62
BAB IV ANALISA DESAIN
1.1. PROGAMMING 1.1.1. Definisi Proyek
Desain Interior Mountain Resort di Kabupaten Bandung merupakan suatu tempat tinggal sementara yang berlokasi di wilayah pegunungan diperuntukan bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa danraga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.
1.1.2. Status Kelembagaaan
Resor merupakan salah satu bagian dari lembaga kepariwisataan yang bertujuan untuk mendukung pariwisata mancanegara yang dikelola oleh pihak swasta di bawah naungan Dinas Pariwisata Indonesia.
Bagan 4.1. Struktur Organisasi Kelembagaan Kepariwisataan (Sumber : http://www.kemenpar.go.id , diakses tanggal 15 Agustus 2016)
63 1.1.3. Struktur Organisasi
Bagan 4.2. Struktur Organisasi Resor (Sumber : Analisa penulis, 2016)
1.1.4. Sasaran Pengguna
a) Pengguna utama dari proyek ini adalah usia dewasa yang berusia 25 – 64 tahun yang berada di Kota Bandung dan wilayah kota besar lainnya.
b) Pengguna lainnya yaitu keluarga, pasangan yang berbulan madu, pasangan dan individu.
1.1.5. Asumsi Lokasi
Dalam menentukan lokasi Desain Interior Mountain Resort dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung, diperlukan beberapa pertimbangan yang tentunya dapat menarik minat pengunjung. Pertimbangan – pertimbangan tersebut, antara lain :
Owner
64 a) Lokasi tersebut dekat dengan beberapa kawasan wisata yang
ada di wilayah Kabupaten Bandung.
b) Lokasi tersebut mempunyai beberapa pemanangan indah yang mengelilinya.
c) Lokasi tersebut merupakan salah satu sudut penting di kawasan Bandung sehingga mudah untuk dijangkau dan mempunyai akses terhadap segala fasilitas.
Berikut adalah beberapa alasan perancangan dan perencanaan proyek berlokasi di dataran tinggi atau daerah pegunungan :
a) Menurut Dr Jameson Voss, seorang pakar dan peneliti dari Uniformed Service University Of the Health Sciences memiliki hipotesis yaitu faktor ketinggian di wilayah pegunungan akan mempengaruhi selera makan, jumlah kalori yang masuk tiap harinya, serta hormon pertumbuhannya.
(Sumber: https://id.linkedin.com/pulse/manfaat-tinggal-di-wilayah-
pegunungan-ternyata-bisa-hindari-hills , 2017)
b) Sebuah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh seorang peneliti bernama Cynthia Beall mengatakan bahwa semakin masyarakat memilih tinggal di wilayah pegunungan (dataran tinggi) makan akan semakin banyak pembakaran kalori yang terjadi. (Sumber: https://www.merdeka.com/sehat/tinggal-di- pegunungan-jauhkan-obesitas.html , 2017)
1) Pemilihan Lokasi
Denah Site Plan Desain Interior Mountain Resort dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung.
65 Gambar 4.1. Pemilihan Lokasi Site Plan
(Sumber: Google Maps, diakses pada Juli 2018)
Gambar 4.2. Unnamed Road, Rancabali, Bandung, Jawa Barat 40973, Indonesia
berlokasi dekat dengan pariwisata alam Bandung (Sumber: Google Maps, diakses pada Juli 2018)
66 Gambar 4.3. Unnamed Road, Rancabali, Bandung, Jawa Barat 40973,
Indonesia
dapat ditempuh selama 1 jam 26 menit dari Kota Bandung. (Sumber:
Google Maps, diakses pada Juli 2018) Dasar Pertimbangan Site:
a. Sirkulasi
- Menentukan ME dan SE.
Pertimbangannya :
Kemudahan sirkulasi aktivitas dan mobilitas sekitar.
ME terletak dibagian utara untuk memudahkan sirkulasi dan menarik pengunjung. Noise berasal dari jalan utama menuju security dan tempat parkir resor.
b. Pencahayaan dan Penghawaan - Memperhatikan angin
musim
- Memperhatikan kontrol sinar matahari dari timur ke barat.
Penanaman tanaman sebagai bayang- bayang dan untuk mendapatkan udara alami.
Perlu adanya sistem penkodisian udara buatan. Perlu adanya cahaya buatan, untuk membantu akitivitas kerja.
67 c. View dan Akustik
Dasar pertimbangan ;
Letak bangunan dan lingkungan disekitar bangunan.
View ke arah segala arah untuk menarik perhatian pengujung.
Akustik lingkungan pertimbangan material di sekitar sumber bising serta penggunaan jarak antar bangunan kamar. Bentuk atap dan fasad
bangungan yang mampu
mendistribusikan bunyi secara maksimal.
Tabel 4.1. Analisa Site Plan Lokasi Desain Interior Mountain Resort dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung.
