• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA REKSA DANA CAMPURAN DI INDONESIA OLEH NIKO PARULIAN PAKPAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA REKSA DANA CAMPURAN DI INDONESIA OLEH NIKO PARULIAN PAKPAHAN"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA REKSA DANA CAMPURAN DI INDONESIA

OLEH

NIKO PARULIAN PAKPAHAN 140502156

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN REGULER DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

Universitas Sumatera Utara

(6)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA REKSA DANA CAMPURAN DI INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Past Performance, Fund Size, Stock Selection Skill, dan Market Timing Ability terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja reksa dana campuran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi, dan data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari melalui studi dokumentasi. Data diolah secara statistik dengan menggunakan SPSS, yaitu model uji t, dan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak Past Performance, Fund Size, Stock Selection Skill, dan Market Timing Ability berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia.

Secara parsial masing-masing variabel Past Performance dan Stock Selection Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran sedangkan variabel Fund Size dan Market Timing Ability berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,222 yang berarti 22,2% Kinerja Reksa Dana dapat dijelaskan oleh variabel Past Performance, Fund Size, Stock Selection Skill, dan Market Timing Ability sedangkan sisanya 77,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Past Performace, Fund Size, Stock Selection Skill, Market Timing Ability

(7)

ii ABSTRACT

FACTORS THAT INFLUENCE THE PERFORMANCE OF MIXED MUTUAL FUND IN INDONESIA

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of Past Performance, Fund Size, Stock Selection Skill, and Market Timing Ability on Mixed Mutual Fund Performance in Indonesia and to know and analyze the most dominant factors to influence mixed mutual fund performance. Data analyzing method is by using descriptive analyzing methodand multiple linear regression.

This research is explanatory research and this research is using secondary data which was obtained by documentation study Data was processed satistically by using SPSS, namely t-test, and F-test,. As the result of this research, based of simultaneous test, it is prove that the factor of Past Performance, Fund Size, Stock Selection Skill, dan Market Timing Ability have a positive and significant influence on Mixed Mutual Fund Performance in Indonesia. Particially, Past Performance and Stock Selection Skill have a significant and positive effect on Mixed Mutual Fund Performance and Fund Size and Market Timing Ability have an insignificant and positive effect on Mixed Mutual Fund Performance. The value of Adjusted R Square 0,222 which means 22,2% of Mixed Mutual Fund Performance can be explained by Past Performance, Fund Size, Stock Selection Skill, and Market Timing Ability while the remaining are 77,8% was explained by other variables which were not examined in this research.

Keyword: Past Performace, Fund Size, Stock Selection Skill, Market Timing Ability

(8)

Puji dan Syukur serta hormat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orangtua saya yaitu Bapak M. Pakpahan dan kepada Ibu M. Br. Manihuruk yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, serta motivasi yang luar biasa kepada penulis sehingga skripsi ini bisa selesai. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, dan Bapak Drs. Syahyunan, Msi, selaku dosen penguji I dan II yang telah membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan dalam pengerjaan skripsi ini.

(9)

iv

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

6. Keluarga peneliti Bapak M. Pakpahan, Ibu M. Br. Manihuruk, Nesa Evelyn Kristina Br. Pakpahan, Daniel Nelson Pakpahan, dan keluarga besar yang memberikan semangat, serta doa kepada peneliti.

7. Teman-teman peneliti Iwan, Daniel, Halan, Yan, Mika, Samuel, Frans, Delima, Sarma, Mercy, Joyce, Ulfa, dan Indah yang telah memberikan semangat, doa, waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.

Medan, Desember 2018 Peneliti,

Niko Parulian Pakpahan 140502156

(10)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Pengertian Reksa Dana ... 11

2.1.2 Jenis Reksa Dana ... 11

2.1.3 Bentuk Hukum Reksa Dana ... 16

2.1.4 Sifat Reksa Dana ... 17

2.1.5 Pengertian Manajer Investasi ... 19

2.1.6 Pengertian Bank Kustodian ... 20

2.1.7 Pengertian Nilai Aktiva Bersih ... 20

2.1.8 Keuntungan Investasi di Reksa Dana ... 21

2.1.9 Resiko Investasi di Reksa Dana ... 23

2.1.10 Past Performance ... 24

2.1.11 Fund Size ... 24

2.1.12 Market Timing Ability ... 24

2.1.13 Stock Selection Skill ... 24

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu ... 31

3.3 Batasan Operasional ... 31

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.4.1 Return Reksa Dana ... 31

3.4.2 Return Pasar ... 32

3.4.3 Risk Free Rate ... 32

3.4.4 Standar Deviasi ... 33

3.4.5 Beta (β) ... 33

(11)

vi

3.4.7 Variabel Dependen ... 36

3.5 Populasi dan Sampel ... 37

3.6 Jenis Data ... 39

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.8 Teknik Analisis Data ... 40

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 40

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 40

3.8.3 Uji Asumsi Klasik ... 41

3.8.4 Pengujian Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum Produk Reksa Dana Campuran .... 46

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 48

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.2.3 Analisis Regresi ... 53

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 57

4.2.5 Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(12)

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2013-2017 ... 4

1.2 Komposisi Reksa Dana Perjenis per 29 Desember 2017... 5

1.3 Return Reksa Dana Perjenis ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Operasional Variabel ... 37

3.2 Daftar Produk Reksa Dana yang Menjadi Sampel dari Penelitian 38 4.1 Gambaran Umum Produk Reksa Dana Campuran ... 46

4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel ... 48

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 52

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 56

4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 57

4.7 Hasil Uji F ... 57

4.8 Hasil Uji t ... 58

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 27

4.1 Grafik Histogram ... 53

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 54

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 55

(14)

No. Lampiran Judul Halaman

1. Data Past Performance Reksa Dana Campuran ... 68

2. Data Fund Size Reksa Dana Campuran ... 69

3. Data Stock Selection Skill Reksa Dana Campuran ... 71

4. Data Market Timing Ability Reksa Dana Campuran ... 72

5. Data Kinerja Reksa Dana Campuran ... 74

6. Populasi Berdasarkan Kriteria Pemilihan Sampel ... 75

7. Statistik Deskriptif Variabel-Variabel ... 80

8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 80

9. Histogram Uji Normalitas ... 80

10. P-Plot Uji Normalitas ... 81

11. Uji Kolmogorov-Smirnov ... 81

12. Uji Heterokedastisitas ... 82

13. Hasil Uji Multikolinearitas ... 82

14. Hasil Uji Autokorelasi ... 82

15. Hasil Uji F ... 83

16. Hasil Uji t ... 83

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya untuk dapat bertahan hidup. Kebutuhan dasar manusia yang kita kenal adalah kebutuhan akan makanan, pakaian dan rumah sebagai tempat tinggal. Kebutuhan ini akan mulai dapat terpenuhi dengan adanya uang sebagai alat tukar pembayaran. Setelah kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut terpenuhi, dengan adanya kelebihan uang yang dimiliki akan timbul pertanyaan akan kegunaan uang lebih tersebut. Sebagai bentuk antisipasi terhadap kebutuhan-kebutuhan lainnya di masa yang akan datang maka manusia akan menyimpan unang tersebut.

