• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. berupa pengamatan (Wang), pendengaran dan penciuman (Wen), anamnesa (Wun),

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. berupa pengamatan (Wang), pendengaran dan penciuman (Wen), anamnesa (Wun),"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

51

Pada bab ini akan dibahas korelasi antara teori yang penulis ambil dari referensi dengan penerapan penatalaksanaan akupunktur yang meliputi pengkajian berupa pengamatan (Wang), pendengaran dan penciuman (Wen), anamnesa (Wun), palpasi (Cie), diagnosa akupunktur, terapi akupunktur, saran dan anjuran, serta evaluasi terapi pada Nn. F dengan kasus insomnia sindrom defisiensi jantung dan limpa di Klinik Sehat Migoenani Klaten dengan frekuensi terapi 2 kali dalam satu minggu dan dilakukan sebanyak 6 kali terapi.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Februari 2019 didapatkan data pasien. Nama Nn. F, usia 20 tahun, Agama islam. Alamat Dukuh Kringinan, Tempursari, Ngawen, Klaten. Status pekerjaan Mahasiswi, status pernikahan belum menikah, pendidikan terakhir SMA. Pasien Nn. F mengeluhkan susah tidur sejak ± 3 bulan yang lalu. Hal tersebut sesuai dengan definisi insomnia adalah gejala gangguan tidur, misalnya susah tidur, tidur tidak tenang, waktu tidur tidak cukup (Sim, 2008). Menurut TCM, insomnia atau Shi Mian atau Bu Mei. Shi artinya hilang, Mian artinya tidur, Bu Mei artinya tidak tidur yang mengacu pada gangguan di mana pasien tidak dapat memiliki tidur yang normal atau cukup. Insomnia memiliki manifestasi yang berbeda dalam kasus- kasus ringan yang diartikan sebagai kesulitan dalam memulai tidur, mudah terbangun dan tidak bisa tidur lagi setelah bangun. Dalam penjelasan yang lain

(2)

insomnia adalah gejala gangguan tidur, misalnya tidur tidak tenang, waktu tidur tidak cukup (Sim, 2008 & Liu, 2000).

Pada pemeriksaan vital sign yang dilakukan kepada pasien didapatkan hasil sebagai berikut tekanan darah 80/60 mmHg. Menurut WHO tekanan darah normal pada sistolik 100-140 mmHg dan tekanan diastolik 70-90 mmHg sehingga pasien Nn. F tergolong pada tekanan darah rendah (Sugondo, 2009).

Frekuensi nadi pasien 80 kali/menit, menunjukkan keadaan normal. Denyut nadi normal orang dewasa yaitu 60-80 denyut/menit. Respirasi 16 kali/menit, menunjukkan keadaan normal. Respirasi orang normal dewasa yaitu 12-20 kali/menit (Werner, Thuman & Maxwel, 2010). Berat badan pasien 44 kg, tinggi badan pasien 150 cm, dilihat dari tinggi badan dan berat badan pasien, pasien memiliki berat badan yang ideal karena dihitung dengan penghitungan Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT) didapatkan hasil 19,55

kg/m2. Berat badan normal apabila BMI kisaran antara 18,5-24,9 kg/m2 (Sugondo, 2009). Kondisi umumnya compos mentis (sadar penuh). Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

1. Wang (Pengamatan)

Pemeriksaan Shen pada pasien didapatkan Shen kurang bersemangat, dikarenakan pasien terlalu banyak berpikir atau merenung dapat menguras Qi dalam limpa dan menyebabkan limpa tidak dapat menjalankan fungsi transportasi dan transformasi dengan sempurna, hingga shen (spirit) tidak mendapat pasokan nutrisi yang memadai, maka terpancara dalam shen pasien yang kurang bersemangat, mata tidak bersinar

(3)

disebabkan oleh defisiensi qi dan darah, sayu dan kondisi pasien sadar penuh. Pemeriksaan shen bertujuan untuk mengetahui keadaan semangat pasien dengan cara memeriksa semangat, kesadaran, muka, dan pandangan mata (Thudyono, 2008; Saputra & Idayanti, 2005; Sim, 2002 dan Sim, 2008).

