• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Analisis Pengaruh Ekspor, Suku bunga, Impor dan Inflasi terhadap Nilai Tukar menggunakan Path Analysis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Model Analisis Pengaruh Ekspor, Suku bunga, Impor dan Inflasi terhadap Nilai Tukar menggunakan Path Analysis"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

Model Analisis Pengaruh Ekspor, Suku bunga, Impor dan Inflasi terhadap Nilai Tukar menggunakan Path Analysis

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Ayu Octaviani (672016057) Dr. Wiwin Sulistyo, S.T., M. Kom

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Desember 2020

(2)

2

Model Analisis Pengaruh Ekspor, Suku bunga, Impor dan Inflasi terhadap Nilai Tukar menggunakan Path Analysis

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Ayu Octaviani (672016057) Dr. Wiwin Sulistyo, S.T., M. Kom

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Desember 2020

(3)

3

(4)

4

(5)

5

(6)

6

(7)

7

(8)

8 1. Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak dapat mengelak dan harus menghadapi era globalisasi serta liberalisasi perdagangan yang mecakup persaingan bebas di bidang ekonomi [1]. Persaingan bebas di bidang ekonomi ini tentu menciptakan adanya perdagangan bebas ditingkat internasional atau sering disebut sebagai perdagangan internasional. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang terjadi antara satu negara dengan negara lain yang menimbulkan hubungan perekonomian yang semakin terikat. Transaksi yang terjadi dalam perdagangan internasional memerlukan mata uang yang telah disepakati oleh negara yang melakukan transaksi, sehingga untuk menunjang kegiatan perdagangan internasional dengan negara lain, suatu negara harus mengubah mata uang yang akan digunakan ke mata uang yang telah disepakati dan menimbulkan suatu nilai tukar [2].

Besarnya nilai tukar menjadi masalah besar bagi investor, selain itu nilai tukar bersifat non-linear dan non- stasioner[3,4]. Perubahan nilai tukar yang berubah-ubah setiap saat dapat menyebabkan terjadinya depresiasi dan apresiasi terhadap mata uang itu sendiri. Apresiasi merupakan peningkatan suatu nilai mata uang sedangkan depresiasi adalah penurunan nilai pada suatu mata uang [5]. Perubahan perilaku nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh tingkat inflasi, tingkat suku bunga, besarnya ekspor dan impor [6].

Inflasi merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap nilai tukar.

Inflasi adalah kondisi dimana terjadi kenaikan harga barang yang berlangsung secara terus-menerus [7]. Inflasi yang terjadi pada umumnya cenderung untuk menurunkan suatu nilai tukar [8]. Faktor lain yang mempengaruhi suatu nilai tukar adalah tingkat suku bunga. Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.

Perubahan tingkat suku bunga akan memberikan pengaruh terhadap aliran dana suatu negara sehingga akan memengaruhi permintaan maupun penawaran nilai tukar mata uang [9]. Besarnya nilai ekspor dan impor suatu negara juga mempengaruhi nilai tukar. Semakin besar volume ekspor, maka semakin besar jumlah valuta asing suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka nilai tukar juga cenderung melemah [10].

Besarnya pengaruh inflasi, suku bunga, ekspor dan impor terhadap nilai tukar tentu perlu diketahui untuk menentukan kebijakan ekonomi yang tepat dimasa yang akan datang. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh inflasi, suku bunga, ekspor dan impor terhadap nilai tukar dengan menggunakan Analisa Jalur atau Path Analysis. Path Analysis adalah teknik menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung, tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung [11].

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini membangun model analisis pengaruh ekspor, suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar menggunakan Metode Path Analysis, sehingga dapat diperoleh tingkat pengaruh inflasi, suku bunga, ekspor dan impor terhadap nilai tukar secara akurat.

(9)

9 2. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu membahas tentang penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yang kemudian dapat digunakan sebagai pembanding dan atau sebagai acuan pada penelitian ini. Penelitian terdahulu yang pertama berjudul “Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar dan Suku Bunga terhadap Harga Emas di Indonesia” membahas tentang bagaimana pengaruh inflasi, kurs dollar dan suku bunga terhadap harga emas di Indonesia. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data time series dengan model OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: variabel inflasi, nilai tukar, BI rate, berpengaruh secara signifikan terhadap harga emas. Nilai koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini sebesar 0,344127 yang artinya kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sebesar 34,4% sedangkan sisanya sebesar 65,6% dijelaskan oleh variabel bebas lain diluar model [12].

