• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/ 2013."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP

BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1

BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

Oleh:

NUR AZIZAH HASIBUAN

NIM. 109451014

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP

BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1

BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:

NUR AZIZAH HASIBUAN

NIM. 109451014

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik ALLAH SWT, Pencipta dan Pengendali alam semesta, atas

segala nikmat dan hidayah yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home

Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1

Batang kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.” Shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat serta seluruh generasi setelahnya. dalam

penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan

dalam menyelesaikannya. namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan

dari segala pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga. Pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd Selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi

ini. dan seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dekan FIP, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Selaku

Pembantu Dekan 1, Pembantu dekan II, dan Pembantu dekan III Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan, Serta Sekretaris Jurusan ibu Dra. Nurarjani,

M.Pd.

4. Dosen-Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat membangun

dalam skripsi ini yaitu Ibu Dra. Kemali syarif, M.Pd, Ibu Dra. Pastiria Sembiring,

(7)

5. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah

banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada

penelitian selama berada didalam maupun di luar perkuliahan.

7. Seluruh Staff dan pegawai fakultas Ilmu Pendidikan, pegawai perpustakaan

Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam

usaha surat-menyurat.

8. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang yang telah

memberikan izin penelitian.

9. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batang Kuis Darwin M.M, guru-guru serta

pegawai Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Serta siswa/siswi Di SMA Negeri 1 Batang

Kuis yang telah banyak membantu penulis.

10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Nahrin Hasibuan dan

Ibunda Siti Aminah Rangkuti S.Pd. Melalui merekalah saya temukan dan rasakan

nikmatnya Cinta-Mu. Ayah dan Ibu adalah inspirasi dan penopang semangat ananda

dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Tak lupa buat adik-adikku Tersayang

Ahmad Husein Hasibuan, Nurul Kholilah Hasibuan dan Aida Fitri Hasibuan.

Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

11.Sahabat-sahabatku tersayang Dessy Julia Anggraini, Novita andriani B, Novita Sari,

Armita Sari, Zakia Balqis, NurFitriani Zahara, Anggraini Fitria, Rahmad P.R, Friska

Ariyesta Nainggolan, Marlim Rabbil Limbong yang telah memberikan dukungan

(8)

12.Sahabat-sahabat Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 2009 khusunya Kelas

Reguler A, Reguler B dan Ekstensi yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu

persatu.

13.Juga untuk semua teman-teman PPLT 2012 SMA Muhammadiyah 8 Kisaran. Terima

kasih juga kepada Bapak Kepala Sekolah Drs. Mohd. Thohir, S.Pd, dan Bapak

M. Ilham Surya Lubis, S.Ag, Serta Bapak Abdillah, S.Pd serta semua pihak yang

tidak tersebutkan oleh penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan

terima kasih.

Medan, 29 Agustus 2013

Penulis

NUR AZIZAH HASIBUAN

(9)

ABSTRAK

NUR AZIZAH HASIBUAN. NIM: 109451014. Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X SMA N 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan dari penelitian adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013.

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen) dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang sikap belajar aktif siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room. Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room berpengaruh terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t dengan hasil thitung > ttabel yaitu 4,20 > 2,045 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari

(10)
(11)

c. Isi Layanan Bimbingan Kelompok ... 19

2.4 Meningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 37

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

a. Deskripsi Keadaan SMA N 1 Batang Kuis ... 37

(12)

4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 39

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis ... 40

1. Uji Validitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 41

2. Uji Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 41

4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41

1. Data Pre-test Sikap Belajar Aktif ... 41

2. Data Post-test Sikap Belajar Aktif ... 42

4.6 Ujian Hipotesis... 43

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 31

Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Sikap belajar Aktif ... 32

Tabel 3 Validitas Instrumen Sikap Belajar Aktif ... 54

Tabel 4 Ringkasan Hasil Perhitungan Angket Sikap Belajar Aktif ... 58

Tabel 5 Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 60

Tabel 6 Sebaran Data Pre-test Sikap Belajar Aktif ... 65

Tabel 7 Perhitungan Kategori Sikap Belajar Aktif Sebelum Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 66

Tabel 8 Sebaran Data Post-test Angket Sikap Belajar Aktif ... 68

Tabel 9 Perhitungan Kategori Sikap Belajar aktif Sesudah Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 69

