TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK KONSUMSI MINUMAN RINGAN (SOFT DRINK) TERHADAP KESEHATAN DI SMP MARDI
YUANA CILEGON
Ernida permatasari Purba1 , Debie Dahlia2
Mahasiswa program sarjana Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Ernida : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Email : ernida.permata@gmail.com
_____________________________________________________________________________
ABSTRAK
Minuman ringan merupakan minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis buatan dll. Penelitian di luar negeri telah banyak dilakukan mengenai dampak konsumsi minuman ringan terhadap kesehatan seperti obesitas, kerusakan gigi, osteoporosis, penyakit jantung dan kanker. Beberapa penelitian di indonesia menunjukkan tingginya tingkat konsumsi minuman ringan pada usia remaja .Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja tentang dampak konsumsi minuman ringan terhadap kesehatan. Desain penelitian ini deskriptif kategorik menggunakan sampel remaja sebesar 83 responden yang dipilih dengan teknik Stratified Random Sampling. Hasil penelitian remaja cenderung memiliki tingkat pengetahan sedang dan tinggi. Alat pengumpulan data menggunakan kuesiner yang berisi 25 item yang dibuat oleh peneliti. Hasil penelitian remaja cenderung memiliki tingkat pengetahan sedang dan tinggi.
Kata kunci: Minuman ringan, Remaja, Pengetahuan ,
ABSTRACT
Soft drinks are carbonated drinks with artificial flavoring and sweeterners. Many research found the impact of soft drinks consumption on health such as obesity, tooth decay, osteoporosis, heart disease and cancer. Several studies in Indonesia indicate high rates of soft drink consumption in adolescence. This study aimed to identify adolescent’s level of knowledge regarding to impact of soft drinks consumption on health. This is a descriptive study with stratified random sampling method. The subjects was 83 adolescent. The result found that hava a high and moderate level of knowledge
Key words : Soft drinks, Adolescent, Knowledge
__________________________________________________________________________________
Pendahuluan
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang berjalan dari usia 12 tahun – 21 tahun (Handayani, 2000). Masa remaja merupakan masa labil yang cenderung meniru dan mencoba sesuatu , perilaku yang kebarat-baratan seperti perilaku mengkonsumsi soft drink. Soft drinks merupakan minuman berbahan dasar air yang mengandung pemanis, pewarna, perasa, dan terkadang mengandung sari buah atau bahan alami lainnya dengan tingkat keasaman tertentu (Ashurst , 2005).
Tahun 2007 konsumsi minuman ringan berkarbonasi di dunia menunjukkan angka 552 miliar liter atau 82,5/ orang dalam setahun ( Zenith international report ,2008 ). Angka ini mengalami peningkatan 4,7 % dibandingkan dengan tahun 2005 , yaitu 498 miliar liter atau 77 liter/orang setahun.
Menurut Brown et al (2005), 32% anak usia sekolah mengkonsumsi hingga 2,67 liter soft drinks per hari, 32%
mengkonsumsi lebih dari atau sama dengan 2,7 liter dan hanya 36% yang tidak mengkonsumsi soft drinks. Jumlah konsumsi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan konsumsi soft drinks pada usia pra sekolah, tetapi tidak lebih tinggi dari remaja. Lien et al (2006) yaitu
konsumsi soft drinks pada remaja di Norwegia menunjukkan bahwa rata-rata remaja mengkonsumsi soft drinks 1-6 kali setiap minggunya.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2005 oleh sebuah lembaga independen (LPEM Universitas Indonesia) dan sebuah perusahaan riset pemasaran DEKA menunjukkan bahwa,Indonesia mencatat tingkat konsumsi minuman ri- ngan berkarbonasi sebanyak 13 porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun, (Asosiasi Industri Minuman Ringan, 2005). Tingkat konsumsi produk minuman ringan berkarbonasi diprediksi dapat terus meningkat mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat banyak (Triyono, 2008)
Dari 88 studi meta-analisis, telah diuji hubungan antara konsumsi soft drinks dengan output gizi dan kesehatan.