Kegiatan antisipasi yang dilakukan manusia salah satunya adalah dengan menabung. Kegiatan menabung di bank akan memperoleh bunga yang ditambahkan ke jumlah tabungan. Tetapi kegiatan ini belum cukup untuk melakukan antisipasi dikarenakan tingkat bunga yang diterima lebih kecil dari besarnya inflasi yang terjadi.

Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan sebagai tindakan antisipasi dalam memenuhi kebutuhan yang akan datang adalah investasi. Salah satu sarana investasi yang dapat dilakukan adalah melalui pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang menarik karena tingkat pengembaliannya yang menjanjikan dan bisa melampaui tingkat inflasi. Namun untuk menanam modal di pasar modal membutuhkan dana yang cukup besar dan pengetahuan yang cukup mengenai pasar modal. Dibutuhkan pengetahuan yang baik dan waktu

(16)

untuk mendapatkan pengetahuan tersebut yang cukup lama. Dengan kata lain, tidak semua orang dengan mudah dapat berinvestasi di pasar modal secara langsung.

Reksa dana muncul menjadi salah satu instrumen investasi yang dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain mengatasi masalah keterbatasan pengetahuan, reksa dana adalah jalan keluar dalam mengatasi terbatasnya dana untuk membentuk portofolio yang optimal, administrasi yang kompleks dan keterbatasan informasi untuk melakukan berbagai analisa, riset dan transaksi investasi untuk mendapatkan return yang optimal (Winingrum, 2011).

Reksa dana menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dalam pengertian tersebut ada tiga unsur penting dalam reksa dana. Pertama, reksa dana merupakan kumpulan dana dari beberapa pemilik modal atau investor. Kedua, reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Dan ketiga, diinvestasikan dalam efek yang dikenal dengan instrumen investasi.

Reksa dana sebagai sarana investasi yang sederhana di mana setiap orang dengan tujuan investasi jangka panjang, mengumpulkan dana. Kemudian, mereka memilih manajer investasi untuk mengelola dana tersebut sesuai dengan tujuan investasinya, yaitu investasi pada saham-saham atau instrumen-instrumen berpendapatan tetap.

(17)

3

Semua dana yang telah dihimpun akan dikelola secara kolektif oleh manajer investasi memungkinkan para investor reksa dana untuk secara tidak langsung memiliki portofolio yang terdiri dari saham-saham perusahaan terbuka yang bernominal mahal ataupun obligasi non-ritel yang nilainya sangat besar dan sulit dijangkau investor secara individu. Pengelelolaan reksa dana yang dilakukan oleh seorang manajer investas memungkinkan investor-investor yang tidak memiliki pengetahuan dan waktu yang cukup dalam menyusun portofolio yag optimal akan terbantu oleh kerja manajer investasi. Manajer investasi akan melakukan analisis dan riset pasar yang diperlukan dalam menyusun portofolio.

Dapat disimpulkan bahwa reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk melakukan investasi di pasar modal, sedangkan manajer investasi adalah orang yang akan mengelola portofolio tersebut.

Investasi reksa dana pada prinsipnya merupakan diversifikasi investasi, yaitu suatu investasi yang menyebar dalam beberapa alat investasi yang diperdagangkan dalam pasar modal, seperti saham dan obligasi. Dengan ini investor dapat memperkecil kemungkinan risiko yang akan timbul, jika salah satu instrumen investasi mengalami kerugian masih dapat dinetralisir dengan keuntungan yang didapat dari instrumen investasi lainnya (Winingrum, 2011).

Oleh sebab itu, dengan diversifikasinya dana yang dihimpun akan meminimalisir resiko yang tidak di inginkan oleh investor. Investor tidak akan mengalami kerugian bila salah satu efek mengalami kerugian, karena manajer investasi telah menginvestasikannya pada aset lain berdasarkan portofolio yang sudah disusun.

(18)

Perkembangan reksa dana di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang baik dapat dilihat melalui peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB). Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan nilai aktiva bersih dari Tahun 2013-2017. Nilai aktiva bersih yang disajikan merupakan nilai aktiva bersih yang dari semua manajer investasi yang terdaftar di Badan Pengelolaan Pasar Modal.

Tabel 1.1

Perkembangan Reksa Dana di Indonesia Tahun 2013-2017

Tahun Nilai Aktiva Bersih (Rp)

2013 192.544.531.094.195

2014 241.462.089.154.538

2015 271.974.000.069.738

2016 339.142.025.506.299

2017 457.155.505.025.773

Sumber: www.reksadana.ojk.go.id, 2018

Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan reksa dana dari Tahun 2013-2017 yang terus meningkat dimana terjadi kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) setiap Tahun. Pada tahun 2014, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 25,40%

dari tahun 2013. Pada tahun 2015, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 12,64% dari tahun 2014. Pada tahun 2016, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 24,70% dari tahun 2013. Pada tahun 2017, reksa dana menunjukkan peningkatan sebesar 34,90% dari tahun 2016.

Pada saat mengevaluasi kinerja reksa dana ada beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai faktor penentu apakah reksa dana memiliki kinerja yang baik atau sebaliknya. Beberapa faktor ini meliputi karakteristik-karakteristik yang ada pada reksa dana tersebut seperti kinerja reksa dana pada masa lalu yang kerap dianggap mampu memberikan gambaran apakah reksa dana pada masa mendatang

(19)

5

oleh para manajer investasi. Large fund memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingan small fund dikarenakan dana besar mampu mendifersifikasi biaya tetap mereka dan memiliki lebih banyak akses ke sumber daya.

