisi
1. Biaya yang besar
Kelemahan yang paling serius dalam beriklan di Televisi adalah biaya
absolute yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran
komersial. Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah
rendah, biaya absolute dapat membatasi niat pengiklan.
2. Khalayak yang tidak selektif
Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau
sasaran yang lebih efektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif,
segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi, iklan-iklan
yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar tidak
tepat.
3. Kesulitas Teknis
Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya,
apalagi menjelang jam-jam penyiarannya ( Kasali, 1995 : 122).
2.6 Minat Beli
Minat adalah suatu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuau dan
membeli diartikan sebagai memperoleh sesuatu pertukaran. Namun menurut Fishbein
dan Ajzen (1975), intention (minat) adalah sebuah rencana atau seorang akan
berperilaku dari suatu tertentu dengan cara-cara tertentu baik seseorang akan
melakukannya atau tidak. Sementara itu menurut Peter dan Olson intention adalah
Minat beli merupakan bagian dari proses pembelian dari suatu produk yang
dimana konsumen mempunyai keinginan dan kebutuhan terhadap suatu produk yang
harus dipenuhi (Howard, 1985 : 35). Minat beli disini yang dimaksud dimana
konsumen mempunyai respon yang menunjukkan adanya keinginan, perhatian, dan
ketertarikan, pengambilan keputusan dan tindakan terhadap produk untuk melakukan
pembelian. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari
konsumen yang merefleksikan pembelian sejumlah produk.
Minat membeli mempunyai empat elemen yang berbeda :
1. Perilaku
2. Obyek target dimana perilaku ditujukan
3. Situasi dimana perilaku dilakukan
4. Waktu dimana perilaku (Peter j Paul, 2000 : 149)
Minat mempunyai beberapa komponen yang terdiri dari komponen cognitive,
komponen affective dan komponen conative. Cognitive (kognisi) mengacu pada
proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan seseorang
dalam lingkungannya atau bisa juga melibatkan pemikiran. Sedangkan affective
(afeksi) melibatkan perasaan, tanggapan – tanggapan afektif beragam dalam
penilaian posotif, menyenangkan atau tidak menyenangkan dan dalam intensitas atau
tingkat pergerakan tubuh. Terakhir conative (konasi) adalah berkaitan dengan
kecenderungan seseorang melakukan suatu tindakan atau perilaku berkenaan dengan
sikap tertentu. Berdasarkan beberapa interpretasi, komponen ini termasuk perilaku
diungkapkan dengan pernyataan keinginan konsumen untuk membeli (Schifman,
2001 : 205).
Minat beli menurut Henry Assael (1998 : 198) merupakan perilaku yang muncul
sebagai respon terhadap subyek atau juga merupakan minat pembelian ulang yang
menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Disamping itu
minat membeli adalah merupakan tahap terakhir dari suatu proses keputusan pembeli
yang kompleks.
Indikator-indikator dari minat beli dijelaskan oleh komponen dari Schiffman dan
Kanuk (2001 : 265), komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk
2. Mempertimbangkan untuk membeli
3. Tertarik untuk mencoba
4. Ingin mengetahui prouk
5. Untuk memiliki produk
Dalam setiap pengenalan atau promosi suatu produk akan menimbulkan sebuah
konsekuensi tinggi akan tanggung jawab sang innovator untuk menciptakan atau
membangun keinginan konsumen secara lebih agresif dan para pemasar pun dalam
kategori yang lebih mapan haru bisa mempertahankan serta membangun setiap usaha
pencitraan produk.
Minat beli cenderung membeli pada suatu produk yang dilakukan pada jangka
waktu tertentu dan secara aktif apakah menyukai dan mempunyai sikap positif
dilakukan dimasa lampau atau pembelian pertama kali atau awal. Adapun perbedaan
antara pembelian yang benar-benar dilakukan untuk konsumen dengan minat beli.
Minat beli lebih mempunyai kecenderungan pembelian untuk melakukan pembelian
kembali dimasa mendatang, akan tetapi pengukuran terhadap kecenderungan
pembelian umumnya dilakukan dengan memaksimalkan prediksi terhadap pembelian
sendiri.
2.7 Perilaku Konsumen
Mengetahui serta mengerti perilaku konsumen (consumer behaviour) dapat
membantu perusahaan untuk menentukan strategi pemasaran produk. Menentukan
kebijaksanaan yang efektif bukanlah hal yang mudah, namun dengan memahami
perilaku konsumen diharapkan bisa menjadi kunci kesuksesan dalam memenangi
persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sangat ketat. Karakteristik
konsumen yang sangat bervariasi baik dari segi pendapatan, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, pola pikiran, selera. Hal ini bisa digunakan perusahaan untuk
membuat segmentasi pasar, kemudian menciptakan produk yang sesuai dengan
keinginan pasar.
