• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN A. Pengertian Judul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN A. Pengertian Judul"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

13

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan dibahas mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, dan sistematika pembahasan untuk memperoleh pemahaman mengenai permasalahan yang akan diselesaikan.

A. Pengertian Judul 1. Agrowisata

a. Pengertian agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor:

204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan “sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian" (Tirtawinata dan Fahruddin, 1996).

b. Agrowisata merupakan suatu upaya dalam rangka menciptakan produk wisata baru atau diversifikasi (Tirtawinata dan Fachruddin, 1996).

c. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005).

Agrowisata merupakan sebuah rangkaian kegiatan dengan memanfaatkan potensi pertanian atau perkebunan sebagai obyek wisata. Potensi yang dimiliki beragam-ragam, seperti contohnya potensi pemandangan alam, kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi teknologi yang digunakan, serta potensi budaya yang dimiliki masyarakat sekitar. Kegiatan agrowisata bertujuan untuk sarana edukasi yang dapat memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi serta hubungan usaha di bidang pertanian yang meliputi perkebunan, perikanan, tanaman pangan, dan peternakan.

2. Tanaman teh

Tanaman teh (Camellia sinensis) adalah salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 hingga 9 meter. Di perkebunan-perkebunan, tanaman teh dipertahankan dengan ketinggian hingga 1

(2)

commit to user

14

meter dan dilakukan pemangkasan secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun agar diperoleh tunas-tunas daun teh yang cukup banyak. Pada umumnya tanaman teh tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara 200 meter sampai dengan 2000 meter dpl dengan suhu cuaca antara 14°C – 25°C (Ghani, 2002).

B. Latar Belakang

Teh merupakan salah satu minuman popular di dunia yang dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia sintesis). Tanaman teh yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas Asamica yang berasal dari India. Teh varietas Asamica memiliki kelebihan yaitu kandungan katekinnya (zat bioaktif utama dalam teh) yang besar, sehingga teh varietas ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk olahan pangan dan farmasi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Hartoyo, 2003).

Menurut Statistik, Indonesia merupakan Negara produsen teh yang menduduki peringkat nomor 7 pada tahun 2014. Provinsi-provinsi yang memproduksi teh paling banyak di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jambi dengan jenis teh yang diproduksi diantaranya teh hitam dan teh hijau. Salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki perkebunan teh terbesar adalah Kabupaten Batang, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut dikarenakan wilayah dataran tinggi yang dingin merupakan tempat paling baik untuk memproduksi daun teh berkualitas tinggi.

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Teh Perkebunan Besar Swasta di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

No Wilayah

Luas Area (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Kg/Ha)

Jumlah Penyerapan

Tenaga Kerja (TK)

1 Kab. Temanggung 22 27 1.209 222

2 Kab. Kendal 287 3 10 452

3 Kab. Wonosobo 769 2.023 3.034 1.170

4 Kab. Batang 1.000 2.125 2.306 1.475

5 Kab. Karanganyar 384 700 1.824 588

Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas teh 2015-2017

Tanaman teh juga berkontribusi untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia dengan mengekspor hasil daun teh kering ke berbagai Negara. Produksi teh Indonesia sebagian besar dipasarkan ke mancanegara (diekspor) dan hanya sebagian kecil saja yang dipasarkan di dalam negeri. Pasar untuk produk teh tersebut telah

(3)

commit to user

15

menjangkau kelima benua yakni Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa (Statistik Teh Indonesia, 2017).

Konsumsi teh global diproyeksikan akan meningkat hampir 3% setiap tahunnya selama satu dekade mendatang (Indonesia Invesments, 2015). Meskipun konsumsi teh domestik Indonesia telah bertambah selama beberapa tahun yang lalu, konsumsi teh per kapita tetaplah rendah, terlebih lagi kelas menengah urban Indonesia semakin mengembangkan “gaya hidup konsumsi kopi”.

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang memiliki kontribusi dalam memproduksi teh salah satunya berada di daerah Kemuning. Dilihat dari tabel di atas Kabupaten Karanganyar memiliki perkebunan teh dengan luas area 384 Ha dan terdiri dari daun tanaman yang sudah dewasa/

mature. Potensi yang sangat besar dengan adanya perkebunan teh dan produksi teh yang tinggi seharusnya dapat dimaksimalkan dengan baik. Selain sebagai hasil olahan minuman, teh juga dapat diolah sebagai produk lainnya yaitu olahan makanan seperti puding, kue, ice cream, bahkan dapat dijadikan sebagai produk obat-obatan herbal. Dengan adanya keberagaman manfaat yang dapat dihasilkan dari tanaman teh, diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas untuk para masyarakat di sekitar Kemuning, serta meningkatkan minat dan konsumsi teh dalam negeri. Kemudian dalam hal edukasi, banyak yang dapat dipelajari dari manfaat teh, jenis teh, sejarah teh, dan proses pengolahannya agar menjadi beraneka macam produk. Selain itu, potensi wisata alam yang indah di kawasan kebun teh juga dapat dimanfaatkan untuk sarana rekreasi serta memunculkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

Wilayah Karanganyar memiliki beberapa tempat wisata khususnya di daerah Kemuning, namun daerah tersebut kurang memanfaatkan potensi yang ada dengan baik. Dapat dilihat dikondisi yang sekarang ini, daerah Kemuning hanya terdapat beberapa café dan sarana rekreasi yang kurang memanfaatkan kebun teh sebagai potensinya, hal ini membuat objek wisata tersebut kurang memiliki ciri khas dan daya tarik yang diminati oleh pengunjung.