Hal yang perlu diketahui dalam berinvestasi di reksa dana adalah manajemen portofolio yang dilakukan oleh manajer investasi. Namun, banyaknya reksa dana yang ada di Indonesia sendiri akan membuat calon investor kesulitan dalam memilih yang terbaik dari sekian banyak perusahaan reksa dana. Sehingga dibutuhkan indikator-indikator guna menilai kinerja reksa dana selain dengan melihat nilai aktiva bersihnya.

Indikator tersebut adalah stock selection skill dan market timing ability.

Stock selection skill adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih efek sekuritas yang tepat. Sedangkan market timing ability adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih waktu untuk membeli dan menjual efek sekuritas yang dikelolanya (Knight & Satchell, 2002).

Tabel 1.2

Komposisi Reksa Dana Perjenis per 29 Desember 2017

Jenis Reksa Dana Total NAB (Dalam Rupiah)

Saham 120.851.837.266.309

Terproteksi 112.071.049.736.926

Fixed Income 107.194.932.005.179

Pasar Uang 49.819.811.091.594

Campuran 26.937.711.174.051

Syariah – Saham 9.254.209.455.177

Syariah - Efek Luar Negeri 7.180.182.741.228

ETF - Fixed Income 5.041.575.477.325

Syariah - Fixed Income 4.031.145.127.630

Indeks 3.995.757.765.607

ETF – Saham 2.931.061.839.144

Syariah – Terproteksi 2.520.486.015.855

(20)

Lanjutan Tabel 1.2

Jenis Reksa Dana Total NAB (Dalam Rupiah)

Syariah – Mixed 2.438.592.346.323

Syariah - Pasar Uang 2.050.836.201.741

Syariah – Sukuk 582.760.921.634

Syariah – Indeks 146.893.618.285

Syariah - ETF – Saham 106.662.241.765

Jumlah 457.155.505.025.773

Sumber: www.reksadana.ojk.go.id, 2018

Jumlah NAB reksa dana per 29 Desember 2017 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan adalah Rp. 457.504.697.683.812,00. Komposisi NAB reksa dana saham sebesar 26,42% atau Rp. 120.851.837.266.309,00 sebagai reksa dana dengan total NAB paling besar di antara jenis reksa dana lainnya. Sedangkan reksa dana campuran kompisisi NAB sebesar 5,89% atau Rp.

26.937.711.174.051,00 dari total keseluruhan, menempatkan resadana campuran pada urutan yang kelima berdasarkan total NAB. Hal ini mencerminkan bahwa reksa dana campuran kurang menarik bagi investor dibandingkan dengan reksa dana jenis lainnya.

Tabel 1.3

Return Reksa Dana Perjenis

No. Jenis Reksa

Dana Produk Reksa Dana

Return Reksa Dana Year to

Date (%)

1 Th (%)

3 Th (%) 1

Reksa Dana Saham

Sucorinvest Equity Fund 13,44 32,62 73,95

2 Pinnacle Equity Fund 5,48 28,54 52,36

3 Indeks Reksa Dana Saham 2,17 11,18 2,49

4

Reksa Dana Campuran

Sucorinvest Flexi Fund 8,65 28,36 25,98

5 Schroder Dana Terpadu II 3,04 17,39 22,71

6 Indeks Reksa Dana Campuran 1,47 7,92 5,65

7 Reksa Dana Pendapatan

Tetap

Manulife Obligasi Negara Indonesia II 0,73 13,85 21,58 8 Syailendra Pendapatan Tetap Premium 1,61 15,68 24,47 9 Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap -0,19 8,44 17,91

(21)

7

Reksa dana campuran dipilih oleh peneliti sebagai objek penelitian karena pada reksa dana campuran tingkat return maupun risikonya berada diantara reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham. Disebabkan reksa dana campuran memungkinkan investor berinvestasi pada efek hutang dan efek saham namun tidak menginginkan risiko yang terlalu tinggi atau pun return yang terlalu rendah.

Berdasarkan indeks year to date reksa dana ketiga jenis reksa dana dapat kita lihat bahwa reksa dana campuran berada diantara reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap.

Penelitian yang menjadi acuan peneliti ialah penelitian yang dilakukan oleh Keswani (2011). Peneltian tersebut menyatakan bahwa fund size tidak berpengaruh positif maupun signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran, penelitian ini dilakukan pada industri reksa dana campuran di India. Namun hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Bitomo & Muharam (2016) yang menyatakan bahwa size memiliki hubungan positif dengan kinerja reksa dana menyebabkan terjadinya research gap. Pada penelitian yang dilakukan oleh Putri & Haryanto (2014) menyatakan bahwa market timing abilty berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana di Indonesia.

Terdapat research gap terhadap penelitian yang dilakukan oleh Putri &

Haryanto (2014) market timing ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rodriguez (2014) menunjukkan bahwa market timing ability berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana.

Dari uraian di latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan

(22)

penelitian dengan menggunakan judul: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Apakah Past Performance, Fund Size, Market Timing Ability, Stock Selection Skill berpengaruh secara serempak terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia?

2. Apakah Past Performance berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia?

3. Apakah Fund Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia?

4. Apakah Market Timing Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia?

5. Apakah Stock Selection Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Past Performance, Fund Size, Market Timing Ability, Stock Selection Skill secara serempak terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia

2. Untuk menganalisis pengaruh Past Performance terhadap Kinerja Reksa

(23)

9

Dana Campuran di Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia.

4. Untuk menganalisis pengaruh Market Timing Ability terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia.

5. Untuk menganalisis pengaruh Stock Selection Skill terhadap terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk memilih produk reksa dana saham yang tepat di Indonesia berdasarkan performa di masa lalu, ukuran dana, kemampuan manajer investasi untuk memilih portofolio efek (stock selection skill) dan memilih waktu untuk membeli atau menjual efek sekuritas (market timing ability).

