• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terpenuhi Kebutuhan Bayi (6-12 Bulan) di Kelurahan Posyandu Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terpenuhi Kebutuhan Bayi (6-12 Bulan) di Kelurahan Posyandu Mangundikaran Kabupaten Nganjuk"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terpenuhi Kebutuhan Bayi (6-12 Bulan) di Kelurahan Posyandu Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

PENGARUH PEMBERIAN PIJAT BAYI TERPENUHI KEBUTUHAN BAYI (6-12 BULAN) DI KELURAHAN POSYANDU MANGUNDIKARAN KABUPATEN NGANJUK

Rahayu Budi Utami, Puji Astutik STIKes Satria Bakti Nganjuk

ABSTRAK

Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir diseluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan diwariskan secara turun temurun, dikutip oleh Prasetyono 2013 dalam buku Roesli;2001. Secara ilmiah, pijat memberikan stimulus pada hormon didalam tubuh. Satu substansi yang mengatur fungsi – fungsi seperti nafsu makan, tidur, ingatan dan belajar, pengaturan temperatur, mood, perilaku, fungsi pembuluh darah, kontraksi otot, pengaturan sistem endokrin dan depresi. Tujuan penelitian ini untguk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) di Posyandu kelurahan Mangundikaran kabupaten Nganjuk.Desain penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test desain dengan jumlah sampel 28 responden. Variabel independen pada penelitian ini adalah pemberian pijat bayi, sedangkan variable dependennya adalah pemenuhan kebutuhan tidur. Analisa data yang digunakan adalah uji statistic Mc nemar, dengan α = 0.05. Hasil dari penelitian ini menunjaukkan bahwa sebelum diberi pijat bayi kebutuhan yang tidak terpenuhi 21 bayi (75%), setelah diberi pijat bayi kebutuhan tidur bayi terpenuhi sebanyak 25 bayi (89.3%). Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan ρ = 0.000 < 0.05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak.Berdasarkan hasil penelitian diatas ada pengaruh pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur bayi (6 – 12 Bulan) sehingga diharapkan orangtua memberikan pijat bayi secara rutin setiap 2 kali dalam seminggu yang bermanfaat untuk membantu melatih relaksasi sehingga membuat tidur lebih lelap. Pemijatan dapat dilakukan oleh siapa saja, namun pemijatan pada bayi paling baik dilakukan oleh orangtua sendiri terutama pada satu tahun pertama kehidupan, karena stimulus sentuhan yang diberikan melalui pijatan itu dapat mempererat ikatan emosi antara orangtua dengan bayinya.

Kata kunci : Pijat Bayi, Kebutuhan Tidur

ABSTRACT

Baby massage is oldest touch therapy and most popular which is known by human. Baby massage is done almost around the world for along time including in Indonesian, and it is inherited from generation to generation, it is stated by prasetyono,2013 On Roesly book, 2001. Scientifically massage is given to stimulus hormone in the body. One subtance that regulate function like appetitte, sleep, memory and learning, temperature regulation, mood, behaviour, blood vessels function, muscle contraction, endocrine system setting and depresion. The purpose of this research to determine effect of baby massage to fullfilled need for sleeping baby (6 – 12 month) at posyandu Mangundikaran Nganjuk.Design used in this research was pre experimental pretest-posttest design with 28 respondens. The independent variable was giving of baby massage and than dependent variable was needs for sleeping to baby. The analysis used statistic test Mc Nemar test with standard of significance 0.05.Result of researchshows that before giving baby massage therapy was 21 baby (75%) do not fulfilled need for sleep, after given baby massage therapy is a much as 25 baby (89.3%) fulfilled need for sleep. Statistical test result show that the needs of sleep obtained the ρ=0.000 < α=0.05 so Ha is accepted and H0 is refused.Based on the result above there was the effect of baby massage to fullfilled need for sleeping baby (6-12 months) so that the parents were expected to give a baby massage regularly every 2 times a week which useful to give relaxation those make sleep more soundly. Massage can be done by everyone, but baby massage was best done by parents themselves, especially in the first year life, because the stimulus was given can strenghen the emotional bond between parent and baby.

