2.1. Lokasi Proyek
2.1.1. Penentuan Lokasi Proyek
Lokasi proyek yang dipilih terletak di pusat pengembangan distrik Putat Gede, Jl. Lingkar Dalam, Surabaya Barat.
Gambar 2.1. Peta Lokasi Site
Pencapaian ke site :
• Dari arah selatan : Jl. Raya Darmo, Jl. Wonokromo, Jl. Joyoboyo, Jl.
Gunungan, Jl. Mastrip, Jl. Raya Menganti, Jl. Babatan, Jl. Lingkar Dalam
• Dari arah tenggara : Jl. Raya Darmo, Jl. Dr. Soetomo, Jl. Diponegoro, Jl.
Ciliwung, Jl. Adityawarman, Jl. Mayjen Sungkono, Jl. H.R. Muhammad, Jl.
Bukit Darmo Raya, Jl. Graha, Jl. Lingkar Dalam
• Dari arah timur laut : : Jl. Raya Darmo, Jl. Dr. Soetomo, Jl. Diponegoro, Jl.
Ciliwung, Jl. Adityawarman, Jl. Mayjen Sungkono, Jl. H.R. Muhammad, Jl.
Bukit Darmo Boulevard, Jl. Lingkar Dalam
Gambar 2.2. Peta garis site
2.1.2. Data Lokasi
2.1.2.1. Batas-batas kawasan :
• Utara : lahan kosong
• Timur : perumahan Graha famili
• Barat : jl. Lingkat Dalam, PTC
• Selatan : sekolah Petra 1
2.1.2.2. Luas lahan : ± 1,8 ha
2.1.2.3. KDB maksimum : 50 % (Perda no. 7 tahun 1992) 2.1.2.4. KLB maksimum : 300 % (Perda no. 7 tahun 1992) 2.1.2.5. GSB
• Utara : 3 m
• Selatan : 3 m
• Timur : 3 m
• Barat : 8 m
2.1.3. Alasan Pemilihan Lokasi
• Lokasi site dipilih di Surabaya, karena Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dan berpotensi menjadi kota metropolitan.
• Menurut masterplan tahun 2000, pengembangan kota diarahkan ke Surabaya Barat. Diharapkan proyek graha iptek ini bisa menjadi salah satu potensi yang ikut mendukung perkembangan Surabaya Barat.
• Proyek “Graha IPTEK untuk Anak-anak di Surabaya”, dapat dikategorikan sebagai fasilitas umum (fasilitas pendidikan). Site untuk proyek ini direncanakan dialokasikan di Surabaya Barat sesuai dengan RTRW Surabaya, yaitu : Surabaya Barat merupakan salah satu unit pengembangan fasilitas pendidikan.
• Menurut RTRK unit distrik Putat Gede, rencana pengembangan kawasan pendidikan dan pemukiman skala besar, diarahkan ke kawasan Surabaya Barat. Dengan adanya pemukiman skala besar, diasumsikan akan ada banyak keluarga baru yang akan menempati pemukiman tersebut, hal ini juga berarti bahwa di daerah ini akan ada banyak sekali anak-anak, yang menjadi sasaran (pengguna) proyek ini.
• Pengembangan fasilitas pendidikan, serta pengembangan campuran untuk kegiatan fasilitas umum direncanakan di jl. Lingkar Dalam. (RTRK unit distrik Putat Gede)
• Karena proyek ini melingkupi wilayah Surabaya dan sekitarnya, maka proyek ini memerlukan kemudahan akses. Lokasi site dekat dengan jalan tol sehingga memudahkan pencapaian.
• Telah ada jaringan listrik, air bersih, drainase existing, lokasi pembuangan sampah.
2.2. Survey Data Awal
2.2.1. Tata Guna Lahan
Berdasarkan RTRK distrik Putat Gede, rencana penggunaan lahan adalah untuk perumahan, fasilitas umum, perdagangan dan fasilitas umum, campuran perdagangan dan perumahan serta ruang terbuka hijau. Pengembangan fasilitas pendidikan serta pengembangan campuran untuk fasilitas umum direncanakan di Jl. Lingkar Dalam.
Graha Iptek untuk anak-anak ini merupakan campuran fasilitas pendidikan serta fasilitas umum.
2.2.2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Koefisien Dasar Bangunan diatur sebagai berikut:
• Persil yang luasnya > 1 ha, sekolah, kantor pemerintah dikembangkan dengan KDB maksimum 50%.
• Persil yang lebarnya < 60 meter, dikembangkan dengan KDB maksimum 60%.
• Ruang terbuka hijau dikendalikan dengan KDB maksimum 10%.
KDB pada Graha Iptek :
• Luas persil ±1,8 ha (> 1 ha) KDB maksimum 50%
KDB yang digunakan dalam site adalah 4942 m2, masih di bawah 50% dari luas persil (<9000m2), sehingga KDB bangunan sesuai dengan peraturan.