2. Bagi Manajer Investasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada manajer investasi sebagai evaluasi untuk kinerja reksa dana campuran yang telah dikelolanya dan dalam usaha pengembangan jasa keuangannya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti didalam melakukan investasi reksa dana campuran dan mengimplementasikan

(24)

ilmu yang didapatkan selama penulis menjalani masa perkuliahan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang ingin memperluas, mengembangkan serta menyempurnakan penelitian di bidang pasar modal khususnya reksa dana campuran di Indonesia, dan penelitian yang berhubungan dengan kinerja reksa dana di Indonesia.

(25)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Reksa Dana

Reksa dana menurut UU No.8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 didefinisikan sebagai “wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Berdasarkan definisi tersebut, secara jelas bahwa reksa dana merupakan kumpulan dana dari masyarakat yang diinvestasikan pada saham, obligasi deposito berjangka, pasar uang, dan sebagainya.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, terdapat beberapa unsur penting dalam reksadana, yaitu pertama kumpulan dana dan pemilik (investor), dimana pemilik adalah dari berbagai pihak baik perseorangan maupun institusi yang menginvestasikan sejumlah dana yang mereka miliki kedalam reksadana. Kedua diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi. Dana yang telah dikumpulkan dari masyarakat akan diinvestasikan pada berbagai jenis instrumen investasi seperti surat utang jangka pendek, surat utang jangka panjang, obligasi, dan sebagainya. Ketiga dikelola oleh manajer investasi. Kumpulan dana yang telah diinvestasikan tersebut akan dikelola oleh pihak yang telah mendapatkan izin dari Bapepam (Badan Pengawasan Pasar Modal).

2.1.2 Jenis Reksa Dana

Bagi investor reksa dana, memahami jenis reksa dana adalah sesuatu yang

(26)

sangat penting, karena setiap jenis reksa dana memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dimana setiap investor dapat memilih dan menyesuaikan maksud tujuan investasi yang diinginkan, toleransi atas tingkat risiko yang akan dihadapi serta kondisi keuangan yang dimilikinya berdasarkan dari masing-masing karakteristik dari setiap jenis reksa dana yang beredar saat ini. Jenis-jenis reksa dana, yaitu (Simatupang, 2010):

1. Reksa Dana Saham

Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas atau saham. Reksa dana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang. Dengan komposisi saham sebagai komposisi utama dalam portofolio reksa dana saham, maka secara teoritis pergerakan harga atau nilai aktiva bersih reksa dana saham akan lebih fluktuatif atau lebih berisiko dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya, namun sejalan dengan tingkat risiko yang relatif lebih tinggi tersebut, dalam jangka panjang reksa dana saham akan memberikan potensi pertumbuhan nilai aktiva bersih yang lebih besar dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang portofolio efeknya sekurang-kurangnya 80% terdiri dari efek-efek yang bersifat utang. Reksa dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara tetap. Umumnya reksa dana pendapatan tetap di Indonesia memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar dari investasinya. Komposisi

(27)

13

demikian pada umumnya sangat menarik bagi investor yang konservatif terhadap risiko karena secara teoritis transaksi perdagangan instrumen obligasi relatif jauh lebih stabil daripada saham.

3. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang adalah reksa dana dimana portofolio asetnya terdiri dari sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat utang jangka pendek dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Reksa dana ini mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek, seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat-surat utang jangka pendek lainnya. Dengan komposisi aset yang didominasi efek pasar uang, maka secara teoritis reksa dana pasar uang relatif akan lebih aman atau lebih kecil tingkat risikonya dari semua jenis reksa dana yang beredar saat ini, seperti misalnya reksa dana saham ataupun reksa dana pendapatan tetap dan tentu perlu disadari bahwa sejalan dengan tingkat risiko dari reksa dana pasar uang yang rendah tersebut, para investor juga harus bersedia menerima keuntungan yang relatif juga lebih rendah dari seluruh jenis reksa dana lainnya.

4. Reksa Dana Campuran

Reksa dana campuran adalah yang komposisi portofolionya tidak mengacu kepada komposisi sekurang-kurangnya 80% untuk saham, surat utang dan pasar uang pada masing-masing reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dapat melakukan investasi baik pada efek utang maupun ekuitas atau saham dan pasar uang

(28)

dengan porsi yang berbeda-beda. Tujuan produk reksa dana campuran dimaksudkan agar manajer investasi dapat lebih fleksibel melakukan diversifikasi terhadap portofolio efek reksa dana yang dikelolanya karena tidak diikat oleh ketentuan yang mengharuskan apakah portofolio reksa dana yang dikelolanya apakah harus dominan dalam bentuk saham-saham, surat utang jangka panjang atau produk pasar uang seperti halnya pada reksa dana saham, pendapatan tetap dan pasar uang.

5. Reksa Dana Terproteksi

Menurut Peraturan Bapepam – LK No.IV.C.4. Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang memberikan jaminan kepada para investor bahwa dana yang diinvestasikannya tidak akan mengalami kerugian, karena dana yang diinvestasikan para investor pada produk reksa dana terproteksi diharapkan sekurang-kurangnya tetap sama dengan jumlah investasi awal. Hal ini dimungkinkan karena adanya ketentuan yang mempersyaratkan bahwa aset dari portofolio reksa dana terproteksi wajib diinvestasikan kedalam efek hutang atau obligasi yang layak investasi serta investor tidak dapat melakukan redemption atau mencairkan unit pernyertaan sebelum jatuh tempo. Adapun usul penerbitan reksa dana terproteksi pada saat itu ditujukan untuk mengatasi permasalahan reksa dana pendapatan tetap pada Tahun 2005 yang mengalami penurunan nilai aktiva bersih reksa dana secara drastis dikarenakan terjadinya gelombang redemption masal yang menyebabkan para investor reksa dana pendapatan tetap pada saat itu diperkirakan mengalami kerugian investasi antara 30-50% dalam waktu

(29)

15

yang relatif sangat singkat.

6. Reksa Dana Penjaminan

Reksa dana penjaminan adalah reksa dana yang memberikan jaminan atas nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Namun penjaminan bukan oleh manajer investasi, tetapi melalui penjaminan oleh pihak ketiga seperti bank, asuransi dan sebagainya. Investasi reksa dana penjaminan adalah pada efek utang dengan peringkat layak investasi, sekurang-kurangnya 80% dari nilai aktiva bersih.