Pada pengamatan se terlihat rona wajah pasien pucat yang disebabkan oleh defisiensi Qi dan darah karena wajah pasien tidak mendapat nutrisi yang cukup. Tujuan pemeriksaan se untuk mendapatkan gambaran Qi dan darah dari organ Zhang Fu. Warna patologis wajah yang terlihat pucat menandakan defisiensi, tidak cerah, suram menandakan prognosis yang buruk, penyakitnya sudah lama dan terjadi lebih dari seminggu (Thudyono, 2008; Saputra & Idayanti, 2005 dan Sim, 2002).

Pada pengamatan Sing Tay pasien dapat menggerakkan badan dengan leluasa, postur tubuh pasien lemah dikarenakan tergolong sindrom defisien, tidak ada gangguan gerak lain. Postur tubuh pasien yang lemah disebabkan oleh defisiensi qi dan darah sehingga tubuh pasien tidak mendapat nutrisi yang cukup. Pada pengamatan Sing Tay yang bertujuan untuk menentukan keadaan penyakit dan menentukan konstitusi tubuh (Saputra & Idayanti, 2005; Sim, 2008 dan Sim, 2002).

Pada pengamatan bibir, bibir pasien terlihat pucat menandakan defisien. Dari pengamatan lidah, didapatkan otot lidah terlihat berwarna merah pucat yang disebabkan karena adanya defisiensi darah, ukuran besar, dan ada sedikit tapak gigi yang menandakan defisiensi limpa. Selaput lidah

(4)

pasien terlihat berwarna putih tipis, permukaan lidah lembab. Selaput lidah putih tipis menandakan adanya sindrom dingin dan kelembaban lidah pasien menandakan bahwa Yang Qi tidak bekerja dengan baik dan proses transportasi dan transformasi tidak berjalan dengan sempurna, sehingga cairan terkumpul dan terbentuk lembab dalam tubuh. Pengamatan lidah bertujuan untuk menentukan jenis serta sifat penyakit (Saputra & Idayanti, 2005 dan Sim, 2002).

2. Wen (Pendengaran dan Penciuman)

Pada pemeriksaan pendengaran dan penciuman pasien Nn. F terdengar suara bicara jelas. Suara nafas teratur dan lemah, ini menunjukkan keadaan defisien yang disebabkan oleh defisiensi qi. Tidak ada batuk, tidak tercium bau mulut ataupun bau keringat, tidak muntah sehingga tidak ditemukan bau muntahan menunjukkan tidak ada kelainan patologis (Saputra & Idayanti, 2005).

3. Wun (Anamnesa)

Pengkajian dilakukan dengan cara autoanamnesa. Autoanamnesa adalah laporan pemeriksaan yang diperoleh langsung dari subyek untuk keperluan terapi (Hadyansah, 2005). Pasien datang dengan keluhan utama susah tidur. Keluhan dirasakan sejak tiga bulan yang lalu, dalam TCM keadaan penyakit yang sudah berlangsung lama (lebih dari 1 bulan) dapat dikategorigan dalam sindrom defisien, awal kejadian keluhan susah tidur saat ada tugas kuliah banyak dan pasien sering begadang.

(5)

Pasien Nn. F masuk kategori insomnia primer dimana penderita mengalami gangguan tidur ini sebagai efek tidak langsung dari masalah kesehatan yang ada, dan lebih terkait pada kondisi psikologis dan mental penderita (Ali et al., 2015). Biasanya pasien baru bisa tidur pukul 23.00 WIB dan bangun pukul 03.00 WIB (tidur sekitar 4 jam). Sedangkan waktu tidur yang dibutuhkan untuk orang dewasa yaitu sekitar 7-9 jam perharinya (Abidin & Faqih, 2014). Pasien tidur dengan terganggu mimpi buruk, terbangun secara tiba-tiba dan tidak dapat tidur kembali, hal ini terjadi karena defisiensi darah jantung. Jantung memerintah darah, jika terjadi defisiensi darah maka darah tidak dapat menutrisi jantung dan dapat mengganggu pikiran sehingga mengakibatkan terjadinya insomnia dan tidur dengan terganggu mimpi (Maciocia, 2011).