Penelitian kedua berjudul “Penerapan Path Analysis untuk Mengetahui Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Tenaga Administratif Perguruan Tinggi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh empathy, kepemimpinan, kompensasi, kepuasan kerja, disiplin kerja dan motivasi secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi di Sekolah Tinggi dan Politeknik Cahaya Surya Kediri. Secara simultan, variabel empati, kepemimpinan, kompensasi, kepuasan kerja, disiplin kerja dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja [13].

Penelitian ketiga berjudul “Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh harga minyak dunia dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui mediasi inflasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analyze) dengan menggunakan data time series kuartal selama tahun 2005-2014. Hasil penelitian menunjukkan; secara parsial, harga minyak dunia berpengaruh positif (signifikan) dan nilai tukar berpengaruh positif (tidak signifikan) terhadap inflasi. Secara parsial harga minyak dunia berpengaruh positif (signifikan), nilai tukar berpengaruh negatif (signifikan) dan inflasi berpengaruh positif (signifikan) terhadap pertumbuhan ekonomi. Inflasi dalam penelitian ini hanya memediasi pengaruh harga minyak dunia terhadap pertumbuhan ekonomi [14]

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang “Model Analisis Pengaruh Ekspor, Suku Bunga, Impor dan Inflasi terhadap Nilai Tukar menggunakan Path Analysis”. Sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui model, besar pengaruh langsung dan tidak langsung Inflasi, Suku bunga, Ekspor, Impor, terhadap Nilai tukar.

Analisis jalur dikembangkan pertama kali oleh Sewall Wright seorang ahli genetika pada tahun 1920-an [15]. Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel [16]. Didalam menggambarkan diagram jalur yang perlu

(10)

10

diperhatikan adalah anak panah berkepala satu merupakan hubungan regresi dan anak panah berkepala dua adalah hubungan korelasi. Regresi dilakukan untuk setiap variabel dalam model. Nilai regresi yang diprediksi oleh model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness of-fit dihitung.

Model terbaik dipilih berdasarkan nilai goodness of fit [17]. Jadi model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Istilah-istilah analisis jalur adalah sebagai berikut:

a. Model jalur merupakan diagram yang menghubungkan antar variabel bebas, perantara dan tergantung, yang ditunjukkan dengan menggunakan anak panah.

Anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab-akibat antara variabel eksogen dengan satu variabel tergantung atau lebih. Anak panah juga menghubungkan kesalahan (variabel residue) dengan semua variabel endogen masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel eksogen.

b. Variabel eksogen merupakan semua variabel yang berada didalam diagram dan tidak memiliki anak panah yang menuju ke arahnya dan variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lain.

c. Variabel endogen merupakan variabel yang memiliki anak panah dan menuju ke arahnya. Variabel ini nilainya dipengaruhi oleh variabel lain didalam model, dalam variabel endogen terdapat error yang disebut juga kesalahan atau residual.

d. Koefisien jalur (P) adalah koefisien regresi standar (beta) yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur tertentu.

e. Direct Effect (DE) adalah pengaruh langsung yang dapat dilihat dari koefisien jalur dari variabel eksogen ke variabel endogen.

f. Indirect Effect (IE) adalah urutan jalur melalui satu atau lebih variabel perantara. Gangguan atau residue mencerminkan adanya varian yang tidak dapat diterangkan atau pengaruh dari semua variabel yang tidak terukur ditambah dengan kesalahan pengukuran yang merefleksikan penyebab variabilitas yang tidak diketahui pada hasil analisis [18].

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menganalisis pengaruh ekspor, suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar menggunakan path analysis (analisis jalur), untuk memperoleh tingkat pengaruh ekspor, suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar secara akurat. Sehingga dapat digunakan menentukan kebijakan ekonomi yang tepat dimasa yang akan datang.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka.