(4)

commit to user

16

Gambar 1. Pemetaan Wisata di Kabupaten Karanganyar Sumber: www.google.com/maps

Selain itu, di daerah Kemuning memiliki pabrik teh yang dikelola oleh PT.

Rumpun Sari yang di dalamnya terdapat fasilitas museum teh yang jarang diketahui oleh masyarakat luas dikarenakan pabrik yang berada di Kemuning ini merupakan pabrik untuk produksi yang tidak dapat dimasuki oleh pengunjung secara leluasa.

Sehingga dalam hal wisata sangat kurang dan diperlukan adanya suatu wadah yang dapat mengakomodasi wisata edukasi dan rekreasi dari potensi kebun teh di Kemuning.

Gambar 2. Lokasi Pabrik Teh PT. Rumpun Sari di Kemuning Sumber: www.google.com/maps

(5)

commit to user

17

Potensi yang dimiliki Kemuning berupa kebun teh, kondisi eksisting disekitar Kemuning yang masih kurangnya kegiatan wisata agro kebun teh, dan peluang pariwisata yang ada di Kemuning menjadi permasalahan dalam adanya perencanaan agrowisata teh. Sehingga dengan adanya Agrowisata Teh Kemuning ini diharapkan potensi kebun teh dapat dioptimalkan serta wisata kebun teh di Kemuning dapat lebih terorganisir dan lebih menarik daripada hanya sekedar café yang sudah ada seperti sekarang.

Dengan begitu, Agrowisata Teh Kemuning ini akan dirancang guna menghadirkan fasilitas wisata edukasi dan rekreasi yang terintegrasi dengan kebun teh sebagai upaya mengoptimalkan potensi di wilayah Kemuning serta memberikan pengalaman yang belum pernah didapatkan sebelumnya untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan teh, jenis, dan sejarah dari teh tersebut. Fasilitas atau wadah kegiatan yang akan dihadirkan dalam kawasan agrowisata ini diantaranya yaitu museum dan pusat pengolahan sederhana teh sebagai wisata edukasi yang dapat memberikan pengetahuan mengenai teh, sejarah teh, manfaat teh, serta proses pengolahan daun teh hingga menjadi hasil olahan daun teh. Kemudian kebun teh sebagai sarana rekreasi dan fasilitas umum lainnya, serta hasil dari pengolahan produk teh yang dapat dinikmati dan dijadikan oleh-oleh.

Agrowisata diharapkan dapat menjadi wadah edukasi masyarakat dan dapat menjadi tempat rekreasi yang memiliki daya tarik bagi pengunjung dalam negeri maupun mancanegara, sehingga dapat bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat umum, khususnya wilayah Karanganyar dan sekitarnya.

C. Permasalahan dan Persoalan 1. Permasalahan

Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah bagaimana merencanakan dan merancang Agrowisata Teh Kemuning sebagai sarana wisata edukasi dan rekreasi.

2. Persoalan

Agrowisata teh yang direncanakan guna tercipta sarana akomodasi yang baik perlu memiliki strategi penyelesaian sebagai berikut.

a. Bagaimana kriteria desain kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatan dan memenuhi kebutuhan pengguna Agrowisata Teh Kemuning?

(6)

commit to user

18

b. Bagaimana kriteria desain tata ruang dan zonasi yang dapat memenuhi kegiatan edukasi dan rekreasi, serta kebutuhan ruang Agrowisata Teh Kemuning?

c. Bagaimana kriteria desain bentuk dan tampilan bangunan yang sesuai untuk Agrowisata Teh Kemuning?

d. Bagaimana kriteria desain sirkulasi pada kegiatan Agrowisata Teh Kemuning dengan memperhatikan kenyamanan pengunjung?

e. Bagaimana kriteria desain sistem pencahayaan dan penghawaan yang tepat pada Agrowisata Teh Kemuning?

f. Bagaimana kriteria sistem struktur, konstruksi, dan utilitas yang dapat mendukung akomodasi kegiatan edukasi dan rekreasi Agrowisata Teh Kemuning?

D. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Merencanakan dan merancang Agrowisata Teh Kemuning sebagai sarana wisata edukasi dan rekreasi.

