PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP
BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1
BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/2013
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Oleh:
NUR AZIZAH HASIBUAN
NIM. 109451014
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
TEKNIK HOME ROOM TERHADAP PENINGKATAN SIKAP
BELAJAR AKTIF SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1
BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh:
NUR AZIZAH HASIBUAN
NIM. 109451014
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik ALLAH SWT, Pencipta dan Pengendali alam semesta, atas
segala nikmat dan hidayah yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home
Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1
Batang kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.” Shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat serta seluruh generasi setelahnya. dalam
penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan
dalam menyelesaikannya. namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan
dari segala pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd Selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
ini. dan seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED
2. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dekan FIP, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Selaku
Pembantu Dekan 1, Pembantu dekan II, dan Pembantu dekan III Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Universitas Negeri Medan, Serta Sekretaris Jurusan ibu Dra. Nurarjani,
M.Pd.
4. Dosen-Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat membangun
dalam skripsi ini yaitu Ibu Dra. Kemali syarif, M.Pd, Ibu Dra. Pastiria Sembiring,
5. Bapak Drs. Nasrun, MS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah
banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada
penelitian selama berada didalam maupun di luar perkuliahan.
7. Seluruh Staff dan pegawai fakultas Ilmu Pendidikan, pegawai perpustakaan
Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam
usaha surat-menyurat.
8. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang yang telah
memberikan izin penelitian.
9. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batang Kuis Darwin M.M, guru-guru serta
pegawai Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Serta siswa/siswi Di SMA Negeri 1 Batang
Kuis yang telah banyak membantu penulis.
10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Nahrin Hasibuan dan
Ibunda Siti Aminah Rangkuti S.Pd. Melalui merekalah saya temukan dan rasakan
nikmatnya Cinta-Mu. Ayah dan Ibu adalah inspirasi dan penopang semangat ananda
dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Tak lupa buat adik-adikku Tersayang
Ahmad Husein Hasibuan, Nurul Kholilah Hasibuan dan Aida Fitri Hasibuan.
Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
11.Sahabat-sahabatku tersayang Dessy Julia Anggraini, Novita andriani B, Novita Sari,
Armita Sari, Zakia Balqis, NurFitriani Zahara, Anggraini Fitria, Rahmad P.R, Friska
Ariyesta Nainggolan, Marlim Rabbil Limbong yang telah memberikan dukungan
12.Sahabat-sahabat Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 2009 khusunya Kelas
Reguler A, Reguler B dan Ekstensi yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu.
13.Juga untuk semua teman-teman PPLT 2012 SMA Muhammadiyah 8 Kisaran. Terima
kasih juga kepada Bapak Kepala Sekolah Drs. Mohd. Thohir, S.Pd, dan Bapak
M. Ilham Surya Lubis, S.Ag, Serta Bapak Abdillah, S.Pd serta semua pihak yang
tidak tersebutkan oleh penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan
terima kasih.
Medan, 29 Agustus 2013
Penulis
NUR AZIZAH HASIBUAN
ABSTRAK
NUR AZIZAH HASIBUAN. NIM: 109451014. Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X SMA N 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan dari penelitian adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013.