(Sumber : Analisa pribadi, 2017) 2) Fascade
Gambar 4.4. Fasade Mountain Resort
(Sumber : Google Maps Diakses pada tanggal 15 April 2018) Fascade bangunan diasumsikan mengahadap arah utara, dengan demikian jalan masuk menghadap ke utara menjadi akses yang mudah menuju bangunan mountain resort.
U
68 3) Posisi Matahari
Gambar 4.5. Posisi Matahari
(Sumber : Google Maps Diakses pada tanggal 15 April 2018)
Ditandai dengan terbitnya matahari disebelah Timur maka, bagian fasade dan belakang bangunan tidak terkena sinar panas matahari secara langsung.
4) Noise
Gambar 4.6. Noise
(Sumber : Google Maps Diakses pada tanggal 15 April 2018)
69 a) Utara : Bagian utara bangunan ini merupakan Tempat Parkir Bis dari Kawah Putih dan jalan menuju Kawah Putih.
Pada area ini memungkinkan timbulnya sedikit noise dikarenakan jaraknya yang cukup dekat dengan bangunan utama Mountain Resort.
b) Selatan : Merupakan hutan alam yang tidak menimbulakan noise kendaraan.
c) Barat : Merupakan hutan alam yang tidak menimbulakan noise kendaraan.
d) Timur : Merupakan hutan alam yang tidak menimbulakan noise kendaraan.
2) Kegiatan opersional staff dan pengelola pada Desain Interior Mountain Resort dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung dibagi menjadi 3 shift dimulai pada Shift 1 yaitu pukul 06.00 – 15.00 WIB, Shift 2 yaitu pukul 15.00 – 24.00 WIB, dan Shift 3 yaitu pukul 24.00 – 10.00 WIB. Sedangkan untuk bagian resepsionis tetap beroperasional selama 24 jam.
4.1.6. Kegiatan dan Fasilitas a) Pola Kegiatan
1) Karyawan
Bagan 4.3. Pola Kegiatan Karyawan Resor (Sumber: Dokumen Pribadi Survey Lapangan, 2016)
DATANG BRIEFING MELAKSAN
AKAN TUGAS
MELAYANI KONSUMEN
PERGANTIA N SHIFT PULANG
70 2) Pengunjung/ Konsumen
Bagan 4.4. Pola Kegiatan Pengunjung/ Konsumen (Sumber : Dokumentasi Pribadi Survey Lapangan, 2016)
4.1.7. Ativitas dan Fasilitas 1) Aktivitas
Ada banyak aktifitas yang dilakukan dan terdapat dua tipe aktivitas yang dihasilkan dalam lingkungan mencari relaksasi.
Ruang relaksasi aktivitas aktif umumnya terdiri dari ruang yang fungsinya untuk bermain dan olahraga. Ruang-ruang ini umumnya digunakan untuk kegiatan yang lebih dinamis dan interaktif, kecenderungan ruangan digunakan secara bersama sama dengan intensitas yang tinggi.
Ruang relaksasi dengan aktivitas pasif umumnya terdiri dari ruang yang fungsinya untuk rapat, kamar tidur, ruang baca dan bersantai. Luas dan konfigurasi ruang tidak terlalu luas namun tetap memperhatikan penataan ruang dan perabot.
2) Fasilitas
a) Area Lobby & Receptionist b) Theater Area
c) Gazebo Area d) Restaurant e) Ruang Spa f) Meeting room g) Toilet
RESERVASI ONLINE
DATANG
MENIKMATI SUASANA DAN
VIEW PERMINTAAN
PELAYANAN ISTIRAHAT DI KAMAR
TIDUR
MENGGUNAKA N FASILITAS YANG TELAH DISEDIAKAN
UNTUK KONSUMEN RESERVASI / CHECK IN
CHECK OUT PULANG
71 4.1.8. Elemen Pembentuk Ruang
1) Lantai
Pemilihan material lantai berfungsi sebagai penanda ruang, aktifitas, sirkulasi mendukung suasana ruang dan sekaligus sebagai akustik. Pemilihan material memiliki karakter tahan lama, tahan perubahan cuaca, kuat menahan beban sebagai ruang publik.
2) Dinding
Secara keseluruhan, pemilihan material dinding dapat berfungsi sebagai alternatif dalam mengurangi konsumsi listrik. Memaksimalkan cahaya alami masuk ke dalam melalui celah jendela. Selain itu, fungsi lain yang juga menjadi pertimbangan adalah dinding yang dapat mengurangi kebisingan di area kamar tidur.
3) Ceiling
Pembentuk ruang ceiling memiliki pertimbangan dari segi konstruksi, material yang dipilih harus mampu menahan beban sebagai ruang publik.
4.1.9. Organisasi Antar Ruang
Bentuk organisasi ruang yang tepat bagi rancangan Mountain Resort adalah bentuk organisasi radial dan cluster. Hal demikian dapat dikaitkan dengan perancangan layout area publik dan semi publik dengan menggunakan bentuk organisasi radial, sedangkan pada bagian area privasi menggunakan bentuk organisasi cluster dengan rancangan yang tepat pada jarak antar bangunan.