Tabel 10 Pengujian Hipotesis ... 75

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1,... 136

Gambar 2,3... 137

Gambar 4,5... 138

Gambar 6,7... 139

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar Aktif ... 50

Lampiran 2: Kuisioner ... 52

Lampiran 3: Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Sikap Belajar Aktif 55 Lampiran 4: Perhitungan Uji Validitas Angket Sikap Belajar aktif ... 59

Lampiran 5: Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 59

Lampiran 6: Kuisioner Sikap belajar aktif yang Valid ... 62

Lampiran 7: Sebaran Data Pre-test Angket Sikap Belajar Aktif ... 65

Lampiran 8: Perhitungan Sikap Belajar aktif Sebelum Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 66

Lampiran 9: Sebaran Data Post-test Angket Sikap belajar Aktif ... 68

Lampiran 10: Perhitungan Kategori Sikap Belajar Aktif Sesudah Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 69

Lampiran 11: Perhitungan Harga Rata-Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Pre-test ... 71

Lampiran 12: Perhitungan Harga Rata-Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Post-test ... 73

Lampiran 13: Pengujian Hipotesis ... 75

Lampiran 14: Perhitungan Peningkatan Sikap Belajar Aktif ... 77

Lampiran 15: RPLBK Sikap Belajar Aktif ... 78

Pola Tempat Duduk ... 82

Daftar Hadir Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 83

Materi Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 85

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan bagian dari proses pendidikan. pendidikan di

maksudkan membantu siswa tumbuh dan berkembang, menemukan pribadinya di dalam ke

dewasaan masing-masing individu secara maksimal dalam berbagai aspek kepribadian dan

menjadi manusia yang dewasa dan mandiri di tengah-tengah masyarakat. pendidikan

di anggap berhasil apabila siswa-siswinya mampu menempatkan dan mengembangkan

dirinya sesuai dengan kemampuan yang di milikinya baik di sekolah maupun dalam

kehidupan bermasyarakat.

Seharusnya dalam proses belajar sikap yang paling di butuhkan siswa adalah sikap

belajar aktif, tapi pada kenyataannya dalam proses belajar di sekolah, siswa mudah sekali

terjebak dalam sikap belajar pasif, ketika menjalani proses belajar. sikap belajar pasif ini

terjadi karena kurang di sadarinya, mungkin kita juga mengalami hal yang sama, terutama

pada praktik belajar mengajar di dalam kelas. siswa cenderung menerima begitu saja apa

yang di berikan atau di jelaskan guru padanya. siswa tidak memiliki keberanian untuk

mengungkapkan keingintahuannya atau ketidaktahuannya yang berkaitan dengan materi

pelajaran. siswa selalu di hadapkan pada kesulitan-kesulitan pemahaman terhadap

bagian-bagian yang sulit dalam materi pelajaran. dimana siswa pun tidak berperan aktif

mengungkapkan hasrat ingin tahu dan ketidak tahuannya.

Benturan-benturan yang dihadapi siswa tersebut menimbulkan gap (jurang pemisah)

dalam lanjutan komunikasi antara guru dan siswa. guru terus melanjutkan penyajian materi

(17)

yang terjadi, siswa pun tak mampu lagi merespons atau tak mampu menginterpretasikan

materi pelajaran. siswa sering kehilangan kontrol proses penalarannya terhadap materi

pelajaran. gairah belajar pun menjadi drop dan cenderung untuk tidak menghasilkan sesuatu.

Dalam belajar dibutuhkan perasaan yang kuat dan teguh untuk mendorong diri sendiri

melakukan kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses aktif dari peserta didik dalam

membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah

guru tentang pengetahuan. sehingga seandainya siswa tidak turut serta dalam berbagai

kegiatan belajar maka tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal.

mendidik tidak hanya memberikan dan mentransfer ilmu pengetahuan (Transfer Of

Knowledge), tetapi pendidik harus bertanggung jawab dan memiliki kemampuan dalam

pengelolaan pembelajaran (Manager Of Learning), guru juga harus dapat mengarahkan

(Director Of Learning), dan guru juga sebagai fasilitator dan perencana kegiatan siswa (The

Planner Of Future Society). seharusnya saat melakukan kegiatan belajar aktif didalam kelas

antar guru dan murid harus terjadi interaksi yang tinggi, dengan tujuan agar proses belajar

mengajar akan berjalan secara efektif, dalam merumuskan bahan pelajaran harus diatur

sedemikian rupa agar menantang siswa aktif mempelajarinya. kegiatan belajar siswa

ditetapkan dan diurutkan secara sistematik sehingga memberi peluang adanya kegiatan

belajar bersama, kegiatan belajar kelompok, dan kegiatan belajar aktif siswa.