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang

(11)

11

melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data diperoleh dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dengan jumlah 300 data [19,20].

Tahapan dalam penelitian ini menggunakan proses penghitungan Path Analysis seperti pada Gambar 1. Tahapan-tahapan analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tahap 1

Memasukkan data variabel eksogen ekspor, suku bunga, impor dan inflasi serta variabel endogen nilai tukar dan menentukan model jalur berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, sehingga variabel eksogen (X) dan endogen (˙Y) akan teridentifikasi dalam model jalur.

Tahap 2

Menentukan koefisien jalur berdasarkan koefisien nilai korelasi dan koefisien nilai regresi. Untuk analisis jalur sederhana yang terdiri dari satu variabel eksogen dan satu variabel endogen, besar koefisien jalur sama dengan besar koefisien korelasi antar kedua variabel tersebut.

Tahap 3

Melakukan pengujian keseluruhan koefisien jalur dengan tes signifikansi dan Goodness of Fit. Tes signifikansi dengan menggunakan Uji F (simultan) dan Uji t (parsial)

Rumus Uji Simultan:

(1)

Rumus Uji Parsial:

(2

Tahap 4

Melakukan proses trimming, model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model jika koefisien beta nya tidak signifikan dan membuat model baru dengan cara mengeluarkanya dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya diuji secara keseluruhan apabila ternyata ada variabel yang tidak signifikan.

Tahap 5

Menentukan besar pengaruh tak langsung dan pengaruh total dari masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen yang dipengaruhi.

Tahap 6

Proses selanjutnya adalah membentuk model persamaan struktural berdasarkan model path analyisis koefisien jalur sebelumnya.

Hasil akhir dari path analysis ini berupa persamaan struktural yang diharapkan dapat mengidentifikasi pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen yang ada pada model.

(12)

12

Gambar 1 Flowchart Path Analysis [21]

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, inflasi mempengaruhi nilai tukar secara langsung sedangkan nilai inflasi dipengaruhi oleh nilai ekspor, suku bunga dan impor maka analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur [4].

Substruktur yang pertama yaitu menganalisis pengaruh ekspor, suku bunga dan ekspor sebagai variabel eksogen terhadap Inflasi sebagai variabel endogen.

Substruktur yang kedua menganalisis ekspor, suku bunga, impor dan inflasi sebagai variabel eksogen terhadap nilai tukar sebagai variabel endogen. Maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut:

(13)

13

Gambar 2 Model Path Analysis secara umum

Keterangan:

X1 = Variabel ekspor X2 = Variabel suku bunga X3 = Variabel impor X4 = Variabel inflasi Y = Variabel nilai tukar

Model analisis jalur (path analysis) yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan dalam persamaan struktural berikut:

X4 = PX4X1*X1 + PX4X2*X2 + PX4X3*X3 + e1

Y = PYX1*X1 + PYX2*X2 + PYX3*X3 + PYX4*X4 + e2

a. Analisis Korelasi

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel ekspor, suku bunga dan impor.

Tabel 1 Hasil Korelasi Ekspor, Suku bunga dan Impor

Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas Suku bunga (X2) Ekspor (X1) -0,589 0,000

Impor (X3) Suku bunga (X2) -0,445 0,002

Impor (X3) Ekspor (X1) 0,830 0,000

Untuk menentukan tingkat korelasi maka ditinjau dari nilai estimasi pada tabel 1 dengan kriteria sebagai berikut:

0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada) 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat

0,5 – 0,75 : Korelasi kuat

0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat [18].

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:

H0 : Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.

H1 : Ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.