Alternatif Karakter Penerapan
Radial Memadukan pola unsur Massa bangunan
72 terpusat dan linear,dengan
ruang pusat yang dominan dan linear sebagai jari- jarinya.
menyebar mengarah keluar dari titik pusat.
Cluster Pengulangan benuk fungsi yang sama, dengan
kombinasi ruang yang berbeda bentuk ruang , fungsi ukuran dan bentuk kegiatan.
Massa bangunan disusun berkelompok sesuai dengan
kegiatan ruang.
Tabel 4.2. Bentuk organisasi ruang yang tepat bagi perancangan Mountain Resort di Kabupaten Bandung
(Sumber : Analisa Pribadi, 2016)
4.1.10. Hubungan Antar Ruang LOBBY
GAZEBO RESTAURANT
VIP MEETING ROOM REST ROOM
SPA ROOM THEATER
: BERHUBUNGAN
: BERHUBUNGAN TIDAK LANGSUNG : TIDAK BERHUBUNGAN
Tabel 4.3. Hubungan antar ruang perancangan Mountain Resort (Sumber : Analisa Pribadi, 2016)
73 4.1.11. Zoning dan Grouping
a) Zonning
Bagan 4.5. Skema Pola Zoning (Sumber : Analisa Penulis, 2018)
b) Grouping
Bagan 4.6. Skema Pola Grouping (Sumber : Analisa Penulis, 2018)
4.2. IDE GAGASAN
4.2.1. Ide Dasar Gagasan Desain
Ide gagasan yang akan mendasari proyek ini adalah akan diambil dari artefak peninggalan kebudayaan Jawa Barat seperti wayang golek, batik, lukisan kaca, kerajinan logam, anyaman dan ukiran serta kosmologi Masyarakat Sunda. Tema besar yang ditentukan adalah berasal dari Alam, mulai dari furniture hingga suasana interior. Material pada interior akan dipadukan dengan
M E Zona Publik
Zona Privat
Zona Privat
Spa Room, Meeting
Room
Lobby &
Reception ist
ME
Kamar Tidur
Dining Area
Kamar Tidur Theater &
Gazebo Area
Zona Service
Zona Service Zona
Semi Publik
SE SE
SE SE
74 material alam yang terinspirasi dari material alami rumah adat Sunda atau aksen sunda yaitu bambu. Mountain Resor pada arsitektur dan interiornya akan mengambil konsep yang sudah diaplikasikan pada rumah adat sunda. Suku Sunda memiliki pembagian tiga dunia berdasarkan kepercayaan masyarakat sunda.
Dari pembagian jagat raya tersebut masyarakat sunda memiliki kepercayaan bahwa manusia harus hidup pertengahannya atau ditengah-tengah dari dunia langit dan bawah. Hal demikian disebut dengan konsep buana panca tengah yaitu suatu metafora alam semesta tempat dimana manusia hidup. Tanah dalam kosmologi masyarakat Sunda merupakan larangan bagi orang yang masih hidup. Oleh karena itu material bangunan yang dipilih menghindari unsur tanah didalamnya. Sehingga material yang dipilih banyak berupa kayu, bambu, dan batuan alam.
Warna yang akan diambil berdasarkan warna pada Busana Menak. Busana Menak merupakan gaya hidup berbusana kelas paling atas yaitu kaum bangsawan. Stratifikasi sosial dibagi menjadi tiga golongan yaitu Menak, Santana dan Somah. Golongan pakaian tersebut muncul pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang menciptakan politik Devide et Empera. (Sumber: Museum Sri Baduga Bandung). Warna yang akan dimunculkan yaitu hitam, emas, putih dan hijau pine. Sebagai pendukung suasana, musik khas sunda salah satunya berjudul Sabi Lulungan yang bersuarakan degung gamelan dan seruling bambu akan diputarkan pada area publik Mountain Resort. Akan diaplikasikannya motif batik Mega Mendung dari Cirebon dan motif batik Rereng Agung dari Garut pada bagian elemen ruang seperti dinding dan partisi. Pada bagian plafon lobby akan ditampilkan hasil stilasi dari bentuk gunungan pada drama wayang golek. Dipilhinya bentuk tersebut dikarenakan gunungan merupakan simbol dari pohon hayat yang merupakan lambang dari kehidupan.
75 Untuk menciptakan desain interior yang sesuai dengan Mountain Resort, budaya Etnik Sunda dipilih menjadi tema utama.
Budaya Sunda dipilih karna Mountain Resort berada di provinsi Jawa Barat sehingga pemilihan sentuhan nuansa Etnik Sunda dimaksudkan agar desain interior yang diajukan mampu membangun keselarasan dengan kebudayaan lokal setempat.