Seperti yang dikemukakan oleh Chiekering and Gamson (2011:59) “mengatakan

bahwa sikap belajar aktif adalah melibatkan dan penempatan diri dalam berbicara,

mendengar, membaca, menulis, berdiskusi, berpikir secara mendalam, seperti (analisis,

sintesis, evaluasi) dan terlibat dalam memecahkan masalah”.

Akan tetapi pada saat ini murid kurang berperan aktif dalam proses belajar dan

mengakibatkan proses belajar mengajar didalam kelas bersifat monoton (hanya berjalan 1

(18)

tidaklah efektif jika siswa hanya diberi catatan atau disuruh mengerjakan latihan soal,

sementara guru melakukan kegiatan untuk kepentingan pribadi yang sebenarnya dapat

ditangguhkan. seharusnya guru mendidik siswa yang pasif dalam belajar menjadi siswa yang

aktif di dalam belajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara

efektif, dan aktif, dan memudahkan siswa untuk menjadi lebih tau tentang materi

pembelajaran yang disampaikan pada saat proses belajar mengajar didalam kelas. sehingga

siswa mencapai hasil belajar yang optimal sesuai yang di inginkan.

Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sikap belajar aktif adalah

keterlibatan siswa secara individu untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus mendengar,

melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain untuk mengambil

tanggung jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri.

Sikap belajar aktif dimaksud untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang

dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan

sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. belajar yang bermakna terjadi apabila

siswanya memiliki sikap belajar aktif dan berperan secara aktif dalam proses belajar dan

akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya. pada

kenyataannya di sekolah-sekolah terdapat beberapa fenomena atau faktor penyebab

mengapa siswa tidak memiliki sikap belajar aktif diantaranya yaitu: ketidak percayaan diri

siswa dalam mengemukakan sesuatu yang ada dalam pikirannya, kurang berkonsentrasi atau

perhatian siswa terhadap pelajaran yang dijelaskan oleh guru, tidak memiliki kecakapan

dalam berkomunikasi, dan cara-cara belajar yang baik, merasa takut salah dalam bertanya,

dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan komentar, kemampuan siswa dalam

(19)

dan kurangnya respon atau stimulus guru terhadap siswa, takut disepelekan orang atas

kemampuan yang dimilikinya. demikianlah faktor yang menyebabkan siswa tidak memiliki

sikap belajar aktif dalam belajar.

Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab tentunya akan memudahkan membenahi

strategi belajar yang baik. oleh karena itu, sikap belajar aktif siswa sangat di harapkan dalam

proses belajar di kelas, agar pelajaran yang di berikan dan yang di jelaskan guru tersebut

dapat di pahami dan dimengerti oleh siswa, dan siswa tersebut memiliki sikap belajar aktif

dalam belajar. sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan efektif

seperti yang kita harapkan.

Sesuai dengan faktor diatas, banyak cara yang bisa meningkatkan dan menumbuhkan

sikap belajar aktif siswa dalam belajar beberapa diantaranya adalah semua tenaga pendidik

berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa belajar, sebagai nara

sumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, siswa dibimbing, diajari

dan dilatih menjelajah, mempertanyakan sesuatu kepada siswa tentang hal-hal yang dipelajari,

menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola dan menyampaikan hasil perolehannya

secara komunikatif, adanya lingkungan belajar yang kondusif, adanya kesiapan siswa dalam

belajar (learning readiness), menanamkan minat dan motivasi belajar siswa dengan cara

mengembangkan kemampuan berfikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi, aktif

bertanya, dan menyatakan pendapat, siswa mempunyai cara belajar yang baik, siswa

berpartisipasi dengan baik dalam pelajaran, mendengarkan dan mengerjakan sesuatu yang

berkaitan dengan materi pelajaran, dan perlu disediakan waktu yang menyegarkan pikiran