2. Sasaran

a. Konsep kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatan dan memenuhi kebutuhan pengguna Agrowisata Teh Kemuning.

b. Konsep tata ruang dan zonasi yang dapat memenuhi kegiatan edukasi dan rekreasi, serta kebutuhan ruang Agrowisata Teh Kemuning.

c. Konsep bentuk dan tampilan bangunan yang sesuai untuk Agrowisata Teh Kemuning.

d. Konsep sirkulasi pada kegiatan Agrowisata Teh Kemuning dengan memperhatikan kenyamanan pengunjung.

e. Konsep sistem pencahayaan dan penghawaan yang tepat pada Agrowisata Teh Kemuning.

f. Konsep sistem struktur, konstruksi, dan utilitas yang dapat mendukung akomodasi kegiatan edukasi dan rekreasi Agrowisata Teh Kemuning.

E. Lingkup dan Batasan 1. Lingkup

Lingkup pembahasan meliputi permasalahan dan persoalan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur mengenai perencanaan dan perancangan kawasan

(7)

commit to user

19

Agrowisata Teh Kemuning sebagai wisata edukasi rekreasi. Pembahasan diluar lingkup disiplin arsitektur yang berkaitan dengan wisata edukasi dan rekreasi obyek Agrowisata Teh Kemuning hanya sebagai penunjang dan pendukung.

2. Batasan

a. Pembahasan mengenai fungsi edukasi dan rekreasi dalam Agrowisata Teh Kemuning.

b. Pembahasan mengenai perencanaan dan perancangan Agrowisata Teh Kemuning sebagai wisata edukasi rekreasi di Kabupaten Karanganyar.

F. Sistematika

1. Sistematika Konsep BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, serta sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi kajian teori atau sebagai gambaran umum yang berkaitan dengan pariwisata, agrowisata, dan tanaman teh yang menjadi landasan serta pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan yang dilakukan. Kemudian preseden dengan fungsi bangunan yang sejenis dengan agrowisata teh.

BAB III. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AGROWISATA TEH

Pada bab ini berisikan metode perencanaan dan perancangan yang akan diterapkan, yaitu metode konsep perencanaan dan perancangan, serta dilengkapi dengan bagan metode.

BAB IV. TINJAUAN DATA

Bab ini berisikan tinjauan lokasi site objek yaitu Kemuning, Karanganyar. Data yang disajikan berupa kondisi administratif, kondisi iklim, kondisi sosial dan kebudayaan, kebijakan mengenai tata ruang kawasan dan tata guna lahan, kebijakan tata bangunan, dan sarana prasarana yang tersedia.

BAB V. ANALISIS PERENCANAAN AGROWISATA TEH

(8)

commit to user

20

Bab ini berisikan analisa terhadap data dan permasalahan yang ada dengan tujuan mendapatkan rumusan program konsep perencanaan dan perancangan agrowisata teh.

BAB VI. ANALISIS PERANCANGAN AGROWISATA TEH

Bab ini menyajikan analisis dengan menerapkan prinsip-prinsip desain arsitektur pada kriteria desain yang telah dirumuskan.

BAB VII. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AGROWISATA TEH

Bab ini berisikan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisis agrowisata teh yang kemudian akan ditransformasikan dalam bentuk desain.

2. Sistematika Studio

Pada tahap ini, konsep perencanaan dan perancangan yang telah dirumuskan sebelumnya akan diolah untuk menghasilkan produk berupa transformasi desain. Tahap selanjutnya adalah membuat gambar kerja berupa siteplan, denah, tampak, potongan dan perspektif, hingga model tiga dimensi baik dalam bentuk maket maupun grafis. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan detail Mechanical, Electrical, Plumbing dan detail arsitektur.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tingkat kerapatan naungan, pemupukan, dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelimpahan

Pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan pangan (biasa disebut bahan mentah), baik nabati maupun hewani yang diolah sedemikian rupa sehingga mudah dimakan dan

Satuan vulkanik merapi terbaru merupakan endapan termuda, satuan ini terdiri dari material-material gunungapi lepas yang tersusun dari campuran abu, pasir, dan

Setelah dalam proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan maksimal maka diperoleh peningkatan nilai yang

Dari data perusahaan berupa laporan keuangan komersial yaitu laporan Laba – Rugi, maka dilakukan rekonsiliasi (koreksi) atas laporan laba-rugi komersial menjadi laporan

Sifat dari metode Radial Basia Function adalah jaringan satu arah (tidak bolak-balik seperti pada Feed Forward Neural Network yang terdapat pada metode

“Penelitian Kuat Tekan dan Berat Jenis Mortar untuk Dinding Panel Membandingkan Penggunaan Pasir Bangka dan Pasir Baturaja Dengan Tambahan Foaming Agent dan Silica Fume

sedang, dan yang dibimbing oleh guru pamong ialah 85 termasuk dalam