Konsumsi soft drinks dapat meningkatkan intake energi dan berat badan. Selain itu, konsumsi soft drinks juga berhubungan dengan intake susu, kalsium, beberapa zat gizi lain yang dapat meningkatkan berbagai macam masalah kesehatan seperti diabetes (Vartanian et al, 2007).
Remaja yang mengkonsumsi soft drinks secara regular memiliki intake energi yang besar dan rendah kalsium daripada remaja
yang tidak mengkonsumsi soft drinks, hal ini meningkatkan terjadinya obesitas (Whitney and Rolfes, 2005).
Menurut Grosvenor dan Smolin (2002), rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drinks (seperti coca-cola, pepsi, tea instant dan orange drink carbonated) adalah 1 : 3, sehingga menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi tidak secara reguler. Rasio fosfor dan kalsium yang lebih dari 2 : 1 dalam makanan dapat meningkatkan hormon parathyroid yang menyebabkan demineralisasi tulang yang merupakan faktor penting terhadap penurunan kepadatan tulang (Linder, 1992).
Noel T Mueller MPH (2007 ) Orang yang minum dua kali atau lebih soft drink per minggu memiliki 87 persen peningkatan risiko atau hampir dua kali risiko kanker pankreas dibandingkan dengan individu yang tidak mengonsumsi minuman ringan.
Hal ini ditambahkan oleh Laurence Kolonel N MD PhD (2007 ) menyatakan dalam penelitian ditemukan hubungan positif antara asupan tinggi fruktosa dan kanker pankreas.
Menurut Suhardjo (1989), konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik yaitu : pengetahuan gizi, lingkungan sosial, tingkat ekonomi, pola makan, besar
keluarga, faktor pribadi, dan referensi.
Sedangkan Menurut Lastariwati dan Ratnaningsih (2006), Perilaku konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Faktor intrinsik yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan keyakinan serta faktor ekstrinsik yang terdiri dari tingkat ekonomi, pendidikan, pengalaman, iklan, tempat tinggal, lingkungan sosial dan kebudayaan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh 15 orang dari 20 orang remaja tidak mengetahui dampak konsumsi minuman ringan terhadap kesehatan dan perilaku konsumsi mereka termasuk dalam kategori sering.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang dampak konsumsi soft drink terhadap kesehatan di SMP Mardi Yuana Cilegon Juni 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 83 responden dengan tehnik Stratified Random Sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dengan menggunakan program komputer SPSS.
Hasil
a. Karakteristik responden
Variabel Frekuensi Persentase Jenis kelamin
Perempuan 48 57,8
Laki-laki 35 42,2
Usia
12 tahun 11 13,3
13 tahun 29 34,9
14 tahun 28 33,7
15 tahun 15 18,1
Jenjang kelas
Kelas 7 33 39,8
Kelas 8 22 26,5
Kelas 9 28 33,7
Sumber informasi
Radio 2 2,4
Internet dan televisi 77 92,8 Koran dan majalah 3 3,6 Promosi langsung dari
produsen
1 1,2
Kebiasaan konsumsi minuman ringan
Tidak pernah 0 0
< 2 x seminggun 49 59
≥ 2 x seminggu 34 41
b. Tingkat pengetahuan secara umum Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 42,2%, sedang 54,2% dan rendah 3,6%
c. Tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik reponden.