2.2.3. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Fasilitas umum dengan kondisi eksisting rata-rata 50-100% (1-2 lantai).
Sedangkan berdasarkan RTRW 2005 mengarahkan dengan KLB maksimum 300% (setara dengan 5 lantai untuk sistem biasa) dan 1200 % untuk sistem blok (setara dengan 24 lantai).
Graha Iptek ini merupakan fasilitas umum. Ketinggian maksimum bangunan utama 4 lantai (menurut peraturan KLB maksimum 300%). Luas bangunan total 9358.70 m2 (KLB < 300%). KLB bangunan ini sudah sesuai dengan peraturan.
2.2.4. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Tabel 2.1. Garis Sempadan Bangunan
GSB (meter)
LOKASI LEBAR PERSIL (meter) Ke Jl. HR.Muhammad Ke Jalan Lingkungan
Utara Jl. HR. < 40 > 8 >3(atau½lebar damija)
Muhammad > 40 >10 >3(atau½lebar damija)
Selatan Jl. HR. < 40 >10 >3(atau½lebar damija)
Muhammad > 40 >15 >5(atau½lebar damija)
Arahan pengaturan GSB mengikuti Perda Bangunan no. 7 tahun 1992
Sehingga arahan dimensi jalan dan sempadan bangunan termasuk jalan lingkar dalam yang direncanakan berupa jalan kembar dengan damija 16 meter, median (berupa SUTT) 10 meter dan GSB 8 meter.
2.2.5. Tinggi Bangunan
Bangunan Fasilitas umum maksimum 6 lantai untuk sistem biasa dan 24 lantai untuk sistem blok (1 lantai = 4,20 m). Perda no. 7 tahun 1992
Graha iptek ini merupakan fasilitas umum. Tinggi bangunan maksimum adalah 27 m (setara 6 lantai ).
2.2.6. Jarak Antarbangunan
Diatur sebagai berikut :
• Jarak antarbangunan dalam satu persil untuk semua klasifikasi bangunan yang tingginya maksimum 8 meter ditetapkan sekurang-kurangnya 3 meter.
• Jarak antar bangunan suatu persil yang sama tingginya untuk semua klasifikasi bangunan ditetapkan sekurang-kurangnya ½ tinggi bangunan (H) dikurangi 1 meter.
• Bila bangunan yang berdampingan itu tidak sama tingginya, jarak antar bangunan tersebut ditetapkan sekurang-kurangnya ½ tinggi bangunan A ditambah ½ tinggi bangunan B dibagi 2 dikurangi 1 meter.
Jarak antar bangunan dalam Graha Iptek :
• Jarak antara bangunan penerima (tinggi 12 meter) dengan bangunan utama (tinggi 27 meter) adalah 10 meter.
2.3. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak
Sisi site yang berbatasan dengan Jl. Lingkar Dalam merupakan sisi yang terbaik karena Jl. Lingkar Dalam tersebut banyak dilalui oleh kendaraan maupun oleh pejalan kaki. Oleh karena itu, diupayakan Graha Iptek ini dapat menampilkan sesuatu yang menarik sehingga dapat mengundang banyak pengunjung. Dari analisa ini, maka imax ditempatkan dekat dengan Jl. Lingkar Dalam sebagai bangunan penerima. Keberadaan imax, yang bisa dikatakan masih jarang di Indonesia ini dan bentuknya yang menyolok, diharapkan dapat menarik perhatian orang dan tertarik untuk datang ke Graha Iptek.
Karena Jl. Lingkar Dalam banyak dilalui oleh orang, maka untuk meminimalkan kemacetan, akses untuk pengunjung dipisahkan dengan akses untuk karyawan. Akses pengunjung ditempatkan pada sisi site yang berbatasan dengan Jl. Lingkar Dalam sedangkan akses untuk karyawan ditempatkan pada sisi site yang berbatasan dengan Jl. Graha Famili Selatan.
Pada kondisi eksisting, sudah terdapat tempat bagi pejalan kaki. Untuk menanggapi hal ini, pada akses masuk pengunjung di Jl. Lingkar Dalam, dibuat plaza dalam site untuk menimbulkan kenyamanan bagi pengunjung. Jl. Lingkar Dalam dilalui oleh kendaraan umum, maka pada site disediakan tempat untuk pemberhentian kendaraan umum yang langsung terhubung dengan plaza.
2.4. Pengaruh Perancangan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar
Graha iptek ini diharapkan dapat menjadi landmark minor pada kawasan.
Sehingga hal ini akan mempengaruhi kondisi kawasan. Kawasan tersebut akan menjadi semakin eksklusif dikarenakan adanya landmark mayor, yaitu PTC, landmark minor, yaitu SMU Petra 1, ditambah lagi dengan adanya Graha Iptek ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan Graha iptek ini akan berpengaruh besar pada volume lalu lintas pada Jl. Lingkar Dalam dan dapat menimbulkan kemacetan terlebih lagi pada jam-jam tertentu, seperti jam masuk dan jam pulang sekolah, pada malam minggu dikarenakan volume kendaraan akan bertambah. Jalan di sebelah utara site, dibuka sebagai side enterance untuk memudahkan pencapaian ke site dan akses keluar dari site untuk mengurangi kemacetan di Jl. Lingkar Dalam.
