PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENURUNAN KECENDERUNGAN
TINDAKAN VOLATILE SUBSTANCE ABUSE (VSA) PADA SISWA KELAS VIII SMP
NURUL HASANAH T.A 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh: NURHAYANI NIM. 1103151050
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENURUNAN KECENDERUNGAN
TINDAKAN VOLATILE SUBSTANCE ABUSE (VSA) PADA SISWA KELAS VIII SMP
NURUL HASANAH T.A 2014/2015
SKRIPSI
Oleh: NURHAYANI NIM. 1103151050
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik ALLAH SWT, Pencipta dan Pengendali alam
semesta. Segala curahan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak bisa dihitung dan
hanya bisa bermohon kepada-Nya dan tidak kepada yang lain. Maka
selayaknyalah ungkapan ‘Alhamdulillah’ penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Home Room Terhadap Penurunan Kecenderungan Tindakan Volatile Substance Abuse (VSA) Pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015”. Shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah SAW,
keluarga dan para sahabat serta seluruh generasi setelahnya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan
dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja
keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak, terutama pada Desen
pembimbing skripsi maupun dosen penguji yang telah memberikan bimbingan,
motivasi dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skripsi, penelitian
iii
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S., selaku pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Pendidikan Unimed
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan, serta Sekretaris
Jurusan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd
5. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd.,Kons. selaku Dosen Pembimbing
Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penulisan skripsi, penelitian sampai skripsi ini selesai.
6. Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd selaku Dosen Penyelaras yang telah membantu
mengoreksi kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, MS, S.Psi selaku Dosen Penyelaras yang juga
telah banyak memberi masukan untuk perbaikan skripsi ini.
8. Ibu Dra.Zuraida Lubis, M.Pd., selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak
memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang
telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi,
iv
10.Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha
surat-menyurat.
11.Ibu Nurmadiah, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Nurul Hasanah dan
Ibu Sugiarti, S.Pd., beserta siswa kelas VIIIB SMP Nurul Hasanah yang
telah banyak membantu saya selama proses penelitian berlangsung .
12.Teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orang tuaku tercinta,
Ayahanda Suyatman dan Ibunda Khairani Nasution yang tidak
henti-hentinya memberikan doa dan dukungan baik itu moril maupun materil.
Melalui mereka juga saya dapat dan rasakan nikmatnya Cinta-Mu. Ayah
dan Mama adalah inspirasi dan sumber semangat saya dalam
menyelesaikan studi ini. Terima kasih kalian telah berjuang untuk kami
anak-anakmu. Ayah dan Mama, skripsi dan gelar ini saya persembahkan
sebagai kado kecil untuk kalian. Tak lupa buat kakakku Winda Lestari dan
adikku, Lailan Ajizah. Terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya
selama ini setia menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13.Untuk sahabat-sahabat ku tersayang Kesebelasan (Birul, Dani, Uci, Kiki,
Vany, Maw, Listy, Nindy, Novi, Nisa) yang telah banyak membantu serta
memberikan masukan kepada penulis, semoga persahabatan kita tetap
abadi selamanya. Sahabatku Bara Bere (Dani, Uci, Maw, Novi, David,
Kasful, Imam). Seluruh teman-teman BK 2010 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Lima Puluh. Terimakasih
v
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima terima kasih.
Medan, September 2014 Penulis,
i
ABSTRAK
NURHAYANI, NIM : 1103151050. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Home Room Terhadap Kecenderungan Tindakan Volatile Substance Abuse (VSA) Pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan, 2014.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap penurunan tindakan volatile sustance abuse (VSA) pada siswa kelas VIII SMP Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap tindakan volatile sustance abuse (VSA) pada siswa kelas VIII SMP Nurul Tahun Ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pre-test dan post-test group. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nurul Hasanah yang berjumlah 28 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang tindakan volatile substance abuse (VSA) yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrumen diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room secara klasikal. Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap tindakan volatile substance abuse (VSA) siswa kelas VIII SMP Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji beda ( uji t) yang menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5%, thitung >
t
tabel (5,62 > 1,703). Hasil skor angket Pre-Test tindakan volatile substance abuse (VSA) siswa (M) = 67,85 dan skor Post-Test tindakan volatile substance abuse (VSA) siswa (M) = 61,64, artinya ada pengaruh antara layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap penurunan kecenderungan tindakan volatile substance abuse (VSA) siswa kelas VIII SMP Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015, dapat diterima.