1. Remaja usia 15 tahun memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 66,7%.
2. Remaja perempuan 54,2 % memiliki tingkat pengetahuan tinggi
3. Tingkat pengetahuan tinggi mayoritas kelas 9. Remaja kelas 9 yang memiliki pengetahuan sedang
dan tinggi memiliki jumlah yang sama yaitu 50%
4. Sekitar 92,8% remaja memperoleh informasi dari internet dan televisi dan pengetahuan mereka 55,8%
sedang dan 41,6% tinggi
5. Remjan yang mengkonsumsi dengan kategori sering memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 38,2
% dan kategori jarang mempunyai pengetahuan tinggi sebanyak 44,9%.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 83 orang remaja 52,2 % memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 42,2 % memiliki pengetahuan tinggi tentang dampak konsumsi minuman ringan (soft drink) terhadap kesehatan. Dapat disimpulkan remaja SMP Mardi Yuana Cilegon cenderung memiliki tingkat pengetahuan sedang dan tinggi. Berbeda dengan hasil Rizqi, N (2009) dalam penelitiannya diperoleh hasil 91,7% memiliki tingkat pengetahuan rendah dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, Demikian juga Mutmainnah (2012), hasil penelitiannya diperoleh pengetahuan tinggi 41,7% dan rendah 58,3%. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh sekolah yang menjadi
tempat penelitian adalah sekolah swasta dan lokasi yang berbeda . Anak remaja yang sekolah di tempat tersebut mayoritas dari keluarga dengan ekonomi golongan menengah ke atas sehingga akses mereka untuk memperoleh informasi lebih cepat dan pengetahuan merekapun lebih banyak , sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sosial ekonomi.
Rentang usia remaja pada penelitian ini mulai dari 12 tahun -15 tahun dengan usia responden terbanyak berada pada usia 13 tahun (34,9 %) dan usia paling sedikit berada pada usia 12 tahun . Usia remaja dalam penelitian ini dari segi pertumbuhan dan perkembangan merupakan masa remaja awal (Sarwono, 2010). Piaget menyebutkan tahap perkembangan kognitif remaja sebagai tahap operasi formal dan telah sampai ke tahap maksimal (dalam Papalia & Olds, 2001).
Hasil penelitian didapatkan remaja dengan usia 15 tahun mayoritas memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan pada usia dibawah 15 tahun cenderung memiliki pengetahuan sedang . Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang soft drink pada remaja usia 15 tahun lebih baik
dibandingkan dengan remaja yang usianya lebih muda. Usia 12 tahun-15 tahun tidak memiliki perkembangan kognitif yang berbeda, mereka masih sama-sama pada tahap operasi formal.
Remaja usia 15 tahun mayoritas memiliki tingkat pengetahuan tinggi hal ini mungkin karena wawasan dan logika berpikir yang lebih dibandingkan dengan usia dibawahnya. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik dalam berpikir.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tingkat pengetahuan remaja perempuan 54,2 % memiliki pengetahuan yang tinggi dan pada laki- laki hanya 25,7%. Hal ini menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Sama denagan penelitian hasil tentang pengetahuan remaja terhadap aspek keamaanan makanan yang dilakukan oleh Chuslah (2002), diperoleh hasil 48,8%
pengetahuan baik pada perempuan dan 42,5 % pada laki-laki. Whaley & Wong (1995), menjelaskan bahwa remaja putri mengalami maturasi lebih cepat dibandingkan laki-laki yakni 2 tahun lebih awal. Seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya anak perempuan mampu berpikir dan
berperilaku matur sehingga pengalaman dan pengetahuannya juga bertambah.
Namun dalam teori Notoatmojo (2003) jenis kelamin tidak termasuk dalam faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Dalam penelitian ini digambarkan bahwa 50 % remaja kelas 9 memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang dampak konsumsi soft drink terhadap kesehatan sedangkan remaja kelas 7 hanya 48,5 %. Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan kelas 9 lebih baik dibandingkan dengan kelas di bawahnya. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003 ) tentang faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah tingkat pendidikan, dinyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin luas pengetahuannya
Mayoritas responden memperoleh informasi tentang minuman ringan (soft drink) dari internet dan televisi.