Gambar 4.7. Motif Jalak Harupat
(Sumber: https://id.pinterest.com/pin/676173331526121342/?lp=true Diakses pada 27 Agustus 2018)
Gambar 4.8. Motif Batik Megamendung Cirebon (Sumber: https://tsutisno.wordpress.com/2013/03/27/batik- megamendung-sejarah-dan-filosofi/ Diakses pada 27 Agustus 2018)
Gambar 4.9. Mahkota Binokasih Sanhyang Pakemasih (Sumber: http://museumsribaduga.indonesiaheritage.org/ pada Sabtu,
18 Agustus 2018)
Gambar 4.10. Skema Warna Busana Menak (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
76 4.2.2. Tema Desain Interior
Tema besar yang ditentukan adalah berasal dari Alam, mulai dari furniture hingga suasana interior. Material pada interior akan dipadukan dengan material alam yang terinspirasi dari material alami rumah adat Sunda atau aksen sunda yaitu bambu.
4.2.3. Atmosfir Desain Interior
Suasana yang akan dimunculkan dari Desain Interior Mountain Resort dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung adalah suasana Kebudayaan Sunda. Karakter ruang yang digunakan dalam perancangan ini adalah beberapa karakter dari Kebudayaan Sunda. Karakter yang akan dimunculkan pada konsep warna dan bentuk organisasi ruang tanpa melupakan segi ergonomisnya yaitu keamanan dan kenyamanan melalui tampilan fisik ruang sehingga karakter (keunikan) resor yang mengusung kebudayaan sunda terwujud. Resor ini juga menggunakan unsur ornamen dan motif yang akan mengedepankan kebudayaan Sunda yang alami, natural, dan geometris.
a) Lobby
Lobby merupakan fasilitas utama yang digunakan untuk aktifitas reservasi dan administrasi, ruang tunggu pengunjung mountain resort.
1) Dinding
Dinding pada lobby menggunakan perpaduan dinding yang di finishing cat dinding dengan marmer dengan finishing polished dan menggunakan hidden lamp yang terletak diantara material cat dinding dan marmer.
2) Lantai
Lantai pada lobby mengunakan marmer finishing polished dengan 2 corak warna yang berbeda. Penggunaan corak warna yang berbeda dimaksudkan agar dapat
77 membedakan bagian lantai sirkulasi dengan bagian lantai yang digunakan untuk beraktifitas. Lantai marmer merupakan batuan alam yang diaplikasikan dari sentuhan Kebudayaan Sunda yakni pemakaian material alam yang menghindari unsur tanah pada bangunan dan akan memberikan kesan kokoh dan mewah untuk suatu lobby.
3) Ceiling
Pada ceiling ruangan menggunakan gypsum yang diberi finishing cat khusus plafond warna putih, pemakaian warna putih dimaksudkan agar visual ruang terlihat seimbang dengan corak warna yang dihasilkan dari batuan marmer. Drop ceiling, laminated mirror glass ceiling, dan indirect lamp digunakan pada ruang lobby.
Pada bagian drop ceiling berbentuk stilasi gunungan diberikan finishing epoxy warna hijau agar menyesuaikan filosofi dari bentuk stilasi gunungan. Penggunaan laminated mirror glass pada ceiling bertujuan agar visual ruang lobby terlihat lapang.
Gambar 4.11. VIP Meeting Room (Sumber: Karya Penulis, 2018)
78 b) Theater
Theater merupakan area yang digunakan sebagai fasilitas bagi pemain kesenian Kebudayaan Sunda dan penonton pertunjukan seni Kebudayaan Sunda. Kesenian yang dipertunjukan adalah seni tari, seni musik, dan pertunjukan wayang golek.
1) Dinding
Dinding pada theater area menggunakan dinding dengan finishing cat exterior ex: Dulux.
2) Lantai
Lantai pada theater area mengunakan decorative parquet kayu ex: Conwood.
3) Langit-Langit
Pada ceiling ruangan menggunakan gypsum yang diberi finishing cat khusus plafond dengan penggunaan drop ceiling yang menggunakan besi hollow.
Gambar 4.12. Perspektif Area Theater dari Ruang Gazebo (Sumber: Karya Penulis, 2018)
79 c) VIP Meeting Room
VIP meeting room merupakan tempat bagi suatu kelompok/grup untuk membahas suatu keperluan bisnis dengan cara diperlukannya untuk memesan ruang melalui bagian resepsionis sebelum hari acara.
1) Dinding
Dinding pada VIP meeting room menggunakan dinding yang dicat tembok Dulux dan dengan penggunaan jendela yang besar beserta tirainya. Dinding bagian dapur kering diaplikasikan susunan menyirip dari potongan-potongan kayu berbentuk bulat dan bagian layar presentasi dibangun cabinet build in agar memudahkan pengguna dalam menggunakan fasilitas ruang VIP meeting room.
2) Lantai
Lantai pada VIP meeting room mengunakan perpaduan lantai Conwood dengan slab marmer.