Pengujian berdasarkan signifikan:

(14)

14

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak H1

Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antar variabel yang bersifat kuat dan signifikan karena probabilitas < 0,05.

b. Analisis Jalur Pengaruh Ekspor, Suku bunga dan Impor terhadap Inflasi

Gambar 3 Model Diagram Jalur Substruktur 1

Analisis jalur substruktur yang pertama yaitu menganalisis pengaruh ekspor, suku bunga dan impor terhadap inflasi baik secara simultan maupun secara parsial. Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Pengaruh Ekspor, Suku bunga dan Impor terhadap Inflasi

Pengaruh antar Variabel Estimasi Probabilitas R Square

Inflasi (X4) Ekspor (X1) -0,360 0,024

0,033 Inflasi (X4) Suku bunga (X2) -0,131 0,042

Inflasi (X4) Impor (X3) 0,163 0,056

Untuk melihat pengaruh secara simultan dari ekspor, suku bunga dan impor terhadap inflasi, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel 2 khususnya angka R square. Besarnya angka R square (r2) adalah 0,033. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel ekspor, suku bunga dan impor terhadap inflasi dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus berikut:

KD = r2 x 100%

KD = 0,033x 100%

KD = 3,3%

Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh variabel ekspor, suku bunga dan impor terhadap inflasi secara simultan adalah 3,3%, sedangkan sisanya sebesar 96,7% (100%-3,3%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel ekspor, suku bunga, impor dan inflasi adalah sebesar 3,3%, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di luar model ini adalah sebesar 96,7%.

(15)

15

Untuk melihat besarnya pengaruh ekspor, suku bunga dan impor terhadap inflasi secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 2, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:

H0 : Tidak ada hubungan linier antara dua variabel.

H1 : Ada hubungan linier antara dua variabel.

Pengujian berdasarkan signifikan:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima

Hasil perhitungan menunjukkan angka probabilitas dari ekspor 0,024<0,05 dan probabilitas dari suku bunga 0,042<0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima H1. Artinya, ada hubungan linier antara variabel ekspor dan suku bunga terhadap inflasi. Besarnya pengaruh ekspor dan suku bunga terhadap inflasi yang dilihat dari nilai estimasi sebesar -0,360 dan -0,131. Ekspor dan suku bunga memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap inflasi. Artinya jika ekspor dan suku bunga mengalami kenaikan, maka inflasi akan menurun begitu pula sebaliknya.

Sedangkan hasil perhitungan pada variabel impor menunjukkan angka 0,056>0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H1 dan menerima H0. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel impor dengan inflasi. Besarnya pengaruh impor dengan inflasi sebesar 0,163. Impor memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan positif terhadap Inflasi. Artinya tidak ada hubungan antara impor dengan inflasi.

c. Analisis Jalur Pengaruh Ekspor, Suku Bunga, Impor dan Inflasi terhadap Nilai Tukar

Gambar 4 Model Diagram Jalur substruktur 2

Analisis jalur substruktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh ekspor, suku bunga, impor, inflasi terhadap nilai tukar baik secara simultan maupun secara parsial. Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 18 adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Pengaruh Ekspor, Suku bunga dan Impor terhadap Inflasi

Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas R Square

Nilai tukar (Y) → Ekspor (X1) -0,135 0,058 0,390

(16)

16

Nilai tukar (Y) → Suku bunga (X2) -0,160 0,021

Nilai tukar (Y) → Impor (X3) 0,791 0,000

0,390 Nilai tukar (Y) → Inflasi (X4) 0,073 0,047

Untuk melihat pengaruh ekspor, suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel 3 khususnya angka R square.

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,390 atau sebesar 39%. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel ekspor, suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar. Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh variabel ekspor, suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar secara simultan adalah 39%, sedangkan sisanya sebesar 61% (100%-39%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Untuk melihat besarnya pengaruh ekspor, suku bunga dan impor terhadap inflasi secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 2, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:

H0 : Tidak ada hubungan linier antara dua variabel.

H1 : Ada hubungan linier antara dua variabel.

Pengujian berdasarkan signifikan:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima

Hasil perhitungan menunjukkan angka probabilitas dari suku bunga 0,021<0,05 dan probabilitas dari impor 0,000<0,05 serta probabilitas dari inflasi 0,047<0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima H1. Artinya, ada hubungan linier antara variabel suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar. Besarnya pengaruh suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar dilihat dari nilai estimasi adalah -0,160, 0,791 dan 0,073. Suku bunga memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap niliai tukar. Artinya jika suku bunga mengalami kenaikan, maka nilai tukar menurun. Impor dan inflasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap nilai tukar. Artinya jika impor dan inflasi mengalami kenaikan maka nilai tukar akan mengalami kenaikan.