(Refreshing) saat menghadapi kejemuan belajar didalam kelas. dengan adanya sikap belajar aktif

dalam belajar, siswa juga diharapkan mampu memodifikasi pengetahuan yang baru diterima

(20)

mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki, selalu berpikir kritis, positif

dan tanggap, berpikir secara sistematis, tidak menganggap dirinya lemah, semangat dalam

belajar. jika siswa-siswi dengan keadaan masalah di atas dan tepat, cepat ditangani gejalanya,

maka akan dapat mempengaruhi kehidupan akademik atau belajar, sosial, pribadi, maupun

emosional serta perubahan tingkahlaku siswi tersebut ke arah yang lebih baik dan

siswa-siswi pun mencapai kesuksesan dalam kehidupan, terutama kehidupan dalam belajar.

Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara yang peneliti laksanakan pada tanggal

12 Februari 2013 di SMA Negeri 1 batang kuis terhadap guru BK, beberapa wali kelas, dan

beberapa guru bidang studi, peneliti menemukan masalah atau kasus secara keseluruhan

masih banyak ditemui siswa yang mengalami hal yang sama seperti yang dihadapi siswa

lainnya, yaitu kurang memiliki sikap belajar aktif dalam proses belajar (pada beberapa mata

pelajaran) yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

yaitu: ketidak percayaan diri siswa dalam mengemukakan sesuatu yang ada dalam

pikirannya, kurang berkonsentrasi atau perhatian siswa terhadap pelajaran yang dijelaskan

oleh guru, tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan cara-cara belajar yang baik,

merasa takut salah dalam bertanya, dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan

komentar, kemampuan siswa dalam mendengar kurang terhadap apa yang disampaikan guru,

tidak ada kesiapan dalam belajar, dan kurangnya respon atau stimulus guru terhadap siswa,

takut disepelekan orang atas kemampuan yang dimilikinya. demikianlah faktor yang

menimbulkan ketidak aktifan siswa dalam belajar. sehingga anak tersebut tidak dapat

berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Dalam meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar, banyak upaya yang harus

dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok melalui

(21)

belajar, sehingga siswa tersebut memiliki sikap belajar aktif dan lebih baik lagi dalam

mencapai kesuksesan dalam belajar. dan sekolah pun bangga memiliki siswa yang

mempunyai sikap belajar aktif di dalam kelas.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan penting dalam usaha

meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah, maupun di masyarakat

sebagai anggota masyarakat. sekolah diharapkan dapat mendidik dan membina serta

meningkatkan sikap belajar aktif siswa di dalam belajar. konselor, wali kelas, guru-guru

bidang studi, dan guru-guru lainnya yang ada disekolah tersebut memiliki peranan penting

membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap siswa dalam belajar, agar siswa

tersebut mempunyai sikap belajar aktif dalam belajar. salah satu upaya yang dapat dilakukan

konselor untuk membantu mengembangkan, dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa yaitu

dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room pada siswa.

Melalui layanan bimbingan kelompok teknik home room guru pembimbing secara

langsung berada dalam kelompok tersebut, dan bertindak sebagai fasilitator (pemimpin

kelompok) dalam kelompok yang terjadi, dengan menerapkan strategi pengembangan dan

teknik-teknik bimbingan kelompok. salah satu teknik bimbingan kelompok yang peneliti

gunakan yaitu teknik home room. program home room ini dilakukan di luar jam pelajaran

dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi

yang bebas dan menyenangkan. dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan

perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. tujuan utama program ini

adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya

(22)

Menurut Romlah (2006:123) “home room adalah teknik penciptaan suasana

kekeluargaan yang digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di

luar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor”.

Dengan bimbingan kelompok teknik home room dapat membantu siswa sekaligus

dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah.

karena tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk mengembangan dan meningkatkan

sikap belajar aktif siswa dalam belajar dan untuk menuju proses belajar yang baik dan lebih

efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa baik verbal maupun non verbal.

Berdasarkan Problematika tersebut, peneliti sangat termotivasi untuk meneliti

Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Siswa tidak mampu, tidak mau, dan takut dalam mengemukakan pendapatnya, dalam

bertanya, memberikan saran, kritik dalam proses belajar.