Tingkat pengetahuan remaja tentang soft drink berdasarkan sumber informasi yaitu internet dan televisi diketahui sekitar 55,8 % memiliki pengetahuan sedang dan 41,6 % memiliki pengetahuan tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Chuslah (2002), remaja memperoleh informasi tentang aspek
keamanan makanan 90,4 % dari televisi dan 75% dari internet. Tingginya persentase sumber informasi dan media elektronik seputar gizi, makanan, minuman dan kesehatan dengan sifatnya yang audio visual sehingga mampu menyajikan informasi yang lebih menarik.
Hasil penelitian ini menggambarkan semua remaja pernah mengkonsumsi soft drink. Remaja yang mengkonsumsi soft drink dengan kategori jarang lebih banyak dibandingkan dengan remaja yang mengkonsumsi soft drink kategori sering . Hal ini sejalan dengan penelitian Miradwiyana (2007) bahwa 33,6% siswa dan 66,4% siswa jarang mengkonsumsi soft drinks. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizqi, N(2009) sebanyak 17,6% tidak pernah mengkonsumsi soft drink
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengkonsumsi minuman ringan dengan kategori jarang dan sering tidak tidak berbeda jauh.
Hasil penelitian diperoleh remaja yang mengkonsumsi soft drink dengan kategori jarang 44,9 % memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan remaja yang mengkonsumsi soft drink kategori sering hanya 38,2 %. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh Alfira
(2008) bahwa rata-rata pengetahuan siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering lebih rendah pengetahuannya dibandingkan siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang. Dalam penelitiannya remaja yang mengkonsumsi soft drink kategori sering memiliki pengetahuan rata –rata (mean) 46,16 sedangkan kategori jarang memiliki pengetahuan dengan mean 52,64.
Hal ini berbeda dengan penelitian Riqzi,N (2009) diperoleh bahwa remaja yang sering mengkonsumsi minuman ringan (soft drink) adalah remaja yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 91,7%. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sanjur dalam Kumary (2001) yang menyatakan bahwa pengetahuan gizi mempengaruhi praktik melalui sikap terhadap kebiasaan makan. Perubahan perilaku ini dimulai dengan adanya pengetahuan dan pengalaman belajar yang didapat, kemudian timbul terhadap obyek yang dikenalkan, selanjutnya terbentuklah sikap yang merupakan dorongan terjadinya perubahan perilaku. Di samping itu, remaja yang membaca informasi pada beberapa sumber informasi yang didapat dari media massa, buku dan iklan-iklan yang
sekarang telah marak memberikan informasi tentang produk-produk makanan dan minuman , mempunyai kecenderungan tidak memperhatikan efek yang nantinya akan terjadi setelah mengkonsumsi fast food tersebut (Soraya, F dan Indriawati ,R, 2008 ).
Hal ini diperkuat oleh Chuslah (2002) dari 75 remaja yang mengkonsumsi minuman ringan hanya 23 orang yang memperhatikan komposisi zat gizi pada minuman tersebut.
Kesimpulan
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang dampk konsumsi soft drink terhadap kesehatan yang melibatkan 83 responden yang diambil dengan tehnik Stratified Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang dampak konsumsi soft drink terhadap kesehatan cenderung sedang dan tinggi namun tingkat konsumsi terhadap soft drink juga masih sering.
Saran
Untuk remaja diharapkan lebih memahami dan menyadari dampak konsumsi minuman ringan terhadap kesehatan yang dapat mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang.
Diharapkan juga kepada pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan agar lebih memberikan pendidikan kesehatan, motivasi dan meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya konsumsi minuman ringan sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku yaitu mengurangi konsumsi minuman ringan .
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dasar untuk penelitian selanjutnya dan lebih menggali lebih banyak tentang hubungan pengetahuan dengan perilaku konsumsi dan dampaknya kesehatan.
Referensi
Arofah D & Hertanto WS. (2007).
`Konsumsi soft drink sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17 tahun.
