• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIKIA: Perubahan Pola Tidur Bayi Usia 3 Sampai 12 Bulan Dengan Baby Spa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MIKIA: Perubahan Pola Tidur Bayi Usia 3 Sampai 12 Bulan Dengan Baby Spa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Bayi mengalami masalah tidur dan akan berdampak pada perkembangan otak. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah baby spa. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perubahan pola tidur bayi usia 3 sampai 12 bulan dengan baby spa. Penelitian menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre and post test without control. Populasi dalam penelitian adalah bayi berusia 3 sampai 12 bulan yang melakukan baby spa di Cetta Mom and Baby Spa dengan sampel sebanyak 30 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara orangtua responden tentang kualitas tidur bayi sebelum baby spa dan setelah diberi perlakuan baby spa. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (wilcoxon test). Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan pola tidur bayi usia 3 sampai 12 bulan dengan baby spa (p value <0,001) dengan median lama tidur sebelum baby spa 6.00 jam dan median sesudah baby spa 10.00 jam. Baby spa dapat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar, sehingga dengan baby spa dapat melancarkan peredaran darah dan menciptakan relaksasi. Hal tersebut berdampak pada pola tidur bayi dalam upaya mengoptimalkan perkembangan otak bayi.

Kata kunci: Pola Tidur Bayi, Kualitas Tidur Bayi, Baby Spa

Abstract

Babies experience sleep problems and will have an impact on brain development. One effort to overcome this problem is the baby spa. The study was conducted to analyze changes in sleep patterns of infants aged 3 to 12 months with a baby spa. The study used a quasi experimental design with a pre and post test approach without control. The population in the study were infants aged 3 to 12 months who did a baby spa at Cetta Mom and Baby Spa with a sample of 30 respondents selected by consecutive sampling technique. Data was collected by interviewing respondents' parents about the quality of baby's sleep before the baby spa and after being given baby spa treatment. Data analysis was performed by univariate and bivariate (Wilcoxon test). The results showed there were changes in sleep patterns of infants aged 3 to 12 months with a baby spa (p value <0.001) with a median length of sleep before a baby spa 6.00 hours and a median after a baby spa 10.00 hours. Baby spas can provide a sense of calm, comfort and freshness, so that baby spas can circulate blood and create relaxation.

This has an impact on baby sleep patterns in an effort to optimize the baby's brain development.

Keywords: Baby Sleep Pattern, Baby Sleep Quality, Baby Spa

PENDAHULUAN

Tidur adalah aktivitas utama otak sepanjang awal perkembangan. Tidur memegang peranan penting pada bayi dalam maturasi otak in utero dan ekstra uterin. Fungsi otak manusia pada masa anak, dewasa, dan masa tua dipertahankan oleh interaksi kompleks dengan

lingkungan selama periode terjaga. Tidur berperan dalam konsolidasi interaksi tersebut dan dalam pembuangan pengalaman yang tidak diinginkan. Pada tidur REM terjadi banyak aktivasi neuron endogen sehingga tahap ini menjadi saat yang baik untuk mendorong perkembangan otak. Aktivasi neuron endogen selama Perubahan Pola Tidur Bayi Usia 3

Sampai 12 Bulan Dengan Baby Spa

Eka Santy1, Utin Siti Canrda Sari2, Putri Maulina3

1 Poltekkes Kemenkes Pontianak, Indonesia eka.santy06@gmail.com

MIKIA:

Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal And Neonatal Health Journal)

(2)

tidur pada masa awal kehidupan memegang peran sebagai sumber utama masukan untuk maturasi otak. Tidur menyediakan masukan endogen untuk bayi yang memiliki pengalaman terjaga yang sangat terbatas. Kurangnya tidur REM pada masa neonatal merusak perkembangan otak dan mempengaruhi plastisitas otak pada masa dewasa (IDAI, 2015).