vi
2.2.4. Teknik-teknik Bimbingan kelompok ... 22
vii
2.4. Peran Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Penurunan Kecenderungan Tindakan Volatile Substance Abuse (VSA) 30 2.5. Kerangka Konseptual ... 31
2.6. Hipotesis ... 32
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 34
3.2. Subjek Penelitian ... 35
3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 35
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.5.Prosedur Pelaksanaan penelitian ... 39
3.6. Teknik Analisis Data ... 40
3.7. Persiapan Penelitian ... 43
3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44
4.2. Pengujian Persyaratan Penelitian ... 45
4.3. Deskripsi Data Hasil ... 47
4.4. Pengujian Hipotesis ... 49
4.5. Pembahasan Penelitian ... 49
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 51
5.2. Saran-saran ... 51
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Beberapa jenis Produk VSA dan Kandungannya ... 11
Tabel 2.2. Dampak-dampak Penggunaan Volatile Substance Abuse (VSA) ... 13
Tabel 2.3. Jenis-Jenis Bahan Kimia dan Efek pada Tubuh ... 14
Tabel 3.1. Jumlah Keseluruhan Subjek Penelitian ... 35
Tabel 3.2. Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 38
Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Tindakan Volatile Substance Abuse (VSA)... 39
Tabel 4.1. Hasil Kategori Pengukuran Rentang Skor Pre-Test ... 47
Tabel 4.2. Hasil Kategori Pengukuran Rentang Skor Post-Test ... 48
Tabel 4.3. Hasil Perbandingan Pengukuran Rentang Data Pre-Test dan Data Post-Test .. 48
Tabel 1. Ringkasan Perbandingan Validitas Angket Tindakan VSA ... 59
Tabel 2. Varians Butir Item Angket Tindakan VSA ... 62
Tabel 3. Tabulasi dan Penelitian... 68
Tabel 4. Perhitungan Kategori Tindakan VSA Sebelum Diberi Layanan BKp ... 69
Tabel 5. Perhitungan Kategori Tindakan VSA Sesudah Diberi Layanan BKp... 72
Tabel 6. Pre-Test dan Post-Test Tindakan VSA... 79
Tabel 7. Uji Normalitas Data Pre-Test ... 85
Tabel 8. Uji Normalitas Data Post-Test ... 87
Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 89
Tabel 10. Tabel r ... 110
Tabel 11. Tabel t ... 111
Tabel 12. Tabel f ... 112
Tabel 13. Tabel z ... 113
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Angket Uji Coba ... 55
Lampiran 2.SPSSI ... 57
Lampiran 3. Perhitungan Validitas ... 58
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas ... 61
Lampiran 5. Angket Tindakan VSA ... 64
Lampiran 6. Sebaran Data Pre-Test ... 66
Lampiran 7. Sebaran Data Post-Test ... 67
Lampiran 8. Tabulasi Data Penelitian ... 68
Lampiran 9. Perhitungan Kategori Pre-Test ... 69
Lampiran 10. Perhitungan Kategori Post-Test ... 72
Lampiran 11. Perhitungan Mean dan Standart Deviasi Pre-Test ... 75
Lampiran 12. Perhitungan Mean dan Standart Deviasi Post-Test ... 77
Lampiran 13. Uji Hipotesis ... 79
Lampiran 14. Perhitungan Penurunan... 82
Lampiran 15. Uji Homogenitas ... 83
Lampiran 16. Uji Normalitas ... 84
Lampiran17. Jadwal Pelaksanaan ... 89
Lampiran 18. RPLBK (pertemuan 1)... 90
Lampiran 19. RPLBK (pertemuan 2)... 98
Lampiran 20. RPLBK (pertemuan 3)... 103
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode peralihan, dimana status individu tidaklah
jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi
seorang anak dan juga bukan orang dewasa (Hurlock:1980:207). Pada masa inilah
umumnya dikenal sebagai masa penuh energi, serba ingin tahu, belum sepenuhnya
memiliki pertimbangan yang matang, mudah terpengaruh, nekat, berani, emosi tinggi,
selalu ingin mencoba dan tidak mau ketinggalan. Pada masa-masa inilah mereka
merupakan kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba
salah satunya penyalahgunaan zat adiktif.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 menyatakan bahwa zat adiktif adalah
obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat
menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit
dihentikan dan berefek ingin menggunakannya terus menerus yang jika dihentikan
dapat memberi efek lebih luar biasa atau rasa sakit yang luar biasa.