Universitas Diponegoro: Media Medika Muda
Alfira (2008 ). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa smp negeri 1 ciputat tahun [ Skripsi]. Fakulats kedokteran dan kesehatan masyarakat, Universitas islam negeri syarif hidayatullah
Artikel global soft drink. Dari http://www.zenithinternational.co m.( 14 oktober 2012 )
Ashurst, P.R. 2005. Chemistry and Technology of Soft Drinks and
Fruit Juice, 2nd ed. USA : Blacwell publishing
Brown , judith E, et al. (2005).
Nutrition through the cycle.2nd.ed, USA: Thomson Wadsworth Cheng et al. (2008). Factors affecting
the lactoferrin concentration in bovine milk. J Dairy Sci 91: 970- 976
Cornell University. (2003). Too many Sweetened Drinks, from Soda to Lemonade, Put Children at Risk of Obesity, Poor Nutrition, Study
at Cornell Finds.
http://www.sciencedaily.com Cullen, K. W., Danielle., Warneke, C.,
de Morl C. (2002). Intake of Soft Drinks, Fruit-Flavored Beverages, and Fruits and Vegetables by Children in Grades 4 Through 6. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 92 (Nomor 9), [Accesed 17th July 2008], p.1475-1477. Available from : <http ://www. ajph. Org.>
Fisher, J. Orlet, et al. 2001. Maternal Milk Consumption Predicts The Trade off Between Milk and Soft Drinks in Younger Girls Diets.
Journal of Nutrition. [Online]
Volume 131. p 246-250. [Accesed 26th July 2008]Available From :
<http://www.ajph. nutrition.org>.
Fowler. 2008. Diet Soda Meningkatkan Resiko Obesitas. Diakses Tanggal 8 Juli 2008. Dari :< http ://www.pasarinfo.com>
Garrow, J.S, W.P.T. James and A.
Ralph. 2000. Human Nutrition and Dietetics. 10th ed. London : Churchill Livingstone.
Grosvenor, M.B. dan L.A. Smolin.
2002. Nutrition from Science to Life. Harcourt College Publishers, USA
Handayani. 2000. Hubungan Pola Asuh Oreangtua dalam Masalah Seksual denganPemilihan Orangtua sebagai Sumber Informasi Seks pada Remaja.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Hasan AB. (2006). Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta:
Raja Grafindo Persada .
Herbert, Victor and Genell J. Surback- Sharpe. 1995. Total Nutrition : The Only Guide You’ll Ever Need.
Mount.
Hurlock. (1980) . Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Jacobson, Michael., (2000), How soft drinks are harming Americans’
health,http://www.cspinet.org/
sodapop/liquid candy.html. 12 hal. 10 november 2012, pk 22.00 Jacobson. 2003. Minuman Ringan
Dibalik Kenikmatannya Ada Bencana. Diakses tanggal 11 Juli 2008. Dari : <http ://www.itjen.depkes.go.id>
Kumari R. 2001. Pola Asuh dan
Kaitannya dengan
TingkatKemandirian Anak Prasekolah di TK Teladan Negeri Mexindo, Bogor [skripsi]. Bogor:
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga,FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogor
Lastariwati, Badraningsih dan Ratnaningsih, Nani. Hubungan antara Pengetahuan dan
Konsumsi Makanan dan Minuman Instan dengan Status Gizi Remaja Putri. Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana.
Lien, L., Lien N., Heyerdhal, S., Thoresen, M., and Bjertness, E.
2006. Consumption of Soft Drinks and Hyperactivity, Mental Distress, and Conduct Problems Among Adolescents in Oslo, Norway. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 96 (Nomor 10), [Accesed 14th november 2012 ], p.1815-1820.
Available from : <http ://www.
ajph. Org>
Linder, M. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinik. Jakarta : Penerbit UI
Ludwig, D.S., Peterson, K.E., &
Gortmaker, S.L. (2001). Relation between consumption of sugar- sweetened drinks and childhood obesity: A prospective, observational analysis. Lancet, 357, 505-508.