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen) dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang sikap belajar aktif siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner. Instrument diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room. Teknik analisis data menggunakan uji beda (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room berpengaruh terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t dengan hasil thitung > ttabel yaitu 4,20 > 2,045 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
c. Isi Layanan Bimbingan Kelompok ... 19
2.4 Meningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 37
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37
a. Deskripsi Keadaan SMA N 1 Batang Kuis ... 37
4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 39
4.4 Pengujian Persyaratan Analisis ... 40
1. Uji Validitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 41
2. Uji Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 41
4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41
1. Data Pre-test Sikap Belajar Aktif ... 41
2. Data Post-test Sikap Belajar Aktif ... 42
4.6 Ujian Hipotesis... 43
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 46
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 31
Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Sikap belajar Aktif ... 32
Tabel 3 Validitas Instrumen Sikap Belajar Aktif ... 54
Tabel 4 Ringkasan Hasil Perhitungan Angket Sikap Belajar Aktif ... 58
Tabel 5 Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 60
Tabel 6 Sebaran Data Pre-test Sikap Belajar Aktif ... 65
Tabel 7 Perhitungan Kategori Sikap Belajar Aktif Sebelum Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 66
Tabel 8 Sebaran Data Post-test Angket Sikap Belajar Aktif ... 68
Tabel 9 Perhitungan Kategori Sikap Belajar aktif Sesudah Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 69
Tabel 10 Pengujian Hipotesis ... 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1,... 136
Gambar 2,3... 137
Gambar 4,5... 138
Gambar 6,7... 139
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Sikap Belajar Aktif ... 50
Lampiran 2: Kuisioner ... 52
Lampiran 3: Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Sikap Belajar Aktif 55 Lampiran 4: Perhitungan Uji Validitas Angket Sikap Belajar aktif ... 59
Lampiran 5: Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Sikap Belajar Aktif ... 59
Lampiran 6: Kuisioner Sikap belajar aktif yang Valid ... 62
Lampiran 7: Sebaran Data Pre-test Angket Sikap Belajar Aktif ... 65
Lampiran 8: Perhitungan Sikap Belajar aktif Sebelum Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 66
Lampiran 9: Sebaran Data Post-test Angket Sikap belajar Aktif ... 68
Lampiran 10: Perhitungan Kategori Sikap Belajar Aktif Sesudah Di Berikan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 69
Lampiran 11: Perhitungan Harga Rata-Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Pre-test ... 71
Lampiran 12: Perhitungan Harga Rata-Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Post-test ... 73
Lampiran 13: Pengujian Hipotesis ... 75
Lampiran 14: Perhitungan Peningkatan Sikap Belajar Aktif ... 77
Lampiran 15: RPLBK Sikap Belajar Aktif ... 78
Pola Tempat Duduk ... 82
Daftar Hadir Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 83
Materi Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ... 85
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan bagian dari proses pendidikan. pendidikan di
maksudkan membantu siswa tumbuh dan berkembang, menemukan pribadinya di dalam ke
dewasaan masing-masing individu secara maksimal dalam berbagai aspek kepribadian dan
menjadi manusia yang dewasa dan mandiri di tengah-tengah masyarakat. pendidikan
di anggap berhasil apabila siswa-siswinya mampu menempatkan dan mengembangkan
dirinya sesuai dengan kemampuan yang di milikinya baik di sekolah maupun dalam
kehidupan bermasyarakat.
Seharusnya dalam proses belajar sikap yang paling di butuhkan siswa adalah sikap
belajar aktif, tapi pada kenyataannya dalam proses belajar di sekolah, siswa mudah sekali
terjebak dalam sikap belajar pasif, ketika menjalani proses belajar. sikap belajar pasif ini
terjadi karena kurang di sadarinya, mungkin kita juga mengalami hal yang sama, terutama
pada praktik belajar mengajar di dalam kelas. siswa cenderung menerima begitu saja apa
yang di berikan atau di jelaskan guru padanya. siswa tidak memiliki keberanian untuk
mengungkapkan keingintahuannya atau ketidaktahuannya yang berkaitan dengan materi
pelajaran. siswa selalu di hadapkan pada kesulitan-kesulitan pemahaman terhadap
bagian-bagian yang sulit dalam materi pelajaran. dimana siswa pun tidak berperan aktif
mengungkapkan hasrat ingin tahu dan ketidak tahuannya.
Benturan-benturan yang dihadapi siswa tersebut menimbulkan gap (jurang pemisah)
dalam lanjutan komunikasi antara guru dan siswa. guru terus melanjutkan penyajian materi
yang terjadi, siswa pun tak mampu lagi merespons atau tak mampu menginterpretasikan
materi pelajaran. siswa sering kehilangan kontrol proses penalarannya terhadap materi
pelajaran. gairah belajar pun menjadi drop dan cenderung untuk tidak menghasilkan sesuatu.