3) Ceiling
Pada ceiling ruangan menggunakan drop ceiling dan diberikan panel kayu pada tengahnya serta indirect lamp, sedangkan bagian gypsum diberi finishing cat Dulux White PL berwarna putih.
80 Gambar 4.13. VIP Meeting Room
(Sumber: Karya Penulis, 2018) d) Restaurant Dining Area
Restaurant Dining Area merupakan fasilitas yang digunakan sebagai tempat untuk menyantap makanan yang telah disediakan oleh pihak resort bagi penginap. Adapun jika pengunjung ingin merasakan makanan pada Restaurant Dining Area adalah dengan cara reservasi melalui resepsionis sebelum hari kedatangan.
1) Dinding
Dinding pada Restaurant Dining Area menggunakan finishing Cat Dulux broken white dan menggunakan dinding batuan kapur susun sirih dengan finishing rock sealer yaitu clear coating.
2) Lantai
Lantai pada Restaurant Dining Area mengunakan lantai slab marmer sebagai bagian sirkulasi dan penggunaan lantai decorative panel wood dari Conwood sebagai bagian kursi dan meja makan. Pada lantai digunakan perbedaan elevasi lantai antara bagian sirkulasi dengan bagian lantai kursi dan meja
81 makan sebagai implementasi dari sentuhan Kebudayaan Sunda serta mengurangi debu yang naik pada bagian lantai kursi dan meja makan.
3) Ceiling
Pada ceiling ruangan menggunakan drop ceiling dan diberikan potongan bambu yang sudah di clear coating serta adanya pemasangan indirect lamp. Sedangkan bagian gypsum diberi finishing cat Dulux White PL berwarna putih.
Gambar 4.14. Restaurant Dining Area (Sumber: Karya Penulis, 2018) e) Gazebo
Gazebo merupakan fasilitas yang digunakan sebagai tempat untuk berbincang-bincang santai bagi para penginap maupun pengunjung dan mendapat akses langsung untuk melihat pertunjukan dari bangunan theater.
1) Dinding
Dinding pada gazebo menggunakan tiang-tiang kayu jati finishing wood sealer, Potongan granit finishing polished yang disusun panel.
2) Lantai
82 Lantai pada gazebo menggunakan batangan bambu finishing wood sealer yang disusun panel.
3) Ceiling
Pada ceiling ruangan menggunakan ceiling rangka kayu jati dan penambahan dua lampu gantung sebagai pencahayaan buatan tambahan.
Gambar 4.15. Area Gazebo (Belakang) dan Area Penonton Theater (Depan).
(Sumber: Karya Penulis, 2018)
f) Ruang Spa
Ruang spa merupakan fasilitas pusat informasi dan tempat tunggu para pengunjung.
1) Dinding
Dinding pada ruang spa menggunakan batuan andesit bakar dengan finishing rock sealer clear coating, dan cat Dulux putih.
83 2) Lantai
Lantai pada ruang spa menggunakan batuan andesit bakar finishing honned dan clear coating. Lantai ruang ganti menggunakan decorative panel wood dari Conwood.
3) Ceiling
Pada ceiling ruangan menggunakan decorative panel wood dari Conwood.
Gambar 4.16. Ruang Spa (Sumber: Karya Penulis, 2018) g) Toilet
Toilet yang dirancang diperuntukan bagi para penginap dan pengunjung. Sedangkan toilet yang diperuntukan bagi staff dan pengelola diasumsikan.
1) Dinding
Dinding pada toilet menggunakan cat Dulux putih dan slab marmer finishing polished .
2) Lantai
Lantai pada toilet menggunakan slab marmer finishing polished.
84 3) Ceiling
Pada ceiling ruangan menggunakan ceiling gypsum yang diberi finishing cat Dulux White PL berwarna putih dan exhaust fan, ceiling speaker dan sprinkler.
4.2.4. Aspek Pembentuk Ruang 1) Lantai
Lantai pada Mountain Resor dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung, menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, batu dan bambu berdasarkan pertimbangan kosmologi masyarakat Sunda yang memakai material alam dan tidak menggunakan material berunsur tanah. Seperti parquet kayu, bambu, marmer, batu andesit, dan sebagainya.
Gambar 4.17. Restaurant Dining Area (Sumber: Karya Penulis, 2018) 2) Dinding
Berdasarkan pertimbangan kosmologi masyarakat Sunda yang memakai material alam dan tidak menggunakan material berunsur tanah, dinding pada Mountain Resor dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung menggunakan bahan-bahan alami seperti parquet
85 kayu, bambu, marmer, batuan kapur, dan sebagainya. Pemilihan material alam juga berdasarkan iklim Kabupaten Bandung yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan karena dipengaruhi oleh iklim pegunungan, material lantai yang tepat untuk dipakai adalah material tahan lembab, kokoh dan memiliki tekanan yang kuat seperti batu alam atau buatan, logam, beton, kayu yang sudah di treatment.