Malik et al. (2006). Intake of sugar- weetened beverages and weight gain:asystematicreview. Diunduh dari www.google.com [15 November 2012].
Mahmood et al. (2008). Health effects of soda drinking in adolescent girls in the united arab emirates.
14 oktober 2012.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/
pubmed/18725052/?i=5&from=/9 552807/related
Mikail ,B. (2012). 5 cara soda merusak kesehatan anda.
Diunduh Oktober 2012.
www.google.com/
Monks, F. J., Knoers, A.M.P, dan Hadinoto, SR. (2004) . Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta:
Gama UP
Muhammad,A.(2008).Psikologi Remaja . Jakarta : EGC
Noel T Mueller MPH . (2007 ) .Soft Drink and Juice Consumption and Risk of Pancreatic Cancer .Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, a journal of the American Association for Cancer Research Notoatmodjo,S. ( 1997). Promosi
kesehatan teori dan aplikasi.Jakarta : PT. Rineka Cipta
___________ (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta..
___________(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
___________(2005). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta : Rineka cipta
Papalia, DE, Olds SW, Feldman RD.
2001. Human Development .8th ed. Boston: McGraw, Hill.
Pendit, Putu Laxman, dkk. 2003.
Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaa Perguruan Tinggi di Indonesia, Perpustakaan Universitas Indonesia, Jakarta.
Polit, D.F,&Beck,C.T. (2005).
Essentials of nursing research (5th ed). Philadelphia: Lippincot Prasetya, Karina. 2007. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Tingkat Konsumsi Soft Drinks Berkarbonasi pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMP Yayasan
Pendidikan Tugu Ibu. Depok : FKM UI.
Prasetyo (2005). Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan
permukaan gigi.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/
DENTJ-38-2-04.pdf diakses pada bulan november 2012.
Santrock, John W.(2003) . Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
.
Soekatri, M dan Kartono, D. (2004.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta : LIPI Soetjiningsih. (2004). Tumbuh
Kembang Remaja dan
Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto
Sri Rumini dan Siti Sundari, (2004), Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Suhardjo. (1989). Sosio Budaya Gizi.
Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC Vartanian, L.R., Schwartz M.B. and
Brownell, K.D. (2007). Effects of Soft Drink Consumption on Nutrition and Health: A Systematic Review and Meta- Analysis. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 97 (Nomor 4), [Accesed
novemver 2008], p.667-675.
Available from : <http ://www.
ajph. Org.>
Volek JS et al. (2003). Increasing fluid milk favorably affects bone mineral density responses to resistance training in adolescent boys. J Am Diet Assoc 103:1353- 1356.
Weaver C & Heaney R. 2000. Calcium in Modem Nutrtion in Health and Disease. New York: Lippincott Williams and Wilkins
Widodo. (2008). Mengenal Minutan Ringan Berkarbonasi (Soft drink).
http://www.untag-
sby.ac.id/index.php?mod=berita&
id=92 diakses 18 November 2012 increased risk of chronic disease,
South African
researchersreport.http://www.wh o.int/bulletin/releases/2003/PR08 03/en/ [21 November 2012]
Whitney, Ellie and Rolfes Sharon Rady. Understanding Nutrition.
10th ed. USA : Peter Marshall.
Widodo. (2008). Mengenal Minutan Ringan Berkarbonasi (Soft drink).
http://www.untag-
sby.ac.id/index.php?mod=berita&
id=92 diakses 18 November 2012 _______ (2011 ). Bahaya Terbesar
Minuman Energi Pada Remaja dan Dewasa Muda.
kesehatan.kompasiana.com/medis /2011/02/16/bahaya-terbesar- minuman-energi-pada-remaja- dan-dewasa-muda-341212.html.
diakses pada 06 april 2013 pukul 15.11
Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.