Dalam belajar dibutuhkan perasaan yang kuat dan teguh untuk mendorong diri sendiri
melakukan kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses aktif dari peserta didik dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
guru tentang pengetahuan. sehingga seandainya siswa tidak turut serta dalam berbagai
kegiatan belajar maka tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar secara optimal.
mendidik tidak hanya memberikan dan mentransfer ilmu pengetahuan (Transfer Of
Knowledge), tetapi pendidik harus bertanggung jawab dan memiliki kemampuan dalam
pengelolaan pembelajaran (Manager Of Learning), guru juga harus dapat mengarahkan
(Director Of Learning), dan guru juga sebagai fasilitator dan perencana kegiatan siswa (The
Planner Of Future Society). seharusnya saat melakukan kegiatan belajar aktif didalam kelas
antar guru dan murid harus terjadi interaksi yang tinggi, dengan tujuan agar proses belajar
mengajar akan berjalan secara efektif, dalam merumuskan bahan pelajaran harus diatur
sedemikian rupa agar menantang siswa aktif mempelajarinya. kegiatan belajar siswa
ditetapkan dan diurutkan secara sistematik sehingga memberi peluang adanya kegiatan
belajar bersama, kegiatan belajar kelompok, dan kegiatan belajar aktif siswa.
Seperti yang dikemukakan oleh Chiekering and Gamson (2011:59) “mengatakan
bahwa sikap belajar aktif adalah melibatkan dan penempatan diri dalam berbicara,
mendengar, membaca, menulis, berdiskusi, berpikir secara mendalam, seperti (analisis,
sintesis, evaluasi) dan terlibat dalam memecahkan masalah”.
Akan tetapi pada saat ini murid kurang berperan aktif dalam proses belajar dan
mengakibatkan proses belajar mengajar didalam kelas bersifat monoton (hanya berjalan 1
tidaklah efektif jika siswa hanya diberi catatan atau disuruh mengerjakan latihan soal,
sementara guru melakukan kegiatan untuk kepentingan pribadi yang sebenarnya dapat
ditangguhkan. seharusnya guru mendidik siswa yang pasif dalam belajar menjadi siswa yang
aktif di dalam belajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara
efektif, dan aktif, dan memudahkan siswa untuk menjadi lebih tau tentang materi
pembelajaran yang disampaikan pada saat proses belajar mengajar didalam kelas. sehingga
siswa mencapai hasil belajar yang optimal sesuai yang di inginkan.
Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sikap belajar aktif adalah
keterlibatan siswa secara individu untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus mendengar,
melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain untuk mengambil
tanggung jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri.
Sikap belajar aktif dimaksud untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang
dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. belajar yang bermakna terjadi apabila
siswanya memiliki sikap belajar aktif dan berperan secara aktif dalam proses belajar dan
akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya. pada
kenyataannya di sekolah-sekolah terdapat beberapa fenomena atau faktor penyebab
mengapa siswa tidak memiliki sikap belajar aktif diantaranya yaitu: ketidak percayaan diri
siswa dalam mengemukakan sesuatu yang ada dalam pikirannya, kurang berkonsentrasi atau
perhatian siswa terhadap pelajaran yang dijelaskan oleh guru, tidak memiliki kecakapan
dalam berkomunikasi, dan cara-cara belajar yang baik, merasa takut salah dalam bertanya,
dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan komentar, kemampuan siswa dalam
dan kurangnya respon atau stimulus guru terhadap siswa, takut disepelekan orang atas
kemampuan yang dimilikinya. demikianlah faktor yang menyebabkan siswa tidak memiliki
sikap belajar aktif dalam belajar.
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab tentunya akan memudahkan membenahi
strategi belajar yang baik. oleh karena itu, sikap belajar aktif siswa sangat di harapkan dalam
proses belajar di kelas, agar pelajaran yang di berikan dan yang di jelaskan guru tersebut
dapat di pahami dan dimengerti oleh siswa, dan siswa tersebut memiliki sikap belajar aktif
dalam belajar. sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan efektif
seperti yang kita harapkan.