Gambar 4.18. Dinding Penghalang Ruang Toilet dan Partisi Lobby.
(Sumber: Karya Penulis, 2018)
3) Langit – Langit
Ceiling pada resor diaplikasikan material utama yaitu gypsum dan material alami seperti lumber ceiling, mirror glass sehingga terciptanya suatu satu kesatuan antar elemen interior.
Mirorr glass difungsikan agar memberikan kesan luas pada ruangan tersebut.
86 Gambar 4.19. Tampak Reflected Ceiling Plan Area Lobby
(Sumber: Karya Penulis, 2018)
Gambar 4.20. Area Lobby Pada Malam Hari (Sumber: Karya Penulis, 2018)
87 4.2.5. Aspek Interior Sistem
1) Pencahayaan
Pada perancangan interior Mountain Resor dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung menggunakan pencahayaan alami maupun buatan. Untuk meminimalkan penggunaan listrik maka pencahayaan alami dari pagi hingga sore dimaksimalkan melalui celah dari ventilasi yang berada pada dinding bangunan sehingga cahaya matahari dan sirkulasi udara dapat masuk dengan mudah ke dalam ruangan. Namun penggunaan pencahayaan buatan juga tetap diperlukan pada ruang-ruang tertentu yang memang membutuhkan pencahayaan buatan. Pemanfaatan sinar matahari dibagi menjadi pencahayaan sinar matahari langsung (tanpa pemantul atau pelindung), dan pencahayaan sinar matahari tak langsung (dengan pemantul atau pelindung).
Pada malam hari penggunaan cahaya buatan lebih dipilih sebagai suber penerangan dan artistic pada bangunan ini. Secara umum pencahayaan buatan yang digunakan adalah lampu Led Cove Lighting dan beberapa lampu artistic seperti Down Light, Back Light, dan lain-lain.
2) Penghawaan
Mountain resort menggunakan penghawaan alamiah melalui bukaan / ventilasi dan penghawaan buatan yaitu dengan exhauser fan, kipas, dan air conditioning (AC). Penggunaan penghawaan tersebut berdasarkan iklim Kabupaten Bandung yang lembab dan sejuk dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata- rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan karena dipengaruhi oleh iklim pegunungan.
88 3) Akustik
Sistem akustik pada mountain resort, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah menghilangkan gangguan bunyi dari luar. Bunyi suara kendaraan mulai dari yang tinggi (bel), hingga rendah (rem), hingga aktifitas gedung disebelahnya yang bisa menimbulkan gangguan suara. Maka dari itu hal pertama yang harus dilakukan adalah merencanakan ruang pada tempat yang jauh dari gangguan. Gangguan suara yang ada di dalam gedung berasal dari aktifitas pengguna gedung tersebut, serta bunyi lainnya yang berasal dari luar gedung. Prinsip pertama untuk mengurangi gangguan bunyi yang ada di dalam gedung adalah dengan mengurangi bunyi yang keluar dari sumbernya. Cara kedua adalah mengurangi bunyi yang terjadi dari titik-titik tertentu dalam ruangan, dengan pemilihan material penyusun ruang. Penerapan sistem akustik ruang dalam mountain resort digunakan terutama pada ruang yang membutuhkan kualitas suara yang baik seperti hall, ruang meeting, ruang spa, gazebo dan ruang theater.
Pengaturan akustik sangat dibutuhkan agar suara dapat terdengar jelas oleh seluruh pengguna ruang. Sistem akustik yang diterapkan berupa panel kayu pada dinding, ceiling dan lantai kayu.
Gambar 4.21. Panel Kayu, Ceiling Speaker, Gypsum Board (Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/ceiling-mounted-
speakers-3521503088.html , 12 Juli 2018) 4.2.6. Aspek Dekorasi dan Warna
a) Elemen dekoratif yang dipilih adalah aplikasi bentuk benda-benda yang berhubungan dengan alam dan kebudayaan sunda. Misalnya : lampu berbahan material bambu maupun material alam lainnya dan
89 sticker transparan/aplikasi bentuk motif batik khas Jawa Barat seperti motif mega mendung dan motif khas Jawa Barat lainnya.
b) Penerapan warna Mountain Resort dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung adalah perpaduan warna natural pada busana Menak yaitu warna putih dan transisi warna cokelat.
Gambar 4.22. Busana Golongan Menak
(Sumber: Dokumentasi Pribadi di Museum Sri Baduga pada Minggu, 09 Oktober 2016)
Gambar 4.23. Skema Warna Busana Menak (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
4.2.7. Desain Furnitur
Furnitur untuk interior Mountain Resor dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung menggunakan bahan alami seperti kayu, bambu dan batuan alam dengan sentuhan akhir natural coating maupun finishing lainnya. Finishing yang digunakan dimaksudkan sebagai pendukung ketahanan furniture pada siteplan di daerah dataran tinggi.