Pada usia 3 sampai 6 bulan bayi sudah mulai aktif bergerak dan sudah mulai bisa mengangkat kepalanya sehingga pada usia ini bayi rentan mengalami kelelahan yang menyebabkan bayi rewel dan susah tidur yang menyebabkan tidur bayi kurang (Annisa, 2015). Kualitas tidur merupakan mutu ataupun keadaan fisiologis tertentu yang didapatkan selama bayi tidur, yang memulihkan prosesproses tubuh yang terjadi pada waktu bayi bangun dengan jumlah tidur yang tepat. Tidur memegang peran yang sangat besar bagi perkembangan bayi. Sekitar 25% gangguan tidur terjadi pada bayi sehingga mengganggu kualitas tidur bayi. Atas dasar kekuatiran terhadap gangguan tidur, para orangtua makin peduli terhadap perawatan yang dapat menstimulus pemenuhan kebutuhan tidur bayi, salah satunya adalah spa bayi (Siti Fatimah, 2014).

Permenkes No.1205/Menkes/X/2004, spa merupakan upaya tradisional yang menggunakan pendekatan holistik, melalui perawatan menyeluruh dengan menggunakan metode kombinasi antara hidroterapi (terapi air) dan massage (pijat) yang dilakukan secara terpadu untuk meyeimbangkan tubuh, pikiran serta

perasaan (Permenkes

No.1205/Menkes/X/2004).

Tidur sangat berperan besar bagi perkembangan bayi, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membuat program

berupa membangun anak Indonesia sehat yang membahas tentang pentingnya

memantau pertumbuhan dan

perkembangan anak. Perkembangan merupakan hasil kematangan dari hubungan berbagai sistem tubuh. Untuk dapat berbicara, misalnya, dibutuhkan kematangan hubungan antara sistem saraf pusat dengan pita suara, otot- otot daerah mulut dan lidah, serta kemampuan untuk memproses kata–kata dan memahaminya.

Perkembangan dimulai dari yang paling sederhana hingga makin kompleks. Anak awalnya akan mengoceh tanpa arti, kemudian mulai mengucap satu kata, serta akhirnya mulai memahami kata –kata lain dan bisa berbicara satu kalimat penuh. Ada beberapa tahapan perkembangan yang biasanya mudah diingat orang tua.

Contohnya, untuk gerak kasar adalah kemampuan bayi tengkurap, duduk, berdiri, kemudian berjalan. Untuk gerak halus adalah kemampuan mata bayi mengikuti gerak benda, kemampuan memegang dan menggenggam, menjimpit hingga kemampuan menulis dan menggambar (IDAI, 2016).

Di Indonesia, banyak bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu sekitar 44,2%. Lebih dari 72% orangtua tidak menganggap gangguan tidur pada bayi sebagai suatu masalah. Meskipun dianggap masalah, mereka hanya menanggapnya sebagai masalah kecil.

Masalah tidur dapat mengganggu pertumbuhan bayi, menyebabkan fungsi imun, dan mengganggu sistem endokrin (Putra, 2011). Fungsi tidur antara lain untuk melindungi tubuh, konservasi energi, restorasi otak, homeostasis, meningkatkan fungsi immunitas, dan regulasi suhu tubuh (Lumbantobing, 2004).

Gangguan tidur dapat bersifat internal maupun eksternal. Faktor lingkungan dapat MIKIA | November – 2019 | Volume 3, Nomor 2 | Hal: 89-94

(3)

mempengaruhi kualitas tidur pada anak, demikian pula perilaku dan kebiasaan dapat dihubungkan dengan gangguan tidur.

Kualitas tidur berhubungan erat dengan kesejahteraan seorang anak. Gangguan tidur sering kali diikuti dengan berbagai penyakit somatik, psikiatrik dan neurologis. Tidur yang buruk memiliki dampak negatif terhadap mood dan perilaku, gangguan tidur laten pada beberapa kasus dapat bermanifestasi sebagai gejala psikiatrik. Berbagai metode telah dilakukan untuk mengobati pasien dengan gangguan tidur, antara lain dengan higiene tidur, konseling, penghindaran faktor yang dapat memberi efek buruk terhadap kualitas tidur, terapi perilaku, terapi melatonin, farmakotrapi, adenotonsilektomi, dan terapi oksigen tekanan positif. Gangguan tidur spesifik biasanya membutuhkan terapi spesifik.

(Sari Pediatri, 2004).