Dari beberapa jenis zat adiktif, rokok merupakan topik yang paling sering
diangkat sebagai bahan untuk penelitian. Padahal jenis zat adiktif lainnya juga
memiliki pengaruh yang cukup banyak digunakan dikalangan remaja. Misalnya zat
adiktif berupa volatile substance/inhalen. Dalam kalangan remaja, khususnya anak
yang duduk di sekolah menengah pertama (SMP) biasanya kurang memiliki akses ke
2
Sebagai alternatif lain, anak-anak tersebut mulai mencoba-coba bahan (zat adiktif)
yang ada di sekitar mereka, seperti dengan menggunakan lem yang dihirup
sebagaimana halnya dengan beberapa jenis narkoba tertentu.
Kenakalan remaja yang seperti ini sering terjadi namun jarang disadari dan
diketahui oleh orang tua. Perbuatan ini disebut volatile substance abuse (VSA). Sedangkan kalangan remaja sendiri mengenalnya dengan sebutan “ngelem”. Volatile
substance abuse (VSA) adalah salah satu cara remaja untuk mendapatkan efek “fly”
atau “euforia”. Volatile substance terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, cat dan lain-lainnya. Inilah yang membuat volatile substance abuse
(VSA) menjadi pilihan anak remaja, selain itu volatile substance abuse (VSA)
memiliki harga yang relatif lebih murah dan kurang atau tidak ada aturan yang
mengatur penjualan, pembelian, maupun kepemilikaannya, mudah diperoleh, mudah
digunakan langsung tanpa membutuhkan peralatan. Hal inilah yang membuat produk
yang mengandung volatile substance abuse (VSA) ini menjadi semacam narkotika
yang mudah didapatkan.
Menurut U.S. Department of Health and Human Services, 2003 (dalam
Hashim dkk: 2009:2), bahan yang tergolong dalam kategori inhalen atau VSA adalah
pelarut organik, minyak gas, nitrat dan gas anestetik. zat-zat yang yang termasuk
dalam kategori VSA merupakan produk yang mudah didapat dipasaran seperti bensin,
pernis, aseton untuk pembersih warna kuku, lem, pengencer cat, tip-ex, semprotan,
freon dan menghasilkan uap dari pelarut organik yang sangat mudah menguap yang
bila disalahgunakan misalnya dengan menghirup uap dan gasnya dapat menyebabkan
3
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh University of Michigan, diketahui bahwa akhir-akhir ini penggunaan volatile substance/inhalen dikalangan remaja AS cenderung meningkat, khususnya dikalangan siswa kelas delapan. Penggunaan inhalen dikalangan siswa kelas delapan setiap tahunnya telah meningkat dari 7,7 persen hingga 8,7 persen di tahun 2003, kemudian meningkat lagi menjadi 9,6 persen di tahun 2004. Berdasarkan survei tahun 2004, inhalen dan oxycontin dinyatakan sebagai dua obat yang peningkatan penggunaannya paling tinggi, Johnston dkk,2005 (dalam Santrock:2007:253).
Di Indonesia, penggunaan volatile substance abuse (VSA) ini awalnya
ditemukan pada anak-anak jalanan. Tren penggunaan volatile substance abuse (VSA)
dikalangan anak jalanan ini ternyata juga membawa efek negatif bagi anak remaja
lainnya (siswa). Pergaulan teman sebaya memperkenalkan mereka pada salah satu
jenis narkoba ini.
Sebuah survei yang dilakukan Yayasan (KKSP) Kelompok Kerja Sosial Perkotaan di kota Medan tahun 2002 menunjukkan sekitar 68,7 persen anak jalanan pernah ‟ngelem‟. Hasil survei menunjukkan,‟ngelem‟ sudah menjadi sebuah kebiasaan, dan menyebabkan ketergantungan berat sehingga mereka tidak peduli terhadap pola makannya. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2010, jenis narkoba yang satu tahun terakhir dipakai oleh pengguna yaitu zat yang sengaja dihirup sampai mabuk (fly) di Perkotaan Nasional adalah sebanyak 35,3%. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2010, pola konsumsi narkoba pada anak tahun 2004 yang pernah pakai lem (Aica, Aibon, UHU) yaitu sebanyak 4,0% kemudian meningkat menjadi 4,8%. pada tahun 2008. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rafika Nursalam di Kota Makassar pada tahun 2009, menunjukkan bahwa 103 anak jalanan yang pernah “ngelem”. Data pengguna volatile substance abuse (VSA) dikalangan anak jalanan yang terus meningkat tiap tahunnya juga berbanding lurus dengan penggunaan VSA dikalangan siswa di Indonesia.