Sedangkan hasil perhitungan pada variabel ekspor menunjukkan angka 0,058>0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H1 dan menerima H0. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel ekspor terhadap nilai tukar. Besarnya pengaruh ekspor terhadap nilai tukar sebesar -0,135. Ekspor memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan negatif terhadap nilai tukar. Artinya tidak ada hubungan antara ekspor terhadap nilai tukar.

d. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)

Hasil uji Goodness of Fit yang dihasilkan masih banyak yang tidak terdefinisi maka pengujian tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini dikarenakan dalam model

(17)

17

tersebut masih terdapat pengaruh antar variabel yang tidak signifikan.

Selanjutnya peneliti akan melakukan analisa jalur model trimming. Analisis jalur model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur apabila koefisien betanya (eksogen) tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan dua jalur (panah) yang koefisien betanya tidak signifikan dan yang memiliki probabilitas terbesar.

Pada trimming pertama, jalur (panah) impor terhadap inflasi dan jalur (panah) ekspor terhadap nilai tukar dihilangkan karena memiliki probabilitas 0,056>0,05 dan 0,058>0,05 (tidak signifikan). Dari hasil modifikasi pertama, maka dapat diperoleh hasil perhitungan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4 Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah Trimming

Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan

Ekpor (X1) → Inflasi (X4) -0,205 0,019 Signifikan

Suku bunga (X2) → Inflasi (X4) -0,112 0,048 Signifikan Inflasi (X4) → Nilai tukar (Y) 0,428 0,042 Signifikan Impor (X3) → Nilai tukar (Y) 0,688 0,000 Signifikan Suku bunga (X2) → Nilai tukar (Y) 0,194 0,008 Signifikan

Dikarenakan terjadi trimming yaitu dengan membuang bagian jalur yang tidak signifikan, oleh karena itu penelitian selanjutnya bertujuan sebagai berikut:

1) Untuk menganalisis pengaruh ekspor dan suku bunga terhadap inflasi

2) Untuk menganalisis pengaruh suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar

e. Analisis Jalur setelah Trimming

Pengujian analisis jalur setelah trimming terdiri dari 2 (dua) substruktur, yang pertama adalah menganalisis pengaruh antara pengaruh ekspor dan suku bunga terhadap inflasi, kemudian yang kedua menganalisis pengaruh suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar. Dari hasil perhitungan setelah trimming, maka dapat digambarkan diagram jalur setelah trimming sebagai berikut.

(18)

18

Gambar 5 Model Diagram jalur setelah Trimming

Gambar 6 Model Diagram Jalur Substruktur 1 setelah Trimming

Gambar 7 Model Diagram Jalur Substruktur 2 setelah Trimming

Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5 Hasil Uji Pengaruh Ekspor, Suku bunga, Impor dan Inflasi terhadap Nilai tukar Pengaruh antar Variabel Estimasi Probabilitas R Square

Inflasi (X4) → Ekspor (X1) -0,205 0,048

0,028

Inflasi (X4) → Suku bunga (X2) -0,112 0,019

(19)

19

Nilai tukar (Y) → Suku bunga (X2) 0,194 0,008

0,385

Nilai tukar (Y) → Impor (X3) 0,688 0,000

Nilai tukar (Y) → Inflasi (X4) 0.082 0,042

Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa ekspor, suku bunga, impor dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tukar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 pada kolom probabilitas yang mempunyai nilai <0,05.

f. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Beberapa pengaruh langsung dan tidak langsung (melalui inflasi) dapat dilihat pada tabel 6 pada kolom estimasi dengan uraian berikut:

1) Pengaruh antara variabel ekspor terhadap inflasi

Ekspor memiliki pengaruh langsung/ total pada Inflasi sebesar -0,205.

2) Pengaruh antara variabel suku bunga terhadap inflasi

Suku bunga memiliki pengaruh langsung pada inflasi sebesar -0,112 3) Pengaruh antara variabel suku bunga terhadap nilai tukar.

Suku bunga memiliki pengaruh langsung pada nilai tukar sebesar 0,194.