Perilaku pembelian mempunyai arti aktivitas individu yang langsung terlibat
dalam proses pertukaran kekayaan dengan barang atau jasa juga proses pengambilan
keputusannya. Kegiatan pemasaran tidak pernah lepas dari problem dasar yaitu What
yaitu barang atau produk apa yang harus diproduksi agar bisa laku di pasar. Who
yaitu untuk siapa barang atau produk tersebut harus diproduksi, sebagai pemasar
harus mengetahui sasaran yang harus dituju, When yaitu kapan suatu produk akan
pemasar harus menentukan pasar sasaran. Yang terakhir how bagaimana barang itu
akan diproduksi, bahan apa yang akan digunakan agar bisa laku di pasar.
2.7.1 Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Perilaku Konsumen
Ada beberapa stimulus yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu stimulus
dari luar serta dorongan internal dari dalam konsumen sendiri. Disamping
faktor-faktor yang eksternal dalam proses pembelian konsumen akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang lain yaitu faktor budaya, sosial, perorangan dan psikologis
(Kotler, 2000 : 232). Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :
1. Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan dalam
terhadap perilaku konsumen. Seorang pemasar harus memahami peran
yang dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya dan kelas sosial.
a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor yang paling fundamental dari
keinginan dan perilaku seseorang. Definisi kebudayaan adalah
Kebudayaan merupakan bagian dari budaya yang merupakan hasil
cipta, rasa, serta karsa manusia yang dipengaruhi oleh budaya yang
berlaku di suatu masyarakat tempat kebudayaan itu berkembang.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-sub budaya yang memberikan
identifikasi yang lebih spesifik bagi para anggotanya. Sub budaya
dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu kelompok kebangsaan,
b. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap
dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan
anggotanya memiliki tata nilai, minat dan perilaku yang mirip (Kotler,
2000 : 226).
c. Kelompok Referensi
Manusia pada dasarnya selalu meniru perilaku orang lain yang sudah
ada dan sedang menjadi suatu trend. Manusia selalu melihat
sekelilingnya dan mengadopsi mana yang cocok untuknya. Demikian
juga dalam perilaku pembelian, konsumen selalu mencari kelompok
atau individu yang bisa dijadikan referensi dan pertimbangan sebelum
melakukan pembelian. Kelompok referensi ini biasanya orang-orang
terkenal atau publik figur.
2. Faktor Sosial
a. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian, Konsumen yang utama dalam
masyarakat. Pentingnya keluarga disebabkan banyaknya produk yang
dibeli konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga serta
dibuat oleh individu, serta keputusan pembelian individu sangat
dipengaruhi oleh anggota keluarga yang lain.
b. Peranan dan Status
Manusia bukanlah makhluk individu melainkan makhluk sosial yang
selalu ingin berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya. Posisi
status. Suatu peranan terdiri dari aktivitas yang diharapkan dan
dilakukan seseorang di sekitarnya.
c. Kelompok acuan
Manusia selalu membutuhkan individu lain untuk dijadikan panutan
dalam kehidupannya. Manusia sulit membuat suatu pola kehidupan
sendiri tanpa melihat pola perilaku individu lain atau kelompok acuan
yang ada. Demikian juga dengan perilaku pembeliannya. Kelompok
acuan misalnya masyarakat atau lingkungan sekitar.
3. Faktor perorangan
a. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Orang
dengan pekerjaan berpenghasilan tinggi tentu beda pola konsumsinya
dengan orang berpenghasilan rendah atau menengah.
b. Gaya hidup
Kelompok berasal dari sub budaya, kelas sosial dan pekerjaan
mempunyai gaya hidup yang berlainan sebab gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi.
c. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian dapat diartikan sebagai pola sifat individu yang dapat
menentukan tanggapan-tanggapan dan cara untuk bertingkah laku
yang hanya dapat dijelaskan oleh orang lain.
Situasi ekonomi adalah suatu kondisi dan keadaan perekonomian
negara atau kondisi ekonomi konsumen pada saat sekarang yang dapat
mempengaruhi proses pembelian konsumen.