Keluhan dirasakan sangat parah ketika ada tugas kuliah banyak dan keadaan emosi berpikir dan cemas, menurut TCM terlalu banyak berpikir dan cemas dapat menguras Qi dalam limpa sehingga limpa tidak dapat menjalankan fungsi transportasi dan transformasi dengan sempurna mengakibatkan shen (semangat) tidak mendapat nutrisi yang memadai dan timbul susah tidur. Pasien gampang tertidur ketika pasien kelelahan dan mendengarkan musik. Pasien merasa pusing setelah bangun tidur dan pasien juga merasa letih lesu dan tidak bersemangat. Hal itu menandakan defisiensi limpa, limpa bertanggung jawab dalam mentranspormasi Qi makanan keseluruh tubuh, ketika Qi limpa defisien maka tubuh tidak mendapat

(6)

pasokan nutrisi yang cukup dan tubuh menjadi lemah, letih dan lesu (Maciocia, 2011).

Pada status diet pasien, nafsu makan kurang baik, frekuensi makan tiga kali sehari, jenis makanan yang dikonsumsi kering tidak berkuah dengan porsi makan sedikit, kecenderungan rasa yang disukai manis dan camilan yang dikonsumsi gorengan. Menurut Saputra dan Idayanti (2005), rasa manis dikuasai oleh organ limpa dan lambung, apabila sering mengkonsumsi makanan dengan rasa manis dapat menyebabkan fungsi limpa terganggu. Manifestasi pada pasien yang menunjukkan limpa terganggu berupa mudah Lelah dan nafsu makan yang kurang

Frekuensi minum pasien dalam sehari kurang lebih 5 gelas setara dengan kurang lebih 800-1000 ml. Minuman yang dikonsumsi adalah air putih dengan suhu netral. Kebutuhan minum dalam sehari pada pedoman umum gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI menganjurkan untuk mengkonsumsi air minum minimal 2 liter (± 8 gelas) sehari untuk memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga kesehatan (Hutapea, 2010). Jadi frekuensi minum pasien belum mencukupi sekitar 1 liter dari kebutuhan normal, yang menyebabkan pasien mudah letih dan lesu.

Pada status buang air besar (BAB) pasien, frekuensi sehari sekali, konsistensi lembek, bentuk normal panjang, warna kuning kecoklatan. Pada saat BAB, pasien mengejan biasa dan tidak ada darah yang keluar.. Pada status buang air kecil (BAK) Nn. F, frekuensinya 3-4 kali/hari, jumlahnya sedikit, warna kuning, sedikit, tidak ada BAK di malam hari, tidak ada darah

(7)

dan tidak ada nanah. Menurut Sim (2012) Pada orang sehat umumnya buang air kecil sebanyak 3 sampai 5 kali sedangkan pada malam hari 0-1 kali.

Volume kecil dipengaruhi oleh suhu udara, pengeluaran keringat dan juga umur seseorang. Sehingga frekuensi buang air kecil pasien normal.

Pada anamnesis status ginekologisnya, pasien menstruasi pertama kali pada umur 13 tahun. Siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi selama 4-5 hari. Pada hari pertama dan ke 2 volume darah menstruasi banyak, warna darah merah segar dan disertai nyeri perut dan pinggang.

Nyeri perut dan nyeri pinggang saat menstruasi bisa disebabkan oleh aliran darah yang tidak lancar karena kebiasaan pasien yang jarang olahraga dan manajemen stress yang kurang baik (Putra, 2011). Pasien menstruasi secara teratur setiap bulannya. Pasien mengalami keputihan dengan volume sedang, tidak berbau dan tidak gatal, yang terjadi saat menstruasi akan datang. Siklus normal apabila panjang siklus 21-35 hari (Setyaningrum &

Sehmawati, 2017). Jadi pasien Nn. F siklus menstruasinya normal.

Pada anamnesis status organ, terdapat gangguan pada organ Hati, Jantung, Limpa dan Ginjal. Pada organ Hati pasien mengalami pusing yang diakibatkan oleh kurangnya pasokan nutrisi darah dan oksigen ke kepala.

Pada organ Jantung, pasien mengalami susah tidur dan tidur terganggu mimpi buruk. Pada organ Limpa, pasien merasa mudah lelah dan nafsu makan buruk. Nafsu makan yang buruk akibat dari kelemahan limpa dan lambung sehingga transportasi dan transformasi makanan tidak lancar. Pada

(8)

organ Ginjal pasien mengeluhkan nyeri pinggang saat menstruasi (Maciocia, 2011 & Sim, 2008).