Sesuai dengan faktor diatas, banyak cara yang bisa meningkatkan dan menumbuhkan
sikap belajar aktif siswa dalam belajar beberapa diantaranya adalah semua tenaga pendidik
berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa belajar, sebagai nara
sumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, siswa dibimbing, diajari
dan dilatih menjelajah, mempertanyakan sesuatu kepada siswa tentang hal-hal yang dipelajari,
menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola dan menyampaikan hasil perolehannya
secara komunikatif, adanya lingkungan belajar yang kondusif, adanya kesiapan siswa dalam
belajar (learning readiness), menanamkan minat dan motivasi belajar siswa dengan cara
mengembangkan kemampuan berfikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi, aktif
bertanya, dan menyatakan pendapat, siswa mempunyai cara belajar yang baik, siswa
berpartisipasi dengan baik dalam pelajaran, mendengarkan dan mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi pelajaran, dan perlu disediakan waktu yang menyegarkan pikiran
(Refreshing) saat menghadapi kejemuan belajar didalam kelas. dengan adanya sikap belajar aktif
dalam belajar, siswa juga diharapkan mampu memodifikasi pengetahuan yang baru diterima
mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang mereka miliki, selalu berpikir kritis, positif
dan tanggap, berpikir secara sistematis, tidak menganggap dirinya lemah, semangat dalam
belajar. jika siswa-siswi dengan keadaan masalah di atas dan tepat, cepat ditangani gejalanya,
maka akan dapat mempengaruhi kehidupan akademik atau belajar, sosial, pribadi, maupun
emosional serta perubahan tingkahlaku siswi tersebut ke arah yang lebih baik dan
siswa-siswi pun mencapai kesuksesan dalam kehidupan, terutama kehidupan dalam belajar.
Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara yang peneliti laksanakan pada tanggal
12 Februari 2013 di SMA Negeri 1 batang kuis terhadap guru BK, beberapa wali kelas, dan
beberapa guru bidang studi, peneliti menemukan masalah atau kasus secara keseluruhan
masih banyak ditemui siswa yang mengalami hal yang sama seperti yang dihadapi siswa
lainnya, yaitu kurang memiliki sikap belajar aktif dalam proses belajar (pada beberapa mata
pelajaran) yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
yaitu: ketidak percayaan diri siswa dalam mengemukakan sesuatu yang ada dalam
pikirannya, kurang berkonsentrasi atau perhatian siswa terhadap pelajaran yang dijelaskan
oleh guru, tidak memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan cara-cara belajar yang baik,
merasa takut salah dalam bertanya, dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan
komentar, kemampuan siswa dalam mendengar kurang terhadap apa yang disampaikan guru,
tidak ada kesiapan dalam belajar, dan kurangnya respon atau stimulus guru terhadap siswa,
takut disepelekan orang atas kemampuan yang dimilikinya. demikianlah faktor yang
menimbulkan ketidak aktifan siswa dalam belajar. sehingga anak tersebut tidak dapat
berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar, banyak upaya yang harus
dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok melalui
belajar, sehingga siswa tersebut memiliki sikap belajar aktif dan lebih baik lagi dalam
mencapai kesuksesan dalam belajar. dan sekolah pun bangga memiliki siswa yang
mempunyai sikap belajar aktif di dalam kelas.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan penting dalam usaha
meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah, maupun di masyarakat
sebagai anggota masyarakat. sekolah diharapkan dapat mendidik dan membina serta
meningkatkan sikap belajar aktif siswa di dalam belajar. konselor, wali kelas, guru-guru
bidang studi, dan guru-guru lainnya yang ada disekolah tersebut memiliki peranan penting
membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap siswa dalam belajar, agar siswa
tersebut mempunyai sikap belajar aktif dalam belajar. salah satu upaya yang dapat dilakukan
konselor untuk membantu mengembangkan, dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa yaitu
dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik home room pada siswa.