Pengaruh tidak langsung Suku bunga terhadap nilai tukar melalui inflasi sebesar -0,112 x 0,820= -0092. Pengaruh total suku bunga terhadap nilai tukar sebesar 0,194+-0,092=0,102.

4) Pengaruh antara variabel impor terhadap nilai tukar

Impor memiliki pengaruh langsung/ total pada nilai tukar sebesar 0,688.

5) Pengaruh antara variabel inflasi terhadap nilai tukar

Inflasi memiliki pengaruh langsung/ total pada nilai tukar sebesar 0,082.

Tabel 6 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dan Pengaruh Total tentang Ekspor (X1), Suku bunga (X2), Impor (X3), Inflasi (X4) terhadap

Nilai tukar (Y)

g. Interpretasi Hasil

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun model persamaan Path Analysis setelah Trimming (Gambar 6) sebagai berikut:

1. Model persamaan substruktur 1

Inflasi = -0,205 Ekspor - 0,112 Suku Bunga + 0,972 e1

Pengaruh variabel

Pengaruh Kausal

Langsung Tidak Langsung Total

Melalui Y

X4→X1 -0,205 - -0,205

X4→X2 -0,112 - 0,112

Y→X2 0,194 -0,092 0,102

Y→X3 0,688 - 0,688

Y→X4 0,082 - 0,082

(20)

20 e1 = – R square R square = 0,028

Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui variabel ekspor dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi.

Hasil pengujian secara parsial dapat diketahui variabel ekspor dan suku bunga memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap inflasi. Hal ini menunjukkan jika ekspor dan suku bunga mengalami kenaikan maka nilai inflasi akan turun.

2. Model persamaan substruktur 2

Nilai tukar = 0,082 Inflasi + 0,194 Suku bunga + 0,688 Impor +0,615 e2 e2 = – R square

R square = 0,385

Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui variabel inflasi, suku bunga dan impor berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tukar

Hasil pengujian secara parsial dapat diketahui variabel inflasi, suku bunga dan impor memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap nilai tukar. Hal ini menunjukkan jika inflasi, suku bunga dan impor mengalami kenaikan maka nilai tukar akan naik.

Berdasarkan gambar 8 dapat dilihat bahwa impor memiliki pengaruh terbesar terhadap nilai tukar ditunjukan dengan pola garis impor yang paling mendekati nilai tukar, diikuti oleh nilai ekspor, suku bunga, kemudian inflasi. Hal ini dapat dilihat pada bulan 2,3, 4 dan seterusnya. Jika impor mengalami kenaikan maka nilai tukar akan naik, begitupun sebaliknya.

Gambar 8 Grafik yang menunjukkan data ekspor, suku bunga, impor dan inflasi terhadap nilai tukar setiap bulan

0,00 2000,00 4000,00 6000,00 8000,00 10000,00 12000,00 14000,00 16000,00 18000,00

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58

Nilai Tukar

Nilai Tukar Impor Ekspor Inflasi Suku Bunga (10^(−

3))

(10^(−

4))

(21)

21

Gambar 9 Rancangan tampilan aplikasi model analisis pengaruh ekspor, suku bunga, impor, dan inflasi terhadap nilai tukar

Perancangan aplikasi pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 9, diawali dengan memasukkan jumlah variabel dan data variabel kemudian membuat model jalur. Setelah model jalur dibuat kemudian akan dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien jalur dan seterusnya.

5. Simpulan

Berdasarkan model path analysis yang dihasilkan maka dapat diketahui variabel yang memiliki pengaruh terhadap nilai tukar adalah variabel inflasi, suku bunga dan ekspor yang berpengaruh secara simultan terhadap nilai tukar sebesar 0,385 atau 38,5%. Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel inflasi, suku bunga dan ekspor memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap nilai tukar.

6. Daftar Pustaka

[1] Kurnianingrum, Trias Palupi, 2010, Pentingnya Ratifikasi Madrid Protocol dalam Menghadapi Perdagangan Bebas di Era Globalisasi, Jurnal Penelitian Politik, 7(2): 15-26.

[2] Wijayanti, Yati, 2015, Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Nilai Tukar Rupiah.

Jurnal Equilibrium, 5(1): 32-44.