Kebiasaan pasien yang sering bermain gadget secara berlebihan akan membuat badan akan tetap terjaga sepanjang malam dan akan menimbulkan insomnia (Putra, 2011).

4. Cie (Palpasi)

Dari pemeriksaan nadi pasien didapatkan nadi teraba dalam, kecepatan cepat, ukuran normal kekuatan lemah dan tipis. Menurut TCM nadi teraba dalam dan lemah menunjukkan kondisi defisien, nadi teraba dalam dan tipis menandakan adanya defisiensi jantung (Maciocia, 2011;

Saputra & Idayanti, 2005). Pada diferensiasi lokasi nadi pasien ditangan sebelah kiri didapatkan lokasi cun lemah menandakan defisien organ jantung, lokasi guan kuat normal, lokasi chi kuat normal. Sedangkan ditangan sebelah kanan pasien didapatkan lokasi cun kuat normal, lokasi guan lemah menandakan defisien organ limpa, dan lokasi chi lemah

menandakan defisien organ ginjal.

B. Diagnosa Akupunktur

Diagnosa akupunktur pada Nn. F usia 20 tahun dengan keluhan susah tidur adalah “Sindrom defisiensi jantung dan limpa” yang disebabkan oleh karena faktor emosi berfikir dan cemas yang berlebih. Terlalu banyak berfikir dan cemas dapat menguras Qi limpa dan hal tersebut menyebabkan limpa tidak dapat menjalankan fungsi transformasi dan transportasi dengan sempurna dan menyebabkan defisiensi Qi dan Xue, sehingga jantung tidak mendapatkan

(9)

pasokan nutrisi yang cukup maka terjadi susah tidur atau insomnia. (Xinnong, 1999; Sim, 2008 & Gongwang, 2000).

C. Terapi Akupunktur

Prinsip terapi pada Nn. F dengan kasus insomnia yaitu menguatkan jantung dan limpa, menenangkan pikiran, melancarkan aliran Qi dan Xue.

Dalam penggunaan elektrostimulator dengan prinsip terapi penguatan dapat menggunakan intensitas yang kuat dan frekuensi yang rendah, tujuannya yaitu untuk meningkatkan jaringan ketingkat yang lebih tinggi (Ganglin, 2000 &

Saputra, 2012).

Alat dan bahan untuk terapi yaitu jarum akupunktur berukuran ⅕ cun dan 1 cun, kapas, alkohol 70% digunakan untuk desinfeksi supaya tidak terinfeksi bakteri, alkohol 70% memiliki sifat stabil, tidak merusak material dan cocok untuk kulit (Team, R. 2012; Adji, Zuliyanti & Larasan, 2007). Alat selanjutnya yaitu bengkok, pinset, kom, botol jarum bekas, spigmomanometer, stetoskop dan elektrostimulator. Menurut Saputra dan Idayanti (2005), titik- titik akupunktur merupakan reseptor di permukaan tubuh yang dapat dirangsang dengan berbagai cara yang berupa energi, seperti elektrostimulator.

Sehingga dapat digunakan elektrostimulator sebagai alat bantu terapinya, supaya hasilnya lebih efektif.

Posisi pasien saat terapi yaitu pada sesi pertama terapi posisi pasien dalam keadaan terlentang dan pada sesi kedua pada keadaan tengkurap dengan posisi yang nyaman saat dilakukan terapi akupunktur pada area kepala, kaki, punggung belakang dan telinga. Posisi terlentang merupakan sikap yang baik

(10)

dalam memudahkan mencapai titik-titik akupunktur pada bagian wajah, leher, dada, perut, tungkai depan. Posisi tengkurap merupakan sikap yang baik dalam memudahkan mencapai titik-titik akupunktur pada bagian punggung, pinggang, tengkuk, tungkai bagian belakang (Saputra & Idayanti, 2005).