Melalui layanan bimbingan kelompok teknik home room guru pembimbing secara
langsung berada dalam kelompok tersebut, dan bertindak sebagai fasilitator (pemimpin
kelompok) dalam kelompok yang terjadi, dengan menerapkan strategi pengembangan dan
teknik-teknik bimbingan kelompok. salah satu teknik bimbingan kelompok yang peneliti
gunakan yaitu teknik home room. program home room ini dilakukan di luar jam pelajaran
dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi
yang bebas dan menyenangkan. dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan
perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. tujuan utama program ini
adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya
Menurut Romlah (2006:123) “home room adalah teknik penciptaan suasana
kekeluargaan yang digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di
luar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor”.
Dengan bimbingan kelompok teknik home room dapat membantu siswa sekaligus
dalam mengembangkan dan meningkatkan sikap belajar aktif siswa dalam belajar di sekolah.
karena tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk mengembangan dan meningkatkan
sikap belajar aktif siswa dalam belajar dan untuk menuju proses belajar yang baik dan lebih
efektif serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa baik verbal maupun non verbal.
Berdasarkan Problematika tersebut, peneliti sangat termotivasi untuk meneliti
“Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Siswa tidak mampu, tidak mau, dan takut dalam mengemukakan pendapatnya, dalam
bertanya, memberikan saran, kritik dalam proses belajar.
2) Siswa kurang percaya diri, dan meremehkan kemampuannya, dan pengetahuan yang
dimilikinya. dan takut, khawatir di sepelekan orang akan kemampuannya.
3) Siswa kurang persiapan dan tidak ada kesiapan dalam mengikuti proses belajar, tidak
memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan siswa kurang menjalin komunikasi
dengan guru dan teman-teman.
4) Siswa memiliki kebiasaan belajar yang buruk, siswa kurang berkonsentrasi dan
5) Kurangnya stimulus guru terhadap siswa.
1.3Batasan Masalah
Untuk lebih mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji, maka dilakukan
pembatasan masalah. mengingat keterbatasan, kemampuan, dan waktu yang peneliti
miliki, maka penelitian ini dibatasi hanya pada Pengaruh Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas
X Di SMA N 1 Batang Kuis.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, secara khusus masalah ini dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah Ada Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan kelompok Teknik
Home Room Terhadap Peningkatkan Sikap Belajar Aktif Siswa Kelas X Di SMA N 1
Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah : “Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Layanan
Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Terhadap Peningkatan Sikap Belajar Aktif
Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi
pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Manfaat Praktis
2. Bagi guru pembimbing dan calon konselor di sekolah, untuk dapat dijadikan pedoman khususnya untuk membantu meningkatkan sikap belajar aktif siswa dengan penerapan
bimbingan kelompok teknik home room.
3. Bagi siswa, yang sebelumnya tidak memiliki sikap belajar aktif setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik home room memiliki sikap belajar aktif dalam
belajar.
B. Manfaat Teoritis
1. Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan pengembangan bimbingan kelompok, dan wujud dari
sumbangan tersebut yaitu ditemukannya hasil-hasil penelitian baru tentang
bimbingan dan konseling guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian
layanan bimbingan kelompok teknik home room mempunyai pengaruh yang signifikan dalam
meningkatkan sikap belajar aktf siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis, hal ini diketahui
dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung > t tabel (4,20 > 2,045). Jadi hipotesa yang
berbunyi ”ada pengaruh yang signifikan dari pemberian layanan bimbingan kelompok teknik
home room terhadap peningkatan sikap belajar aktif siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang
Kuis T.A. 2013/2013, dapat diterima”.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah:
a) Bagi pihak sekolah terutama konselor, hendaknya lebih memperhatikan dan lebih
peduli dalam upaya meningkatkan sikap belajar aktif siswa-siswi, salah satu
caranya dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik home room.
b) Konselor hendaknya memberikan bimbingan dan kegiatan yang menarik, sehingga
siswa dapat secara sukarela mengikuti kegiatan bimbingan, serta menindaklanjuti
kegiatan bimbingan dengan mengadakan kegiatan bimbingan kelompok, konseling
kelompok, atau konseling individu.
c) Bagi siswa/siswi yang mengalami kurangnya sikap belajar aktif, hendaknya ada
keinginan untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok teknik home room dan