90 Gambar 4.24. Bentuk Ornamen Pada Mahkota Binokasih Sanhyang
Pakemasih.
(Sumber: http://museumsribaduga.indonesiaheritage.org/ diunduh pada hari pada Sabtu, 18 Agustus 2018)
Gambar 4.25. Hasil Stilasi Ornamen Mahkota Binokasih Sanhyang Pakemasih Pada Partisi – Partisi Lobby.
(Sumber: Karya Penulis, 2018)
91 Gambar 4.26. Hasil Stilasi Ornamen Mahkota Binokasih Sanhyang Pakemasih
pada Fascade Furniture Resepsionis.
(Sumber: Karya Penulis, 2018)
Gambar 4.27. Bagian Thurida (Jamang Sadaseler)
terletak didepan Mahkota Binokasih Sanhyang Pakemasih berbentuk kelopak bunga berhiaskan batu permata hijau. (Sumber:
http://museumsribaduga.indonesiaheritage.org/ diunduh pada hari Sabtu, 18 Agustus 2018)
92 Gambar 4.28. Suasana dan Hasil Stilasi Bagian batu permata hijau pada bagian depan Mahkota Binokasih Sanhyang Pakemasih pada Furniture Coffee
Table Lobby.
(Sumber: Karya Penulis, 2018)
4.2.8. Besaran Ruang
a) Area Lobby & Receptionist b) Theater Area
c) Gazebo Area
d) Restaurant Dining Area e) Spa Room
f) VIP Meeting room g) Toilet
a) Lobby Pengguna Ruang
2 Resepsionis 2 Security 36 Pengunjung
2 x 1,5 = 3 m2 2 x 1,5 = 3 m2 36 x 1,5 = 54 m2
63 m2
93 Furniture 1 Meja Resepsionis
10 Sofa lobby untuk 35 orang (150cm x 50cm)
3 m2
10 x 0,75 m2 = 7,5 m2
10,5 m2
Pengguna + Furniture
63 m2 + 10,5 m2 73,5 m2
Sirkulasi Ruang
20% x 73,5 m2 14,7 m2
Total Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
88,2 m2
Tabel 4.4. Besaran Ruang Lobby (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
b) Restaurant Dining Area Pengguna
Ruang
2 Pramusaji 58 Pengunjung
2 x 1,5 = 3 m2 58 x 1,5 = 87 m2
90 m2
Furniture 1 Meja saji
1 Meja saji bertingkat 8 Kursi 2 orang (150 cm x 60 cm)
8 Kursi 4 orang (300 cm x 60 cm)
10 Kursi 1 orang (45 cm x 45 cm)
4 Meja (400 cm x 80 7 m2 5 m2
8 x 0,16 = 6 m2
8 x 0,16 = 6 m2
10 x 0,16 = 1,6 m2
34,96 m2
94 cm)
4 Meja (200 cm x 80 cm)
5 Meja (100 cm x 100 cm)
4 x 0,72 = 2,88 m2
4 x 0,72 = 2,88 m2
5 x 0,72 = 3,60 m2
Pengguna +
Furniture
90 m2 + 34,96 m2
124,96 m2
Sirkulasi Ruang
20% x 124,96 m2 24,992
m2 Total
Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
149,952 m2
Tabel 4.5. Besaran Ruang Restaurant Dining Area (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
c) Ruang Spa Pria Pengguna Ruang
2 Therapist 1 Konsumen
2 x 1,5 = 3 m2 1 x 1,5 = 1,5 m2
4,5 m2
Furniture 1 Therapist Chair 1 Massage Bed 1 Build In Whirl Pool
1 x 1,5 = 1,5 m2 1 x 2 = 2 m2 1 x 4 = 4 m2
14,5 m2
95 1 Build In Massage
Cabinet
1 Loker Konsumen 1 Toilet
1 Meja Washtafel
1 x 3 = 3 m2 1 x 1 = 1 m2 1 x 1 = 1 m2 1 x 2 = 2 m2
Pengguna +
Furniture
4,5 m2 + 14,5 m2
19 m2
Sirkulasi Ruang
20 % x 16 m2 3,8 m2
Total Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
22,8 m2
Tabel 4.6. Besaran Ruang Spa Pria (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
d) Ruang Spa Wanita Pengguna
Ruang
2 Therapist 1 Konsumen
2 x 1,5 = 3 m2 1 x 1,5 = 1,5 m2
4,5 m2
Furniture 1 Therapist Chair 1 Massage Bed 1 Build In Whirl Pool 1 Build In Massage Cabinet
1 x 1,5 = 1,5 m2 1 x 2 = 2 m2 1 x 4 = 4 m2 1 x 3 = 3 m2 1 x 1 = 1 m2
14,5 m2
96 1 Loker Konsumen
1 Toilet
1 Meja Washtafel
1 x 1 = 1 m2 1 x 2 = 2 m2
Pengguna +
Furniture
4,5 m2 + 14,5 m2
19 m2
Sirkulasi Ruang
20 % x 16 m2 3,8 m2
Total Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
22,8 m2