Dengan adanya Graha Iptek untuk anak-anak ini, skyline kawasan akan mengalami perubahan yang sangat terasa. Hal ini dikarenakan oleh graha iptek ini memiliki ketinggian kira-kira 27 m, sedangkan kondisi sekitar tapak umumnya didominasi oleh lahan kosong.
2.5 . Konsep Urban
Kawasan ini didominasi oleh void. Void yang terjadi dikarenakan banyaknya lahan yang masih kosong (ruang terbuka yang belum dibangun).
Dengan banyaknya void yang ada pada kawasan ini maka akan dapat memberikan jarak pandang antar massa satu dengan yang lain lebih luas. Pada kawasan ini, ketinggian bangunan fasilitas umum (pendidikan) SMU Petra 1 dengan ketinggian 4 lantai (26,5m), bangunan komersial (ruko) dengan ketinggian lantai yang bervariasi antara 2-4 lantai (setara 7-14m), dan bangunan perumahan dengan ketinggian 1-2 lantai (setara 4-7m).
Dengan banyaknya ruang terbuka yang ada di sekeliling site, akan memberikan dampak positif bagi proyek Graha Iptek ini. Karena proyek ini merupakan bangunan fasilitas umum yang memerlukan ruang yang cukup untuk dinikmati masyarakat sehingga dapat menarik pengunjung. Bangunan yang akan
di desain nantinya diharapkan memiliki ketinggian 4 lantai sehingga akan menjadi landmark minor bagi kawasan dan menambah potensi bagi kawasan.
2.6. Zoning
Pada site terdapat pembagian zoning, yaitu zoning parkir pengunjung, imax, exhibition area, kantor, area sevice, parkir karyawan, area pendidikan (meliputi kelas dan perpustakaan), fasilitas umum penunjang Graha Iptek ini.
Gambar 2.3. Zoning
Gambar 2.4. Skema Zoning
Dari pembagian zoning, dapat dilihat bahwa pengunjung diarahkan pada teater imax, selaku salah satu hasil dari perkembangan iptek, baru kemudian ke exhibition area dan area pendidikan.
Dengan penzoningan seperti ini, pengunjung akan terarah dalam menikmati tiap-tiap fasilitas dari Graha Iptek ini. Karena sebagian besar pengunjung Graha Iptek ini adalah anak-anak, maka orientasi dipusatkan pada exhibition area sehingga anak-anak tidak akan tersesat.
2.7. Pencapaian Tapak
Gambar 2.5. Pencapaian Tapak
Pada kawasan ini, jl. Lingkar Dalam merupakan arteri primer. Area site yang dilalui jalan ini difungsikan sebagai enterance utama bagi kendaraan bermotor maupun oleh pejalan kaki. Hal ini bertujuan agar bangunan graha iptek ini mudah dicapai. Jalan keluar site untuk pengunjung diletakkan pada bagian utara site dengan maksud menghindari adanya penumpukan arus masuk dan keluar ke dalam site. Juga disediakan enterance sekunder untuk pengunjung yaitu di sebelah utara site.
Jalan Graha Famili Selatan merupakan arteri sekunder. Area site yang dilalui oleh jalan ini, difungsikan sebagai enterance sekunder, yaitu enterance untuk karyawan untuk meminimalisasi kemacetan di jl. Lingkar Dalam.
Untuk pejalan kaki, pencapaian ke dalam site bisa dilakukan melalui Jl.
Lingkar dalam maupun dari jalan di sebelah utara site dan langsung diterima oleh plaza.
Bagi para pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, disediakan tempat untuk pemberhentian kendaraan umum di sisi site yang berbatasan dengan Jl. Lingkar Dalam, kemudian disediakan plaza yang menghubungkan dengan bangunan penerima.
2.8. Sistem Sirkulasi Dalam Tapak
Dalam tapak terdapat 3 enterance, yaitu enterance utama pengunjung, enterance sekunder pengunjung, enterance kendaraan karyawan. Enterance utama pengunjung terhubung dengan tempat parkir mobil, sepeda motor dan bus.
Sirkulasi kendaraan terjadi di bagian barat, utara dan timur site.
Gambar 2.6. Sirkulasi dalam Tapak
Untuk pengunjung yang datang menggunakan kendaraan umum, disediakan halte yang langsung terhubung dengan plaza. Pejalan kaki yang datang dari enterance utama disambut oleh plaza. Pejalan kaki yang datang dari enterance sekunder pengunjung juga disambut oleh plaza. Sedangkan yang datang dari enterance karyawan, langsung disambut dengan jalur pedestrian.
Gambar 2.7. Sirkulasi Kendaraan dalam site
.