4. Faktor Psikologi
a. Motivasi
Motivasi merupakan suatu keinginan kuat dari dalam individu untuk
melakukan sesuatu dengan tujuan mencapai kepuasan dan pemenuhan
kebutuhan. Teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh Abraham
Maslow meliputi beberapa tingkatan hierarki yaitu : Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia misal makan, minum,
bernafas. Apabila kebutuhan ini sudah terpenuhi maka manusia akan
berusaha memenuhi kebutuhan selanjutnya. Kebutuhan rasa aman,
manusia akan merasa hidunya tenteram dan nyaman apabila sudah
mampu memenuhi kebutuhan akan rasa amannya. Kebutuhan
sosialisasi dan penghargaan dari orang lain, ini adalah tingkatan
teratas dari hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow. Manusia
selalu ingin mendapatkan perhatian dari orang lain di sekitarnya
dengan berbagai cara. Hal ini juga mempengaruhi pola perilaku
pembelian.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur,
dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk
c. Sikap
Adalah suatu pola pemikiran seseorang dalam menentukan suatu
keputusan bagaimana bertindak, memberikan respon terhadap
rangsangan yang masuk.
d. Pengetahuan
Pengetahuan adalah pemahaman-pemahaman yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu hal yang diperoleh dari proses belajar, pengalaman
serta pencarian informasi.
Setelah dipengaruhi faktor ekstern dan intern akan membentuk suatu proses
keputusan pembelian oleh konsumen. Dalam proses ini akan melalui urutan-urutan
yang digambarkan dan dijelaskan dalam model proses keputusan pembelian.
2.7.2 Proses Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan pembelian oleh seseorang. Berikut ini adalah model proses
pengambilan keputusan ( Kotler, 2000: 251).
Proses pembelian yang dilakukan konsumen ada beberapa tahap (Kotler,
2000 : 251) yaitu :
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian muncul ketika pembeli mengenal suatu masalah atau
kebutuhan. Munculnya dipengaruhi oleh stimuli intern ataupun ekstern.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen akan mulai mencari informasi sebanyak-banyaknya
3. Evaluasi Alternatif
Setelah tahap pengenalan dan pencarian informasi tahap selanjutnya
adalah evaluasi alternatif. Konsumen melihat suatu produk dengan
karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda. Konsumen akan
mencari alternatif-alternatif yang ada tetapi dengan harga yang lebih
murah tapi dengan kualitas yang sebanding.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antara
merek-merek yang ada. Terdapat dua faktor yang menjadi pengaruh utama dalam
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah situasi, yaitu dimana
pembelian yang dilakukan bersifat spontanitas. Faktor kedua adalah sikap
orang lain, pembelian dilakukan karena terpengaruh sikap pihak lain
terhadap suatu produk Dalam keputusan pembelian ini konsumen akan
menghasilkan jawaban-jawaban sebagai berikut :
a. Pilihan produk
Konsumen akan membuat pilihan produk yang akan dibelinya setelah
mempertimbangkan alternatif-alternatif produk yang ada.
b. Pilihan merek
Setelah menentukan produk yang akan dibelinya konsumen akan
menentukan pilihan merek dari produk tersebut.
c. Pilihan penjual
Konsumen akan menentukan dimana akan membeli produk tersebut
apabila telah mempunyai penjual langganan akan membeli dtempat
d. Waktu pembelian
Konsumen akan menentukan kapan saat yang tepat harus melakukan
pembelian sesuai dengan kemampuannya. Misal saat terima gaji atau
tanggal muda.
e. Jumlah pembelian
Konsumen akan menentukan jumlah pembelian yang akan dilakukan
dengan mempertimbangkan jumlah kebutuhannya serta kemampuan
finansialnya.
Setelah melakukan pembelian konsumen akan melakukan evaluasi terhadap
pembelian produk yang baru saja dibelinya tadi. Akan muncul dua jawaban yaitu
puas dan tidak puas atas produk tersebut. Untuk itu kepuasan konsumen adalah
sesuatu hal yang sangat penting bagi semua perusahaan. Kepuasan konsumen
merupakan kekuatan dan senjata untuk bersaing dengan para kompetitor. Perusahaan
serta pemasar harus memperhatikan kepuasan konsumen agar bisa tetap eksis
ditengah persaingan. Beberapa metode yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kepuasan konsumen.
2.8 Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response, objek
material dan psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang
jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan
konasi (Onong U. Effendi, 2003: 254). Menurut stimulus response ini, efek yang
ditimbulkan adalah reaksi terhadap stimulus, sehingga seseorang dapat
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah
aspek”how” bukan “what”dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini
how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses
perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi semula.