Upaya dalam menangani masalah gangguan tidur yang terjadi pada bayi dapat dilakukan dengan perawatan baby spa. Touch Research Institute Amerika telah dilakukan penelitian pada sekelompok anak yang dilakukan pemijatan mengalami perubahan gelombang otak. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa pada tahun 2015 di Rafani Baby spa Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahwa 10 dari 15 bayi (66,7%) bayi yang mendapat perawatan baby spa tidur 14 jam/hari setelah dilakukan perawatan baby spa. Baby spa memberikan efek relaksasi pada bayi sehingga bayi akan lebih relaks dan cepat mengantuk setelah bayi dipijat dan lelah berenang. Perawatan baby spa yang diberikan terdiri dari dua perawatan yaitu pijat bayi dan renang bayi (Annisa, 2015).

Baby spa bermanfaat dapat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar. Hantaman air yang ditimbulkan dari air yang bergolak dapat memberi sensasi dan pijatan yang menghilangkan lelah, melancarkan peredaran darah dan menciptakan relaksasi. Dengan demikian tidur bayi akan semakin lelap, sehingga dapat meningkatkan jumlah jam tidur siang dan malam bayi yang berdampak pada peningkatan pengeluaran hormon pertumbuhan (Agus dan Dela, 2012).

Penelitian Tiffany Field dari Universitas Miami AS tahun 2008 menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan kecemasan, sehingga tidurnya akan bertambah tenang. Terapi pijat 15 menit selama enam minggu pada bayi usia 1 sampai 3 bulan juga meningkatkan kesiagaan (alterness) dan tangisnya berkurang. Ini akan diikuti dengan peningkatan berat badan, perbaikan kondisi psikis, berkurangnya kadar hormone stress, dan bertambahnya kadar serotonin.

Meningkatnya aktivitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Ayu Permata, 2017). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan pola tidur bayi usia 3 sampai 12 bulan dengan baby spa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment dengan pendekatan pre and post test without control. Populasi dalam penelitian adalah bayi berusia 3 sampai 12 bulan yang melakukan baby spa di Cetta Mom and Baby Spa sebanyak 100 orang.

(4)

Sampelpada penelitian ini sebanyak 30 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 18 Juni 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara orangtua responden tentang kualitas tidur bayi sebelum dilakukan baby spa dan setelah diberi perlakuan baby spa. Selain itu, ibu diminta untuk mengobservasi pola tidur bayi dan dua hari kemudian peneliti akan mewawancarai kembali mengenai kualitas tidur bayi. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mengetahui beda mean, median, nilai minimal-maksimal, dan standar deviasi. Analisis bivariat dilakukan dengan uji wilcoxon test dengan kemaknaan 0,05.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Kualitas Tidur Bayi Sebelum dan Sesudah Baby spa

Intervensi Mean Median Min-

Max SD Normalitas Sebelum 6.07 6.00 4 - 8 1.048 0.004 Sesudah 9.70 10.00 9 - 10 0.466 0.000

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa median sebelum dilakukan baby spa sebesar 6.00 dan median sesudah dilakukan baby spa sebesar 10.00. Dari pernyataan tersebut terdapat peningkatan kualitas tidur bayi sebelum dan sesudah dilakukan baby spa menjadi lebih baik.

Hasil uji statistik korelasi dengan wilcoxon test didapatkan p value <0,001, yang berarti ada perubahan pola tidur bayi usia 3 sampai 12 bulan dengan baby spa.

DISKUSI

Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan pola tidur bayi usia 3 sampai 12 bulan dengan baby spa. Hal ini sejalan dengan teori tentang baby spa yang meliputi kegiatan berendam dan berenang bermanfaat

untuk meningkatkan kualitas pola tidur bayi (Widodo & Taslim, 2012). Pijat dapat meningkatkan konsentrasi bayi dan anak serta membuat tidurnya lebih lelap karena pijatan dapat mengubah gelombang otak dengan cara menurunkan gelombang beta serta tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro enchephalogram) (Ubaya, 2010). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa baby spa bermanfaat dapat membuat kualitas tidur bayi menjadi lebih baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agus dan Della (2015) bahwa adanya kemaknaan baby spa terhadap lamanya tidur bayi usia 3 sampai 4 bulan (p value 0,029) dan adanya kemaknaan massage bayi terhadap lamanya tidur bayi usia 3 sampai 4 bulan (p value 0,015). Baby spa bermanfaat dapat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar, hantaman air yang ditimbulkan dari air yang bergolak dapat memberi sensasi dan pijatan yang menghilangkan lelah, melancarkan peredaran darah dan menciptakan relaksasi. Dengan demikian tidur bayi akan semakin lelap, sehingga dapat meningkatkan jumlah jam tidur siang dan malam yang berdampak pada peningkatan pengeluaran hormon pertumbuhan.

Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian Wayan (2018) bahwa Ada dampak dari perawatan spa bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 sampai 6 bulan (p value 0,021).

Ppenelitian Annisa Rose Megawati (2015) menunjukkan bahwa 10 dari 15 bayi (66,7%) bayi yang mendapat perawatan baby spa tidur 14 jam/hari setelah dilakukan perawatan baby spa di Rafani Baby spa Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian Yulianti (2017) menunjukkan baby spa MIKIA | November – 2019 | Volume 3, Nomor 2 | Hal: 89-94

(5)

dapat meningkatkan kualitas tidur pada bayi dengan gangguan tidur parah (p value 0,002). Baby spa memberikan efek relaksasi pada bayi, sehingga bayi akan lebih relaks dan cepat mengantuk setelah bayi dipijat dan lelah berenang.

Hal ini juga sejalan dengan teori yang bahwa baby spa dapat bermanfaat membuat pola tidur teratur, pengenalan terhadap lingkungan, serta ketenangan emosi yang lebih baik. Bayi yang dipijat selama kurang lebih 15 menit akan merasa lebih santai, tidur lebih lelap, dan lebih lama (Galenia, 2014). Roesli (2010) menyatakan pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan otak untuk lebih optimal.

Stimulasi bisa dilakukan dengan cara dipijat. Sentuhan pada pijatan akan merangsang saraf dan otot untuk disampaikan ke otak sehingga merangsang tumbuh kembang fisik dan otak yang lebih baik. Semakin sering bagian otak tersebut mendapat stimulasi, maka sinapsis akan sering diaktifkan sehingga menjadi semakin kuat. Selain itu, baby spa dapat menyehatkan organ tubuh dan mengoptimalkan kemampuan organ sensoris, seperti indra peraba, penciuman, penglihatan, pendengaran serta keseimbangan. Aktivitas berenang dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi karena gravitasi air tidak telalu besar sehingga bisa melatih otot-otot lebih efektif (Galenia, 2014).

PENUTUP

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan pola tidur bayi usia 3 sampai 12 bulan sebelum dan sesudah dilakukan baby spa (p value <0,001). Manfaat baby spa penting untuk diketahui orangtua, salah

satunya terkait dengan pola tidur, sehingga orangtua dapat mengantarkan anaknya untuk mendapatkan treatment baby spa secara periodik sebagai upaya untuk mengoptimalkan perkembangan otaknya.

Sentuhan pada pijatan akan merangsang saraf dan otot untuk disampaikan ke otak sehingga merangsang tumbuh kembang fisik dan otak yang lebih baik. Hal tersebut karena baby spa dapat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar, sehingga dengan baby spa dapat melancarkan peredaran darah dan menciptakan relaksasi.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, N.P, dan R, Sekartini. 2006. Gangguan Tidur Pada Anak Usia Bawah Tiga Tahun Di Lima Kota di Indonesia. Jurnal. Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006: 188- 193

Afrina, D. N dan A. Widodo. 2012. Efektivitas Baby Spa Terhadap Lamanya Tidur Bayi Usia 3-4 Bulan.

Agustin, D. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada Pekerja Shift di PT Krakatua Tirta Industri Cilegon. Skripsi. Program Studi Keperawatan Universitas Indonesia.

Depok.

Doe, Nono. 2012. Gangguan Tidur pada Perawat Pekerja Shift. Thesis. Program Sarjan aPSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana.

Salatiga.

Fathoni, M., NL, Laviana., Roektiningsih.