Namun, Reksa dana penjaminan belum ada diterbitkan pada pasar modal di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih sulitnya perusahaan asuransi menentukan tingkat risiko yang terkait dengan premi asuransi yang akan diberikan.

7. Reksa Dana Indeks

Reksa dana indeks adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri atas efek yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang- kurangnya 80% dari nilai aktiva bersih diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut.

8. Reksa Dana Syariah

Reksa dana syariah muncul karena semakin tingginya keinginan masyarakat untuk berinvestasi terhadap produk-produk investasi yang berpedoman pada kaidah-kaidah Islam. Reksa dana syariah merupakan produk keuangan yang harus mengacu pada sistem keuangan Islam. Misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang produknya bertentangan dengan Syariah Islam, seperti pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, rokok, jasa keuangan konvensional seperti produk

(30)

perbankan yang menggunakan bunga sebagai imbal hasilnya. Dewan Syariah Nasional (DSN) dibawah majelis ulama telah mengeluarkan daftar nama- nama perusahaan yang tercatat di bursa dan masuk kriteria Syariah Islam serta tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) maupun dalam Daftar Efek Syariah (DES).

9. Reksa Dana Exchange Trade Fund

Reksa dana exchange trade fund adalah suatu bentuk reksa dana dimana aset portofolionya didasarkan pada suatu indeks tertentu. Kemudian unit penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek dengan menggunakan jasa broker seperti halnya saham yang dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek. Exchange trade fund dikategorikan seabgai suatu reksa dana karena seluruh aset portofolio reksa dana dikelola oleh manajer investasi dan disimpan oleh bank kustodian, aset portofolio reksa dana ini mengacu pada suatu indeks tertentu seperti halnya reksa dana indeks yaitu reksa dana yang mendasarkan kinerjanya pada indeks tertentu.

10. Reksa Dana Real Estat (Dire)

Reksa dana real estat adalah satu jenis reksa dana dimana manajer investasi membeli dan mengelola gedung, seperti misalnya gedung perkantoran atau apartemen. Selanjutnya para investor akan menerima secara periodik pendapatan dari uang sewa gedung tersebut, setelah dikurangi biaya pengelolaan gedung.

2.1.3 Bentuk Hukum Reksa Dana

Bentuk hukum reksa dana terbagi menjadi dua, yaitu (Rivai, Veithzal, &

Idroes, 2007) :

(31)

17

1. Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type)

Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang, bentuk ini mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).

b. Pengelolaan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.

c. Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian.

2. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Kolektif (Contractual Type)

Bentuk kontrak investasi kolektif adalah sebagai kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.

Bentuk ini bercirikan sebagai berikut:

a. Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif.

b. Pengelolaan reksa dana dilakukan manajer investasi berdasarkan kontrak.

c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian berdasarkan kontrak.

2.1.4 Sifat Reksa Dana

Reksa dana terdiri dari dua sifat, yaitu sebagai berikut (Rivai, Veithzal, &

Idroes, 2007):

(32)

1. Reksa Dana Terbuka

Reksa dana ini dapat menjual unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang masih ada investor yang berminat membeli. Sebaliknya, investor dapat menjual kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja yang diinginkan. Disebut reksa dana terbuka karena:

a. Memungkinkan dan membuka kesempatan bagi investor baru yang akan melakukan investasi setiap saat dengan membeli unit-unit penyertaan reksa dana.

b. Dalam hal-hal investor yang ingin menarik kembali investasinya, manajer investasi bersedia membeli kembali unit penyertaan tersebut.

Reksa dana terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Investor dapat membeli dan menjual kembali reksa dana kepada perusahaan reksa dana tanpa dibatasi oleh jumlah efek yang diterbitkan.

b. Harga saham pada saat transaksi jual atau beli didasarkan pada nilai aktiva bersih.

c. Perhitungan nilai aktiva bersih yang merupakan nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio dilakukan paling sedikit satu kali dalam sehari.

Hasil perhitungan ini menunjukkan nilai satu lembar saham di dalam portofolio reksa dana. Nilai aktiva bersih portofolio reksa dana yang telah dihitung wajib diumumkan.

2. Reksa Dana Tertutup

Karateristiknya antara lain adalah hanya dapat menjual saham reksa dana kepada investor sampai batas jumlah modal dasar yang telah ditetapkan

(33)

19

dalam anggaran dana perseoran. Disebut reksa dana tertutup karena:

a. Tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat diterbitkan atau dalam hal menerima masuknya pemodal baru.

b. Tidak dapat membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada pemodal sehingga, untuk memberikan peluang dan jaminan likuiditas kepada investor, saham reksa dana tertutup dicatatkan di bursa efek.

Dengan demikian, jual beli reksa dana dilakukan di bursa efek.

Reksa dana tertutup memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Jumlah saham yang diterbitkan tetap dan tidak mengatur penerbitan saham baru.

b. Harga saham reksa dana tertutup tidak hanya ditentukan oleh nilai aktiva bersihnya saja, tetapi juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran sajam tersebut di bursa.

c. Perusahaan reksa dana tidak dapat membeli kembali saham yang diterbitkan olehnya.

d. Transaksi saham reksa dana tertutup dilakukan di bursa dan di luar bursa.

2.1.5 Pengertian Manajer Investasi

Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Tugas manajer investasi adalah mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah, mengelola reksa dana, mengadakan riset atas efek, menganalisa kelayakan investasi.

Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa manajer investasi adalah pihak yang

(34)

terkait langsung dalam pengelolaan suatu portofolio reksa dana dan pihak yang sangat strategis untuk memberikan return bagi nasabah (Simatupang, 2010).

2.1.6 Pengertian Bank Kustodian

Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995. Bank kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat bertindak sebagai bank kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), perusahaan efektif dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Simatupang, 2010).

2.1.7 Pengertian Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Nilai aktiva bersih adalah ukuran dari suatu portofolio efek suatu reksa dana. Kinerja suatu produk reksa dana dapat dilihat dari nilai aktiva bersih masing-masing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksa dana.

Secara umum, nilai aktiva bersih reksa dana sangat bergantung kepada kinerja sekuritas yang menjadi portofolio reksa dana yang bersangkutan yaitu apabila harga pasar dari aset-aset yang menjadi portofolio reksa dana mengalami kenaikan, otomatis nilai aktiva bersih reksa dana yang bersangkutan juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila aset-aset dalam portofolio reksa dana mengalami penurunan di pasar maka otomatis total nilai aktiva bersih yang bersangkutan juga akan mengalami penurunan (Simatupang, 2010).