Tabel 4.7. Besaran Ruang Spa Wanita (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
e) VIP Meeting room Pengguna
Ruang
10 pengunjung 10 x 1,5 = 15 m2
15 m2
Furniture 1 Meja Rapat 10 Kursi Rapat 1 Build In Cabinet 2 Kursi Bar Stool 1 Kitchen Set
1 x 2 = 2 m2 10 x 0,16 = 1,6 m2
1 x 4 = 4 m2 2 x 0,16 = 0,8 m2
1 x 5 = 5 m2
13,4 m2
97 Pengguna
+
Furniture
15 m2 + 13,4 m2
28,4 m2
Sirkulasi Ruang
20 % x 5,68 5,68 m2
Total Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
34,08 m2
Tabel 4.8. Besaran Ruang VIP Meeting Room (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
f) Toilet Pria dan Toilet Wanita Pengguna
Ruang
5 Pria + 1 Disable 4 Wanita + 1 Disable 2 Karyawan
6 x 1,21 = 7,26 m2
5 x 1,21 = 6,05 m2
2 x 1,21 = 2,42 m2
15,73 m2
Fasilitas 2 Urinoir
6 WC (2 Pria, 4 Wanita)
5 Washtafel (2 Pria; 3 Wanita)
2 Janitor Cabinet Build In
2 x 0,5 = 1 m2 6 x 1 = 6 m2 5 x 0,5 = 2,5 m2 2 x 1,8 = 3,6 m2
13,1 m2
Pengguna 15,73 m2 + 13,1 28,83 m2
98 +
Furniture
m2
Sirkulasi Ruang
20 % x 28,83 m2 5,766 m2
Total Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
34,596 m2
Tabel 4.9. Besaran Ruang Toilet Pria dan Toilet Wanita (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
g) Gazebo Pengguna Ruang
48 Pengunjung 48 x 1,5 = 72 m2
72 m2
Furniture 8 Coffee Table 6 Sofa
2 Sofa 2 Sofa
1 Tribun Tiga Tingkat
2 Area Sirkulasi Outdoor
1 Area Patung Outdoor
2 Patung
8 x 0,6 = 4,8 m2 6 x 3,2 = 0,8 m2 2 x 6,6 = 13,2 m2
2 x 1,3 = 0,75 m2
1 x 16 = 16 m2 2 x 21 = 42 m2 1 x 16 = 16 m2 1 x 0,6 = 0,6 m2
94,15 m2
Pengguna +
72 m2 + 94,15 166,15
99
Furniture m2 m2
Sirkulasi Ruang
20 % x 166,15 m2 33,23 m2
Total Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
199,38 m2
Tabel 4.10. Besaran Ruang Gazebo (Sumber: Analisa Penulis, 2018)
h) Theater Pengguna Ruang
20 Pemain Theater 20 x 1,21 = 24,2 m2
24,2 m2
Fasilitas 2 Rak (50 cm x 150 cm)
1 Cabinet Build In (50 cm x 150 cm) 1 Area Pemusik 1 Area Penari/
Pelakon 2 Ruang Ganti
1 Area Sirkulasi Penonton
2 x 1,3 = 2,6 m2 1 x 8 = 8 m2 1 x 8 = 8 m2 1 x 8 = 8 m2 2 x 2 = 4 m2 1 x 16 = 16 m2
46,6 m2
Pengguna +
Furniture
24,2 m2 + 46,6 m2
70,8 m2
Sirkulasi 20 % x 70,8 m2 14,16
100
Ruang m2
Total Kebutuhan Ruang
Pengguna + Furn. + Sirkulasi
84,96 m2
Tabel 4.11. Besaran Ruang Theater (Sumber: Analisa Penulis, 2018) 4.2.9. Sistem Keamanan
a) Ancaman Kebakaran
Peralatan keamanan dari ancaman kebakaran berupa smoke detector, fire alarm system, fire estinguisher, sprinkler, dan hidrant kebakaran. Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-alat seperti fire dumper, heat ventilating & smoke pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut.
Gambar 4.29. Alat Pemadam Kebakaran
(Sumber: https://sites.google.com/a/scarletmail.rutgers.edu/menna-s-fire- safety-website/home/fire-safety-equipment , diakses tanggal 13
September 2018)
b) Ancaman Kejahatan Manusia
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian) pada Desain Interior Mountain Resort dengan Konsep Kontemporer di Kabupaten Bandung terhadap kegiatan yang berlangsung diterapkan dengan menggunakan sistem sekuriti,
101 CCTV (Close Circuit Television) yaitu suatu alat yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan dan berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor.
Gambar 4.30. CCTV Wheatherproof
(Sumber: http://www.anranhtshop.com/views.asp?hw_id=1283 , diakses tanggal 13 September 2018)