2006. Pengaruh Pemijatan Terhadap Peningkatan Kuantitas Tidur Bayi Usia 4- 6 Bulan Di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

Jurnal. Malang: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya.

Febriani, N. 2008. Pijat Bayi Kaya Manfaat.

http://www.Pikiranrakyat.com/prprint.php

?mib=beritadetail&id=17825, diakses tanggal 16 Januari 2019.pukul 17:28

(6)

Firmaningtyas, F. 2012. Pendekatan Dunia Spa Bayi Kepada Anak-Anak Dengan Tema Lebah Melalui Sentuhan Desain Interior. Skripsi. Program Sarjana FTSP Institut Teknologi Sebelas Maret.

Surabaya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2015.

Pola Tidur Pada Anak.

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pen gasuhan-anak/pola-tidur-pada-anak, diakses pada tanggal 24 Maret 2019 pukul 20:05

Imatho. 2013. Baby Spa and Children Therapy. http://imatho.com/2013/03/, diakses pada tanggal 04 Februari 2019 pukul 18:40

Keith, W. 2013. Efek Terapi Pijat untuk Menginduksi Tidur pada Bay iLahir Prematur. Pediatric Phys Ther26 (4): 405- 410.

Lubis, S. F. 2014. Hubungan Spa Bayi dengan Kualitas Tidur Bayi di Lolypop Kids and Baby Spa. Skripsi .Program Studi Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Lumbantobing, S. M. 2004. Stroke: Bencana Peredaran Darah Di Otak. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Megawati, A. R. 2015. Lama Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Yang Mendapatkan Perawatan Baby Spa di Rafani Baby Spa Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Skripsi. Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Majapahit. Mojokerto.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1205 Tahun 2004. Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Berita Negara Republik Indonesia No.277. Diundangkan di Jakarta

Permata, A. 2017. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Lama Tidur Malam Pada Bayi 3-6 Bulan. KTI.

Program Studi Diploma III Fisioterapi Universitas Abdurrab. Pekan baru.

Putra, R. S. 2011. Tips Sehat dengan Pola Tidur Tepat dan Cerdas. Buku Biru.

Yogyakarta.

Roesli, U. 2001. Pedoman Pijat Bayi (Rev.

edisi 1). Trubus Agriwidya. Jakarta.

Ubaya, R. L. 2010. Analisis Pijat Bayi dengan Kualitas Tidur Bayi Umur 6-12 Bulan Di Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. Thesis. Program Studi

Keperawatan Universitas

Muhammadiyah. Semarang.

Wayan Nn et al. 2018. The impact of baby on the growth and development of infants aged 3-6 months at Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal: Midwifery Academy of Kartini Bali, Denpasar, Bali, Indonesia.

Widodo D. P. dan Taslim S. S. 2000.

Perkembangan Normal Tidur pada Anak dan Kelainannya. Sari Pediatri 2(3): 139 – 145.

MIKIA | November – 2019 | Volume 3, Nomor 2 | Hal: 89-94

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi tidur pada malam hari dengan panjang tubuh bayi usia 3 bulan di Posyandu Barokah

 Tidak Terganggu (jika tidur 6 jam setelah dipijat, bayi bangun &lt; 4 kali) Identifikasi pola tidur pada bayi usia 1-3 hari di RSIA Kirana Sidoarjo setelah diberikan

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi hubungan antara pemberian spa bayi dengan kualitas tidur bayi di Lolypop Kids and Baby

Pola Tidur Bayi Kelompok Intervensi Distribusi frekuensi pijat bayi terhadap pola tidur bayi usia 3-6 bulan di Puskesmas Terawan pada kelompok intervesi, yaitu pola

Peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada bayi yang telah mengikuti baby spa yaitu, nafsu makan bayi semakin meningkat sehingga berat badan bayi semakin bertambah

Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-12 Bulan Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa kualitas tidur bayi usia 3-12 bulan sebelum dilakukan baby massage

Salah satu manfaat dari pijat bayi adalah membantu bayi tidur lebih lama, sehingga manfaat tidur malam yang cukup dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan yang

Pijat bayi juga dapat meningkatkan pertumbuhan serta dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur bayi karena pijat bayi dapat membuat bayi tidur lebih lelap sedangkan pada waktu bangun