[3] Wang, T.C., Kuo, S.H. dan Chen, H.C., 2011, Forecasting the exchange rate between ASEAN currencies and USD, IEEE International Conference on Industrial Engineering and Engineering Management, pp.699–703.

[4] Sermpinis, G., Stasinakis, C., Theofilatos, K. dan Karathanasopoulos, A., 2015, Modeling, forecasting and trading the EUR exchange rates with hybrid rolling genetic algorithms - Support vector regression forecast combinations, European Journal of Operational Research, pp.831–846.

[5] Madura, Jeff, 2006, International Corporate Finance Keuangan Perusahaan Internasional, Jakarta: Salemba Empat.

(22)

22

[6] Simorangkir, Iskandar, & Suseno, 2004, Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar, Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI.

[7] Nopirin, 2013, Ekonomi Moneter Buku Dua Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.

[8] Sukirno, Sadono, 2013, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers.

[9] Istiqamah, Septiana, Henny Amalia, 2018, Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga terhadap Nilai Tukar Rupiah pada Dolar Amerika, Jurnal Spread, 8(1): 19-30 [10] Samsul Arifin, Shany Mayasya, 2018, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai

Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat, Jurnal Ilmu Ekonomi (JEQu), 8(1): 82-96

[11] Rutherford, Robert D, Minja Kim Cloe, 1993, Statustical Model for Causal Analysis, New York: John Wiley & Sons.Inc

[12] Muhammad Yusuf Wicaksono, 2016, Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar dan Suku Bunga terhadap Harga Emas di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

[13] Marhaendra Kusuma, 2013, Penerapan Path Analysis untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Tenaga Administratif Perguruan Tinggi, Cahaya Aktiva, 3(1):11-35

[14] Yaenal Arifin, 2016, Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Economics Development Analysis Journal, 5(4): 474-483.

[15] Kuncoro, Engkos Achmad dan Riduan, 2007, Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis), Bandung: Alfabeta.

[16] Webley, Paul dan Stephen Lea, 1997, Path Analysis. Exeter, UK: Department of Psychology, University of Exeter.

[17] Ghozali, Imam, 2008, Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan Program Amos 16.0, Semarang: Universitas Diponegoro.

[18] Sarwono, 2012. Path Analysis dengan SPSS: Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi, Jakarta: Alex Media Komputido

[19] Bank Indonesia [Online]. https://www.bi.go.id/ diakses tanggal 28 Desember 2019

[20] Badan Pusat Statistik [Online]. https://bps.go.id/ diakses tanggal 28 Desember 2019

[21] Sulistyo, Wiwin, dkk, 2018, Development of a Spatial Path-Analysis Method for Spatial Data Analysis, International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE), 8(4): 2456-2467

Gambar

Gambar 1 Flowchart Path Analysis [21]
Gambar 2 Model Path Analysis secara umum
Gambar 3 Model Diagram Jalur Substruktur 1
Gambar 4 Model Diagram Jalur substruktur 2
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar WUS tidak pernah melakukan pemeriksan IVA, walaupun sudah ada dukungan dari petugas kesehatan karena wanita usia

membran dengan metode ini adalah polimer yang digunakan harus larut pada. pelarutnya atau

Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan tiap kelompok 7 ekor mencit dimana tiap kelompok terdiri dari minimal 5 ekor dan 1 ekor sebagai tambahan serta 1 ekor

sebagai bentuk intervensi dari komunitas internasional terhadap kedaulatan suatu negara, namun pembentukan lembaga peradilan ECCC ini didasari oleh ketidakmampuan

Berdasarkan peraturan Gubernur Aceh Tentang Tata Cara Pencairan dana zakat pada kas umum aceh dilakukan oleh Baitul Mal Aceh melalui sekretariat Baitul Mal Aceh dengan

Dari permasalahan di atas, dapat digaris bawahi bahwa akad simpanan berjangka pada BMT Amanah Weleri belum sesuai dengan Fatwa DSN MUI yang seharusnya dalam simpanan

selanjutnya informan yang bernama Agus Kurniawan (anak masih bersekolah) (wawancara pada tanggal 9 Agustus 2016) menyat DNDQ EDKZD ³KDUXV VDPD -sama memberikan kenyamanan