(35)

21

2.1.8 Keuntungan Investasi di Reksa Dana

Keuntungan dalam melakukan investasi pada reksa dana antara lain sebagai berikut (Rivai, Veithzal, & Idroes, 2007) :

1. Manajer Profesional

Pengelola reksa dana pada umumnya terdiri atas orang-orang yang berpengalaman dan ahli di bidang pasar uang dan pasar modal. Karena dikelola oleh manajer investasi yang andal, ia mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksa dana tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham atau unit reksa dana, sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan investasi dari reksa dana tersebut.

2. Likuiditas

Investor yang membeli reksa dana terbuka dapat menjual kembali kepada penerbitnya setiap saat dan penerbit secara hukum wajib membelinya sesuai dengan harga pasar yang berlaku saat itu. Dengan demikian, reksa dana jauh lebih likuid dibandingkan dengan saham atau obligasi yang diperdagangkan di bursa efek, karena untuk menjual saham harus menemukan pembeli yang berminat sesuai dengan jumlah dan harga yang disepakati lebih dahulu.

Dalam hal ini yang paling sesuai adalah reksa dana untuk saham-saham yang telah dicatatkan di bursa di mana transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu.

3. Pelayanan bagi Pemegang Saham

Reksa dana biasanya menawarkan daya tarik kepada pemegang sahamnya

(36)

misalnya dengan menjanjikan untuk melakukan reinvestasi terhadap dividen dan capital gain secara otomatis yang seharusnya diterima investor.

4. Biaya Rendah

Hal ini disebabkan karena perusahaan reksa dana biasanya mengelola dana dalam jumlah yang besar.

5. Diversifikasi

Investasi dalam reksa dana tidak menempatkan seluruh dana di dalam suatu peluang investasi, dengan tujuan untuk membagi risiko. Manajer investasi memilih berbagai macam saham sehingga kinerja satu saham tidak akan menpengaruhi keseluruhan kinerja reksa dana. Pada umumnya, reksa dana mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan.

Jika investor membeli sendiri saham secara langsung, maka investor hanya dapat membeli satu jenis saham saja, nilai dari portofolio investor tersebut tentunya akan sangat bergantung pada kinerja harga saham tersebut. Jika kinerjanya baik, akan mendapatkan keuntungan. Namun, jika harga saham tersebut jatuh, maka investor akan mendapatkan kerugian yang persentasenya sebesar investasi tersebut. Diversifikasi memberikan keseimbangan dengan memberikan batasan maksimum atas investasi pada suatu jenis saham.

Selain yang diuraikan sebelumnya, beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh melakukan investasi di reksa dana yaitu:

a. Investasi dapat dilakukan dengan dana yang relatif sedikit.

b. Dividen diperoleh dari penerbit reksa dana.

c. Capital gain diperoleh dari penjualan portofolio reksa dana.

(37)

23

d. Risiko akan tersebar melalui pembentukan portofolio efek.

e. Akses investasi lebih banyak walaupun dengan dana yang terbatas.

f. Saham reksa dana dapat dijual kembali setiap saat pada reksa dana terbuka.

g. Kenaikan nilai aktiva bersih yang diperoleh dari hasil penjualan reksa dana di pasar sekunder atau nilai pembelian kembali oleh perusahaan reksa dana.

h. Pembagian uang tunai dilakukan secara berkala.

i. Terbebas dari pekerjaan administrasi dan analisis investasi karena sudah dikelola oleh manajer investasi.

2.1.9 Risiko Investasi di Reksa Dana

Resiko utama dalam reksa dana antara lain sebagai berikut (Rivai, Veithzal, & Idroes, 2007):

1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik

Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang pasar uang dan pasar modal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang secara tidak langsung akan memengaruhi kinerja portofolio reksa dana.

2. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Nilai unit penyertaan reksa dana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan nilai aktiva bersih reksa dana. Penurunan dapat disebabkan, antara

(38)

lain oleh:

a. Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya.

b. Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan penjualan.

c. Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait. Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya.

Rekan usaha dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual.

3. Risiko Likuiditas

Penjualan kembali (pelunasan) tergantung pada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai.

4. Risiko Kehilangan Kesempatan Transaksi Investasi pada saat Pengajuan Klaim Asuransi

Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset reksa dana yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian dilindungi oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama tenggang waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak dapat melakukan transaksi investasi atas surat-surat berharga tersebut.

Kehilangan kesempatan melakukan transaksi investasi ini dapat berpengaruh terhadap nilai aktiva bersih per unit penyertaan.

2.1.10 Past Performance

Kinerja reksa dana atau kemampuan dalam menghasikan retrun menjadi

(39)

25

pertimbangan utama investor dalam menentukan keputusan investasinya.

Kemampuan dalam menghasilkan return suatu reksa dana dapat dilihat dari kinerja historis reksa dana tersebut dan banyak investor percaya bahwa kualitas manajemen dari manajer terungkap melalui kinerja masa lalu.

Grinblatt & Titman (1992), dalam penelitiannya menegaskan bahwa kinerja masa lalu dari dana memberikan informasi yang berguna untuk memprediksi keuntungan masa mendatang.

2.1.11 Fund Size

Ukuran sebuah reksa dana akan mempengaruhi kinerja reksa dana. Karena besar kecilnya reksa dana akan mempengaruhi tingkat kapitalisasi pasar. Semakin ukuran reksa dana itu besar maka kemungkinan mendiversifikasikan aset lebih besar pula. Sehingga, ukuran yang besar akan mampu memberikan kinerja yang baik pada reksa dana (Sukmaningrum & Mohammad, 2016).

2.1.12 Market Timing Ability

Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset untuk mengantisipasi perubahan atau pergerakan yang akan terjadi pada harga pasar secara umum. Kemampuan ini akan memberi return yang lebih besar kepada investor (Knight & Satchell, 2002).

2.1.13 Stock Selection Skills

Stock selection skill adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih saham-saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana sehingga memberikan tingkat pengembalian (return) yang lebih baik

(40)

dari tingkat pengembalian pasar serta meningkatkan kinerja reksa dana itu sendiri.