Dikutip dari Ganglin (2000) dan Saputra & Idayanti (2005) titik-titik akupunktur yang digunakan untuk terapi pada kasus insomnia yaitu titik utama yang digunakan adalah GV 20 (Baihui) lokasinya terletak 5 cun dari batas rambut anterior dengan penusukan miring kebelakang 0,3-0,5 cun. Titik pertemuan antara garis sagitalis medialis dengan garis yang menghubungkan kedua ujung kranial dan daun telinga, berfungsi untuk gangguan kepala; EX- HN 1 (Sishencong) terdiri dari empat titik dan berlokasi pada 1 cun anterior, posterior dan lateral dari titik GV 20 (Baihui) berfungsi untuk gangguan kepala, menenangkan pikiran, menghilangkan kecemasan; GV 24 (Shenting) lokasinya terletak pada setengah cun dorsal batas ventral rambut, pada garis sagital medialis dengan penusukan miring kebelakang 0,2-0,3 cun, berfungsi untuk kegelisahan, palpitasi, insomnia; HT 7 (Shenmen) lokasinya pada sisi ulnar tepat dilipatan pergelangan tangan, radial dari tendon flexor carpi ulnaris dengan penusukan tegak lurus 0,3-0,5 cun., titik ini merupakan titik Yuan dari meridian jantung berfungsi untuk memperbaiki sirkulasi jantung dan menenangkan pikiran.

Titik Diferensial yang digunakan yaitu ST 36 (Zusanli) lokasinya terletak 3 cun dibawah ST 35 (Dubi), pada garis penghubung ST 35 (Dubi) dan ST 41 (Jiexi) satu jari fibular dari krista tibialis dengan penusukan tegak lurus

(11)

0,5-1 cun. Titik ini merupakan titik He meridian lambung berfungsi untuk insomnia, gangguan pencernaan dan menguatkan Jiao tengah; SP 6 (Sanyinjiao) lokasinya pada 3 cun proksimal prominens maleolus medialis, tepat ditepi posterior os. Tibia dengan penusukan tegak lurus 0,5-1 cun, titik ini berfungsi untuk menguatkan Jiao tengah dan melancarkan aliran Qi dan darah; BL 15 (Xinshu) lokasinya terletak antara thorakal V-VI, 2 jari lateral dari meridian du berfungsi untuk insomnia, palpitasi; BL 20 (Pishu) lokasinya terletak antara thorakal XI-XII, 2 jari lateral meredian du, berfungsi untuk memperkuat Qi limpa dan melancarkan fungsi limpa. Penusukan kedua titik tersebut tegak lurus/miring kebawah 0,5-0,8 cun; PC 6 (Neiguan) lokasinya 2 cun proksimal lipat pergelangan tangan sisi ventral, berfungsi untuk mengatasi palpitasi, nyeri kardiak dan insomnia. EX-HN 16 (Anmian) lokasinya pada pertengahan garis datar antara GB 20 (Fengchi) dan TE 17 (Yifeng) dengan penusukan 0,5-1 cun, berfungsi untuk keluhan insomnia (Ganglin, 2000;

Saputra & Idayanti, 2005).

Titik akupunktur telinga yang digunakan yaitu area Shenmen (TF.4) yang digunakan untuk keluhan tidur terganggu mimpi, insomnia, dan menenagkan pikiran. Area Heart.c (CO.4) berfungsi untuk menguatkan organ jantung, mengatasi insomnia dan palpitasi. Area Spleen (CO13) digunakan untuk tonifikasi limpa, keluhan pencernaan dan menambah nafsu makan (Zhongbao et al., 2006; Jiao et al., 2015; Yajuan, 2009).

Penusukan pada titik-titik akupunktur berfungsi mengeluarkan hormon serotonin, merangsang hipofisis anterior, melepaskan endorfin serta enkefalin

(12)

yang dapat memberi efek sedasi. Titik tersebut juga digunakan untuk meregulasi beberapa neurotransmitter dan faktor hormonal seperti endorphin, serotonin, norepineprin, adrenocorticotrophic hormon (ACTH), kortisol, asetilkolin (Ach), melatonin, Gamma Amino Bityric Acid (GABA) dan Nittic Oxide (NO). Semua neurotransmitter dan hormon tersebut berperan dalam meregulasi tidur serta meningkatkan kualitas tidur dan menangani gejala-gejala insomnia (Huang et al., 2011).

Terapis melakukan pemeriksaan vital sign, menanyakan riwayat keluhan utama pasien dan menanyakan seputar keluhan tambahan pasien.

Setelah pasien bersedia untuk diterapi terlebih dahulu pasien menandatangani lembar persetujuan tindakan (informed consent), informed consent yaitu menyampaikan informasi untuk melakukan tindakan medis dan merupakan prosedur tetap yang mempunyai pertanggungjawaban hukum (Pakendek, 2010).