(2)

Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terpenuhi Kebutuhan Bayi (6-12 Bulan) di Kelurahan Posyandu Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

PENDAHULUAN

Masa bayi merupakan

pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik, sosial dan pembentukan rasa percaya pada diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0 sampai 12 bulan. Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang bayi. Tidur merupakan masalah yang sering kali dikeluhkan pada bayi yang berusia di bawah satu tahun. Perkiraan medis menyebutkan bahwa lebih dari sepertiga bayi yang berusia di bawah satu tahun memiliki masalah terhadap tidur, sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah jumlah bayi yang ada yang memiliki masalah tidur pada usia satu tahun juga akan memiliki masalah yang sama pada usia tiga tahun. Tidur bagi bayi adalah suatu keharusan seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Tidur yang sangat nyenyak berperan penting dalam masa pertumbuhannya, pengeluaran hormon pertumbuhan oleh kelenjar pituitari mencapai puncaknya pada saat tidur nyenyak.

Besaran jumlah jam tidur anak, disesuaikan dengan tingkatan umurnya. Bayi baru lahir biasanya tidur selama 16-20 jam per hari, bayi usia 2-12 bulan jumlah waktu tidurnya mencapai 9-12 jam pada malam hari dengan tidur siang 1-4 kali sehari (Enin, 2008).Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Nganjuk pada tanggal 2 Januari 2014 didapatkan data jumlah bayi yang berusia 6-12 bulan adalah sebanyak 15 anak dan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada masing-masing orang tua bayi tersebut, didapatkan hasil bahwa setiap orang tua mengeluhkan bayinya yang terkadang tidak bisa tidur nyenyak pada malam hari dan rewel.

Menurut Rini Sekartini, dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM, pengaruh positif atau manfaat pijat bayi bagi tumbuh kembang anak telah lama diketahui.

Manfaatnya antara lain

mengembangkan sistem imun, membantu bayi berlatih relaksasi, membantu mengatasi gangguan tidur dan membuat bayi tidur lebih lelap dan lama, memperkuat ikatan ( bonding ) bayi dengan ibu atau orangtua.

Tujuan Penelitian

a. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) sebelum diberikan pijat bayi di Posyandu Mangundikaran Nganjuk.

b. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) setelah diberikan pijat bayi di Posyandu Mangundikaran Nganjuk. c. Menganalisis pengeruh pemberian

pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) di Posyandu Mangundikaran Nganjuk.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini

menggunakan desain pra eksperimen

dengan menggunakan pendekatan One-Group Pretest and Posttest desain, karena penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, dan kemudian diobservasi kembali setelah intervensi diberikan.

Penelitian ini dilakukan di Posyandu kelurahan Mangundikaran Nganjuk. Variabel Independen pada penelitian ini adalah pemeberian pijat bayi. Variabel Dependen pada penelitian ini adalah pemenuhan kebutuahan tidur pada bayi usia 6 – 12 bulan.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

(3)

menggunakan lembar kuesioner yang diisi oleh orangtua bayi atau orangtua responden, sebelum dan sesuadah dilakukan pijat bayi.

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini, dimana untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh pemberian pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi usia 6 – 12 bulan adalah

dengan menggunakan uji statistik analisis Mc. Nemar.Penarikan

kesimpulan pada penelitian ini dimana dapat dikatakan ada pengaruh pemberian pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur bila dari hasil uji analisis Mc. Nemar didapatkan hasil uji < (0.05).

HASIL

1. Pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6-12 bulan) sebelum pemberian pijat bayi di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuk 2 – 28 Juni 2014

No Pemenuhan

kebutuhan tidur Jumlah

Persentase (%)

1 Terpenuhi 7 25

2 Tidak terpenuhi 21 75

Total 28 100

Dari 28 bayi (6-12 bulan) di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuk sebelum diberikan terapi pijat bayi,21 responden (75%) kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi

2. Pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6-12 bulan) setelah pemberian pijat bayi di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuk 2 – 28 Juni 2014

No Pemenuhan kebutuhan

tidur Jumlah Persentase (%)

1 Terpenuhi 25 89.3

2 Tidak terpenuhi 3 10.7

Total 28 100

Dari 28 bayi (6-12 bulan) di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuksetelah diberikan terapi pijat bayi,25 responden (89.3%) kebutuhan tidurnya terpenuhi.