2) Siswa kurang percaya diri, dan meremehkan kemampuannya, dan pengetahuan yang

dimilikinya. dan takut, khawatir di sepelekan orang akan kemampuannya.

3) Siswa kurang persiapan dan tidak ada kesiapan dalam mengikuti proses belajar, tidak

memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan siswa kurang menjalin komunikasi

dengan guru dan teman-teman.

4) Siswa memiliki kebiasaan belajar yang buruk, siswa kurang berkonsentrasi dan

(23)

5) Kurangnya stimulus guru terhadap siswa.

1.3Batasan Masalah

Untuk lebih mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji, maka dilakukan

pembatasan masalah. mengingat keterbatasan, kemampuan, dan waktu yang peneliti

miliki, maka penelitian ini dibatasi hanya pada Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas

X Di SMA N 1 Batang Kuis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, secara khusus masalah ini dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik

Home Room Terhadap Peningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA N 1

Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah : “Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Layanan

Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif

Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi

pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Manfaat Praktis

(24)

2. Bagi guru pembimbing dan calon konselor di sekolah, untuk dapat dijadikan pedoman khususnya untuk membantu meningkatkan sikap belajar aktif siswa dengan penerapan

bimbingan kelompok teknik home room.

3. Bagi siswa, yang sebelumnya tidak memiliki sikap belajar aktif setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik home room memiliki sikap belajar aktif dalam

belajar.

B. Manfaat Teoritis

1. Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan pengembangan bimbingan kelompok, dan wujud dari

sumbangan tersebut yaitu ditemukannya hasil-hasil penelitian baru tentang

bimbingan dan konseling guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian

layanan bimbingan kelompok teknik home room mempunyai pengaruh yang signifikan dalam

meningkatkan sikap belajar aktf siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis, hal ini diketahui

dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung > t tabel (4,20 > 2,045). Jadi hipotesa yang

berbunyi ”ada pengaruh yang signifikan dari pemberian layanan bimbingan kelompok teknik

home room terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang

Kuis T.A. 2013/2013, dapat diterima”.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a) Bagi pihak sekolah terutama konselor, hendaknya lebih memperhatikan dan lebih

peduli dalam upaya meningkatkan sikap belajar aktif siswa-siswi, salah satu

caranya dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik home room.

b) Konselor hendaknya memberikan bimbingan dan kegiatan yang menarik, sehingga

siswa dapat secara sukarela mengikuti kegiatan bimbingan, serta menindaklanjuti

kegiatan bimbingan dengan mengadakan kegiatan bimbingan kelompok, konseling

kelompok, atau konseling individu.

c) Bagi siswa/siswi yang mengalami kurangnya sikap belajar aktif, hendaknya ada

keinginan untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok teknik home room dan

Referensi

Dokumen terkait

belakang karena pergeseran dan yang sering terjadi pada Tulang belakang yang. bergerak, seperti Cervical 5 sampai 7 dan Lumbal 4, 5 sampai

Despite its problems; the novel's thrilling plot, the great acting and the superb score (by Hans Zimmer) make the movie an enjoyable experience, and while it definitely could had

Analisis kuadran dalam penelitian ini digunakan untuk melihat dampak implementasi program PEMP periode 2005-2009 terhadap 20 kabupaten/kota pesisir, yaitu

(2) Apakah teknik terapi latihan pada fraktur pertrocanther femur dekstra dapat memelihara atau menjaga (a) kekuatan otot (b) mengurangi nyeri (c)mengurangi oedem atau bengkak

Dari hasil analisis didapatkan sebagian debit banjir melimpas antara lain di saluran tersier 8, 11, 5, 21, 24, 25, 28, 29, disebabkan kurang memadainya dimensi saluran untuk

Di atas telah disebutkan perihal hubungan timbal balik antara kompetensi penerjemahan dan kualitas terjemahan. Jika kompetensi penerjemahan yang dimiliki seseorang

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah atribut pada ikan kakap merah ( Lutja nus a rgentima culatus ) telah memenuhi sifat ideal sesuai dengan

Pendekatan yang bersifat yuridis ini bermaksud agar seluruh permasalahan harus mendasarkan pada peraturan hukum yang berlaku. Hal ini bertujuan agar permasalahan yang