Alat bantu terapi pada Nn. F dengan kasus insomnia sindrom defisiensi jantung dan limpa yaitu elektrostimultor dengan menggunakan gelombang satu/continous wave dengan frekuensi 4 Hz selama 15 menit dengan intensitas sesuai kenyamanan dan sensitivitas pasien dengan tujuan prinsip terapi yaitu tonifikasi. Dalam penggunaan frekuensi rendah bertujuan untuk menguatkan energi atau tonifikasi sedangkan tujuan dalam pemakaian gelombang continous wave untuk menenangkan pikiran dan anestesi akupunktur (Xinghua, 1996).

(13)

D. Saran dan Anjuran

Saran anjuran yang terapis sarankan kepada pasien yaitu mengendalikan emosi, mengurangi stress, olahraga teratur, mengkonsumsi buah pisang dan sayur bayam dan kubis, minum air putih yang cukup minimal 2 liter perhari serta menghindari mengkonsumsi kopi menjelang tidur.

Stress dan emosi yang berlebih dapat mengganggu tidur, insomnia sering terjadi karena pasien tidak rileks ketika akan tidur. Olahraga teratur, dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa olahraga secara teratur dapat membantu mengatasi masalah tidur karena dengan olahraga kesehatan akan lebih optimal sehingga tubuh dapat melawan stress (Putra, 2011).

Pasien disarankan mengkonsumsi buah pisang dan sayur bayam dan kubis. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa mengkonsumsi pisang meningkatkan kualitas tidur, pisang mengandung melatonin, dopamin, serotonin serta magnesium. Magnesium dan dopamin dalam buah pisang berfungsi merilekskan saraf dan otot tubuh. Selain itu sayuran seperti bayam dan kubis yang mengandung kalsium, kalsium terbukti mampu memberikan efek tenang pada diri seseorang sehingga sangat baik untuk penderita insomnia (Putra, 2011; Candra, 2010).

Minum air putih yang cukup minimal 2 liter perhari dan menghindari mengkonsumsi kopi menjelang tidur. Kebutuhan minum dalam sehari pada pedoman umum gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI menganjurkan untuk mengkonsumsi air minum minimal 2 liter (8 gelas) sehari untuk memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga kesehatan. Pasien

(14)

sebaiknya menghindari mengkonsumsi kopi menjelang tidur karena mengandung nikotin yaitu zat yang dapat mempengaruhi susunan saraf pusat, merupakan bahan yang dapat menimbulkan insomnia (Hutapea, 2011;

Purwanto, 2008).

E. Evaluasi Perkembangan Pasien

Pada kunjungan pertama pasien mengeluhkan susah tidur (mulai bisa tidur pukul 24.00 – 03.00) dan sering terbangun dengan tiba-tiba karena pada kasus insomnia manifestasi utama yang muncul adalah tidak mendapatkan frekuensi tidur yang baik, mudah terbangun saat sudah tertidur, tidak dapat tertidur sepanjang malam, palpitasi, tidur terganggu mimpi (Rafknowledge, 2004). Titik akupunktur yang digunakan yaitu, titik utama adalah GV 20 (Baihui), digunakan untuk mengatasi keluhan tambahan yang dirasakan pasien yaitu pusing, berdasarkan teori dari Saputra (2005), Titik GV 20 Baihui memiliki indikasi untuk keluhan pusing. EX-HN 1 (Sishencong), HT 7 (Shenmen), PC 6 (Neiguan) digunakan untuk mengatasi keluhan utama pasien yaitu insomnia dan berfungsi untuk menenangkan Shen (Saputra, 2005). Titik Diferensial: BL 15 (Xinshu) merupakan titik Shu belakang Jantung yang digunakan untuk tonifikaasi jantung, BL 20 (Pishu) merupakan titik Shu belakang Limpa yang digunakan untuk tonifikaasi limpa. Titik ST 36 (Zusanli) dan SP 6 (Sanyinjiao) digunakan untuk mengatasi keluhan tambahan pasien yaitu mudah lelah. Titik ST 36 (Zusanli) dan SP 6 (Sanyinjiao) memiliki indikasi untuk meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki sistem transfortasi dan transformasi makanan yang akan berpengaruh pada pembentukan qi dan

(15)

darah (Sim, 2008). Titik telinga yang di gunakan yaitu Shenmen yang berfungsi untuk menenangkan Shen, Heart.c yang digunakan untuk mengatasi insomnia dan tonifikasi organ jantung dan Spleen,c yang digunakan untuk tonifikasi organ limpa (Yajuan, 2009). Pada saat terapi menggunakan alat bantu elektrostimulator dengan gelombang 1 Continous Wave dengan metode penguatan (tonifikasi).