3. Pengaruh pemberian pijat bayi terhadap kebutuhan tidur pada bayi (6-12 bulan) di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuk 2 – 28 Juni 2014.

Pemberian pijat bayi

Pemenuhan Kebutuhan Tidur

Total Persentase (%) Terpenuhi Tidak terpenuhi

Sebelum 7 21 28 100

Sesudah 25 3 28 100

 = 0.000  = 0.05 Ada pengaruh pemberian pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) di Posyandu Kelurahan Manundikaran Kabupaten

Nganjuk, dimana hasil uji statistik Mc

Nemar = 0.000 < = 0.05, yang menunjukkan H0 ditolak dan Ha diterima.

(4)

Pembahasan

1. Pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) sebelum dilakukan pijat bayi di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 28 responden, 21 responden (75%) pemenuhan kebutuhan tidur tidak terpenuhi. Hal ini didukung oleh usia bayi dimana 21.4% dari bayi tersebut berusia 10 bulan dan 12 bulan.

Asupan makanan dan kalori merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya tryptopan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur (Perry poter, 2005).

Pada usia bayi 10 bulan dan 12 bulan, perlu makanan pendamping ASI. Kurangnya nutrisi pada bayi usia 10 dan 12 bulan akan mengakibatkan berkurangnya pemenuhan tidur pada bayi tersebut. Karena tingginya energi yang dibutuhkan oleh si bayi untuk aktivitas dalam kehidupan sehari-harinya.

2. Pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) setelah dilakukan Pijat Bayi di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

Berdasarkan hasil penelitian pada bayi – bayi yang dilakukan pemijatan, dari 28 responden didapatkan 25 responden (89.3%) pemenuhan kebutuhan tidurnya terpenuhi. Hal ini didukung oleh sebagian besar responden 15 responden (53.6%) masih mengkonsumsi ASI.

Pijat bayi membuat bayi cepat merasa lapar, karena penyerapan makanan menjadi lebih baik. Akibatnya bayi lebih sering menyusu pada ibu dan berdampak pada peningkatan produksi ASI. Semakin sering bayi menyusu, maka ASI yang diproduksi semakin banyak. Sehingga kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dan bayi akan tidur dengan nyenyak karena kebutuhan

nutrisinya terpenuhi

(Prasetyono,2013).

Pemijatan yang teratur terutama pada bayi dapat merangsang bayi untuk sering merasa lapar, yang mengakibatnya bayi lebih sering minta ASI, sehingga payudara terangsang untuk memproduksi ASI lebih banyak. Dengan banyak produksi ASI akan memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi yang mengakibatkan bayi dapat tertidur dengan lelap.

3. Pengaruh pemberian pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) di

Posyandu Kelurahan

Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

Berdasarkan hasil uji analisis

Mc Nemar didapatkan  = 0.000 < = 0.05, yang menunjukkan Ha diterima dan H0 ditolak, maka ada pengaruh pemberian pijat bayi terhadap pemenuhan kebutuhan tidur bayi (6 – 12 Bulan) di

Posyandu Kelurahan

Mangundikaran Kabupaten

Nganjuk. Hal ini dilihat dari hasil penelitian sebelum dilakukan pijat bayi 21 responden pemenuhan kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi sedangkan etelah dilakukan pijat bayi 25 responden pemenuhan kebutuhan tidurnya terpenuhi.

Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang lebih banyak menekankan pada sentuhan. Manfaat pijat bayi adalah bayi lebih

(5)

Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terpenuhi Kebutuhan Bayi (6-12 Bulan) di Kelurahan Posyandu Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

komunikasi, mengurangi stress dan tekanan, mengurangi gangguan sakit, mengurangi nyeri, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan ASI, memahami isyarat bayi, meningkatkan percaya diri dan memenuhi kebutuhan si kecil. Pemijatan yang dilakukan diseputar kepala dapat mengubah gelombang otak dengan adanya penurunan gelombang alfa dan meningkatnya gelombang betha serta tetha. Dampak dari pemijatan tersebut menyebabkan bayi cepattidur lelap serta meningkatkan kosentrasi (Prasetyono,2013).

Dengan demikian pijat bayi lebih efektif dan lebih dianjurkan untuk dilakukan sendiri oleh orang tua, karena sentuhan yang diberikan orang tua khususnya ibu dapat mempererat ikatan kasih sayang anatara ibu dan bayi, selain itu dapat membantu ibu dalam menstimulus produksi ASI, merelaksasi anak sehingga kebutuhan tidur terpenuhi.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa 1. Sebagian besar bayi (6 – 12 Bulan)

di Posyandu Kelurahan

Mangundikaran Kabupaten Nganjuk sebelum dilakukan pemberian pijat bayi pemenuhan kebutuhan tidurnya 21 bayi (75%) tidak terpenuhi.

2. Hampir seluruhnya bayi (6 – 12 Bulan) di Posyandu Kelurahan Mangundikaran Kabupaten Nganjuk setelah dilakuka pemberian pijat bayi pemenuhan kebutuhan tidurnya 25 bayi (89.3%) terpenuhi. 3. Ada pengaruh pemberian pijat bayi

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi (6 – 12 Bulan) di

Posyandu Kelurahan

mangundikaran Kabupaten

Nganjuk, dengan hasil uji Mc Nemar  = 0.000 < = 0.05. Dimana H0 ditolah dan Ha diterima.

Daftar Pustaka

Dahlan.(2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Ed.

5.Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Alimul Aziz A. (2006).

Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.

_____________________.(2008).Buku

Saku Keperawatan Anak. Jakarta :

EGC

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2006).Deteksi Dini Tanda dan

Gejala Penyimpangan

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Jawa Timur : IDAI

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, Patricia A. (2006). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC.

Prasetyono.(2013). Buku Pintar Pijat

Bayi. Yogyakarta : Buku Biru

Rahayu S. (2009). Asuhan

Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta : Salemba

Saragih D. (2010). Panduan Praktik

Keperawatan Bayi dan

Anak.Yogyakarta : Citra Aji Pratama

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak.Jakarta : EGC

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan Riset.

Bandung : Alfabeta.

Wong. (2003). Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka kerja sama transmigrasi tahun 2012 sebagaimana butir 2, telah disampaikan surat Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada Bupati

Tekira Alı ş veri ş Merkez’inde modern ve ferah bir alı ş veri ş ortamının bulunmasını; cevaplayıcıların %27,4’ü çok önemli, %71,7’si önemli,

terdapat tiga jenis interaksi yang perlu diketahui oleh para praktisi PTJJ, yaitu interaksi antara mahasiswa-materi bahan ajar, interaksi antara mahasiswa-tutor,

Penulis memperoleh data primer dengan kuesioner yang diberikan kepada murid bimbingan belajar Ristek Palembang, yang bertujuan untuk menganalisis seberapa besar

PBL ada sudah lebih dulu dari pendidikan formal itu sendiri, yaitu bahwa pembelajaran dimulai (diprakasai) dengan mengajukan masalah, pertanyaan, atau teka teki,

Jumlah xilosa yang ada dimanfaatkan khamir untuk metabolismenya yaitu untuk pertumbuhan dan produksi xilitol, terlihat dari persentase konsumsi xilosa yang lebih besar

Prawiradilaga dan Siregar (2008: 21) menjelaskan bahwa ada lima komponen yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar khususnya bahan ajar cetak yaitu (1)

Panggung Wayang Potehi juga dibuat lebih tinggi yang memiliki makna bahwa panggung tersebut ditujukan untuk ritual dewa bahwa bagian atas panggung merupakan