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”. Perubahan serta
pengukurannya, mengutip pendapat Hovlan, Janis, dan Kelley yang menyatakan
bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu : Perhatian,
Pengertian, Penerimaan (Onong U. Effendi, 2003: 254).
Gambar 2.1 Teori S-O-R
2.9Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini minat beli merupakan suatu proses yang menunjukkan
adanya respon konsumen terhadap produk untuk melakukan pembelian. Dimana
respon itu terjadi karena adanya isi pesan iklan suatu produk yang diperhatikan
konsumen, karena efektif tidaknya suatu iklan tergantung pada pencapaian tujuan
pembuat iklan itu sendiri. Tujuan iklan sendiri ada beberapa tingkat seperti yang
dipaparkan dalam model AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action) yang
meliputi Perhatian, ketertarikan, keinginan, keputusan, dan tindakan (Kasali,
1995:82). Stimulus
• Pesan
Organism
• Perhatian • Pengertian • Penerimaan
Response
a. Perhatian (Attention)
Pesan yang ada harus menarik perhatian konsumen sasaran. Karena pesan
yang mampu menarik perhatian yang akan dilihat oleh konsumen.
b. Ketertarikan (Interest)
Setelah perhatian konsumen berhasil direbut, maka pesan harus dapat
menimbulkan ketertarikan sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih
rinci didalam konsumen, maka dari itu harus dirangsang agar konsumen
mau untuk mencoba.
c. Keinginan (Desire)
Pesan yang baik harus dapat mengetahui keinginan konsumen dalam
pemaparan produk yang ditampilkan di pesan tersebut.
d. Keputusan (Decision)
Dalam ini pesan yang baik maka harus dapat mempengaruhi konsumen
untuk memutuskan sesuatu.
e. Tindakan (Action)
Upaya akhir yang dilakukan atau membujuk konsumen agar segera
melakukan suatu tindakan.
Teori AIDDA menurut Jalaluddin Rakhmat (1986 : 52) merupakan suatu proses
psikologi pada diri komunikan. Berdasarkan model AIDDA, komunikasi persuasif
didahului dengan membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam
gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang tetapi juga dengan penampilan ketika
menghadapi komunikan. Apabila ditinjau dari segi psikologisnya, maka komponen
a. Cognitive (kognisi) adalah pesan yang disampaikan ditujukan pada pikiran
komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham akan pesan
yang disampaikan. Sama halnya dengan attention dalam teori AIDDA.
b. Afetive (afeksi) yaitu pada tahap ini tujuan komunikator tidak hanya
komunikan yang tergerak hatinya hingga timbul perasaan tertentu seperti
minat ang muncul akibat adanya perhatian.
c. Behavioral / konatif yaitu dampak yang timbul adalah tindakan atau kegiatan.
Hal ini dapat dilihat pada proses pengambilan keputusan atau action.
Teori AIDDA
Gambar 2.2 Model Teori AIDDA
Model AIDDA di atas menjelaskan bahwa tahapan kognitif yaitu perhatian
konsumen pada iklan EVERCOSS A7T di televisi akan menimbulkan daya tarik
ataupun pemahaman terhadap iklan tersebut, lalu beralih pada minat setelah melihat
iklan akan menumbuhkan penilaian konsumen pada produk tersebut. Kemudian pada
keinginan dalam diri yang mendorong untuk memutuskan suatu keinginan yang akan
apakah selanjutnya konsumen akan memilih EVERCOSS A7T melalui iklan yang
dilihat sebelumnya, lalu berfikir pada sebuah tindakan pembelianm yang berupa
dorongan kuat dari dalam diri konsumen agar berupaya untuk memilih dan kemudian
membeli ataupun menggunakan produk evercoss tersebut.
2.9 Hipotesis
Hipotesis menurut Kriyantono bahwa hipotesis merupakan pendapat atau
pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan
karenanya bersifat sementara atau dugaan awal terhadap rumusan masalah penelitian
(Rachmat Kriyantono, 2006 : 28).
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah “jika terpaan iklan berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi minat
membeli konsumen”.
H0 : Tidak ada pengaruh antara Terpaan Iklan Evercoss terhadap minat
membeli.
H1 : Ada pengaruh antara Terpaan Iklan Evercoss terhadap minat membeli.
Dimana pada penelitian ini terpaan iklan Evercoss sebagai variabel bebas
(independen) dan minat membeli sebagai variabel terikat (dependen) atau bisa juga