Pada kunjungan kedua mengalami perubahan yaitu setelah terapi pasien bisa tidur mulai pukul 23.00 dan terbangun pukul 05.00 (6 jam) dan rasa pusing sudah hilang perubahan tersebut terjadi karena adanya efek terapi akupunktur yaitu titik akupunktur meregulasi neurotransmitter dan hormon dimana keduanya berperan dalam meregulasi tidur serta meningkatkan kualitas tidur dan menangani gejala-gejala insomnia seperti pusing (Huang et al., 2011), namun pasien masih terganggu mimpi. Hal itu terjadi karena pasien memiliki emosi berfikir yang berlebih.

Pada kunjungan ketiga pasien mengatakan pasien mulai tidur pukul 24.00 dikarenakan harus mengerjakan tugas kuliah dan terbangun pukul 05.00 (5 jam), masih terganggu mimpi tetapi sudah tidak terlalu mengganggu tetapi pasien merasakan ngantuk pada siang hari. Pada terapi ketiga ditambahkan titik EX-HN 16 (Anmian) yang berfungsi untuk menangani keluhan insomnia (Saputra & Idayanti, 2005). Setelah dilakukan penusukan pada titik EX-HN 16 (Anmian) diharapkan gangguan tidur pada pasien dapat membaik (Ganglin, 2000).

(16)

Pada kunjungan keempat pasien mengatakan tidurnya sudah lebih pulas dan kadang masih terganggu mimpi tetapi sudah tidak terlalu mengganggu, pasien tidur pukul 23.00 sampai pukul 05..30 (6 setengah jam). Nadi abnormal pada pasien masih tipis seperti benang, dimana nadi tipis menandakan fungsi organ jantung tidak normal sehingga masih terjadi insomnia (saputra &

idayanti, 2005).

Pada kunjungan kelima pasien mengatakan dapat tidur lebih awal yaitu pukul 22.00 dan terbangun pukul 05.00 (7 jam), tidurnya sudah lebih nyenyak dan tidak mudah terbangun dimalam hari. Pasien juga mulai rutin berolahraga 1 minggu sekali, olahraga secara teratur dapat membantu mengatasi masalah tidur karena dengan olahraga kesehatan akan lebih optimal sehingga tubuh dapat melawan stress (Sekar, 2010).

Pada kunjungan keenam pasien mengatakan bisa mulai tidur pukul 22.30 dan terbangun pukul 05.30 (7 jam), pasien mengatakan tidurnya sudah lebih nyenyak, nafsu makan pasien bertambah dan pasien merasa lebih segar.

Perkembangan terapi akupunktur pada pasien Nn. F baik. Terapi akupunktur digunakan untuk memodulasi aktivitas sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom dan faktor hormonal dimana saraf dan faktor hormonal tersebut berperan dalam meregulasi tidur (Huang et al., 2011). Titik dan alat bantu terapi yang digunakan sama dengan terapi sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana telah diuraikan dengan rinci pada diktat Gitar Dasar/Gitar 1 mengenai karakteristik, anatomi serta teknik-taknik dasar bermain gitar klasik, maka pada diktat

Setelah menganalisis tindak tutur persuasif dalam bahasa Jepang dari korpus data video kampanye Shinzo Abe, penulis menemukan beberapa strategi persuasif yang berwujud dalam

Selain mencari donatur dan membangun citra lembaga humas juga membangun jaringan simpatisan atau pendukung yang loyal dan militan Buildingacontituency terhadap

Pengujian kuat desak pavmg block yang diberikan pada 5 variasi (0%, 5%, 10%o, 15% dan 20%) benda uji berumur 7 hari, diperoleh hasil kuat desak rata-rata tertinggi adalah

Menindak lanjuti dari tugas mata kuliah sebelumnya dimana waktu magang di Dinas Kesehatan peneliti di tempatkan di bagian Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML)

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perubahan penggunaan lahan non industri ke industri dengan perubahan PDRB industri