Meskipun remaja dari semua kelompok sosial-ekonomi memiliki kesempatan
untuk terjerumus dalam penggunaan VSA, kalangan remaja yang berasal dari tingkat
4
VSA ini, Beauvais et al., 2004 (dalam Ives:2009:235). Kebanyak dari mereka (remaja
pengguna VSA) tidak mengetahui dampak berbahaya dari perbuatannya tersebut.
Yang mereka ketahui adalah ketika mereka menghirup lem atau jenis substansi volatil lainnya, mereka akan merasa “fly”, tenang dan juga bahagia. Sedangkan dampak
seperti Sudden sniffing death (kematian mendadak seperti tercekik) , kerusakan
jaringan otak, gangguan pernapasan dan penyakit lainnya tidak diketahui mereka.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ke SMP Swasta Nurul Hasanah
melalui wawancara langsung dengan guru BK ditemukan beberapa siswa yang telah
kedapatan melakukan tindakan volatile substance abuse (VSA) pada saat diluar jam
pelajaran. Contohnya: ada siswa yang memiliki sifat mudah marah, tidak memiliki
semangat untuk belajar, sering bolos, berpenampilan urakan, dan terkadang tercium
bau zat kimia (seperti bau lem cap kambing) pada baju sekolah siswa tersebut. Dan
adanya laporan dari beberapa siswa lain yang menyatakan bahwa teman mereka
merupakan siswa yang melakukan tindakan volatile substance abuse (VSA). Bahkan
ada seorang siswa yang putus sekolah karena tidak adanya minat belajar lagi akibat
terlalu sering menghirup lem pada diluar jam sekolah.
Pada kasus seperti ini, sekolah diharapkan dapat mencegah dan
menanggulangi tindakan volatile substance abuse (VSA) dikalangan siswa agar tidak
ada lagi siswa yang melakukan tindakan volatile substance abuse (VSA) karena dapat
merusak masa depan mereka sendiri. Konselor sekolah memiliki peranan penting
dalam membantu pencegahan dan juga pengentasan tindakan volatile substance abuse
(VSA) dikalangan siswa. Salah satu cara adalah dengan melakukan bimbingan
5
Menurut Romlah (2001:3) bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu
teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai
perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan , bakat, minat serta
nilai-nilai yang dianut dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan
kelompok bukan untuk mencegah timbulnya masalah siswa dan mengembangkan
potensi siswa. Salah satu teknik dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan
menggunakan teknik home room . Teknik home room berarti kegiatan kelompok
dengan penciptaan suasana seperti dirumah, yaitu bebas, terbuka, santai, dan
blak-blakan. Dengan demikian para anggota dapat mengemukakan aspirasi dan
kecemasannya secara bebas dan tanpa merasa takut dimarahi. Masalah volatile
substance abuse (VSA) ini dibicarakan dalam kelompok dan dipimpin oleh guru.
Melalui teknik ini, guru mengarahkan siswa bagaimana cara pencegahan agar tidak
terjerumus dalam tindakan volatile substance abuse (VSA) serta cara
penanggulangannya.
Dengan begitu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian tentang
tindakan volatile substance abuse (VSA) dengan memberi layanan bimbingan
kelompok dengan teknik home room. Jadi upaya mengentaskan tindakan volatile
substance abuse (VSA) inilah yang menarik untuk dikaji lebih jauh sehingga
penelitian ini akan dilakukan dengan judul :“ Adakah Pengaruh Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Home Room Terhadap Penurunan Kecenderungan Tindakan Volatile Substance Abuse (VSA) Pada Siswa Kelas
6
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti mengidentifikasi beberapa
masalah diantaranya adalah :
a. Penggunaan volatile substance abuse (VSA) mengakibatkan siswa kurang
berminat dan kurang bersemangat dalam proses belajar dan mengajar.
b. Siswa sering membuat keributan didalam maupun luar kelas, akibat pengaruh „fly‟ dari volatile substance abuse (VSA)
c. Prestasi siswa menurun akibat penggunaan volatile substance abuse (VSA)
d. Siswa sering bolos sekolah dan lebih memilih berkumpul dengan teman
pengguna volatile substance abuse (VSA)
e. Siswa sering melawan dan bersifat tidak respek kepada guru
f. Sulit berkomunikasi dengan orang lain akibat dampak penggunaan volatile
substance abuse (VSA)
g. Mata merah dan berair serta iritasi kulit sekitar mulut dan hidung
h. Lem, solve, bekas cat tertinggal pada baju, jari tangan, hidung atau mulut
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka maka
penulis hanya membatasi permasalahan pada penurunan kecenderungan tindakan
volatile substance abuse (VSA) dengan bimbingan kelompok teknik home room pada
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah : “ Sejauh Mana Pengaruh Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Home Room terhadap penurunan
kecenderungan Tindakan Volatile Subtance Abuse (VSA) pada Siswa Kelas VIII
SMP Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014 / 2015 ? ”
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok teknik home room terhadap penurunan
kecenderungan tindakan volatile subtance abuse (VSA) pada siswa SMP Swasta
Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015 “
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi
pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini sebagai alternatif terhadap pencegahan dan
penanganan dalam tindakan volatile substance abuse (VSA) yang
dilakukan oleh siswa.
b. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti lain yang akan
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
menanggulangi masalah dalam tindakan volatile substance abuse (VSA) .
b. Bagi konselor, rumusan program yang dihasilkan dapat menjadi panduan
dalam pengentasan tindakan volatile substance abuse (VSA) pada siswa.
c. Bagi siswa, sebagai masukan dalam membantu mengatasi tindakan
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, yaitu hasil pre-test
mempunyai rata-rata (M) = 67,85 dan Standar Deviasi (SD) = 8,75, sedangkan
post-test rata-rata (M) = 61,64 dan Standar Deviasi (SD) = 8,65. Sehingga
diperoleh hipotesis bahwa thitung > ttabel (5,62 > 1,703) pada taraf signifikan 5%.
Maka hipotesa yang menyatakan, ada pengaruh antara layanan bimbingan
kelompok teknik terhadap tindakan volatile substance abuse (VSA) siswa kelas
VIII SMP Nurul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015, dapat diterima.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa saran
yaitu :
1. Bagi pihak sekolah disarankan agar memberikan program-program yang baru
dan menarik agar siswa lebih mengenal manfaat dari pemberian layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Bagi Konselor sekolah mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok teknik
homeroom dapat menurunkan tindakan volatile substance abuse (VSA)
siswa, maka selayaknya layanan bimbingan kelompok secara berlanjut dapat
tetap dilaksanakan oleh Guru BK.
3. Bagi siswa diharapkan agar lebih aktif mengikuti berbagai program BK yang
dibuat oleh sekolah agar siswa mampu mengembangkan diri dan dapat
52
4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan jika meneliti dengan model penelitian
seperti penelitian ini, agar tidak menghitung nilai responden yang sudah
rendah pada data post-test. Hal ini dikarenakan akan berpengaruh pada nilai
mean data post- test yang ada. Selain itu, diharapkan bagi peneliti selanjutnya
untuk lebih menyempurnakan kekurangan yang ada dalam pelaksanaan
53
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharshimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska
Hashim, H., Mutalip, A., dkk.,2009. “Liat Naga Boleh, Jadi Goku Pun Boleh”: Kajian remaja Penyahgunaan Inhalan Di Daerah Kuching, Sarawak. Online (http://www.adk.gov.my/html.diakses pada tanggal 24 Desember 2013)
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Ives, Richard.2009.Menangani Penyahgunaan Substansi-Substansi Volatil.Dalam Kathryn Geldard (Ed.),Konseling Remaja:Intervensi Praktis Bagi Remaja Berisiko (hlm. 235-252). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Joewana, Satya.2004.Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif : Penyahgunaan NAPZA/Narkoba. Jakarta : Buku Kedokteran (EGC)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 420/MENKES/III/2010 tentang Pedoman layanan Terapi dan Rehabilitasi Komprehensif pada Gangguan Penggunaan NAPZA Berbasis Rumah Sakit.2010. Jakarta:Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mulyadi, Mus.2013.Perilaku Ngelem Pada Anak Jalanan. Naskah Publikasi. Tanjung Pinang, Fisip Univ, Maritim Raja Ali Haji. Online.(http://jurnal.umrah.ac.id/html.diakses pada 25 Desember 2013)
NIDA(National Institute of Drug Abuse).2005.Online. (http://www.nida.nih.gov/researchreports/inhalants.html. diakses pada tanggal 23 Januari 2014)
Prayitno, & Amti, E. 2004. Dasar-Dasar BK. Jakarta : Asdi Mahasatya.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok 9 Dasar Dan Profil. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Rahmulyani.2012.Rehabilitasi dan Kesejahteraan Sosial. Medan:UNIMED
54
Santrock, John.2007.Remaja, Jilid 2. Ed. 11. Terjemahan oleh Benedictine Widyasinta. 2007. Jakarta: Erlangga.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan. Jakarta : Rineka Cipta
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Willis, Sofyan. (2010). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta
Winkel, W.S & Hastuti, Sri, MM. (2012). Bimbingan Dan Konseling. Yogyakarta :Media Abadi