Karena pemilihan efek-efek yang baik di masa mendatang akan memberi keuntungan pada investor atas dana yang diinvestasikan pada reksa dana (Knight

& Satchell, 2002).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

1. Bitomo dan Muharam (2016)

Analisis Faktor- faktor yang Mempegaruhi Kinerja Reksa Dana di Indonesia

Variabel

Dependen: Kinerja Reksa Dana

Variabel Independen: Past Performance, Fund Size, Fund Age, Expense Ratio, dan Fund Cash Flow

Regresi Linier Berganda

1. Past Performance berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.

2. Fund Size berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.

3. Fund Age berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.

4. Expense Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.

5. Fund Cash Flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.

2. Sukmaningrum dan Mafmud (2016)

Analisis Pengaruh Fund Cash Flow, Fund Size, Fund Longevity, Expense Ratio, dan Turnover Ratio Terhadap Kinerja Reksa Dana

Variabel Dependen : Kinerja Reksa Dana Saham

Variabel Independen : Fund Cash Flow, Fund Size, Fund Longevity, Expense Ratio, dan Turnover Ratio

Regresi Linier Berganda

1. Fund Cash Flow berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.

2. Fund Size berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.

3. Fund Longevity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.

4. Expense Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham .

5. Turn Over Ratio berpengaruh positif namun signifikan terhadap Kinerja Reksa

(41)

27

Lanjutan Tabel 2.1

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

3. Putri dan Haryanto (2014)

Analisi Pengaruh Market Timing Ability, Stock Selection Skill, Expense Ratio dan Tingkat Risiko Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham

Variabel Dependen : Kinerja Reksa Dana Saham

Variabel Independen : Market Timing Ability, Stock Selection Skill, Expense Ratio, dan Tingkat Risiko

Regresi Linier Berganda

1. Market Timing Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.

2. Stock Selection Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.

3. Expense Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.

4. Tingkat Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.

4. Rodriguez (2014)

The Timing Ability of Hybrid-Funds of Funds

Variabel Dependen:

Kinerja Reksa Dana Campuran

Variabel Independen:

Market Timing Ability

Regresi Linier

Market Timing Ability berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran.

5. Keswani (2011)

Effect of Fund Size onThe Performance of Balanced Mutual Funds an Empirical Study in India Context

Variabel Dependen:

Kinerja Reksadana Campuran

Variabel Independen:

Fund Size

Regresi Linier

Fund Size tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran.

2.3 Kerangka Konseptual

Bagi para investor dalam mengambil keputsan dalam berinvestasi di reksadana akan mempertimbangkan kinerja reksa dana sebagai pertimbangan yang utama. Kinerja reksa dana dipengaruhi oleh banyak faktor penentu apakah berkinerja baik atau buruk. Past performnce, fund size, market timing ability, dan stock selection skill adalah beberapa faktor yang memepengaruhi kinerja reksa dana campuran.

(42)

Menurut Rudiyanto (2015) past performance merupakan salah satu pertimbangan dalam investas reksa dana. Kemampuan dalam menghasilkan return suatu reksa dana dapat dilihat dari kinerja historis reksa dana tersebut dan banyak investor percaya bahwa kualitas manajemen dari manajer terungkap melalui kinerja masa lalu. Menurut Bitomo & Muharam (2016) past performance berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. Dapat disimpulkan bahwa nilai kinerja reksa dana yang tinggi di masa lalu akan meningkatkan nilai kinerja reksa dana.

Menurut Ciccotello & Grant (1996), reksa dana dengan aset yang besar memiliki keuntungan dibanding dengan reksa dana ukuran kecil, yaitu reksa dana dengan aset besar mendapatkan keuntungan dari skala ekonomis, memiliki kemudahan dalam melakukan diversifikasi terhadap portofolio meraka, dan dana yang lebih besar memiliki lebih banyak sumber daya untuk melakukan penelitian, selain itu manajer dana besar memperoleh posisi dipeluang investasi yang menguntungkan yang tidak tersedia untuk pelaku pasar yang lebih kecil. Dengan demikian semakin besarnya ukuran reksa dana akan meningkatkan nilai kinerja reksa dana.

Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset untuk mengantisipasi perubahan atau pergerakan yang akan terjadi pada harga pasar secara umum. Kemampuan ini akan memberi return yang lebih besar kepada investor (Knight & Satchell, 2002).

Menurut Putri & Haryanto (2014), market timing ability berpegaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana. Disimpulkan bahwa semakin baik kinerja

(43)

29

manajer investasi dalam membeli atau menjual sekuritas pada waktu yang tepat maka semakin tinggi kinerja reksa dana.

Stock selection skill adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih saham-saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana sehingga memberikan tingkat pengembalian (return) yang lebih baik dari tingkat pengembalian pasar serta meningkatkan kinerja reksa dana itu sendiri.

Karena pemilihan efek-efek yang baik di masa mendatang akan memberi keuntungan pada investor atas dana yang diinvestasikan pada reksa dana (Knight

& Satchell, 2002). Menurut Putri & Haryanto (2014) stock selection skill berpegaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana. Dapat disimpulkan semakin baik kinerja manajer investasi dalam memilih sekuritas yang tepat maka semakin tinggi kinerja reksa.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kerangka konseptual dapat dibuat secara sistematis sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang Fund Size

Kinerja Reksa Dana Campuran Stock Selection Skill

(

Past Performance

Market Timing Ability

(44)

diajukan. Berdasarkan rumusan dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Past Performance, Fund Size, Market Timing Ability, Stock Selection Skill secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia.

2. Past Performance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran.

3. Fund Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran.

4. Market Timing Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran.

5. Stock Selection Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran.

(45)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian eksplanasi (explanatory research). Penelitian eksplanasi adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Past Performance, Fund size, Market Timing Ability dan Stock Selection Skill terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran di Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media internet dengan menggunakan situs reksadana.ojk.co.id. Waktu penelitian dilakukan dari bulan April 2018 sampai bulan Agustus 2018.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah Past Performance (X1), Fund Size (X2), Stock Selection Skill (X3) dan Market Timing Ability (X4)

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) adalah Kinerja Reksa Dana Campuran (Y)

3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Return Reksa Dana

Perhitungan return portofolio dapat dihitung dengan yang dilakukan untuk menghitung return aktiva tunggal, yaitu (Hartono, 2014) :

(46)

𝑅𝑝 = 𝑁𝐴𝐵𝑡 − 𝑁𝐴𝐵𝑡−1 𝑁𝐴𝐵𝑡−1 Keterangan :

𝑁𝐴𝐵𝑡 = Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode sekarang (t) 𝑁𝐴𝐵𝑡−1 = Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai portofolio periode lalu (t-1)

3.4.2 Return Pasar

Return pasar merupakan perubahan indeks pasar yang dinyatakan dalam persentase, yaitu indeks pasar sekarang dibandingkan dengan indeks pasar kemarin, atau indeks pasar bulan ini dibandingkan dengan indeks pasar bulan lalu dan perubahannya dinyatakan dalam persentase. Di Indonesia terdapat 2 jenis indeks pasar yang dapat digunakan yaitu IHSG dan LQ 45. Secara matematis dapat ditulis (Samsul, 2006) :

𝑅𝑚 = 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 Keterangan:

𝑅𝑚 = return pasar 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 = IHSG bulan ini (t) 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1= IHSG bulan lalu (t-1)

3.4.3 Risk Free Rate

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga pasar uang yang menonjol karena berfungsi sebagai aset patokan. Meskipun dalam arti murni tidak ada aset keuangan bebas risiko, secara praktis Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah aset bebas risiko (Jones, Utama, Frensidy, Putra, & Budiman, 2009). Rata-

(47)

33

rata risk free rate dapat dihitung sebagai berikut:

𝑅𝑓

̅̅̅ = ∑ 𝑆𝑢𝑘𝑢 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑆𝐵𝐼 𝑛

Keterangan:

𝑅𝑓

̅̅̅ = rata-rata risk free rate n = jumlah bulan

3.4.4 Standar Deviasi

Standar deviasi menghitung risiko total portofolio. Standar deviasi menjelaskan total variabilitas return portofolio. Standar deviasi dapat dihitung dari variance, yaitu menarik akar dari variance merupakan nilai dari standar deviasi (Jones, Utama, Frensidy, Putra, & Budiman, 2009) :

𝜎 = √∑𝑛𝑖=1(𝑥 − 𝑥̅)2 𝑛 − 1 Keterangan:

σ = standar deviasi

x = nilai data yang berada dalam sampel 𝑥̅ = rata- rata hitung

n = jumlah data

3.4.5 Beta (β)

Beta saham atau beta portofolio menunjukkan tingkat perubahan harga suatu saham atau portofolio terhadap perubahan indeks harga saham gabungan.

Perhitungan beta dilakukan dengan membagi kovarians portofolio dan pasar dengan market variance yaitu sebagai berikut (Jones, Utama, Frensidy, Putra,

(48)

& Budiman, 2009) :

𝛽𝑝 = 𝐶𝑂𝑉𝑝,𝑚 𝜎𝑚2 Keterangan:

𝛽𝑝 = beta portofolio

𝐶𝑂𝑉𝑝,𝑚 = kovarians portofolio dan pasar 𝜎𝑚2 = market variance

3.4.6 Variabel Independen 1. Past Performance (X1)

Kinerja reksa dana mencerminkan return atau tingkat pengembalian yang diberikan oleh suatu reksadana untuk para investornya. Penilaian kinerja masa lalu ini dilihat berdasarkan performance yang didapat pada periode sebelumnya.

Dalam penelitian ini kinerja reksadana diukur menggunakan Sharpe’s Perfomance Indeks (SPI). Past performance dapat dihitung dengan rumus:

SRD(t−1) =RRD(t−1)− RRF(t−1) σ(t−1)

Keterangan:

SRD(t-1) = Nilai Sharpe ratio reksadana pada periode t-1 RRD(t-1) = rata-rata return reksadana periode t-1

RRF(t-1) = rata-rata return risk-free periode t-1 σ(t-1) = standar deviasi reksadana periode t-1 2. Fund Size (X2)

Ukuran reksadana merupakan salah satu alat ukur besar kecilnya reksadana

(49)

35

berdasarkan dana yang dikelola. Semakin ukuran reksa dana itu besar maka kemungkinan mendiversifikasikan aset lebih besar pula. Sehingga, ukuran yang besar akan mampu memberikan kinerja yang baik pada reksa dana (Sukmaningrum & Mohammad, 2016). Fund Size dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

size = LnTNAp,t+ TNAp,t−1

2

Keterangan:

TNAp,t = Total nilai aktiva bersih dari dana p pada akhir periode t 3. Market Timing Ability (X3)

Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi untuk mengambil kebijakan yang tepat untuk membeli atau menjual sekuritas tertentu untuk membentuk portofolio aset pada saat yang tepat. Market timing ability diukur dengan Model Treynor-Mazuy dengan rumus sebagai berikut:

Rp – Rf = α + β(Rm – Rf) + γ(Rm-Rf)2+€p

Keterangan:

Rp = Return reksa dana pada periode t Rf = Risk free rate pada periode t Rm = Return pasar pada periode t

α = Intercept yang merupakan indikasi Stock Selection dari manajer investasi

β = Koefisien regresi excess market return atau slope pada saat bearish γ = Koefisien regresi yang merupakan indikasi kemampuan market

timing dari manajer investasi

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik mesin sepeda motor scooter matic (scootic) yang memiliki putaran mesin lebih tinggi bahkan dari kendaraan truk sekalipun dimana di butuhkan minyak

KESATU : Membentuk Unit Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Tahun 2010 dan Unit Pelaksana P2SDS Kabupaten Bantul dengan susunan

Test dan Anova Sehala melalui perisian "Statistical Package of the Social Science for Windows" (SPSS). Hasil analisis menunjukkan terdapat i) hubungan yang signifikan

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.. Beri tanda (√) jika klien

[r]

Dalam usaha forwarding, selain usaha-usaha pe- masaran logisik di luar kawasan perseroan, juga dilakukan upaya untuk meningkatkan pangsa pa- sar dengan pendekatan kepada investor

The announcem ent of t he fall in profit s has sent t he com pany’s

Menurut Bapak/Ibu, Siapa saja tenaga kesehatan yang dilatih dalam pelaksanaan program diare di puskesmas?. bagaimana peran masing-masing